The Knowledge and Attitude of Medical Laboratory Technologist On The Standard Operating Procedur For The Sputum Sample Handling

Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 5

Jurnal Kesehatan

Volume 12, Nomor 2, Tahun 2021


ISSN 2086-7751 (Print), ISSN 2548-5695 (Online)
http://ejurnal.poltekkes-tjk.ac.id/index.php/JK

Pengetahuan dan Sikap Ahli Teknologi Laboratorium Medik terhadap


Standar Operasional Prosedur Penanganan Sampel Sputum

The Knowledge and Attitude of Medical Laboratory Technologist on The


Standard Operating Procedur for The Sputum Sample Handling

Siti Munawaroh1, Isna Lailatur Rohmah2, Muhammad Rizki Kurniawan3


Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas Binawan, Indonesia

ARTICLE INFO ABSTRACT/ ABSTRAK

Article history Medical Laboratory Technologist (MLT) is the medical team that examined the
laboratory, including the sputum specimen, where the sputum specimen is infected that
Received date MLT must treat with care, to avoid a work accident or nosocomial infection. The purpose
12 Apr 2021 of this research was to find out whether there is a correlation between knowledge and
attitude of MLT towards standard operating procedure (SOP) for handling Tuberculosis
Revised date (TB) sputum samples. This research was conducted through an online questionnaire with
17 May 2021 a google form, where this questionnaire is filled in at the location of each MLT who
works at health centers and hospitals in the Cibinong District area. Sampling techniques
Accepted date in the research of using purposive sampling. The research period was from June to
22 Aug 2021 August 2020. This research used primary data with a cross-sectional design involving 46
MLT respondents. A method of data analysis is a quantitative analysis and measured
using multiple linear regression analysis. The results showed positive influence work
Keywords: knowledge and attitudes towards the application of SOP for handling TB sputum samples
because it has the significant value of 0,012<0,05 and Fcount 4,90>Ftable 3,41 with the
Attitudes; results of the coefficient of determination (R-square) of 0,186 (18,6%), therefore, we
Cibinong; conclude that there is a correlation between MLT knowledge and attitudes towards the
Knowledge; SOP of the handling TB sputum samples with a percentage of 18%.
Sputum.

Kata kunci: Ahli Teknologi Laboratorium Medik (ATLM) merupakan tenaga kesehatan yang
melakukan pemeriksaan laboratorium, salah satunya penanganan sampel sputum, dimana
Sikap; spesimen sputum merupakan bahan infeksius yang harus ditangani dengan hati-hati oleh
Cibinong; ATLM, untuk menghindari terjadinya kecelakaan kerja atau penyakit nosokomial. Tujuan
Pengetahuan; dari penelitian ini untuk mengetahui ada tidaknya hubungan pengetahuan dan sikap ATLM
Sputum. terhadap Standar Operasional Prosedur (SOP) penanganan sampel sputum tuberkulosis
(TB) paru. Penelitian ini dilakukan melalui kuesioner online dengan google form, dimana
kuesioner ini di isi pada tempat masing-masing ATLM yang bekerja di Puskesmas dan
Rumah Sakit daerah Kecamatan Cibinong. Waktu penelitian dari bulan Juni sampai
Agustus 2020. Jenis penelitian ini menggunakan data primer dengan desain cross sectional
yang melibatkan 46 responden ATLM. Metode analisis data dalam penelitian
menggunakan analisis kuantitatif dan di uji dengan analisis regresi berganda. Hasil
penelitian menyatakan bahwa terdapat hubungan antara pengetahuan dan sikap terhadap
penerapan SOP penanganan sampel sputum TB dengan nilai signifikan 0,012<0,05 dan
nilai Fhitung sebesar 4,90>Ftabel 3,41 dengan hasil uji koefisien determinasi (R-square)
sebesar 0,186 (18,6%), maka, dapat di simpulkan bahwa terdapat hubungan antara
pengetahuan dan sikap ATLM terhadap SOP penanganan sampel sputum TB dengan
presentase sebesar 18%.

