Jurnal Atau Manuskrip Contoh

Download as doc, pdf, or txt
Download as doc, pdf, or txt
You are on page 1of 6

HUBUNGAN WAKTU TANGGAP PERAWAT DENGAN TINGKAT KECEMASAN

PASIEN DI RUANG INSTALASI GAWAT DARURAT RSUD RATU ZALECHA


MARTAPURA

Oleh
Joni Rifani*, Mahdalena**, Yeni Mulyani***
*Poltekkes Banjarmasin Jurusan Keperawatan Jalan H. Mistar Cokrokusumo No. 3A
Kelurahan Sungai Besar Banjarbaru Kalimantan Selatan 70714
Email : JnRfn21@gmail.com

Abstract
Time responsive is speed in serve patients in the count since patient come to be done handling
first by power medical . Impact caused by the patient if time responsive nurse less is worry on patient the
because slowly service by .
This study aims to determine the relationship of nurse response time with anxiety level patients in
the Queen's IGD Room Zalecha Martapura . This is quantitative research . Population research is patient
that comes for get service especially triage yellow which berju mlah 1186 people. Sampling technique
purposive sampling . The number of samples in this study was 91 respondents . Instrument research
observation . M data analysis enggunakan test Sperman Rank Corelation .
Results research showing time responsive nurse that is fast mostly on the anxiety category fast as
many as 65 respondents (81 , 3 %) and time responsive a slow nurse in part big on category worry
medium as much 5 respondents ( 45.5 %). Statistical test results show there is a relationship between time
responsive nurse with level worry patient , p = 0.001 ; <0.05; r = 0.341 .
This study is expected that all nurses can do the time responsive with fast <5 minutes , and the
hospital can improve the quality of service and improve the nurse's knowledge about time responsive by
way of workshops or seminars about the emergency daruratan

Keywords : Time responsive nurses , anxiety level


Reading list : 18 (2005 - 2017)

Abstrak

Waktu tanggap adalah kecepatan dalam melayani pasien di hitung sejak pasien datang sampai di
lakukan penanganan pertama oleh tenaga medis. Dampak yang ditimbulkan oleh pasien jika waktu
tanggap perawat kurang adalah kecemasan pada pasien tersebut karena lambatnya pelayanan oleh .
Penelitian ini bertujuan mengetahui hubungan waktu tanggap perawat dengan tingkat kecemasan
pasien di Ruang IGD Ratu Zalecha Martapura. Jenis penelitian kuantitatif. Populasi penelitian adalah
pasien yang datang untuk mendapatkan pelayanan khususnya triage kuning yang berjumlah 1186 orang.
Teknik sampling purposive sampling. Jumlah sampel dalam penelitian ini sebanyak 91 responden.
Instrument penelitian observasi. Analisis data menggunakan uji Sperman Rank Corelation.
Hasil penelitian menunjukan waktu tanggap perawat yang cepat sebagian besar pada kategori
kecemasan cepat yaitu sebanyak 65 responden (81,3%) dan waktu tanggap perawat yang lambat sebagian
besar pada kategori kecemasan sedang sebanyak 5 responden (45,5%). Hasil uji statistik menunjukan ada
hubungan antara waktu tanggap perawat dengan tingkat kecemasan pasien, p= 0.001; <0,05; r= 0,341.
Penelitian ini diharapkan agar semua perawat dapat melakukan waktu tanggap dengan cepat < 5
menit, serta rumah sakit dapat meningkatkan mutu pelayanan serta meningkatkan pengetahuan perawat
tentang waktu tanggap dengan cara melakukan workshop atau seminar tentang kegawat daruratan

Kata Kunci : Waktu tanggap perawat, Tingkat kecemasan


Daftar Bacaan : 18 (2005 – 2017)

