Jurnal Kesehatan Mercusuar: Hubungan Berat Lahir Dengan Kejadian Ikterus Di Rumah Sakit Dr. M. Djamil Padang

Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 5

E-ISSN - 2654-9751

Vol 3 No1 April 2020

Jurnal Kesehatan Mercusuar


Avalilable Online http://jurnal.mercubaktijaya.ac.id/index.php/mercusuar

HUBUNGAN BERAT LAHIR DENGAN KEJADIAN IKTERUS DI


RUMAH SAKIT DR. M. DJAMIL PADANG
Tria Wulandari1, Ratu Melia Suci2, Dian Furwasyih3
1
Prodi D III Kebidanan STIKes MERCUBAKTIJAYA Padang
2), 3)
Prodi Kebidanan Program Sarjana dan Pendidikan Profesi Bidan Program Profesi
STIKes MERCUBAKTIJAYA Padang
*Email koresponden : dianfurwasyih@mercubaktijaya.ac.id

ABSTRACT

Icterus is a phenomenon that is often found in newborns, the incidence was ranges from 25
- 50% in term and 80% in preterm babies. There are 3 causative factors that influence the incidence
of icterus which are neonates, perinatal, and maternal factors. Biological effects suffered by the
babies such as yellow skin, weakness, and psychological effects that arise in infants such as crying
or fussing, erratic movements, and brain damage. The purpose of this study was to determine
whether there was a relationship between birth weight and the incidence of icterus at RSUP Dr. M.
Djamil Padang in 2016. The type of research used was analytical survey research using a case-
control research design. 75 babies who treated in the room between January to June 2016 were
involved on this study, 25 babies in case group and 50 babies in control group. The type of data
used is secondary data. The study revealed that 44% (33 babies) were low birth weight (LBW),
whereas 56% (42 babies) were born with normal weight. Moreover, the bivariate analysis with chi-
square test obtain the p value = 0.007 <0.05, it means there is a relationship between birth weight
and the incidence of icterus. There is a need to improve the quality of health care in every setting of
health care facilities

Keywords : Icterus, LBW, Birth Weight

ABSTRAK

Ikterus merupakan salah satu fenomena yang sering ditemukan pada bayi baru lahir,
kejadian ikterus pada bayi baru lahir berkisar antara 25 – 50% pada bayi cukup bulan dan 80%
pada bayi kurang bulan. Ada 3 faktor penyebab yang mempengaruhi kejadian ikterus yaitu faktor
neonatus, perinatal, dan maternal. Dampak biologis yang diderita bayi seperti kulit berwarna
kuning, keadaan lemah, dan dampak psikologis berupa sering menangis atau rewel, gerakan tidak
menentu, dan jika tidak segera ditangani dapat terjadi gangguan syaraf otak. Tujuan penelitian
untuk mengetahui apakah ada hubungan antara berat badan lahir dengan kejadian ikterus. Jenis
penelitian adalah survei analitik dengan desain case-control. Sampel penelitian berjumlah 75 bayi
yang dirawat di ruangan perinatologi pada bulan Januari hingga Juni 2016, dengan 25 bayi pada
kelompok kasus dan 50 bayi pada kelompok kontrol. Jenis data yaitu data sekunder. Hasil
penelitian mengungkapkan 44% (33 bayi) dari responden mempunyai berat lahir rendah, dan 56%

11
Tria Wulandari, Ratu Melia Suci, Dian Furwasyih | HUBUNGAN BERAT LAHIR DENGAN
KEJADIAN IKTERUS DI RUMAH SAKIT DR. M. DJAMIL PADANG

(42 bayi) sisanya mempunyai berat lahir normal. Analisis bivariat dengan uji chi-square
menunjukkan nilai p value = 0,007 < 0,05 berarti ada hubungan berat badan lahir dengan kejadian
ikterus. Diharapkan tenaga kesehatan dapat meningkatkan pelayanan kesehatan pada ibu dan bayi,
terutama dalam penapisan risiko kejadian ikterus dari sejak kehamilan dan setelah kelahiran bayi
guna menurunkan morbiditas bayi karena ikterus.

