Variasi Sifat Makroskopis Dan Mikroskopi D13da176
Variasi Sifat Makroskopis Dan Mikroskopi D13da176
Variasi Sifat Makroskopis Dan Mikroskopi D13da176
Kamaliah
e-mail : Mila_kumai@yahoo.com
Abstract
Abstrak
63
Kamaliah, Variasi Sifat Makroskopis dan Mikroskopis Pelepah Kelapa Sawit
64
Jurnal Daun, Vol. 3 No. 1, Desember 2016 : 63-71
65
Kamaliah, Variasi Sifat Makroskopis dan Mikroskopis Pelepah Kelapa Sawit
Berdasarkan nilai rata-rata tertinggi diameter serat pelepah kelapa sawit seragam
panjang serat pelepah kelapa sawit berumur sehingga tidak perlu dilakukan dengan uji beda
< 5 tahun terhadap pada bagian muda (a3) rata-rata.
(2.603,120 µm), sedangkan pada bagian tua Berdasarkan nilai rata-rata tertinggi
(a1) mengalami peningkatan sebesar diameter serat pada pelepah kelapa sawit
(2.570,489 µm) kemudian pada bagian sedang berumur < 5 tahun terdapat pada bagian tua (a1)
menurun sebesar (2.558,051 µm). Hal ini sebesar (38,016 µm). variasi diameter serat
karena adanya perbedaan pada saat cenderung menurut pada bagian sedang (a2)
pertumbuhan pada bagian pohon (Panshin dan sebesar (35,840 µm), kemudian mengalami
De Zeeuw, 1980). Kemudian menurut Sarayar peningkatan pada bagian muda (a3) sebesar
(1974), menyatakan bahwa serat yang (36,832 µm). Menurut Casey (1960) dalam
bertambah besar dan bertambah panjang sejalan Herianto (2007), mengatakan bahwa diameter
fase pertumbuhan sari sel induk menjadi sel serat dipengaruhi oleh jumlah karbondioksida
yang lebih dewasa. yang berproduksi dan disimpan, tingkat
Diameter Serat metabolisme dan kecepatan sel dari kambium
Hasil analisis sidik ragam menunjukkan yang masih aktif, lama serta kecepatan
bahwa pelepah kelapa sawit berumur < 5 transpirasi air.
terhadap diameter serat nampaknya juga tidak Diameter Lumen Serat
berpengaruh nyata. Hasil analisis sidik ragam menunjukkan
Menurut klasifikasi Wagnefuehr (1984) bahwa pelepah kelapa sawit berumur < 5 tahun
mengatakan bahwa diameter serat berumur < 5 terhadap diameter lumen serat nampaknya tidak
tahun pelepah kelapa sawit termasuk dalam berpengaruh nyata.
klasifikasi ”besar” sebesar (36,896 µm) dengan Menurut klasifikasi Wagnefuehr (1984)
kisaran 25-40 µm. mengatakan bahwa diameter lumen serat
Menurut Mattjik dan Made (2002) berumur < 5 tahun pelepah kelapa sawit
mengemukakan bahwa hasil uji koefisien termasuk dalam klasifikasi ”sangat besar”
keragaman (KK) nilai yang diperoleh dari sebesar (22,671 µm) dengan kisaran >20 µm.
penelitian yang berumur < 5 tahun lebih kecil Menurut Mattjik dan Made (2002)
(2,421%) dibandingkan dengan nilai Koefisien mengemukakan bahwa hasil uji koefisien
keragaman (KK) (20-25%) maka untuk uji keragaman (KK) nilai yang diperoleh dari
kehomogenan pada pengamatan ini dikatakan penelitian yang berumur < 5 tahun lebih kecil
homogen. (4,028%) dibandingkan dengan nilai Koefisien
Hasil analisis ragam menunjukan Fhitung keragaman (KK) (20-25%) maka untuk uji
lebih kecil dari Ftabel sehingga perlakuan tidak kehomogenan pada pengamatan ini dikatakan
berpengaruh terhadap diameter serat, artinya homogen.
