Laporan Praktikum Elektronika Lanjut Avometer

Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 24

LAPORAN PRAKTIKUM ELEKTRONIKA

LANJUT
AVOMETER
Dosen : Mada Sanjaya WS, Ph.D ;
Asisten Lab : Noer Ardiansyah Laksana (1177030025)

Disusun Oleh :
Assa Prima Dasti Putri (1187030003)
Kelompok 8 :
Afif Firdaus F (1187030002)
Aura Tectona D.Y (1187030004)
Devi Nurmalasari (11870300)
Lulu Safaah (11870300)
Rahdian Fachturahman (11870300)

March 9, 2020

JURUSAN FISIKA
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UIN SUNAN GUNUNG DJATI BANDUNG
2020

i
Abstract
A Practicum has been held titled Transistors as Switches (Automatic Garden Lights)
and Introduction of Op-Amp as Comparator. This practicum aims to understand the tran-
sistor function as a switch, understand the working principle of automatic garden lights,
understand the different functions of PNP and NPN transistors, know the characteristics of
the comparator circuit as an application of the Op-Amp circuit, and understand the working
principle of the comparator circuit. types of experiments namely in the Automatic Garden
Light Circuit Using NPN Transistor (Hardware and Software), the Automatic Garden Light
Circuit Using PNP Transistor (Hardware and Software), and the Comparator or Compar-
ative Circuit (Hardware and Software). In this practicum, for the Hardware and Software
Experiment for Automatic Garden Lighting Circuits, both using NPN and PNP transistors,
data such as VLDR, VLED and the amount of current flowing on the IC in each state are
dead, dim and bright. On the off state using either the NPN and PNP transistors,the val-
ues of VLED and IC flowing in the hardware experiment are 0V and 0A, while based on
software, each is 1,46 V and 7,62 V, for the same IC is 0V. For hardware and software
experiment on the comparator circuit, two potentiometer are used and base such as V+, V-,
Vout both LED 1 on and LED 2 off, and other conditions will be obtained. obtained that
the smaller the V + and V-values, the greater the Vout value and the same thing happens
when LED 1 is off and LED 2 is alive where the smaller the V + and V values, the greater
the Vout

Keywords: Transistors, PNP, NPN, LED, Potentiometer, Comparator

Abstrak
Telah dilaksanakan Praktikum yang berjudul AVOMETER. Praktikum ini bertujuan
.Pada praktikum ini dilakukan tiga jenis percobaan yakni pada Rangkaian Lampu Taman
Otomatis Menggunakan Transistor NPN (Hardware dan Software), Rangkaian Rangka-
ian Lampu Taman Otomatis Menggunakan Transistor PNP (Hardware dan Software), dan
Rangkaian Komparator atau Rangkaian Pembanding (Hardware dan Software) . Pada prak-
tikum ini untuk percobaan Hardware dan Software Rangkaian Lampu Taman Otomatis
baik menggunakan transistor NPN maupun PNP akan diperoleh data-data seperti besar
VLDR, VLED dan besarnya arus yang mengalir pada IC pada masing-masing keadaan
yaitu keadaan mati, redup dan terang. Pada keadaan mati baik menggunakan transistor
NPN ataupun PNP didapat nilai VLED dan IC yang mengalir pada percobaan hardware
nya adakah 0 V dan 0 A, sedangkan berdasarkan software masing-masing adalah sebesar
1,46 V dan 7,62 V, untuk IC nya sama adalah 0 V. Dan untuk percobaan hardware pada
rangkaian Komparator digunakan 2 potensiometer dan akan diperoleh data-data seperti be-
sar V+, V-, Vout, baik pada Kodisi LED 1 hidup dan LED 2 mati maupun kondisi lainnya,
dimana diperoleh data bahwa semakin kecil Nilai V+ dan V- maka akan semakin besar nilai
Vout nya dan hal yang sama terjadi pada saat LED 1 mati dan LED 2 hidup diman semakin
kecil nilai V+ dan V- nya maka akan semakin besar pula Vout nya.

Kata Kunci: Avometer, Multimeter, Voltmeter, Ohmmeter, Arduino

i
1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Elektronika adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari tentang pengendalian arus listrik
yang dapat dioperasikan dengan cara mengontrol alira elektron. Pengendalian elektron ini ter-
jadi di dalam ruang hampa atau ruangan yang berisi gas bertekanan rendah seperti tabung gas
dan bahan semi konduktor.

Di masa sekarang ini teknologi dan ilmu pengatahuan sudah banyak sekali berkembang
dan tentunya sangat membantu dalam kegiatan sehari-hari atau kehidupan manusia. Dirasakaan
pula bahwa teknologi dan ilmu pengetahuan berkembang dengan sangat cepat dan pesat terutama
di bidang industri dan elektronika. Masyarakat cenderung menggunakan teknologi untuk me-
nunjang kinerja juga memenuhi kebutuhan manusia. Saat ini segala macam teknologi mema-
jukan perkembangan, perkembangan teknologi ini tentunya akan berimbas pada penggunaan
alat bantu manusia untu menjadikan pekerjaan manusia menjadi lebih mudah. Dengan perkem-
bangan teknologi yang terus berkembang tentunya perkembangan di bidang penelitian atau
sains pun berkembang pula, saat ini banyak sekali eksperimen-eksperimen sains yang meng-
hasilkan suatu alat baru, suatu fungsi baru atau suatu hal yang baru dan bermanfaat. Adapun
jika ingin melakukan proses penelitian lanjutan berdasarkan yang sudah dilakukan tentunya
akan lebih mudah, karena sudah ditemukan beberapa alat atau suatu fungsi yang mempermudah
setiap eksperimen yang sudah atau pernah dilakukan juga terus dikembangkan sesuai dengan
perkembangan zaman dan kemajuan teknologi.

