Enzim

Enzim merupakan senyawa protein yang berfungsi sebagai katalisator reaksi-reaksi kimia yang terjadi dalam sistem biologi (makhluk hidup). Oleh karena merupakan katalisator dalam sistem biologi, enzim sering disebut biokatalisator. Katalisator adalah suatu zat yang mempercepat reaksi kimia, tetapi tidak mengubah kesetimbangan reaksi atau tidak mempengaruhi hasil akhir reaksi. Zat itu sendiri (enzim) tidak ikut dalam reaksi sehingga bentuknya tetap atau tidak berubah. Tanpa adanya enzim, reaksi-reaksi kimia dalam tubuh akan berjalan lambat. Apakah sebenarnya enzim itu dan bagaimanakah cara kerjanya? 1. Komponen Enzim Enzim (biokatalisator) adalah senyawa protein sederhana maupun protein kompleks yang bertindak sebagai katalisator spesifik. Enzim yang tersusun dari protein sederhana jika diuraikan hanya tersusun atas asam amino saja, misalnya pepsin, tripsin, dan kemotripsin. Sementara itu, enzim yang berupa protein kompleks bila diuraikan tersusun atas asam amino dan komponen lain. Enzim lengkap atau sering disebut holoenzim, terdiri atas komponen protein dan nonprotein. Komponen protein yang menyusun enzim disebut apoenzim. Komponen ini mudah mengalami denaturasi, misalnya oleh pemanasan dengan suhu tinggi. Adapun penyusun enzim yang berupa komponen nonprotein dapat berupa komponen organik dan anorganik. Komponen organik yang terikat kuat oleh protein enzim disebut gugus prostetik, sedangkan komponen organik yang terikat lemah disebut koenzim. Beberapa contoh koenzim antara lain: vitamin (vitamin B1, B2, B6, niasin, dan biotin), NAD (nikotinamida adenin dinukleotida), dan koenzim A (turunan asam pentotenat). Komponen anorganik yang terikat lemah pada protein enzim disebut kofaktor atau aktivator, misalnya beberapa ion logam seperti Zn 2+ , Cu 2+ , Mn 2+ , Mg 2+ , K + , Fe 2+ , dan Na +. 2. Cara Kerja Enzim Salah satu ciri khas enzim yaitu bekerja secara spesifik. Artinya, enzim hanya dapat bekerja pada substrat tertentu. Bagaimana cara kerja enzim? Beberapa teori berikut menjelaskan tentang cara kerja enzim. a. Lock and Key Theory (Teori Gembok dan Kunci) Teori ini dikemukakan oleh Fischer (1898). Enzim diumpamakan sebagai gembok yang mempunyai bagian kecil dan dapat mengikat substrat. Bagian enzim yang dapat berikatan dengan substrat disebut sisi aktif. Substrat diumpamakan kunci yang dapat berikatan dengan sisi aktif enzim. Selain sisi aktif, pada enzim juga ditemukan adanya sisi alosterik. Sisi alosterik dapat diibaratkan sebagai sakelar yang dapat menyebabkan kerja enzim meningkat ataupun menurun. Apabila sisi alosterik berikatan dengan penghambat (inhibitor), konfigurasi enzim akan berubah sehingga aktivitasnya berkurang. Namun, jika sisi alosterik ini berikatan dengan aktivator (zat penggiat) maka enzim menjadi aktif kembali. b. Induced Fit Theory (Teori Ketepatan Induksi) Sisi aktif enzim bersifat fleksibel sehingga dapat berubah bentuk menyesuaikan bentuk substrat.

Enzim merupakan biomolekul protein dengan fungsi utama sebagai katalisator atau mempercepat dan mengoptimalkan proses reaksi di dalam sebuah reaksi yang bersifat kimia. Molekul yang wujud pertamanya dikenal dengan nama substrat akan dioptimalkan perubahannya menjadi molekul yang lebih sederhana dan biasanya disebut produk. Dalam proses tersebut,enzim mampu mempercepar lintasan metabolisme. Ia bekerja dengan melakukan rekasi bersama dengan molekul pada substrat.

