Academia.eduAcademia.edu

An RPG Game Design for English Learning using ADDIE Methods

2022, Science Tech: Jurnal Ilmu Pengetahuan dan Teknologi

Technology makes easier to study English language easier  by social media, websites, books, or even seminars. RPG game is a type of game that tell the story and information by virtual and interactive path. Most students that struggling learning English have faced complexity and difficulty in learning them.  This study  aims to create a RPG game  that can help learning English. The method used for this study is ADDIE (Analysis, Design, Development, Implement, Evaluate) method and the software required for this study are Unity and Visual Studio 2019. ADDIE method is a learning model that instructional designers and training developers have used to create methods of learning effectiveness learning, this learning model is an acronym for a five-step process which are: Analysis, Design, Development, Implementation, and evaluation. And therefore the software used to develop the game are Unity. The result of this research is a RPG game that can be used for learning English. With this RPG ga...

SCIENCE TECH: Jurnal Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Volume 8, No.1, Bulan Februari, hal. 74-88 science.tech@ustjogja.ac.id ISSN ISSN 2460-6286 (Cetak) 2579-3624 (Online) Perancangan Game RPG untuk Pembelajaran Bahasa Inggris dengan Metode ADDIE An RPG Game Design for English Learning using ADDIE Methods Tony Wibowo1, Felnando2 Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Internasional Batam1 tony.wibowo@uib.edu1 Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Internasional Batam2 1831129.felnando@uib.edu2 Info Artikel Naskah diterima: 19/02/2022 Naskah direvisi: 25/02/2022 Naskah disetujui: 28/02/2022 Korespondensi Penulis: 1831129.felnando@uib. edu Abstract Technology makes easier to study English language easier by social media, websites, books, or even seminars. RPG game is a type of game that tell the story and information by virtual and interactive path. Most students that struggling learning English have faced complexity and difficulty in learning them. This study aims to create a RPG game that can help learning English. The method used for this study is ADDIE (Analysis, Design, Development, Implement, Evaluate) method and the software required for this study are Unity and Visual Studio 2019. ADDIE method is a learning model that instructional designers and training developers have used to create methods of learning effectiveness learning, this learning model is an acronym for a five-step process which are: Analysis, Design, Development, Implementation, and evaluation. And therefore the software used to develop the game are Unity. The result of this research is a RPG game that can be used for learning English. With this RPG game, it is hoped that the game can help with students who struggle learning English. Keywords: Information System; RPG Game; English; Education Game; Learning. Abstrak Teknologi mempermudah belajar bahasa Inggris dengan media sosial, website, buku, atau bahkan seminar. Game RPG adalah jenis game yang menceritakan kisah dan informasi melalui jalur virtual dan interaktif. Sebagian besar siswa yang kesulitan belajar bahasa Inggris menghadapi kompleksitas dan kesulitan dalam mempelajarinya. Penelitian ini bertujuan untuk membuat sebuah game RPG yang dapat membantu pembelajaran bahasa 74 Science Tech: Jurnal Ilmu Pengetahuan dan Teknologi, Volume: 8, No. 1, Februari, hal. 74-88 Inggris. Metode yang digunakan untuk penelitian ini adalah metode ADDIE (Analysis, Design, Development, Implement, Evaluate) dan perangkat lunak yang dibutuhkan untuk penelitian ini adalah Unity dan Visual Studio 2019. Metode ADDIE adalah model pembelajaran yang digunakan oleh desainer instruksional dan pengembang pelatihan untuk membuat metode pembelajaran efektivitas pembelajaran, model pembelajaran ini merupakan akronim dari proses lima langkah yaitu: Analisis, Desain, Pengembangan, Implementasi, dan Evaluasi. Maka software yang digunakan untuk mengembangkan game ini adalah Unity dan Visual Studio 2019. Hasil dari penelitian ini adalah game RPG yang dapat digunakan untuk pembelajaran bahasa Inggris. Dengan adanya game ini diharapkan dapat membantu siswa yang kesulitan belajar bahasa Inggris. Kata Kunci: Sistem Infomasi; Game RPG; English; Game Edukasi; Pembelajaran. Sitasi: Tony Wibowo, Felnando (2022). Perancangan Game RPG Untuk Pembelajaran Bahasa Inggris Dengan Metode ADDIE. Science Tech: Jurnal Ilmu Pengetahuan dan Teknologi. Volume: 8, No. 1, Februari, hal.74-88. Pendahuluan Perkembangan teknologi yang pesat memungkinkan mencari infomasi, ilmu pengetahuan, dan komunikasi sesama manusia untuk mengembangkan keahlian dan menyelesaikan suatu masalah. (Nisar et al., 2019). Pengembangan teknologi