66
Jurnal Daun, Vol. 3 No. 1, Desember 2016 : 63-71
Hasil analisis ragam menunjukan Fhitung dari penelitian yang berumur < 5 tahun lebih
lebih kecil dari Ftabel sehingga perlakuan tidak kecil (0,465%) dibandingkan dengan nilai
berpengaruh terhadap diameter lumen serat, Koefisien keragaman (KK) (20-25%) maka
artinya diameter lumen serat pelepah kelapa untuk uji kehomogenan pada pengamatan ini
sawit seragam sehingga tidak perlu dilakukan dikatakan homogen.
dengan uji beda rata-rata. Hasil analisis ragam menunjukan Fhitung
Berdasarkan nilai rata-rata tertinggi lebih kecil dari Ftabel sehingga perlakuan tidak
diameter lumen serat pada pelepah kelapa sawit berpengaruh terhadap tebal dinding serat,
berumur < 5 tahun terdapat pada bagian tua (a1) artinya tebal dinding serat pelepah kelapa sawit
sebesar (23,808 µm), sedangkan pada bagian seragam sehingga tidak perlu dilakukan dengan
sedang (a2) cenderung menurun sebesar uji beda rata-rata.
(21,376 µm), dan pada bagian muda (a3) Berdasarkan nilai rata-rata tertinggi tebal
mengalami peningkatan sebesar (22,829 µm). dinding serat pada pelepah kelapa sawit
Menurut Haygren dan Bowyer (1989), berumur < 5 tahun terdapat pada bagian sedang
mengatakan bahwa diameter lumen serat (a2) sebesar (7,232 µm). Pola variasi tebal
didalam pohon diduga oleh pertumbuhan serat dinding serat cenderung menurun pada bagian
pada bagian pelepah yang tidak seragam muda (a3) sebesar (7,168 µm), dan pada bagian
sehingga mengalami perbedaan yang sangat tua (a1) sebesar (7,104 µm). Hal ini menurut
nyata, dan adanya perbedaan jumlah sel serabut Haygren dan Bowyer (1989), menyatakan
pada bagian pangkal sehingga persentase bahwa perbedaan antar tipe sel baik dalam
dewasa lebih banyak dibandingkan pada bagian dimensi maupun jumlah dalam pohon baik
ujung pohon. bagian pangkal, tengah, dan ujung mempunyai
Tebal Dinding Serat proporsi sel dewasa yang beda sehingga hal ini
Hasil analisis sidik ragam menunjukkan sejalan dengan pertumbuhan pohon. Variasi
bahwa pelepah kelapa sawit berumur < 5 tahun pola penyebaran tebal dinding serat diduga
terhadap tebal dinding serat nampaknya tidak berhubungan erat dengan sifat genetis kayu
berpengaruh nyata. yang mana masing-masing jenis kayu mendapat
Menurut klasifikasi Wagnefuehr (1984) variasi pertumbuhan perkembangan sel dan
mengatakan bahwa tebal dinding serat berumur mempunyai diameter lumen yang lebih sempit
< 5 tahun pelepah kelapa sawit termasuk dalam dan mengandung lignin yang lebih tinggi.
klasifikasi ”sedang” sebesar (7,168 µm) dengan Klasifikasi Dimensi Serat dan Nilai Turunan
kisaran 6-8 µm. Hasil perhitungan rataan dimensi serat
Menurut Mattjik dan Made (2002) pada pelepah kelapa sawit berumur < 5 tahun
mengemukakan bahwa hasil uji koefisien disajikan pada Tabel 1. Berdasarkan Tabel 1
keragaman (KK) nilai yang diperoleh tersebut, terlihat nilai rata-rata serat pelepah
67
Kamaliah, Variasi Sifat Makroskopis dan Mikroskopis Pelepah Kelapa Sawit
Tabel 1. Nilai rerata dimensi serat pelepah kelapa sawit berumur < 5 tahun
Tabel 2. Nilai rataan turunan dimensi serat pelepah kelapa sawit berumur < 5 tahun
kelapa sawit berumur < 5 tahun mempunyai a. Bilangan Runkel (Runkel Ratio) pada
panjang serat (2577,22 µm), diameter serat pelepah kelapa sawit berumur < 5 tahun
besar (36,896 µm), dan diameter lumen sangat termasuk dalam kelas IV pada bagian muda,