Abstrak Enzim merupakan unit protein fungsional yang berfungsi sebagai katalis dalam reaksi yang terjadi di dalam tubuh. Praktikum ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh kerja enzim yang ada pada tanaman. Metode praktikum yang digunakan untuk mengetahui kerja enzim amylase, Protease, dan Bromaline. Hasil pada aktivitas enzim amilase perbandingan 2 perlakuan dengan masing-masing sampel. Pada biji yang tidak direbus enzim amylase tidak menghidrolisis pati ditandai tidak terjadi perubahan warna hingga suhu 50 o C, dan berada pada biji yang direbus pada hingga mencapai suhu 100 o C dalam menghidrolisis pati pada biji mulai mengalami perubahan yang buktikan dengan perubahan warna.pada perlakuan 1, telur mentah tidak mengalami perubahan warna karena dalam keadaan optimal, Pada perlakuan 2 telur mentah yang ditambah oleh enzim protease mengalami perubahan warna. Percobaan pada buah nanas segar hasilnya terdapat pengaruh suhu pada masing-masing perlakuan. kenaikan suhu yang lebih tinggi dapat merusak struktur enzim hingga fungsi kerja enzim berkurang. Kata Kunci: Enzim; Hidrolisis; Fungsional: Optimal; Suhu. PENDAHULUAN Enzim sebagai biokatalisator yang diproduksi oleh sel. Sebagai biokatalisator, enzim dapat mempercepat suatu rekasi tanpa ikut bereaksi (Soda dan Agustini, 2013). Enzim merupakan unit protein fungsional yang berfungsi sebagai katalis dalam reaksi yang terjadi di dalam tubuh. Spesifikasi enzim terhadap substrat sangat tinggi dalam mempercepat reaksi kimia tanpa produk samping. Enzim juga memiliki daya katalitik yang tinggi. Beberapa factor yang mempengaruhi harga aktivitas enzim yaitu pH, suhu, konsentrasi enzim, konsenrasi substrat dan inhibitor (Lehninger, 1982). Faktor-faktor yang mempengaruhi kerja enzim yaitu suhu, pH, konsentrasi substrat, konsentrasi enzim, aktivator dan inhibitor. Enzim akan kehilangan aktivitasnya karena panas, asam dan basa kuat, pelarut organic atau apa saja yang bisa menyebabkan denaturasi protein. Enzim dinyatakan mempunyai sifat yang sangat khas karena hanya bekerja pada substrat tertentu. Fungsi penting dan dari enzim adalah sebagai biokatalisator, reaksi kimia secara kolektif membentuk metabolisme perantara sel, suatu bagian yang sangat kecil dari suatu molekul besar protein enzim sangat berperan untuk katalis reaksi (Lakitan, 2007). Tujuan dari praktikum ini adalah untuk mengetahui pengaruh kerja enzim yang ada pada tanaman. MATERIAL DAN METODE Alat dan bahan yang dibutuhkan untuk mengetahui kerja enzim amylase pada biji adalah biji kacang, wadah, air,

Sel hidup ibarat pabrik kimia yang bergantung pada energi dan harus mengikuti berbagai kaidah kimia. Reaksi kimia yang memungkinkan adanya kehidupan disebut metabolisme. Terdapat ribuan reaksi yang berkesinambungan yang terjadi di dalam tiap sel. Sel tumbuhan memiliki ragam senyawa yang dihasilkanya. Sel dapat mengatur lintasan metabolik yang mana yang berjalan dan seberapa cepat, dengan cara memproduksi katalis yang tepat yang dinamakan enzim, dalam jumlah yang sesuai pada saat diperlukan.  Berdasarkan kaitan dengan metabolisme dan berbagai peranan enzim dalam metabolisme tersebut, maka yang perlu dipelajari adalah mengenai pemahaman tentang enzim itu sendiri, sehingga dalam kesempatan ini, kelompok kami membahas mengenai materi enzim yang dapat pula dipelajari melalui makalah yang telah disusun ini.