yang pesat menberikan banyak bidang untuk mempunyai perkembangan teknologi yang pesat memberikan pengaruh besar pada sebagian besar bidang pada era modern saat ini, salah satunya bidang komputer yang meningkat drastis dengan keluarnya komputer. Komputer dapat digunakan sebagai alat untuk menerjemahkan perintah sesuai dengan prosedur yang telah diatur pada sistem. Saat itu, orangorang tertentu menggunakan komputer hanya karena biaya dan jumlah yang kecil. Namun seiring berjalannya waktu, komputer menjadi lebih tersedia bagi banyak orang. Pengenalan Personal Computer (PC), yang memungkinkan orang dari rumah untuk menggunakan komputer, memberikan banyak kemungkinan dan keuntungan. Komputer juga dapat digunakan untuk memvisualisasikan setiap aktivitas manusia, termasuk sejarah kemanusiaan dan imajinasi yang diciptakan oleh pikiran manusia. Kegiatan ini dapat disimulasikan dan dibuat kembali dalam bentuk permainan. Game merupakan salah satu sumber hiburan bagi segala usia. Salah satu genre tersebut adalah Role Playing Game (RPG). Game Role-Playing Game (RPG) merupakan salah satu genre game yang sangat menekankan narasi, tindakan alternatif yang memberikan interaksi dan dialog serta mekanisme hadiah (Agusdinata & Lukosch, 2019). Dalam game RPG pemain dapat membenamkan diri sebagai karakter dalam game tersebut, berinteraksi dengan karakter lain, mengalahkan tantangan dan sub-quest untuk memajukan cerita dalam game tersebut. Di Departemen Pendidikan, Role Playing Game (RPG) dapat digunakan sebagai media pembelajaran, hal ini karena RPG dapat membuat pembelajaran lebih mudah dipahami dan menarik bagi siswa. Ini memungkinkan pemain untuk tenggelam dalam dunia berbeda yang diciptakan oleh game itu sendiri. Penelitian yang dilakukan oleh (Acquah & Katz, 2020) menjelaskan bahwa game dapat meningkatkan motivasi seseorang untuk belajar dan 75 Tony Wibowo, Felnando, Perancangan Game RPG … meningkatkan kemampuannya dalam mata pelajaran. Selanjutnya, Penelitian yang dilakukan oleh (Lin et al., 2018) mengembangkan game sebagai media pembelajaran untuk meningkatkan kompetensi menulis bahasa Inggris pemain di departemen bisnis. Hasil tes terhadap 68 siswa berusia antara 18 dan 22 tahun menyatakan bahwa motivasi intrinsik siswa lebih tinggi menggunakan pembelajaran berbasis game dibandingkan pembelajaran dengan metode konvensional. Ini menunjukkan bagaimana game dapat digunakan untuk belajar bahasa Inggris dan membantu pemain dalam menulis bahasa Inggris di departemen bisnis. Bahasa Inggris telah dicap sebagai bahasa internasional dan dapat digunakan sebagai bahasa pengantar bagi orang asing (Siti Nurkhalizah, Siti Rochmani, 2021). Bahasa Inggris sebagai bahasa asing tidak semua orang memiliki pemahaman dan penggunaan yang sama, terutama di Indonesia. Pembelajaran bahasa Inggris, khususnya di kalangan pelajar, seringkali mengalami kerumitan dan kesulitan dalam memahami bahasa tersebut. Dari permasalahan yang dialami siswa tidak tertarik untuk mempelajarinya yang menyebabkan siswa ragu-ragu untuk mengikuti pembelajaran bahasa Inggris dan keadaan tersebut disebabkan oleh kurangnya motivasi (Dwaik et al., 2019) bahasa Inggris dapat dikatakan sebagai salah satu bahasa yang harus dikuasai. dikuasai jika ingin kuliah atau bekerja di luar Indonesia. Motivasi belajar bahasa Inggris yang rendah dapat mempengaruhi seseorang untuk belajar bahasa Inggris (Asmali, 2017). Salah satu cara untuk meningkatkan motivasi belajar bahasa Inggris adalah dengan memanfaatkan RPG (Role Playing Game) yang dapat digunakan untuk belajar bahasa Inggris. Karena RPG dapat menempatkan pemain dalam simulasi digital pada situasi kasus nyata dan bermain sebagai salah satu peran utama dalam permainan. pemain dapat memahami bahasa Inggris dan bermain secara bersamaan. Penelitian yang dibimbing oleh (Cutryanto et al., 2019) menggunakan ADDIE (Analysis, Design, Development, Implement, Evaluate) sebagai metode penelitian dan menggunakan Unity 3D sebagai mesin dasarnya untuk membuat kuis berbasis game untuk belajar bahasa Jepang. Salah satu fungsi dalam ADDIE khususnya pedoman adalah mengembangkan dan membangun perangkat dan infrastruktur program pelatihan yang efektif, dinamis, dan mendukung kinerja pelatihan itu sendiri. Penelitian ini berfokus pada masalah bahwa bahasa Jepang sulit dipelajari antara orang Indonesia karena banyak perbedaan abjad, struktur garis yang berbeda, dan ejaan. Penelitian ini bertujuan untuk membuat sebuah game untuk memudahkan pemain dalam belajar bahasa Jepang bagi pemula. Penelitian ini menyimpulkan bahwa dengan menggunakan metode ADDIE, dapat membuat sebuah game yang berhasil memperkenalkan kosakata dan huruf hiragana dan katakana kepada pemula yang memainkan game tersebut. Selain itu, penelitian yang dibimbing oleh (Rohman & Kasoni, 2020) menjelaskan pengembangan game 2D tentang “Pencegahan Demam Berdarah Dengue Menggunakan Unity 2D” Tujuan dari penelitian ini adalah untuk membantu masyarakat dan memperkenalkan langkah-langkah pencegahan Demam Berdarah Dengue. dengan permainan sebagai medianya. Penelitian ini menggunakan R&D (Research and Development) karena metode ini secara objektif mampu menemukan dan mengidentifikasi masalah serta menyeleksi upaya pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Game tersebut digunakan karena penerapan IT (Information Technology) di bidang pendidikan telah terbukti mampu meningkatkan kemampuan belajar di masyarakat. Pada akhir penelitian ini disimpulkan bahwa game tidak hanya dapat dijadikan sebagai hiburan tetapi juga dapat menjadi sumber informasi. 76 Science Tech: Jurnal Ilmu Pengetahuan dan Teknologi, Volume: 8, No. 1, Februari, hal. 74-88 Selanjutnya penelitian yang dilakukan oleh (Inawati & Puspasari, 2020) mengembangkan media pembelajaran interaktif berbasis Unity 3D sebagai perangkat lunaknya untuk membuat game dan menggunakan ADDIE (Analysis, Design, Development, Implement, Evaluate) sebagai metode untuk melaksanakan pengembangan Game. Penelitian ini menjelaskan bahwa Unity dapat digunakan untuk membuat genre game seperti FPS (First-Person Shooter), RPG (RolePlaying Game), dan juga RTS (Real-Time Strategy). Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan proses belajar interaktif game Snake & Ladders untuk memberikan sebuah inovasi media pendidikan bagi siswa agar tidak bosan dan belajar menjadi jauh lebih menarik dan menyenangkan. Selain itu, Unity 3D membantu efisiensi pengajaran dalam menjelaskan materi. Guru juga menggunakan media pendidikan sebagai alat bantu mengajar: media proyeksi, media visual, audio visual, dan miniatur. Penelitian yang dibimbing oleh (Aminah, 2018) mengembangkan media pembelajaran bahasa Inggris melalui game edukasi untuk membantu proses belajar-mengajar siswa SMA Negeri 8 Pagar Alam. Pengembangan game ini dibantu dengan metode ADDIE dan menggunakan software Adobe flash CS 6 untuk membuat game tersebut. (Aminah, 2018) menjelaskan bahwa game edukasi merupakan media pembelajaran yang membuat siswa belajar sambil bermain di mana mereka merasa bermain game favorit mereka sehari-hari, sehingga kemauan siswa sendiri dapat menyerap materi. Siswa jauh lebih termotivasi untuk belajar sehingga mereka dapat bermain lebih baik. Dengan menggunakan game edukasi, memudahkan siswa dan guru untuk memulai kegiatan belajar mengajar di sekolah dan di rumah. Hasil akhir dari penelitian ini adalah game yang telah ada dapat membantu memudahkan siswa dan guru dalam proses belajar mengajar di sekolah maupun di luar sekolah. Terakhir, penelitian yang dibimbing oleh (Mokoginta et al., 2019) mengembangkan game edukasi 2D untuk memperkenalkan bahasa daerah Toraja kepada siswa sekolah dasar. Penelitian ini bertujuan untuk memperkenalkan bahasa daerah, agar budaya bahasa tidak hilang dengan sendirinya. Implementasi game ini menggunakan Unity3D sebagai perangkat lunak untuk mengembangkan game untuk android sebagai platform dan menggunakan UML (Unified Modeling Language) sebagai metode untuk membuat game. (Mokoginta et al., 2019) juga menjelaskan bahwa game edukasi merupakan salah satu jenis media yang digunakan untuk memberikan pengajaran dalam bentuk permainan dengan tujuan untuk merangsang daya pikir dan meningkatkan konsentrasi melalui media yang unik dan menarik. Pemahaman ini tentu saja mengidentifikasi bahwa tujuan permainan edukatif adalah untuk mendukung proses belajar mengajar dengan kegiatan yang menyenangkan dan lebih kreatif serta meningkatkan pengetahuan pengguna media berpikir. Dengan adanya game ini diharapkan mampu bermain sekaligus menambah pengetahuan bahasa daerah Toraja bagi siswa sekolah dasar. Dari hasil penelitian yang telah dijelaskan sebelumnya di atas, dalam penelitian ini penulis memutuskan untuk mengembangkan RPG (Role-Playing Game) untuk membantu pembelajaran bahasa Inggris seperti yang dilakukan oleh (Aminah, 2018) dengan metode ADDIE seperti yang dilakukan oleh (Aminah, 2018; Inawati & Puspasari, 2020) dan menggunakan Unity sebagai engine untuk mengembangkan game seperti yang digunakan oleh (Aminah, 2018; Inawati & Puspasari, 2020; Mokoginta et al., 2019). Berdasarkan topik dan permasalahan yang telah dijelaskan di atas maka penlis mengangkat topik “An RPG Game Design for Learning English Method using ADDIE Methods”. Penulis berharap game yang penulis buat dapat meningkatkan motivasi dan meningkatkan kemampuan Bahasa Inggris. 77 Tony Wibowo, Felnando, Perancangan Game RPG … Metode Metode yang digunakan untuk penelitian ini adalah model ADDIE (Analysis, Design, Development, Implement, Evaluate) ditampilkan di Gambar. 