Academia.eduAcademia.edu

BUKU SOSIOLOGI KOMUNIKASI

2023

Dalam era informasi yang semakin maju ini, komunikasi telah menjadi inti dari segala aspek kehidupan kita. Namun, komunikasi bukan hanya sekadar alat untuk memindahkan pesan dari satu individu ke individu lainnya. Lebih daripada itu, komunikasi adalah jaringan kompleks hubungan sosial yang terjalin di dalam masyarakat. Buku ini bertujuan untuk membantu Anda memahami bagaimana komunikasi menjadi tulang punggung interaksi sosial yang melibatkan individu, kelompok, dan institusi dalam masyarakat. Melalui bab-bab yang terstruktur dengan baik, buku ini akan membawa Anda menjelajahi teori-teori sosiologi komunikasi yang penting, serta mengungkapkan dampak komunikasi terhadap berbagai aspek sosial. Kami akan membahas konsep-konsep seperti struktur sosial, norma, nilai, dan perubahan sosial dalam konteks komunikasi. Selain itu, Anda akan diajak untuk mengeksplorasi media massa, teknologi komunikasi modern, dan bagaimana mereka berdampak pada konstruksi realitas sosial. Buku ini dirancang untuk memberikan pemahaman yang mendalam tentang sosiologi komunikasi, memperkenalkan konsep-konsep kunci, teori, dan perspektif yang relevan dalam studi ini. Kami akan menjelajahi bagaimana komunikasi mempengaruhi konstruksi identitas sosial, pembentukan kelompok-kelompok sosial, interaksi sosial, dan perubahan sosial. Tujuan utama buku ini adalah untuk memperkaya pengetahuan Anda tentang komunikasi sebagai fenomena sosial yang kompleks. Setiap bab dalam buku ini didedikasikan untuk membahas aspek-aspek tertentu dalam sosiologi komunikasi. Kami akan mengeksplorasi konsep seperti agen komunikasi, media massa, komunikasi interpersonal, komunikasi organisasi, serta isu-isu sosial yang berkaitan dengan komunikasi seperti kesenjangan komunikasi, dominasi komunikasi, dan perubahan teknologi dalam komunikasi. Buku ini ditujukan untuk mahasiswa, akademisi, dan pembaca yang tertarik dalam memahami lebih dalam tentang bagaimana komunikasi berperan dalam struktur sosial dan interaksi manusia. Kami berharap buku ini menjadi sumber inspirasi dan pengetahuan bagi Anda, serta memberikan landasan yang kokoh untuk memahami peran komunikasi dalam masyarakat.

KATA PENGANTAR Dalam era informasi yang semakin maju ini, komunikasi telah menjadi inti dari segala aspek kehidupan kita. Namun, komunikasi bukan hanya sekadar alat untuk memindahkan pesan dari satu individu ke individu lainnya. Lebih daripada itu, komunikasi adalah jaringan kompleks hubungan sosial yang terjalin di dalam masyarakat. Buku ini bertujuan untuk membantu Anda memahami bagaimana komunikasi menjadi tulang punggung interaksi sosial yang melibatkan individu, kelompok, dan institusi dalam masyarakat. Melalui bab-bab yang terstruktur dengan baik, buku ini akan membawa Anda menjelajahi teori-teori sosiologi komunikasi yang penting, serta mengungkapkan dampak komunikasi terhadap berbagai aspek sosial. Kami akan membahas konsep-konsep seperti struktur sosial, norma, nilai, dan perubahan sosial dalam konteks komunikasi. Selain itu, Anda akan diajak untuk mengeksplorasi media massa, teknologi komunikasi modern, dan bagaimana mereka berdampak pada konstruksi realitas sosial. Buku ini dirancang untuk memberikan pemahaman yang mendalam tentang sosiologi komunikasi, memperkenalkan konsep-konsep kunci, teori, dan perspektif yang relevan dalam studi ini. Kami akan menjelajahi bagaimana komunikasi mempengaruhi konstruksi identitas sosial, pembentukan kelompok-kelompok sosial, interaksi sosial, dan perubahan sosial. Tujuan utama buku ini adalah untuk memperkaya pengetahuan Anda tentang komunikasi sebagai fenomena sosial yang kompleks. Setiap bab dalam buku ini didedikasikan untuk membahas aspek-aspek tertentu dalam sosiologi komunikasi. Kami akan mengeksplorasi konsep seperti agen komunikasi, media massa, komunikasi interpersonal, komunikasi organisasi, serta isu-isu sosial yang berkaitan dengan komunikasi seperti kesenjangan komunikasi, dominasi komunikasi, dan perubahan teknologi dalam komunikasi. Buku ini ditujukan untuk mahasiswa, akademisi, dan pembaca yang tertarik dalam memahami lebih dalam tentang bagaimana komunikasi berperan dalam struktur sosial dan interaksi manusia. Kami berharap buku ini menjadi sumber inspirasi dan pengetahuan bagi Anda, serta memberikan landasan yang kokoh untuk memahami peran komunikasi dalam masyarakat. DAFTAR ISI Prakata....................................................3 Pengantar Sosiologi.............................5 Ruang lingkup.......................................6 Korelasi ilmu..........................................9 Teori........................................................12 Praktik media........................................16 PRAKATA Kajian mengenai komunikasi terutama ilmu komunikasi awalnya merupakan sesuatu yang tidak ada di dalam ruang lingkup ilmu pengetahuan. Semua masalah manusia dibahas dengan kajian filsafat dengan kata lain ilmu komunikasi masih belum muncul dan terpikirkan pada saat itu karena semua permasalahan yang terjadi pada manusia menjadi kajian objek filsafat. Namun ketika teori sosiologi tengah didirikan minat orang-orang terhadap ilmu pengetahuan semakin meningkat pesat namun pada saat itu sempat menimbulkan perdebatan antara ilmu sosiologi dengan ilmu sains. Ilmu sosiologi menjadi berkembang terjadi karena minat masyarakat terhadap sains yang menginginkan ilmu sosiologi meniru kesuksesan ilmu sains itu sendiri, kemudian masyarakat pada akhirnya percaya bahwasanya ilmu sosiologi berkembang disebabkan karena adanya keunggulan pemikiran yang lebih menyukai ilmu sosiologi sebagai ilmu sains. Dengan kata lain sosiologi ditempatkan sebagai ilmu sains yang akhirnya berkembang dan menarik minat masyarakat. Selain itu, permasalahan maupun persoalan yang terjadi pada manusia akhirnya dikaji dengan filsafat sosial yang mana menggabungkan antara filsafat dengan ilmu sosiologi, filsafat sosial dapat menjawab persoalan-persoalan yang terjadi di dalam ruang lingkup masyarakat seperti liberalisme, sosialisme, komunalisme, serta welfare liberalism. Namun sayangnya ketika menjawab persoalan-persoalan lainnya yang lebih konkret filsafat sosial mengalami hambatan