Titik akromatik dapat diketahui apabila suatu kondisi dimana campuran tidak menunjukkan warna, karena enzim amilase telah menghidrolisis pati menjadi gula sederhana seperti glukosa, maltosa, dan dekstrin. Pada percobaan, pati matang lebih cepat mencapai titik akromatiknya
dibandingkan dengan pati mentah. Hal tersebut dikarenakan pati matang mempunyai percabangan rantai lurus, granula kecil, bentuk amorf, sehingga lebih mudah terhidrolisis daripada pati mentah. Enzim amilase bekerja dengan mengkatalisis hidrolisis dari α-1,4- glikosidik polisakarida untuk menghasilkandekstrin, oligosakarida, maltosa, dan D-glukosa.

Diamati perubahan warna yang terjadi ⇓ Perlakuan pada poin 7 diulangi sampai menit ke 35 ⇓ Ditentukan kecepatan penguraian masing-masing tabung dengan dilihat perubahan warna yang terjadi dan ditentukan temperatur optimum dari grafik yang diperoleh

Sinurat AP, Purwadaria T, Ketaren, PP, Pasaribu T. 2014. Penggantian bungkil kedelai dalam ransum ayam petelur dengan bungkil inti sawit yang sudah diperkaya nilai gizinya. JITV 19 : 184-192. DOI: http://dx.doi.org/10.14334/jitv.v19i3.1081 Serangkaian penelitian dilakukan untuk menggantikan bungkil kedelai (SBM) dengan bungkil inti sawit (PKC) dalam ransum ayam petelur. Tahap pertama dilakukan untuk meningkatkan kandungan protein dan asam amino BIS melalui proses fermentasi dan dilanjutkan dengan penambahan enzim untuk meningkatkan kecernaan asam amino. Selanjutnya dilakukan uji biologis untuk mengetahui efektifitas PKC yang sudah difermentasi (FPKC) dan ditambahkan enzim (EFPKC) untuk menggantikan SBM didalam ransum ayam petelur. Nilai energy (AME) dari PKC, FPKC dan EFPKC diukur dengan menggunakan ayam broiler dan dilanjutkan dengan pengukuran nilai asam amino tercerna pada ileal (IAAD). Nilai AME dan IAAD dari EFPKC kemudian digunakan untuk meramu ransum penelitian. Ransum diberikan pada ayam petelur umur 51 minggu selama 8 minggu. Lima (5) jenis ransum disusun dengan kandungan gizi yang sama, tetapi SBM diganti dengan EFPKC secara bertingkat. Ransum perlakuan terdiri dari 1. Kontrol (tanpa EFPKC), 2. 25% SBM dalam ransum Kontrol diganti dengan EFPKC, 3. 50% SBM dalam ransum Kontrol diganti dengan EFPKC, 4. 75% SBM dalam ransum Kontrol diganti dengan EFPKC and 5. 100% of SBM dalam ransum Kontrol diganti dengan EFPKC. Setiap ransum perlakuan diberikan pada 24 ekor ayam (6 ulangan, 4 ekor/ulangan). Hasil penelitian menunjukkan bahwa fermentasi PKC meningkatkan protein kasar dan asam amino, kecuali threonin dan arginin, tetapi menurunkan AME. Penambahan enzim pada FPKC meningkatkan nilai IAAD. Akan tetapi hanya enzim BS4 yang dapat meningkatkan nilai AME pada EFPKC. Uji biologis menunjukkan bahwa sekitar 25 hingga 50% bungkil kedelai didalam ransum dapat diganti dengan bungkil inti sawit yang sudah difermentasi dan ditambahkan enzim tanpa meyebabkan gangguan yang berarti pada performan ayam petelur. ABSTRACT Sinurat AP, Purwadaria T, Ketaren, PP, Pasaribu T. 2014. Substitutions of soybean meal with enriched palm kernel meal in laying hens diet. JITV 19(3): 184-192. DOI: http://dx.

