TUGAS KELOMPOK
MAKALAH AKUNTANSI PERUSAHAAN DAGANG
DISUSUN OLEH
1. Kurniati 12119041
2. Lena Susanti 12119042
3. Mega Duarti 12119045
4. Vivi Demetria Olla 12119060
DOSEN PEMBIMBING
Bapak. Mohhamad Ekhsan S.kom MM
UNIVERSITAS DIAN NUSANTARA
FAKULTAS EKONOMI
AKUNTANSI
2019/2020
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis ucapkan kepada kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karunianya kepada kita semua berupa, ilmu dan amal. Berkat rahmat dan karunianya pula, penulis dapat menyelesaikan makalah tentang individu dan keluarga. Yang insya allah tepat pada waktunya.
Terima kasih penulis ucapkan kepada bapak dosen mata pelajaran kuliah Akuntasi dasar yang telah memberikan arahan terkait tugas makalah ini. Tanpa bimbingan dari beliau, mungkin penulis tidak akan dapat menyelesaikan sesuai dengan format yang telah ditentukan
Penulis menyadari makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh sebab itu, penulis mengharapkan kritik dan saran pembanca demi kesempurnaan makalah untuk kedepannya. Mudah-mudahhan makalah ini bermanfaat bagi peneliti dan pembacanya.
Jakarta , 16 Desember 2019
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Latar belakang disusunya makalah ini adalah untuk memenuhi tugas yang diberikan oleh Dosen dalam rangka membahasas tentang Akuntansi Perusahaan Dagang. Makalah ini membahas tentang Asuransi Perusahaan Dagang, Karakteristik Akuntansi Perusahaan Dagang, Macam – macam Perusahaan Dagang, Transaksi – transaksi dalam Perusahaan Dagang dll. Makalah ini disusun berdasarkan pemahaman penulis tentang Akuntansi Perusahaan Dagang dan Macam – macam Transaksi serta bagaimana mencatat transaksi yang terjadi didalam perusahaan. Bila dikaitkan dengan dunia perusahaan didalam suatu perusahaan diperlukannya konsep yang melandasi pemasaran yaitu kebutuhan, keinginan, permintaan, produk, nilai, kepuasan dan mutu, pertukaran, transaksi, dahn hubungan dengan pasar.
1.2 RUMUSAN MASALAH
1. Apakan pengertian dari perusahaan dagang ?
2. Apa Saja ciri ciri perusahaan dagang ?
3. Rekening Perusahaan dagang ?
4. Metode pencatatan persediaan ( Fisik & Petpetual ) ?
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 PENGERTIAN PERUSAHAAN DAGANG
Perusahaan dagang adalah perusahaan yang membeli barang untuk tujuan menjualnya kembali tanpa mengubah bentuk atau sifat barang secara berarti. Barang yang diperdagangkan biasanya barang yang akan digunakan karena manfaat pakai yang melekat pada barang tersebut. Barang ini dapat berupa barang konsumsi atau barang produksi dan bahan baku untuk produksi. Kegiatan perusahaan dagang terutama adalah pembelian dan penjualan barang yang berwujud fisik dengan spesifikasi (berat, volume atau ukuran unit fisik lainnya) yang jelas.
Perbedaan kegiatan perusahaan jasa dan perusahaan dagangan adalah perusahaan pertama menjual jasa sedangkan perusahaan yang kedua menjual barang dagangan. Karena adanya barang secara fisik yang dibeli dan dijual, biasanya perusahaan dagang mempunyai gudang untuk menyimpan barang dagangan. yang disebut dengan persediaan barang dagangan. Perusahaan membeli barang dagangan dari pemasok dan menjualanya kembali kepada pelanggan.
