Effects of Agar Concentration On Physicochemical and Organoleptic Characteristics of Anna Apple and Rosella Jam Slice
Effects of Agar Concentration On Physicochemical and Organoleptic Characteristics of Anna Apple and Rosella Jam Slice
Effects of Agar Concentration On Physicochemical and Organoleptic Characteristics of Anna Apple and Rosella Jam Slice
* Penulis korespondensi
Email: david_pj@ymail.com
ABSTRACT
Anna apple and rosella jam is defined as jam which is made from sugar, Anna apple, and rosella. This
product has a potential to be developed in slice form. The benefits of Anna apple and rosella jam slice are
more practical to prepare, carry, stored, and minimize the risk of food contamination. Anna apple and
rosella jam slice has compact texture, glossy and is not sticky on its package. Addition of hydrocolloid like
agar is solution to get the desired slice jam characteristics. Use of agar can affect physicochemical and
organoleptic Anna apple and rosella jam slice, therefore a research is needed to know the effects of agar’
s concentration. The methodology of this research was a randomized block design (RBD) with one factor,
that is the concentration of agar (P), which consists of six levels 0.6% (P1); 0.7% (P2); 0.8% (P3); 0.9%
(P4); 1.0% (P5); and 1.1% (P6) of Anna apple rosella pure. Repetition of the experiments were carried
out four times. Agar concentration difference affected moisture content, pH, hardness, cohesiveness,
adhesiveness, and organoleptic score (firmness). Higher concentration of agar caused a declined on
moisture content and syneresis level, on the other hand hardness, adhesiveness, cohesiveness, and pH
increased. Anna apple and rosella jam slice color was purplish red (L between 26.6-27.4; a* between 2.5-
3.1; b* between 0.2-0.6; C between 2.5- 3.0; dan °h between 5.3-11.0°). Best concentration of agar was
1.0% which had moisture content 39.30%, pH 3.69, hardness score 965.221 g, cohesiveness 0.346,
adhesiveness score -554.336 g.s, phenolic content 1183.6163 mg GAE/100 g, with sensory score of taste
4.9847, color 5.4659, and firmness 5.5306 with standard score 1-7.
ABSTRAK
Selai apel Anna dan rosella merupakan selai yang memiliki bahan baku utama meliputi gula, apel Anna
dan rosella. Produk ini memiliki potensi untuk dikembangkan dalam bentuk lembaran. Keunggulan selai
lembaran apel Anna dan rosella adalah lebih praktis, lebih mudah dibawa dan disimpan kembali, serta
meminimalkan terjadinya kontaminasi yang dapat menyebabkan kerusakan. Selai lembaran apel Anna
dan rosella bertekstur kompak, glossy dan tidak lengket pada kemasan. Penambahan hidrokoloid berupa
agar merupakan solusi untuk mendapatkan karakteristik selai lembaran yang diinginkan. Penggunaan
agar dapat mempengaruhi karakteristik fisikokimia dan organoleptik selai lembaran apel Anna dan
rosella, oleh karena itu perlu dilakukan penelitian untuk mengetahui pengaruh konsentrasi agar.
Rancangan penelitian yang digunakan adalah Rancangan Acak Kelompok (RAK) dengan satu faktor,
yaitu konsentrasi agar (P) yang terdiri dari enam level, yaitu 0,6% (P1); 0,7% (P2); 0,8% (P3); 0,9% (P4);
1,0% (P5); dan 1,1% (P6) dari bubur apel Anna dan rosella yang digunakan. Pengulangan percobaan
dilakukan sebanyak empat kali. Perbedaan konsentrasi agar berpengaruh terhadap kadar air, pH, tekstur
(hardness, cohesiveness, dan adhesiveness), dan nilai organoleptik (kekokohan). Konsentrasi agar yang
semakin tinggi menyebabkan penurunan kadar air dan tingkat sineresis, sedangkan nilai hardness,
adhesiveness, dan cohesiveness serta pH meningkat. Warna selai lembaran apel Anna dan rosella
58
Jurnal Teknologi Pangan dan Gizi
Journal of Food Technology and Nutrition
Vol 16 (2): 58-65, 2017.