Adapun salah satu bentuk kemajuan elektronika adalah adanya atau munculnya software
software yang dapat mengoperasikan suatu alat secara digital, sehingga memudahkan manusia
dalam berbagai hal di bidang teknologi. Salah satu kemajuan elektronika di bidang software
adalah munculnya arduino, arduino adalah pengendali mikro single board yang bersifat open
source, diturunkan dari wiring platform dan dirancang untuk memudahkan penggunaan elek-
tronik dalam berbagai bidang.

1.2 Tujuan

Adapun tujuan dilakukannya praktikum ini yaitu:

1. Mampu membuat rangkaian AVO meter.

2. Memahami program untuk membuat rangkaian AVO meter berbasis arduino.

3. Memahami fungsi dari AVO meter pada arduino.

ii
2 Landasan Teori

2.1 Dasar Teori


AVO METER Multimeter atau yang sering disebut sebagai AVO (Ampere, Volt, Ohm) Meter
merupakan alat yang digunakan untuk mengukur arus, tegangan dan hambatan listrik

Muda:2013

Namun, seiring berkembangnya teknologi, kini sebuah multimeter tidak hanya dapat
mengukur tegangan listrik, arus listrik, dan resistansi, tetapi juga dapat mengukur kapasitansi
dalam satu unit alat sekaligus. Berdasarkan prinsip kerjanya, sebuah multimeter dibagi men-
jadi dua bagian, yakni analog dan digital. Multimeter analog merupakan jenis multimeter yang
menggunakan jarum sebagai penunjuk skala. Keakuratan hasil pengukuran multimeter jenis ini
dibatasi oleh lebar dari skala pointer¸ getaran pointer, kalibrasi nol, dan jumlah rentang skala.
Dalam penggunaan multimeter analog, kesalahan pengukuran dapat terjadi akibat kesalahan
dalam pengamatan pada skala ukur. Sementara itu multimeter digital merupakan multimeter
yang menggunakan layar display yang langsung menampilkan hasil pengukuran berupa angka-
angka. Ketelitian hasil pengukuran multimeter jenis ini lebih baik daripada multimeter analog.

Muda:2013

Figure 1: Bagian-Bagian Avometer Analog

Jenis-Jenis Avometer

Berdasarkan prinsip kerjanya, ada dua jenis Avometer, yaitu Avometer analog (menggu-
nakan jarum putar/moving coil) dan Avometer digital (menggunakan display digital). Kedua
jenis ini tentu saja berbeda satu dengan lainnya, tetapi ada beberapa kesamaan dalam hal opera-
sionalnya. Misal sumber tenaga yang dibutuhkan berupa bateraii DC dan probe/kabel penyidik
warna merah dan hitam.

1. Avometer Digital Pada Avometer digital, hasil pengukuran dapat terbaca langsung berupa
angka-angka (digit), sedangkan Avometer analog tampilannya menggunakan pergerakan

iii
jarum untuk menunjukkan skala. Sehingga untuk memperoleh hasil ukur, harus dibaca
berdasarkan range atau divisi. Avometer analog lebih umum digunakan karena harganya
lebih murah daripada jenis Avometer digital.

Kunggulan Avometer Digital

(a) Hasil baca yang lebih akurat, penggunaan lebih praktis, pada avometer ini biasanya
sudah menggunakan auto polaritas sehingga tidak perlu khawatir jika salah terminal
probe (+) dan (-).

Kelemahan Avometer Ditigal

(a) Keadaan baterai yang sebaiknya full karena jika baterai sampai habis maka tidak
bisa digunakan sama sekali atau hasil pengukukuran tidak lagi akurat.

2. Avometer Analog

Avometer analog menggunakan jarum sebagai penunjuk skala. Untuk memperoleh


hasil pengukuran, maka harus dibaca berdasarkan range dan devisi. Keakuratan hasil
pengukuran dari Avometer analog ini dibatasi oleh lebar dari skala pointer, getaran dari
pointer, keakuratan pencetakan gandar, kalibrasi nol, jumlah rentang skala. Dalam pen-
gukuran menggunakan Avometer Analog, kesalahan pengukuran dapat terjadi akibat ke-
salahan dalam pengamatan (paralax).

Bagian-Bagian Avometer Analog

Figure 2: Bagian-Bagian Avometer Analog

Keterangan:

1. Sekrup Pengatur Jarum (Meter Korektor), berguna untuk menyetel jarum Avometer ke
arah nol, saat Avometer akan dipergunakan dengan cara memutar sekrupnya ke kanan
atau ke kiri dengan menggunakan obeng pipih kecil.

iv
2. Range Selector Switch adalah saklar yang dapat diputar sesuai dengan kemampuan batas
ukur yang diperguanakan yang berfungsi untuk memilih posisi pengukuran dan batas
ukurannya. Saklar putar (range selector switch) ini merupakan kunci utama bila kita
menggunakan Avometer.