2.2 Ciri–ciri Perusahaan Dagang
1. Pendapatan utamanya berasal dari penjualan barang dagangan.
2. Biaya utamanya berasal dari harga pokok barang yang terjual dan biaya usaha lainya
3. Dalam akuntansinya terdapat akun persediaan barang
4. Sebagai perantara antara produsen dan konsumen
5. Antara barang yang dibeli dan barang yang dijual tidak ada perubahan
6. Tujuan utamanya mencari lada dengan menjual barang dengan harga
lebih tinggi dibanding harga belinya.
2.3 TRANSAKSI-TRANSAKSI DALAM PERUSAHAAN DAGANG
A. Penjualan Barang dagang
Penjualan barang dagang bisa dilakukan secara tunai atapun secara kredit, bisa juga membayar sebagian dan sebagian dikredit. Penjualan barang dagang secara tunai dicatat dengan mendebit akun kas dan mengkredit akun penjualan, jika transaksi secara kredit maka piutang dagang (debit) dan penjualan (kredit).
a). Penjualan tunai
Penjualan tunai biasanya dicatat pada Register Kas dan pada akhir hari kerja dijumlah. Penjualan tunai seperti ini dapat dicatat sebagai berikut :
Kas Rp XXX
Penjualan Rp XXX
(untuk mencatat transaksi penjualan tunai)
b). Penjualan kredit
Suatu perusahaan sering juga menjual barang dagangan secara kredit yaitu bilamana pembayaran baru diterima bebarapa waktu kemudian. Penjualan semacam ini dibukukan debet pada rekening Piutang dagang dan kredit rekening penjualan, jurnalnya adalah :
Piutang Dagang RpXXX
Penjualan Rp XXX
(Untuk mencatat transaksi penjualan kredit)
B. Retur Penjualan Dan Potongan Harga ( ph )
Transaksi penjualan & Ph terjadi karena adanya pengembalian barang dagang yang rusak atau tidak sesuai pesanan oleh pembeli kepada penjual. Transaksi ini mengakibatkan akun piutang dagang berkurang. perusahaan dagang akan menerbitkan bukti transaksi berupa nota kredit. Pencatatan transaksi ini adalah akun retur penjualan & Ph (debit), dan akun piutang dagang (kredit). Jika transaksi secara tunai maka akun yang di debit adalah kas. Contoh :
Diterima pengembalian barang karena rusak dari salah seorang pelanggan senilai Rp 250.000 yang berasal dari transaksi penjualan kredit. maka pencatatn yang dilakukan untuk pengembalian barang tersebut adalah :
Retur dan Potongan Penjualan Rp 250.000
Piutang Dagang Rp 250.000
( Berdasarkan nota kredit no. 234)
C. Potongan Penjualan
Potongan penjualan di berikan oleh penjual agar pembeli melunasi utangnya pada masa potongan sebelum jatuh tempo. transaksi ini menyebabkan piutang dagang menjadi berkurang. bukti transaksi ini adalah kwitansi atau bukti kas masuk.
Jika penjualan dilakukan secara kredit, maka syarat pembayaran dimasa akan datang harus ditetapkan dengan jelas, sehingga kedua pihak mengetahui berapa jumlah yang harus dibayar dan kapan pembayaran dilakukan. Syarat penjualan biasanya dicantumkan dalam faktur penjualan dan merupakan bagian dari perjanjian penjualan. Syarat perjanjian disebut juga dengan termin yang biasa ditulis 2/10, n/30, artinya adalah akan diberikan potongan 2% jika pembayaran dilakukan 10 hari sesudah tanggal faktur, tapi tidak melewati 30 hari sejak tanggal faktur.
Syarat penjualan kadang kala juga ditulis dengan symbol n/30 (n adalah singkatan dari netto) yang artinya harga faktur neto atau keseluruhan harga faktur harus dibayar dalam waktu 30 hari sesudah tanggal faktur, cara lain menyatakan syarat penjualan adalah misal n,10/EOM (End of Month) atau akhir bulan. Ini berarti faktur harus dibayar dalam waktu 10 hari sesudah akhir bulan, dihitung dari bulan yang tertulis pada faktur.