adalah merah keunguan (nilai L antara 26,6-27,4; a* antara 2,5-3,1; b* antara 0,2-0,6; C antara 2,5-3,0;
dan °h antara 5,3- 11,0°). Perlakuan terbaik yang ditentukan berdasarkan luas area spider web total fenol
dan uji organoleptik adalah selai lembaran apel Anna dan rosella dengan konsentrasi agar 1,0% dengan
kadar air 39,30%, pH 3,69, nilai hardness 965,221 g, nilai cohesiveness 0,346, nilai adhesiveness -
554,336 g.s, total fenol 1183,6163 mg GAE/100 g, dan tingkat penerimaan panelis dari parameter rasa
4,9847, warna 5,4659, kekokohan 5,5306 dengan standar nilai skor 1-7.
59
David P.J. et al., 2017.
60
Jurnal Teknologi Pangan dan Gizi
Journal of Food Technology and Nutrition
Vol 16 (2): 58-65, 2017.
3,70 dan tidak berbeda nyata dengan kadar air. Berkurangnya air bebas dalam
penambahan 1,0% agar. Nilai yang lebih produk menyebabkan produk menjadi lebih
tinggi menunjukkan bahwa selai lembaran padat. Selain itu, peningkatan konsentrasi
apel Anna dan rosella memliki tingkat agar menyebabkan gel yang terbentuk
keasaman yang lebih rendah. Data hasil menjadi lebih kokoh.
pengujian pH dapat dilihat pada Tabel 2.
Tabel 3. Hasil Uji Tekstur Selai Lembaran
Tabel 2. Hasil Uji pH Selai Lembaran Apel Anna dan Rosella
Apel Anna dan Rosella Konsentrasi Hardness Adhesiveness
Cohesiveness
Agar (%) (g) (g.s)
Konsentrasi Agar (%) pH 664,259 ± 0,106 ± -1.176,208 ±
0,6
0,6 3,66 ± 0,008a 10,012a 0,003a 82,978a
0,7 3,67 ± 0,000b 0,7
782,272 ± 0,117 ± -945,672 ±
10,510b 0,002b 29,748b
0,8 3,68 ± 0,005bc 818,761 ± 0,155 ± -768,188±
0,9 3,69 ± 0,006cd 0,8
11,802c 0,010c 38,965c
1,0 3,69 ± 0,008de 0,9
860,271 ± 0,235 ± -676,376 ±
1,1 3,70 ± 0,006e 31,863d 0,004d 20,405d
965,221 ± 0,346 ± -553,336 ±
1,0
15,701e 0,011e 18,366e
Semakin tinggi konsentrasi agar maka 1,1
1.157,998 0,449 ± -469,440 ±
± 26,806f 0,009f 29,236f
nilai pH juga cenderung tinggi. Peningkatan
Keterangan: a. Nilai rata-rata ± standar deviasi
konsentrasi agar mengakibatkan
dari 4 ulangan.
konsentrasi ion hidroksida bertambah b. Superscript yang berbeda
banyak sehingga terjadi penurunan derajat menunjukkan beda nyata pada α =
keasaman. Penurunan derajat keasaman 5%.
mengindikasikan bahwa nilai pH cenderung
meningkat. Peningkatan nilai pH juga Semakin tinggi nilai cohesiveness
ditunjukkan pada pembuatan selai lembaran mengindikasikan bahwa produk semakin
pisang varietas raja bulu (Intan, 2013) yang kompak. Konsentrasi agar yang semakin
menggunakan agar sebagai gelling agent. tinggi menyebabkan gel yang terbentuk
menjadi semakin kompak sehingga lebih
Tekstur mampu mempertahankan bentuknya. Selain
Parameter yang diukur adalah itu, semakin tinggi konsentrasi agar
hardness, cohesiveness, dan adhesiveness. menyebabkan jarak antar partikel menjadi
Berdasarkan pengujian didapatkan kisaran lebih sempit sehingga gaya tarik-menarik
nilai hardness antara 664,259-1.157,998 g; antar partikel dalam produk meningkat dan
nilai cohesiveness antara 0,106-0,449; dan menyebabkan produk menjadi lebih kompak
nilai adhesiveness antara -469,440 hingga - (Belitz et al., 2009).
