Jurnal Nuzul Yustian 14710112

Download as docx, pdf, or txt
Download as docx, pdf, or txt
You are on page 1of 8

KAMPURUI JURNAL Faktor-Faktor Yang Berhubungan

KESEHATAN MASYARAKAT Dengan Angka Kejadian TB Paru


Kota Baubau
Nuzul Yustian1), Wahyuddin2), LD. Yusman
Muriman3)
https://www.ejournal.lppmunidayan.ac.id/ 1)
Program Studi Ilmu Kesehatan Masyarakat
index.php/kesmas
Universitas Dayanu Ikhsanuddin, Kota Baubau,
Indonesia
e-ISSN: 2549-6654 2)
Program Studi Ilmu Kesehatan Masyarakat
P-ISSN: 2338-610x Universitas Dayanu Ikhsanuddin, Kota Baubau,
Indonesia
Keywords: Health Facilities, Health Services, Role of 3)
Program Studi Ilmu Kesehatan Masyarakat
Health Officers and, Pilmonary TB Incidence Rate Universitas Dayanu Ikhsanuddin, Kota Baubau,
Indonesia
Kata kunci: Fasilitas Kesehatan, Layanan
Kesehatan, Peran Petugas Kesehatan, dan Angka Dikirim:
Kejadian TB Paru Direvisi:
Disetujui:

Korespondensi Penulis: ABSTRACT


nuzulyustian@gmail.com In Baubau City the incidence of pulmonary
TB can be said to be still quite high with the
number of detected cases as many as 202 cases
spread across 17 health centers in Baubau City
with Wajo Health Center as the health center
PENERBIT with the highest incidence rate of 32 cases. The
purpose of this study was to determine the
Fakultas factors associated with the incidence of
pulmonary TB in Baubau City.
The research used is an analytic survey
with a cross sectional study design. The
Kesehatan Masyarakat Universitas Dayanu population is all TB programmers in all
Ikhsanuddin Puskesmas in Baubau City along with their
assistants and TB wasors who are in the
Alamat: Jl. Sultan Dayanu Ikhsanuddin No. 124,
Baubau City Health Office, totaling 35 people.
Baubau 93724
The sampling technique in this study is Total
Sampling with a total sample of 35 people. The
data analysis used is univariate and bivariate
analysis.
The results of the study on factors related
to the incidence of pulmonary TB in Baubau
City in Baubau City obtained Health Facilities
with a value of p = 0.536 ≥ 0.05, Health Services
with a value of p = 0.536
≥ 0.05, Role of Health Officers with a value
of p = 0.463 ≥ 0.05 and the Role of Field Officers
with a value of p = 0.034 ≤ 0.05. The conclusion
is that there is no relationship between Health
Facilities, Health Service, and the Role of Health
Officers, with the incidence of pulmonary TB in
Baubau City with a p value of ≥ 0.05, and there
is a relationship between the Role of Field

