Jurnal Metpenkes Edit
Jurnal Metpenkes Edit
Jurnal Metpenkes Edit
Disusun oleh :
PROGRAM STUDI
D3 REKAM MEDIS INFORMASI KESEHATAN
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
INSTITUT ILMU KESEHATAN BHAKTI WIYATA
KEDIRI
2019
Alvina Revitasari
Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Airlangga
E-mail: revitasari.alvina@gmail.com
ABSTRACT
Completeness of medical record documents becomes important because it describe the practice of quality services. East
Java Community Eye Hospital have problems with completeness of medical record documentation. Incompleteness medical
record documentation of outpatient at East Java Community Eye Hospital was rated at
87, 67%.The object of this study was to identification the incompleteness of medical record documentation of outpatient based
on Victor Vroom expectancy theory motivation at East Java Community Eye Hospital. The present study conducts a cross-
sectional, descriptive research during May 2016 through to use questionnaires
and observation on medical record documentation of outpatient. The respondent of this study were personnel who were filling
the outpatient medical record documentation. These people were 5 doctors, 5 refractions, and 6 nurses. The result of the study
showed that Filling of the medical record documentation at East Java Community Eye Hospital was low. Motivation has
driving factor to the incompleteness of outpatient medical record
documentation at East Java Community Eye Hospital. Suggestions given to monitoring the performance to complete the medical
record documentation of outpatient.
PENDAHULUAN
tenaga medis kepada pasien yang melakukan
Rekam medis merupakan berkas yang berisi
pengobatan di rumah sakit.
catatan dan dokumen tentang identitas pasien, pemerikasaan,
Kelengkapan pengisian dokumen rekam medis
pengobatan, tindakandanpelayanan lain yang telah diberikan
menjadi hal yang sangat penting karena jika ada isian yang
kepada pasien. Penyelenggaraan rekam medis diawali dengan
tidak terisi akan berkurangnya informasi terkait pasien.
diterimanya pasien, dilanjutkan pencatatan data pasien selama
Hal ini akan mengakibatkan kurang optimalnya pelayanan
medapatkan pelayanan di rumah sakit (Permenkes, 2008).
yang diberikan terhadap proses pengobatan dan
Mutu pelayanan dapat dikatakan baik jika rekam medis
penyembuhan. Berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan
pasien lengkap, cepat dan tepat dalam meberikan informasi
RI No.129/MENKES/SK/II/2008 tentang Standar
bagi pelayanan kesehatan. Mutu rekam medis dapat
Pelayanan Minimal (SPM) Rumah Sakit mengenai
meningkatkan pelayanan yang ada di rumah sakit. Rekam
standard pelayanan rekam medis rumah sakit yaitu
medis menjadi bukti yang paling kuat untuk melihat
kelengkapan pengisian rekam medis maksimal 24 jam
bagaimana pengobatan yang dilakukan oleh tenaga medis di
setelah selesai pelayanan memiliki standard yaitu 100%.
rumah sakit dalam upaya penanganan dan pengobatan pasien.