Corresponding Author:

Siti Munawaroh
Jurusan Teknologi Laboratorium Medis, Universitas Binawan, Jakarta-Indonesia
Email: smunawaroh532@gmail.com

294
Munawaroh, Pengetahuan dan Sikap Ahli Teknologi Laboratorium Medik … 295

PENDAHULUAN sejak bertahun-tahun yang lalu. Risiko tersebut


semakin meningkat seiring dengan semakin
Tuberkulosis (TB) adalah penyakit tingginya angka pasien yang terinfeksi oleh TB
menular yang disebabkan oleh bakteri (Kementerian Kesehatan RI, 2016; Dinas
Mycobacterium tuberculosis. Bakteri penyebab Kesehatan Kabupaten Bogor, 2018).
penyakit TB ini menyerang paru, tetapi dapat Laboratorium kesehatan sebagai unit
juga mengenai organ tubuh lainnya. Pasien TB pelayanan penunjang medis, diharapkan dapat
paru menularkan bakteri ke udara dalam bentuk memberikan informasi yang teliti dan akurat
droplet (percikan). Penyakit TB merupakan tentang aspek laboratoris terhadap
penyakit yang sangat berbahaya dan mematikan, spesimen/sampel yang pengujiannya dilakukan di
sehingga diperlukan pengendalian agar semakin laboratorium oleh seorang Ahli Teknologi
bekurang angka penularan dan kematian akibat Laboratorium Medis (ATLM). Salah satu tugas
penyakit TB (Kementerian Kesehatan RI, 2016; pokok dan fungsi/kewajiban ATLM yaitu harus
Ekawati, 2018). menguasai ilmu pengetahuan yang berkaitan
TB sampai dengan saat ini masih menjadi dengan tugas pokok dan fungsinya di
salah satu masalah kesehatan masyarakat di laboratorium serta menerapkan Standar
dunia. Kasus TB di Indonesia pada tahun 2017 Operasional Prosedur (SOP) yang benar
sejumlah 442.000 kasus. WHO (World Health (Kementerian Kesehatan RI, 2007; Pemerintah
Organization) menargetkan penurunan angka Republik Indonesia, 2014).
kematian akibat TB sebesar 40% pada tahun Salah satu spesimen TB yang diperiksa
2020 dan menurunkan angka kesakitan sebesar adalah spesimen sputum di laboratorium.
30% pada tahun 2030 (World Health Spesimen sputum merupakan bahan infeksius,
Organization, 2019). Kasus TB di Jawa Barat dimana penanganan sampel sputum ini harus
pada tahun 2017 sebanyak 82.063 kasus, dimana ditangani dengan hati-hati oleh ATLM, untuk
jumlah kasus tersebut meningkat dari tahun 2016 mengurangi terjadinya kesalahan atau kecelakaan
yaitu 72.558 kasus. Kasus tertinggi terdapat di kerja serta terjadinya infeksi nosokomial dalam
tiga Kabupaten/Kota yaitu Kota Bandung, penanganan sampel sputum, maka perlu adanya
Kabupaten Bogor, Kabupaten Bandung. Kasus edukasi dari ATLM mengenai penanganan