I. PENDAHULUAN dapat menimbulkan rasa kecemasan pada


Instalasi Gawat Darurat adalah instalasi pasien tersendiri, dan tidak tahu nya pasien
pelayanan rumah sakit yang memberikan tentang manajemen triage yang di lakukan
pelayanan pertama selama 24 jam pada pasien rumah sakit sehingga pasien kadang berpikir
dengan ancaman kematian dan kecacatan bahwa penangananya tidak cepat menyebabkan
secara terpadu dengan melibatkan multidisiplin timbulnya kecemasan akan kesehatanya.
ilmu. Rumah sakit harus memiliki standar Menurut Apta Mylsidayu
Instalasi Gawat Darurat sehingga dapat (2015) mengatakan bahwa kecemasan adalah
memberikan pelayanan dengan respon cepat gangguan alam perasaan (affective) yang
dan penanganan yang tepat untuk itu perlu ditandai dengan perasaan ketakutan atau
adanya standar dalam memberikan pelayanan kekhawatiran yang mendalam dan
gawat darurat sesuai dengan kompetensi dan berkelanjutan tidak mengalami gangguan
kemampuannya sehingga dapat menjamin dalam menilai realitas kepribadian masih tetap
suatu penanganan gawat darurat dengan utuh (tidak mengalami keretakan
response time yang cepat dan penanganan yang kepribadian/splitting of personality). Menurut
tepat dimana harus ditangani paling lama 5 Jeffrey S. Nevid dkk (2005) mengatakan
( lima ) menit setelah sampai di IGD bahwa kecemasan adalah suatu keadaan
(Kementerian Kesehatan RI, 2009) aprehensi atau keadaan khawatir yang
Response time merupakan kecepatan mengeluhkan bahwa sesuatu yang buruk akan
dalam penanganan pasien dihitung sejak pasien segera terjadi.
datang sampai dilakukan penanganan Suhartati Kecemasan pada pasien perlu di
(2011). Waktu tanggap kepada pasien dapat perhatikan oleh perawat dengan begitu dapat
dihitung dengan hitungan menit dan sangat mengurangi rasa cemas pada pasien dengan
dipengaruhi oleh berbagai hal seperti mengenai memberikan pelayanan yang cepat dan akurat
jumlah tenaga atau pun jumlah kunjungan kepada pasien terutama di pelayanan Instalasi
pasien dan komponen lain nya. maka dari itu Gawat Darurat dan apabila pasien tidak segera
pentingnya manajemen kegawat daruratan di lakukan tindakan medis akan muncul rasa
dimana dapat memilih menentukan prioritas kecemasan karena sebagai ancaman untuk
yang akan ditangani kepada pasien, pernyataan kesehatanya, kadang timbul rasa cemas dan
tersebut sesuai dengan Suhartati (2011) yang bahkan emosi pada pasien tentang tindakan
mengatakan bahwa triage adalah memilah medis yang lama
tingkat kegawatan pasien untuk menentukan Pada studi pendahuluan yang di lakukan
prioritas penanganan lebih lanjut. Tujuan pada tanggal 4 Desember 2017 dan 1 Februari
proses triage ini adalah untuk mengumpulkan 2018 di RSUD Ratu Zalecha Martapura,
data dan keterangan sesuai dengan kondisi Kalimantan selatan di dapatkan data bahwa
pasien dalam rangka pengambilan keputusan jumlah perawat di Instalasi Gawat Darurat
triage untuk kemudian merencanakan sebanyak 23 orang, dengan shift pagi 10 orang
intervensi dan bukan untuk mendiagnosis. termasuk kepala ruangan dan supervisor, shift
Menurut Departemen Kesehatan RI siang 4 orang dan shift malam 3 orang. Data
(2007) menyatakan bahwa triage Kuning kunjungan Instalasi Gawat Darurat untuk
(Urgent) diindikasikan pada korban yang mendapatkan pelayanan pada bulan Januari
memerlukan pengawasan ketat, tetapi 2018 di RSUD Ratu Zalecha Martapura
perawatan dapat ditunda sementara. Fenomena sebanyak 1186 pasien, dengan triage merah
yang terjadi di Instalasi Gawat Darurat adalah 44, triage kuning 1013, triage hijau 157 dan
banyak pasien yang berdatang khususnya pada triage hitam 3, dan kasus penyakit yang paling
triage kuning, belum lagi banyaknya pasien tinggi di RSUD Ratu Zalecha Martapura
yang datang bersamaan dan jumlah perawat adalah dispepsia, dari observasi dan
yang kurang yang mempengaruhi wawancara yang dilakukan pada 5 pasien yang
keterlambatan pelayanan atau waktu tanggap datang IGD Ratu Zalecha Martapura
kepada pasien berkurang dimana hal tersebut khususnya triage kuning di dapatkan bahwa
rata – rata response time perawat 3-5 menit , menghubungkan waktu tanggap perawat
dan dari 3 pasien mengatakan cemas, dan 2 dengan tingkat kecemasan pasien.
pasien mengatakan tidak cemas
Rumusan masalah dalam penelitian ini III. Hasil Penelitian
adalah adakah hubungan waktu tanggap A. Karakteristik Responden Penelitian
perawat dengan tingkat kecemasan pasien di 1. Karakteristik Responden Berdasarkan Umur
ruang IGD Rumah Sakit Ratu Zalecha Karakteristik responden berdasarkan
Martapura? umur disajikan pada tabel 5.1 berikut:

II. METODOLOGI Tabel 5.1 Distribusi Frekuensi Karakteristik


A. Jenis Penelitian Responden Berdasarkan Umur Pasien di IGD RSUD
Ratu Zalecha Martapura
Penelitian ini bersifat kuantitatif dengan
jenis penelitian yang digunakan cross-
Kateogir Umur Range Frekuensi Persentase
sectional. Menurut Nursalam (2015) penelitian Umur (f) (%)
cross-sectional adalah jenis penelitian yang (Umur)
menekankan waktu pengukuran / observasi Remaja Akhir 17 – 25 25.0 27.5
data variabel independen dan dependen hanya Dewasa Awal 26 – 35 20.0 22.0
satu kali pada satu saat. Dewasa Akhir 36 – 45 14.0 15.4
B. Populasi & Sampling Lansia Awal 46 – 55 16.0 17.6
Populasi dalam peneltian ini adalah pasien Lansia Akhir 56 – 65 15.0 16.5
yang ada di ruang Instalasi Gawat Darurat
Manula Atas 65 - 1.0 1.1
RSUD Ratu Zalecha Martapura dengan triage Atas
kuning bulan Januari 2018 sebanyak 1013 Jumlah 91.0 100
orang. Berdasarkan tabel 5.1 dari 91
Sampel yang diteliti sebanyak 91 pasien responden yang diteliti menunjukkan bahwa
yang datang ke ruang Instalasi Gawat Darurat sebagian besar berumur antara 17 – 25
khususnya triage kuning RSUD Ratu Zalecha kategori remaja akhir sebanyak 25
Martapura Teknik sampling dalam penelitian responden dengan persentase 27,5%
ini adalah dengan menggunakan teknik 2. Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis
Nonprobability sampling dengan cara Kelamin
Purposive sampling. Karakteristik responden berdasarkan
C. Pengumpulan Data jenis kelamin disajikan pada tabel 5.2
Pengumpulan data dilakukan secara primer dan berikut:
sekunder. Data primer didapatkan melalui
instrumen penelitian yang digunakan yaitu Tabel 5.2 Distribusi Frekuensi Karakteristik
observasi waktu tanggap perawat, dan Responden Berdasarkan Jenis Kelamin Pasien di
kuesioner tingkat kecemasan pasien di ruang IGD RSUD Ratu Zalecha Martapura
Instalasi Gawat Darurat RSUD Ratu Zalecha
Martapura. Sedangkan secara sekunder No Jenis Frekuensi Persentase
diperoleh dari laporan bulanan ruangan dan Kelamin (f) (%)
wawancara kepada kepala ruangan RSUD Ratu 1 Laki laki 42 46.2
Zalecha Martapura
D. Bahan 2 Perempuan 49 53.8
Instrument yang akan digunakan pada
penelitian ini adalah observasi waktu tanggap Jumlah 91 100
perawat, kuesioner tingkat kecemasan pasien
yang akan di lakukan kepada perawat dan
pasien di ruang IGD RSUD Ratu Zalecha
Martapura. Berdasarkan tabel 5.2 dari 91
E. Analisis Statistik responden yang diteliti menunjukkan bahwa
Analisa data yaitu analisa univariat dan sebagian besar responden berjenis kelamin
analisa bivariat menggunakan uji Spearman perempuan sebanyak 49 orang (53,8%).
Rank, penggunaan rumus ini adalah untuk
3. Karakteristik Responden Berdasarkan Kasus
Penyakit
Karakteristik responden berdasarkan
kasus penyakit disajikan pada tabel 5.3
berikut:

Tabel 5.3 Distribusi Frekuensi Karakteristik


Responden Berdasarkan Kasus Penyakit Pasien di
IGD RSUD Ratu Zalecha Martapura Berdasarkan tabel 5.4 diatas, dari
91 responden di dapatkan bahwa waktu
NO KATEGORI Frekuensi Persentase tanggap perawat yang cepat sebanyak
PENYAKIT (f) (%)
80 (87,9%) responden
1 Kasus 44 48.4
Penyakit
dalam b. Tingkat Kecemasan
2 Kasus 18 19.8 Karakteristik Tingkat Kecemasan
Penyakit perawat terhadap pasien disajikan
Bedah dalam tabel 5.5 sebagai berikut :
3 Kasus 20 22.0
Penyakit
Jantung Tabel 5.5 Distribusi Frekuensi Tingkat
Kecemasan Pasien di IGD Ratu Zalecha
4 Kasus 9 9.9
Martapura
Penyakit THT
Jumlah 91 100.0

No Tingkat Frekuensi Persentase


Kecemasan (f) (%)
Berdasarkan table 5.3 dari 91 responden 1 Kecemasan 73 80.2
yang di teliti menunjukkan bahwa sebagian Ringan
besar kasus penyakit yang datang ke IGD 2 Kecemasan 14 15.4
RSUD Ratu Zalecha Martapura adalah kasus Sedang
peyakit dalam, ini dibuktikan dengan hasil 3 Kecemasan 4 4.4
Berat
frekuensi 44 dengan persentase 48,4%
Jumlah 91 100.0

Berdasarkan tabel 5.5 di atas,


B. Hasil Penelitian Hubungan Waktu Tanggap dari 91 responden di dapatkan bahwa
Perawat Dengan Tingkat Kecemasan Pasien mayoritas mempunyai kecemasan yang
di Ruangan IGD Ratu Zalecha Martapura ringan sebanyak 73 (80,2%) responden.
1. Analisis Univariat

a. Waktu Tanggap Perawat A. Analisis Bivariat


Karakteristik Waktu tanggap perawat Berdasarkan hasil uji Spearman
terhadap pasien disajikan dalam tabel Rank antar hubungan waktu tanggap
5.4 sebagai berikut : perawat dengan tingkat pasien di Ruang
IGD Ratu Zalecha Martapura di dapatkan
hasil yang disajikan pada tabel 5.6 sebagai
Tabel 5.4 Distribusi Frekuensi Waktu berikut:
Tanggap Perawat Terhadap Pasien di IGD Ratu
Zalecha Martapura
Tabel 5.6 Hubungan Waktu Tanggap
Perawat Dengan Tingkat Kecemasan Pasien di IGD
IGD Ratu Zalecha Martapura

No Waktu Frekuensi Persentase


tanggap (f) (%)
1 Cepat 80 87.9

2 Lambat 11 12.1

Jumlah 91 100
N Wakt Tingkat Kecemasan Jumlah p saturasi responden bervariasi, yaitu 2
o u
Kecemas Kecem Kecemas
valu responden dengan saturasi 91%, 2 responden
Tangg e
ap an asan an Berat dengan saturasi 92%, 1 responden dengan
Peraw Ringan Sedang saturasi 93%, 3 responden dengan saturasi
at 94%, dan 2 responden dengan saturasi 95%.
1 Cepat 6 85. 1 1 2 2.5 80 0,00 Pada grafik menit ke-5 terlihat nilai saturasi
8 0% 0 2. % (100) 1 masing-masing responden meningkat, namun
5
% pada responden SF3 dan SF 7 tidak mengalami
peningkatan yang signifikan.
Kondisi ini terjadi adanya kontribusi
faktor lain, seperti aktivitas (pergerakan yang
2 Lamb 5 45. 4 3 2 18. 11 berlebihan pada area sensor oksimetri)
at 5% 6. 2% (100%) sehingga memengaruhi hasil pembacaan
4 saturasi. Menurut Kozier & Erb’s (2016)
%