Kelengkapan pengisian dokumen rekam medis
Rekam medis menjadi alat informasi mengenai penanganan
rawat jalan di RSMM pada bulan Agustus- Desember 2015
yang dilakukan
masih tergolong tidak lengkap. Ada beberapa isian yang
bertanggungjawab dalam pengisian dokumen rekam medis. mendorong keinginan individu untuk mencapai tujuan
Data awal kelengkapan pengisian dokumen rekam medis bulan (Daft, 2009). Teori motivasi proses menggambarkan
Agustus, angka ketidaklengkapan pengisian sebanyak 86,67%, masing-masing individu giat dalam melakukan suatu
pada bulan September 93,33%, bulan Oktober sebesar tindakan sesuai dengan harapan organisasi. Hal yang
73,33%, bulan November 93,33%, dan pada bulan Desember mampu menggerakkan motivasi tersebut ialah harapan
sebesar 86,67%. Hal ini menggambarkan bahwa masih tinggi yang diperoleh oleh individu tersebut. Terdapat bergabagi
angka ketidak lengkapaan pengisian dokumen rekam medis macam teori motivasi proses yaitu teori harapan milik
rawat jalan di RSMM. Victor Vroom, teori keadilan milik S. Adam, dan teori
rekam medis yang relatif tinggi membuat pihak rumah sakit Teori harapan milik Victor Vroom menyebutkan
harus mengetahui penyebab dari permasalahan tersebut. bahwa cara bertindak dari berbagai macam tingkah laku
Petugas yang bertanggungjawab dalam pengisian dokumen berdasarkan harapan terhadap keuntungan yang diperoleh
rekam medis belum dapat mencapai kinerja yang maksimal dari kegiatan yang dilakukan oleh individu. Dasar teori
dalam pengisian dokumen rekam medis. Salah satu cara harapan ialah memahami sasaran individu dan kaitan
melihat kinerja petugas pengisian dokumen rekam medis ialah antara usaha dan kinerja, kinerja dan imbalan, dan imbalan
berdasarkan motivasi petugas yang bertanggungjawab dalam dan kepuasaan kerja yang dilakukan. Teori harapan
pengisian dokumen rekam medis. Masalah penelitian yang memberi kekuatan kepada individu untuk dapat bekerja
terjadi adalah masih tingginya angka ketidaklengkapan dengan baik yang dipengaruhi oleh hubungan anatara
pengisian dokumen rekam medis rawat jalan di RSMM. apa ang diinginkan dan dibutuhkan individu. Individu
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui motivasi petugas akan termotivasi ketika upaya yang kuatakan
terhadap pengisian dokumen rekam medis rawat jalan di menyebabkan kinerja yang baik dan kinerja yang baik
2015).
Motivasi merupakan sesuatu yang dimiliki oleh (Panjaitan, 2011), yaitu variabel Harapan
dalam diri individu untuk memberikan stimulus dan kekuatan (Expectancy)ialah sesuatu yang mewakili keyakinan
dalam mengaktifkan dan menggerakkan perilaku menuju individu dalam tingkatan tertentu diikuti dengan
tujuan yang ingin dicapai. Motivasi mengacu pada dorongan kinerja yang dilakukan. Skor harapan dari angka nol
yang positif dari dalam atau luar diri individu yang hingga satu. Harapan memiliki skor sebesar nol yang
pada variabel harapan akan dikali dengan skor valensi tingkat dalam Wawanda & Wulandari, 2014). Kinerja petugas
pertama untuk menghasilkan skor motivasi pada individu. merupakan hasil karya petugas selama periode waktu
Instrumentalis (Instrumentality) merupakan Keyakinan tertentu dibandingkan dengan hal-hal yang dapat
individu terhadap imbalan yang didapat atas pekrjaan yang menyertainya, miaslnya standar, target, dan kriteria yang
telah dilakukan. Skor instrumentalis dari angka nol hingga ditentukdan dan disepakati oleh organisasi dan petugas
satu. Instrumentalis memiliki skor nol yang bermakna individu yang menjalankannya. Penilaian kinerja ialah proses suatu
memberikan keyakinan yang rendah, dan skor satu untuk organisasi mengevaluasi dan memberi penilaian
keyakinan yang paling tinggi. Semakin tinggi keyakinan terhadap kinerja petugas. Kegiatan ini memberi dampak
dalam memperoleh imbalan maka skornya akan meningkat perbaikan keputusan personalia dan memberikan dampak
Pertanyaan yang terkait variabel instrumentalis masing- langsung kepada karyawan yang menjalankan
masing akan dikalikan dengan variabel valensi untuk pekerjaannya. Kinerja menjadi karya nyata dari seorang
mendapatkan skor valensi tingkat pertama. petugas terhadap pekerjaannya dan menjadi gambaran
Valensi (Valence) merupakan pentingnya penilaian pencaaian hasil kerja yang dimiliki setiap petugas dalam
individu untuk memperoleh imbalan dari pekerjaan yang telah mencapai tujuan organisasi (Aufan, 2014).
