Lampiran Tugas EVB KLP 2
Lampiran Tugas EVB KLP 2
Lampiran Tugas EVB KLP 2
Background: One of the factors that influence uterine involution is early initiation of breastfeeding (IMD).
When breastfeeding occurs stimulation and the release of hormones, including oxytocin, which functions in
addition to stimulating contraction of the smooth muscles of the breast, also causes uterine muscle contraction
and retraction. This will put pressure on the blood vessels resulting in reduced blood supply to the uterus. This
process helps to reduce the placenta implantation site or site as well as reduce bleeding. The Maternal Mortality
Rate (MMR) in Indonesia is 250 / 100,000 (KH). one of them is caused by bleeding. One of the causes of
bleeding is the sub-involution of the uterus. Uterine involution or uterine contraction is a process by which the
uterus returns to its pre-pregnancy state.
Purpose: To determine the influencing of early initiation of breastfeeding on uterine involution.
Methods: The study was carried out by early initiation of breastfeeding and observation and measuring the
height of the uterine fundus (TFU) to assess uterine involution. The design of this study used an analytical survey
method with a Cohort research design. This study used primary data. The population in this study were all women
with normal gestational age at the Independent Practice Midwives (BPM) Choirul Mala and PMB Fauziah Hatta.
The sampling technique was non propability sampling with purposive technique. The sample size was n1 = n2 for
each group of 48 people. The analysis used univariate and bivariate with Chi Square. The study was conducted
at BPM Choirul Mala and BPM Fauziah Hatta from December 2018 to February 2019.
Results: The results of data analysis from 96 respondents showed that the proportion of non-initiation of
early breastfeeding with abnormal uterine involution was 45.8% smaller than those with early initiation of
breastfeeding as much as 0%. The results of the Chi-square statistical test showed that the p value = 0.00 was
smaller than 0.05, this indicated that there was an influencing of early initiation of breastfeeding on uterine
involution with an OR: 0.083.
Conclusion: There was an influencing of early initiation of breastfeeding on uterine involution in BPM
Choirul Mala and BPM Fauziah Hatta in 2019
Suggestion: It is expected that midwives, to carry out their role in carrying out midwifery care by
providing education to pregnant women about early initiation of breastfeeding and its benefits and consistently
doing IMD in maternity mothers for at least 1 hour.
ABSTRAK
Latar Belakang : Salah satu faktor yang mempengaruhi involusi uterus adalah Inisiasi menyusu Dini
(IMD). Saat menyusui terjadi rangsangan dan dikeluarkannya hormon antara lain oksitosin yangberfungsi selain
merangsang kontraksi otot-otot polos payudara, juga menyebabkan terjadinya kontraksi dan retraksi otot uterus.
Hal ini akan menekan pembuluh darah yang mengakibatkan berkurangnya suplai darah ke uterus. Proses ini
membantu untuk mengurangi situs atau tempat implantasi plasenta serta mengurangi perdarahan. Angka
Kematian Ibu (AKI) di Indonesia adalah 250/100.000 (KH). salah satunya disebabkan oleh perdarahan.
Penyebab perdarahan salah satunya yaitu sub involusi uterus. Involusi uterus atau pengerutan uterus merupakan
suatu proses dimana uterus kembali ke kondisi sebelum hamil.
Tujuan : Mengetahui pengaruh inisiasi menyusu dini terhadap involusi uterus.
Metode : Penellitian dilakukan dengan cara melakukan inisiasi menyusu dini dan observasi serta
mengukur Tinggi Fundus Uteri (TFU) untuk menilai involusi uteri. Desain penelitian ini menggunakan metode
survey analitik dengan rancangan penelitian Cohort. Penelitian ini menggunakan data primer. Populasi dalam
penelitian ini adalah seluruh ibu bersalin normal dengan usia kehamilan aterm di Bidan Praktik Mandiri (BPM)
Choirul Mala dan PMB Fauziah Hatta. Tehnik Pengambilan sampel secaranon propability sampling dengan teknik
purposive. Besar sampel n1 =n2 masing-masing 48 orang setiap kelompok.Analisa yang digunakan univariat dan
bivariat dengan Chi Square. Penelitian dilakukan di BPM Choirul Mala dan BPM Fauziah Hatta pada bulan
Desember 2018 sampai dengan Februari 2019.
Hasil : Hasil analisis data dari 96 responden, didapatkanproporsi tidak inisiasi menyusu dini dengan
involusi uterus tidak normal sebanyak 45,8 % lebih kecil daripada yang inisiasi menyusu dini sebanyak 0 %. Hasil
uji statistik Chi-squarediperoleh nilai p value = 0,00 lebih kecil dari 0,05 hal ini menunjukkan bahwa ada
pengaruh inisiasi menyusu dini terhadap involusi uterus dengan nilai OR : 0,083.
Kesimpulan : Ada pengaruh inisiasi menyusu dini terhadap involusi uterus di BPM Choirul Mala dan BPM
Fauziah Hatta tahun 2019
Saran : Diharapkan kepada bidan, untuk menjalankan perannya dalam melakukan asuhan kebidanan
dengan memberikan edukasi pada pada ibu hamil tentang inisiasi menyusu dini dan manfaatnya serta secara
konsisten melakukan IMD pada ibu bersalin mimimal selama 1 jam.
Tabel 2.
HASIL DAN PEMBAHASAN Distribusi Frekuensi Involusi Uterus
Analisis Univariat
Tabel 1. Involusi Uterus F Persentase (%)
Distribusi Frekuensi Inisiasi Menyusu Dini Tidak Normal 44 45,8
Normal 52 54,2
Persentase Total 96 100
Inisiasi Menyusu Dini F
(%)
Tidak IMD 48 50 Analisis Bivariat
Ya IMD 48 50 Berdasarkan tabel 3 diatas dari 96
Total 96 100 responden, proporsi tidak inisiasi menyusu dini
dengan involusi uterus tidak normal sebanyak 45,8
Berdasarkan tabel 1 dapat dilihat bahwa % lebih kecil daripada yang inisiasi menyusu dini
Inisiasi Menyusu Dini (IMD) sebanyak 48 responden sebanyak 0 %. Hasil uji statistik Chi-
(50%). squarediperoleh nilai p value = 0,00 lebih kecil dari
Berdasarkan tabel 2 dapat dilihat bahwa 0,05 hal ini menunjukkan bahwa ada pengaruh
involusi uterus tidak normal sebanyak 44 responden inisiasi menyusu dini terhadap involusi uterus
(45,8%). dengan nilai OR : 0,083.
Tabel 3.
Pengaruh Inisiasi Menyusu Dini terhadap Involusi Uterus
Involusi Uterus
Jumlah
Inisiasi Menyusu Dini Tidak Normal Normal pvalue OR
f % f % n %
Tidak IMD 44 45,8 4 4,2 48 50
0,000 0,083
Ya IMD 0 0 48 50 48 50
Total 44 45,8 52 54,2 96 100
Purwarini, J., Rustina, Y., & Nasution ,Y. (2011) Anis Setyowati STIKES Karya Husada Kediri
Pengaruh Menyusu Dini Terhadap Lamanya , Jawa Timur, 30–37.
Persalinan kala III dan Proses Involusi Ri, K. K. (2014). Peningkatan Kesehatan Ibu dan
Uterus Pada Ibu Post Partum di RSUD Kota Anak Bagi Bidan dan Perawat Petunjuk
Jakarta dan RSUD Kota Bekasi. Jurnal Ilmu Penggunaan Lembar Balik, 1–60.
Keperawatan dan Kebidanan Saleha, 2009. Asuhan Kebidanan Pada Masa Nifas.
Putri, R. H., Surmiasih, S., Kameliawati, F., & Afifah, Jakarta: Salemba Medika
H. (2020). Inisiasi Menyusu Dini dan Surani, E., Dini, I. M., & Pencipta, S. M. (n.d.). No
Pencapaian Involusi Uterus pada Ibu Title.
Postpartum. Faletehan Health Journal, 7(03), Toloan, S. T., & Hendarwan, H. (2020). Pengaruh
149–154. Senam Nifas terhadap Penurunan Tinggi
https://doi.org/10.33746/fhj.v7i03.136 Fundus Uteri dan Lochea pada Ibu Pasca
Rank, S. (n.d.). Hubungan Inisiasi Menyusui Dini Bersalin yang Mendapatkan Inisiasi
dengan Produksi ASI Selama 6 Bulan Menyusu Dini dan Mobilisasi Dini. Jurnal
Pertama Initiation of Early Breastfeeding Ilmiah Kesehatan.