Contoh :
Pada tanggal 20 Januari perusahaan Amazon menjual barang dagangan kepada seorang pembeli seharga Rp 10.000.000 secara kredit, dengan syarat 2/10,n/30. Jurnal untuk mencatat transaksi penjualan ini adalah :
20 Januari Piutang dagang Rp 10.000.000
Penjualan Rp 10.000.000
(Pencatatan penjualan barang dagangan dengan
syarat 2/10,n/30)
Syarat penjualan diatas mempunyai arti bahwa perusahaan Amazon akan memberikan potongan 2% ( 2% x 10.000.000 = 200.000) jika pembeli melakukan pembayaran tidak melewati tanggal 30 Januari atau jika melewati tanggal 30 Januari tapi tidak lebih dari tanggal 19 Februari pembeli harus membayar penuh yaitu 10.000.000.
Jurnal pencatatan transaksi tanggal 30 Januari adalah :
30 Januari Kas Rp 9.800.000
Potongan penjualan Rp 200.000
Piutang Dagang Rp 10.000.000
( Pencatatan penerimaan piutang dikurangi potongan
2%)
D. Persediaan Barang Dagang
Persediaan barang dagangan adalah barang-barang yang disediakan untuk dijual kepada para konsumen selama periode normal kegiatan perusahaan. Persediaan yang dimiliki perusahaan pada awal periode akuntansi, disebut persediaan awal. Persediaan yang dimiliki oleh perusahaan pada akhir periode akuntansi disebut dengan persediaan akhir dan akan dilaporkan dalam neraca sebagai aktiva lancar yaitu pada rekening persediaan dan dipihak lain dicantumkan dalam laporan rugi-laba sebagai salah satu elemen yang akan berpengaruh pada penentuan laba bersih perusahaan.
Ada dua system pencatatan persediaan yakni metode persediaan periodik dan metode persediaan perpetual.
a) Metode Persediaan Periodik
Dalam metode periodik, adanya transaksi peembelian tidak didebet pada rekening persediaan tapi didebet pada rekening pembelian begitu juga dengan transaksi penjualan tidak dikredit pada reeking persediaan tapi pada reeking penjualan.
b) Metode persediaan perpetual
Dalam metode perpetual, baik jumlah penjualan maupun harga pokok penjualan dan dicatat pada setiap saat barang dijual. Dengan cara ini catatan akuntansi akan secara terus menerus mengungkapkan besarnya persediaan yang ada.
Contoh perhitungan Harga Pokok Penjualan adalah :
Harga Pokok Penjualan :
Persediaan barang, 1Januari Rp 10.000
Pembelian Rp 530.000
Retur dan Potongan pembelian ( Rp 20.000 )
Potongan pembelian ( Rp 10.600 )
Pembelian bersih Rp 499.400
Harga Pokok Barang Tersedia Untuk Dijual Rp 509.400
Persediaan barang, 31 Desember ( Rp 60.000 )
Harga Pokok Penjualan Rp 449.400
E. Pembelian
Apabila perusahaan menggunbakan metode persediaan periodic, maka pembelian barang dagangan dicatat dengan mendebet rekening pembelian. Rekening pembelian merupakan sebuah rekening sementara yang digunakan untuk mengumpulkan seluruh harga pokok barang yang dibeli selama periode, sehingga pada tiap akhir peeriode rekening ini harus ditutup.
Misalkan pada tanggal 5 Januari perusahaan membeli barang dagangan secara kredit (2/10, n/30) seharga Rp 530.000. Transaksi ini dicatat :
5 Januari Pembelia Rp 530.000
Hutang Dagang Rp 530.000
( untuk mencatat pembelian barang dagangan dengan termin (2/10,n/30)
F. Retur Pembelian dan Pengurangan Harga
Transaksi retur pembelian & ph terjadi akibat pengembalian barang dagang yang rusak atau yang tidak sesuai pesanan. Pengembalian barang dagang mengakibatkan utang dagang pembeli berkurang. Atas transaksi ini peusahaan dagang akan mengeluarkan nota debit. Transaksi ini dicatat dengan mendebit akun utang dagang dan mengkredit akun retur pembelian & Ph, jika pembelian secara kredit. Tetapi jika pembelian secara tunai akan mendebit akun kas.