Kampurui Jurnal Kesehatan Masyarakat Vo. No. , 2021 | 1


Officers and the incidence of pulmonary TB in diakibatkan oleh sejenis bakteri yakni
Baubau City with a p value of ≤ 0.05. Mycobacterium tuberculosis. Bakteri ini
Suggestions for officers, although the role as umumnya menyerang paru-paru atau lebih
officer have been neiled, it is better if it does the sering dikenal dengan istilah TB paru, selain
role as a health worker is done regularly, so itu bakteri ini dapat pula dapat menginfeksi
that he spread of TB can be pressed area lain atau biasa dikenal dengan TB luar
paru. Tuberkulosis (TB) sejatinya merupakan
INTISARI penyakit lama. Berbagai macam Studi pada
Di Kota Baubau angka kejadian TB paru kerangka manusia menunjukkan bahwa ia
dapat dikatakan masih cukup tinggi dengan telah mempengaruhi manusia selama ribuan
jumlah kasus terdeteksi adalah sebanyak 202 tahun. Penyebabnya tidak diketahui sampai
kasus yang tersebar di 17 Puskesmas yang ada 24 Maret 1882, ketika Dr Robert Koch
di Kota Baubau dengan Puskesmas Wajo mengumumkan bahwa dia telah menemukan
sebagai Puskesmas dengan angka kejadian sejenis bakteri, yakni Mycobacterium
tertinggi yakni 32 kasus. Tujuan Penelitian tuberculosis, sebuah acara yang sekarang
ini untuk mengetahui Faktor-Faktor Yang diperingati setiap tahun sebagai Hari TB
Berhubungan dengan Angka Kejadian TB Paru Sedunia. Secara keseluruhan, sekitar 90%
Kota Baubau kasus terjadi di kalangan orang dewasa,
Penelitian yang digunakan adalah survey dengan lebih banyak kasus di antara pria
analitik dengan rancangan cross sectional daripada wanita. Itu rasio pria : wanita di
study. Populasi adalah seluruh programer TB antara orang dewasa adalah sekitar 2 : 1
di seluruh Puskesmas di Kota Baubau beserta (WHO, 2018).
pendampingnya dan wasor TB yang berada di Periode 2014 dan 2015, semua Negara
Dinas Kesehatan Kota Baubau yang berjumlah Anggota WHO dan Perserikatan Bangsa-
35 orang. Teknik pengambilan sampel dalam Bangsa (PBB) berkomitmen untuk mengakhiri
penelitian ini yaitu Total Sampling dengan epidemi TB. Mereka melakukan ini dengan
jumlah sampel sebanyak 35 orang. Analisis secara bulat mendukung Akhir WHO Strategi
data yang digunakan adalah analisis univariat TB di Majelis Kesehatan Dunia pada Mei 2014,
dan bivariat. dan dengan mengadopsi Tujuan
Hasil penelitian tentang Faktor-Faktor Pembangunan Berkelanjutan PBB (SDGs) pada
Yang Berhubungan Dengan Angka Kejadian TB bulan September 2015. Strategi Akhir TB
Paru Kota Baubau di Kota Baubau diperoleh memiliki tujuan keseluruhan untuk
Fasilitas Kesehatan dengan nilai p = 0.536 ≥ α mengakhiri epidemi TB global, dan itu
= 0.05, Layanan Kesehatan dengan nilai p = mendefinisikan target (2030, 2035) dan
0.536 ≥ α = 0.05, Peran Petugas Kesehatan tonggak sejarah (2020,2025) untuk
dengan nilai p = 0.463 ≥ α = 0.05 dan Peran pengurangan kasus TB dan kematian perlu
Petugas Lapangan dengan nilai p = 0.034 ≤ α = dilakukan mencapai tujuan itu. SDGs
0.05. Kesimpulan, yaitu tidak ada hubungan menyertakan target untuk mengakhiri
antara Fasilitas Kesehatan, Layanan Epidemi TB pada tahun 2030 (WHO, 2018).
Kesehatan, serta Peran Petugas Kesehatan, Di Indonesia, prevalensi kasus baru TB
dengan Angka Kejadian TB Paru Kota Baubau berjumlah 420.994 kasus di tahun 2017. Jika
dengan nilai p ≥ α = 0.05, dan ada hubungan melihat data WHO tahun 2019 menyebutkan,
antara Peran Petugas Lapangan dengan jumlah estimasi kasus TB di Indonesia
Angka Kejadian TB Paru Kota Baubau dengan sebanyak 845.000 orang. Jumlah ini
nilai p < α = 0.05. Saran bagi petugas, walapun meningkat dari sebelumnya sebanyak 843.000
peran sebagai petugas sudah dilakukan, ada orang. Ini menempatkan Indonesia sebagai
baiknya jika melakukan peranan sebagai salah satu negara penyumbang 60% dari
tenaga kesehatan dilakukan secara rutin, agar seluruh kasus TB dunia. Berdasarkan survei,
penyebaran TB dapat ditekan persebaran kasusTuberkulosis pada laki-laki 3
kali lebih tinggi dibandingkan pada
1. PENDAHULUAN perempuan. Begitu juga yang terjadi di
TB merupakan penyakit menular yang negara-negara lain. Hal ini terjadi karena laki-