TB di tiga Kabupaten/Kota tersebut berkisar sampel sputum yang baik kepada pasien TB
antara 9-12 % dari jumlah kasus baru di Jawa maupun Suspect TB. (Hasugian, 2016). Edukasi
Barat. Angka Notifikasi Kasus (Case Notification mengenai bagaimana cara penanganan sampeldan
Rate/CNR) TB di Kabupaten Bogor tahun 2016 pengambilan sampel sputum yang baik serta
sebanyak 166 kasus, dimana pada tahun 2017 edukasi terkait ciri-ciri sputum yang benar seperti
terdapat peningkatan kasus menjadi 190 kasus berwarna kuning kehijauan, dahak bercampur
(Dinas Kesehatan Jawa Barat, 2017; Dinas darah dan bukan air liur (Ekawati, 2018; Bagian
Kesehatan Kabupaten Bogor, 2018). Mikrobiologi, 2017).
Jumlah penduduk di Kabupaten Bogor ATLM memerlukan suatu pedoman atau
pada tahun 2017 adalah 5.715.009 jiwa atau petunjuk pemeriksaan laboratorium yang disebut
11,89 % dari jumlah penduduk Jawa Barat. SOP laboratorium. SOP merupakan bagian dari
Dimana jumlah penduduk yang cukup besar komponen mutu laboratorium TB yang disusun
terdapat di daerah kecamatan cibinong yaitu sebagai acuan bagi ATLM dalam melakukan
sekitar 427.014-453.696 jiwa (Dinas Kesehatan pemeriksaan mikroskopik TB diberbagai tingkat
Kabupaten Bogor, 2018). Kondisi lingkungan di pelayanan sehingga kualitas pemeriksaan
daerah kecamatan cibinong masih kurang baik, laboratorium TB terjamin (Kementerian
salah satunya masih banyak individu yang Kesehatan RI, 2007; Pemerintah Republik
membuang sampah sembarang. Lingkungan Indonesia, 2014). Disamping itu pengetahuan
masyarakat maupun lingkungan rumah yang merupakan hasil tahu, dimana dihasilkan setelah
kumuh, memiliki ruangan tanpa sirkulasi udara orang melakukan pengindraan terhadap suatu
serta pencahayaan yang kurang dan padatnya objek tertentu. Sehingga tidak adanya
penduduk merupakan salah satu faktor penyebab pengetahuan seseorang, maka seseorang tersebut
terjadinya penyakit TB. Salah satu faktor tidak mempunyai dasar untuk mengambil
penyebab penyakit TB yaitu lingkungan yang keputusan dan menentukan tindakan terhadap
kurang baik. Merokok dan mengkonsumsi masalah yang dihadapi. Sedangkan sikap
alkohol juga dapat menyebabkan penyakit TB. (attitude) merupakan suatu perbuatan atau
Pekerja kesehatan dapat berisiko tertular tingkah laku sebagai reaksi (respons) terhadap
Mycobacterium tuberculosis dari individu- sesuatu rangsangan atau stimulus, yang disertai
individu atau pasien dengan TB telah disadari dengan pendirian dari perasaan seseorang.
296 Jurnal Kesehatan, Volume 12, Nomor 2, Tahun 2021, hlm 294-298