With ASI Production During First 6 Months https://doi.org/10.33221/jikes.v19i03.552135
5-4597-1-SM.pdf. (n.d.).
i
PENGARUH INISIASI MENYUSU DINI TERHADAP PENURUNAN
TINGGI FUNDUS UTERI PADA IBU POSTPARTUM
Karya Tulis Ilmiah ini disusun sebagai salah satu persyaratan untuk
menyelesaikan Program Ahli Madya Keperawatan
ii
iii
iv
v
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan Rahmat dan
Karunia-Nya sehingga karya tulis ilmiah yang berjudul “Pengaruh Inisiasi
Menyusu Dini Terhadap Penurunan Tinggi Fundus Uteri Pada Ibu Postpartum”
dapat selesai tepat pada waktunya.
Penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini dijadikan sebagai syarat menyelesaikan
Pendidikan gelar Ahli Madya Program Studi Diploma III Keperawatan Politeknik
Yakpermas Banyumas. Penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini penulis banyak
mendapat bimbingan dan petunjuk dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis
mengucapkan terimakasih kepada Bapak/Ibu:
1. Rahaju Ningtyas, S. Kp., M. Kep. selaku Direktur Politeknik Yakpermas
Banyumas.
2. Ns. Roni Purnomo, M. Kep. selaku Kepala Prodi DIII Keperawatan
Politeknik Yakpermas Banyumas.
3. Priyatin Sulistyowati, S. Kp., M. Kep. selaku pembimbing I yang dengan
penuh kesabaran dan ketekunan memberikan dorongan, perhatian, bimbingan,
pengarahan, serta saran dalam pembuatan Karya Tulis Ilmiah ini mulai dari
awal sampai akhir.
4. Ns. Eko Sari Ajiningtyas, S. ST., M. Kes. selaku pembimbing II yang banyak
membantu dan memberikan masukan serta membimbing dengan penuh
kesabaran dan tak lupa juga selalu memotivasi sehingga Karya Tulis Ilmiah
ini dapat terselesaikan.
5. Bapak Ranto Supana dan Ibu Riswati selaku orang tua saya, Gita Farlinda
dan Safira Nur Agustin selaku saudara kandung saya dan Adi Purnomo
selaku suami saya, serta tak lupa keluarga yang telah memberikan bantuan
dukungan material, moral, support yang luar biasa dan doa yang selalu
dipanjatkan untuk anak dan saudara kesayanganmu ini.
6. Sahabatku yang tak pernah lelah membantu dan memberi support dalam
menyelesaikan proposal Karya Tulis Ilmiah ini, khusunya Lisa Anggun dan
Risti Helen. Temanku Alfi Nur Isnaeni, Isnaeni Setianti, Nur Wulan Shena,
vi
Abimanyu, Lin Hanifah Khoeru Nisa dan Hartinah terimakasih berkat
dukungan dan saran kalian saya bisa menyelesaikan karya tulis ilmiah ini.
Penulis menyadari dalam penyusunan karya tulis ilmiah ini masih belum
sempurna, maka saran dan kritik yang dapat konstruktif sangat penulis harapkan
demi perbaikan karya tulis ilmiah selanjutnya. Akhirnya penulis berharap semoga
karya tulis ilmiah ini bermanfaat.
Penulis
vii
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah...................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah............................................................................................3
1.3 Tujuan Literarure Review ................................................................................3
1.4 Manfaat Literature Review ...............................................................................3
viii
BAB IV HASIL LITERATURE REVIEW DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Literature Review ................................................................................. 19
4.2 Pembahasan ................................................................................................... 24
BAB V PENUTUP
5.1 Kesimpulan.................................................................................................... 25
5.2 Saran ............................................................................................................. 25
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
ix
DAFTAR TABEL
x
DAFTAR GAMBAR
xi
DAFTAR LAMPIRAN
xii
DAFTAR ARTI LAMBANG, SINGKATAN DAN ISTILAH
xiii
ABSTRAK
Latar belakang : Masa nifas merupakan keadaan dimana mulai kembalinya organ
tubuh yang berkaitan dengan proses melahirkan yang ditandai dengan keluarnya plasenta,
dan berlangsung selama 40 hari. Involusi uterus merupakan proses kembalinya uterus
atau rahim pada keadaan semula seperti sebelum hamil. Dengan dilakukannya inisiasi
menyusu dini, ketika bayi mulai menghisap payudara ibu maka akan membantu produksi
hormon oksitosin yang berlebih sehingga timbul kontraksi pada payudara sehingga dapat
memicu adanya kontraksi pada otot-otot polos rahim sehingga dapat membantu proses
involusi uteri. Metode : Menggunakan metode penelitian studi literatur atau literature
review menggunakan jurnal-jurnal penelitian. Tujuan : Mengetahui pengaruh inisiasi
menyusu dini terhadap penurunan tinggi fundus uteri. Hasil : Pada jurnal 1 menunjukan
adanya penurunan tinggi fundus uteri 2 jam postpartum dengan dilakukannya inisiasi
menyusu dini pada kelompok kontrol yaitu sebesar 2,985 cm dan kelompok intervensi
sebesar 3,485 cm. Sedangkan pada jurnal 2 menunjukan adanya penurunan tinggi fundus
uteri 2 jam postpartum pada ibu yang melakukan inisiasi menyusu dini sebesar 2,31 cm
dan yang tidak melakukan IMD hanya mengalami penurunan sebesar 0,30 cm.
berdasarkan data diatas, inisiasi menyusu dini dapat membantu penurunan tinggi fundus
uteri pada ibu postpartum. Kesimpulan : Adanya pengaruh inisiasi menyusu dini
terhadap penurunan tinggi fundus uteri pada ibu postpartum. Tinggi fundus uteri pada ibu
postpartum yang melakukan inisiasi menyusu dini mengalami penurunan rata-rata sebesar
2-3 cm perhari.
Kata kunci : Inisiasi Menyusu Dini, Postpartum, Penurunan Tinggi Fundus Uteri
Studi Literatur : 29 (2010-2020)
xiv
ABSTRAC
Background: The postpartum period is a condition the organs of the body related
to the give birth process begin to return, which is marked by the release of the placenta,
and lasts for 40 days. Uterine involution is the process of returning the uterus or uterus
to its back as before pregnancy. By doing early initiation of breastfeeding, when the baby
starts sucking the mother's breast, it will help produce excess oxytocin hormone, causing
contractions in the breast so that it can trigger contractions in the smooth muscles of the
uterus so that it can help the process of uterine involution. Method: Using literature
review method by the reaserch journal. Objective: Knowing the effect of breastfeeding
initiation to the decrease in uterine fundal height. Result: Journal 1 shows a decrease in
uterine fundal height after 2 hours postpartum with initiation of breastfeeding in the
control group which was 2,985 cm and the intervention group was 3,485 cm. Meanwhile,
journal 2 shows a decrease in uterine fundal height after 2 hours postpartum who initiate
early breastfeeding by 2.31 cm and those doesn’t IMD only experience a decrease of 0.30
cm. Based on the data above, breastfeeding initiation can decrease uterine fundal height
in postpartum. Conclusion: There is an effect of breastfeeding initiation to the decrease
in uterine fundal height in postpartum. The height of the uterine fundus in postpartum
breastfeeding initiation has decreased by an average of 2-3 cm per day.
xv
BAB I
PENDAHULUAN
1
2
2018, presentase bayi baru lahir yang mendapatkan Inisiasi Menyusui Dini
pada Provinsi Jawa Tengah yaitu sebesar 78,59. Dari data tersebut, Provinsi
Jawa Tengah berada diurutan ke-13 dari 33 provinsi yang terdata dalam kasus
bayi baru lahir mendapat IMD pada tahun 2018.