Latar Belakang
Enzim adalah suatu kelompok protein yang menjalankan dan mengatur perubaha-perubahan kimia dalam sistem bilogi. Zat ini dihasilakan oleh organ-organ hewan dan tumbuhan, yang secara katalitik menjalankan berbagai reaksi seperti pemecahan hidrolisis, oksidasi, reduksi, isomerisasi, adisi , transfer radikal dan pemutusan rantai karbon, kebanyakan enzim terdapat didalam alat atau organ dari organisme berupa larutan kolodial dalam cairan tubuh seperti air ludah, darah, cairan lambung dan cairan pankreas. Enzim terdapat di bagian dalam sel, berkaitan dengan protoplasma. Enzim juga terdapat dalam mitokondria dan ribosom. Enzim atau biokatalisator adalah katalisator organik yang dihasilkan oleh sel.
Aktivitas katalis yang dimiliki enzim merupakan alat ukur yang selektif dan sensitif terhadap aktovitas enzim. Aktivitas enzim dapat diamati dari sisa substrat, ph, suhu, dan indikator. Faktor yang mempengaruhi pengukuran aktivitas enzim antara lain konsentrasi enzim dan substrat, suhu, pH dan indikator. Aktivitas enzim meningkat bersamaan dengan peningkatan suhu, laju berbagai proses metabolisme akan naik sampai batasan suhu maksimal. Sebagain besar enzim suhu optimalnya berada di suhu dimana enzim itu berada.
Aktivitas enzim maksimal diperoleh pada ph optimal, untuk saliva (enzim amilase) phnya 7. Bentuk kurva aktivitas pH ditentukan oleh denaturasi enzim (pada pH tinggi atau rendah) dan penambahan status bermuatan pada enzim atau substrat. Enzim dapat pula mengalami perubahan bentuk bila pH bervariasi.
Pengetahuan tentang enzim sangat perlu diketahui karena pada bidang farmasi penggunaan obat-obatan seperti antibiotik penicilin dapat membunuh bakteri dengan menghambat enzim yang berperan. Oleh karen itu, pada praktikum ini akan dilakukan percobaan tentang pengaruh pH terhadap keaktifan suatu enzim dan pengaruh temperatur terhadap keaktifan suatu enzim.

Adnan Oktar (Harun Yahya)

Sadece tek bir uzvunuzu hareket ettirmek için vücudunuzda birçok işlem gerçekleşir. İşlemler, aldığınız karar ile başlar ve temele doğru inildikçe daha da kompleks bir hal alır. Beyninizde emrin oluşması ile başlayan reaksiyonlar silsilesi, sayı olarak belki de milyarları bulmakta, bunların tümü için vücudunuzda sayısız enzim görev yapmaktadır. Yapmak istediğiniz sıradan bir hareket için dahi, hücreler içinde çok sayıda işlem birbiri ardınca devam eder. Tek bir hareketiniz için milyarlarca işlem gerçekleşirken, aynı anda beyniniz çalışmakta, kalbiniz atmakta, vücudunuza giren besinler sindirilmekte, kan akışı tüm hızıyla devam etmekte, hücreleriniz çoğalmakta, tüm organlar fonksiyonlarını hatasız ve sistemli şekilde sürdürmektedir. Hücrelerinizdeki hareketlilik hiç durmamaktadır. Siz bunların ne farkında olur, ne de bunları kontrol edebilirsiniz. Yaşamınızı devam ettirebilmek için onların sizin için yapmakla görevli oldukları şeylere razı olursunuz.

Ancak işin gerçeği, enzimlerin de diğer proteinlerin de ve onları kontrol altında tutan büyük moleküllerin de herhangi bir şey yapmaya güçlerinin olmadığıdır. Onlar bir şey yapmaya güç yetiremedikleri gibi, bunun kontrolü de size ait değildir. Bedeninizde gerçekleşen tüm bu işlemler Allah'ın kontrolündedir ve siz de bu mükemmel sisteme dayanıp güvenerek aslında Allah'a teslim olmuşsunuzdur. Hastalık halleri dışında bir aksamanın oluşmayacağını çok iyi bilirsiniz. Bu güvenin sebebi, sizi kusursuz yaratmış olan Allah'ın üstün gücünü biliyor ve buna güveniyor oluşunuzdur. Tesadüflere inandığını iddia eden hiçbir insanın, tesadüfen kopyalanan bir DNA sistemine, tesadüfen reaksiyona giren enzimlere, tesadüfen atan kalbine güvenerek hayatına sakin, sorunsuz ve huzurlu bir şekilde devam edebilmesi mümkün değildir. İnsanın bu konuda sorunsuz ve huzurlu yaşayabilmesinin sebebi, bedenindeki sistemlerin hatasız çalışabildiğine dair kanaatidir. Bunun tesadüflerle mümkün olamayacağını kuşkusuz kendisi de bilmektedir.