dilakukan. Skor valensi dari angka minus satu hingga satu. Rekam medis ialah berkas yang berisikan catatan
Valensi memiliki skor minus satu jika individu menghindar dan dokumen tentang identitas pasien, pemeriksaan,
adanya valensi dan memiliki skor satu jika menginginkan pengobata, tindakan, dan pelayanan lain yang telah
valensi yang besar. Pertanyaan yang terkait variabel valensi diberikan kepada pasien (Menkes RI,
masing-masing akan dikalikan dengan variabel instrumentalis 2008). Tujuan penyelanggarakan rekam medis ialah
untuk mendapatkan skor valensi tingkat pertama. terdokumentasinya informasi yang akurat tentang data
Kinerja ialah perilaku yang relevan dengan tujuan pasien, pemeriksaan, pengobatan dan penanganan dan
organsiasi. Kinerja merupakan kegiatan pegawai dalam kesembuhan pasien. Rekam medis menkasi bukti
organisasi memenuhi persyaratan sebuah pekerjaan infromasi yang berguna bagi tenaga kesehahan yang
(Heriyawan, 2014). Kinerja pada dasarnya apa yang dilakukan menangani pasien, rumah sakit, dan pasien itu sendiri
atau tidak dilakukan oleh pegawai. Terdapat empat faktor (Pratiwi, 2008). Pihak rumah sakit yang berhak
yang mempengaruhi kinerja pegawai . faktor tersebut ialah membuat dan mengisi rekam medis ialah dokter, dokter
karakteristik lingkungan, karakteristik organisasi, spesialis, dokter gigi, residen, dan tenaga paramedik. Mutu
karaktersitik pekerjaan, dan karaktersitik individu rekam medis akan menggambarkan mutu pelayanan
berbagai kepentingan, valid sesuai dengan pemeriksaan, tepat memiliki jawaban dengan skala likert. Skor instrumentalis
waktu yang ditentukan, dapat digunakan untuk pengambilan dan valensi dikali dengan masing- masing pertanyaan dan
keputusan, dan seragam dan dibagukan untuk konsistensi dijumlah dan menghasilkan skor valensi tingkat pertama
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif cross motivasi tinggi, sedang, dan rendah).
rawat jalan di RSMM yaitu 5 orang dokter, 5 orang Motivasi petugas yang diteliti untuk mengetahui
refraksionis opstesien, dan 6 orang perawat. Penelitian ketidaklengkapan pengisian dokumen rekam medis rawat
dilaksanakan pada bulan April-Mei 2016 di Rumah Sakit jalan di RSMM meliputi keyakinan terhadap upaya yang
Mata Masyarakat Jawa Timur. Penelitian ini menggunakan dilakukan akan berhasil (harapan), keyakinan terhadap
kuesioner yang dibagikan keseluruh responden penelitian imbalan yang didapat ketika pekerjaan yang dilakukan
sesuai dengan variabel motivasi sebagai teori yang digunakan. akan berhasil (instrumentalis), dan penilaian terhadap
Variabelkinerja diteliti dengan cara observasi terhadap pentingnya imbalan yang diterima (valensi). Hasil skor
kelengkapan pengisian dokumen rekam medis pada bulan ketiga variabel diatas akan diolah menjadi skor motivasi
April 2016 yang diisi oleh dokter, refraksionis opstesien, dan masing-masing petugas.
perawat. Hasil kinerja akan diklasifikasikan menjadi 3 (tiga) Keyakinan Terhadap Upaya yang dilakukan akan
jenis kinerja yaitu kinerja baik (0-33%), kinerja cukup (34- Berhasil (Harapan)
67%), dan kinerja rendah (68-100%). Harapan merupakan keyakinan petugas terhadap
Variabel harapan memiliki 1 (satu) pertanyaan yang pengisian dokumen rekam medis yang dilakukan akan
memiliki skor antara 0 hingga 1 dan memiliki jawaban dengan berhasil jika diisi dengan baik. Berikut adalah distribusi
skala Likert yang berisi 5 tingkat preferensi jawaban. Variabel jawaban harapan dari petugas dokumen rekam medis.