Setelah terjadinya proses persalinan, inisiasi menyusu dini dapat
membantu proses involusi. Setelah bayi lahir, ia mempunyai keahlian untuk
menyusu kepada ibunya dengan cara mandiri apabila bayi dan ibu terjadi
kontak kulit selama satu jam segera setelah bayi lahir. Ketika bayi menghisap
puting ibu, otot payudara ibu akan terangsang sehingga dapat mempengaruhi
keluarnya hormone oksitosin sehingga ASI keluar. Hormon oksitosin yang
masuk kedalam aliran darah dan menuju otot polos uterus dapat memacu
terjadinya kontraksi otot uterus. Kontraksi pada uterus dapat membantu
proses involusi uterus (Helina et al., 2019).
Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk mengembalikan
keadaan normal dan meningkatkan kekuatan otot perut adalah dengan inisiasi
menyusu dini. Inisiasi menyusu dini adalah tahapan bayi menyusu sesegara
mungkin setelah bayi dan plasenta lahir selama 1 jam, inisiasi menyusu dini
dapat mempengaruhi penurunan fundus uteri ibu postpartum karena ketika
menyusui akan menimbulkan rangsang yang dikeluarkan oleh hormon
oksitosin yang berperan merangsang otot pada payudara dan juga merangsang
terjadinya kontraksi pada otot uterus. Kontraksi yang terjadi menyebabkan
adanya penekanan pada pembuluh darah yang menyebabkan kurangnya
suplai darah menuju uterus (Ginting et al., 2020).
Penurunan tinggi fundus uteri dapat dipengaruhi dengan proses IMD
karena ketika proses IMD terjadi akan menimbulkan terjadinya sebuah
rangsangan yang dikeluarkan oleh hormon oksitosin yang berperan
merangsang kontraksi otot polos pada payudara dan dapat menimbulkan
adanya kontraksi retraksi otot uterus, hal tersebut akan menekan pembuluh
darah yang dapat mengakibatkan berkurangnya suplai darah ke uterus
(Nelwatri, 2015). Adanya kontak fisik antara ibu dan bayi pada satu jam
pertama kelahiran sangat membantu proses involusi uterus. Makin cepat dan
3
kuat bayi menghisap puting payudara ibu, proses involusi uterus semakin
baik (Rofi’ah et al., 2015).
Berdasarkan fenomena diatas maka penulis tertarik untuk
mengetahui lebih lanjut dengan literature review “Pengaruh Inisiai Menyusu
Dini Terhadap Penurunan Tinggi Fundus Uteri pada Ibu Postpartum”.
5
6
3. Remote puerperium, yaitu tahapan yang diperlukan untuk ibu pulih dan
sehat kembali dalam keadaan sempurna (seperti sebelum mengandung
dan melahirkan).
C. Tujuan Asuhan Postpartum
Menurut Suherni ; Widyasih, Hesti & Rahmawati, (2010) tujuan
perawatan postpartum adalah :
1. Memelihara Kesehatan fisik dan psikologis ibu dan bayinya.
2. Melakukan pemeriksaan kesehatan dengan teliti, melakukan deteksi
secara dini, dan menangani atau merujuk apabila terjadi komplikasi
pada ibu ataupun bayinya.
3. Melakukan edukasi mengenai perawatan kesehatan diri, gizi seimbang,
keluarga berencana.
4. Memacu percepatan involusi kandungan.
5. Memaksimalkan peningkatan kelancaran pada peredaran darah
sehingga membantu mempercepat fungsi hati dan pengeluaran
metabolisme dalam tubuh.
B. Jurnal 2
Tabel 2.3. Jurnal Ibu dan Anak, Volume 7, Nomor 7, Mei 2019
Judul jurnal Pengaruh Inisiasi Menyusu Terhadap Penurunan Tinggi
Fundus Uteri 2 Jam dan 48 Jam Postpartum
Penulis Siska Helina, Juraida Roito Hrp, Dinda Atriana
Responden 30 responden
Teori Beberapa kondisi yang mempengaruhi penurunan tinggi
fundus uteri usia ibu, paritas, menyusu ekslusif,
mobilisasi dini dan menyusu dini. Menyusu dini
memiliki banyak manfaat salah satunya yaitu membantu
penurunan proses involusi uterus. Ketika proses
menyusu dini, hentakkan kepala bayi pada payudara ibu,
sentuhan jemari bayi pada payudara, hisapan dan jilatan
pada puting susu ibu dapat merangsang pengeluaran
hormon oksitosin yang dapat membantu proses involusi
ibu (Pollard, 2016 ; Yanti Sundawati, 2011).
Menurut Pollard, 2016 bayi yang diberi kesempatan
menyusu dini lebih berhasil menyusu ekslusif dan akan
lebih lama disusui. Saat menyusu dini, hisapan bayi
tidak hanya menghasilkan hormone oksitosin tetapi juga
hormon prolaktin yang dapat membuat produksi ASI
semakin lancer sehingga bayi akan sering menyusu dan
involusi uterus akan semakin cepat ditandai dengan
adanya penurunan TFU.
Selama 1 sampai 2 jam pertama PP intensitas kontraksi
bisa berkurang dan menjadi teratur. Masa ini sangat
penting untuk selalu menjaga kontraksi uterus. Apabila
terjadi penghambatan kontraksi uterus maka akan
mempengaruhi involusi uterus menjadi lambat sehingga
dapat memicu terjadinya perdarahan PP. karena hal
tersebut sangat diperlukan pemberian IMD untuk
merangsang oksitosin karena adanya hisapan bayi pada
puting payudara ibu (Bobak, 2005; Wiknjosastro, 2007).
Bayi yang baru lahir memiliki kemampuan untuk
menyusu sendiri jika terjadi kontak kulit antara bayi dan
ibu setidaknya 1 jam segera setelah bayi dan plasenta
lahir. Saat bayi menghisap, payudara akan terangsang
sehingga mengeluarkan hormone oksitosin yang dapat
memacu uterus untuk berkontraksi. Adanya kontraksi
pada uterus menyebabkan involusi uterus berlangsung
lebih cepat yang ditandai dengan adanya penurunan TFU
dengan cepat (Roesli, 2008).
Hasil dan Pembahasan Berdasarkan hasil uji statistik yang dilakukan pada 15
ibu PP dengan IMD rata-rata TFU pada 2 jam
postpartum yaitu sebesar 12,69 ± 0,55 cm dengan nilai
minimal 12,0 cm dan maksimal 13,8 cm. Pada hasil
observasi didapatkan bahwa sebagian besar ibu PP
mengalami penurunan TFU setelah melakukan IMD.
Berdasarkan uji statistik yang dilakukan pada 15 ibu PP
yang tidak melakukan IMD rata-rata TFU pada 2 jam PP
yaitu sebesar 14,70 ± 0,81 cm dan nilai minimalnya 12,8
15
16
tinggi fundus uteri, dan inisiasi menyusu dini. Jurnal yang sesuai dengan
kriterian inklusi, eksklusi dan tema penelitian akan diambil dan kemudian
dilakukan analisis. Studi literatur ini menggunakan literatur terbaru dengan
rentang tahun 2015-2020 yang dapat diakses secara full text dalam format
pdf. Kriteria jurnal yang akan direview adalah jurnal penelitian
menggunakan bahasa indonesia dengan subjek postpartum dan bukan
penelitian literature review.
Tabel 3.1 Kriteria Inklusi Penelitian
Kriteria Inklusi
Jangka waktu Rentang waktu terbit jurnal maksimal 5 tahun terakhir
(2015-2020)
Bahasa Bahasa Indonesia
Subjek Postpartum
Jenis Jurnal Original artikel penelitian (bukan review penelitian orang
lain) tersedia full text
Tema isi jurnal Pengaruh inisiasi menyusu dini terhadap penurunan tinggi
fundus uteri pada ibu postpartum
19
dengan desain penelitian posttest only 2. Lokasi
design. a. Jurnal 1: RSB Permata Hati Malang.
4. Kedua jurnal sama-sama menggunakan b. Jurnal 2: Klinik Pratama Afiyah dan
metode pengumpulan data BPM Rosita Pekanbaru.
menggunakan metode observasi. 3. Responden
5. Kedua jurnal sama-sama menggunakan a. Jurnal 1: 15 responden dari 5 bulan
instrument penelitian dengan terakhir dengan ibu bersalin fisiologis.
menggunakan pita cm. b. Jurnal 2: 30 responden dengan riwayat
6. Kedua jurnal sama-sama menggunakan persalinan normal.
pengambilan sampel dengan metode 4. Kriteria Inklusi dan Ekslusi
purposive sampling. a. Jurnal 1: Kriteria inklusi (ibu dengan
persalinan fisiologis, bayi aterm, BBL
>2500 gram, bayi lahir menangis, warna
kulit bayi merah, dan nilai apgar skor 7-
9. Kriteria ekslusi (ibu persalinan
patologis, bayi dengan kelahiran
premature, BBL <2500 gram).
b. Jurnal 2: tidak disebutkan.