Kata Kunci : Ikterus, Berat Badan Lahir, BBLR

PENDAHULUAN Penyebab kematian bayi baru lahir


World Health Organization (neonatus) yang terbanyak disebabkan
(WHO) mengatakan bahwa “Health is a oleh kegawatdaruratan dan penyulit masa
fundamental right”, yang bermakna wajib neonatus. Salah satunya adalah ikterus
untuk menyehatkan yang sakit dan yang masih merupakan masalah di dunia
mempertahankan serta meningkatkan karena merupakan penyebab kesakitan
yang sehat. Penentuan derajat kesehatan dan kematian pada masa bayi baru lahir
masyarakat secara keseluruhan terutama (Departemen Kesehatan Republik
dalam menilai keberhasilan pelayanan Indonesia, 2014)
program kesehatan bayi baru lahir di Ikterus merupakan salah satu
Indonesia tercakup dalam menilai fenomena yang sering ditemukan pada
keberhasilan pelayanan kesehatan bayi baru lahir berkisar antara 25-50%
meliputi angka kematian bayi yaitu pada bayi cukup bulan dan 80% pada bayi
jumlah kematian bayi dibawah usia 1 kurang bulan (Kementrian Kesehatan
tahun per 1000 kelahiran hidup dan Republik Indonesia, 2012). Ada 3 faktor
pemanfaatan pelayanan kesehatan penyebab yang mempengaruhi kejadian
terutama kualitas pelayanan perinatal dan ikterus yaitu faktor neonatus (jenis
post natal. (Departemen Kesehatan kelamin, usia gestasi, berat lahir), faktor
Republik Indonesia, 2014) perinatal (jenis persalinan, komplikasi
Penelitian WHO tahun 2007, di (asfiksia, sepsis, sefalhematoma) dan
seluruh dunia terdapat kematian bayi faktor maternal (frekuensi pemberian
khususnya neonatus sebesar 10.000.000 ASI, hemolisis). (Cunningham, 2012;
jiwa/tahun. Bayi yang meninggal sekitar Dewi, 2010)
70% pada bayi yang mengalami ikterus. Kejadian ikterus yang dirawat di
(Badan Pusat Statistik, 2013) ruangan perinatologi RSUP Dr. M.
Angka kematian bayi di negara Djamil Padang pada bulan Januari hingga
ASEAN seperti Singapura 3/1000 per Juni 2016 berjumlah 25 orang bayi. Dari
kelahiran hidup, Malaysia 5/1000 per data rekam medis yang dilihat saat survei
kelahiran hidup, Thailand 17/1000 per awal pada 10 orang bayi,7 orang bayi
kelahiran hidup, Vietnam 18/1000 per mengalami ikterus. Dari 7 orang bayi
kelahiran hidup, Filipina 26/1000 per ikterus, 5 diantaranya mempunyai berat
kelahiran hidup, sedangkan angka badan lahir rendah. (Data Register
kematian bayi di Indonesia masih cukup Neonatus, 2016)
tinggi. (Departemen Kesehatan Republik Dari fenomena diatas penulis
Indonesia, 2014) merasa penting untuk meneliti tentang

12
Tria Wulandari, Ratu Melia Suci, Dian Furwasyih | HUBUNGAN BERAT LAHIR DENGAN
KEJADIAN IKTERUS DI RUMAH SAKIT DR. M. DJAMIL PADANG