Tabel 1. Keyakinan terhadap Upayayang dilakukan akan berhasil oleh Petugas pengisian rekam medis di
RSMM tahun 2016
Kategori Jumlah Persentase (%)
Harapan
Sangatyakinsekali 2 12,5
Sangatyakin 9 56,25
Yakin 5 31,25
Tidakyakin 0 0
Sangattidak 0 0
yakin
TOTAL 16 100
Hasil dari pengisian kuesioner variabel harapan pekerjaan yang menjadi tanggungjawabnya (Suhartini
diketahui bahwa petugas sangat yakin dalam pengisian dan Yusiyanti, 2007). Keyakinan petugas yang sangat
dokumen rekam medis akan berhasil yaitu sebesar 56,25%. tinggi terhadap keberhasilan pengisian dokumen rekam
Hal ini menggambarkan bahwa petugas pengisian dokumen medis akan mendorong terbentuknya motivasi petugas
rekam medis yakin terhadap kemampuan mereka dan untuk melakukan pengisian dokumen rekam medis rawat
pekerjaan yang mereka jalani akan menghasilkan hasil yang jalan yang baik dan lengkap.
optimal. Keyakinan petugas dalam pengisian dokumen rekam Keyakinan Terhadap Kinerja yang dilakukan
medis yang tinggi akan mendorong petugas untuk menjadikan Menghasilkan Imbalan (Instrumentalis)
pekerjaan yang dijalani sebagai sebuah tantangan dan Instrumentalis merupakan keyakinan petugas
meningkatkan semangat untuk melakukan hasil yang baik bahwa upaya yang dilakukan dalam melakukan pekerjaan
dalam pekerjaannya. Sehingga petugas memiliki keinginan akan mendapatkan imbalan yang sesuai dengan harapan
dan dorongan untuk dari petugas tersebut. Berikut adalah distribusi jawaban
Tabel 2. Keyakinan terhadap Kinerja yang dilakukan Menghasilkan Imbalan oleh Petugas pengisian rekam medis di
RSMM tahun 2016
KategoriInstruemtalis Jumlah Persentase (%)
Sangatyakinsekali 0 0
Sangatyakin 2 12,5
Yakin 8 60
Tidakyakin 4 25
Sangattidakyakin 2 12,5
TOTAL 16 100
Berdasarkan hasil instrumentalis petugas pengisian sebesar60%. Petugas merasa bahwa apa yang mereka
dokumen rekam medis dapat diketahui bahwa petugas yang kerjakan akan memberikan dampak terhadap tujuan
bertanggungjawab dalam pengisian dokumen rekam medis organsiasi. Imbalan langsung maupun tidak langsung
merasa yakin terhadap imbalan yang akan diberikan ketika untuk diri petugas akan diberikan dari pihak rumah sakit
mengisi isian dokumen rekam medis dengan baik yaitu jika melakukan pengisian dokumen rekam medis dengan
baik. Hal
ini dimungkinkan karena rumah sakit memberikan promosi pekerjaan dengan baik. Instumentalis yang relatof tinggi
kerja berdasarkan unsur usaha dan kerja keras yang dilakukan atau keyakinan petugas terhadap imbalan yang akan
oleh petugas untuk mencapai kinerja yang optimal. Imbalan diberikan sangat dipengaruhi oleh kepercayaan petugas
dalm bentuk finansial yaitu seperti adanya insentif yang pengisian dokumen rekam medis terhadap sistem
diberikan untuk petugas akan memberikan nilai positif manajemen rumah sakit terhadap imbalan yang akan
terhadap keyakinan petugas terhadap apa yang diinginkan diberikan. Kepercayaan ini yang mendorong petugas
(Suhartini dan Yusiyanti, 2007). Imbalan lain yang petugas untuk yakin terhadap imbalan yang didapat dan
merasa yakin akan mendapatkan hal tersebut dari pihak membentuk motivasi dari dalam diri petugas untuk
rumah sakit adalah perlindungan terhadap terjadinya suatu berusaha mengisi dokumen rekam medis dengan lengkap
kasus. Petugas yakin kepada pihak rumah sakit akan dan baik.
