Pengontrol Tegangan AC 3 Fasa
Pengontrol Tegangan AC 3 Fasa
Pengontrol Tegangan AC 3 Fasa
BOLAK-BALIK
(Aplikasi pada Pengasutan Motor Induksi )
1. PENDAHULUAN
Regulator tiga fasa dapat digunakan sebagai pengontrolan motor induksi, atau beban yang
lainnya yang bisa digolongkan beban induktif tiga fasa. Regulator tiga fasa ini mempunyai
keluaran yang dapat diatur sedemikian rupa, dengan kata lain dapat diatur tegangan keluaran ke
bebannya. Misalnya beban motor induksi tiga fasa. Secara teoritis motor induksi tiga fasa
mempunyai arus start yang besar pada saat startnya. Arus start motor dapat mencapai 5 sampai 7
dari arus nominal.
Pengendalian tegangan masukan motor dapat dilakukan dengan menggunakan kendali
konven-sional seperti penggunaan tahanan depan, regulator tegangan, sakelar asut Y-D. Namun
kendali konvensional tersebut memiliki keterbatasan, antara lain akurasi yang relatif rendah,
timbulnya kerugian daya yang cukup besar pada komponen pengatur, dan tidak dimungkinkan
untuk dijadikan kendali tertutup untuk diintegrasikan pada suatu sistem pengendalian proses.
Untuk mengatasi keterbatasan tersebut dapat dilakukan dengan menggunakan pengendalian
dengan komponen elektronika daya. Dimana rangkaian tersebut dapat mengendalikan tegangan
masukan motor dengan memanfaatkan teknik pensakelaran (switching technique) dan pengen-
dalian sudut perlambatan penyalaan (delay trigerring) dari komponen pensakelaran. Peralatan
tersebut disebut dengan regulator tegangan. Penggunaan komponen elektronika daya sebagai
komponen switching dapat memperkecil rugi daya pada komponen pengatur tegangan, karena
tahanan juction dari komponen switching relatif sangat kecil. Penggunaan komponen semi
konduktor sebagai komponen switching juga dapat menghasilkan akurasi pengaturan yang lebih
baik, karena pengaturan kerja komponen switching hanya dilakukan melalui pengaturan arus gate
yang relatif kecil. Disamping itu sistem ini memungkinkan untuk dikembangkan menjadi sistem
pengendalian tertutup, bahkan dimungkinkan untuk diintegrasikan ke dalam sistem kendali proses.
Analogi dengan hal di atas, Laboratorium Konversi Energi Fakultas Teknik Universitas
Negeri Padang pada saat ini juga mengalami keadaan yang sama. Pelaksanaan praktikum
Elektronika Daya hampir tidak dapat berjalan dengan sempurna, bahkan dalam hal frekuensi
pelaksanaan praktikum sangat sukar untuk dipenuhi (16 kali masuk) disebabkan keterbatasan
jumlah peralatan praktikum. Sehingga upaya pencapaian tujuan perkuliahan akan sangat sukar
untuk dipenuhi, dan ini akan sangat memberikan dampak buruk terhadap pencapaian tujuan
pengajaran.
Agar upaya pencapaian tujuan pengajaran mata kuliah tersebut dapat terlaksana seperti yang
diharapkan, diperlukan upaya yang sungguh-sungguh dalam segala aspek, salah satunya adalah
upaya untuk melngkapkan peralatan praktikum, baik dalam hal kuantitas, maupun kualitas. Paling
tidak dari segi jumlah peralatan perlu mendapatkan perhatian yang sungguh-sungguh. Penelitian
yang dilakukan ini merupakan salah satu upaya untuk melengkapi peralatan praktikum elektronika
daya, terutama peralatan pengatur tegangan bolak-balik yang dapat dikemas dalam bentuk modul-
modul praktikum yang lengkap dengan komponen penunjangnya. Aplikasi pengendalian tegangan
tersebut dapat berupa pengaturan tegangan untuk pengasutan motor (starting motor), atau
pengendalian kecepatan motor pada saat berbeban (running). Jadi peralatan regulator tegangan ac
tiga fasa ini dapat digunakan untuk mengasut motor induksi 3 fasa pada waktu start-up dan
mengatur kecepatan putaran motor pada waktu jalan (running) dengan cara mengatur sudut
penyalaan dari Triac yang digunakan sebagai rangkaian daya.
