Potensi Aktivitas Antioksidan Metabolit Sekunder Dari Bakteri Endofit Pada Daun
Potensi Aktivitas Antioksidan Metabolit Sekunder Dari Bakteri Endofit Pada Daun
Potensi Aktivitas Antioksidan Metabolit Sekunder Dari Bakteri Endofit Pada Daun
Abstract
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kesamaan antara senyawa metabolit sekunder yang dihasilkan oleh bakteri endofit pada
daun Moringa oleifera L (kelor) dengan senyawa metabolit sekunder tanaman inang, serta menentukan besarnya aktivitas
antioksidan dari senyawa metabolit sekunder yang dihasilkan oleh bakteri endofit tersebut. Berdasarkan hasil uji senyawa
metabolit sekunder pada kedua sampel, untuk senyawa metabolit sekunder pada ekstrak daun M. oleifera L teridentifikasi
mengandung senyawa-senyawa steroid, flavonoid, saponin, tanin dan fenol, sedangkan untuk senyawa metabolit sekunder pada
bakteri endofit tidak terdeteksi keberadaan dari senyawa metabolit sekunder apapun. Untuk pengujian antioksidan pada ekstrak
bakteri endofit daun M. oleifera L dilakukan menggunakan metode DPPH, yang dilakukan pada variasi konsentrasi 200, 400, 600,
800, dan 1000 ppm dengan asam Askorbat sebagai pembanding. Hasil uji diperoleh nilai IC50 dari ekstrak daun M. oleifera L
sebesar 243,67 ppm, dan ekstrak supernatan dari bakteri endofit sebesar 492 ppm. Nilai IC 50 tersebut menunjukkan aktivitas
antioksidan yang terkandung di dalam senyawa metabolit sekunder yang berasal dari ekstrak daun M. oleifera L yang memiliki
kategori antioksidan sangat kuat. Nilai aktivitas antioksidan untuk ekstrak senyawa metabolit sekunder dari bakteri endofit pada
daun M. oleifera L adalah berkategori sangat lemah, dan untuk ekstrak supernatannya memiliki aktivitas yang lemah
dibandingkan nilai aktivitas antioksidan dari asam Askorbat.
senyawa metabolit sekunder seperti tannin, steroid, dari daun kelor dan inangnya serta menguji akti-
triterpenoid, flavonoid, saponin, antarquinon, dan vitas antioksidan senyawa metabolit yang di-
alkaloid [6]. Hasil berbagai penelitian menunjuk- hasilkan oleh bakteri endofit dari daun kelor
kan bahwa senyawa-senyawa metabolit sekunder menggunakan metode DPPH..
seperti alkaloid, tannin, steroid, terpenoid, flavo-
noid, saponin, quinondan alkaloid semuanya meru- METODE PENELITIAN
pakan senyawa-senyawa yang mampu bertindak Untuk membuat ekstrak daun Moringa
sebagai antioksidan dan memiliki potensi sebagai oleifera L (kelor), sampel daun M.oleifera L diber-
obat [7]. Hasil penelitian terdahulu terhadap daun sihkan lalu diangin-anginkan selama 14 hari untuk
M. oleifera Lterbukti bahwa memiliki kekuatan menghilangkan kadar airnya . Timbang sebanyak
antioksidan 7 kali lebih banyak bila dibandingkan 200 g sampel daun kering, dan dihaluskan se-
dengan vitamin C.[8], sehingga salah satu hal pa- hingga menjadi serbuk, dilanjutkan dengan proses
ling menonjol dari pemanfaatan daun M. oleifera L maserasi menggunakan pelarut etil asetat sebanyak
yaitu bila digunakan sebagai antioksidan [9]. 2L selama 3 hari . Setelah 3 hari campuran disaring
Efektivitas antioksidan pada daun M. oleifera L dengan kertas saring, dan hasilnya disebut filtrat I.
telah terbukti bekerja sangat baik sehingga banyak Serbuk yang terpisahkan selanjutnya diremaserasi
dimanfaatkan sebagai obat herbal tradisional. [10], kembali dengan 1 L pelarut yang sama selama 2
bahkan saat ini sudah diproduksi secara besar-be- hari, dan kemudian disaring lagi dengan kertas sa-
saran dalam skala komersial [11].Untuk meng- ring untuk memperoleh filtrat II.Filtrat I dan II
hasilkan obat herbal secara komersial akan dibu- selanjutnya digabungkan lalu dipekatkan menggu-
tuhkan sumber bahan baku yang besar secara kon- nakan vaccum rotary evaporator pada suhu 40 ⁰C
tinu [12], sehingga untuk itu dalam menangani untuk memperoleh ekstrak kental, yang akan di-
ketersediaan bahan baku yang konstan diperlukan gunakan untuk uji fitokimia dan uji antioksidan.