memberikan penjaminan jika petugas yang bertugas Penilaian Terhadap Imbalan yang diterima
Tabel 3. Penilaian terhadap Imbalan yang diterima oleh Petugas pengisian rekam medis di RSMM tahun 2016
Kategori Jumlah Persentase (%)
Valensi
Sangatpenting sekali 0 0
Sangatpenting 1 6,25
Penting 10 62,5
Tidakpenting 3 17,75
Sangattidakpenting 2 12,5
TOTAL 16 100
Tabel diatas memberikan informasi bahwa bahwa petugas petugas namun tidak cukup kuat unruk dapat
pengisian dokumen rekam medis rawat jalan penilaian meningkatkan motivai petugas dalam pengisian dokumen
terhadap imbalan yang diberikan ketika melakukan pekerjaan rekam medis rawat jalan. Imbalan yang dianggap penting
dengan baik dirasa penting persentase sebesar 62,5%. Hal ini dapat berupa imbalan finansial maupun nonfinansial.
menggambarkan bahwa petugas merasakan bahwa imbalan Adanya insentif, pengakuan dari atasan, pujian dari
yang didapat oleh petugas ketika melakukan pekerjaan dengan pimpinan, perlindungan terhadap suatu kasus, dan promosi
baik adalah suatu hal yang penting bagi diri kerja dianggap penting dalam diri petugas untuk
mendorong
melakukan pekerjaan yang lebih dan optimal (Suhartini dan Petugas yang memiliki porsi isian yang sedikit dan
Yusiyanti, 2007).Petugas memberi penilaian terhadap penilian terhadap pentingnya imbalan juga relatif rendah
penting dan tidaknya suatu imbalan merupakan hal yang akan merasa pada level pekerjaan yang statis dan
wajar. Hal ini didorong karena imbalan tersebut mampu akan berpengaruh terhadap isian yang dilakukan untuk
menunjang pemenuhan kebutuhan hidup dan kebutuhan dokumen rekam medis rawat jalan. Imbalan yang
perlindungan dari pihak rumah sakit. Petugas pengisian diberikan juga belum sepenuhnya sesuai dengan apa yang
dokumen rekam medis mengharapkan dan memberikan diinginkan oleh petugas pengisian dokumen rekam medis
penilian terhadap imbalan yang akan diberikan ketika baik yang memiliki porsi isian yang banyak maupun
memiliki porsi dan keterlibatan yang berbeda dalam Upaya Mencapai Kinerja (Valensi Tingkat
petugas. Porsi tugas yang diberikan juga mendorong petugas Valensi tingkat pertama merupakan upaya yang
memberikan penilaian berbeda terhadap pentingnya imbalan dilakukan oleh petugas untuk mencapai kinerja yang
yang akan diberikan dari pihak rumah sakit. Petugas yang optimal. Angka valensi tingkat pertama (V1) merupakan
memiliki porsi isian lebih banyak akan memiliki peniliain hasil perkalian dari skor valensi dan instrumentalis.
imbalan yang lebih tinggi daripada Berikut adalah distribusi klasifikasi valensi tingkat
petugas yang memiliki porisi isian yang lebih sedikit. pertama petugas pengisian dokumen rekam medis
Tabel 4. Upaya Mencapai Kinerja Petugas Pengisian Rekam Medis di RSMM tahun 2016
KategoriValensi Tingkat Pertama Jumlah Persentase (%)
Tinggi 4 25
Sedang 0 0
Rendah 12 75
TOTAL 16 100
Berdasarkan tabel 4 dapat diketahui bahwa petugas atau valensi tingkat pertama pada diri petugas menjadi
memiliki usaha untuk mencapai kinerja yang masih relatif rendah. Pentingnya imbalan yang diberikan ketika
rendah dalam pengisian dokumen rekam medis yaitu petugas dapat melakukan pekerjaan dengan baik
sebesar 75%. Variabel ini merupakan leburan dari persepsi memiliki angka yang tidak cukup kuat untuk membentuk
yakin dan tidak yakinnya petugas terhadap imbalan (valensi) motivasi petugas untuk dapat mengisi dokumen rekam
dan penting dan tidaknya imbalan (instrumentalis). Pada skor medis dengan baik. Skor yang dimiliki masing-masing
valensi, petugas cenderung memberikan jawaban yakin yang petugas memiliki hasil bahwa upaya yang dilakukan
memiliki skor 0. Hasil tersebut yang menyebabkan usaha masih relatif rendah untuk mencapai kinerja yang
Motivasi
ialah hasil perkalian dari skor valensi tingkat pertama (V1)
Motivasi merupakan suatu usaha yang dilakukan
dengan skor harapan yang dimiliki oleh petugas pengisian
untuk mendorong diri petugas untuk mencapai kinerja yang
dokumen rekam medis rawat jalan. Berikut adalah
baik. Motivsi dapat timbul dari dalam diri petugas maupun
distribusi jawaban petugas terkait motivasi dalam
dari luar diri petugas untuk mendorong terciptanya hasil yang
pengisian dokumen rekam medis.