2. KAJIAN TEORITIS
2.1.Regulator Tegangan
Regulator tegangan AC menggunakan konverter tegangan bolak balik dengan 2 buah thyristor
sebagai komponen pensakelaran. Thyristor pada regulator tegangan AC akan menyuplai arus
kebeban R dan L Regulator tegangan AC satu fasa disuplai dengan tegangan input bolak balik
yang konstan.
I T1
T1 I G1
I0
I I L
G2 T2 T2
V0
V 2 V sin t R
Pengaturan tegangan keluaran ini diperoleh dengan penggabungan kerja pensakelaran dua
buah komponen semikonduktor sehingga pada sisi beban diperoleh tegangan bolak balik yang
teregulasi..
Pengaturan arus gerbang pada thyristor akan menghasilkan variasi sudut penyalaan sehingga
arus gate pada thyristor dapat dirumuskan sebagai berikut
IT
2V
sin wt sin exp wt / tan (1)
Z
Z wt
Z R L .............. (2)
2 2
Dari gambar di atas dapat diketahui tegangan output dengan menggunakan rumus:
1
Vr = ( 2V sin t ) 2 dt
1 sin 2 sin 2
= V (V ) (4)
2 2
Persamaan di atas menunjukkan bahwa tegangan keluaran pengendali tegangan adalah fungsi
dari sudut perlambatan penyalaan ( , ).
Sekema rangkaian daya Regulator 3 phasa terkendali penuh diperlihatkan pada gambar
TH1
R Z1
AC
TH2
TH1
S Z2
AC
TH2
TH1
T Z3
AC
TH2
Gambar 4. Bentuk Gelombang Tegangan Line ke Beban untuk 2 sudut perlambatan Penyalaan
(Wiliam, B.W. 1992: 303)
V 1 sin 2
= ( A) .......... (5)
R 6 4 8
=V 1 3 3 ..... (6)
sin 2 cos 2 ( A)
R 12 16 16
Untuk sudut / 2 ≤ ≤ 5 / 6
1 sin 2
Irms= V sin 2
d d
R / 2 / 3 4 / 2 / 3 4
Berdasarkan persamaan (6) dan (7) di atas dapat disimpulkan bahwa tegangan keluaran
regulator tidak hanya tergantung dari sudut perlambatan penyalaan , juga dipengaruhi oleh
daerah kerja pengoperasian, oleh karena untuk range sudut tertentu berlaku persamaan tersendiri.
2
1
4V 2 2
4
(1 cos wt ) d (wt )
1 sin 2 ........ (8)
Vs
2
R
sin e L (12)
2Vs
diperoleh A1
z
2Vs R 1
i1 sin t sin e L
z
sudut pada saat arus i 1 jatuh menjadi 0 dan thyristor menjadi off, dapat ditentukan dari
kondisi i 1 t 0 pada persamaan dan diberikan dengan hubungan
12
Vs 1
sin( wt 0) sin( 0)e R L 1
Z
(14)
Tegangan keluaran rms dapat ditentukan melalui persamaan sebagai berikut;
I 0 I 2 R I 2 R 1 2 IxR
2
Nilai rata-rata arus thyristor dapat pula ditentukan melalui persamaan sebagai
1
Ia
2
Ii d (wt ) ...... (15)
.