hubungan antara berat badan lahir dengan didapatkan dari rekam medis kemudian
kejadian ikterus pada bayi baru lahir. dipindahkan ke lembar observasi yang
telah dipersiapkan oleh peneliti. Data
METODE PENELITIAN yang diisikan pada lembar observasi
Penelitian ini merupakan meliputi usia, jenis kelamin, penyulit saat
penelitian survei analitik dengan lahir, jenis persalinan, dan usia ibu.
pendekatan desain case control. Dimana
sampel penelitian dibagi pada 2 HASIL DAN PEMBAHASAN
kelompok, yaitu kelompok kasus dan Hasil penelitian disajikan dalam
kelompok kontrol. Dalam penelitian ini bentuk analisa univariat dan analisa
ditetapkan perbandingan antara kelompok bivariat.
kasus dan kontrol dengan proporsi 1:2. 4.1.1 Analisa Univariat
(Notoatmodjo, 2010) a. Berat Badan dan Lahir Bayi di RSUP
Kasus bayi yang di diagnosis Dr. M. Djamil Pada tahun 2016
ikterus tertera pada rekam medis ruang Berdasarkan distribusi frekuensi
perinatologi pada bulan Januari – Juni responden berat lahir bayi dibedakan
2016 adalah sebanyak 25 kasus dengan
menjadi 2 yaitu berat badan lahir rendah
jumlah kontrol adalah 50 orang, sehingga
(BBLR),jika berat badan lahir bayi<2500
total sampel pada penelitian berjumlah 75
orang. gram,dan tidak BBLR,jika berat badan
Pengumpulan data penelitian lahir bayi ≥2500 gram.Data tersebut dapa
dilakukan pada bulan Juli 2016 dengan dilihat pada tabel berikut ini :
teknik studi rekam medis. Data yang

Tabel 4.2
Distribusi Frekuensi Berat Badan Lahir Bayi yang dirawat di ruang perinatologi
RSUP Dr.M.Djamil Padang Tahun 2016

Berat Badan Lahir Frekuensi Persentase (%)


Rendah 33 44
Normal 42 56
Total 75 100
Keterangan : kategori berat badan adalah sebagai berikut : rendah jika berat badan dan lahir
bayi > 2500 gram, dan normal jika berat badan lahir bayi ≤ 2500

Tabel 4.2 menunjukkan bahwa dari 75 4.1.2 Analisa Bivariat


orang respondent terdapat 33 orang Analisa bivariat dilakukan untuk
mengalami berat badan lahir rendah mengetahui hubungan antara variabel
(BBLR) sebanyak (44%). Bahwa bayi independen dengan variabel dependen.
normal lebih banyak dari pada bayi yang Dalam penelitian ini untuk melihat
berat badan lahir rendah (BBLR), bayi Hubungan Antara Berat Badan Lahir
normal sebanyak 42 orang responden dengan Kejadian Ikterus di RSUP
(56%). Dr.M.Djamil Padang tahun 2016.

13
Tria Wulandari, Ratu Melia Suci, Dian Furwasyih | HUBUNGAN BERAT LAHIR DENGAN
KEJADIAN IKTERUS DI RUMAH SAKIT DR. M. DJAMIL PADANG

Tabel 4.3
Hubungan Antara Berat Badan Lahir Dengan Kejadian Ikterus di RSUP.Dr.M.Djamil
Padang Tahun 2016

Berat Badan Lahir Kejadian Ikterus


Ikterus Tidak Ikterus Total
f % f % f %
BBLR 5 20 28 56 33 44
Normal 20 80 22 44 42 56
Total 25 100 50 100 75 100