Avometer biasanya terdiri atas empat posisi engukuran yaitu:

1. Posisi (ohm) berarti Avometer berfngsi sebagai ohmmeter, yang terdiri dari tiga batas
ukur yaitu :x1; x10; dan K

2. Posisi ACV (volt AC) berarti Avometer berfungsi sebagai volmeter AC yang terdiri dari
lima batas ukur yaitu :10V; 50V; 250V; dan 1000V.

3. Posisi DCV (Volt DC) berarti Avometer berfungsi sebagai volmeter DC.

4. Posisi DC mA (miliampere DC) berarti Avometer berfungsi sebagai miliampermeter DC


yang terdiri dari tiga batas ukur yaitu: 0,25; 25; dan 500.

Tetapi ke empat batas ukur untuk tipe Avometer yang satu dengan yang lain batas ukurannya
belum tentu sama.

Keunggulan Avometer Analog

1. Baik digunakan untuk mengukur sinyal yang bersifat tidak stabil atau fluatuatif. Jika
menggunakan avometer digital lebih sulit diukur.

Kelemahan Avometer Analog

1. Saat menggunakan avometer ini harus diperlukan ketelitian saat pembacaan alat ukur,
serta diperlukan kalibrasi dalam penunjukkan jarum.

Amperemeter

V ADC RSensor
V CC
= Rsensor+RObjek

RSensor(V cc–V ADC)


R Objek = V ADC

R Objek = ( VVCC−1
ADC
)xRsensor

5xADC
V ADC = 1023

v
3 METODE PRAKTIKUM

3.1 Waktu dan Tempat


Praktikum ini dilaksanakan pada Kamis, 12 Maret 2020 pukul 07:00-09:30 WIB, di Labora-
torium Advance Physics Lantai 4, Laboratorium Terpadu UIN Sunan Gunung Djati Bandung
.

3.2 Alat dan Bahan


Alat dan bahan yang digunakan dalam praktikum ini diantaranya adalah :

No Alat dan Bahan jumlah


1. Software Arduino 1 buah
2. Arduino 1 buah
3. Project Board 1 buah
4. Resistor secukupnya
5. Kabel Jumper Tunggal secekupunya
6. LCD 1 buah

vi
3.3 Prosedur Percobaan
3.3.1 Percobaan Rangkaian Lampu Taman Otomatis Menggunakan Transistor NPN
(Hardware)

Disiapkan alat dan bahan , disusun dan dirangkai alat dan bahan seperti pada modul.
Dipilih 3 resistor yang akan digunakan dan diukur terlebih dahulu besar masing-masing resitor
tersebut menggunakan multimeter. Disusun semua alat dan bahan diatas project board, digu-
nakan transistor NPN dan dihubungkan setiap komponen alat dan bahan seperti pada modul.
Disiapkan cahaya atau flash handphone. Diukur besar V LED, V LDR dan Arus IC dalam
keadaan LED mati, redup dan nyala. Dibandingkan data hasil percobaan hardware dengan data
software.

3.3.1 Diagram Alir Rangkaian Lampu Taman Otomatis Menggunakan Transistor NPN
(Hardware)

Mulai

Disiapkan semua alat dan bahan

Disusun dan dirangkai alat dan bahan seperti pada modul

Dipilih 3 resistor yang akan digunakan

Diukur terlebih dahulu besar masing-masing resitor tersebut menggunakan multimeter

Disusun semua alat dan bahan diatas project board

Digunakan Transistor NPN

Dihubungkan setiap komponen alat dan bahan seperti pada modul

Disiapkan cahaya atau flash handphone.

Diukur besar V LED, V LDR dan Arus IC dalam keadaan LED mati, redup dan nyala.

Dibandingkan data hardware dengan data software

vii
3.3.2 Percobaan Rangkaian Lampu Taman Otomatis Menggunakan Transistor NPN
(Software)

Disiapkan personal computer dan masuk ke web TinkerCAD. Dipilih alat dan bahan
atau komponen komponen yang diperlukan pada menu TinkerCAD. Dipilih transistor NPN, IC
LM471, LED, LDR dan Dipilih 3 buah resistor yang besar resitansinya disamakan seperti pada
hardware, kemudian disusun seluruh komponen diatas project board yang diperlukan sesuai
dengan gambar yang terdapat pada modul.Diatur kondisi cahaya yang diberikan pada software
dan Diukur besar V LED, V LDR dan Arus IC dalam keadaan LED mati, redup dan nyala.
Dibandingkan data hasil software dengan data hasil hardware

3.3.2 Diagram Alir Rangkaian Lampu Taman Otomatis Menggunakan Transistor NPN
(Software )

Mulai

Disiapkan personal computer dan dibuka software Tina IT.

Dipilih alat atau komponen yang diperlukan pada layar tampilan TinkerCAD.