1 Gambar 1. Model ADDIE 1. Analisis (Analyze) Tahap ini bertujuan untuk membuat game RPG yang dapat digunakan untuk membantu pembelajaran bahasa Inggris. Kami menganalisis bagaimana mengintegrasikan game RPG dan pembelajaran bahasa Inggris menjadi satu dan perangkat lunak yang diperlukan untuk memulai proyek ini. Pengembangan suatu produk dapat diterapkan oleh suatu masalah pada produk yang sudah ada. 2. Desain (Design) Setelah tahap Analisis dilakukan, penulis berinisiatif untuk merancang konsep game dengan menggunakan Game Design Document (GDD). Penulis merancang game overview, gameplay, user interface, game logic, dan mechanics. Konsep-konsep tersebut diperlukan untuk membuat sebuah game dari awal hingga akhir. Selanjutnya, kami mengunduh aset dari situs web yang menawarkan aset dan sprite gratis yang diperlukan untuk game itu sendiri. 3. Perkembangan (Development) Setelah Perancangan selesai, penulis akan memulai proses pengembangan untuk membuat Game. Langkah awal pengembangan penulis akan membuka Unity 2019.4.17f1 untuk mengembangkan sistem dan mekanik yang telah ditulis pada Game Design Document (GDD). Kemudian Impor semua aset dan sprite yang diperlukan yang telah diunduh ke dalam proyek baru dalam kesatuan. Setelah itu penulis mengembangkan sistem menggunakan Visual Studio 2019 dengan bahasa pemrograman C-Sharp. Bahasa pemrograman C-Sharp digunakan karena sudah built in pada unity itu sendiri sehingga tidak perlu mencari bahasa pemrograman lain. Setelah semua Sistem telah dikembangkan penulis akan merancang UI yang akan digunakan sepanjang permainan, perancangan akan menggunakan aset yang diberikan oleh unity itu sendiri. Setelah desain UI selesai, maka penulis akan meletakkan sprite yang dibutuhkan untuk game tersebut dan drag and drop pada inspector di Unity. Kemudian kami memoles mekanika game, dan user interface agar lebih menyenangkan saat 78 Science Tech: Jurnal Ilmu Pengetahuan dan Teknologi, Volume: 8, No. 1, Februari, hal. 74-88 bermain game dan memastikan tidak ada kesalahan saat pindah ke fase berikutnya kami akan menguji fungsi aplikasi. 4. Implementasi (Implement) Setelah proses pengembangan Game selesai, langkah selanjutnya adalah membangun game menjadi file yang dapat dieksekusi. Setelah build selesai, Game akan dievaluasi oleh dosen terlebih dahulu, dan jika game disetujui maka game akan diujikan kepada pemain untuk dievaluasi hasil dan sarannya. Setelah pengujian selesai kami akan menyimpulkan tahap ini dan pindah ke tahap akhir. 5. Evaluasi (Evaluate) Pada fase ini, semua fase dan hasil sebelumnya akan dinilai kembali, kami akan mengundang dan mewawancarai beberapa sukarelawan untuk mengevaluasi dan efisiensi aplikasi dan menyingkirkan bug dan masalah yang muncul selama periode pengujian dan menambahkan beberapa umpan balik tentang cara meningkatkan aplikasi. Langkah ini akan menjadi langkah terakhir untuk memperbaiki setiap bug dan masalah sebelum diluncurkan ke app store atau pasar serupa. Hasil dan Pembahasan Pada bagian ini, kami mulai mengembangkan game. Menggunakan metode ADDIE dibagi dengan 5 langkah yaitu Analysis, Design, Development, Implement, Evaluate. Rangkuman dari feedback tersebut adalah: desain yang bagus, user interface yang mudah dioperasikan, tingkat kesulitan dari game itu sendiri baik untuk pembelajaran, untuk sistem pertarungan bisa lebih baik jika dimainkan animasi ketika pemain mendapatkan exp setiap kali mereka menjawab pertanyaan dengan benar. Analysis Pada tahap ini kami menganalisis bagaimana mengintegrasikan materi dan media pendidikan menjadi satu serta perangkat lunak mana yang diperlukan untuk mencapainya. Ketika kita menambahkan fitur ke dalam game, pertama-tama kita perlu mempelajari dan menganalisis bagaimana menggabungkan game RPG dan belajar bahasa Inggris menjadi satu yang akan diterapkan pada game. Dengan mempelajari artikel-artikel yang disediakan, kita dapat dengan tepat menerapkan fitur yang dibutuhkan. Kami juga perlu menganalisis perangkat lunak apa yang diperlukan untuk menjalankan proyek ini. Hasil dari proses itu sendiri adalah memanfaatkan sistem level untuk karakter. Untuk meningkatkan level pemain harus mengumpulkan exp yang diperlukan untuk naik level dan untuk mendapatkan exp pemain harus memilih dialog yang tepat saat dalam pertempuran atau melakukan bantuan di luar pertempuran untuk mendapatkan exp. Jika pemain memilih opsi yang salah, pemain itu sendiri tidak dapat memperoleh exp. Lebih lanjut, exp itu sendiri diperlukan untuk mengakses beberapa pertempuran besar. Setelah tahap analisis selesai kita pindah ke tahap berikutnya. 