besar (22,671 µm), serta tebal dinding serat sedang dan tua, sedangkan nilai rataan
sedang (7,168 µm), artinya serat akan mudah dimensi dan turunan terlihat bahwa nilai
memipih setelah digiling dan ikatan seratnya Runkel Ration pelepah kelapa sawit adalah
baik, serta menghasilkan lembaran dengan 2,610 berumur < 5 tahun termasuk dalam
kekuatan sobek, retak dan tarik yang cukup golongan IV dengan kisaran > 1,0. Hal ini
tinggi (Direktorat Jenderal Kehutanan, 1976). sesuai dengan standar nilai serat sebagai
Berdasarkan hasil perhitungan rataan baku pulp dan kertas menurut Direktorat
turunan serat pada pelepah kelapa sawit Jendral Kehutanan (1976), bahwa bilangan
berumur < 5 tahun disajikan pada Tabel 2. runkel pada pulp pelepah kelapa sawit
Kemungkinan penggunaan pelepah termasuk dalam kualitas IV yang artinya
kelapa sawit sebagai bahan baku pulp dan serat kayu pendek, dinding serat tebal
kertas dapat dilihat pada nilai turunan dimensi dan lumen serat sempit, serat akan
serat berdasarkan nilai persyaratan Direktorat sulit menggepeng waktu digiling. Jenis ini di
Jendral Kehutanan (1976). duga akan menghasilkan lembaran dengan
68
Jurnal Daun, Vol. 3 No. 1, Desember 2016 : 63-71
kekuatan sobek, retak dan tarik yang sobek, retak dan tarik yang rendah
rendah Direktorat Jendral Kehutanan (1976). (Direktorat Jendral Kehutanan, 1976).
Hal ini sesuai dengan (Ayub, 2003), dimana d. Koefisien Kekakuan (Coefficient of Rigidity)
peningkatan nilai Runkel Ratio ini pada pelepah kelapa sawit adalah 0,630
disebabkan karena terjadinya peningkatan untuk berumur < 5 tahun termasuk dalam
tebal dinding serat dan menyempitnya kelas IV dengan kisaran > 0,20 yang artinya
diameter lumen sehingga dapat kualitas kertas yang dihasilkan mempunyai
mengkibatkan penurunan kekuatan tarik kekuatan sobek, retak, lipat, dan tarik yang
kertas sebagai akibat kenaikan konsentrasi rendah (Direktorat Jendral Kehutanan,
pemasakan. Semakin tinggi nilai 1976). Untuk nilai koefisien kekakuan
Runkel ratio semakin tidak baik sehingga sangat dipengaruhi oleh nilai tebal dinding
kualitas pulpnya kurang baik karena serat dan diameter serat. Nilai koefisien
menghasilkan lembaran pulp yang kekakuan berbanding terbalik dengan nilai
berkekuatan rendah, tebal permukaan daya tenun dan nilai fleksibilitas, karena
lembaran tidak rata dan warnanya tidak apabila nilai koefisien kekakuan makin
cerah (Supriyati, 2002). rendah maka makin baik nilai kekakuan
b. Daya Tenun Serat (Felting Power) pada tersebut, nilai kekakuan yang menurun
pelepah kelapa sawit berumur < 5 tahun memberikan dampak yang baik terhadap
termasuk dalam kelas I pada bagian muda, kertas yang akan dibentuk terutama
sedang dan tua, sedangkan nilai rataan meningkatkan kekuatan tarik karena kertas
dimensi dan turunan terlihat bahwa nilai menjadi tidak kaku terhadap adanya tarikan
Daya Tenun Serat pelepah kelapa sawit yang dan lipatan (Kasmudjo, 1998; Soenardi,
berumur < 5 tahun adalah 228,863 termasuk 1976 dalam Herianto, 2005). Menurut
dalam kisaran > 90. Hal ini berarti pelepah Kasmudjo (1983), nilai koefisien kekakuan
kelapa sawit menghasilkan lembaran dengan > 0,2 akan menyebabkan kekuatan
permukaan yang licin apabila digunakan kertas/serat menurun sehingga dapat
sebagai bahan baku pulp dan kertas dikatakan bahwa akibat proses pemasakan
(Direktorat Jendral Kehutanan, 1976). telah menyebabkan kekuatan kertas
c. Bilangan Muhlsteph (Muhlsteph Ratio) pada menurun.