Kampurui Jurnal Kesehatan Masyarakat Vo. No. , 2021 | 2


laki lebih terpapar pada faktor risiko TB dari kantor atau instansi yang berkaitan
misalnya perilaku merokok dan kurangnya dengan penelitian ini yaitu kantor Dinas
kepatuhan minum obat. Survei tersebut Kesehatan Kota Baubau. Pengelolaan data
menunjukkan bahwa dari seluruh partisipan dilakukan dengan menggunakan aplikasi
laki-laki yang merokok berjumlah 68,5% dan Microsoft Exel dan SPSS versi 22.0. Analisis
hanya 3,7% partisipan perempuan yang yang digunakan pada penelitian ini adalah
merokok (Kemenkes, 2019). analisis univariat dan analisis bivariat (dengan
Provinsi Sulawesi Tenggara menangani uji chi square).
pasien positif TB berjumlah 282 pasien. Dari
data tersebut terbagi menjadi dua kategori 3. HASIL
penyakit TB yaitu TB Multi drug resistant ANALISIS UNIVARIAT
(MDR) dan TB biasa. Dibawah ini persebaran Tabel 1 di bawah ini menunjukkan
pasien positif TB di Sultra yang ditangani distribusi karakteristik responden
RSUD Bahteramas, TB MDR terdapat 28 pasie berdasarkan jenis kelamin laki-laki sebanyak
dan TB biasa terdapat 254 pasien (Ilham 4 orang (11,4%) dan perempuan sebanyak 31
Surahmin, 2018). orang (88.6%). Karakteristik responden
Data kasus TB di Kota Baubau pada tahun berdasarkan kategori umur yang paling
2017 jumlah kasus penderita positif TB (BTA banyak adalah kategori umur 27-31 tahun
+) sebanyak 230 orang, pada tahun 2018 yakni sebanyak 12 orang (34%) dan
kasus penderita positif TB mengalami karakteristik responden berdasarkan umur
peningkatan kasus dari 230 orang menjadi paling sedikit adalah kategori umur 47-51
363 orang, dan pada tahun 2019 kasus tahun yakni sebanyak 1 orang (3%).
penderita postif TB mengalami penurunan Karakteristik responden berdasarkan
dari 363 orang menjadi 318 orang, lalu pada tingkat pendidikan paling banyak adalah
tahun 2020, kasus TB mengalami penurunan responden yang berpendidikan D3 sebanyak
kembali, menjadi 202 orang. (Dinkes Kota 21 orang (60%) dan yang paling sedikit adalah
Baubau, 2020). Oleh sebabnya peneliti pun responden yang berpendidikan S1 sebanyak
tertarik untuk mengetahui tentang “Faktor- 14 orang (40%). Karakteristik reponden
faktor yang Berhubungan Dengan Angka waktu tempuh dengan jumlah dan presentase
Kejadian TB Paru di Kota Baubau”. tertinggi yakni 5 menit sebanyak 10 (28,6%)
2. METODE PENELITIAN dan paling sedikit adalah 1, 3, 6, 7, dan 19
Penelitian yang dipakai adalah survey menit dengan masing-masing sebanyak 1
analitik dengan rancangan cross sectional (2,9%).
study. Penelitian ini dilakukan di wilayah kerja
Dinas Kesehatan Kota Baubau (seluruh Tabel 1. Distribusi Karakteristik Responden
Puskesmas di Kota Baubau) dan dilakukan Karakteristik
n %
pada April s.d Mei 2021. Populasi dalam Responden
penelitian ini adalah keseluruhan programmer Jenis Kelamin
TB beserta pendamping di seluruh Puskesmas Laki-Laki 4 11,4
di Kota Baubau, serta petugas Wasor TB di Perempuan 31 88,6
Dinas Kesehatan Kota Baubau sebanyak 35
orang dan teknik penarikan sampel Umur
22-26 7 20
menggunakan teknik total sampling, dimana
27-31 12 34
jumlah keseluruhan dari populasi dijadikan 32-36 4 11
sampel dari penelitian ini. Variabel yang 37-41 8 23
diteliti pada penelitian ini adalah faktor 42-46 3 9
fasilitas kesehatan, layanan kesehatan, serta 47-51 1 3
faktor peran petugas kesehatan dengan angka
kejadian TB Paru. Pengumpulan data melalui Pendidikan
data primer yang diperoleh dari instrumen D3 21 60
penelitian dalam hal ini menggunakan lembar S1 14 40
kuisioner, dan data sekunder yang diperoleh
Kampurui Jurnal Kesehatan Masyarakat Vo. No. , 2021 | 3
Waktu Tempuh Layanan Kesehatan
1 menit 1 2,9 Kurang 15 42,9
3 menit 1 2,9 Cukup 20 57,1
5 menit 10 28,6
6 menit 1 2,9 Peran Petugas Kesehatan
7 menit 1 2,9 Kurang 30 85,7
10 menit 5 14,3 Cukup 5 14,3
15 menit 7 20,0
19 menit 1 2,9 Peran Petugas Lapangan
20 menit 2 5,7 Kurang 3 8,6
30 menit 6 17,1 Cukup 32 91,4