Dipilih transistor NPN, IC LM471, LED, LDR

Dipilih 3 buah resistor yang besar resitansinya disamakan seperti pada hardware

Disusun seluruh komponen diatas project board sesuai dengan modul

Diatur kondisi cahaya yang diberikan pada software

Diukur besar V LED, V LDR dan Arus IC dalam keadaan LED mati, redup dan nyala

Dibandingkan data hasil software dengan data hasil hardware

3.3.3 Percobaan Rangkaian Lampu Taman Otomatis Menggunakan Transistor PNP


(Hardware)

Disiapkan alat dan bahan , disusun dan dirangkai alat dan bahan seperti pada modul.
Dipilih 3 resistor yang akan digunakan dan diukur terlebih dahulu besar masing-masing resitor

viii
tersebut menggunakan multimeter. Disusun semua alat dan bahan diatas project board, digu-
nakan transistor PNP dan dihubungkan setiap komponen alat dan bahan seperti pada modul.
Disiapkan cahaya atau flash handphone. Diukur besar V LED, V LDR dan Arus IC dalam
keadaan LED mati, redup dan nyala. Dibandingkan data hasil percobaan hardware dengan data
software.

3.3.3 Diagram Alir Rangkaian Lampu Taman Otomatis Menggunakan Transistor PNP
(Hardware)

Mulai

Disiapkan semua alat dan bahan

Disusun dan dirangkai alat dan bahan seperti pada modul

Dipilih 3 resistor yang akan digunakan

Diukur terlebih dahulu besar masing-masing resitor tersebut menggunakan multimeter

Disusun semua alat dan bahan diatas project board

Digunakan Transistor PNP

Dihubungkan setiap komponen alat dan bahan seperti pada modul

Disiapkan cahaya atau flash handphone.

Diukur besar V LED, V LDR dan Arus IC dalam keadaan LED mati, redup dan nyala.

Dibandingkan data hardware dengan data software

3.3.4 Percobaan Rangkaian Lampu Taman Otomatis Menggunakan Transistor PNP


(Software)

Disiapkan personal computer dan masuk ke web TinkerCAD. Dipilih alat dan bahan
atau komponen komponen yang diperlukan pada menu TinkerCAD. Dipilih transistor NPN, IC
LM471, LED, LDR dan Dipilih 3 buah resistor yang besar resitansinya disamakan seperti pada

ix
hardware, kemudian disusun seluruh komponen diatas project board yang diperlukan sesuai
dengan gambar yang terdapat pada modul.Diatur kondisi cahaya yang diberikan pada software
dan Diukur besar V LED, V LDR dan Arus IC dalam keadaan LED mati, redup dan nyala.
Dibandingkan data hasil software dengan data hasil hardware

3.3.4 Diagram Alir Rangkaian Lampu Taman Otomatis Menggunakan Transistor PNP
(Software)

Mulai

Disiapkan personal computer dan dibuka software Tina IT.

Dipilih alat atau komponen yang diperlukan pada layar tampilan Tina TI.

Dipilih transistor PNP, IC LM471, LED, LDR

Dipilih 3 buah resistor yang besar resitansinya disamakan seperti pada hardware

Disusun seluruh komponen diatas project board sesuai dengan modul

Diatur kondisi cahaya yang diberikan pada software

Diukur besar V LED, V LDR dan Arus IC dalam keadaan LED mati, redup dan nyala

Dibandingkan data hasil software dengan data hasil hardware

3.3.5 Percobaan Rangkaian Komparator (Hardware)

Disiapkan alat dan bahan , disusun dan dirangkai alat dan bahan seperti pada modul.
Disiapkan 2 potensiometer,3 header,2 LED, 1 IC LM741, kabel jumper dan lainnya. Dipilih
1 resistor dan diukur besar resistansinya menggunakan multimeter. Disusun semua alat dan
bahan seperti pada modul. Dihubungkan pada tegangan sumber baterai. Divariasikan nilai
V+ dan V ketika LED 1 dalam keadaan hidup dan dicatat V+,V-,Vout dan diamati apa yang
terjadi pada LED 2. Divariasikan pula nilai V+ dan V ketika LED 2dalam keadaan hidup dan
dicatat V+,V-,Vout dan diamati apa yang terjadi pada LED 1. Dibandingkan data yang didapat
berdasarkan hardware dengan software.Dibandingkan data yang didapat berdasarkan hardware
dengan software.

x
3.3.5 Diagram Alir Percobaan Rangkaian Komparator (Hardware)

Mulai

Disiapkan semua alat dan bahan

Disiapkan alat dan bahan disusun dan dirangkai alat dan bahan seperti pada modul

Disiapkan 2 potensiometer,3 header,2 LED, 1 IC LM741, kabel jumper dan lainnya

Dipilih 1 resistor dan diukur besar resistansinya menggunakan multimeter

Disusun semua alat dan bahan seperti pada modul

Dihubungkan pada tegangan sumber baterai.

