Academia.eduAcademia.edu

Makalah Pendekatan dan Strategi Pemberdayaan Masyarakat

MAKALAH “PENDEKATAN DAN STRATEGI PEMBERDAYAAN MASYARAKAT” Disusun Oleh : Apriolina Paramitha 1515142064 Epi Nur’afifah 1515140132 Erine Larassuci 1515140122 Mata Kuliah: Strategi Aksi Pemberdayaan Masyarakat Dosen Pengampu: Dr. Henny Herawati BR.D, M.Pd PENDIDIKAN LUAR SEKOLAH FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA 2017 PENDAHULUAN Latar belakang masalah Makalah ini mengangkat topik tentang pemberdayaan masyarakat dalam Pendidikan Luar Sekolah yang didalamnya berisi upaya untuk meningkatkan kemampuan masyarakat agar mampu memecahkan permasalahan yang dialaminya atau yang dikenal dengan masyarakat madani, yaitu suatu masyarakat yang percaya atas kemampuan para anggotanya untuk menciptakan kehidupan yang lebih baik serta masyarakat yang menyadari akan hak-hak dan kewajibannya dalam hidup bermasyarakat dimana kondisi pemberdayaan akan terwujud apabila anggota masyarakat memperoleh kesempatan agar semakin berdaya. Dalam mencapai kondisi tersebut dibutuhkan adanya dukungan dari pihak luar dalam hal ini petugas pendidikan nonformal untuk membantu melihat potensi atau kemampuan yang dimiliki masyarakat sehingga mereka dapat memberdayakan dirinya. Rumusan masalah Apa pentingnya pemberdayaan masyarakat ? Bagaimana cara pendekatan pemberdayaan masyarakat ? Bagaimana strategi pemberdayaan masyarakat ? Tujuan Untuk mengetahui pentingnya pemberdayaan masyarakat Untuk mengetahui cara pendeketan pemberdayaan masyarakat Untuk mengetahui strategi pemberdayaan masyarakat PEMBAHASAN Pemberdayaan Masyarakat Istilah pemberdayaan masyarakat atau empowerment merupakan istilah yang diangkat dari hasil penelitian seorang sarjana pendidikan nonformal Suzanne Kindervatter dalam bukunya “Nonformal as An Empowering process”, memiliki makna agar orang-orang yang diberdayakan itu mempunyai “daya” atau mempunyai kemampuan untuk hidup layak sama dengan temannya sesama manusia. Pendidikan sebagai upaya mencerdaskan bangsa berarti memberdayakan setiap warga negara agar mampu berbuat seimbang baik dalam pikiran, perkataan dan perbuatan, antara hak dan kewajiban, menjadi warga negara yang bersikap dan berbuat demokratis terhadap sesama manusia menuju masyarakat yang memahami akan hak, kewenangan dan tanggungjawab mereka dalam semua aspek kehidupan berbangsa dan bernegara. Chambers (dalam Kartasasmita, 1996: 142) menyatakan bahwa pemberdayaan masyarakat adalah sebuah konsep pembangunan ekonomi yang merangkum nilai-nilai sosial yakni bersifat people-centered, participatory, empowering and sustainable. Pengertian lain yang disampaikan oleh Tjokrowinoto (dalam Kusnadi, 2006: 219) konsep ini lebih luas dari hanya sekedar memenuhi kebutuhan dasar (basic need) akan tetapi juga menyediakan mekanisme untuk mencegah proses kemiskinan lebih lanjut (safety need). Sumodingrat (1996: 185) menyatakan memberdayakan masyarakat adalah upaya untuk meningkatkan harkat dan martabat lapisan masyarakat yang dalam kondisi sekarang tidak mampu untuk melepaskan diri dari perangkat kemiskinan dan keterbelakangan. Dengan kata lain pemberdayaan masyarakat bermaksud untuk mengembangkan kemampuan masyarakat agar secara berdiri sendiri, memiliki ketrampilan untuk mengatasi masalah-masalah mereka sendiri. Berdasarkan uraian singkat diatas dapat disimpulkan bahwa pemberdayaan sangat identik dengan pendidikan dan merupakan hakekat pendidikan itu sendiri, karena apa yang disebut dengan pendidikan termasuk pendidikan luar sekolah atau pendidikan nonformal adalah usaha memberdayakan manusia, memampukan manusia, mengembangkan talenta-talenta yang ada pada diri manusia agar dengan kemampuan/potensi yang dimilikinya dapat dikembangkan melalui pendidikan/pembelajaran. Proses pemberdayaan masyarakat melalui pendidikan nonformal, sesungguhnya merupakan sebuah upaya yang memungkinkan masyarakat dengan segala keberadaanya dapat memberdayakan dirinya. Dengan pusat aktivitas harusnya berada di tangan masyarakat itu sendiri dengan bertitik tolak dari masyarakat, dilaksanakan oleh masyarakat dan manfaatnya untuk masyarakat atau dengan istilah lain pendidikan berbasis pada masyarakat. Dalam kaitannya dengan hal ini, menurut Yunus (2004: 3) ada lima prinsip dasar yang patut diperhatikan: (1) keperdulian terhadap masalah, kebutuhan dan potensi/sumberdaya masyarakat; (2) kepercayaan timbal balik dari pelayan program dan dari masyarakat pemilik program; (3) fasilitasi (pemerintah) dalam membantu kemudahan masyarakat dalam berbagai proses kegiatan; (4) adanya partisipatif, yaitu upaya melibatkan semua komponen lembaga atau individu terutama warga masyarakat dalam proses kegiatan dan (5) mengayomi peranan masyarakat dan hasil yang dicapai. Agar proses pembelajaran yang dilakukan melalui Pendidikan Luar Sekolah dapat terjadi, maka proses pemberdayaan harus memiliki ciri-ciri sebagai berikut: 1) Need oriented, yaitu pendekatan yang berorientasi dan didasarkan pada kebutuhan warga masyarakat; 2) Endegenious, yaitu pendekatan yang berorientasi dan mengutamakan kesesuaian nilai-nilai keaslian lokal, dengan cara menggali dan menggunakan potensi yang dimiliki warga belajar 3) Self reliant, yaitu pendekatan yang membangun rasa percaya diri atau sikap mandiri pada setiap warga masyarakat. 