1.176,208 g.s. Data hasil pengujian tekstur Salah satu faktor yang mempengaruhi
dapat dilihat pada Tabel 3. perubahan nilai adhesiveness semakin
Hasil pengujian menunjukkan bahwa mendekati positif adalah sifat gel agar yang
semakin tinggi konsentrasi agar yang akan semakin kompak dengan
digunakan maka nilai hardness, meningkatnya konsentrasi, sehingga gaya
cohesiveness, dan adhesiveness semakin tarik-menarik partikel dengan bahan lain
tinggi. Hal serupa didapati pada pembuatan berkurang dan menyebabkan produk
chocolate spread slice dengan penambahan menjadi tidak lengket dengan bahan lain.
agar sebagai gelling agent (Teguh, 2016). Peningkatan konsentrasi agar yang
Semakin tinggi nilai hardness digunakan juga menyebabkan gel agar
menunjukkan bahwa produk semakin keras. yang terbentuk semakin kokoh. Agar
Faktor yang mempengaruhi peningkatan memiliki kandungan sulfat yang rendah
nilai hardness adalah adanya penurunan yaitu 1,5-2,5% (Imeson, 2009) sehingga gel
61
David P.J. et al., 2017.
agar yang terbentuk memiliki sifat yang komposisi asam organik, polisakarida, dan
tidak lengket. Nilai adhesiveness yang flavonoid. Salah satu flavonoid yang
semakin mendekati positif menyebabkan dominan adalah pigmen antosianin. Pigmen
produk semakin mudah dilepas dari antosianin memiliki warna merah keunguan
kemasan plastik, namun susah melekat sehingga selai lembaran yang dihasilkan
pada roti. berwarna merah.
Penambahan agar dengan konsentrasi
Warna yang makin tinggi menyebabkan warna
Pengujian warna selai lembaran apel menjadi cenderung semakin gelap.
Anna dan rosella dilakukan menggunakan Perubahan warna pada selai lembaran apel
Color Reader Minolta, kemudian diukur Anna dan rosella dipengaruhi akibat adanya
menggunakan sistem Hunter dengan penurunan kadar air bebas pada produk.
menentukan nilai L (lightness), a* (redness), Semakin sedikit jumlah air bebas di dalam
b* (yelowness), C (chroma), dan °h (hue). produk maka partikel penyusun menjadi
Hasil pengujian warna selai lembaran apel semakin rapat dan cahaya menjadi sulit
Anna dan rosella menunjukkan kisaran nilai dipantulkan tanpa adanya air sehingga
L antara 26,6-27,4; nilai a* antara 2,5-3,1; warna produk yang terlihat menjadi lebih
nilai b* antara 0,2-0,6; nilai C antara 2,5-3,0; gelap.
dan °h antara 5,3-11,0°. Data hasil
pengujian warna selai lembaran apel Anna Tingkat Sineresis
dan rosella dapat dilihat pada Tabel 4. Pengukuran tingkat sineresis dilakukan
pada hari ke 4, 8, dan 12. Berdasarkan
Tabel 4. Hasil Uji Warna Selai Lembaran pengujian didapatkan kisaran tingkat
Apel Anna dan Rosella sineresis selai lembaran apel Anna dan
Konsentrasi L a* b* C °h rosella pada hari ke-4 antara 0,78-1,75%;
Agar (%) hari ke-8 antara 0,97-2,25%; dan hari ke-12
0,6 27,4 ± 3,1 ± 0,6 ± 3,0 ± 11,0
0,4 0,1 0,0 0,3 ±1,9 antara 1,19-2,73%. Hasil uji tingkat
0,7 27,3 ± 2,9 ± 0,5 ± 2,9 ± 9,8 ± sineresis selai lembaran apel Anna dan
0,5 0,1 0,1 0,1 0,4 rosella dapat dilihat pada Tabel 5.