Divariasikan nilai V+ dan V ketika LED 1 dalam keadaan hidup

Dicatat V+,V-,Vout dan diamati apa yang terjadi pada LED 2

Divariasikan pula nilai V+ dan V ketika LED 2 dalam keadaan hidup

Dicatat V+,V-,Vout dan diamati apa yang terjadi pada LED 1

Dibandingkan data yang didapat berdasarkan hardware dengan software

3.3.6 Percobaan Rangkaian Rangkaian Komparator (Software)

Disiapkan personal computer dan masuk ke web TinkerCAD. Dipilih alat dan bahan
atau komponen komponen yang diperlukan pada menu TinkerCAD.Dipilih 2 potensiometer,3
header,2 LED, 1 IC LM741, kabel jumper dan lainnya, Dipilih 1 resistor dan diukur besar
resistansinya menggunakan multimeter. Disusun semua alat dan bahan seperti pada modul. Di-
hubungkan pada tegangan sumber baterai. Divariasikan nilai V+ dan V ketika LED 1 dalam
keadaan hidup dan dicatat V+,V-,Vout dan diamati apa yang terjadi pada LED 2. Divariasikan

xi
pula nilai V+ dan V ketika LED 2dalam keadaan hidup dan dicatat V+,V-,Vout dan diamati
apa yang terjadi pada LED 1. Dibandingkan data yang didapat berdasarkan software dengan
hardware.

3.3.6 Diagram Alir Rangkaian Komparator(Software)

Mulai

Disiapkan personal computer dan masuk ke web TinkerCAD.

Dipilih alat dan bahan atau komponen komponen yang diperlukan pada menu TinkerCAD.

Dipilih 2 potensiometer,3 header,2 LED, 1 IC LM741, kabel jumper dan lainnya

Dipilih 1 resistor dan diukur besar resistansinya menggunakan multimeter.

Disusun semua alat dan bahan seperti pada modul

Dihubungkan pada tegangan sumber baterai.

Divariasikan nilai V+ dan V ketika LED 1 dalam keadaan hidup

Dicatat V+,V-,Vout dan diamati apa yang terjadi pada LED 2

Divariasikan pula nilai V+ dan V ketika LED 2 dalam keadaan hidup

Dicatat V+,V-,Vout dan diamati apa yang terjadi pada LED 1

Dibandingkan data yang didapat berdasarkan software dengan hardware.

xii
4 Data dan Pembahasan

4.1 Data Hasil Pengamatan


Setelah melakukan eksperimen, maka didapatkan hasil percobaan sebagai berikut.

• Rangkaian Lampu Taman Otomatis Menggunakan Transistor NPN (Hardware)

No. Kondisi LED V LDR (V) ic (A) VLED (V)


1. Mati 0,32 0 0
2. Redup 0,56 0,01 2,4
3. Terang 5,88 0,87 3,17

• Rangkaian Lampu Taman Otomatis Menggunakan Transistor NPN (Software)

No. Kondisi LED V LDR (V) ic (A) VLED (V)


1. Mati 0,434 0 1.46
2. Terang 0,698 0,000825 1,95
3. Redup 0,661 0,000011 1,89

• Rangkaian Lampu Taman Otomatis Menggunakan Transistor PNP (Hardware)

No. Kondisi LED V LDR (V) ic (A) VLED (V)


1. Mati 1,62 0 0
2. Redup 3,13 0,02 2,43
3. Terang 7,07 0,21 2,62

• Rangkaian Lampu Taman Otomatis Menggunakan Transistor PNP (Software)

No. Kondisi LED V LDR (V) ic (A) VLED (V)


1. Mati 0,434 0 7,62
2. Terang 6,29 0,000236 3,36
3. Redup 2,65 0,0000187 6,94

• Rangkaian Komparator (Hardware)

No. V+ (V) V- (V) Vout (V) Kondisi LED 1 Kondisi LED 2


1. 8,57 7,42 2,83 Hidup Mati
2. 6,73 3,1 6 Hidup Mati
3. 4,76 2,56 6 Hidup Mati
4. 4,2 7,8 2,8 Mati Hidup
5. 3,8 6,87 6 Mati Hidup
6. 1,86 5,69 6 Mati Hidup

xiii
4.2 Pembahasan
Prinsip Kerja LDR atau Photoresistor Prinsip kerja LDR sangat sederhana tak jauh
berbeda dengan variable resistor pada umumnya. LDR dipasang pada berbagai macam rangka-
ian elektronika dan dapat memutus dan menyambungkan aliran listrik berdasarkan cahaya.
Semakin banyak cahaya yang mengenai LDR maka nilai resistansinya akan menurun, dan
sebaliknya semakin sedikit cahaya yang mengenai LDR maka nilai hambatannya akan se-
makin membesar Saat siang hari (saat LDR terkena cahaya) LDR akan memiliki nilai tahanan
yang sangat kecil. Semakin terang cahaya yang mengenainya semakin kecil nilai tahanan
yang dimilikinya (bahkan bisa diabaikan besarnya). Kondisi ini akan menyebakan arus listrik
akan memilih untuk mengalir melewati LDR ini dan tidak akan melewati Resistor 1 Kilo ohm
yang terhubung ke basis transistor, (ingat prinsip arus listrik itu akan lebih suka mengalir
ke tempat yang tidak punya tahanan dan enggan untuk mengalir ke tempat yang tahanannya
tinggi).Kondisi ini akan membuat Transistor tidak dapat bekerja (seperti saklar terbuka) se-
hingga tidak ada arus yang mengalir dari kolektor ke emitor transistor. Ini artinya tidak ada arus
yang mengalir pada relay yang terpasang pada kolektor transistor.Karena relay tidak menda-
patkan arus listrik, maka relay tidak bekerja sehingga tidak dapat menarik saklar yang akan
menghubungkan arus listrik ac (PLN) ke lampu. Keadaan ini akan membuat lampu listrik
taman, rumah akan padamSaat malam hari (saat LDR tidak terkena cahaya) LDR akan memiliki
tahanan yang sangat besar sehingga tidak bisa di aliri arus listrik. Kondisi ini akan menyebabkan
arus listrik memilih R2 1 kilo ohm sebagai tempat mengalir.Ketika arus listrik mengalir ke basis
transistor (tentunya harus diatur agar tegangan basis ini besar dari tegangan kerja 0.7 volt) maka
transistor akan bekerja seperti sebuah saklar tertutup. Akibatnya akan ada arus listrik mengalir
dari kolektor ke emitor yang menyebabkan relay teraliri arus listrik.Ketika relay teraliri arus
listrik, maka relay akan bekerja menarik saklar sehingga saklar tertutup dan dapat mengalirkan
arus ac (PLN) ke lampu dan lampu akan menyala.