di dalamnya yaitu di bagian metodologis sehingga masih banyak persoalan manusia yang belum ada jalan keluarnya dengan kata lain manusia membutuhkan sebuah ilmu yang menjembatani antara filsafat dan manusia itu sendiri, dari sini sosiologi mulai terlahir sebagai cabang ilmu pengetahuan. Orang yang pertama kali menggunakan istilah sosiologi ialah Auguste Comte (1798-1857). Pikiran-pikiran Comte dipengaruhi oleh sains juga dan memperkenalkan sebuah istilah positivisme atau dikenal sebagai filsafat positif. Filsafat sosial dicetuskan oleh Comte dengan maksud meniru model ilmu yang mempelajari struktur sosial serta perubahan sosial. Semenjak saat itu sosiologi menjadi ilmu yang terkenal dan banyak dipelajari oleh manusia salah satunya dipelajari di dalam pembelajaran universitas. Sosiologi kemudian berkembang dan melahirkan kombinasi-kombinasi dengan ilmu lain salah satunya adalah sosiologi komunikasi, sosiologi komunikasi menggabungkan mengenai interaksi, perunahan, struktur sosial dengan komunikasi yaitu proses penyampaian pesan anatara dua orang maupun lebih. Awal mula kajian komunikasi dalam sosiologi berasal dari akar pemikiran Karl Marx yang mana Karl Marx adalah pendiri sosiologi yang beraliran Jerman pemikiran Karl Marx ini tidak terlepas pula dari pemikiran-pemikiran Haegel, Haegel sendiri memiliki pengaruh kuat terhadap Karl Marx. Pemikiran Haegel yang paling utama adalah dialektika serta idealisme. Dealektika itu sendiri merupakan sebuah cara berpikir dan citra tentang dunia yang menekankan arti penting dari proses, hubungan, dinamika, konflik, dan kontradiksi yaitu cara berpikir yang lebih dinamis. Sedangkan idealisme lebih mementingkan pikiran serta mental dibandingkan material, idealisme juga dijelaskan sebagai produk berpikir yang menekankan tidak saja pada proses mental namun juga gagasan-gagasan yang dihasilkan dari proses mental itu sendiri. Sejarah sosiologi komunikasi menempuh dua jalur yaitu struktural fungsional yang dicetuskan oleh Auguste Comte, Emile Durkheim, Talcott Parson, Robert K. Merton serta jalur lain yaitu konflik kritis yang dicetuskan oleh Karl Marx, Jurgen Habernas, John Dewey. Sosiologi sudah menempatkan perhatiannya kepada masalah yang ada hubungannya dengan interaksi sosial yang terjadi antara seseorang dengan orang lainnya. Comte menyebutkan sosial dinamis, Durkheim yang menyebutkan kesadaran kolektif, interaksi sosial yang disebutkan oleh Karl Marx, serta tindakan komunikatif dan teori komunikasi yang disebutkan oleh Habermas menjadikan sebutan-sebuatan itu sebagai awal mulanya perspektif sosiologi komunikasi. Perspektif sosiologi komunikasi berfokus pada aspek kajian sosiologi mengenai interaksi sosial yang disyaratkan terdapat fungsi-fungsi komunikasi di dalamnya seperti kontak sosial serta komunikasi itu sendiri. Kontak sosial tidak terjadi semata-mata tergantung pada tindakan akan tetapi juga tergantung kepada tanggapan tindakan tersebut kemudian pada komunikasi membahas persoalan makna yang menjadi hal yang sangat penting untuk ditafsirkan oleh penerima makna atau biasa disebut komunikan dalam ilmu komunikasi. Makna menjadi sangat subjektif serta ditentukan oleh konteks sosial ketika makna ataupun informasi itu disebarkan serta diterima oleh kedua belah pihak yaitu pihak komunikator sebagai penyampai dan pihak komunikan sebagai penerima. PENGANTAR SOSIOLOGI KOMUNIKASI Sosiologi komunikasi didefinisikan sebagai suatu kajian ilmu yang membahas mengenai pengaruh interaksi antar individu serta perubahan pola hidup dan dampak apa yang telah diberikan di dalamnya. Sosiologi komunikasi memperhatikan mengenai beberapa permasalahan yang mencakup interaksi komunikasi yang terjadi di dalam masyarakat baik secara individu maupun secara kelompok atau secara langsung dan tidak langsung. Sosiologi komunikasi juga bisa didefinisikan sebagai suatu kajian ilmu komunikasi yang dilihat dari sudut pandang komunikasi yang mana membahas mengenai antar individu dengan individu lain. Sosiologi komunikasi berasal dari dua gabungan ilmu pengetahuan yaitu ilmu sosiologi serta ilmu komunikasi, ilmu sosiologi mempelajari mengenai interaksi, perubahan, hubungan antar individu sedangkan komunikasi mempelajari mengenai proses penyampaian pesan yang dilakukan oleh komunikator atau penyampai pesan dengan komunikan sebagai penerima pesan melalui media-media komunikasi dan ada timbal balik di dalamnya. Sosiologi komunikasi juga disebutkan sebagai ilmu interdisipliner yang memiliki arti bahwasanya sosiologi tidak hanya membuka diri pada persoalan-persoalan komunikasi namun juga dapat membuka diri pada kontribusi ilmu lainnya, sosiologi komunikasi merupakan sebuah ilmu yang sedikit rumit serta kompleks karena sosiologi komunikasi mengikuti perkembangan ilmu di dalamnya baik itu ilmu mengenai teknologi, budaya, hukum, serta ekonomi. Namun bidang ilmu yang paling memengaruhi sosiologi komunikasi adalah bidang ilmu teknologi informasi serta komunikasi, dari teknologi komunikasi itu kita juga bisa mengenal salah satu jenis dari komunikasi yaitu komunikasi massa. Komunikasi massa merupakan sebuah komunikasi dari berita televisi ataupun cetak, iklan, dan informasi yang disebarkan kepada massa atau khalayak umum. Sosiologi komunikasi sebagai disiplin ilmu yang banyak dipelajari oleh manusia karena ilmu sosiologi komunikasi banyak diterapkan dalam kehidupan sehari-hari serta komunikasi juga bagian dari ilmu sosiologi. Mereka menekankan sebuah interaksi antara individu satu dengan individu yang lainnya dari proses interaksi ini juga dapat menimbulkan perubahan ataupun revolusi. Selain itu konsep manusia sebagai makhluk sosial yang tidak bisa hidup sendiri serta membutuhkan komunikasi agar menjalin sebuah hubungan dengan manusia lain merupakan konsep dasar dari sosiologi komunikasi . Manusia adalah makhluk sosial yang tidak bisa hidup sendiri dan membutuhkan orang lain di dalam kehidupannya. Setidaknya manusia harus melakukan interaksi dengan individu yang lainnya agar tercipta sebuah hubungan timbal balik dan saling menguntungkan antara satu sama lain. Proses interaksi sosial dibahas di dalam ilmu sosiologi sedangkan di dalam interaksi tersebut peran komunikasi sangat berperan penting di