Eğer bir insan, vücudundaki tek bir sistemin, örneğin enzim sisteminin nasıl çalıştığını, neleri kapsadığını, nasıl harikalar gerçekleştirdiğini bilirse, bedeninde rastgele hiçbir şeyin gerçekleşemeyeceğini daha iyi anlayacaktır. Bir mucizeye tanık olduğunu ve bunun kendisine bir nimet olarak sunulduğunu fark edecektir. Farkında bile olmadığı, gözle görülmeyen moleküllerin, kendisini yaşatmak için hiç durmadan çalıştıklarını ve bunun için adeta programlanmış olduklarını keşfedecektir. Bunların, çeşitli "kararlar aldıklarını", "tasarruflu davrandıklarını", "iş bölümü yaptıklarını", "kontrollü hareket ettiklerini", kısaca şuurlu birer varlık gibi davrandıklarını anlayacaktır. Cansız bir moleküle şuur gerektiren hareketler yaptıranın da ancak Allah olduğunu, yeryüzündeki canlı cansız tüm varlıkların sahip oldukları her bir molekülün Allah'ın ilhamı ile hareket ettiğini kavrayacaktır. Bunu fark etmek insan için nimettir. Çünkü bu gerçeğin şuuruna varan bir insan tüm yaşamı boyunca Allah'a güvenerek yaşar. Kendisini yaşatanın, kendisine bir kader belirleyenin, sürekli olarak nimetler verenin Allah olduğunu anlar. Dünyada kendisine hayat verenin ahirette de kendisine hayat vereceğini ve dilerse cennetle ödüllendireceğini bilir. Allah'a yönelir, Allah'a güvenir ve tüm yaşamı boyunca kaygılardan uzak huzurlu yaşar. Allah'ın, Kendi sanatının mükemmel örneklerini yaratma sebeplerinden biri budur. Umulur ki insanlar bu sebepleri görebilsin ve üstün Yaratıcımız olan Allah'ı tanıyabilsinler...

Adnan Oktar (Harun Yahya)

Bu kitabın konusu, insan vücudunun yapıtaşı olan hücredir. Çoğu kişiye göre, insan hücresi ile ilgili bir kitap, ancak bir biyoloji ya da kimya kitabı olmalıdır. Oysa elinizde tuttuğunuz kitap bir kimya ya da biyoloji kitabı değildir. Kitabın amacı, okuyucunun konu hakkındaki bilimsel birikimini artırmak, ona biyolojik detaylar öğretmek de değildir. Çünkü bu bilgiler zaten okullarda öğrencilere aktarılır.

Hemen herkes okuldaki, hayat bilgisi, ya da biraz daha büyüdüğünde fizik, kimya, biyoloji gibi derslerinde, varlıkların ve olayların "bilimsel açıklama"larını okumuştur. Derslerde insan vücudunu ya da tabiatı tanır, ama bunların içerdikleri muhteşem yapıların, içlerinde işleyen milyonlarca içiçe geçmiş sistemin, bu sistemlerin aralarındaki akılalmaz uyum ve dengenin her zaman süregiden olağan olaylar olduklarına inandırılır. Asıl sorması gereken sorular ise asla sordurulmaz. Canlı cansız tüm bu varlıklar nasıl meydana gelmişler? Böyle bilinçili bir düzen ve tasarımın kaynağı nedir? Bu mükemmel sistemler kendi kendilerine ortaya çıkabilirler mi?.. Bu gibi soruları hiç sormamayı öğrenir.