Nilai Hambatan LDR Besarnya tahanan LDR / fotoresistor dalam kegelapan mencapai
jutaan ohm dan turun sampai beberapa ratus ohm dalam keadaan terang. LDR dapat digu-
nakan dalam suatu jaringan kerja (network) pembagi potensial yang menyebabkan terjadinya
perubahan tegangan kalau sinar yang datang berubah. LDR digunakan untuk mendeteksi in-
tensitas cahaya, yang mana intensitas cahaya sendiri dinyatakan dalam dua satuan fisika, yaitu
lumens per meter persegi dan Watt per meter persegi. Kedua satuan itu agak berbeda. yang
satu berdasarkan pada kepekaan mata manusia, yang satu lagi berdasarkan energi listrik yang
dialirkan ke sumber cahaya.

Kondisi LED Besarnya arus colektor dipengaruhi oleh besarnya arus basis , jika arus
basis bertambah besar arus colektor juga bertambah besar atau conduktansi transistor semakin
baik (Conduktif). Jadi arus basis mengendalikan arus output . Jika tahanan basis (Rb) tidak
terhubung kemana-mana maka tidak ada arus basis (IB) hambatan transistor sangat besar Lampu
(L1) tidak menyala selanjutkan katakan saja transistor tidak menghantar.Ketika RB dihubung ke

xiv
titik B yaitu positip baterai maka tegangan basis sangat rendah dan tidak terjadi arus basis (IB)
,jadi transistor tidak menghantar dan lampu (L1) tidak menyala.Jika RB dihubung ke titik A
yaitu dihubung ke negatip baterai lewat (L1) maka akan mengalir arus basis sehingga transistor
menghantar karena terjadi Arus emitor (IE) , IC , menuju negatip baterai lewat lampu dan lampu
menyala.Arus basis ditentukan juga besarnya hambatan basis (RB)makin kecil RB arus basis
akan makin besar.

Transistor NPN dan PNP Karena alokasi tegangan yang berbeda, aliran arus yang bek-
erja untuk menyalakannya juga berbeda. Transistor NPN akan “On” ketika arus disuplai ke
basis transistor sudah mencukupi. Oleh karena itu, basis dari transistor NPN harus terhubung
ke tegangan positif agar arus bisa mengalir ke basis. Karakter transistor NPN menerima tegan-
gan positif ke pin Collector dan tegangan positif ke pin basis agar bisa beroperasi secara tepat.
Sedangkan transistor PNP menerima tegangan positif ke terminal emitor dan tegangan negatif di
terminal basis (atau lebih tepatnya lebih tinggi tegangan negatif atau lebih rendah daripada yang
di masukkan terminal emitor). Karakter transistor PNP adalah kebalikannya. Dalam transistor
jenis PNP, arus akan mengalir keluar dari basis (arus negatif ke basis) dengan jalan memberikan
tegangan yang lebih negatif (lebih rendah) ke pin basis daripada yang disuplai ke terminal emi-
tor. Selama tegangan pada pin basis lebih rendah daripada di terminal emitor pada transistor
PNP, maka efek bias dan arus negatif yang tepat akan tercapai.

Rangkaian Lampu Taman Otomatis Ketika menggunakan transistor NPN kaki basis
haruslah dialiri oleh arus, yang artinya tegangan menuju basis haruslah lebih besar daripada
tegangan di basis itu sendiri. Jika tidak seperti itu maka LED tidak akan menyala, karena ketika
resistansi tinggi nilai V atau tegangannya pun akan tinggi pula menuju basis dan menyebabkan
LED mati atau keadaan gelap sebagai efek dari transistor itu sendiri. Dan pada penggunaan
transistor PNP maka arus akan keluar dari kaki basis menuju tegangan yang lebih rendah atau
menuju Ground agar nilai resitansi nya rendah sehingga LED akan menyala.Atau singkatnya
adalah ketika RLDR tinggi, arus akan mengalir ke kaki basis dan masuk ke transmitor hingga
akhirnya transmitor aktif dan LED akan menyala, begitupun sebaliknya ketika RLDR rendah
arus akan mengalir ke LDR dan transmitor tidak aktif hingga LED akan mati.