Jumlah 7 80. 1 1 4 4.4 91 r=


3 2 4 5. (100%) 0,33
4 3 bahwa hemoglobin, sirkulasi, aktivitas, dan
keracunan karbon monoksida memengaruhi
Berdasarkan Tabel 5.6 dari 91
Hasil pembacaan saturasi oksigen. Pada menit
responden yang diteliti waktu tanggap perawat
ke-10 dan ke-15, nilai saturasi tiap responden
yang cepat 80 responden cenderung kecemasan
terlihat relatif sama, dengan rata-rata saturasi
ringan 68 (85,0%) responden. Sedangkan
pada menit ke-10 dan ke-15 sebesar 98.50%[11].
waktu tanggap perawat yang lambat 11
Peningkatan yang signifikan.
responden cenderung kecemasan ringan 4
Menurut peneliti, kemungkinan hal ini
(45,5%) responden. Hasil Uji statistik
disebabkan oleh faktor lain, seperti aktivitas
Spearman Rank diperoleh p – value sebesar
(seperti pergerakan yang berlebihan pada area
0,001, dengan demikian p – value (0,001) < α
sensor oksimetri) sehingga memengaruhi hasil
(0,05) dengan nilai r = 0,333 yaitu nilai
pembacaan saturasi.
kekuatan korelasi dalam kategori lemah,
Menurut Kozier & Erb’s (2016) bahwa
dengan demikian maka Ho di tolak yang
hemoglobin, sirkulasi, aktivitas, dan keracunan
berarti ada hubungan antara waktu tanggap
karbon monoksida memengaruhi hasil
dengan tingkat kecemasan pasien.
pembacaan saturasi oksigen. Pada menit ke-10
dan ke-15, nilai saturasi tiap responden terlihat
relative sama, dengan rata-rata saturasi pada
IV. PEMBAHASAN
menit ke-10 dan ke-15 sebesar 98.50% [11].
1. Pemberian Oksigen pada Posisi Semi
Pemberian terapi oksigen pada pasien
Fowler terhadap Perubahan Saturasi pada
bertujuan untuk mengoreksi hipoksemia (kadar
Pasien …………………………..
oksigen yang rendah dalam darah). Terapi
Berdasarkan gambar 6.1 terlihat bahwa
oksigen memperbaiki hipoksemia, menurunkan
rata-rata saturasi oksigen dari 10 responden
kerja pernapasan, dan mengurangi kerja
saat datang ke IGD sekitar 93.10 %, setelah
miokardium [12].
pemberian terapi oksigen dengan posisi semi
Pengaturan posisi merupakan salah satu
fowler nilai rata-rata saturasi meningkat
cara untuk mengurangi rasa sesak pada pasien
menjadi 98.00 %.
asma bronkial. Tujuan pemberian posisi semi
Pada grafik scatter di atas menunjukkan
fowler adalah membantu mengatasi masalah
adanya peningkatan nilai saturasi oksigen pada
kesulitan pernapasan dan pasien dengan
setiap responden pada saat sebelum dan
gangguan jantung [21].
sesudah diberikan terapi oksigen dengan
Hasil penelitian terkait nilai saturasi pada
pengaturan posisi semi fowler.
pemberian oksigen sebelum dan sesudah
Pada saat sebelum pemberian oksigen dan
pengaturan posisi semi fowler pada pasien
pengaturan posisi, terlihat pada grafik nilai
asma bronkial persisten ringan menghasilkan
peningkatan saturasi oksigen dengan rata-rata
saturasi oksigen (SpO2) 93.10 % sebelum

dilakukan pengaturan posisi semi fowler


dan pemberian terapi oksigen dan 98 % setelah
dilakukan pengaturan posisi semi fowler dan
pemberian terapi oksigen.

2. Pemberian Oksigen pada Posisi Fowler


terhadap Perubahan Saturasi pada Pasien
Asma Bronkial Persisten

V. SIMPULAN DAN SARAN


1. Kesimpulan
a. ………………….
b. …………………..
c. ………………..
d. .
2. Saran
a. Perawat pelaksana
b. Pasien
c. Peneliti selanjutnya
Untuk peneliti selanjutnya

REFERENSI
[1] …………
[2] …………………
[3] RSUD Dr. Moewardi Surakarta.Surakarta :
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kusuma Husa

You might also like