Contoh :
Pada tanggal 6 Januari dikembalikan barang sebesar Rp 20.000 yang dibeli pada tanggal 5 Januari. Maka jurnalnya adalah :
6 Januari Hutang Dagang Rp 20.000
Retur Pembelian Rp 20.000
(untuk mencatat pengembalian barang )
G. Potongan Pembelian.
Potongan pembelian dimaksudkan agar pembeli segera melunasi utangnya sebelum jatuh tempo. Potongan akan diberikan kepada pembeli apabila telah melunasi utangnya selama masa potongan.
contoh:
Januari 10, Dibeli barang dagang dari PT Sentosa sebesar Rp. 4000.000,00,syarat 2/10,n/30
Januari 15, Dibayar utang kepada PT Santosa atas transaksi tanggal 10.
Jurnal:
10 januari Utang Dagang Rp. 4.000.000
Potongan Pembelian Rp. 80.000
Kas Rp. 3.920.000
H. Beban Angkut Pembelian .
Adalah biaya yang dikeluarkan untuk mngangkut barang dagang dari gudang penjual ke gudang pembeli. Beban angkut akan ditanggung oleh pembeli jika syarat penyerahan barang FOB shipping point (franko gudang penjual). Pencatatan transaksinya dengan cara mendebit Beban angkut pembelian dan mengkredit kas.
Contoh :
Januari 08, Membayar Beban angkut pembelian sebesar Rp. 250.000
jurnal:
8 januari Beban angkut pembelian Rp. 250.00
Kas Rp. 250.000
I. Beban Angkut Penjualan.
Beban angkut penjualan timbul jika penjualan menanggung biaya pengiriman barang dagang ke gudang pembeli. Pencatatan transaksi beban angkut penjualan secara tunai adalah akun beban angkut penjualan (debit), akun kas (kredit). Pencatatan transaksi beban angkut penjualan secara kredit adalah akun beban angkut penjualan (debit), dan akun utang dagang ( kredit). Beban angkut akan ditangggung penjual apabila syarat penyerahan barang FOB destination point (franko gudang pembeli).
JURNAL KHUSUS
1. Penjualan
a. Penjualan Tunai, dicatat di Jurnal Penerimaan Kas
b. Penjualan Kredit, dicatat di Jurnal Penjualan
c. Retur penjualan tunai, dicatat di Jurnal Pengeluaran Kas
d. Retur penjualan kredit, dicatat di Jurnal Memorial (Jurnal Umum)
jurnal penjualan
Tanggal
Keterangan
Ref
Syarat penbayaran
Debit
Kredit
Piutang Dagang
Penjualan
Serba-serbi
Rekening
Ref
Jumlah
Jurnal penerimaan kas
Tanggal
Keterangan
Ref
Debit
potongan penjualan
Kredit
Kas
Penjualan
Piutang dagang
Serba-serbi
Rekening
Ref
Jumlah
2. Pembelian
a. Pembelian Tunai, dicatat di Jurnal Pengeluaran Kas
b. Pembelian Kredit, dicatat di Jurnal Pembelian
c. Retur pembelian tunai, dicatat di Jurnal Penerimaan Kas
d. Retur pembelian kredit, dicatat di Jurnal Memorial (Jurnal Umum)
jurnal pengeluaran kas
Tanggal
Keterangan
Ref
Debit
Kredit
Utang Dagang
Pembelian
Serba-serbi
Rekening
Ref
Jumlah
Potongan Pembelian
Kas
Jurnal pembelian
Tanggal
No Faktur
Nama Kreditor
Syarat Pembayarna
Ref
Pembelian
Debit
Kredit
Serba-serbi
Utang Dagang
Rekening
Ref
Jumlah
2.4 LANGKAH-LANGKAH MENYUSUN LAPORAN KEUANGAN
PERUSAHAAN DAGANG SAHABAT
NERACA SALDO
31 DESEMBER 2003 (dalam ribuan rupiah)
Rekening
Saldo
Debet
Kredit
Kas
Rp 9.500
Piutang dagang
16.100
Persediaan barang dagangan
36.000
Asurasni Dibayar dimuka
3.800
Gedung
80.000