Rangkaian Komparator Op-Amp sebagai komparator jika Vin+ lebih besar atau sama
dengan Vin- maka komparator akan menghasilkan Vout yang mendekati Vin+, sesuai dengan
teori maka nilai Vout harus stabil mendekati Vin+ selama nilai Vin+ lebih besar atau sama den-
gan Vin- . Jika nilai Vin- lebih besar daripada Vin+ maka nilai Vout akan mendekati 0 dan
sangat kecil sekali yaitu dalam satuan milivolt. Nilai Vout juga selalu stabil mendekati 0 selama
nilai Vin- lebih besar dari Vin+. Jadi rangkaian komparator adalah rangkaian yang berfungsi
membandingkan tegangan inputan dari kedua kaki inputan (Vin+ dan Vin-) dan akan meng-
hasilkan Vout yang nilainya stabil sesuai dengan Vinput yang dikehendaki, apakah mendekati
nol atau mendekati Vin+.

xv
Analisis Data Pada rangkaian lampu taman otomatis transistor NPN hardware diperoleh
besar VLDR,ic dan VLED yang berbeda dengan hasil data software , dalam keadaan LED mati
baik hardware maupun software memiliki arus Nol, sedangankan VLDR dan VLED yang dida-
pat terdapat perbedaan baik dalam keadaan mati, terang, redup dalam percobaan hardware dan
software Begitupun dengan menggunakan transistor PNP untuk kondisi gelap benar tetap sama
dengan NPN yaitu arus yang menaglirnya dalan NOL, sedangkan untuk VLDR, VLED baik
untuk kondisi mati, terang dan redup hasil percobaan hardware dan software terdapat perbe-
daan. Kemudian untuk rangkaian komparator pada saat LED 1 hidup dan LED 2 mati diperoleh
dimana semakin kecil Nilai V+ dan V- maka akan semakin besar nilai Vout nya dan hal yang
sama terjadi pada saat LED 1 mati dan LED 2 hidup diman semakin kecil nilai V+ dan V- nya
maka akan semakin besar pula Vout nya.

Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi percobaan ini antara lain adalah :

1. Keterbatasan kemampuan pengamatan.

2. Kesalahan paralaks.

3. Adanya kesalahan atau keliru dalam membaca skala pada multimeter dalam menentukan
besar resistor.

4. Adanya kesalahan atau keliru dalam membaca skala pada multimeter dalam menentukan
besar VLED,VOut, VLDR, dan arus IC.

5. Adanaya kekeliruan pada saat penginputan data ke software TinkerCAD.

xvi
5 Kesimpulan
Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan, maka dapat disimpulkan bahwa :

Sudah diketahui bahwa salah satu fungsi dari transistor adalah sebagai saklar, Transistor
Sebagai saklar adalah salah satu fungsi dari transistor itu sendiri. Sifat saturasi dan cut off pada
transistor membuat nya memiliki karatersistik sebagai switch electric. Ketika Transistor berada
dalam kondisi saturasi maka tegangan dari Collector akan di lewatkan ke Emitor, Namun se-
balik nya, jika Transistor berada dalam kondisi cut off maka Tegangan tidak akan di lewatkan
dari dari collector ke emitter. Pemicu kondisi transistor berada pada kondisi saturasi maupun
cut off di tentukan oleh trigger pada kaki basis Transistor. Prinsip kerja trasistor sebagai saklar
adalah memanfaatkan kondisi jenuh dan cut-off suatu transistor, dimana kedua kondisi ini bisa
diperoleh dengan pengaturan besarnya arus yang melalui basis transistor. Kondisi jenuh atau
saturasi akan diperoleh jika basis transistor diberi arus cukup besar sehingga transistor men-
galami jenuh dan berfungsi seperti saklar yang tertutup. Sedangkan kondisi cut-off diperoleh
jika arus basis dilalui oleh arus yang sangat kecil atau mendekati nol ampere, sehingga transis-
tor bekerja seperti saklar yang terbuka. Sebenarnya seri dan jenis transistor memiliki spesifikasi
yang berbeda-beda mengenai arus yang dibutuhkan untuk mencapai kondisi jenuh atau cut-
off. Tetapi biasanya tidak terlalu jauh berbeda kecuali terbuat dari bahan semikonduktor yang
berbeda (silikon atau germanium). Fungsi transistor sebagai saklar berbeda dengan fungsi tran-
sistor sebenarnya sebagai penguat. Sebagai penguat transistor akan bekerja pada titik Q atau
kondisi kerja transistor. Secara sederhana titik Q ini berada antara kondisi jenuh dan cut-off,
jadi pada kondisi ini transistor akan bekerja sebagai penguat.

Prinsip kerja lampu sensor cahaya , pada lampu Taman khususnya dilengkapi dengan satu
buah sensor peka cahaya yang disebut ” Day Light ”, sensor ini terbuat dari LDR (ligth Devident
Resistor) yang terpasang didalam sensor, sensor ini mendeteksi cahaya yang ada disekitarnya,
apabila bagian atas sensor tertutup oleh benda lain ataupun tidak ada cahaya yang masuk maka
sensor akan bereaksi.Disaat hari mulai gelap dan malampun tiba, maka sensor day light akan
bekerja dan menghidupkan lampu, sebaliknya pada saat hari mulai siang sensor pun akan bek-
erja dan mematikan lampu, begitulah setiap harinya, tidak usah repot-repot menghidupkan atau
mematikan lampu sebab sudah bekerja secara otomatis.