79 Tony Wibowo, Felnando, Perancangan Game RPG … Design Selanjutnya adalah tahap desain, tahap ini akan dilakukan berdasarkan hasil dari tahap sebelumnya. Pada tahap ini, kami menjabarkan instrumen penelitian apa yang akan digunakan untuk membuat game tersebut. Perancangan ini diperlukan agar game dapat dikembangkan untuk membantu pemain dalam belajar bahasa Inggris. Pada tahap ini, desain di laksanakan melalui GDD (Game Design Document) yang merupakan kumpulan dokumen yang digunakan oleh game designer untuk memberikan informasi tentang game yang dirancang, proses ini mengubah ide yang abstrak menjadi rencana tertulis (Handayani et al., 2017). GDD (Game Design Document) dapat membantu developer baru yang baru saja direkrut untuk mempelajari game apa yang akan di buat serta komponen penting. GDD (Game Design Document) dapat digunakan sebagai alat komunikasi antar tim dan digunakan untuk mengarsipkan setiap komponen dan bermanfaat apabila developer lain mengambil alih pengembangan permainan tersebut. GDD (Game Design Document) harus sederhana dan menjelaskan detail dan konsep tentang game itu sendiri. Struktur GDD (Game Design Document) mencakup gambaran umum game, game dunia, desain level, desain antarmuka pengguna, desain konten, dan desain Bahasa. Setelah selesai input GDD (Game Design Document). Selanjutnya kita tentukan target audiens yang cocok untuk memainkan game tersebut, yang akan kita targetkan untuk player yang kesulitan belajar bahasa Inggris, yang ingin meningkatkan bahasa Inggrisnya, dan yang tertarik untuk belajar Bahasa Inggris serta pemain game yang bertujuan hiburan. Software yang kami gunakan untuk membuat game ini adalah Unity. Alasan kami memilih Unity karena merupakan salah satu engine game yang fleksibel saat membuat game. Unity juga telah membuktikan dirinya sebagai mesin umum dalam pembuatan game, karena fleksibel dapat digunakan di seluruh platform game seperti windows, iOS, Android, Xbox, dan PS3/4/VR (Buyuksalih et al., 2017). Unity juga memungkinkan pembuatan game tanpa koding, yang memungkinkan orang yang tidak memiliki pengetahuan coding dapat menggunakan unity untuk membuat game. Terakhir, unity dapat menyediakan penyimpanan aset dalam kesatuan untuk menghemat waktu dalam menemukan aset untuk game Anda. Setelah kami menyelesaikan komponen penting dalam fase desain, kami dapat memulai fase berikutnya yaitu tahap pengembangan. Development Pada tahap ini, kita akan mulai menginisiasi rencana yang diterapkan pada tahap sebelumnya dari awal sampai akhir. Pada tahap ini kita akan mulai menemukan situs web yang menawarkan aset sprite gratis yang diperlukan untuk game itu sendiri. Salah satu situs webnya adalah toko Unity Assets yang menyediakan beberapa aset gratis untuk digunakan dalam permainan. Setelah kita selesai mengunduh semua aset yang dibutuhkan. Kita dapat beralih ke aplikasi unity dan mengimpor aset gratis tersebut ke unity. Setelah impor selesai, kita dapat memulai proses pengembangan game. Pertama, kita akan mulai mendesain layar menu utama game menggunakan unity. Akan ada new game, load game, options, dan quit menu di menu utama. New game untuk menbuat save baru yang kosong, load game untuk memuat lokasi player yang sebelumnya disimpan oleh player, options untuk mengonfigurasi sistem game seperti, resolusi, layar penuh, dan volume game. Setelah fungsi menu utama selesai, kita akan mulai membuat peta, pemain, NPC, mekanik game tersebut. Peta digunakan untuk menunjukkan lokasi/daerah dimana pemain berada. Kami membuat peta permainan dengan menggunakan fitur tile pallete yang disediakan 80 Science Tech: Jurnal Ilmu Pengetahuan dan Teknologi, Volume: 8, No. 1, Februari, hal. 74-88 oleh unity dan menggunakan fitur tile pallete yang disediakan oleh unity yang ditunjukkan pada Gambar.2. Tile-pallete merupakan salah satu fitur unity yang dapat digunakan untuk mendesain layout peta dalam sebuah game menggunakan aset tile sprite. Struktur peta menggunakan aset tile sprite untuk menbuat peta luar. Peta luar akan mencakup desa dengan beberapa NPC yang dapat berinteraksi, bangunan, rumput untuk encounter buat musuh, dan sungai di dekat desa di mana beberapa di antaranya dapat berinteraksi sementara beberapa tidak berinteraksi sama sekali. Gambar 2. Tile Pallete di Unity Setelah peta dunia selesai, langkah selanjutnya adalah men-drag sprite player dan NPC ke map yang telah kita buat sebelumnya. Kami ingin kamera game selalu melihat pemain dan menempatkan NPC di kota dan beberapa di area rumput terdekat yang ditunjukkan pada Gambar 3. Kami ingin membuat beberapa NPC dapat berinteraksi dan tidak dapat di interaksi. NPC yang berinteraksi bisa jadi yang menjual item, atau hanya memberikan dialog acak. Setelah itu, kami ingin membuat pemain dapat bergerak ke atas, bawah, kiri, dan kanan sehingga pemain dapat bergerak melintasi peta untuk menjelajah, dan kemudian kami ingin membuat pemain berinteraksi dengan objek, rumput, dan NPC. Untuk mewujudkannya, kami menggunakan skrip C-Sharp dengan menggunakan software Visual Studio yang ditunjukkan pada Gambar 4. 