Akumulasi Depresiasi Gedung
Rp 16.000
Utang Dagang
20.400
Modal, SAHABAT
83.000
Prive, SAHABAT
15.000
Penjualan
480.000
Retur dan Potongan penjualan
12.000
Potongan tunai penjualan
8.000
Pembelian
325.000
Retur dan potongan pembelian
10.400
Potongan tunai pembelian
6.800
Biaya angkut pembelian
12.200
Biaya angkut penjualan
7.000
Biaya iklan
16.000
Biaya sewa
19.000
Biaya gaji
40.000
Biaya rupa-rupa
17.000
Total
616.600
616.600
Prosedur-prosedur akhir periode pada perusahaan dagang dengan Metode Pisik
Pembuatan jurnal penyesuaian
Penyusunan Neraca Lajur
Penyusunan Laporan Keuangan
Pembuatan jurnal penutup pada akhir periode
PENYESUAIAN
Penyesuaian diperlukan pada akhir periode didalam suatu perusahaan dagang, pada umumnya tidak berbeda dengan penyesuaian-penyesuaian dengan perusahaan jasa.
Perusaah yang menggunakan metode periodik sangat sederhana, namun metode ini tidak dapat menyediakan informasi mengenai dua hal yang sangat diperlukan dalam laporan keuangan, yaitu informasi tentang :
Persediaan yang ada pada setiap saat diperlukan
Harga pokok barang yang sudah dijual ( harga pokok penjualan)
Hal ini disebabkan karena dalam metode persedian periodik rekening persediaan barang dagangan tidak digunakan untuk mencatat pertambahan persediaan karena adanya transaksian pembelian dan sebaliknya juga tidak mencatat pengurangan persediaan karena adanya transakssi penjualan sehingga dalam buku besar rekening persediaan hanya menunjukkan saldo persediaan barang dagangan pada awal periode. Rekening ini tidak dapat memberi informasi mengenai jumlah persediaan yang ada pada saat-saat tertentu. Pada akhir periode perusahaan melakukan perhitungan atas jumlah fisik persediaan yang ada digudang (belum terjual) pada akhir periode.
Informasi tentang persediaan akhir yang diperoleh melalui perhitungan fisik ini harus dimasukkan dalam pembukuan perusahaan, agar pembukuan dapat memberikan informasi sesuai dengan keadaan keadaan yang sebenarnya pada akhir periode akuntansi. Proses untuk memasukkan data persediaan akhir ini kedalam pembukuan perusahaan dilakukan dengan membuat jurnal penyesuaian.
HPP : Persediaan Awal + Pembelian – Persediaan akhir
Sesuai dengan rumus diatas maka jurnal penyesuaian untuk mecatat harga pokok peenjualan dan persediaan akhir pada perusahaan yang menggunakan persediaan periodic adalah
Harga Pokok Penjualan Rp. XXXX
Persediaan Barang dangangan Rp. XXXXX
( Untuk mememindahkan saldo rekening persediaan awal ke dalam rekening harga pokok penjualan )
Harga Pokok Penjualan Rp.XXXXX
Pembelian Rp.XXXX
( Untuk memindakan saldo rekening pembelian ke rekening harga pokok penjualan )
Persediaan Rp. XXXX
Harga Pokok Penjualan Rp. XXXX
( Untuk mencatat saldo persediaan akhir )
Apabila dalam buku besar terdapat rekening-rekening yang berpengaruh atas pembelian, seperti rekening biaya angkut pembelian, Retur dan Potongan Pembelian, dan Potongan Tunai Pembelian, maka saldo rekening-rekening tersebut harus dipindahkan juga kerekening Harga Pokok Penjualan.