Hasil penelitian yang ditampilkan ikterus berat dan infeksi, bayi juga rentan
pada Tabel 4.3 menunjukkan bahwa 5 terjadi hipotermia jika tidak didalam
orang dari 33 orang responden mengalami incubator.Sedangkan bayi berat lahir
berat badan lahir rendah (BBLR) yang rendah mempunyai cirri-ciri yaitu berat
mengalami ikterus sebanyak (20%). Dan badan kurang dari <2500 gram, panjang
22 orang bayi normal yang tidak badan kurang dari 45 cm, lingkar dada
mengalami ikterus sebanyak (44%). kurang dari 30 cm, lingkar kepala kurang
dari 33 cm, ukuran kepala relatif lebih
PEMBAHASAN besar dari pada tubuh, kulit tipis,
Analisa Univariat transparan (Surjaningrat, 2015).
Berdasarkan hasil penelitian
didapatkan bahwa dari 45 responden Analisa Bivariat.
terdapat 16 responden (35,6%) Hubungan antara Berat Badan Lahir
mengalami BBLR yang tercatat direkam Bayi dengan Kejadian Ikterus
medik RSUP.Dr.M.Djamil Padang tahun Hasil penelitian yang ditampilkan
2017. pada Tabel 4.3 menunjukkan bahwa 5
Hasil penelitian ini hampir sama orang dari 33 orang responden mengalami
dengan penelitian yang telah dilakukan berat badan lahir rendah (BBLR) yang
Andi Nursyamsi gambaran faktor-faktor mengalami ikterus sebanyak (20%). Dan
yang mempengaruhi angka kejadian 22 orang bayi normal yang tidak
BBLR di Rumah Sakit Ibu dan Anak mengalami ikterus sebanyak (44%).
Pertiwi Makasar Tahun 2016 ditemukan Berdasarkan penelitian
53,7% bayi dengan berat badan lahir sebelumnya menurut Edhogue et al
rendah. (2014) menyatakan ada perbedaan yang
BBLR akan mempunyai resiko bermakna antara bayi prematur dan bayi
kematian, kurang gizi, dan gangguan cukup bulan dengan kejadian ikterus
perkembangan anak, sedangkan bayi neonoatorum dengan nilai p=0, 00.
dengan berat badan lahir rendah sering Menurut Maulidya (2013) dengan
terjadi masalah yang berat misalnya sukar meneliti 41 bayi yang mengalami ikterus,
bernafas, kesukaran pemberian minum, didapatkan bayi prematur yang

14
Tria Wulandari, Ratu Melia Suci, Dian Furwasyih | HUBUNGAN BERAT LAHIR DENGAN
KEJADIAN IKTERUS DI RUMAH SAKIT DR. M. DJAMIL PADANG

mengalami ikterus 22 bayi (53,9%) dan William. Jakarta: Buku Kedokteran


pada bayi cukup bulan sebanyak 19 bayi EGC.
(46,1%) dengan p-value = 0, 02. (Et.al, Data Register Neonatus. (2016). No Titl.
2014; Maulidya, 2013) Padang.
Penelitian yang dilakukan Departemen Kesehatan Republik
memiliki beberapa kekurangan, seperti Indonesia. (2014). Profil Kesehatan
Indonesia. Jakarta.
terbatasnya jumlah sampel serta
Dewi, V. N. L. (2010). Asuhan Neonatus,
terbatasnya waktu yang dibutuhkan dalam Bayi, dan Balita. Padang: Baduose
penelitian ini. Media.
Menurut analisa peneliti ikterus Et.al, E. (2014). Icterus Neonatorum.
dapat terjadi pada bayi yang mengalami Kementrian Kesehatan Republik
BBLR, karena bayi yang BBLR Indonesia. (2012). Survei Demografi
pembentukan hepar belum sempurna itu dan Kesehatan Indonesia. Jakarta.
mengakibatkan bayi bisa ikterus. Bayi Maulidya. (2013). Ikterus Neonatorum.
dengan berat lahir normal lebih banyak Notoatmodjo, S. (2010). Metodologi
yang ikterik kemungkinan karena ikterus Penelitian Kesehatan. Jakarta:
neonatorum pada neonatus tersebut Rineka Cipta.
disebabkan oleh faktor resiko lain. Seperti Surjaningrat. (2015). Ikterus Neonatorum.
berdasarkan jenis kelamin. Bayi laki-laki
lebih sering mengalami ikterus. Faktor
lain seperti usia gestasi (bayi prematur),
jenis persalinan (SC), dan komplikasi
(sepsis).

SIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian yang
dilakukan dapat diambil kesimpulan
bahwa ada hubungan antara berat badan
lahir dengan kejadian ikterus di RSUP
Dr. M. Djamil Padang.

UCAPAN TERIMA KASIH


Terimakasih penulis ucapkan
kepada Direktur RSUP Dr. M. Djamil
Padang yang telah memfasilitasi peneliti
selama melaksanakan penelitian.

DAFTAR PUSTAKA
Badan Pusat Statistik. (2013). Proyeksi
Penduduk Indonesia. Jakarta.
Cunningham, G. (2012). Obstetri

15

You might also like