Pasar Baru
Pasar Baru
Pasar Baru
Abstract - The overly rapid development of commercial functions has changed the lay-out (massing) of Pasar
Baru and its environs, along with the horizontal and vertical expansion of buildings, causing a typomorphological
transformation, leading to problems with the lay-out in terms of scale, façade, orientation, and building height.
This research study is followed by a description of this lay-out and its impact on the blocks and corridors of Jalan
Otto Iskandar Dinata (Otista) by way of the qualitative-descriptive survey method, complemented by study of the
relevant background literature, and a discussion of the typo-morphological transformation of Jalan Otista. The
changes have impacted the blocks and corridors. The former came in the shape of the residential pockets being
wedged together, a change of circulation in these pockets, disorientation of the block mass, and asymmetry or
discrepancy observed in the building scale. The latter took the shape of changes in the building façades that tend
to be heterogeneous, assymetry or discrepancy in the building scale, the interrupted arcade and non-defined
entrance doors to alleys.
The conclusion shows that this area displays a typo-morphology of building façades that is relatively
heterogeneous. This area will experience vertical building with a larger building mass of blocks that is relatively
larger in volume. In turn, this will cause the residential pockets within the blocks to disappear although some of
these are bound to survive. This study may provide useful input for the municipal government in anticipating and
overcoming the problems surrounding the spatial lay-out and urban planning of a developing city.
114
The Transformation in The Lay-Out of Building and Spatial Mass…
Abstrak- Perkembangan fungsi komersial yang berkembang terlalu cepat menyebabkan terjadinya berbagai
perubahan tata massa bangunan pada kawasan Pasar Baru dan sekitarnya. Perluasan telah menyebabkan terjadi
transformasi tipo-morfologi kawasan. Munculnya fenomena-fenomena baru menyebabkan terjadinya berbagai
permasalahan pada tata ruang kawasan, baik dari segi skala, fasad, orientasi dan ketinggian bangunan. Merupakan
sarana untuk menelaah dan mendeskripsikan perkembangan tata massa bangunan dan dampak apa saja yang
muncul pada blok dan koridor Jalan Otto Iskandar Dinata di kawasan Pasar Baru. Metode yang digunakan adalah
metode pendekatan kualitatif berupa metode survei deskriptif dan metode literatur. Transformasi tipo-morfologi
yang terjadi tahun 1990-2015 di Kawasan Pasar Baru dan sekitarnya menjadi dasar pembahasan sehingga ini
diperoleh pemahaman yang lebih dalam mengenai transformasi tata massa bangunan dan ruang pada kawasan.
Transformasi tersebut meliputi transformasi blok dan transformasi koridor Jalan Otto Iskandar Dinata. Terjadi
perubahan tata massa dan ruang yang menyebabkan berbagai dampak pada blok dan koridor. Penghimpitan
kantong permukiman, perubahan sirkulasi pada kantong, disorientasi blok massa dan kesenjangan skala bangunan
sehingga terjadi perubahan fasad bangunan yang cenderung heterogen, kesenjangan skala bangunan, terputusnya
arcade, dan munculnya pintu masuk gang yang terdefinisi. Berdasarkan penelitian ini dapat disimpulkan bahwa
kawasan tersebut memiliki tipo-morfologi fasad bangunan yang relatif heterogen. Kawasan tersebut akan
mengalami pembangunan ke arah vertikal dengan blok massa bangunan yang relatif lebih besar. Hal ini akan
menyebabkan kantong permukiman yang berada di dalam blok menghilang maupun tetap bertahan. Diharapkan
skripsi ini dapat menjadi masukan yang berguna bagi pemerintah daerah dalam mengantisipasi dan mengatasi
permasalahan tata ruang kota yang berkembang.
1 PENDAHULUAN
Pasar Baru merupakan kawasan yang terkenal sebagai pusat komersial pertama di
Bandung. Seiring dengan berjalannya waktu, fungsi komersial pada kawasan tersebut
berkembang dengan pesat. Hal tersebut menyebabkan terjadinya perubahan fungsi kawasan
menjadi area perdagangan. Menguatnya fungsi komersial pada kawasan tersebut menyebabkan
kebutuhan akan luas lantai bangunan bertambah, sehingga terjadi pelebaran bangunan ke arah
horizontal maupun vetikal. Pelebaran tersebut mengakibatkan terjadinya pembagian dan
penggabungan kavling yang pada akhirnya menyebabkan transformasi tata massa pada inner
block dan outer block. Berdasarkan masalah yang telah diidentifikasikan di atas, berikut ini
dirumuskan pokok-pokok persoalan yang dibahas, diteliti, dan dipecahkan yaitu sebagai
berikut: (a) Bagaimana perubahan tata massa bangunan mempengaruhi tipo-morfologi blok
dan koridor Jalan Otto Iskandar Dinata pada kawasan Pasar Baru? (b) Dampak apa saja yang
muncul akibat terjadinya transformasi tata masa bangunan pada blok dan koridor Jalan Otto
Iskandar Dinata di kawasan Pasar Baru?