dalamnya karena dari proses komunikasi menimbulkan hubungan antara individu dengan individu lainnya. Aktivitas komunikasi itu dilakukan dengan verbal maupun non verbal, interaksi sosial yang dilakukan yang terjadi dalam kelompok maupun bermasyarakat merupakan perspektif dari sosiologi komunikasi dan persepektif ini juga menjadi objek pengamatan sosiologi komunikasi. Interaksi yang dibangun oleh masyarakat berfokus kepada komunikasi karena komunikasi menjadi unsur yang sangat penting dalam kehidupan manusia salah satunya mengantarkan kepada interaksi sosial. Ilmu sosiologi komunikasi juga memiliki konsep di dalamnya konsep itu berupa sosiologi, community atau komunitas, komunikasi, telematika. Itu semua sangat penting di dalam sosiologi komunikasi konsep-konsep tersebut juga difungsikan sebagai ruang lingkup dalam studi ilmu sosiologi komunikasi. Ruang lingkup itu di antaranya adalah Sosiologi Sosiologi itu berasal dari kata sofie yang diartikan sebagai bercocok tanam atau bertaman dan berkembang menjadi socius yang memiliki arti teman ataupun kawan. Kata tersebut berkembang lagi menjadi sosial yang memiliki arti yaitu berteman, bersama, serta berserikat. Dengan demikian sosiologi adalah sebuah ilmu yang mempelajari mengenai manusia serta golongannya dengan adanya ikatan adat, kebiasaan, kepercayaan, tingkah laku, kebudayaan yang mencakup segala segi kehidupan. Tidak hanya itu sosiologi juga ilmu yang mempelajari mengenai struktur, proses, dan perubahan sosial. Struktur Sosial merupakan jalinan antara unsur sosial seperti norma, lembaga, kelompok, dan lapisan sosial sedangkan proses sosial adalah pengaruh timbal balik antara segi kehidupan. Sosiologi adalah ilmu yang mempelajari hubungan timbal balik di antara beraneka macam gejala sosial seperti gejala ekonomi, keluarga, moral, hukum, kemudian mempelajari mengenai hubungan timbal balik antara gejala sosial dan gejala non sosial misalnya geografis serta biologis, serta membahas mengenai ciri-ciri umum semua jenis gejala sosial Community Community atau bisa disebut sebagai komunitas atau masyarakat merupakan objek dari sosiologi komunikasi karena manusia yang menjalankan interaksi dan merupakan sekelompok manusia yang hidup serta bekerja sama cukup lama sehingga membentuk satu kesatuan sosial dengan batasan yang jelas dan dapat mengatur diri mereka sendiri. Manusia dapat hidup bersama dan tidak mutlak jumlahnya bisa saja dua orang atau lebih, manusia hidup bersama juga bisa berada di jangka waktu yang lama dan melahirkan manusiamanusia baru yang berhubungan satu sama lain pula dari hubungan tersebut menimbulkan sebuah sistem komunikasi dan melahirkan sebuah peraturan pula yang sifatnya mengikat serta mengendalikan sekelompok manusia itu sendiri Teknologi tematika Teknologi tematika populer di akhir dekade tahun 70 an, pada masa sebelumnya teknologi informasi disebut sebagai teknologi komputer atau pengolahan data elektroni. Istilah ini mengarah kepada penyebutan kelompok teknologi yaitu teknologi informasi yang digunakan di media-media massa serta teknologi telekomunikasi yang digunakan pada bidang komunikasi lainnya. Menurut Oxford (1995) teknologi informasi merupakan penggunaan alat-alat elektronik atau elektronika terutama komputer untuk menganalisis, menyimpan, mendistribusikan segala jenis informasi dan informasi itu bisa berupa kata-kata, bilangan, dan gambar. Teknologi informasi memiliki cakupan berupa perangkat lunak dan perangkat keras untuk melakukan tugas mengolah data. Garis besarnya teknologi informasi dikelompokkan menjadi dua yaitu software atau bisa kita sebut perangkat lunak tadi dan hardware atau perangkat keras, perangkat keras menyangkut peralatan teknologi informasi berupa fisik yaitu memori, printer, keyboard sedangkan perangkat lunak berupa instruksi yang mengatur perangkat keras Communication Komunikasi adalah proses penyampaian pesan yang dilakukan oleh komunikator si penyampai pesan dan diterima oleh komunikan yang bertugas menerima pesan melalui media-media komunikasi dan memiliki timbal balik atau feedback di dalamnya. Komunikasi memiliki berbagai macam jenis yaitu komunikasi interpersonal, komunikasi intrapersonal, komunikasi massa, komunikasi kelompok, komunikasi organisasi, serta banyak lagi. Komunikasi juga bisa dilakukan dengan verbal dan non verbal antar individu satu dengan individu lain, komunikasi juga diartikan sebagai penyebaran pikiran yang bisa berupa gagasan, informasi, serta opini. Ruang lingkup komunikasi itu sendiri mencakup persoalan yang berhubungan dengan interaksi sosial di dalam masyarakat yang dilakukan secara langsung tanpa media komunikasi dan dilakukan dengan media komunikasi Sosiologi komunikasi Sosiologi komunikasi merupakan dua hal yang mempelajari mengenai sosiologi dan komunikasi karena keduanya merupakan gabungan dari suatu ilmu. Sosiologi menjelaskan mengenai proses interaksi serta perubahan sosial yang dilakukan oleh manusia sedangkan komunikasi adalah proses penyebaran gagasan yang berupa pesan ataupun opini. Komunikasi memiliki berbagai macam komponen, jenis, tujuan, fungsi, model, serta bidang. Komponen komunikasi biasanya berupa komunikator, pesan, media, serta komunikan kemudian jenis komunikasi ada berbagai macam yaitu komunikasi kelompok, organisasi, massa, atarpribadi, dan masih banyak lagi. Tujuan dan fungsi komunikasi bisa berupa menyampaikan, mendidik, menghibur, memengaruhi perubahan sikap, pendapat, perilaku, serta perubahan sosial. Komunikasi juga memiliki model yaitu komunikasi satu tahap, dua tahap, dan multitahap. Selain itu komunikasi sangat berperan penting di berbagai bidang di antaranya bidang sosial, manajemen, perusahaan, politik, internasional, antarbudaya serta pembangunan. Ilmu sosiologi komunikasi memiliki dua cakupan objek di dalamnya yaitu objek materil atau bisa disebut sebagai manusia dan objek formal berupa proses sosial dan komunikasi, telematika serta realitanya, efek media dan norma sosial baru, perubahan sosial dan komunikasi, masalah sosial dan media massa, cybercommunity, serta aspek hukum dan bisnis media. Objek formal menekan pada aktivitas manusia sebagai makhluk sosial selain itu aspek ini merupakan aspek yang dominan dalam kehidupan manusia