optimal bagi
Tinggi 4 25
Sedang 0 0
Rendah 12 75
TOTAL 16 100
Hasil perhitungan terhadap skor motivasi diketahui pada rawat jalan dalam pengisian dokumen rekam medis
bahwa motivasi petugas dalam pengisian dokumen rekam termasuk kategori rendah. Hal ini menggambarkan bahwa
medis ialah rendah dengan persentase 75%. Tingkat motivasi dalam pengisian dokumen rekam medis rawat jalan
diperoleh berdasarkan hasil kuesioner mengenai motivasi membutuhkan imbalan kerja yang diharapkan dan
yang dimiliki oleh petugas dalam pengisian dokumen dianggap penting dan berguna oleh petugas sehingga
rekam medis yang menjadi tanggung jawab masing- masing berdampak pada meningkatknya motivasi dan
petugas. Hasil tersebut menunjukkan bahwa motivasi petugas menghasilkan kinerja yang baik. Petugas akan berupaya
masih tergolong rendah dan cukup sehingga akan berdampak dengan baik apabila petugas tersebut yakin bahwa
pada kinerja yang dilakukan oleh petugas dalam pengisian kinerjanya baik akan membuahkan penilaian yang baik
dokumen rekam medis rawat jalan di RSMM. Petugas akan pula dan kemudian akan diikuti adanya penghargaan
termotivasi untuk mengeluarkan usaha yang lebih tinggi organisasional seperti bonus, kenaikan imbalan, dan
ketika mereka yakin akan usaha yang dilakukan akan promosi kerja (Rangganda, 2013).
Baik 5 31,25
Cukup 6 37,5
Rendah 5 31,25
TOTAL 16 100
Berdasarkan tabel diatas diketahui bahwa petugas dalam menjadi tidak optimal dalam pengisian dokumen rekam
pengisian dokumen rekam medis memiliki kinerja yang cukup medis. Beberapa petugas masih belum melakukan isian
dalam pengisian dokumen rekam medis rawat jalan yaitu secara maksimal pada dokumen rekam medis yang
sebesar 37,5%. Petugas memiliki kinerja yang tergolong mengakibatkan rekam medis pasien menjadi tidak
kategori cukup karena masing-masing petugas memiliki lengkap dan akan berkurangnya nilai informasi yang
Porsi dan keterlibatan masing-masing petugas dalam Analisis Ketidaklengkapan Pengisian Dokumen
pengisian dokumen rekam medis berbeda pada masing-masing Rekam Medis Rawat Jalan
tenaga kesehatan baik dokter, refraksionis opstesies , dan Berikut adalah hasil tabulasi silang antara
5 6 5 16
Motivasi
-31,20% -37,50% -31,20% -100%
Total
Berdasarkan tabel diatas dapat menunjukkan hasil dengan apa yang mereka harapkan untuk dapatkan dari
bahwa petugas yang memiliki motivasi rendah memiliki pihak rumah sakit. Petugas belum merasakan bahwa apa
kecenderungan mengisi dokumen rekam medis yang kurang. yang diinginkan dalam usaha meningkatkan kinerja dalam
Sedangkan petugas yang memiliki motivasi tinggi memiliki pengisian dokumen rekam medis yaitu insentif, pujian
kecenderungan mengisi dokumen rekam medis yang baik. dari pimpinan, adanya pengakuan, perlindungan terhadap
Petugas yang memiliki motivasi rendah dimungkinkan merasa suatu kasus, dan adanya promosi kerja belum didapat
apa yang dilakukan dalam pengisian dokumen rekam medis secara maksimal (Revitasari, 2016). Petugas pengisian
tersebut tidak cukup kuat untuk meningkatkan motivasi Motivasi petugas dalam pengisian dokumen rekam
petugas dalam pengisian dokumen rekam medis karena medis menjadi faktor yang menyebab ketidaklengkapan
petugas masih ragu terhadap akan diberikannya imbalan pengisian dokumen rekam medis rawat jalan di RSMM.