Penelitian ini bertujuan untuk menelaah dan mendeskripsikan perkembangan tata
massa bangunan pada blok dan koridor Jalan Otto Iskandar Dinata pada kawasan komersial
pusat kota, tepatnya pada kawasan Pasar Baru. Adapun manfaat penelitian ini diharapkan dapat
menjadi landasan berpijak bagi peneliti lainnya yang meneliti perubahan bentuk tatanan
tipomorfologi kawasan Pasar Baru. Penelitian ini diharapkan pula dapat menjadi masukkan
bagi pengelolah tata ruang kota dalam menghadapi perkembangan tatanan pada kawasan pusat
kota, sehingga dapat dilakukan pembenahan ulang kawasan dengan memperhatikan
kecenderungan perubahan yang terjadi.
Skripsi ini menggunakan metode pendekatan kualitatif berupa metode survei desktriptif
dan metode literatur. Metode survei deskriptif dilakukan dengan cara observasi langsung
terhadap objek studi, sedangkan metode literatur dilakukan dengan pengumpulan data yang
mengacu pada dokumen penelitaian Prof. Sandi Siregar. Adapun proses yang dilakukan
meliputi pengumpulan data dan analisa. Pengumpulan data meliputi studi literatur mengenai
isu dan pengertian transformasi, sejarah perkembangan kawasan Pasar Baru, teori-teori tata
115
The Transformation in The Lay-Out of Building and Spatial Mass…
massa, serta mengumpulkan data berdasarkan kenyataan di lapangan melalui survei maupun
wawancara langsung dengan penduduk. Proses analisa menggunakan metoda tipo-morfologi,
yaitu suatu metoda untuk mempelajari suatu objek arsitektur dengan menganalisa secara visual
hal-hal yang berkaitan dengan tipo-morfologi di kawasan Pasar baru. Hasil analisa tersebut
kemudian dibandingkan secara sinkronik dan diakronik dengan hasil penelitian terdahulu
(penelitian Prof. Sandi Siregar dan penelitian lainnya).
116
The Transformation in The Lay-Out of Building and Spatial Mass…
berbentuk linear yang tertutup di kedua sisinya tetapi dipersatukan oleh dinding-dinding di
sekitarnya (Spreiregen, 1965). Menurut Krier (1979), koridor adalah salah satu bentuk dari
jalan yang berupa ruang pergerakan linear dan digunakan sebagai sirkulasi. Karakteristik
sebuah koridor ditentukan oleh bangunan dan aktivitas yang terdapat pada koridor tersebut.
3 PEMBAHASAN
3.1 SEJARAH PASAR BARU
Pada saat massa pemerintahan Belanda tahun 1810, dibangun jalur Groote postweg
yang melintang secara horizontal dari barat ke timur KotaBandung yang merupakan pemicu
perkembangan kota. Setelah itu dibangun Jalan Pangeran Soemedangweg (Jalan Otto Iskandar
Dinata) yang memotong tegak lurus jalur Groote postweg. Pembangunan kedua jalan utama
tersebut mengakibatkan terbentuknya kawasan baru di sebelah barat alun-alun.2
Pada kawasan tersebut terjadi perpindahan para pedagang dari Pasar Lama yang hangus
terbakar ke perkampungan penduduk dan kemudian diberi nama Pasar Baru. Pasar tersebut
menjadi cikal bakal pembentukan kawasan perdagangan pusat kota di Bandung. Dibangunnya
Stasiun Kereta Api Suniaraja menyebabkan kawasan tersebut bertumbuh semakin cepat dan
menjadikan Kota Bandung sebagai kota transit bagi penumpang kerata api. Akibatnya terjadi
perkembangan blok dan jalan di sekitar Pangeran Soemedangweg. Jalan-jalan tersebut adalah
Jalan ABC, Alkateri, Pecinan Lama, Banceuy dan Suniaraja.
2Siregar, S. A., 1990. Bandung - the Architecture of a City in Development: urban analysis of a regioncapital as a contribution to the
present debate on Indonesia urbanity and architectural identity.
Katholieke Universiteit te Leuven: 1990
117
The Transformation in The Lay-Out of Building and Spatial Mass…
Bangunan pada outer block yang pada awalnya cenderung mixed-use (hunian dan
komersial) sebagai rumah-toko mulai ditinggalkan dan hanya berfungsi sebagai fungsi
komersial (hunian dijadikan gudang), walaupun beberapa diantaranya tetap bertahan. Fungsi
mixed-use lain yang ditemukan adalah fungsi jasa dan komersial.