81 Tony Wibowo, Felnando, Perancangan Game RPG … Gambar 3. Tampilan Peta Luar Gambar 4. Coding Pegerakan Player di C-Sharp Setelah kami selesai mengembangkan kode untuk fitur di atas, kami melanjutkan untuk membuat battle system pada game tersebut, dimana pemain dan lawan mana akan saling bergiliran lawan satu sama lain. Pertama, kita melakukan transisi dari peta overworld ke window battle, dimana battle akan dimulai. Tujuan dari transisi ini adalah agar karakter di dunia atas tidak bergerak, tidak dapat berinteraksi, dan memicu encounter saat berada dalam pertempuran. Dengan begitu pemain tidak bisa berinteraksi dengan overworld saat dalam pertempuran. Saat giliran pemain, mereka dapat memilih 3 opsi: fight, item, dan run yang ditunjukkan pada Gambar 5. Fight untuk memulai pertempuran dengan lawan dan memilih aksi yang sesuai, item adalah menggunakan item yang Anda miliki pada tas Anda, dan terakhir melarikan adalah untuk melarikan diri dari battle dan mengakhiri battle tersebut. 82 Science Tech: Jurnal Ilmu Pengetahuan dan Teknologi, Volume: 8, No. 1, Februari, hal. 74-88 Picture 5. Player Turn Menu Ketika pemain memilih tindakan aksi setelah memilih opsi fight. Akan ada dialog di mana pemain harus memilih jawaban yang tepat. Jika pemain memilih jawaban yang benar, kekuatan serangan aksi akan meningkat, dan Anda mendapatkan exp untuk exp pemain. Sementara itu, jika Anda memilih opsi yang salah, kekuatannya akan berkurang, dan Anda tidak akan mendapatkan exp untuk exp pemain. Setelah pengambilan keputusan dilakukan dan diselesaikan giliran beralih ke musuh. Selanjutnya, musuh akan memilih aksi yang cocok untuk melawan balik pada pemain. Pertempuran akan berakhir setelah satu pihak kalah atau pemain menggunakan opsi lari. Jika player menang akan mendapatkan battle exp dan player exp jika ada jawaban yang benar sedangkan jika player kalah player langsung pindah kembali ke tempat terakhir yang disimpan sebelumnya memulihkan health dan kehilangan beberapa player exp. Saat pertempuran berakhir, itu akan beralih kembali ke peta dunia luar. Terakhir, akan ada menu yang dapat dibuka pemain saat berada di peta dunia luar untuk memeriksa peringkat Anda saat ini, simpan data, dan keluar dari game tersebut. Jika pemain menggulir ke menu peringkat saat ini jika akan menunjukkan level pemain Anda saat ini dan exp pertempuran. Selain itu, jika pemain memilih simpan, itu akan menyimpan data dan posisi pemain saat ini. Selanjutnya, opsi simpan memungkinkan pemain untuk menyimpan data mereka saat ini. Sementara menu keluar ditekan, maka akan keluar dari permainan dan kembali ke menu utama. Tahap ini diakhiri dengan mekanik game inti, peta, sistem selesai dibuat dan siap untuk pengujian pada fase berikutnya. 83 Tony Wibowo, Felnando, Perancangan Game RPG … Implementation Pada tahap implementasi kita akan mulai ekspor aplikasi ke dalam aplikasi game yang dapat dijalankan. Langkah ini bertujuan untuk menguji fungsi aplikasi untuk memastikan berfungsi dengan sesuai yang dibuat pada tahap pengembangan sebelumnya. Proses pengujian yang telah dilakukan oleh penulis dapat dilihat pada Tabel 1. Tabel 1 Hasil Testing No Topik 1. Main menu 2. Over world map 3. Battle system 4 User interface Hasil Semua tombol berfungsi sesuai yang dibuat sebelumnya saat ditekan di layar menu. Jika game baru ditekan itu akan memulai game baru yang kosong transisi ke peta dunia luar. Jika load game ditekan akan memuat game tempat pemain sebelumnya. Menyimpan di game, apabila options di tekan maka akan menbuka menu pengaturan dan jika tombol exit ditekan itu akan keluar dari permainan kembali ke windows. Pemain dapat berinteraksi dengan NPC, objek tertentu, rumput yang berfungsi sesuai yang ditentukan dan juga gerakan ke atas, bawah, kiri, dan kanan untuk pemain utama. Opsi yang dipilih dapat di tekan dan melakukan fungsi masingmasing. Dan saat satu sisi kalah maka battle tersebut selesai dan mengakhiri pertartungan tersebut dan transisi balik ke peta luar. Kita bisa melihat exp player dan level saat berada di peta luar dan menu peta luar berfungsi seperti yang ditentukan sebelumnya. Setelah pengujian semua fungsi game, kami periksa kembali untuk mengecek bug yang muncul. Apabila aplikasi sudah aman dari bug, kami akan mengekspor game dengan menggunakan engine unity ke game yang dapat dimainkan. Setelah ekspor selesai, game siap untuk diuji. Pemain akan menguji permainan dan memberikan pendapat yang diperoleh dengan mengajukan pertanyaan terkait keseluruhan permainan itu sendiri dan saran tambahan yang dapat digunakan untuk meningkatkan permainan tersebut untuk membantu pembelajaran bahasa Inggris. Evaluation Pada tahap Evaluasi kami mengevaluasi semua pendapat dan saran untuk meningkatkan permainan dan efektivitas permainan untuk belajar bahasa Inggris kepada para pemain. Tujuan dari tahap ini adalah untuk mengevaluasi pendapat pengguna dan saran potensi yang dapat digunakan untuk meningkatkan aplikasi sebelum game dirilis ke publik. Untuk meningkatkan efektivitas game, kami akan mengadakan sesi Usability Testing. 