Harga Pokok Penjualan Rp. XXXX
Biaya Angkut pembelian RP. XXXX
( untuk memindahkan saldo rekening biaya angkut ke dalam rekening harga pokok penjualan )
Retur dan Potongan Pembelian Rp XXXX
Harga Pokok Penjualan Rp. XXXX
( untuk memindahkan saldo rekening retur dan potongan pembelian ke dalam rekening harga pokok penjualan )
Potongan tunai pembelian Rp. XXXX
Harga Pokok penjualan Rp. XXXXX
( untuk memindahkan saldo rekening potongan tunai pembelian ke dalam rekening harga pokok penjualan )
Apabila jurnal-jurnal penyesuaian tersebut diatas dibukukan ke buku besar, maka saldo rekening Persediaan Barang Dagangan akan menunjukkan jumlah persediaan yang ada pada akhir periode dari rekening Harga Pokok Penjualan untuk periode yang bersangkutan.
Untuk memperjelas, dibawah ini data-data untuk penyesuaian pembukuan Perusahaan Dagang SAHABAT pada akhir bulan Desember 2002 (dalam ribuan ):
Persediaan barang dagangan per 31 Desember 2003 Rp 40.000
Asuransi Dibayar Dimuka Rp 1.800
Depresiasi Gedung 10% pertahun
Gaji Pegawai yang masih harus dibayar Rp 5.000
Sewa yang masih harus dibayar Rp 4.000
Berdasarkan data diatas, jurnal penyesuaian yang harus dibuat Perusahaan Dagang SAHABAT pada tanggal 31 Desember 2003 adalah (dalam ribuan ) :
JURNAL PENYESUAIAN
Tanggal
Keterangan
Jumlah
D K
02
Des
31
Harga Pokok Penjualan
Rp 36.000
Persediaan Barang Dagangan
36.000
31
Harga Pokok Penjualan
325.000
Pembelian
325.000
31
Harga Pokok Penjualan
12.200
Biaya Angkut Pembelian
12.200
31
Retur dan Potongan Pembelian
10.400
Harga Pokok Penjualan
10.400
31
Potongan tunai pembelian
6.800
Harga Pokok Penjualan
6.800
31
Persediaan barang dagangan
40.000
Harga Pokok Penjualan
40.000
31
Biaya Asuransi
2.000
Asuransi dibayar dimuka
2.000
31
Biaya Depresiasi Gedung
8.000
Akum. penyusutan gedung
8.000
31
Biaya Gaji
5.000
Hutang gaji
5.000
31
Biaya sewa
4.000
Hutang sewa
4.000
PERUSAHAAN DAGANG SAHABAT
NERACA LAJUR
PERIODE BERKAHIR 31 DESEMBER 2003
Rekening
Neraca Saldo
Penyesuaian
Neraca saldo setelah penyesuaian
Laba Rugi
Neraca
D
K
D
K
D
K
D
K
D
K
Kas
9.500
9.500
9.500
Piutang dagang
16.100
16.100
16.100
Persediaan barang dagangan
36.000
40.000
36.000
40.000
40.000
Asr. Dibayar dimuka
3.800
2.000
1.800
1.800
Gedung
80.000
80.000
80.000
Akum Dep. Gedung
16.000
8.000
24.000
24.000
Utang Dagang
20.400
20.400
20.400
Modal,Sahabat
83.000
83.000
83.000
Prive, Sahabat
15.000
15.000
15.000
Penjualan
480.000
480.000
480.000
Retur & Pot. penjualan
12.000
12.000
12.000
Pot. Tunai
penjualan
8.000
8.000
8.000
Pembelian
325.000
325.000
Retur & pot. Pembelian
10.400
10.400
Pot. tunai pembelian
6.800
6.800
Bi. angkut pembelian
12.200