pelepah kelapa sawit adalah 195,749 untuk e. Rasio Fleksibilitas (Flexibility Ratio) nilai
berumur < 5 tahun termasuk dalam kelas IV rata-rata pada pelepah kelapa sawit adalah
dengan kisaran > 80% yang disusun atas 1,719 untuk berumur < 5 tahun termasuk
serat kayu pendek, tebal dinding serat tebal dalam kelas I dengan kisaran > 0,80 berarti
dan lumen serat sempit sehingga serat pulp ini jika dibuat menjadi lembaran
menghasilkan lembaran dengan kekuatan kertas akan memiliki kekuatan tarik, lipat
69
Kamaliah, Variasi Sifat Makroskopis dan Mikroskopis Pelepah Kelapa Sawit
dan retak yang sedang-tinggi, serat agak saat ditekan menggunakan kuku
memipih setelah digiling dan ikatannya meninggalkan bekas, arah serat berserat
masih baik. Nilai rasio fleksibilitas sangat lurus, dan termasuk ke dalam kelas ringan
dipengaruhi oleh nilai diameter lumen dan karena ¼ bagiannya terendam.
diameter serat, di mana semakin tinggi nilai 2. Nilai rataan dimensi serat pelepah kelapa
diameter lumen dan semakin rendah nilai sawit berumur < 5 tahun yaitu untuk panjang
diameter serat maka semakin tinggi nilai serat termasuk dalam klasifikasi “panjang”
rasio fleksibilitas yang dimiliki oleh serat (2577,22 µm), diameter serat termasuk
tersebut. Nilai fleksibilitas serat yang dalam klasifikasi “besar” (36,896 µm),
semakin tinggi umumnya makin baik, diameter lumen serat termasuk dalam
artinya serat dalam komposisi kertas lebih klasifikasi “sangat besar” (22,671 µm), dan
fleksibel terhadap adanya tarikan, sehingga tebal dinding serat termasuk dalam
apabila kertas dibentuk dari serat dengan klasifikasi “sedang” (7,168 µm).
nilai fleksibilitas yang tinggi tentunya akan 3. Nilai turunan dimensi serat pelepah kelapa
menghasilkan kertas dengan kualitas yang sawit adalah Runkel Ration termasuk dalam
sangat baik sebaliknya penurunan nilai kelas kualitas IV, Daya Tenun termasuk
fleksibilitas memberikan dampak yang tidak dalam kelas kualitas I, Muhlsteph Ration
baik untuk kertas karena dapat menurunkan termasuk dalam kelas kualitas IV, Koefisien
kekuatan kertas, terutama kekuatan jebol Kekakuan termasuk dalam kelas kualitas IV,
dan kekuatan tarik (Herianto, 2005). dan Flexibility Ration termasuk dalam kelas
kualitas I. Berdasarkan jumlah nilai turunan
SIMPULAN dimensi serat pelepah kelapa sawit yaitu 375
Berdasarkan hasil penelitian dimensi termasuk dalam kelas II.
serat dan perhitungan nilai turunan serat 4. Pelepah kelapa sawit bila dimanfaatkan
pelepah kelapa sawit dapat disimpulkan bahwa : sebagai bahan baku pembuatan kertas akan
1. Sifat makroskopis pelepah kelapa sawit menghasilkan kertas dengan kekuatan tarik,
mempunyai warna pelepah, untuk kulit kekuatan lipat dan kekuatan retak yang
bagian luar berwarna hijau sadangkan cukup tinggi jika dilihat dari hasil
bagian dalam berwarna kuning muda, standarisasi sifat fisika pulpnya, karena
tekstur pelepah kasar, kilap pelepah tidak termasuk kelas kualitas II, dan hasil sidik
mengkilap karena pada saat dikenakan ragam perlakuan pelepah kelapa sawit
cahaya tidak memantulkan cahaya, kesan berumur < 5 tahun berpengaruh sangat nyata
raba pada pelepah kelapa sawit adalah halus, terhadap panjang serat, diameter serat,
Bau tidak menyolok, kekerasan pelepah diameter lumen serat maupun tebal dinding
kelapa sawit adalah tidak keras, karena pada serat.
70
Jurnal Daun, Vol. 3 No. 1, Desember 2016 : 63-71
DAFTAR PUSTAKA
71