25 peserta sesi ini adalah sampel target pengguna yang ditentukan pada tahap desain. Saran dan masukan dari peserta akan ditampilkan pada tabel 2. 84 Science Tech: Jurnal Ilmu Pengetahuan dan Teknologi, Volume: 8, No. 1, Februari, hal. 74-88 Tabel 2 Pendapat dan Saran dari Penguna No 1. 2. 3. Topik Tanggapan pertama Pembelajaran bahasa inggris User interface 4. Battle system 5. Tingkat kesulitan 6. Controls Respon dari Penguna Tertarik pada game tersbut, sprite yang digunakan ok. Pemain dapat belajar Bahasa Inggris dengan memilih tata Bahasa tepat yang dijabarkan dalam game tersebut. User interface sederhana terdapat infomasi dan menjelaskan tujuannya. Menarik tetapi bisa lebih baik jika exp bar pemain muncul dan memainkan animasi isi ketika setiap pertanyaan dijawab dengan benar dalam pertempuran. Kesulitannya baik-baik saja dan cocok untuk menpelajari materi bahasa Inggris tersebut. Kontrol mudah dioperasikan. Namun, tidak ada jendela yang menunjukkan kontrol pemain penuh yang membuat pemain harus beradaptasi dalam permainan. Berdasarkan masukan di atas, menunjukkan bahwa game RPG yang dibuat dapat membantu pembelajaran bahasa Inggris bagi siswa yang kesulitan belajar bahasa Inggris. Setelah kami selesai mengevaluasi pendapat yang kami dapatkan dari pengguna. kami akan menambahkan beberapa pendapat dari pengguna dan meninjaunya sehingga kami dapat meningkatkan permainan menjadi lebih baik dan membantu pemain lebih baik dalam belajar bahasa Inggris. Berdasarkan hasil pengembangan yang dikemukakan di atas, dapat disimpulkan bahwa game dapat digunakan untuk memenuhi tujuan pembelajaran pendidikan. Game edukatif diharapkan dapat memberikan kontribusi lebih pada pembelajaran.(Chang & Hwang, 2019) menjelaskan bahwa dalam proses permainan pemain menpelajari bagaimana cara untuk menyelesaikan masalah dan bersaing dengan pemain lain sekaligus memecahkan masalah simulasi yang dirancang dengan baik serta memberikan hasil keluaran meningkatkan motivasi belajar dan meningkatkan prestasi belajar mereka dalam mata pelajaran tertentu yang dipelajari dalam permainan. Minimnya media pembelajaran dapat mempengaruhi proses pembelajaran di kelas. Hal ini membuat siswa kurang termotivasi untuk belajar selama berada di kelas. Untuk itu media pembelajaran menjadi penting dalam pembelajaran karena variasi media pembelajaran dapat membantu siswa memotivasi belajar dalam kegiatan pembelajaran online. Salah satu yang memotivasi belajar dalam kegiatan pembelajaran online dan salah satu yang dapat membantu memotivasi mereka untuk belajar adalah game edukasi. Game edukasi merupakan salah satu media pembelajaran yang dapat membantu siswa di era saat ini karena rentan terhadap kebosanan dan stress (Satria & Herumurti, 2021). Game edukasi adalah game yang memanfaatkan mekanisme permainannya untuk membantu pemain dalam mempelajari mata pelajaran tertentu dan juga dapat digunakan sebagai hiburan (Yunanto et al., 2019). 85 Tony Wibowo, Felnando, Perancangan Game RPG … Tools Perangkat lunak yang digunakan dalam proses perancangan dan pengembangan game RPG ini adalah Unity 2019.4.17f1 dan Visual Studio 2019: 1. Unity Merupakan salah satu perangkat lunak yang dikembangkan oleh Unity Technologies untuk pembuatan game dan aplikasi tertentu. Salah satu contoh pengembangan game melalui ini di jurnal yang berjudul “Pengembangan Media Pembelajaran Interaktif Game Ular Tangga Berbasis Unity 3D Pada Mata Pelajaran Kearsipan Kelas X OTKP di SMKN 4 Surabaya” digunakan sebagai perangkat lunak dalam pengembangan game tersebut (Inawati & Puspasari, 2020). 2. Visual Studio 2019 Merupakan aplikasi pengembangan terintegrasi yang dikembangkan oleh Microsoft. Aplikasi ini dapat digunakan dalam beberapa jenis pengembangan software seperti, aplikasi komputer, situs, aplikasi web, dan juga aplikasi Android. Aplikasi ini memiliki alat dan fitur lain yang menfasilitaskan proses pengembangan aplikasi. Kesimpulan Setelah mengimplementasikan konsep pembelajaran bahasa Inggris ke dalam game RPG, kesimpulan dari penelitian yang dilakukan di atas adalah: Materi pembelajaran bahasa Inggris dapat dikonsepkan ke dalam game RPG. Metode yang digunakan adalah ADDIE, serta aplikasi yang digunakan untuk memenuhi penelitian ini adalah Unity dan Visual Studio. Unity telah membuktikan dirinya sebagai mesin umum untuk membuat game karena fleksibilitasnya dan dapat digunakan di seluruh platform game seperti windows, iOS, Android, Xbox, dan PS3/4/VR. Visual Studio juga membantu saat membuat game, karena memungkinkan pengembangan aplikasi dan memungkinkan pengembangan game. Visual studio juga mendukung banyak bahasa pemrograman seperti, Python, C++, dan JavaScript. Hasil dari penelitian ini adalah game RPG yang berisi materi pembelajaran bahasa