5. Analisa data
a. Jurnal 1: menggunakan uji beda atau
pengujian t secara parametik.
b. Jurnal 2: menggunakan uji man withney.
6. Hasil Penelitian
a. Jurnal 1: Berdasarkan pendapat hasil
penelitian yang terdiri dari kelompok
kontrol dan kelompok intervensi dalm 2
jam postpartum menunjukan hasil jumlah
penurunan TFU yang berbeda dari hasil
perhitungan dengan uji t atau uji beda
untuk mengetahui mengenai perhitungan
jumlah penurunan TFU antara kelompok
kontrol dan intervensi. Perbedaan atau
kesamaan yang diuji adalah uji t antara
hasil perhitungan TFU dihitung dalam 24
jam pertama khususnya 2 jam
postpartum.
Berdasarkah hasil uji t didapatkan hasil
bahwa penurunan TFU antara kelompok
kontrol dan intervensi dalam 24 jam
pertama khususnya 2 jam PP. Nilai
penurunan TFU rata-rata pada kelompok
kontrol sebesar 2,9857 cm sedangkan
pada kelompok intervensi sebesar 3,4857
cm.
b. Jurnal 2: Berdasarkan hasil uji statistik
yang dilakukan pada 15 ibu PP dengan
IMD rata-rata TFU pada 2 jam
postpartum yaitu sebesar 12,69 ± 0,55 cm
dengan nilai minimal 12,0 cm dan
maksimal 13,8 cm. Pada hasil observasi
didapatkan bahwa sebagian besar ibu PP
mengalami penurunan TFU setelah
melakukan IMD.
Berdasarkan uji statistik yang dilakukan
pada 15 ibu PP yang tidak melakukan
IMD rata-rata TFU pada 2 jam PP yaitu
sebesar 14,70 ± 0,81 cm dan nilai
minimalnya 12,8 cm dan maksimalnya
15,5 cm. Hasil observasi peneliti
didapatkan sebagian besar ibu PP yang
tidak melakukan IMD mengalami
penurunan TFU yang lambat.
7. Waktu Penelitian
a. Jurnal 1: Penelitian berlangsung sejak
bulan September 2018 hingga bulan
Maret 2019.
b. Jurnal 2: Penelitian dilakukan mulai 1
Agustus hingga 31 Agustus 2010 (1
bulan).
8. Waktu Intervensi
a. Jurnal 1: Penelitian dilakukan 2 jam
postpartum.
b. Jurnal 2: Penelitian dilakukan 2 jam dan
48 jam postpartum.
4.2 Pembahasan
Setelah penulis melakukan review atau telaah pada kedua jurnal
penelitian, didapatkan hasil yaitu terdapat adanya pengaruh inisiasi menyusu
dini terhadap proses penurunan tinggi fundus uteri. Penurunan tinggi fundus
uteri yang terjadi pada 2 jam postpartum terhadap ibu yang melakukan
intervensi inisiasi menyusu dini terdapat penurunan dengan rata-rata 2 sampai
3 cm. Sedangkan pada ibu postpartum yang tidak melakukan inisiasi
menyusu dini terdapat penurunan rata-rata kurang dari 2 cm.
Proses terjadinya involusi uterus secara maksimal dipengaruhi oleh
inisiasi menyusu dini setelah bayi menghisap puting payudara ibu. Hisapan
puting akan membantu produksi hormon oksitosin menjadi meningkat
sehingga menyebabkan adanya kontraksi juga pada uterus ibu. Oksitosin
sendiri memiliki manfaat untuk membantu meningkatkan kontraksi otot polos
payudara ibu sehingga ASI dapat keluar dan menimbulkan rangsangan pula
pada otot polos rahim yang dapat membantu proses involusi uterus. Selain itu
inisiasi menyusu dini juga dapat meningkatkan jalinan kasih sayang ibu dan
anak. Dan meningkatkan produksi hormon oksitosin (Ratnasari, 2018).
Dengan meningkatnya hormon oksitosin maka kontraksi uterus
menjadi kuat sehingga dapat meminimalisir terjadinya perdarahan
postpartum. Hal tersebut sejalan dengan teori (Sarli, 2017) bahwa untuk
mencegah terjadinya perdarahan postpartum yaitu dengan terproduksi
maksimalnya hormon oksitosin. Hormon oksitosin diproduksi oleh tubuh
ketika proses persalinan, pada kala III produksi hormon oksitosin akan
meningkat.
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil telaah 2 jurnal dapat disimpulkan:
A. Adanya pengaruh inisiasi menyusu dini terhadap penurunan tinggi fundus
uteri pada ibu postpartum.
B. Penurunan tinggi fundus uteri pada ibu postpartum yang melakukan
inisiasi menyusu dini rata-rata sebesar 2-3 cm perhari.
5.2 Saran
A. Institusi, Dosen dan Mahasiswa
Diharapkan kedepannya Institusi dapat menyelenggrakan seminar
dengan topik pengaruh inisiasi menyusu dini terhadap penurunan tinggi
fundus uteri pada ibu postpartum sehingga dapat membantu mahasiswa
dalam melakukan intervensi keperawatan pada ibu nifas dengan tepat.
B. Perawat dan Masyarakat
Dapat memberikan informasi dan pengetahuan mengenai
pengaruh inisiasi menyusu dini terhadap penurunan tinggi fundus uteri
pada ibu hamil dengan kehamilan trimester III akhir sehingga dapat
menerapkan intervensi inisiasi menyusu dini untuk membantu penurunan
tinggi fundus uteri pada ibu postpartum.
C. Peneliti Selanjutnya
Diharapkan bagi peneliti selanjutnya untuk dapat menambahkan
variabel yang lebih lengkap mengenai pengaruh inisiasi menyusu dini
terhadap penurunan tinggi fundus uteri pada ibu postpartum.
25
DAFAR PUSTAKA
Ginting, D. Y., Nirwana, S., Sara, A. M., & Tarigan, L. (2020). Pengaruh Inisiasi
Menyusu Dini Terhadap Involusi Uterus Pada Ibu Postpartum. Jurnal
Kebidanan Kestra (Jkk), 2(2), 194–198.
https://doi.org/10.35451/jkk.v2i2.389 diakses pada 10 November 2020 pukul
18:14:28 WIB.
Helina, S., Roito Hrp, J., & Atriana, D. (2019). Pengaruh Inisiasi Menyusu Dini
Terhadap Penurunan Tinggi Fundus Uteri 2 Dan 48 Jam Postpartum Di
Klinik Swasta Kota Pekanbaru Tahun 2019. Jurnal Ibu Dan Anak, 7(1), 64–
73. http://jurnal.pkr.ac.id/index.php/JIA/article/view/226 diakses pada 2
Februari 2021 pukul 14:25:33 WIB.
Kemenkes RI. (2019). Profil Kesehatan Indonesia 2018 [Indonesia Health Profile
2018]. http://www.depkes.go.id/resources/download/pusdatin/profil-
kesehatan-indonesia/Data-dan-Informasi_Profil-Kesehatan-Indonesia-
2018.pdf diakses pada 22 Oktober 2020 pukul 11:53:50 WIB.
Palupi. (2012). Asuhan Kebidanan Masa Nifas Dan Menyusui. Katalog Dalam
Terbitan (KDT).
Proverawati, A. ; R. E. (2010). Kapita Selekta ASI & Menyusui. Yogyakarta. Nuha
Medika.
Putri, R. H., Surmiasih, S., Kameliawati, F., & Afifah, H. (2020). Inisiasi
Menyusu Dini dan Pencapaian Involusi Uterus pada Ibu Postpartum.
Faletehan Health Journal, 7(03), 149–154.
https://doi.org/10.33746/fhj.v7i03.136 diakses pada 23 Mare 2021 pukul
10:34:52 WIB.