tersebut jika pengisian yang dilakukan lengkap. Hal tersebut Motivasi petugas yang kurang optimal ini didasari dari
yang mendorong petugas belum mencapai motivasi yang tingkat penilaian petugas terhadap pentingnya imbalan
baik dalam pengisian dokumen rekam medis dan yang diberikan oleh pihak rumah sakit yang memiliki skor
mengakibatkan pengisian dokumen rekam medis yang kurang yang relatif rendah. Saran yang diberikan untuk pihak
maksimal.Motivasi merupakan daya pendorong yang dapat rumah sakit ialah melakukan pendekatan secara personal
memberikan petugas stimulus untuk menggerakkan untuk mengkomunikasikan kemampuan rumah sakit
kemampuan dalam bentuk keahlian atau keterampilan, tenaga, terhadap pemberian imbalan dan melakukan pengawasan
dan waktu untuk melakukan kegiatan yang menjadi terhadap cara kerja dan hasil kinerja petugas pengisian
motivasi yang tinggi sehingga dapat meningkatkan kinerja Aufan, Y. 2014. AnalsisPengaruhFaktor-
faktorKarakteristikPekerjaanTerhadapKinerja
petugas itu sendiri (Rangganda, 2013). Motivasi yang relative Karyawan.Skripsi.UnversitasDiponegoro.
Daft, R. L. 2002. Manjemen.EdisiKelimaJilidSatu.
rendah pada dokter dan perawat dimungkinkan adanya factor Jakarta: Erlangga
De Simone, S. 2015. Expectancy Value Theory:
lain yang tidak dapat diteliti dalam penelitian ini yaitu beban Motivating Health Care Workers. American
International Journal of Contemporary
kerja petugas. Hal ini tampak pada dokter yang memiliki porsi Reserch 5(2).pp.1-5
Heriyawan, M. S., danSetyowati, W. 2014.
isian yang tinggi dimungkinkan akan mengalami beban kerja PengaruhKaraktesritikPekrjaandanPemberda
yaanterhadapKinerjaPegawaidenganMediasi
yang berlebih sehingga akan berpengaruh terhadap isian KomitmenOrganisas.Unisbank.
KeputusanMenteriKesehatanRepublik Indonesia
rekam medis yang menjadi tanggungjawabnya. Pada Nomor129/MENKES/SK/II/2008. Jakarta:
PresidenRepublik Indonesia.
penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Trisianawati (2014) Panjaitan, L. 2011. Penggunaaan Expectancy
Theory
bahwa semakin rendah beban kerja pertugas mengakibatkan dalamUpayaMengukurMotivasiKerjaKaryawa
n di PT. CahayaKawi Ultra
kinerja yang rendah pula. Hal ini yang dimungkinkan terjadi Polyntraco.Skripsi.Universitas Sumatera
Utara.
pada diri perawat karena perawat memiliki porsi isian dan PeraturanMenteriKesehatanRepublik Indonesia
No.269/MENKES/PER/III/2008.Jakarta:
keterlibatan yang relative kecil dalam pengisian dokumen PresidenRepublik Indonesia.
Pratiwi, Y. D., 2008. Analisis Kelengkapan Pengisian
rekam medis. Resume Medis Pasien Rawat Inap RSIA Budi
Kemuliaan Tahun 2008-2009 .Skripsi.
Universitas Indonesia.
Rangganda, S. 2013. Pengaruh Gaya
KepemimpinanTransformasionaldanMotivasiK
erjaTerhadapKinerjaKaryawan.Tesis.Universit
asDiponegoro.
Revitasari, A. 2016. Analisis Ketidaklengkapan
Pengisian Dokumen Rekam Medis Rawat