118
The Transformation in The Lay-Out of Building and Spatial Mass…
Figur 3. Perspektif Ruang Terbuka pada Blok Jalan Tamim dan Jalan Otto Iskandar Dinata
Figur 4. Kantong Permukiman yang Mengalami Subtraktif Akibat Perluasan Bangunan Komersial
Ke Arah Dalam Blok
119
The Transformation in The Lay-Out of Building and Spatial Mass…
3.5.1.4 BLOK PASAR UTARA (JL. PASAR UTARA-JL. OTTO ISKANDAR DINATA)
Blok Pasar Utara Blok mengalami transformasi kantong terbuka (open pocket) telah
menjadi tertutup (closed pocket) yang disertaipelebaran dimensi kantong.
Figur 6. Perubahan Kantong pada Bagian Barat Kantong Blok Pasar Utara
120
The Transformation in The Lay-Out of Building and Spatial Mass…
3.5.2 SIRKULASI
Perubahan tata massa bangunan pada outer block dan inner block menyebabkan
terjadinya perubahan sirkulasi pencapaian kantong permukiman. Terdapat sirkulasi yang masih
bertahan, berubah maupun telah hilang. Transformasi sirkulasi pada kawasan ini dikategorikan
menjadi 2 yaitu, sirkulasi kantong yang tetap bertahan dan sirkulasi kantong yang
berubah/hilang. Sirkulasi kantong permukiman yang bertahan berada pada Blok Dulatip
Bawah, sedangkan sirkulasi kantong permukiman yang berubah maupun hilang berada pada
Blok Dulatip Atas, Blok Alkateri, Blok Suniaraja, dan Blok Pasar Utara dan Blok Tamim.
121
The Transformation in The Lay-Out of Building and Spatial Mass…
Figur 9. Aksonometri Tatanan dan Orientasi Bangunan pada Blok Alkateri Tahun 2015
122
The Transformation in The Lay-Out of Building and Spatial Mass…
dan kacau. Pada bagian outer block cenderung berorientasi ke arah jalan utama dengan tatanan
(back toback) terhadap kantong. Pada kantong di bagian selatan blok, orientasi bangunan
cenderung menghadap jalang pada gang dengan tatanan front to back.
Figur 10. Gambar Orientasi dan Tatanan Bangunan pada Blok Suniaraja
123
The Transformation in The Lay-Out of Building and Spatial Mass…
Figur 11. Kesenjangan Ketinggian Bangunan pada Bagian Kantong Blok Tamim
124
The Transformation in The Lay-Out of Building and Spatial Mass…
Figur 14. Streetside Fabric Koridor Jalan Otto Iskandar Dinata Tahun 1990 dan 2015
125
The Transformation in The Lay-Out of Building and Spatial Mass…
Figur 15. Penutup Fasad Bangunan pada Koridor Jalan Otto Iskandar Dinata
Figur 16. Ketinggian Bangunan pada Koridor Jalan Otto Iskandar Dinata
126
The Transformation in The Lay-Out of Building and Spatial Mass…
127
The Transformation in The Lay-Out of Building and Spatial Mass…
Figur
18. Gambar Pintu Masuk Gang yang Tak Terdefinisi
4. KESIMPULAN
Berdasarkan penelitian ini dapat disimpulkan bahwa Pasar Baru merupakan salah satu
kawasan pusat kota yang mengalami perkembangan dan transformasi yang signifikan.
Tuntutan fungsi komersial pada kawasan tersebut menyebabkan munculnya perubahan tata
massa bangunan yang telah mempengaruhi tipo-morfologi blok kawasan. Perubahan tatanan
massa dan ruang tersebut muncul akibat terjadinya perluasan bangunan ke arah vertikal dan
horizontal yang disertai dengan penggabungan dan pembelahan kavling. Perubahan inilah yang
kemudian telah mempengaruhi perubahan tipo-morfologi blok dan koridor Jalan Otto Iskanda
Dinata, baik dari segi skala, ketinggian, orientasi, blok massa dan fungsi bangunan.
Transformasi tata massa bangunan memberikan berbagai dampak pada blok dan koridor Jalan
Otto Iskandar Dinata. Pada beberapa blok telah mengalami perubahan tata massa pada lapisan
terluar yang berbatasan langsung dengan jalan. Perubahan ini menimbulkan berbagai dampak
bagi kawasan tersebut, termasuk kantong. Kantong permukiman yang berada pada bagian
terdalam blok terhimpit dan mengalami penyempitan (subtraktif), bahkan terdapat kantong
yang telah hilang pada Blok Suniaraja. Pada Blok Pasar Utara, terjadi perubahan kantong yang
pada awalnya terbuka menjadi tertutup.