Roesli, U. (2012). Panduan Inisiasi Menyusu Dini plus ASI Ekslusif. Jakara.
Pustaka Bunda.
Rofi’ah, S., Yuniyanti, B., & Isworo, A. (2015). Faktor – faktor yang
berhubungan dengan Penurunan Tinggi Fundus Uteri pada Ibu Nifas 6 jam
Post Partum. Jurnal Riset Kesehatan, 4(2), 734–742. file:///D:/mobilisasi
dini/jurnal poltek smg.pdf diakses pada 23 April 2021 pukul 05:03:18 WIB.
Sarli, D. (2017). Hubungan Kadar Hormon Oksitosin Terhadap Lama Kala Iii
Persalinan Serta Pengaruhnya Terhadap Jumlah. 1, 6–12. diakses pada 24
Sepember 2021 pukul 15:34:28 WIB.
WHO. (2015). Pusat Data dan Informasi Kementrian Kesehatan RI. Jakara
Selaan. Infodatin.
JURNAL KESEHATAN ILMIAH INDONESIA
INDONESIAN HEALTH SCIENTIFIC JOURNAL
ABSTRAK
Inisiasi menyusu dini (early initation) atau permulaan menyusu dini adalah bayi mulai menyusu
sendiri segera setelah lahir. Menurut dr.Asti bahwa ibu yang melakukan inisiasi menyusu dini akan
mempercepat involusi uterus karena pengaruh hormon oksitosin. Tujuan penelitian ini adalah untuk
mengidentifikasi pengaruh Inisiasi Menyusu Dini (IMD) terhadap involusi uterus pada ibu
postpartum. Penelitian ini menggunakan desain quasi eksperimen. Jumlah sampel dalam
penelitian ini adalah 30 orang pada kelompok intervensi dan 30 orang pada kelompok
kontrol. Pengambilan sampel dilakukan dengan menggunakan Purposive sampling. Penelitian
ini dilakukan di Klinik Bersalin Hermayanti Padangsidimpuan Tahun 2018. Analisa data digunakan
uji t-independent. Dari hasil penelitian diperoleh data Karekteristik responden pada kelompok
intervensi berumur 21-25 (46.7%), pendidikan SMA (30.0%), pekerjaan IRT (56.7%), sedangkan
pada kelompok kontrol berumur 21-25 (36.7%), pendidikan SMA (40.0%), pekerjaan IRT (53.3%).
Dari hasil uji t-independent diperoleh hasil TFU 2 jam setelah IMD didapatkan nilai p= 0.003 dan
TFU 12 jam setelah IMD didapatkan nilai p= 0.000, sedangkan TFU 7 hari setelah IMD diperoleh
nilai p= 0.002, maka dapat disimpulkan bahwa ada perbedaan yang signifikan rata-rata TFU 2 jam,
12 jam dan 7 hari setelah dilakukan IMD dengan yang tidak dilakukan IMD. Dari hasil penelitian ini
diketahui IMD mempunyai pengaruh terhadap involusi uterus.
ABSTRACT
Early initiation of breastfeeding (early initation) or the beginning of early breastfeeding is the baby
starts breastfeeding himself immediately after birth. According to Dr. Asti that mothers who initiate
early breastfeeding will accelerate uterine involution due to the influence of the hormone oxytocin.
The purpose of this study was to identify the effect of Early Breastfeeding Initiation (IMD) on uterine
involution in postpartum mothers. This study uses a quasi-experimental design. The number of
samples in this study were 30 people in the intervention group and 30 people in the control group.
Sampling is done by using purposive sampling. This research was conducted at the Hermayanti
Maternity Clinic in Padangsidimpuan. Data analysis used t-independent test. From the results of the
study obtained data Characteristics of respondents in the intervention group aged 21-25 (46.7%),
high school education (30.0%), IRT work (56.7%), while in the control group aged 21-25 (36.7%),
high school education (40.0 %), IRT work (53.3%). From the t-independent test results obtained TFU
2 hours after IMD obtained p value = 0.003 and TFU 12 hours after IMD obtained p value = 0.000,
while TFU 7 days after IMD obtained p value = 0.002, it can be concluded that there are significant
differences the average TFU is 2 hours, 12 hours and 7 days after an IMD is done with an IMD not
done. From the results of this study note that IMD has an influence on uterine involution.
9
JURNAL KESEHATAN ILMIAH INDONESIA
INDONESIAN HEALTH SCIENTIFIC JOURNAL
10
JURNAL KESEHATAN ILMIAH INDONESIA
INDONESIAN HEALTH SCIENTIFIC JOURNAL
intervensi dan 30 orang kelompok kontrol. berumur 21-25 tahun sebanyak 14 orang
Jadi total sampel untuk kedua kelompok (46,7%). Berdasarkan tingkat pendidikan
yaitu 60 orang. Semua kelompok interensi mayoritas responden berpendidikan SMU
dilakukan IMD, sedangkan kelompok sebanyak 9 orang (30,0%). Berdasarkan
kontrol hanya diberikan leaflet tentang cara pekerjaan mayoritas responden adalah ibu
melakukan IMD. IMD pada kelompok rumah tangga sebanyak 17 orang (56,7%).
intervensi dilakukan selama 1 jam dan Pada kelompok kontrol mayoritas responden
dilakukan observasi TFU sebanyak 3 kali: berumur 21-25 tahun sebanyak 11 orang
observasi ke-1 pada 2 jam setelah (36.7%). Berdasarkan tingkat pendidikan
persalinan, observasi ke-2 pada 12 jam mayoritas responden SMU sebanyak 12 orang
setelah persalinan dan observasi ke-3 pada (40.0%). Berdasarkan pekerjaan mayoritas
7 hari setelah persalinan. TFU diukur responden adalah ibu rumah tangga sebanyak
dengan menggunakan pita centimeter. 16 orang (53,3%).
11
JURNAL KESEHATAN ILMIAH INDONESIA
INDONESIAN HEALTH SCIENTIFIC JOURNAL
adalah 7,1 cm, median 7 cm dengan standar berumur 21-25 tahun sebanyak 14 orang
deviasi 0.52. (46,7%), tingkat pendidikan mayoritas
responden berpendidikan SMU sebanyak 9
Pengaruh IMD terhadap Involusi Uteri orang (30,0%), pekerjaan mayoritas responden
Tabel 5.3 adalah ibu rumah tangga sebanyak 17 orang
Pengaruh IMD terhadap Involusi uteri pada (56,7%). Berdasarkan umur responden pada
kelompok intervensi dan kelompok kontrol kelompok kontrol mayoritas berumur 21-25
setelah dilakukan IMD tahun sebanyak 11 orang (36.7%), tingkat
pendidikan mayoritas responden SMU
sebanyak 12 orang (40.0%), pekerjaan
mayoritas responden adalah ibu rumah tangga
N Vari Intervensi Kontrol SE P sebanyak 16 orang (53,3%). Rata-rata TFU 2
o abel Me SD Mea SD valu jam setelah dilakukan IMD pada kelompok
an n e intervensi rata-rata adalah 12,2 cm dengan
1 TFU 12,2 0.34 12,5 0.4 0.1 0.00 standar deviasi 0.34 dan rata-rata TFU 12 jam
2 cm cm 8 0 3 setelah dilakukan IMD rata-rata adalah 10,2 cm
jam
2 TFU 10,2 0.46 10,9 0.5 0.1 0.00 dengan standar deviasi 0.46, sedangkan rata-
12 cm cm 1 2 0 rata TFU 7 hari setelah dilakukan IMD adalah
jam 6,7 cm dengan standar deviasi 0.44. Pada
3 TFU 6,7 0.44 7,1 0.5 0.1 0.00 kelompok kontrol rata-rata TFU 2 jam adalah
7 cm cm 2 2 2 12,5 cm dengan standar deviasi 0.48, dan rata-
hari rata TFU 12 jam adalah 10,9 cm dengan standar
Berdasarkan tabel 5.3 dapat dilihat rata- deviasi 0.51, sedangkan rata-rata TFU 7 hari
rata TFU 2 jam setelah IMD pada keolmpok adalah 7,1 cm dengan standar deviasi 0.52.
intervensi rata-rata adalah 12,2 cm dengan Selanjutnya, dari hasil uji statistik t-
standar deviasi 0.34 dan rata-rata TFU 12 jam independent, TFU 2 jam setelah IMD
setelah IMD adalah 10,2 cm dengan standar didapatkan nilai p= 0.003 dan TFU 12 jam
deviasi 0.46, sedangkan rata-rata TFU 7 hari setelah IMD didapatkan nilai p= 0.000,
setelah IMD adalah 6,7 cm dengan standar sedangkan TFU 7 hari setelah IMD diperoleh
deviasi 0.44. Pada kelompok kontrol diperoleh nilai p= 0.002, maka dapat disimpulkan bahwa
rata-rata TFU 2 jam adalah 12,5 cm dengan ada perbedaan yang signifikan rata-rata TFU 2
standar deviasi 0.48,dan rata-rata TFU 12 jam jam, 12 jam dan 7 hari setelah dilakukan IMD
adalah 10,9 cm dengan standar deviasi 0.51, dengan yang tidak dilakukan IMD (Ada
sedangkan TFU 7 hari rata-rata adalah 7,1 cm pengaruh IMD terhadap involusi uteri pada ibu
dengan standar deviasi 0.52. Hasil uji statistik postpartum di klinik bersalin Khadijjah dan
TFU 2 jam setelah IMD didapatkan nilai p= Wina Medan).