(Notoatmodjo, 2007; Putra 2020). Pengetahuan oleh peneliti adalah kuesioner tertutup yaitu
dan sikap merupakan hal yang terpenting yang berupa pernyataan dan pertanyaan yang diberikan
harus dimiliki oleh petugas kesehatan dalam kepada responden, kemudian responden harus
menjalankan SOP. Pelayanan kesehatan yang menjawab pernyataan dan pertanyaan tersebut,
baik bermula dari peningkatan kepatuhan ATLM setelah itu hasil (jawaban) tersebut dianalisis.
terhadap standar pelayanan medis, apabila Teknik penentuan skor penelitian ini
petugas laboratorium mematuhi dan mengikuti menggunakan skala likert dan guttman. skala
semua prosedur atau standar pelayanan kesehatan likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat
dengan baik, maka pasien diharapkan dapat dan persepsi seseorang atau sekelompok orang.
memiliki kesempatan untuk sembuh lebih banyak Dengan skala likert, maka variabel yang diukur
dan angka kesakitan serta kematian pun akan dijabarkan menjadi indikator variabel. Pada
menurun (Musdalifah, 2018). penelitian ini memakai skala likert menggunakan
4 indikator yaitu : Sangat sesuai, Sesuai, Tidak
Sesuai dan Sangat Tidak Sesuai. Untuk setiap
METODE item pernyataan atau pertanyaan diberikan skor 1
sampai dengan 4. Sedangkan pernyataan atau
Penelitian ini menggunakan data primer pertanyaan yang dibuat dengan skala guttman
dengan desain penelitian cross sectional. Teknik berisi 2 jawaban alternatif yaitu “setuju” atau
yang digunakan dalam penelitian ini adalah “tidak setuju”, dimana skala ini digunakan untuk
purposive sampling, dimana teknik penentuan jawaban yang bersifat jelas (tegas) dan konsisten.
sampel dengan pertimbangan tertentu atau Analisis data dilakukan secara univariat
pertimbangan sendiri secara sengaja dalam dan bivariat (uji regresi). Analisis univariat
memilih anggota sampel yang dianggap dapat dilakukan untuk mengetahui karakteristik
memberikan informasi yang diperlukan atau unit penelitian, variable independen (Pengetahuan
sampel yang sesuai dengan kriteria inklusi dan sikap) dan variabel dependen (Penerapan
penelitian (Setiaman, 2020). Kriteria inklusi pada penanganan Sampel Sputum Sesuai SOP).
penelitian ini yaitu ATLM yang bekerja di Analisis bivariat digunakan untuk menilai
Laboratorium Puskesmas atau Rumah Sakit di hubungan antara variable independen dan
daerah Kecamatan Cibinong, minimal lulusan variable dependen. Analisis ini bertujuan untuk
DIII Analis Kesehatan. Jumlah ATLM mengetahui ada tidaknya hubungan pengetahuan
keseluruhan yang bekerja di Laboratorium dan sikap ATLM terhadap penanganan sampel
Puskesmas dan Rumah Sakit di daerah sputum TB paru. Tingkat kepercayaan pada
Kecamatan Cibinong yaitu sebanyak 69 orang, penlitian ini 95%, α=0,05. Sebelum dilakukan
dimana 5 orang bekerja di Puskesmas dan 64 penelitian ini, peneliti sudah mendapatkan izin
orang bekerja di Rumah Sakit. Besar sampel dari etik dari RSUD Budi Asih dengan Nomor
penelitian ini dihitung dengan menggunakan 173/KEP-ETIK/VIII/2020.
rumus Slovin, sehingga di dapatkan hasil besar
sampel minimal 40,8 dibulatkan menjadi 41 dari
populasi keseluruhan responden. Sampel dalam HASIL
penelitian ini berjumlah 46 responden ATLM
yang bekerja di Puskesmas dan Rumah Sakit Hasil uji univariat menunjukkan bahwa
daerah Kecamatan Cibinong yang bersedia ikut berdasarkan pengkategorian sub-variable
serta dalam penelitian ini. Penelitian ini pengetahuan ATLM terhadap SOP penanganan
dilakukan melalui kuesioner online dengan sampel sputum, distribusi frekuensi berdasarkan
google form, dimana kuesioner ini di isi oleh kategori sebanyak 46 atau 100% responden
ATLM di tempat masing-masing dengan jangka memiliki pengetahuan baik terkait penanganan
waktu dari bulan Juli sampai Agustus 2020. sampel sputum. Distribusi frekuensi berdasarkan
Pengumpulan data diawali dengan kategori sikap. menunjukkan hasil sikap positif
membagikan kuesioner yang dibuat pada google sebanyak 4 atau 8,7% responden sedangkan sikap
form dan di sebarkan melalui link google form sangat positif ditunjukkan sebanyak 42 atau
dengan cara broadcast message kepada rekan- 91,3% responden.
rekan ATLM yang sudah bekerja di
laboratorium. Sebelum responden mengisi
kuesioner terdapat permintaan persetujuan
responden apakah bersedia mengisi kuesioner
tersebut atau tidak di awal membuka link google
form tersebut. Jenis kuesioner yang digunakan
Munawaroh, Pengetahuan dan Sikap Ahli Teknologi Laboratorium Medik … 297