0,8 27,1 ± 2,8 ± 0,5 ± 2,7 ± 8,8 ±
0,4 0,1 0,1 0,3 1,5
0,9 26,9 ± 2,7 ± 0,4 ± 2,6 ± 7,6 ± Tabel 5. Hasil Uji Tingkat Sineresis Selai
0,4 0,1 0,0 0,3 1,3 Lembaran Apel Anna dan Rosella
1,0 26,8 ± 2,6 ± 0,3 ± 2,5 ± 5,5 ± Konsentrasi Agar Tingkat Sineresis Hari ke- (%)
0,3 0,1 0,1 0,2 1,1 (%) 4 8 12
1,1 26,6 ± 2,5 ± 0,2 ± 2,5 ± 5,3 ±
0,6 1,75 ± 2,25 ± 2,73 ±
0,3 0,0 0,1 0,1 2,4
0,16 0,22 0,18
Keterangan: a. Nilai rata-rata ± standar deviasi 0,7 1,41 ± 2,00 ± 2,42 ±
dari 4 ulangan. 0,12 0,21 0,10
0,8 1,05 ± 1,74 ± 2,12 ±
0,09 0,16 0,12
Tingkat kecerahan pada selai lembaran 0,9 0,84 ± 1,09 ± 1,29 ±
apel Anna dan rosella yang dihasilkan 0,07 0,12 0,09
menunjukkan warna yang gelap. Nilai a* 1,0 0,83 ± 1,05 ± 1,24 ±
0,10 0,12 0,10
dan b* menunjukkan campuran warna 1,1 0,78 ± 0,97 ± 1,19 ±
merah yang dominan dan kuning dengan 0,08 0,11 0,09
intensitas yang rendah. Nilai °h Keterangan: a. Nilai rata-rata ± standar deviasi
menunjukkan warna merah keunguan. dari 4 ulangan.
Warna merah pada produk selai lembaran
apel Anna dan rosella berasal dari salah Tingkat sineresis meningkat dengan
satu bahan baku yang digunakan, yaitu waktu simpan yang semakin lama. Peristiwa
rosella. Bagian yang dimanfaatkan adalah sineresis disebabkan habisnya energi
kelopak bunga rosella. Kelopak bunga kinetik pada gel agar (Lefebvre dan
rosella berwarna merah dan memiliki Doublier, 2005) sehingga gel mengalami
62
Jurnal Teknologi Pangan dan Gizi
Journal of Food Technology and Nutrition
Vol 16 (2): 58-65, 2017.
relaksasi dan air di dalam gel keluar ke dipengaruhi oleh jumlah bubur apel dan
permukaan. Penyimpanan yang semakin rosella. Buah apel dan rosella memiliki
lama menyebabkan energi kinetik yang komponen fenolik sehingga semakin tinggi
mampu mempertahankan kestabilan gel jumlah bubur buah yang digunakan semakin
semakin berkurang sehingga air yang tinggi pula total fenolnya.
dikeluarkan semakin banyak.
Perbedaan konsentrasi agar yang Tabel 6. Hasil Uji Total Fenol Selai
ditambahkan berpengaruh terhadap tingkat Lembaran Apel Anna dan Rosella
sineresis selai lembaran apel Anna dan Konsentrasi Total Fenol
rosella. Semakin tinggi konsentrasi agar Agar (%) (mg GAE/100 g)
yang digunakan menyebabkan gel yang 0,6 1183,4719 ± 0,37
terbentuk lebih mampu untuk 0,7 1183,4538 ± 0,31
mempertahankan kestabilan gel dan 0,8 1183,4928 ± 0,53
melepaskan air dalam jumlah yang lebih 0,9 1183,4630 ± 0,38
sedikit (Matsuhashi, 1998). Penurunan 1,0 1183,6163 ± 0,40
1,1 1183,6088 ± 0,57
tingkat sineresis selai lembaran apel Anna
Keterangan: a. Nilai rata-rata ± standar deviasi
dan rosella berkaitan dengan peningkatan dari 4 ulangan.