Dampak lainnya dapat terlihat adalah perubahan akses masuk menuju kantong yang
telah berubah/hilang, walaupun terdapat beberapa diantaranya yang tetap bertahan dan tidak
berubah. Pada beberapa blok mengalami perubahan akses masuk menuju kantong, dan
beberapa di antaranya telah hilang. Namun terdapat pula beberapa akses menuju blok yang
tetap bertahan dan tidak berubah. Blok yang bertahan adalah Blok Dulatip Bawah, sedangkan
blok yang mengalami perubahan ataupun hilang adalah Blok Tamim, Blok Dulatip Atas, Blok
Pasar Utara, Blok Suniaraja, Blok Alkateri.
128
The Transformation in The Lay-Out of Building and Spatial Mass…
Perluasan bangunan secara vertikal yang terjadi pada kawasan Pasar Baru dan
sekitarnya baik dari ketinggian dan skala bangunan yang relatif berbeda) telah menyebabkan
terjadinya kesenjangan skala pada kawasan Pasar Baru, khusunya pada setiap blok. Hal ini
kemudian menimbulkan kesan kontras pada perbatasan outer dan inner block, namun skala
bangunan pada Blok Suniaraja cenderungmerata dan tidak terlalu kontras.
Perubahan tata massa dan ruang juga telah mempengaruhi koridor Jalan Otto Iskandar
Dinata. Perubahan peruntukkan fungsi menyebabkan terjadinya berbagai perubahan tipologi
fasad bangunan sepanjang koridor. Hal ini diperkuat dengan adanya bangunan masif yang
memiliki bukaan yang relatif sedikit. Pada sisi timur koridor dijumpai bangunan tradisional 1
lantai yang mengalami penutupan bovenlicht. Tipologi fasad yang cenderung heterogen
menyebabkan fasad memiliki style yang berbeda dan berantakan.
Dampak lainnya yang muncul adalah terjadinya kesenjangan skala bangunan di
sepanjang koridor yang diakibatkan oleh persebaran ketinggian dan skala bangunan yang tidak
merata. Selain itu pada beberapa titik terdapat arcade yang telah terputus akibat set back
Gedung Bank Bumi Arta, Pasar Baru Trade Center. Tuntutan tatanan GSB 0 pada koridor Jalan
Otto Iskandar Dinata menyebabkan munculnya unidentify alley entrances. Pada kasus ini,
terjadi perubahan pintu masuk menuju kantong yang telah mengalami penambahan massa
bangunan pada bagian atasnya (berupa gapura maupun shelter). Secara kasat mata pintu masuk
tersebut terlihat sebagai massa baru, namun pada kenyataannya bangunan terebut merupakan
pintu masuk kantong.
Dapat disimpulkan bahwa berbagai fenomena tersebut telah menciptakan
keanekaragaman tipologi fasad bangunan pada kawasan tersebut, baik dari segi tata massa,
skala, ruang, orientasi, dan ketinggian bangunan. Keanekaragaman tersebut menciptakan wajah
kota yang relatif heterogen. Pasar Baru identik dengan kantong permukiman yang berada di
dalam blok. Kantong permukiman tersebut tetap bertahan walaupun telah terjadi berbagai
fenomena yang menghimpit dan mendominasi kantong tersebut. Berdasarkan penelitian ini
dapat dilihat bahwa kawasan tersebut akan terus mengalami transformasi tata massa. Pada
kawasan tersebut akan mengalami pembangunan ke arah vertikal dengan blok massa bangunan
yang relatif besar. Sedangkan kantong permukiman di dalam blok bisa saja menjadi hilang
maupun tetap bertahan.
Bila dipandang dari segi regulasi terjadi beberapa indikasi pelanggaran, diantaranya
adalah setback bangunan yang seharusnya berada di GSB 0 akibat tuntutan lahan parkir,
pembangunan yang melebihi batas KDB (KDB dibangun 100%) dengan tidak adanya RTH
(Ruang Terbuka Hijau), dan perubahan fasad bangunan yang tidak memperhatikan nilai
historis kawasan sebagai kawasan preservasi. Perubahan tersebut diijinkan selama masih
memperhatikan konteks kawasan Pasar Baru, sehingga tidak terjadi perubahan fasad atau tata
massa yang relatif mengubah ciri khas kawasan.
5. DAFTAR PUSTAKA
Buku:
Johnson, P. A. (1994). The Theory of Architecture: Concepts Themes & Practices. USA: Wiley.
Krier, R. (1988). Architectural Composition. New York: Rizzoli.
Krier, R. (2006). Town Spaces: Contemporary Interpretations in Traditional Urbanism. Boston:
Birkhauser.
Lang, J. (2006). The Little Book of Real Estate Definitions Asia Pacific. Singapore: John Wiley & Sons.
129
The Transformation in The Lay-Out of Building and Spatial Mass…
130