Usia Ibu Dan Kejadian Persalinan Preterm: A'bidah Baana Syarif, Sabar Santoso, Hesty Widyasih
Usia Ibu Dan Kejadian Persalinan Preterm: A'bidah Baana Syarif, Sabar Santoso, Hesty Widyasih
Usia Ibu Dan Kejadian Persalinan Preterm: A'bidah Baana Syarif, Sabar Santoso, Hesty Widyasih
1,2,3
Jurusan Kebidanan Poltekkes Kemenkes Yogyakarta
Alamat korespodensi: A'bidah Baana Syarif, Poltekkes Kemenkes Yogyakarta
email: abidahbaanasyarifsyarif@yahoo.co.id
Abstract
Preterm labor was a labor that occurs at 20-<37 weeks gestational age and it was one of the highest cause of infant death in the
world. Infant mortality rate in Indonesia was still very high, in Yogyakarta happened in Gunungkidul District. Maternal age factor was
one of the preterm labor problem. In 2014-2015 at Gunungkidul, the risk of maternal age increased but preterm labor decreased. The
purpose of this study was to determine the relationship between maternal age and the incidence of preterm labor in Wonosari
Hospital in 2016. This research was an observational study with Cross-sectional design. The research was conducted in RSUD
Wonosari in 2017. The technique sampling used simple random sampling and obtained 182 mothers. Data was analized using chi-
square test. The results of the study showed preterm prevalence 34,1% and aterm 65,9%. In the statistical test obtained p-value
0.002 and contingency coefficient 0.227. This means that there was a correlation between mother's age and the preterm labor at
Wonosari Hospital in 2016 and the correlation was in a low level. As a conclusion in this study, maternal age <20 and >35 years were
risk factors that led to the incidence of preterm labor.
Abstrak
Persalinan Preterm adalah proses persalinan yang terjadi pada usia kehamilan 20-<37 minggu dan merupakan salah satu
penyebab tertinggi kematian bayi di dunia. Angka kematian bayi di Indonesia masih sangat tinggi salah satunya di Kabupaten
Gunungkidul Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Faktor usia ibu berisiko merupakan salah satu penyebab persalinan preterm.
Usia ibu berisiko di Gunungkidul meningkat tahun 2014-2015 tetapikejadian persalinan preterm menurun. Tujuan penelitian ini
untuk mengetahui hubungan usia ibu dengan kejadian persalinan preterm di RSUD Wonosari tahun 2016. Penelitian ini merupakan
penelitian observasional dengan desain Cross-sectional. Penelitian dilakukan di RSUD Wonosari tahun 2017. Metode penelitian:
Teknik pengambilan sampel menggunakan simple random sampling dan didapatkan sampel 182. Analisis data menggunakan uji
statistic chi-square test. Hasil penelitian, jumlah prevalensi preterm 62 (34,1%) dan aterm 120 (65,9%). Hasil uji statistic didapatkan
p-value 0,002 dan koefisien kontingensi 0,227. Hal ini berarti ada hubungan usia ibu dengan kejadian persalinan preterm di RSUD
Wonosari tahun 2016 dengan tingkat keeratan hubungan yang rendah. Kesimpulan penelitian ini adalah usia ibu <20 dan >35 tahun
merupakan faktor risiko penyebab kejadian persalinan preterm.
20
Syarif, Santoso, Widyasih, Usia Ibu Dan Kejadian Persalinan Preterm ...............
21
Kesehatan Ibu dan Anak, Volume 11, No.2, November 2017, hal 20-24
Sedangkan kriteria eksklusi yaitu ibu yang memiliki Hasil penelitian berdasarkan analisis
bayi dengan kelainan bawaan, ibu dengan bivariat untuk mengetahui kebermaknaan
komplikasi preeklamsi, dan ibu dengan diabetes hubungan serta keeratan hubungan antara usia ibu
militus. dengan persalinan preterm secara statistik.
Variabel bebas dalam penelitian ini adalah Berdasarkan rekam medis, sempel dalam
usia ibu. Variabel terikat pada penelitian ini adalah penelitian ini sejumlah 182 persalinan yang diambil
kejadian persalinan preterm. Penelitian ini dengan teknik simple random sampling.
menggunakan data sekunder yang diperoleh dari Tabel 3.
data rekam medik di rumah sakit. Teknik Hubungan Usia Ibu dengan Kejadian Persalinan Preterm
pengolahan data dilakukan dengan editing, coding, di RSUD Wonosari Tahun 2016
transfering, dan tabulating. Data dianalisis secara
univariabel dan bivariabel menggunakan Chi Preterm Aterm Koefisien
square dan uji keeratan hubungan dengan Variabel p-value Chi-square
n % n % kontingensi
Contingency Coefficient (C).