Adapun perbedaan antara transistor NPN dan PNP adalah transistor PNP memiliki bias
yang tepat dari Persimpangan Transistor sebagai arah arus dan kutub tegangan selalu berlawanan
satu sama lain, pada transistor NPN arus listrik akan mengalir dari kaki kolektor menuju emitor
ketika basis diberi arus positif dan ditandai dengan tanda panah keluar,pada transistor PNP arus
listrik akan mengalir dari emitor menuju kolektor saat basis diberi arus negative. Oleh karena
itu pada transistor PNP ditandai dengan tanda panah masuk kedalam pada kaki emitor, tran-
sistor PNP kaki kolektor selalu terhubung dengan tegangan negatif sedangkan pada transistor
NPN kaki kolektor selalu terhubung dengan tegangan positif, Kaki emitor pada transistor PNP

xvii
akan mengeluarkan arus negatif sedangkan pada transistor NPN mengeluarkan tegangan posi-
tif, Kaki basis pada transistor PNP dikontrol dengan menggunakan tegangan negatif sedangkan
pada transistor NPN dikontrol menggunakan tegangan positif

Karakteristik Kompartor sebagai apilkasi dari rangkaian Op-Amp adalah jika input (+)
lebih tinggi dari input (-) maka op amp akan mengeluarkan tegangan positif dan jika input (-)
lebih tinggi dari input (+) maka op amp akan mengeluarkan tegangan negatif. Dengan demikian
op amp dapat dipakai untuk membandingkan dua buah tegangan yang berbeda. Komparator
membandingkan dua tegangan listrik dan mengubah keluarannya untuk menunjukkan tegangan
mana yang lebih tinggi.

Adapun Komparator yang merupakan rangkaian pembanding dan memiliki Prinsip Kerja
secara umum adalah membandingkan amplitudo dua buah sinyal, jika +Vin dan Negatif Vin
masing-masing menyatakan amplitudo sinyal input tak membalik dan input membalik, Vo dan
Vsat masing-masing menyatakan tegangan output dan tegangan saturasi, maka prinsip dasar
dari komparator adalah :

+Vin harus lebih besar Negatif Vin maka Vo = Vsat Positif

+Vin harus lebih kecil Negatif Vin maka Vo = Vsat Negatif

xviii
References
[1] Abdullah,Mikrajuddin,2017”Fisika Dasar II”.Bandung

[2] Karakteristik Transistor PNP http://myelectronicnote.blogspot.com/2018/06/karakteristik-


pnp-transistor.html. Diakses pada tanggal 11 Oktober Pukul 19.23 WIB

[3] Op-Amp Sebagai Komparator. 12 April 2012 http://exsandc.blogspot.com/2012/12/op-


amp-sebagai-komparator.html Diakses pada tanggal 11 Oktober Pukul 19.34 WIB

[4] Prinsip Kerja dan Fungsi Transistor https://www.wikikomponen.com/prinsip-kerja-dan-


fungsi-transistor-npn-dan-pnp/. Diakses pada tanggal 11 Oktober Pukul 19.20 WIB

[5] Prinsip kerja Lampu Sensor Cahaya 2 Desember 2015


http://www.sangpengajar.com/2015/12/inilah-prinsip-kerja-lampu-sensor-cahaya.html
Diakses pada tanggal 11 Oktober Pukul 19.25 WIB

[6] Prinsip Kerja Transistor Sebagai Saklar dan Karakteristiknya April, 13 2017
https://allitteknik.blogspot.com/2017/04/prinsip-kerja-transistor-sebagaisaklar.html Diak-
ses pada tanggal 11 Oktober Pukul 19.30 WIB

[7] Surjono, Herman.2007 ”Elektronika : Teori dan Penerapan”.Jember : Cerdas Ulet Kreatif

[8] Sutrisno,Hadi 1986 Metodelogi Research , Yogyakarta : Andi Offset

[9] Tipler, Paul A.,2001 ”Fisika untuk Sains dan Teknik” Jakarta :Erlangga

[10] Woolard,Harry. 2006 ”Elektronika Praktis”.Jakarta: Erlangga

xix
LAMPIRAN

Figure 3: Rangkaian Komparator (Hardware)

Figure 4: Rangkaian Lampu Taman Otomatis Transistor NPN (Mati)

Figure 5: Rangkaian Lampu Taman Otomatis Transistor NPN (Redup)

xx
Figure 6: Rangkaian Lampu Taman Otomatis Transistor NPN (Terang)

Figure 7: Rangkaian Lampu Taman Otomatis Transistor PNP (Mati)

xxi
Figure 8: Rangkaian Lampu Taman Otomatis Transistor PNP (Redup)

Figure 9: Rangkaian Lampu Taman Otomatis Transistor PNP (Terang)

Figure 10: Rangkaian Lampu Taman Otomatis Transistor NPN (Mati)

Figure 11: Rangkaian Lampu Taman Otomatis Transistor NPN (Redup)

Figure 12: Rangkaian Lampu Taman Otomatis Transistor NPN (Terang)

xxii
Figure 13: Rangkaian Lampu Taman Otomatis Transistor PNP (Mati)

Figure 14: Rangkaian Lampu Taman Otomatis Transistor PNP (Redup)

Figure 15: Rangkaian Lampu Taman Otomatis Transistor PNP (Terang)

xxiii

You might also like