0.003 dan TFU 12 jam setelah IMD didapatkan Hasil penelitian ini sesuai dengan
nilai p= 0.000, sedangkan TFU 7 hari setelah pernyataan dr. Asti Praborini, Spa, IBCLC dari
IMD diperoleh nilai p= 0.002, maka dapat Jakarta Brestfeeding Center menyebutkan
disimpulkan bahwa ada perbedaan yang bahwa ibu yang melakukan inisiasi menyusu
signifikan rata-rata TFU 2 jam, 12 jam dan 7 dini akan mempercepat involusi uterus karena
hari setelah dilakukan IMD dengan yang tidak pengaruh hormon oksitosin ditandai dengan
dilakukan IMD. rasa mules karena rahim yang berkontraksi
(Praborini, A, (2008)
Lebih lanjut, hasil penelitian ini juga sesuai
4 PEMBAHASAN dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh
Berdasarkan dari hasil penelitian, data Rita (2008) tentang pengaruh waktu menyusu
karakteristik responden didapat bahwa dini terhadap involusi uterus di Klinik Alisa
mayoritas responden pada kelompok intervensi Ponorogo Jawa Timur didapatkan hasil 95%
12
JURNAL KESEHATAN ILMIAH INDONESIA
INDONESIAN HEALTH SCIENTIFIC JOURNAL
dengan menyusui secara dini involusi ibu sedangkan rata-rata TFU 7 hari setelah
postpartum baik, dan 41,7% involusi uterus IMD adalah 7 cm, median 7 cm dengan
kurang baik karena tidak menyusu dini. standar deviasi 0.44.
Berdasarkan pernyataan dr. Shinta bahwa 4. Kelompok kontrol rata-rata TFU 2 jam
salah satu manfaat IMD saat bayi menyusu setelah IMD adalah 13 cm, median 12 cm
oksitosin akan di lepas, oksitosin adalah dengan standar deviasi 0.48 dan rata-rata
hormon yang menyebabkan kontraksi, sehingga TFU 12 jam setelah IMD adalah 11 cm,
otot-otot rahim akan berkontraksi kembali median 11 cm dengan standar deviasi 0.51,
seperti semula dan ukurannya kembali normal, sedangkan rata-rata TFU 7 hari setelah
hal ini dapat mengurangi pendarahan pada saat IMD adalah 7 cm, median 7 cm dengan
persalinan dan dapat membantu involusi uterus. standar deviasi 0.52.
( Utami, 2008) 5. Berdasarkan hasil uji statistik TFU 2 jam
Selanjutnya, menurut pernyataan dr. Utami setelah IMD didapatkan nilai p= 0.003 dan
Roesli sentuhan, kuluman, emutan, dan jilatan TFU 12 jam setelah IMD didapatkan nilai
bayi pada puting Ibu akan merangsang p= 0.000, sedangkan TFU 7 hari setelah
keluarnya oksitosin yang penting untuk IMD diperoleh nilai p= 0.002, maka dapat
berkontraksinya rahim sehingga membantu disimpulkan bahwa ada perbedaan yang
pengeluaran plasenta, mengurangi pendarahan signifikan rata-rata TFU 2 jam, 12 jam dan
Ibu dan merangsang pengeluaran ASI pada 7 hari setelah dilakukan IMD dengan yang
payudara. (Roesli, 2008) tidak dilakukan IMD.
Lippincot (1997) menyatakan kontraksi otot SARAN
perut yang dipengaruhi hormon oksitosin akan Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa
membantu involusi yang dimulai setelah Inisiasi menyusu dini memberikan manfaat
plasenta keluar dan segera setelah melahirkan terhadap involusi uterus di klinik Bersalin
dapat dideteksi dengan pemeriksaan lochea, Hermayanti Padangsidimpuan. Oleh karena
konsistensi itu, penting untuk diinformasikan dan
diterapkan bahwa Inisiasi menyusu dini
5. KESIMPULAN DAN SARAN (IMD) salah satu intervensi non-
KESIMPULAN farmakologik untuk membantu pemulihan
1. Karekteristik responden pada kelompok ibu setelah melahirkan di berbagai tatanan
intervensi dapat digambarkan sebagai pelayanan kesehatan baik di Rumah Sakit,
berikut: umur responden mayoritas Klinik, Puskesmas maupun di masyarakat.
berumur 21-25 sebanyak 14 orang (46.7%),
pendidikan mayoritas SMA sebanyak 9
orang (30.0%), pekerjaan mayoritas IRT
sebanyak 17 orang (56.7%). 6. REFERENSI
2. Karekteristik responden pada kelompok Ambarwati, R,E., Wulandari, D. (2009).
kontrol dapat dapat digambarkan sebagai Asuhan Kebidanan Nifas. Jogjakarta:
berikut: umur responden mayoritas Mitra Cendika Press.
berumur 21-25 sebanyak 11 orang (36.7%), Barata,D (2006).
pendidikan mayoritas SMA sebanyak 12 http://www.Dinkeskaltim.com,
orang (40.0%), pekerjaan mayoritas IRT Selamatkan ibu dan anak indonesia.
sebanyak 16 orang (53.3%). Diperoleh tanggal 2 Oktober 2008.
Lippicott`s (1997). Maternal-newborn nursing.
3. Kelompok intervensi rata-rata TFU 2 jam USA
setelah IMD adalah 12 cm, median 12 cm Manuaba. (2007). Pengantar Kuliah Obstetri .
dengan standar deviasi 0,34 dan rata-rata Jakarta: EGC.
TFU 12 jam setelah IMD adalah 10 cm, Mochtar, R (1998). Sinopsis Obstetri . Jakarta:
median 10 cm dengan standar deviasi 0.46, EGC.
13
JURNAL KESEHATAN ILMIAH INDONESIA
INDONESIAN HEALTH SCIENTIFIC JOURNAL
14
Jurnal Kebidanan Vol. 11 No.2 ISSN 2580-4774 (Online)
September 2021 hal 56-62 ISSN 2088-2505 (Print)
Oleh
Widi Maulana Andrian 1, Ahmaniyah2* , Puput Kurnia Dari 3, Putri Yanti 4
1,2,3,4 Program Studi Pendidikan Profesi Bidan, Fakultas Ilmu Kesehatan, Universitas Wiraraja
ABSTRAK
Involusi uteri menjadi salah satu aspek yang perlu dievaluasi pada masa nifas.
Involusi uteri berperan penting dalam menekan pendarahan post partum dan
kembalinya ukuran uterus menjadi fisiologis seperti kondisi normal sebelum
hamil. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan inisiasi menyusui dini
terhadap kejadian involusi uterus pada ibu post partum di UPT Puskesmas
Talango. Jenis penelitian ini adalah penelitian analitik korelasional dengan
pendekatan cross sectional. Tehnik pengambilan sampel dengan purposive
sampling sebanyak 41 ibu post partum. Analsis statistik menggunakan chi square
pada derajat kemaknaan α = 0,05. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian
besar (75,6%) ibu post partum yang melakukan inisiasi menyusui dini segera
setelah lahir, mengalami kejadian involusi uterus secara normal, dengan hasil uji
statistic chi square didapat hasil p value = 0,001(α<0,05) yang berarti ada
hubungan inisiasi menyusui dini terhadap involusi uterus pada ibu post partum.