bersama orang lain. Aspek lainnya berupa telematika dan realitasnya aspek ini menyangkut persoalan teknologi media, teknologi komunikasi, serta persoalan konvergensi yang ditimbulkan serta realitas maya yang dihasilkan sebagai ruang publik baru tanpa adanya batasan dan memiliki masa depan cerah bagi ruang kehidupan. Perkembangan telematika ini tidak hanya berkembang pada ranah sosial namun juga berkembang pada ranah bisnis dan hukum, telematika sampai pada kemampuan menciptakan masyarakat baru atau bisa disebut cybercommunity maka dibutuhkan juga cyberlaw yang berfungsi sebagai pengatur mutlak seluruh aspek kehidupan sosial. HUBUNGAN ILMU SOSIOLOGI DENGAN ILMU KOMUNIKASI Komunikasi adalah proses sosial yang melibatkan interaksi di dalamnya dalam bertukar pesan antar individu yang satu dengan individu yang lain. Komunikasi adalah bagian dari peristiwa sosiologi karena komunikasi merupakan hakikat manusia untuk menjalin hubungan sosial dengan makhluk lainnya, manusia adalah makhluk sosial yang membutuhkan orang lain untuk terus hidup. Manusia tidak bisa hidup sendiri seperti nenek moyang kita yang selalu hidup bersama serta bergerombol untuk hidup, komunikasi pada jaman nenek moyang awalnya berupa sebuah tulisan di batu yang ditulis oleh nenek moyang kita dengan peralatan sederhana kemudian komunikasi itu sendiri akhirnya berkembang dan menjadi sebuah kajian ilmu di masa sekarang. Komunikasi lahir dari ilmu Sosiologi, yaitu ilmu yang membahas mengenai perilaku interaksi manusia. Komunikasi bisa dikatakan sebagai cabang ilmu dari Sosiologi, komunikasi merupakan sebuah dasar untuk memulai interaksi sosial karena tanpa komunikasi interaksi itu tidak akan terjadi maka dari itu singkatnya kmunikasi ini sangat penting di dalam kehidupan karena mengantarkan manusia untuk memiliki hubungan dengan manusia lainnya. Komunikasi hampir ditemukan di mana-mana, komunikasi dapat ditemukan di rumah, sekolah, pasar, serta di manapun tempatnya. Komunikasi juga memiliki jenis di dalamnya karena hakikatnya komunikasi itu mempunyai beragam bentuk serta jenis di dalamnya dan memiliki pengertian serta fungsi yang berbeda pula. Komunikasi memiliki sebuah sistem dan relasi di dalamnya sama halnya dibahas dalam ilmu Sosiologi mengenai sebuah relasi. Sistem komunikasi membantu kita bagaimana komunikasi itu dijalankan sesuai fungsinya serta agar masyarakat memahami pelaksanaan komunikasi itu seperti apa. Pada relasi, komunikasi dapat membentuk sebuah relasi dalam berkomunikasi yang mana dalam artian ketika kita berkomunikasi dengan seseorang relasi itu secara langsung terbentuk ketika komunikasi yang dilakukan dengan seseorang terjadi secara intens dan dilakukan dengan berkali-kali serta pihak komunikator dengan komunikan memiliki hubungan yang erat dan dekat. Sistem komunikasi membahas mengenai hakikat komunikasi sedagkan relasi komunikasi membentuk sebuah hubungan dengan orang lain seperti yang selalu dibahas dalam ilmu sosiologi. Sistem ialah satu kata kunci untuk memahami keterkaitan dengan gejala-gejala yang terdapat di dalam kehidupan, gejala-gejala itu berupa gejala alamiah maupun gejala yang ada hubungannya dengan gerak atau perilaku manusia. Gejala itu membentuk sebuah sistem, sistem membentuk sebuah pola keteraturan di dalam sebuah dinamika gerak di dalam konfigurasi yang mekanis seperti sistem pernapasan, sistem pencemaran, sistem tata surya, hingga sistem komunikasi. Manusia didefinisikan sebagai makhluk multidimensional yang berarti bahwa manusia memiliki banyak sisi kehidupan, kehidupan itu bisa kehidupan pribadi, kehidupan ekonomi, kehidupan politik, atau kehidupan sosial serta manusia itu hidup dalam sebuah komunitas seperti nenek moyang dulu yang hidup saling berdampingan sehingga membentuk sebuah kelompok, di dalam sebuah komunitas maupun kelompok terdapat satu mekanisme yang mengatur komunitas maupun kelompok agar teratur. Mekanisme ini sendiri membentuk dalam sebuah struktur dan melembaga di masyarakat sehingga menjadi sistem yang mengatur masyarakat atau biasa disebut sebagai sistem kemasyarakatan. Sistem kemasyarakatan melahirkan sebuah sistem-sistem dalam berbagai bidang seperti sistem ekonomi dengan kelembagaan ekonomi, sistem politik dengan kelembagaan politik, sistem sosial dengan kelembagaan sosial serta sistem-sistem lainnya. Selain bidang ekonomi, politik, serta sosial memiliki sistemnya sendiri. Komunikasi juga memiliki sebuah sistem di dalamnya, konsep sistem komunikasi berasal dari definisi sistem dengan ruang lingkupnya dan juga berasal dari sistem sosial serta sistem politik Indonesia yang menjadi sebuah landasan konseptual serta operasional sistem komunikasi yang ada di Indonesia. Sistem komunikasi sendiri lebih besar daripada sistem kemasyarakatan baik itu sistem ekonomi, politik, sosial, bahkan budaya yang menyatu dalam satu kesatuan sistem nasional. Sistem awalnya adalah istilah spesifik di dalam ilmu-ilmu ekstata akan tetapi, melalui perkembangannya sistem berubah menjadi sebuah disiplin ilmu. Definisi sistem itu sendiri adalah kumpulan sebuah elemen yang bekerja sama dalam mekanisme kerja dan untuk mencapai sebuah tujuan tertentu. Sistem juga didefinisikan sebagai a set with object relationship between the objects and their attributes diambil dari kutipan Arthur D Hall (1962:60). Selain Arthur D Hall, Rechtin juga menambahkan spesifikasi yang jelas mengenai pengertian dari sistem itu sendiri. Ia mendefinisikan bahwa sistem tidak hanya menjadi sebuah kumpulan suatu objek yang memiliki tujuan tertentu, objek tersebut bekerja sama untuk menghasilkan hal yang lebih besar dan sesutu yang besar itu berupa tujuan bersama di dalam sebuah sistem. Sistem juga sifatnya kompleks dari segala elemen yang berbeda untuk membangun sebuah keseimbangan yang menyeluruh, sistem juga dapat menjadikan hal yang dilakukan bersama-sama tampak masuk akal dibandingkan dilakukan dengan sendiri-sendiri karena di dalam sebuah sistem elemen-elemen saling berinteraksi dan melakukan kerja sama di dalam satu kesatuan yang utuh. Sistem komunikasi merupakan hal baru yang ada di sistem kemasyarakatan yang ada di Indonesia. Sistem komunikasi adalah subsistem dari sistem kemasyarakatan yang melekat di lingkungan