pengembangan bioteknologi, salah satunya adalah Untuk proses isolasi bakteri endofit pada
dengan mengembangan mikroba endofit. [13] yang daun, ambil sebanyak 4 helai daun M. oleifera L
ada dijaringan tanaman inangnya [14], baik berupa yang masih segar dicuci di bawah air mengalir
jamur dan bakteri yang hidup dalam jaringan selama 10 menit, dan kemudian disterilisasi per-
tanaman pada periode tertentu dengan membentuk mukaannya di dalam Laminar Air Flow Cabinet
koloni dalam jaringan tanaman tanpa membaha- (LAFC), dan selanjutnya direndam de-ngan larutan
yakan inangnya [15] dan terutama kan dapat meng- alkohol 70% selama 1 menit, sambil dikocok pe-
hasilkan senyawa bioaktif yang memiliki karak- lan, selanjutnya dipindahkan ke dalam larutan
ternya hampir sama dengan tumbuhan inangnya hipoklorit (NaOCl) 5,25 % selama 5 menit, di-
[16]. Penelitian isolatif terhadap bakteri endofit lanjutkan dengan perendaman kembali daun ke
pada berbagai tanaman sudah banyak dilaporkan, dalam larutan alkohol 70% selama 30 detik, ke-
antara lain dari spons karang [17], kunyit [18], mudian dibilas dengan aquades steril selama 1
ketepeng cina [19], yang menyatakan bahwa ke- menit dan perlakuan diulang sebanyak 2 kali. Daun
mampuan bakteri endofit yang dihasilkan sama yang telah steril tersebut selanjutnya dikeringkan
dengan kemampuan inangnya. [20]. Upaya untuk di atas kertas saring steril. Selanjutnya daun
pemanfaatan kandungan senyawa metabolit se- M.oleifera L yang telah dibersihkan ditanam ke
kunder daun M. oleifera L merupakan latar- dalam media MS. Penanaman dilakukan dengan
belakang dari upaya untuk melakukan isolasi bak- menggunakan pinset steril. Penanaman daun dalam
teri endofit serta potensi antioksidan yang sama posisi horizontal. Kemudian diinkubasikan selama
dengan inangnya, [21] serta memperkuat hasil pe- 2-3 hari pada suhu 37 ⁰C. Setelah inkubasi, akan
nelitian sebelumnya tentang aktivitas antioksidan tampak pertumbuhan bakteri endofit disekitar daun M.
bakteri endofit [22], yang menggunakan metode oleifera L. Suspensi bakteri sebanyak 0,1 %
DPPH (1,1-diphenyl-2-picrylhydrazyl). Metode uji ditumbuhkan dalam media NB sebanyak 10 mL lalu
DPPH digunakan karena sederhana, cepat, dan digojok dengan kecepatan 170 rpm, selama 72 jam
mudah untuk skrining aktivitas penangkap radikal pada suhu 37 ⁰C. Hasil fermentasi disentri-fugasi
beberapa senyawa, selain itu akurat dan praktis pada kecepatan 3000 rpm selama 20 menit untuk
[23]. Penelitian ini bertujuan untuk menguji kesa- memisahkan supernatan dan biomassa.Supernatan
maan senyawa metabolit sekunder bakteri endofit yang diperoleh digunakan sebagai uji aktivitas
antioksidan dan uji fitokimia. Supernatan yang diambill sebanyak 1 mL dan dimasukkan ke dalam
diperoleh kemudian diekstraksi dengan etil asetat tabung reaksi, kemudian ditambahkan 2 mL meta-
dengan perbandingan (1/2: v/v) dengan meng- nol dan 1 mL larutan DPPH 100 ppm. Dikocok
gunakan corong pisah dan didiamkan selama 20 hingga homogen dan didiamkan selama 30 menit.