Tabel 1. Hasil Uji Regresi nosokomial. Pekerja kesehatan berisiko


Uji
Pegetahuan tertularnya Mycobacterium tuberculosis dari
Pengetahuan Sikap dan Sikap individu-individu atau pasien dengan penyakit
Regresi
terhadap SOP TB telah disadari sejak bertahun-tahun yang lalu.
Uji Parsial (Uji t) Risiko tersebut semakin meningkat seiring
thitung 2,032 2,317 dengan semakin tingginya angka pasien yang
ttabel 2,017 2,017
terinfeksi oleh TB. Oleh karena itu, dibutuhkan
Sig t 0,048 0,025
Uji Simultan (Uji F) program pencegahan dan monitoring di setiap
Fhitung - - 4,90 fasilitas kesehatan, salah satunya untuk
Ftabel - - 3,41 melindungi pekerja kesehatan tersebut. Akan
Sig F - - 0,012 tetapi, program tersebut belumlah tersebar merata
Uji disetiap fasilitas kesehatan terutama di negara-
R Square negara berkembang (Hasugian, 2016;
R Square - - 0,186 Kementerian Kesehatan RI 2017; Musdalifah,
2018). Faktor lingkungan seperti, wilayah padat
Hasil uji regresi pada tabel 1 menunjukkan penduduk serta kumuh, ruangan dengan sirkulasi
bahwa pada uji t diketahui nilai sig untuk udara kurang baik dan tanpa cahaya matahari.
pengaruh pengetahuan terhadap penerapan SOP Orang yang bekerja dengan bahan kimia yang
sebesar 0,048<0,05 dan nilai thitung 2,032> ttabel berisiko menimbulkan paparan infeksi paru
2,017. Maka, dapat disimpulkan bahwa terdapat (Kementerian Kesehatan RI, 2017).
pengaruh antara pengetahuan terhadap penerapan Seorang ATLM yang bekerja di sebuah
SOP, sedangkan nilai siguntuk pengaruh sikap laboratorium dengan penanganan sampel sputum
terhadap penerapan SOP sebesar 0,025<0,05 dan harus memiliki pengetahuan yang baik, sehingga
nilai thitung 2,317>ttabel 2,017. Maka, dapat terbentuk suatu perilaku untuk melindungi diri
disimpulkan bahwa terdapat pengaruh antara dari lingkungan yang berbahaya saat menangani
sikap dengan penerapan SOP. sampel sputum. Pengetahuan yang kurang akan
Tabel 1 juga menunjukkan bahwa uji menyebabkan ATLM menjadi kurang berhati-
simultan (Uji F) pada penelitian ini hati dalam bekerja dan meningkatkan resiko
melaporkannilai sig pengaruh pengetahuan dan terjadinya kecelakaan kerja atau meningkatkan
sikap terhadap penerapan SOP sebesar resiko penularan penyakit dari tempat kerja
0,012<0,05 dan nilai Fhitung 4,90>Ftabel 3,41. setelah penanganan sampel sputum di kemudian
Maka, dapat disimpulkan bahwa terdapat hari. Pengetahuan diperoleh dari pengalaman diri
pengaruh antara pengetahuan dan sikap secara sendiri atau pengalaman orang lain. Tidak adanya
simultan terhadap penerapan SOP, sedangkan pengetahuan seseorang terhadap SOP penanganan
pada model regresi ditunjukkan bahwa nilai sampel sputum TB, maka seseorang tersebut tidak
koefisien determinasi (R-square) sebesar 0,186. mempunyai dasar untuk mengambil keputusan dan
Sehingga dapat disimpulkan bahwa besarnya menentukan tindakan yang akan dilakukan terhadap
kontribusi pengaruh kedua variabel bebas penanganan sampel sputum TB tersebut
(pengetahuan dan sikap) terhadap variabel terikat (Notoatmodjo, 2007; Nurmala, 2018)
(penerapan SOP) sebesar 0,186 atau 18,6%. Selain pengetahuan, sikap juga sangat
Hasil dari pertanyaan melalui kuesioner mempengaruhi seseorang dalam berperilaku.
pengetahuan penanganan spesimen sampel ATLM yang mempunyai sikap positif akan
sputum TB menunjukkan bahwa semua mendorong ATLM tersebut untuk berperilaku
responden memberi jawaban baik mengenai baik dalam bekerja, dalam hal ini ATLM akan
pengetahuan tentang pentingnya SOP dari mulai menerapkan SOP penanganan sampel sputum TB
pra analitik pemeriksaan sputum, pengumpulan sesuai dengan SOP yang benar. Sikap yang
sputum dan ciri-ciri sputum, penyimpanan dan positif, dimana responden dapat menerima,
pengiriman sampel sputum. merespon dan bertanggung jawab terhadap
pelaksanaan SOP penanganan sampel sputum
yang benar dilaboratorium dari mulai
PEMBAHASAN mempersiapkan diri, mempersiapkan alat dan
bahan yang akan dipakai dan digunakan di
Tenaga Kesehatan termasuk ATLM sering laboratorium sampai dengan pelaporan hasil.
terjadinya kontak erat antara para penderita TB, Sikap memiliki peranan yang penting karena
tindakan seperti pengambilan sampel darah, dapat mempengaruhi perilaku, sikap yang
sputum dan lainnya dapat memicu kecelakaan dimiliki oleh seseorang akan menentukan apa
kerja yang berdampak pada meningkatnya infeksi
298 Jurnal Kesehatan, Volume 12, Nomor 2, Tahun 2021, hlm 294-298