masyarakat terutama masyarakat Indonesia, sistem komunikasi berakar pada sistem yang merujuk ke nilai-nilai budaya yang tersaji pada sistem kebudayaan di Indonesia karena pada dasarnya semua sistem bermuara pada budayanya masing-masing. Budaya adalah sistem simbol yang terpola, teratur, yang menjadi sasaran orientasi para pemeran dalam memenuhi rangka penginternalisasian aspek kepribadian serta pola yang sudah terlembaga di dalam sistem sosial. Sistem komunikasi itu sendiri dapat bermakna kepada sistem bahasa, pola model komunikasi, sistem radio, sistem komputasi, digital, televisi, telekomunikasi, dan berbagai jenis lainnya. Sistem komunikasi serta sistem budaya memiliki hubungan yang terikat, misalnya di dalam komunikasi terdapat sistem budaya sehingga lahirlah komunikasi budaya. Komunikasi itu aspek penting dalam kebudayaan, komunikasi juga menjadi media untuk melahirkan budaya-budaya baru serta menjadi pelestari kebudayaan. Menurut Talcot Parson sistem komunikasi digambarkan sebagai sistem kultural merupakan sistem komunikasi budaya, sistem sosial sebagai sistem komunikasi sosial, organisme perilaku digambarkan sebagai komunikasi intrapersonal dan komunikasi interpersonal, sistem organisasi sebagai sistem komunikasi organisasi. Relasi komunikasi merujuk pada sebuah komunikasi interpersonal yang merupakan hubungan yang berlangsung antar pribadi dan memiliki perbedaan antara tingkat keluasan serta tingkat kedalaman. Relasi komunikasi atau relasi komunikasi interpersonal dapat terjadi antara dua individu bahkan lebih, relasi juga dapat terbentuk melalui hubungan serta interaksi sosial masing-masing individu mempunyai kontribusi di dalamnya dalam membangun sebuah relasi. Pada pembentukan relasi terdapat beberapa hal yang dilalui, hal-hal yang dilalui dalam membentuk sebuah relasi dikemukakan oleh De Vito (1997: 233235) dan tahapan itu bisa mengarah ke hal positif maupun negatif, tahapan-tahapan tersebut di antaranya adalah: Kontak merupakan tahapan awal dalam membentuk sebuah relasi. Pada tahapan kontak memanfaatkan alat indera untuk mempresepsi orang lain, membuat sebuah keputusan untuk melanjutkan hubungan atau tidak. Hal yang memengaruhi dari kontak adalah penampilan fisik karena mudah terlihat serta jelas, kualitas kontak juga dipengaruhi oleh kehangatan, keterbukaan, dinamis, bahkan persahabatan Keterlibatan masuk di dalam tahapan lebih jauh pada orang yang sudah melalui tahapan kontak. Seseorang dapat dikatakan dekat dengan orang lain ketika seseorang tersebut mengungkapkan mengenai kepribadiannya. Jika di dalam sebuah hubungan asmara ada kencan dan apabila di dalam sebuah hubungan persahabatan maka akan melakukan hal bersama-sama dan memiliki minat yang sama Keakraban mengikat sebuah hubungan yang terjadi antar pribadi serta membentuk sebuah hubungan yang sifatnya mengikat, pada tahap ini hubungan sudah menjadi hubungan primer. Seperti halnya dalam hubungan asmara apabila terus terjalin keakraban maka keduanya akan melanjutkan pada hubungan yang terikat seperti menikah Perusakan terjadi apabila sebuah hubungan memiliki penurunan yang mana ditandai dengan melemahnya sebuah hubungan. Orang yang terlibat di dalam sebuah hubungan juga mulai menjauh serta menganggap bahwa hubungannya sudah tidak sepenting dulu Pemutusan adalah tahap terakhir yang menunjukkan terputusnya tali pengikat yang sebelumnya mengikat hubungan antar pribadi. Pemutusan dipicu dari perbedaan pandangan, adanya permusuhan, ketegangan seperti marah-marah dan pada akhirnya memutuskan sebuah hubungan. Pada hubungan pernikahan hal ini biasanya disebut dengan bercerai Relasi itu bisa terbentuk dengan baik apabila komunikasi yang terlibat di dalamnya terjalin dengan baik pula yang didukung dengan penggunaan bahasa yang baik serta mudah dipahami. Bahasa itu dapat berupa apa saja, seperti bahasa lisan ataupun bahasa isyarat. Relasi dapat terjadi dalam konteks formal, informal, serta bisa terjadi pada individu serta kolektif. Manusia merupakan makhluk sosial dan selalu membentuk sebuah relasi di dalamnya. Relasi dapat berjalan dengan baik apabila komunikasi yang dilakukan sebelum membentuk relasi harus ada rasa saling mengerti di dalamnya. Relasi membuat sebuah hubungan menjadi dinamika dan kompleks, serta lebih berwarna. Relasi memiliki kepentingan di dalammya baik itu kepentingan pada pihak yang melakukan sebuah relasi serta lingkungan yang ada di sekitarnya. Relasi juga tidak selamanya berkembang dengan baik karena terdapat faktor serta tahapan-tahapan yang menentukan sebuah relasi apakah ketika membangun sebuah relasi hal itu akan menghasilkan relasi yang positif maupun negatif. Aspek-aspek psikologis yang terdapat di dalam orang yang melakukan relasi juga menentukan hasil dari relasi, apabila orang yang mempunyai sifat serta perilaku yang baik maka ia akan menjalin sebuah relasi dengan orang lain dengan cara yang baik pula, ia akan memahami lawan bicaranya. Jika sebaliknya jika seseorang memiliki sifat yang buruk maka relasi yang dihasilkan juga buruk juga. Dalam sosiologi komunikasi juga membahas mengenai hubungan teori dengan media komunikasi, media komunikasi dapat ditemukan dalam komunikasi massa. Hal tersebut membahas mengenai bagaimana hubungan antara teori dengan media komunikasi dapat memengaruhi kondisi sosiologis dari seseorang. Teori itu sendiri didefinisikan sebagai sebuah sistem maupun konsep yang mengindikasikan hubungan yang terjadi antara sebuah konsep serta membantu kita dalam memahami akan fenomena yang tengah terjadi. Fungsi dari teori ini adalah untuk menginformasikan banyak hal, salah satu fungsi dari teori di dalam komunikasi adalah mengetahui apa itu komunikasi dan hubungannya dengan perilaku manusia. Teori juga memungkinkan kita untuk mengetahui elemen dari komunikasi serta teori itu juga dapat membentuk serta mengubah perilaku kita. Ketika kita memahami sesuatu hal tersebut berlandaskan dengan sebuah teori, teori memiliki banyak hubungan salah satunya dengan ilmu komunikasi. Dalam elemen komunikasi terdapat media komunikasi, media komunikasi adalah alat untuk menyampaikan sebuah informasi agar informasi tersebut dapat diterima oleh komunikan atau seseorang yang menerima informasi. Dalam media khususnya