Örneğin ağaçların nasıl meyve oluşturduklarının biyolojik detaylarını öğrenir; fotosentezle ya da bitki yapısıyla ilgili bilgiler yüklenir. Ancak tüm bunlar yapılırken, "nasıl olur da bir tahta parçasının içinden insanın damağına ve sağlığına uygun, dünyanın en güzel ambalajına sahip mükemmel gıdalar çıkar?"; "ağacın ürettiği bir meyve ile insan damağındaki lezzet hissinin böyle inanılmaz biçimde uyuşmasının sırrı ne olabilir?" gibi sorular aklına bile gelmez.
Varlıkların varoluş amaçları üzerinde düşünmeye alışık değildir. Tek yaptığı, varlıkların içeriği hakkında daha fazla bilgi yüklenmektir.

Çocukluğundan itibaren bu şekilde bir programlanmaya tabi tutulan insan artık etrafındaki yaratılış mucizelerine karşı duyarlılığını yitirmiştir. Kuran'ın tabiriyle "kalbi katılaşmış", körelmiştir. Çünkü yine Kuran'ın tabiriyle, yalnız "gözler kör olmaz, ancak sinelerdeki kalpler körelir".

Hiçbir şeye hayret etmemeyi, kendini görür zanneden bir kör olmayı öğrenmiştir. Artık daha büyük bazı telkinleri de kabul etmeye hazır bir hale gelmiştir. İşte bu noktada, eğitimin son halkası olan "evrim teorisi" devreye girer!

Çünkü, etrafını saran tüm mucizelere ve olağanüstü gerçeklere gözleri kapalı hale gelmiş, duyarsızlaşmış olan genç insanın vicdanını rahatsız eden tek bir konu kalmıştır: Tüm bu canlıların ilk olarak nasıl ortaya çıktıkları konusu... İşte bu noktada evrim teorisi, sahte bir kurtarıcı olarak yardımına koşar ve herşeyin "tesadüfen" varolduğu gibi akılalmaz bir iddiayı bilimsellik kılıfı altında kendisine aşılar.

Tugas Kelompok Mata Kuliah "Botani Farmasi"
Judul: 2. Enzim dan Perannya
Dosen Pengampu: Yayuk Putri Rahayu,S.Si.,M.Si

Kelas/Kelompok: 2H/2

RIZMA KHOLIFUS SAADAH 212114038
JHON SUMANDRO SINAGA 212114045
ALAIDA HARAMAINI 212114046
INTAN SABILA PUTRI PURBA 212114048

Program Studi Sarjana Farmasi
Universitas Muslim Nusantara Al-Washliyah Medan
Tahun Ajaran 2021/2022

#BotaniFarmasi
#BotanyPharmacy
#Farmasi
#FarmasiUMNAW
#FarmasiUMNAlWashliyah
#UMNAlWashliyah
#UniversitasNusantaraAlWashliyah

Komponen saliva terdiri dari air, garam-garam, zat organik, dan zat anorganik yang dapat mempengaruhi bobot jenis saliva. Komponen organik dalam saliva normal yaitu musin, beberapa protein seperti
enzim, dan komponen anorganik yaitu klorida, sulfat, dan fosfat. Sedangkan pada keadaan abnormal mengandung karbohidrat yang mempengaruhi nilai pH saliva. Keadaan abnormal pada saliva dapat mempengaruhi hasil pengujian, hal tersebut dapat disebabkan beberapa faktor seperti makanan yang dikonsumsi, aktivitas biologis enzim, kebersihan mulut dan gigi, serta penggunaan obat tertentu. Sekresi saliva dapat dipengaruhi oleh beberapa hal seperti proses pengunyahan, hidrasi tubuh, rangsangan tiap perasa, sistem syaraf, hormon, rangsang sakit dan infeksi, serta penggunaan obat.

Enzim merupakan protein yang berfungsi sebagai katalisator dalam suatu reaksi kimia organik. Enzim dapat ditemukan pada sel hidup manusia, hewan, tumbuhan ataupun mikroorganisme. Kegunaan utama enzim bagi mikroorganisme adalah sebagai katalis hayati.