Berdasarkan hasil penelitian disimpulkan bahwa ada hubungan Inisiasi Menyusui
Dini dengan proses involusi uterus secara normal pada ibu post partum. Involusi
uterus merupakan salah satu aspek yang sangat penting dikaji dan diupayakan
untuk berjalan secara normal untuk mengurangi terjadinya komplikasi persalinan,
yaitu salah satunya dengan melakukan inisiasi menyusui dini yang terbukti
berhubungan dengan involusi uteri secara normal.
ABSTRACT
THE RELATIONSHIP OF EARLY BREASTFEEDING INITIATION AND UTERINE
INVOLUTION IN POSTPARTUM MOTHERS
A. PENDAHULUAN
World Health Organization (WHO) melaporkan angka kematian ibu di
seluruh Dunia 216/100.000 KH, diantaranya Negara Eropa 16/100.000 KH,
Argenia 542/100.000 KH setiap tahun. Kejadian kematian ibu sebagian besar
terdapat di negara berkembang yaitu sebesar 98% - 99% dimana kematian ibu di
negara berkembang 100% lebih tinggi dibandingkan dengan negara maju.Menurut
JNPK-KR tahun 2017 penyebab tingginya angka kesakitan dan kematian ibu di
banyak Negara berkembang termasuk Indonesia, disebabkan oleh eklampsia
(23%), perdarahan pasca persalinan (22%), komplikasi pasca keguguran (12%),
dan sepsis (9%) (Legawati, 2018).
Menurut Profil Kesehatan Provinsi Jawa Timur tahun 2018, Angka Kematian
Ibu (AKI) di Provinsi Jawa Timur mencapai 91,45% per 100.000 KH, angka ini
mengalami penurunan jika dibandingkan tahun 2017 yaitu 91,92% per 100.000
KH. Penyebab tertinggi kematian ibu diantaranya penyebab lain-lain yaitu 32,32%
atau 170 orang, Pre-eklampsi/Eklampsi 31,32% atau 163 orang, dan perdarahan
22,8% atau 119 orang. Sedangkan penyebab terkecil adalah infeksi yaitu sebesar
3,64% atau 19 orang.
Berdasarkan Laporan Kematian Ibu (LKI) Kabupaten Sumenep tahun 2018,
Angka Kematian Ibu di Kabupaten Sumenep pada tahun 2018 mencapai 78 per
100.000 KH, angka tersebut mengalami peningkatan dibandingkan tahun 2017
yaitu 54 per 100.000 kelahiran hidup. Disebabkan oleh beberapa factor yaitu
penyebab langsung, penyebab tidak langsung dan penyebab yang mendasar.
Penyebab langsung yang berkaitan dengan kondisi ibu seperti anemia, KEK, terlalu
muda, terlalu tua, dan sering melahirkan, sedangkan penyebab tidak langsung yang
berkaitan dengan pelayanan kesehatan, dan penyebab yang mendasar seperti
timbulnya 3 terlambat dalam mengambil keputusan serta rendahnya status
kesehatan penduduk miskin.
Berdasarkan survey awal pada ibu nifas sampai dengan keadaan data bulan
Maret 2013 di UPTD Puskesmas Talango Kabupaten Sumenep terdapat 110 orang
ibu nifas yang dilakukan wawancara singkat didapatkan hasil data bahwa
sebanyak 92 ibu nifas (83,6%) dilakukan IMD dan 10 orang diantaranya dilakukan
pengukuran TFU dengan hasil sesuai dengan standart menurut usia kelahian.
Sedangkan sebanyak 18 ibu nifas (16,4%) tidak dilakukan IMD dan 10 orang
diantaranya dilakukan pengukuran TFU dengan hasil yang berbeda bahwa 7 orang
diantaranya sesuai standart TFU menurut usia kelahiran sedangkan 3 diantaranya
tidak sesuai dengan standart. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui
hubungan Inisiasi Menyusui Dini terhadap kejadian involusi uterus pada ibu post
partum di UPTD Puskesmas Talango Tahun 2020.
B. METODE PENELITIAN
Penelitian ini dilakukan di UPT. Puskesmas Talango, menggunakan desain
penelitian analitik korelasional dengan sampel sebanyak 41 orang ibu post partum
yang diambil secara total sampling. Teknik pengumpulan data yaitu dengan
wawancara dan kuesioner. Uji statistik yang digunakan adalah Chi square.
C. HASIL PENELITIAN
Hasil penelitian dibagi menjadi data umum dan khusus. Data umum yang
meliputi karakteristik ibu didapatkan hasil sebagian besar ibu berusia 21 – 35
tahun (63%), persalinan pertama (68%), dan telah mendapatkan informasi
tentang IMD sebelumnya (68%). Data khusus hasil penelitian disajikan pada Tabel
1 dan 2 di bawah ini.
Tabel 1. Distribusi Responden Berdasarkan Inisiasi Menyusui Dini
No IMD Frekuensi Persentase
(%)
1. Ya 31 75,6
2. Tidak 10 24,4
Total 41 100
D. PEMBAHASAN
Hasil penelitian menunjukkan sebagian besar ibu memberikan IMD dan
mengalami involusi uterus yang normal. IMD merupakan salah satu faktor yang
mendukung untuk terjadinya proses involusi uteri, karena dengan memberikan
ASI segera setelah bayi lahir memberikan efek kontraksi pada otot polos uterus.
Prolaktin bertanggung jawab dalam memulai produksi ASI, namun penyampaian
ASI ke bayi dan pemeliharaan laktasi bergantung pada stimulasi mekanis pada
puting susu. Sentuhan dan hisapan payudara ibu mendorong keluarnya oksitoksin
yang menyebabkan kontraksi pada uterus sehingga membantu keluarnya plasenta
dan mencegah perdarahan. Oksitoksin juga menstimulasi hormon-hormon lain
yang menyebabkan ibu merasa aman dan nyaman, sehingga ASI keluar dengan
lancar.
Ibu di wilayah UPTD Puskesmas Talango mengatakan telah mendapatkan
pendidikan kesehatan tentang inisiasi menyusui dini dari bidan dan Bidan
membantu melakukan inisiasi menyusui dini langsung pada saat setelah
persalinan. Pada penelitian ini ibu yang tidak melakukan IMD mayoritas
melakukan persalinan dengan cara operasi sesar (SC).
Involusi uterus dimulai setelah proses persalinan yaitu setelah placenta
dilahirkan. Proses involusi berlangsung kira-kira selama 6 minggu. Involusi belum
selesai sampai akhir puerperium, tetapi penurunan ukuran dan berat uterus
banyak terjadi pada kunjungan kedua nifas hari ke 7 atau 10 periode pascanatal,
laju involusi bervariasi dari satu wanita ke wanita lainnya dan kemajuannya harus
dikaji secara individual. Hal ini dapat dilakukan dengan melakukan perabaan atau
palpasi uterus melalu dinding abdomen dan menentukan apakah terjadi
pengecilan ukuran (Walyani, 2015).
Involusi uteri sebagian besar ibu post partum di wilayah UPTD Puskesmas
Talango berlangsung secara normal. Banyak faktor yang mempengaruhi involusi
uteri, salah satunya adalah hormon oksitosin. IMD membantu produksi hormon
oksitosin sehingga dapat membantu kontraksi dan involusi uterus.
Efek fisiologis dari oksitoksin adalah merangsang
kontraksi oto polos uterus baik pada masa persalinan maupun masa nifas sehingga
akan mempercepat proses involusi uterus. Disamping itu oksitosin juga
mempunyai efek pada payudara ibu, yaitu meningkatkan pemancaran ASI dari
kelenjer mammae (Walyani, 2017).
Sebagian besar ibu di UPT Puskesmas Talango yang melakukan IMD
mengalami involusi uteri yang bagus. Tidak ada ibu yang mengalami
keterlambatan involusi uteri pada ibu yang melakukan IMD. Hasil penelitian ini
menjelaskan bahwa ada hubungan antara IMD dan involusi uteri pasca persalinan.
Penelitian sebelumnya menjelaskan bahwa terdapat hubungan antara IMD dengan
involusi uterus (Arwiyantasari et al, 2019; Putri et al, 2020; Amalia, 2016).