media komunikasi di dalamnya terdapat teori-teori, teori-teori tersebut memiliki korelasi dalam praktik media itu sendiri. Praktik media terdapat pada komunikasi massa yaitu komunikasi yang menggunakan media massa dalam menyampaikan pesan-pesan yang berisi informasi, media di dalam komunikasi massa memiliki dua jenis yakni media cetak serta media elektronik. Media cetak pada komunikasi massa dapat berupa koran serta majalah sedagkan media elektronik dapat berupa radio dan televisi. Dalam media khususnya media komunikasi di dalamnya terdapat teori-teori yang berkaitan dengan sifat-sifat, dasar, cara kerja, serta pengaruh media dalam publik. Media massa mempunyai sifat yaitu memiliki jangkauan yang luas serta dapat menjangakau dengan cakupan besar serta luas di masyarakat. Media massa bersifat publik serta mampu memberikan popularitas, teori-teori media atau disebut teori bermedia itu sendiri antara lain Teori Kultivasi Teori kultivasi atau disebut sebagai Cultivation theory dikemukakan oleh Professor George Gerbner, Dekan emiritus dari Annenberg School for Communication di Universitas Pensylvania. Yang mana riset pertamanya pada awal tahun 1960‐an mengenai Proyek indikator budaya (Cultural Indicators Project) untuk mempelajari pengaruh menonton televisi. Gerbner dan koleganya di Annenberg School for Communication ingin mengetahui dunia nyata seperti apa yang dibayangkan dan dipersepsikan oleh para penonton televisi. Dalam teori ini terdapat istilah heavy viewer serta light viewer yang mana semakin kita sering menonton televisi maka semakin kita terpengaruh atas tayangan yang ditayangkan di dalam televisi. Sebaliknya orang yang jarang melihat televisi atau disebuat sebagai light viewer tidak mudah terpengaruh mengenai apa yang ditayangkan oleh televisi karena mereka tidak menghabiskan waktunya dengan menonton televisi. Mereka menganggap bahwasanya dunia itu tidak seperti yang digambarkan pada televisi. Teori kultivasi berpendapat bahwa televisi menjadi media komunikasi atau alat utama yang mana para penonton televisi itu belajar mengenai masyarakat serta kultur lingkungannya dengan tujuan untuk mengetahui dunia nyata seperti yang sudah dibayangkan, dipersepsikan oleh penonton televisi serta bagaimana televisi ini dapat mempengaruhi pandangan penonton televisi mengenai dunia nyata. Teori ini memiliki asumsi dasar yaitu mengenai terpaan media yang terus menerus akan memberikan gambaran dan pengaruh pada persepsi terhadap para penontonnya. Dengan kata lain selama penonton televisi ini memiliki kontak dengan televisi, mereka akan belajar mengenai dunia serta belajar bersikap dan mempelajari mengenai nilai‐nilai orang lain. Cultural Imperialism Theory Teori ini ditemukan pada tahun 1973 oleh Herb Schiller. Teori ini memiliki fungsi yaitu untuk menjelaskan menganai bahwasanya bangsa Barat telah mendominasi media di hampir semua bagian di dunia sehingga memiliki kekuatan pengaruh yang sangat kuat khususnya pada negara-negara yang belum dan yang sedang berkembang. Bangsa barat menggunakan cara untuk mendominasi seluruh media dengan mengganggu serta menetapkan perspektif-perspektif mereka mengenai kondisi budaya lokal sehingga mengakibatkan budaya lokal semakin rusak. Media, terutama media massa seperti halnya film, surat kabar, web serta situs-situs informasi dari internet, komik, dan juga novel dan sejumlah media massa lainnya diproduksi secara besar-besaran oleh orang Barat karena mereka memiliki modal untuk memproduksinya. Adanya proses transfer budaya serta akulturasi yang terjadi pada anak-anak maupun khususnya anak-anak yang menjelang dewasa atau remaja membuat pengaruh budaya barat terhadap budaya lokal sangatlah cepat. Pada masa remaja inilah anak-anak memiliki sifat ingin mencari serta ingin berpetualangan yang tinggi yang mana artinya ia ingin mengetahui seperti apa dunia luar itu. Orang tua yang tergolong berpendidikan mempunyai peran yang sangat penting dalam hal ini karena mereka tidak mungkin menelan budaya barat dengan mentah-mentah serta dapat memberikan pembelajaran terhadap anak-anak mereka mengenai pengaruh budaya barat yang begitu sangat cepat sehingga dapat merusak kebudayaan lokal. Teori Spiral Of Science Teori Spiral Of Science diciptakan oleh Elisabeth Noelle-Neumann. Teori ini dalam pembahasan ilmu komunikasi ialah salah satu teori komunikasi massa yang mana seseorang itu mempunyai opini dari berbagai isu akan tetapi terdapat keraguan di dalamnya serta ketakutan untuk memberikan opininya karena merasa terisolasi, sehingga opini itu yang seharusnya bersifat terbuka menjadi bersifat tertutup. Makna dari “spiral of silence theory” ialah “teori spiral keheningan”, atau ada yang menyebutnya sebagai “teori spiral kebisuan”. Elisabeth Noelle-Neumann mencoba untuk menunjukkan bagaimana komunikasi interpersonal dan pesan yang disampaikan oleh media massa itu dapat bekerja secara bersama-sama untuk mengembangkan opini publik (Morissan, 2010). Pada teori ini kebanyakan suara mayoritas banyak didengar, dalam bermedia topik yang banyak diperbincangkan diambil dari orang-orang mayoritas. Dengan kata lain mereka hanya membahas orang mayoritas saja sedangkan orang-orang minoritas cenderung diam serta tidak ingin mengambil risiko karena mereka tahu pendapat mereka tidak pernah didengarkan dalam praktik bermedia. Teori ini memiliki kelemahan dibuktikan oleh Eriyanto (2012). Berdasarkan penelitiannya ia mengatakan bahwa teori ini tidak sesuai dengan negara yang menganut sistem demokrasi karena teori ini lahir dalam konteks negara maju yang berpendapat bahwa warga negaranya memiliki akses media dan kebebasan mengeluarkan pendapat. Selain itu, saat ini juga sudah banyak khalayak yang aktif, selektif dan cerdas dalam menilai setiap isu yang disajikan oleh media. Banyak khalayak yang sadar bahwa betapa media saat ini sangat tidak objektif. Berbagai kepentingan yang dilatarbelakangi oleh motif bisnis, politik dan idiologis telah mengendalikan perilaku media. Artinya media hanya digunakan sebagai ajang untuk memperluas bisnis, politik, serta ideologis bukan sebagai tempat untuk mengemukakan pendapat terhadap publik. Teori Uses and Gratification Teori ini dikemukakan oleh tiga ilmuwan yakni Elihu