nilai cohesiveness, dimana produk menjadi
lebih kompak sehingga air lebih dapat Organoleptik
dipertahankan di dalam gel. Peningkatan Uji organoleptik bertujuan untuk
sineresis selama penyimpanan dan mengetahui tingkat kesukaan konsumen
berkurangnya konsentrasi gelling agent juga terhadap selai lembaran apel Anna dan
ditunjukkan pada pembuatan chocolate rosella. Parameter yang diuji meliputi
spread slice dengan penggunaan agar kesukaan terhadap rasa, warna, dan
(Teguh, 2016). kekokohan. Hasil uji organoleptik dapat
dilihat pada Tabel 7.
Total Fenol
Pengujian total fenol fenol diukur Tabel 7. Hasil Uji Organoleptik Selai
dengan menggunakan metode Folin- Lembaran Apel Anna dan Rosella
Ciocalteau yang didasarkan pada reaksi Konsentrasi Rasa Warna Kekokohan
oksidasi-reduksi. Hasil pengujian total fenol Agar (%)
dinyatakan dalam ekivalen asam galat per 0,6 4,7718 ±
a
5,2353 ±
a
4,0282 ±
a
100 g bahan yang artinya senyawa fenolik 0,8851 0,5765 0,9363
yang ada memiliki kemampuan yang sama 0,7 4,8847 ± 5,2600 ± 4,6353 ±
a a cd
0,7577 0,5203 0,8527
dengan sekian mg asam galat dalam 100 g 0,8 5,0424 ± 5,3588 ± 4,8765 ±
bahan. Total fenol selai lembaran apel Anna 0,7554
a
0,5222
a
0,9966
de
terdapat beda nyata di antara perlakuan Keterangan: a. Nilai rata-rata ± standar deviasi.
yang diberikan. b. Superscript yang berbeda
Konsentrasi agar yang ditambahkan menunjukkan beda nyata pada α =
dalam pembuatan selai lembaran apel Anna 5%.
dan rosella tidak berpengaruh terhadap total
fenol. Penambahan konsentrasi agar yang Rasa selai lembaran apel Anna dan
kecil belum memberikan pengaruh yang rosella yang dihasilkan tidak menunjukan
nyata pada nilai total fenol. Nilai total fenol perbedaan nyata antar perlakuan. Agar
63
David P.J. et al., 2017.
64
Jurnal Teknologi Pangan dan Gizi
Journal of Food Technology and Nutrition
Vol 16 (2): 58-65, 2017.
Fisik, Kimia, dan Sensori Selai L.) Varietas Raja Bulu, Jurnal
Lembaran Pisang (Musa paradisiaca Teknosains Pangan, 12(3): 114.
Lefebvre, J. and J.L. Doublier. 2005. Teguh, K. 2016. Pengaruh Konsentrasi
Rheological Behavior of Agar Batang terhadap Karakteristik
Polysaccharides Aqueous Systems, Fisikokimia dan Organoleptik
(dalam Polysaccharides: Structural Chocolate Spread Slice, Skripsi S-1,
Diversity and Functional Versatility Fakultas Teknologi Pertanian
2nd Edition, S. Dumitriu, Ed.). New Universitas Katolik Widya Mandala
York: Marcel Dekker. 387. Surabaya, Surabaya.
Matsuhashi, T. 1998. Agar, (dalam Yenrina, R., N. Hamzah, dan R. Zilvia.
Polysaccharides: Structural Diversity 2009. Mutu Selai Lembaran
and Functional Versatility, S. Dumitriu, Campuran Nenas (Ananas comusus)
Ed.). New York: Marcel Dekker. 358- dengan Jonjot Labu Kuning
359. (Cucurbita moschata). Jurnal
Pendidikan dan Keluarga. 1(2):33-42.
65