Usia <20
dan >35 thn 26 52,0 24 48,0
HASIL 0,002 9,872 0,227
Usia 20-35 thn 36 27,3 96 72,7
Sampel dalam penelitian ini berjumlah 182
Jumlah 62 34,1 120 65,9
yang terbagi menjadi 62 kasus preterm dan 120
kasus aterm. Karakteristik ibu disajikan dalam tabel Berdasarkan Tabel 3 diketahui bahwa ada
berikut: hubungan antara usia ibu dengan kejadian
Subjek persalinan preterm di RSUD Wonosari tahun 2016.
Karakteristik Kelompok preterm Kelompok aterm Hasil perhitungan dengan Chi square sebesar
n % n % 9,872 dan p-value sebesar 0,002 (p<0,05). Untuk
Pekerjaan keeratan hubungan antara usia ibu dengan kejadian
a. Bekerja 9 16,4 46 83,6 persalinan preterm menggunakan analisis
b. Tidak bekerja 53 41,7 74 58,3 Koefisien Kontingensi dengan hasil 0,254 artinya
Paritas tingkat hubungannya rendah.
a. 1 dan 4 34 38,6 54 61,4
b. 2 dan 3 28 29,8 66 70,2 PEMBAHASAN
Hubungan karakteristik pekerjaan dengan
Hasil penelitian pada tabel 1. menunjukan kejadian persalinan preterm pada penelitian ini
karakteristik pekerjaan terbanyak pada persalinan menunjukkan hasil dengan p-value 0,001 (p<0,05)
aterm dengan kategori subjek bekerja sebesar artinya ada hubungan pekerjaan ibu dengan
83,6%. Karakteristik paritas terbanyak pada kejadian persalinan preterm di RSUD Wonosari
persalinan aterm dengan kategori paritas 2-3 tahun 2016. Pernyataan tersebut sesuai dengan
sebesar 51,9%. teori. Beban kerja yang berat dapat meningkatkan
Tabel 2. hormon prostaglandin, dengan peningkatan inilah
6
Hubungan Pekerjaan dan Paritas dengan Kejadian yang dapat memicu terjadinya persalinan lebih dini.
Persalinan Preterm di RSUD Wonosari Tahun 2016 Menurut Rinata, bahwa ibu hamil yang bekerja
Preterm Aterm memiliki pekerjaan dengan sistem shift, jam kerja
Variabel p-value c
n % n % lebih lama>7 jam/hari atau >49 jam/minggu, bekerja
Bekerja 9 16,4 46 83,6 di pabrik dengan waktu istirahat rata-rata 1 jam dan
Tidak bekerja 53 41,7 74 58,3
0,001 0,239 kegiatan seperti mengangkat atau mendorong
barang akan menyebabkan persalinan preterm. 10
1 & 4 34 38,6 54 61,4 0,208 0,093 Hubungan karakteristik paritas dengan
2 dan 3 28 29,8 66 70,2
kejadian persalinan preterm pada penelitian ini
menunjukkan hasil p-value 0,208 (p>0,05) artinya
Berdasarkan tabel 2. Menunjukan bahwa tidak ada hubungan antara paritas dengan kejadian
ada hubungan antara pekerjaan ibu dengan persalinan preterm di RSUD Wonosari tahun 2016.
kejadian persalinan preterm di RSUD Wonosari Menurut Ariana dapat diasumsikan bahwa ibu
dengan p= 0,001 (p<0,05). Tidak ada hubungan bersalin dengan paritas tinggi mengalami
paritas ibu dengan kejadian persalinan preterm di kehamilan dan persalinan berulang kali sehingga
RSUD Wonosari tahun 2016 dengan p= 0,208 pada sistem reproduksi terdapat penurunan fungsi
(p>0,05). dan akan meningkat menjadi risiko tinggi apabila ibu
22
Syarif, Santoso, Widyasih, Usia Ibu Dan Kejadian Persalinan Preterm ...............
dengan paritas lebih dari 5. Menurut Krisnadi Bagi peneliti selanjutnya diharapkan dapat
persalinan prematur lebih sering terjadi pada menggunakan penelitian ini sebagai referensi
kehamilan pertama. Kejadian persalinan preterm tambahan serta wawasan dalam memperkuat hasil-
akan berkurang dengan meningkatnya jumlah hasil studi yang berkaitan tentang persalinan
paritas cukup bulan sampai paritas keempat.2 preterm dan faktor-faktor lain yang menyertainya,
Berdasarkan hasil penelitian ini ada sehingga hasil penelitian lebih akurat.
hubungan antara usia ibu dengan kejadian
persalinan preterm dengan p-value 0,002 (p<0,05). DAFTAR PUSTAKA
Menurut penelitian Leal tahun 2016 di Brazil 1. Prawirohardjo S, Saifuddin. Ilmu Kebidanan.
menyatakan bahwa usia ibu >35 tahun berisiko Jakarta: PT Bina Pustaka; 2010
untuk mengalami persalinan preterm (p= 0,001 OR 2. Krisnadi, Sofie R, Effendi JS, Pribadi A.