Enzim amilase merupakan enzim pencernaan yang berfungsi mengubah pati dan glikogen menjadi kesatuan karbohidrat yang lebih sederhana. Aktivitas kerja enzim amilase pada saliva dipengaruhi oleh kondisi lingkungan. Enzim amilase akan bekerja secara maksimal dan efisien apabila berada pada kondisi yang optimum. Suhu dan pH mempengaruhi aktivitas enzim. Suhu optimum enzim amilase yaitu 37oC, pada suhu rendah aktivitas enzim kecil sehingga enzim menjadi inaktif. Sedangkan pada suhu yang tinggi melampaui suhu optimumnya
enzim menjadi tidak stabil dan laju reaksi menurun. Aktivitas pH optimum enzim amilase berada direntang pH 6,8-7,0. Apabila enzim amilase berada pada pH yang terlalu asam atau basa menyebabkan enzim terdenaturasi dan terkoagulasi sehingga aktivitas enzim menurun.

Bu çalışma, öğretmen adaylarının enzimler konusunda sahip oldukları kavram yanılgılarını belirlemek amacıyla yapılmıştır. Çalışmaya genel biyoloji laboratuvarı dersini alan toplam 135 üniversite birinci sınıf öğrencisi katılmıştır. Kavram yanılgılarını belirlemek amacıyla öğrencilere açık uçlu sorular sorulmuş, verilen cevaplar kategorize edilmiştir. Yapılan değerlendirmeler, öğrencilerin enzim kavramı ile ilgili benzer yanılgılara sahip olduklarını göstermiştir.
Anahtar Kelimeler: Kavram yanılgıları, enzim, biyoloji eğitimi

Salinity is one of the most important abiotic stresses which can negatively affect the plant metabolic processes in the world. This can impact the plant production, either for economic or sustenance benefits. The salinity stress can cause many physiological and biochemical changes in the plants. β-glucans are important polysaccharides, which are present in the cell walls of various cereal grains. They protect the plant responses and occur in plant suspensions. In this study, the researchers attempted to investigate various physiological mechanisms and determine the role of the β-glucans in the NaCl-mediated stress conditions on the Ocimum basilicum L. seedlings. For this purpose, they carried out an experiment for assessing various shoot and root parameters along with the antioxidant enzyme activities, proline levels and the ISSR markers. When the seedlings were exposed to the NaCl stress conditions, they showed a significant decrease in the growth parameters and an increase in the antioxidant and proline levels compared to the control seedlings grown under normal saline conditions. On the other hand, the β-glucan-treated seeds, when grown under the saline stress conditions, showed better growth parameters as well as high antioxidant enzyme activities and proline levels, compared to the control and NaCl-treated plants. Furthermore, a PCR analysis was carried out using the ISSR-marker technology, which could help in evaluating the DNA fingerprints and genetic variations in the plants. The results indicated that the exogenous application of the β-glucans could protect the antioxidant enzyme activities and protect the plants against the salinity stresses, without affecting the DNA-markers without affecting the genetic variations and could be a better choice for use in DNA-markers.

Enzim yang digunakan untuk keperluan industri sebagian besar diisolasi dari mikroba. Enzim
merupakan salah satu produk industri yang mempunyai nilai ekonomis yang cukup tinggi.
Enzim yang paling banyak digunakan baik dalam industri pangan maupun non pangan adalah
protease yang di hasilkan oleh bakteri Bacillus subtilis. Enzim ini bersifat ekstraseluler dimana
aktivitasnya dipengaruhi oleh ion logam. Pada penelitian ini digunakan enzim protease pada
Bacillus subtilis untuk menyerap logam Pb. Parameter yang diuji adalah pengaruh konsentrasi
Pb (2, 4, 6, 8, 10 ppm) dan pH dari medium fermentasi enzim (pH 6-8) yang optimal untuk
penyerapan logam Pb oleh enzim protease pada bakteri Bacillus subtilis. Hasil yang
didapatkan memperlihatkan konsentrasi Pb yang optimal adalah pada Bacillus subtilis 10 ppm
dengan daya serap 97,42%. Dan pH optimal dari medium fermentasi adalah pada pH 6
dengan serap 98,26%. Dari hasil tersebut disimpulkan bahwa, enzim protease yang dihasilkan
oleh bakteri Bacillus subtilis efektif dalam menyerap logam Pb