Katz, Jay G. Blumlerm, serta Michael Gurevitch. Hal yang mendasari terciptanya teori uses and gratification adalah ketika ketiga ilmuwan tersebut melihat bahwa audiens memiliki hasrat secara faktor psikologis dan sosial untuk memilih apa yang mereka inginkan dari adanya terpaan media. Teori uses and gratifications memandang khalayak sebagai individu aktif serta memiliki tujuan, mereka bertanggungjawab dalam pemilihan media yang akan mereka gunakan untuk memenuhi kebutuhan mereka. Teori uses and gratifications juga memberi pengertian bahwasannya penggunaan media diarahkan oleh motif tententu. Motif itu sendiri merupakan sekumpulan kepentingan dari individu, oleh karena itu mereka menggunakan media masa untuk memenuhi kepentingan-kepentingan mereka. Ada empat kategori motif pengkonsumsian media menurut McQuaill yakni motif informasi, motif informasi apabila pengguna media ingin mengetahui peristiwa yang tengah terjadi di sekitar lingkungan mereka, motif identitas pribadi, Motif ini digunakan apabila pengguna media ingin menemukan mengenai nilai-nilai yang dapat menunjang identitas pribadi, motif integrasi dan interaksi sosial, motif ini digunakan untuk pengguna media dalam berinteraksi dengan sesama serta menumbuhkan empati sosial, motif hiburan, motif ini digunakan untuk pengguna media dalam melepaskan kepenatan serta ingin mencari sebuah hiburan setelah melakukan pekerjaan yang berat Teori ini berdasarkan pada teori kebutuhan yang diciptakan oleh Maslow yang mengatakan orang dengan secara aktif untuk memenuhi kebutuhannya. Kebutuhankebutuhan itu dapat berupa biologis atau kebutuhan fisik, rasa aman, sosial ataupun kepemilikan sosial, ego atau penghargaan terhadap diri sendiri, serta aktualisasi diri. Dalam teori ini menyebutkan audiens sebagai penikmat aktif, audiens secara aktif memilih fungsi media dalam memenuhi kebutuhannya, audiens juga bukan semata korban ataupun konsumen tayangan media. .Agenda Setting Theory Teori ini diciptakan oleh Maxwell Mc.Combs dan Donald L. Shaw. Teori ini memiliki asumsi dasar bahwasanya jika media memberi tekanan pada suatu peristiwa, maka media itu akan mempengaruhi khalayak dan menganggapnya sebagai sesuatu yang penting. Teori ini muncul pada tahun 1968, melalui penelitian mengenai kampanye pemilihan presiden Amerika Serikat. Hasil penelitian ini menemukan adanya hubungan yang tinggi antara penekanan berita dengan bagaimana berita itu dinilai tingkatannya oleh pemilih. Adapun agenda yang dapat ditentukan oleh media massa apa yang tengah dipikirkan masyarakat, menentukan sebuah fakta yang nantinya akan dipercayai oleh masyarakat, menentukan penyelesaian dari sebuah permasalahan, menentukan perhatian dari permasalahan yang ada, menentukan apa yang akan diketahui serta dilakukan masyarakat nantinya Pada dasarnya teori ini menganggap bahwa media mampu untuk memuat isu-isu yang dianggap penting serta tengah diperbincangkan oleh masyarakat. Media apabila memperoleh kredibilitas yang tinggi ketika media tersebut mampu mengangkat isu-isu tertentu yang sesuai dengan keinginan masyarakat sehingga mampu menjadikan masyarakat memiliki kebutuhan yang tinggi terhadap media tersebut. Dalam teori ini menyebutkan pada suatu media terdapat dua pihak yaitu pihak internal yang meliputi pemilik media, manajer media, produser, editor, serta wartawan sedangkan pihak eksternal meliputi masyarakat, pemuka masyarakat, pejabat, bahkan pihak periklanan. Terdapat hubungan teori-teori yang telah dikembangkan dengan praktik media. Di dalamnya media menjalankan fungsi serta tugasnya masing-masing berdasarkan teori yang ada. Hubungan antara teori serta praktik media itu adalah Teori kultivasi. Teori ini mempelajari pengaruh menonton televisi. Gerbner dan koleganya di Annenberg School for Communication ingin mengetahui dunia nyata seperti apa yang dibayangkan dan dipersepsikan oleh para penonton televisi. Ada dua tipe penonton televisi yaitu heavy viewer serta light viewer yang mana semakin kita sering menonton televisi maka semakin kita terpengaruh atas tayangan yang ditayangkan di dalam televisi. Sebaliknya orang yang jarang melihat televisi atau disebuat sebagai light viewer tidak mudah terpengaruh mengenai apa yang ditayangkan oleh televisi karena mereka tidak menghabiskan waktunya dengan menonton televisi. Artinya dalam praktik media, biasanya media komunikasi seperti televisi menayangkan sebuah sinetron. Orang dengan tipe heavy viewer mungkin akan menghabiskan sebagaian waktunya untuk menonton sinetron tersebut sehingga mereka akan terpengaruh dengan tayangan sinetron ini seperti terbawa oleh alurnya dan menyukai pemain di dalam sinetron ini. Berbeda dengan tipe light viewer, mereka tidak menggunakan sebagaian waktunya untuk menonton televisi. Mereka tidak terpengaruh dengan tayangan sinetron tersebut, mereka tidak sampai terbawa alur karena tidak mengikuti akur dari ceritanya dan memungkinkan menonton setiap episode dari sinetron tersebut tidak sepenuhnya. Teori kultivasi membedakan antara pengaruh praktik media itu terdapat pada heavy viewer atau penonton setia televisi serta light viewer penonton yang minatnya tidak setinggi heavy viewer, dari sinilah seberapa sering kita menonton televisi membuat pengaruh praktik media kepada kita semakin kuat, jika sebaliknya apabila kita jarang menonton televisi maka pengaruh itu akan lemah dan bahkan tidak ada pengaruhnya kepada kita Teori Cultural Imperialism. Teori menjelaskan menganai bahwasanya bangsa Barat telah mendominasi media di hampir semua bagian di dunia sehingga memiliki kekuatan pengaruh yang sangat kuat khususnya pada negara-negara yang belum dan yang sedang berkembang. Pada praktik media khususnya media elektronik seperti televisi serta media cetak seperti novel serta komik teori ini begitu cepat berkembang, dengan kata lain mediamedia tadi menyebarkan mengenai budaya barat kepada masyarakat seperti menampilkan film-film barat, mencetak novel serta komik keluaran budaya barat maka hal tersebut dapat memengaruhi masyarakat. Akibatnya ketika media-media tersebut menjalankan praktiknya dan ditonton serta dinikmati oleh para remaja maka budaya-budaya barat yang sudah ditampilkan di media tadi akan diserap serta ditiru oleh