Inggris, yang dapat membantu pemain untuk belajar dan meningkatkan bahasa Inggris mereka, dengan menambahkan tindakan interaktif pada keputusan Anda membantu pemain untuk memikirkan kembali keputusan mereka sebelum memilih opsi yang diberikan selama pertempuran. Berdasarkan pendapat yang kami terima dari pengguna uji kami mengenai aplikasi kami. Kumpulan dari feedback tersebut adalah: desain yang bagus, user interface yang mudah dioperasikan, tingkat kesulitan dari game itu sendiri baik untuk pembelajaran, untuk sistem pertarungan bisa lebih baik jika dimainkan animasi ketika pemain mendapatkan exp setiap kali mereka menjawab pertanyaan dengan benar. Selanjutnya, semoga penelitian ini dapat digunakan untuk karya-karya selanjutnya yang mendukung game edukasi sebagai media pembelajaran bagi siswa. Ucapan Terima Kasih Ucapan terima kasih kepada Program Studi Sistem Informasi, Fakultas Ilmu Komputer Universitas Internasional Batam dan dosen pembimbing, serta LP2M UST Yogyakarta yang memberikan dukungan dalam publikasi penelitian ini. 86 Science Tech: Jurnal Ilmu Pengetahuan dan Teknologi, Volume: 8, No. 1, Februari, hal. 74-88 Daftar Pustaka Acquah, E. O., & Katz, H. T. (2020). Digital Game-Based L2 Learning Outcomes for Primary through High-School Students: A Systematic Literature Review. Computers and Education, 143(March 2019), 1–19. Agusdinata, D. B., & Lukosch, H. (2019). Supporting Interventions to Reduce Household Greenhouse Gas Emissions: A Transdisciplinary Role-Playing Game Development. Simulation and Gaming, 50(3), 359–376. https://doi.org/10.1177/1046878119848135. Aminah, S. (2018). Implementasi Model Addie pada Education Game Pembelajaran Bahasa Inggris (Studi Kasus Pada SMP Negeri 8 Pagaralam ). Jurnal Ilmiah Betrik, 9(3), 152– 162. https://doi.org/10.36050/betrik.v9i03.41. Asmali, M. (2017). Young Learners’ Attitudes and Motivation to Learn English. NovitasROYAL (Research on Youth and Language), 11(1), 53–68. Buyuksalih, I., Bayburt, S., Buyuksalih, G., Baskaraca, A. P., Karim, H., & Rahman, A. A. (2017). 3D Modelling and Visualization Based on The Unity Game Engine - Advantages and Challenges. ISPRS Annals of the Photogrammetry, Remote Sensing and Spatial Information Sciences, 4(4W4), 161–166. https://doi.org/10.5194/isprs-annals-IV-4-W4161-2017. Chang, C. Y., & Hwang, G. J. (2019). Trends in Digital Game-Based Learning in The Mobile Era: A Systematic Review of Journal Publications from 2007 to 2016. International Journal of Mobile Learning and Organisation, 13(1), 68–90. Cutryanto, A., Fauziah, & Komala Sari, T. R. (2019). Education Games Let’s Learn Japanese Using The Unity 3d Based Android. Jurnal Mantik, 3(2), 10–19. Dwaik, R., Shrouf, S., & Sahib, B. (2019). An Exploration of Freshman Students’ Attitude towards English Literature. Arab World English Journal, 6(3), 244–260. https://doi.org/10.24093/awej/vol6no3.16. Handayani, P. P., M, S., & Al Fatta, H. (2017). Perancangan Game Design Document Serious Game Permainan Tradisional Angklek Sleman Yogyakarta. Seminar Nasional Informatika 2015, 1(1), 1–7. http://e-journal.potensiutama.ac.id/ojs/index.php/SNIf/article/view/232. Inawati, A., & Puspasari, D. (2020). Pengembangan Media Pembelajaran Interaktif Game Ular Tangga Berbasis Unity 3D Pada Mata Pelajaran Kearsipan Kelas X OTKP di Smkn 4 Surabaya. Jurnal Pendidikan Administrasi Perkantoran (JPAP), 9(1), 19–20. Lin, C. J., Hwang, G. J., Fu, Q. K., & Chen, J. F. (2018). A Flipped Contextual Game-Based Learning Approach to Enhancing EFL Students’ English Business Writing Performance and Reflective Behaviors. Educational Technology and Society, 21(3), 117–131. Mokoginta, H. S., Tulenan, V., & Sugiarso, B. A. (2019). Aplikasi Game Edukasi 2D Pengenalan Bahasa Daerah Toraja untuk Anak Sekolah Dasar. Jurnal Teknik Informatika, 14(2), 235–242. Nisar, T. M., Prabhakar, G., & Strakova, L. (2019). Social Media Information Benefits, Knowledge Management and Smart Organizations. Journal of Business Research, 94 (August 2017), 264–272. Rohman, M. A., & Kasoni, D. (2020). Prototype Game Pencegahan Demam Berdarah Dengue menggunakan Unity 2D. Jurnal Teknik Infomatika STMIK Antar Bangsa, 6(2), 58–62. 87 Tony Wibowo, Felnando, Perancangan Game RPG … Satria, V. H., & Herumurti, D. (2021). Role-Playing Game as Learning Media to Support Online Learning. Journal of Education Technology, 5(4), 579–587. Siti Nurkhalizah, Siti Rochmani, Z. M. S. (2021). Hubungan Motivasi dengan Minat Belajar Bahasa Inggris pada Siswa-Siswi di Ma Al-Istriqomah Kabupaten Tangerang Tahun 2020. Nusantara Hasana Journal, 1(1), 95–101. Yunanto, A. A., Herumurti, D., Rochimah, S., & Kuswardayan, I. (2019). English Education Game Using Non-Player Character Based on Natural Language Processing. Procedia Computer Science, 161(2019), 502–508. https://doi.org/10.1016/j.procs.2019.11.158. 88