4) Ecologically sound, ialah pendekatan yang berorientasi memperhatikan dan mempertimbangkan aspek perubahan lingkungan dan, 5) Based on structural transformation, yaitu pendekatan yang dilakukan berdasarkan pada perubahan struktur sistem, baik yang menyangkut hubungan sosial, kegiatan ekonomi, penyebaran keuangan, sistem manajemen maupun partisipasi masyarakat setempat. Pendekatan Pemberdayaan Masyarakat Ada beberapa pendekatan yang perlu dipergunakan dalam pendidikan non formal yang menekankan pada proses pemberdayaan antara lain yang dikemukakan oleh Kindervatter dalam Kusnadi (2007: 222) terdiri atas: 1) Community organization, yaitu karakteristik yang mengarah pada tujuan untuk mengaktifkan masyarakat dalam usaha meningkatkan dan mengubah keadaan sosial ekonomi mereka. Hal yang perlu diperhatikan antara lain: (a). Peranan partisipan ikut terlibat dalam kepengurusan atau tugas kelompok; (b) Peranan tutor hanya sebagai perantara, pembimbing dan motivator serta fasilitator; (c) Metode dan proses mengutamakan metode pemecahan masalah, mengorganisasi masyarakat sebagai kekuatan dasar. 2) Participatory approaches, yaitu pendekatan yang menekankan pada keterlibatan setiap anggota dalam seluruh kegiatan, perlunya melibatkan para pemimpin, tokoh masyarakat serta tenaga-tenaga ahli setempat. 3) Education for justice, yaitu pendekatan yang menekankan pada terciptanya situasi yang memungkinkan warga masyarakat tumbuh dan berkembang analisisnya serta memiliki motivasi untuk ikut berperan serta. Strategi Pendeketan Masyarakat Menurut Sudjana (2000), agar pendidikan nonformal dapat memberdayakan masyarakat maka harus didasarkan pada lima strategi dasar yaitu: Pendekatan kemanusiaan (humanistic approach). Masyarakat dipandang sebagai subjek pembangunan dan masyarakat diakui memiliki potensi untuk berkembang sedemikian rupa ditumbuhkan agar mampu membangun dirinya. Pendekatan partisipatif (participatory approach), mengandung arti bahwa masyarakat, lembaga-lembaga terkait dan atau komunitas dilibatkan dalam pengelolaan dan pelaksanaan pemberdayaan masyarakat, Pendekatan kolaboratif (collaborative approach), dalam melaksanakan pemberdayaan masyarakat perlu adanya kerjasama dengan pihak lain (terintegrasi) dan terkoordinasi dan sinergi, pendekatan berkelanjutan (continuing approach), pemberdayaan masyarakat harus dilakukan secara berkesinambungan dan untuk itulah pembinaan kader yang berasal dari masyarakat menjadi hal yang paling pokok, dan pendekatan budaya (cultural approach), penghargaan budaya dan kebisaan, adat istiadat yang tumbuh di tengah-tengah masyarakat dalam pemberdayaan masyarakat adalah hal yang perlu diperhatikan. Berdasarkan lima pendekatan diatas, jika dipahami betul oleh para agent pembaharu (social change), termasuk didalamnya tenaga kependidikan pendidikan nonformal, akan memberikan kemudahan dalam menganalisis, mengembangkan dan melaksanakan program-program pendidikan nonformal atau pendidikan luar sekolah yang sesuai serta dibutuhkan warga masyarakat. Artinya program pendidikan yang dilaksanakan menyentuh dan mengangkat warga belajar/masyarakat menjadi lebih baik dalam kehidupannya yang ditandai dengan meningkatnya pendapatan (ekonomi), kesadaran akan lingkungan sosialnya atau warga belajar/masyarakat yang mengerti dan memahami bagaimana membangun dirinya (memberdayakan dirinya). Kesimpulan Memberikan arahan pencapaiansasaran dan tujuan pembangunanmasyarakatsecara optimal dan berkelanjutan.Arah yang jelas dapatdijadikan sebagai landasan untuk mengendalikan dan mengevaluasi tingkat keberhasilan. Membantu menyingkronisasikan kepentingan berbagai unsur masyarakat, dengan demikian dapat memberikan manfaat serentak dan serempak kepada seluruh kelompok masyarakat dan pelaku pembangunan. Dapat mengantisipasi terjadinya setiap perubahan internal, regional dan lokal. Dengan demikian dapat menentukan langkah dan tindakan bagaimana memanfaatkan peluang dan mengatasi tantangan secara menyeluruh. Berhubungan dengan efektifitas dan efisien secara perspektif adalah bagaimana mendorong keseimbangan pembangunan ekonomi dan social jangka panjang. DAFTAR PUSTAKA http://myblogkaum.blogspot.co.id/2009/02/pembangunan-berbasis-pemberdayaan.html http://caecarioz.blogspot.co.id/2012/06/otonomi-daerah-pembangunan-daerah.html http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/tmp/makalah-ppm-pemberdayaan-masyakat-pnf.pdf