menit. Lapisan atas (Fase etil asetat) dituang ke Selanjutnya diukur serapannya pada panjang
dalam erlenmeyer sedangkan residu cairan media gelombang maksimum yang telah diperoleh yaitu
(lapisan bawah) diikutkan ke ekstraksi berikutnya. 517 nm dengan menggunakan spektrofotometer
Fase etil asetat selanjutnya dipekatkan dengan Uv-Vis.Untuk mennentukan nilai persentase
menggunakan rotavapor pada suhu 35⁰C sehingga inhibisi (IC50) terhadap radikal DPPH dari masing-
diperoleh ekstrak kental, untuk digunakan pada uji masing konsentrasi larutan sampel dapat dihitung
fitokimia dan uji antioksidan. dengan rumus :
Untuk uji alkaloid, sebanyak 1 mL ekstrak
etil asetat daun kelor ditambah 10 mL kloroform % Inhibisi = (Abs. Blanko – Abs. Sampel)x 100 %
dan 3 tetes NH4OH dalam tabung reaksi. Ekstrak Absorbansi Blanko
kloroform dipisah dan diberi 10 tetes H2SO4 2 M,
kemudian dikocok secara teratur dan dibiarkan be- Nilai persentase inhibisi dari masing-masing
berapa saat hingga terbentuk dua lapisan. Lapisan konsentrasi, digunakan untuk menentukan persa-
asam (atas) yang diperoleh kemudian dipisah ke maan regresi linier y = a +bx , dimana X adalah
dalam 2 tabung reaksi kemudian tabung 1 ditetesi konsentrasi (ppm) dan y adalah besarnya nilai
pereaksi Mayer dan tabung 2 ditetesi dengan pe- persentase inhibisi (%) [ 24]
reaksi wagner. Terdapatnya alkaloid ditandai de- Antioksidan dinyatakan dengan Inhibition
ngan terbentuknya endapan putih oleh pereaksi Concentration 50% (IC50) yaitu konsentrasi sampel
mayer dan endapan coklat oleh pereaksi wagner. yang dapat merendam radikal DPPH sebesar
Untuk uji steroid dan triterpenoid, . sebanyak 1 mL 50%., yang nilainya didapatkan dari nilai x pada
ekstrak etil asetat daun kelor ditambahkan dengan persamaan regresi dengan mengganti nilai y
10 mL eter selama 10 menit. Lapisan eter dipisah menjadi 50. [25 ]
lalu ditambah 3 tetes pereaksi Lieberman-Burchard
(3 tetes anhidridat asetat dan 3 tetes kloroform) dan HASIL DAN PEMBAHASAN
1 tetes H2SO4 Pekat. Terbentuknya warna merah Penelitian dilakukan pada Februari-Juni 2017
atau ungu menunjukkan kandungan triterpenoid di Laboratorium IHPT Universitas Bengkulu,
sedangkan warna hijau atau biru menunjukkan Laboratorium Kedokteran Universitas Bengkulu,
kandungan steroid. Untuk uji alkaloid sebanyak 2 Laboratorium Basic SainsUniversitas Bengkulu,
mL ekstrak etil asetat daun kelor dimasukkan ke dan Laboratorium Kimia Universitas Bengkulu.
dalam air mendidih selama 5 menit. Ditambah Pada penelitian ini ekstrak kental daun kelor
serbuk Mg, 1 mL HCl pekat dan 20 tetes alkohol dan ekstrak supernatan bakteri endofit yang di-
lalu dikocok kuat. Terbentuknya warna merah, peroleh kemudian dilakukan uji fitokimia dan uji
kuning atau jingga menunjukkan terdapatnya antioksidan. Pengujian ini dimaksudkan untuk me-
senyawa flavonoid. Untuk uji saponin sebanyak 2 ngetahui kandungan senyawa metabolit sekunder
ml ekstrak etil asetat daun Kelor dikocok selama (Tabel 1) dan aktivitas antioksidan.
15 detik. Timbulnya busa hingga selang waktu 10
Tabel 1 : Uji Fitokimia Ekstrak Daun Kelor dan
menit menunjukkan adanya saponin . Untuk uji
Ekstrak Supernatan Bakteri Endofit
tanin sampel sebanyak 1 mL ditambahkan se-
banyak NaCl 10% kemudian disaring lalu filtrat Sampel Ekstrak Daun Ekstak
ditambah larutan gelatin 1% dan larutan NaCl Kelor Supernatan
10%. Bila terdapat endapan pada sampel menun- Endofit
jukkan adanya tanin . Untuk uji fenol Sebanyak 1 Alkaloid - -
mL ekstrak etil asetat daun kelor ditambah 10 tetes Steroid + -
FeCl3. Terbentuknya warna biru tua atau hitam Triterpenoid - -
kehijauan menunjukkan terdapatnya fenol. Untuk Flavonoid + -
uji aktivitas antioksidan dengan metode DPPH, Saponin + -
masing-masing larutan uji yang telah dibuat Tanin + -
Fenol + -
Yati, S.J, Sumpono, I Nyoman Candra 84
ALOTROP, Jurnal Pendidikan dan Ilmu Kimia, 2018:2(1):82-87 ISSN 2252-8075