1,27; 95% CI, 1,01-1,59 ).11 Ada hubungan antara Prematuritas. Bandung: Sub Bagian
usia ibu dengan kejadian persalinan preterm. Kedokteran Fetomaternal Bagian Obstetri dan
Penelitian Muhihi menyatakan bahwa untuk Ginekologi Fakultas Kedokteran Universitas
kehamilan usia ibu >30 tahun , wanita yang lebih tua Padjadjaran RS Dr. Hasan Sadikin. Bandung;
memiliki peningkatan risiko kelainan kongenital dan 2009
gangguan kehamilan termasuk hipertensi dan 3. World Health Organization. Born Too Soon: The
diabetes yang dapat meningkatkan risiko Global Action Report On Preterm Birth. World
12
prematur. Sesuai dengan teori wanita berusia >35 Health Organization, (Serial Online) 2012;
tahun fungsi alat reproduksinya sudah berkurang, WHO Library Cataloguing-in-PublicationData.
sehingga meningkatkan risiko terjadinya persalinan D i u n d u h d a r i
prematur, hipertensi, solutio plasenta, janin mati, www.who.int/pmnch/media/news/2012/201204
dan plasenta previa.13 _borntoosoon-report.pdf.
Penelitian Muhihi tahun 2016 di Tanzania 4. Dinas Kesehatan DI Yogyakarta.. Profil
menyatakan bahwa usia (<20 dan >30 tahun) Kesehatan Provinsi Daerah Istimewa
merupakan faktor risiko dari pretrem (p <0,05).12 Yogyakarta Tahun 2014. Yogyakarta: Dinas
Ibu muda usia <20 tahun memiliki resiko tinggi untuk Kesehatan Provinsi DI Yogyakarta; 2015
menghasilkan kelahiran yang buruk, karena 5. Dinas Kesehatan Kabupaten Gunungkidul.
kompetisi ibu hamil untuk nutrisi atau pematangan Profil Kesehatan Kabupaten Gunung Kidul
fisik yang tidak lengkap memungkinkan untuk 2015. Yogyakarta: Dinas Kesehatan Kabupaten
menghasilkan neonatal yang buruk. Pernyataan Gunung Kidul;2015
tersebut sesuai dengan teori menurut Wiknjosastro 6. Manuaba, IAC., Manuaba, IBGF., Manuaba,
bahwa penyulit kehamilan remaja lebih tinggi IBG. Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan,
dibandingkan kehamilan usia 20-30 tahun. dan KB. Jakarta: EGC; 2012
Keadaan ini disebabkan belum matangnya alat 7. Salim, DR., Sukarya, Wawang S., Hikmawati,
reproduksi untuk hamil, sehingga dapat merugikan D. Hubungan Usia, Paritas, Preeklamsia pada
kesehatan ibu maupun perkembangan dan Ibu dengan Kelahiran Premature. Prosiding
pertumbuhan janin.14 Penelitian Sivitas Akademia
Unisaban(kesehatan) Pendidikan Dokter,
KESIMPULAN Gelombang 2, Tahun Akademik 2014-2015.
Kesimpulan pada penelitian ini adalah Bandung: RSHS; 2015
terdapat hubungan antara usia ibu dengan kejadian 8. Oroh S, Suparman E, Tendean H. Karakteristik
persalinan preterm dengan p-value 0,002 dengan Persalinan Prematur Di RSUP Prof. DR.R
tingkat keeratan sebesar 0,227 (rendah). Kandou Manado. Manado. Jurnal E-Clinik.
2015: Vol 3 No 2.
SARAN 9. Wijayanti, MD, Bagoes W, Ester R. Hubungan
Bagi bidan dan dokter serta tenaga Usia dan Paritas dengan Kejadian Partus
kesehatan yang lainnya di RSUD Wonosari Prematurus di Rumah Sakit Panti Wilasa
disarankan untuk terus meningkatkan promosi Citarum Semarang tahun 2010. Jurnal
kesehatan, pencegahan serta deteksi dini terhadap Kebidanan, 2011: Vol 2 No 1.
faktor risiko persalinan preterm. Promosi kesehatan 10. Rinata E, Mei AD. Hubungan Beban Kerja Ibu
tentang faktor risiko persalinan preterm termasuk Hamil dan Kejadian persalinan Preterm. Jurnal
usia ibu saat hamil yang ideal. Akbid Griya husada, 2014: Vol.02 No.01
23
Kesehatan Ibu dan Anak, Volume 11, No.2, November 2017, hal 20-24
24