Terdapat perbedaan Tinggi Fundus uterus yang signifikan antara ibu yang
memberikan IMD dengan ibu yang tidak memberikan IMD, dimana ibu yang
memberikan IMD tinggi fundus uterinya lebih rendah dibandingkan dengan yang
tidak memberikan IMD (Putri et al, 2020; Nelwatri, 2014).
Dalam penelitian lain yang dilakukan di Indonesia dan Mesir, dihasilkan
bahwa IMD dapat mengurangi pendarahan vagina setelah melahirkan dan
memperbaiki ukuran uteri baik dalam 24 jam setelah persalinan hingga 7 hari
setelah persalinan (Al Sabati & Mousa, 2019; As’ad & Idris, 2019). IMD sangat
membantu pengeluaran hormon oksitosin ibu yang berfungsi sebagai
meningkatkan kontraksi uterus. Hal ini yang menyebabkan involusi uterus
berjalan dengan normal dan mengurangi terjadinya pendarahan post partum. Usia
ibu yang tidak beresiko ibu di UPT Puskesmas Talango dapat menjadi faktor yang
mempengaruhi involusi uteri. Paparan informasi yang adekuat tentang IMD
memotivasi ibu untuk melakukan IMD terhadap bayinya dengan dukungan dari
Bidan yang membantu persalinan.
F. DAFTAR PUSTAKA
Al Sabati, S. Y., & Mousa, O. (2019). Effect of Early Initiation of Breastfeeding on the
Uterine Consistency and the Amount of Vaginal Blood Loss during Early
Postpartum Period. Nursing & Primary Care, 3(3), 1-6.
Amalia, R. (2016, October). The association of early breastfeeding initiation and
uterine involution. In Proceeding International Conference (pp. 302-308).
Arwiyantasari, W. R., Bachrun, E., & Ratnawati, R. (2019). HUBUNGAN ANTARA
INISIASI MENYUSUI DINI DENGAN INVOLUSI UTERUS PADA IBU POST
PARTUM NORMAL DI POSKESDES MELATI DESA GARON KAB.
MADIUN. Siklus: Journal Research Midwifery Politeknik Tegal, 8(2), 160-165.
As' ad, S., & Idris, I. (2019). Relationship between Early Breastfeeding Initiation
and Involution Uteri of Childbirth Mothers in Nenemallomo Regional Public
Hospital and Arifin Nu'mang Public Regional Hospital of SidenrengRappang
Regency in 2014. Indian Journal of Public Health Research &
Development, 10(4).
Heryani, R. 2017. Asuhan KebidanannIbu Nifas dan Menyusu. Jakarta: CV Trans
Info Media.
JNPK-KR. 2014.Pelatihan Klinik Asuhan Persalinan Normal Bahan Tambahan
Inisiasi Menyusu Dini. Jakarta, Indonesia.
Kemenkes RI. 2018. Profil Kesehatan Indonesia 2018. Jakarta: Kemenkes RI.
Legawati.2018. Asuhan Persalinan dan Bayi Baru Lahir.Malang: Wineka Media
Maryunani, A. 2012.Inisiasi Menyusu Dini, ASI Eklusif dan Manajemen Laktasi.
Jakarta: CV Trans Info Media.
Nelwatri, H. (2014). Pengaruh Inisiasi Menyusu Dini (IMD) Terhadap Involusi
Uterus pada Ibu Bersalin di BPS Kota Padang Tahun 2013. Jurnal Ipteks
Terapan, 8(3), 83-87.
Putri, R. H., Surmiasih, S., Kameliawati, F., & Afifah, H. (2020). Inisiasi Menyusu Dini
dan Pencapaian Involusi Uterus pada Ibu Postpartum. Faletehan Health
Journal, 7(03), 149-154.
Roito, Juraida, et al,.2013. Asuhan Kebidanan pada Ibu Nifas. Jakarta: EGC.
PENGARUH INISIASI MENYUSU DINI TERHADAP KONTRAKSI UTERUS PADA IBU NIFAS
DI PUSKESMAS SLAWI KABUPATEN TEGAL
Ike Putri Setyatama1 , Ika Esti Anggraeni2, Siti Erniyati Berkah Pamuji3
1,2,3 ProgramStudi DIII Kebidanan STIKES Bhamada Slawi, Kabupaten Tegal, 08985915665
1 Email: ike.putri.nugraha@gmail.com
ABSTRAK
Perdarahan merupakan penyebab utama kematian ibu di Kabupaten Tegal pada Tahun 2017. Berdasarkan hasil
survei di Puskesmas Slawi tahun 2018, terdapat 30 ibu bersalin yang mengalami perdarahan postpartum. Inisiasi
Menyusu Dini (IMD) adalah perilaku pencarian puting payudara ibu sesaat setelah bayi lahir. Melaksanakan IMD
akan menstimulasi produksi hormon oksitosin secara alami. Hormon Oksitosin ini membantu uterus berkontraksi,
sehingga dapat mengontrol perdarahan nifas.Tujuan penelitian untuk menganalisis pengaruh IMD terhadap
kontraksi uterus pada ibu nifas di Puskesmas Slawi. Populasi dalam penelitian ini adalah ibu yang bersalin di
Puskesmas Slawi periode bulan Januari-Desember tahun 2018 sebanyak 215 responden, dan sampel sebanyak 140
responden. Desain penelitian ini menggunakan metode survei dengan pendekatan case control. Berdasarkan
perhitungan Chi Square dengan α = 0,05 diperoleh nilai p sebesar 0,029. Karena nilai p < α berarti secara statistik hasil
pengujian signifikan, berarti ada hubungan antara variabel, dan hasil uji statistik pengaruh dengan Regresi Logistik,
diperoleh nilai Sig. 0,029, berarti ada pengaruh antara variabel dengan R Square 0,034, berarti bahwa variabel IMD
berpengaruh terhadap kontraksi uterus sebesar 3,4%. Kesimpulan dalam penelitian ini ada hubungan dan ada pengaruh
IMD terhadap kontraksi uterus ibu nifas di Puskesmas Slawi Kabupaten Tegal.
ABSTRACT
Hemorrhage is the main cause of maternal mortality in Tegal regency 2017. Based on the survey at Slawi District
Health Centre, in January – December 2018, there were 30 women in labor with postpartum hemorrhage. Early
Initiation of Breastfeeding (IMD) is an act performed by the baby in finding mother’s nipple after born. IMD will
stimulate oxytocin hormones helping uterine to get contraction and can control hemorrhage after labor. The study
was aimed to analyze the effect of IMD towards uterine contraction for postpartum mother at Slawi District Health
Centre. The population was women in labor at Puskesmas Slawi as 215 respondents; the sample was 140 women in
labor, and performed or not performed IMD The research design applied case control study..Based on Chi Square with α
= 0.05, p value was 0.029. It refused Ho; there was a relationship of those variables. The logistic regression described that
Sig. value was 0.029; it showed an effect of those variables with R square of 0.034 stating IMD had an effect of uterine
contraction as 3.4%. Therefore, there were a relationship and an effect of IMD towards uterine contraction of postpartum
mother at Puskesmas Slawi.
31
Setyatama, et al., Pengaruh Inisiasi Menyusu Dini Terhadap Kontraksi Uterus Pada Ibu Nifas ….
SJKB, Vol. 6, No. 1, Juni 2019, 31-36
32
Setyatama, et al., Pengaruh Inisiasi Menyusu Dini Terhadap Kontraksi Uterus Pada Ibu Nifas ….
SJKB, Vol. 6, No. 1, Juni 2019, 31-36
33
Setyatama, et al., Pengaruh Inisiasi Menyusu Dini Terhadap Kontraksi Uterus Pada Ibu Nifas ….
SJKB, Vol. 6, No. 1, Juni 2019, 31-36
34
Setyatama, et al., Pengaruh Inisiasi Menyusu Dini Terhadap Kontraksi Uterus Pada Ibu Nifas ….
SJKB, Vol. 6, No. 1, Juni 2019, 31-36
35
Setyatama, et al., Pengaruh Inisiasi Menyusu Dini Terhadap Kontraksi Uterus Pada Ibu Nifas ….
SJKB, Vol. 6, No. 1, Juni 2019, 31-36
36