anak-anak khususnya remaja. Remaja dapat dikatakan paling mudah dipengaruhi karena mereka tengah mengalami masa transisi serta mengalami masa mencari jati diri, apabila remaja tersebut tidak memiliki filter diri dalam menyaring budaya barat setelah menonton dan membaca buku novel maupun komik ciptaan barat maka kebudayaan lokal akan lebih mudah tergeser. Remaja akan cenderung meniru budaya barat dan melupakan kebudayaan asli Indonesia, praktik media dalam teori ini akan sangat berbahaya apabila media sering mempertontonkan serta memproduksi karya-karya yang berbau budaya barat karena dapat mengancam kebudayaan nenek moyang yang ada di Indonesia. Selain memiliki dampak yang negatif, praktik media yang mempertontonkan serta memproduksi karya-karya yang berbau budaya barat terdapat dampak positif di dalamnya. Dampak tersebut adalah masyarakat Indonesia dapat menambah pengetahuan akan nilai serta norma dari kebudayaan barat akan tetapi kebudayaan tersebut bukan untuk diterapkan melainkan untuk dipelajari saja. Teori Spiral Of Science. Teori ini dalam pembahasan ilmu komunikasi ialah salah satu teori komunikasi massa yang mana seseorang itu mempunyai opini dari berbagai isu akan tetapi terdapat keraguan di dalamnya serta ketakutan untuk memberikan opininya karena merasa terisolasi, dalam praktik media pada masa sekarang media digunakan untuk kepentingan politik saja yang mana media seperti dikuasai oleh orang-orang yang memiliki kekuasaan yang tinggi serta memiliki pengaruh yang kuat di dalam masyarakat. Karena media sudah dikuasai oleh orang-orang yang berkuasa maka praktik media dapat digunakan untuk mempromosikan kegiatan politik seperti kampanya melalui media elektronik serta cetak terutama menjelang pemilu, akibatnya orang-orang yang disorot hanya itu-itu saja. Hal ini dapat memicu masyarakat yang tidak memiliki kekuasaan tidak dapat mengutarakan pendapat mereka melalui media, media menganggap pendapat dari orang-orang yang tidak memiliki kuasa ini bukanlah sesuatu hal yang harus disebarkan kepada khalayak umum. Padahal fungsi media sendiri dapat menjadi penyalur opini dari seluruh masyarakat, karena pengaruh dari kapitalisme dalam praktik nya media mungkin hanya mengambil keuntungan pribadi saja hal tersebut dapat menciptakan persepsi yang negatif bagi masyarakat. Media menjadi suatu hal yang tidak dapat dipercayai oleh masyarakat lagi karena mereka menganggap media hanya mendukung orang-orang yang memiliki kekuasaan yang besar, karena prinsip media sesungguhnya itu adalah tidak memihak, tidak berat sebelah, serta harus netral. Teori Uses and Gratification. Teori ini memberi pengertian bahwasannya penggunaan media diarahkan oleh motif tententu. Motif itu sendiri merupakan sekumpulan kepentingan dari individu, oleh karena itu mereka menggunakan media masa untuk memenuhi kepentingan-kepentingan mereka. Ada empat kategori motif pengkonsumsian media menurut McQuaill yakni motif informasi, motif identitas pribadi, motif integrasi dan interaksi sosial, serta motif hiburan. Teori ini berdasarkan pada teori Maslow yang mengatakan orang dengan secara aktif memenuhi kebutuhannya. Seperti halnya ketika masyarakat merasa jenuh akan pekerjaan serta aktivitas yang sudah mereka lakukan, mereka akan berusaha memenuhi kebutuhan diri berupa hiburan karena seseorang membutuhkan hiburan untuk melepaskan kepenatan mereka setelah melakukan kegiatan yang melelahkan. Dalam praktik media itu sendiri media menyajikan beberapa hiburan yang dapat dipilih oleh masyarakat sesuai keinginannya, media menjadi pemuas dari kebutuhan hiburan dan dari sinilah masyarakat menjadi terhibur serta kebutuhan yang sebelumnya belum terpenuhi itu pada akhirnya terpenuhi. Hiburan yang biasanya ditampilkan oleh media seperti acara komedi serta acaraacara lain yang sifatnya menghibur. Agenda Setting Theory. Pada dasarnya teori ini menganggap bahwa media mampu untuk memuat isu-isu yang dianggap penting serta tengah diperbincangkan oleh masyarakat. Media apabila memperoleh kredibilitas yang tinggi ketika media tersebut mampu mengangkat isu-isu tertentu yang sesuai dengan keinginan masyarakat sehingga mampu menjadikan masyarakat memiliki kebutuhan yang tinggi terhadap media tersebut, seperti dalam praktiknya ketika media memuat isu-isu yang dianggap penting serta tengah menjadi topik perbincangan adalah ketika media membahas mengenai isu-isu orang yang terkenal seperti artis atau orang-orang penting yang terjerat sebuah kasus seperti perselingkuhan, terjerat narkoba, atau bahkan korupsi. Isu-isu tersebut pasti selalu diperbincangkan oleh masyarakat dan menjadi topik utama dalam praktik media selama berminggu-minggu bahkan berbulan-bulan, karena sifatnya yang aktual serta diminati oleh masyarakat media tidak akan berhenti menyiarkannya sampai masyarakat memiliki topik pembahasan yang baru. Hal ini banyak terjadi terutama pada media masa kini yang terhubung dengan koneksi internet mereka akan membuat berita yang memiliki judul serta isi yang sama dan isi dari berita tersebut memuat mengenai topik yang ramai diperbincangkan di dalam masyarakat, faktor ini juga dipengaruhi oleh digitalisasi yang mana media menciptakan konten-konten itu hanya untuk mengejar kepuasan masyarakat saja tanpa memerhatikan dulu apa yang akan disampaikan. Dalam praktiknya media memiliki tujuan masing-masing tujuan tersebut ada yang berdampak negatif maupun positif. Pada dasarnya media memang memiliki dampak di dalamnya, mereka dapat memengaruhi dalam segi positif maupun negatif tergantung kepada penggunanya. DAFTAR PUSTAKA Abdul Karim. (2011). Diktat Media Komunikasi. Repository UIN Sumatra Utara Drs. Widodo A.S, M. Si. Landasan Konseptual Sistem Komunikasi di Indonesia Muhammad Qadarudin Abdullah. Teori Komunikasi Media Massa Rustini Wulandari (2018). Relasi Interpersonal Dalam Psikologi Komunikasi. Islamic Communication Journal. Vol 03. Hal 56 Novia Ruth Silaen (2020). Sosiologi komunikasi. Bandung. Penerbit Widina Bhakti Persada BandungProf. Dr. H. M. Burhan Bengin, S.Sos. M.Si (2006). Sosiologi Komunikasi. Jakarta. Penerbit Kencana Prenadamedia Group Winda Kustiawan. (2022). Teori-teori Dalam Komunikasi Massa. Jurnal telekomunikasi, kendali, listrik. Vol 03. Ha l 41