yang akan mereka lakukan (Mayasari, 2016; Keterbatasan pada penelitian ini yaitu
Kristiana, 2017). peneliti hanya meggunakan responden yang
Penelitian ini dilakukan untuk melihat bekerja di Puskesmas dan Rumah Sakit Daerah
faktor pengetahuan dan sikap ATLM terhadap Kecamatan Cibinong, sehingga tidak dapat
SOP penanganan sampel sputum TB paru, namun mewakili keseluruhan ATLM di Kecamatan
hasil pada penelitian ini menunjukkan bahwa Cibinong. Penelitian ini menggunakan kuesioner
pengetahuan dan sikap ATLM berpengaruh online sehingga banyak responden yang tidak
sebesar 18,6% terhadap SOP penanganan sampel berminat dalam mengisi kuesioner ini,
sputum TB, sedangkan 81,4% dapat dipengaruhi dikarenakan kesibukannya dalam bekerja.
oleh faktor lain seperti kontak erat dengan pasien
TB, faktor usia, faktor jenis kelamin, dimana
laki-laki lebih banyak dari pada wanita, karena SIMPULAN
laki-laki lebih banyak yang merokok, sehingga
dapat meningkatkan risiko terkena TB paru 2,2 Terdapat hubungan yang signifikan antara
kali dan minum-minuman alkohol (Kementerian pengetahuan dan sikap ATLM terhadap
Keseatan RI, 2016; 2017). penerapan SOP penanganan sampel sputum TB.

DAFTAR PUSTAKA

Bagian Mikrobiologi. (2017). Buku Panduan Analis Kesehatan, Fakultas Ilmu


Pemeriksaan Sputum BTA. Makassar: Kesehatan, Universitas Setia Budi.
Fakultas Kedokteran Universitas Hasanudin. Mayasari R. (2016). Kejadian Tuberkulosis Paru
Dinas Kesehatan Kabupaten Bogor. (2018). Pada Pekerja di Laboratorium
Profil Kesehatan Kabupaten Bogor Tahun Mikrobiologi Rumah Sakit Persahabatan
2017. Bogor. Jakarta. [Skripsi]. Jakarta: Fakultas
Dinas Kesehatan Jawa Barat. (2017). Profil Kedokteran, Program Studi Pendidikan
Kesehatan Provinsi Jawa Barat. Bandung. Dokter, Universitas Tanjung Pura.
Ekawati, ER. (2018). Bakteriologi: Musdalifah H S. (2018). Hubungan Tingkat
Mikroorganisme Penyebab Infeksi. Pengetahuan Dengan Kepatuhan ATLM
Yogyakarta: CV Budi Utama. Dalam Menerapkan Standar Prosedur
Hasugian A R, Vivi L. (2016). Peran Standar Operasional Penanganan Spesimen Dahak
Operasional Prosedur Penanganan DI Puskesmas Rujukan Mikroskopis
Spesimen untuk Implementasi Kabupaten Bulukumba. [Skripsi].
Keselamatan Biologik (Biosafety) di Semarang: Program Studi DIV Analis
Laboratorium Klinik Mandiri. Media Kesehatan, Fakultas Keperawatan dan
Litbangkes, (26)1, 1-8. Kesehatan, Universitas Muhammadiyah
Kementerian Kesehatan RI. (2007). Keputusan Semarang.
Menteri Kesehatan RI Nomor 370 Tentang Notoatmodjo, S. (2007). Promosi Kesehatan dan
Standar Profesi Ahli Teknologi Ilmu Perilaku. Jakarta: PT. Rineka Cipta.
Laboratorium Kesehatan. Jakarta. Nurmala, I. (2018). Promosi Kesehatan.
Kementerian Kesehatan RI. (2016). Peraturan Surabaya: Airlangga University Press.
Menteri Kesehatan RI Nomor 67 Tentang Pemerintah Republik Indonesia. (2014). Undang-
Penanggulangan Tuberkulosis. Jakarta: Undang Republik Indonesia Nomor 36
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Tentang Tenaga Kesehatan. Jakarta
Kementerian Kesehatan RI. (2017). Penemuan Putra, A.S. (2020). Buku Ajar Promosi
Pasien Tuberkulosis. Jakarta: Direktorat Kesehatan. Medan: Fakultas Kesehatan
Jendral Pencegahan dan Pengendalian Masyarakat Universitas Islam Negeri.
Penyakit. Setiaman S. (2020). Merancang Kuesioner Untuk
Kristiana W. (2017). Pengaruh Faktor Penelitian Bidang Keperawatan. Edisi 1.
Predisposisi Terhadap Kepatuhan World Health Organization. (2019). Global
Menerapkan SOP APD oleh Petugas Tuberculosis Report. World Health
Laboratorium di Kabupaten Sukoharjo. Organization.
[Skripsi]. Surakarta: Program STudi DIV

You might also like