12.200
Bi. angkut penjualan
7.000
7.000
7.000
Biaya iklan
16.000
16.000
16.000
Biaya sewa
19.000
4.000
23.000
23.000
Biaya gaji
40.000
5.000
45.000
45.000
Biaya rupa-rupa
17.000
17.000
17.000
Total
616.600
616.600
Harga Pokok Penjualan
36.000
325.000
12.200
10.400
6.800
40.000
316.000
316.000
Biaya Asuransi
2.000
2.000
2.000
Biaya Dep. Gedung
8.000
8.000
8.000
Hutang gaji
5.000
5.000
5.000
Hutang sewa
4.000
4.000
4.000
Saldo Laba
449.400
449.400
616.400
616.400
454.000
480.000
162.400
136.400
26.000
-
-
26.000
480.000
480.000
162.400
162.400
PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN
Dengan telah selesainya disusun pembuatan Neraca lajur, maka penyususnan lapran keuangan dapat dilakukan dengan mudah karena data yang diperlukan dalam pembuatan laporn keuangan telah tersedia di nerac lajur. Namun demikian dalam menyusun laporan keuangan harus dilakukan dengan memperhatikan cara-cara penyajian yang lazim.
Berikut ini adalah laporan keuangan Perusahaan Daganga SAHABAT :
PERUSAHAAN DAGANG SAHABAT
NERACA
31 DESEMBER 2003
(DALAM RIBUAN RUPIAH)
AKTIVA
PASSIVA
Aktiva Lancar
Kas
PiutangDagang
Persediaan Barang dagangan
Asuransi Dibayar Dimuka
Jumlah Aktiva Lancar
Aktiva Tak Lancar
Gedung 80.000
Akum. Dep Gedung 24.000
Jumlah Aktiva Tak Lancar
Jumlah Aktiva
Rp 9.500
16.100
40.000
1.800
67.400
56.000
123.400
Kewajiban Lancar :
Utang Dagang
Utang Gaji
Utang Sewa
Jumlah Kewajiban Lancar
MODAL :
Modal Sahabat
Jumlah Passiva
Rp 20.400
5.000
4.000
29.400
94.000
123.400
PERUSAHAAN DAGANG SAHABAT
LABA RUGI
31 DESEMBER 2003
(DALAM RIBUAN RUPIAH)
Modal, Sahabat 1 Januari 2003 Rp 83.000
Laba 31 Desember 2003 Rp 26.000
Prive, Toko Sahabat ( Rp 15.000 )
Modal, Sahabat 31 Desember 2003 Rp 94.000
BAB IV
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Dari pembahasan diatas maka penulis menyimpulkan bahwa perusahaan dagang adalah perusahaan yangkegiatan usahanya perusahaan membeli barang dengan tujuanmenjualnya kembali, tanpa memprosesnya lebih dahulu. Oleh karena itu didalam menjalankan sebuah perusahaan haruslah memperhatikan berbagai karakteristik yang ada serta cara yang tepat dalam melakukan pencatatan transaksi yang ada.
B. SARAN
Melalui pembuatan Makalah ini, maka penulis mengharapkan agar setiap perusahaan yang ingin menjalankan usahanya harus memperhatikan aspek – aspek pendukung yang dianggap perlu dan penting guna tercapainya suatu tujuan perusahaan yang ingin dicapai.
DAFTAR PUSTAKA
http://www.ut.ac.id/html/suplemen/ekma4115/materi1.htm tgl: 14/12/2013 jam: 09:35
file:///C:/Users/user/Documents/perusahaan%20dagang/Materi%20Akuntansi%20Perusahaan%20Dagang.htm tgl: 14/12/2013 jam: 09:41
1