3. HASIL PENELITIAN
3.1 Pengujian Regulator 3 Fasa Dengan Beban Resistif
R A
S A
T A
V V V
R
A
rpm
Rangkaian
S M G
Daya
(c) Posisi ½
(d) Posisi Potensio 3/4
Gambar 10. Hasil Pengamatan Bentuk Gelombang Arus keluaran Regulator pada Beban Resistif
Gambar 11. Hasil Pengamatan Bentuk GelombangmTegangan keluaran Regulator pada Beban
Motor Induksi 3 Fasa
c. Z = √𝑅 2 + 𝜔𝐿2
= √162,84 = 12,76 ohm
12 30
380 1 150
Irms = 12,76 [ 𝜋 ∫30 sin(𝜔𝑡 − 0) − sin(30 − 0)𝑒 ( 3 )(30−1) ]1/2
= 29,78 [0,32 ((sin 150) − sin 30)𝑒 (4)(1,03) − ((sin 30) − sin 30)𝑒 (4)(1,03) )] 1/2
=0A
4. Pembahasan
Konsep pengaturan motor induksi dengan regulator tegangan adalah mengatur tegangan input
yang masuk ke motor. Konsep pengaturan ini menggunakan komponen elektronik dan rangkaian
daya yang mengeluarkan tegangan bolak-balik variabel. Tegangan bolak-balik variabel didapatkan
dari pengaturan sudut penyalaan pada gate thyristor.
Dengan mengatur sudut penyalaan thyristor maka sudut hantar tegangan terminal motor akan
tertunda sesuai dengan besarnya sudut penyalaan yang diberikan oleh thyristor. Dengan menunda
sudut hantar thyristor maka tegangan terminal motor akan berkurang. Regulator ini diaplikasikan
pada motor induksi 3 phasa yang digunakan untuk mengasut motor saat start-up dan mengatur
kecepatan putar motor pada waktu jalan (running) dengan cara mengatur sudut penyalaan thyristor
yang digunakan sebagai rangkaian daya.
5. Penutup
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil perancangan, pengujian, dan pembahasan alat pengendali tegangan bolak
balik 3 fasa dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. Tegangan output regulator berbanding lurus dengan besarnya arus penyalaan pada gate
(gerbang) komponen pensakelaran. tegangan masukan motor, sehingga apabila makin besar
tegangan pada kaki gate, maka tegangan masukan motor akan semakin besar.
2. Pembebanan regulator tegangan 3 fasa dengan beban resistor menghasil tegangan keluaran
yang linear fungsi besarnya tegangan gate komponen pensakelaran.
Efektifitas pengaturan pada beban resistor mendekati 100%, terutama dilihat dari sinyal
tegangan keluaran diperoleh pada pembebanan resistor, oleh karena regulator ini
menggunakan prinsip pengaturan arus yang se fase dengan tegangan keluaran regulator.
3. Khusus pada pembebanan dengan motor induksi diperoleh bahwa tegangan keluaran regulator
tidak murni linear fungsi posisi potensio (identik dengan pengaturan tegangan gate-katoda).
Hal ini disebabkan karena motor induksi merupakan beban jenis non linear, sehingga arus
tidak sefasa (tertinggal) dari tegangan. Sementara prinsip pengendalian regulator ini
penggunakan prinsip pengaturan arus. Efektifitas pengaturan pada beban motor hanya sekitar
78.48%
4. DAFTAR KEPUSTAKAAN
1. Dubey K, Gopal, (1989). Power Semiconductor Controlled Drive. New Jersey, Printice
Hall.
2. Massara, E Robert, (2000) . Active Filters, CRC Press. LLC
3. ______. (2006) Thyristor Theory and Design Consideration. (Handbook),
http://www.onsemi.com,diakses 14 September 2006
4. _______ (2006). Triacs Data Sheet, (http://www.onsemi.com, diakses 5 September 2006.
5. _______ (2006). Thyristors Used as Ac Static Switches and Relays,
6. (http://www.teccor.com Application Notes, diakses 11 September 2006).
7. _______ (2006) Optically Isolated Phase Controlling Circuit Solution
8. (www.fairchildsemi.com.Application Note AN-3006, diakses 1 september 2006).
9. _______ (2006). RC Snubber Networks for Thyristor Power Control and Transient
Suppression. (www.fairchildsemi.com,Application Note AN-3006, diakses 1 september
2006)
10. Williams B.W, (1992). Power Electronics Devices, Drivers, Applications and Passives
Components, Hongkong; Machmillan Press. Ltd.
11. Sen, P.C, (1977). Principles of Electric Machines and Power Electronics. USA; Jhon
Wiley&Soons.
(1)(2)