Sumber: Data Primer, 2021 Angka Kejadian TB Paru


Terkendali 20 57,1
Tabel 2 di bawah ini distribusi frekuensi Tidak Terkendali 15 42,9
responden berdasarkan fasilitas kesehatan
menunjukkan bahwa mayoritas responden Sumber: Data Primer, 2021
fasilitas kesehatan menjawab cukup, yakni
sebanyak 31 (88,6%), dan fasilitas kesehatan ANALISI BIVARIAT
yang kurang, sebanyak 4 (11,4%) responden. Berdasarkan hasil uji Chi-square
Distribusi frekuensi responden berdasarkan menunjukkan nilai signifikan p-value = 0.536 >
layanan kesehatan menunjukkan bahwa α = 0,05 yang berarti tidak adanya hubungan
mayoritas responden menjawab cukup, yakni antara fasilitas kesehatan dengan kejadian TB
sebanyak 20 (57,1%), dan fasilitas kesehatan paru di Kota Baubau. Hasil uji Chi-square
yang kurang, sebanyak 15 (42,9%) responden. menunjukkan nilai signifikan p-value = 0.536 >
Distribusi frekuensi responden α = 0,05 yang berarti tidak adanya hubungan
berdasarkan peren petugas kesehatan antara layanan kesehatan dengan kejadian TB
menunjukkan bahwa mayoritas responden paru di Kota Baubau. Hasil uji Chi-square
menjawab kurang, yakni 30 (85,7%) menunjukkan niali signifikan p-value = 0.463 >
responden, sedangkan yang menjawab cukup, α = 0,05 yang berarti tidak adanya hubungan
yakni 5 (14,3%) responden. Distribusi antara peran petugas kesehatan dengan
frekuensi responden berdasarkan peran kejadian TB paru di Kota Baubau. Hasil uji Chi-
petugas lapangan menunjukkan bahwa square menunjukkan niali signifikan p-value =
mayoritas responden menjawab cukup, yakni 0.034 > α = 0,05 yang berarti terdapat
32 (91,4%) responden, sedangkan yang hubungan antara peran petugas lapangan
menjawab kurang yakni sebanyak 3 (8,6%) dengan kejadian TB paru di Kota Baubau. Hasil
responden. analisis bivariat dapat dilihat pada tabel 3 di
Distribusi frekuensi responden bawah ini
berdasarkan angka kejadian TB Paru
menunjukan bahwa mayoritas responden
kejadian TB paru berada pada rentang
terkendali dengan 20 (57,1%) responden dan
tidak terkendali dengan 15 (42,9%)
responden.

Tabel 2, Distribusi Responden berdasarkan


Fasilitas Kesehatan, Layanan Kesehatan, Peran
Petugas Kesehatan, Peran Petugas Lapangan,
Angka Kejadian TB Paru
Variabel n %
Fasilitas Kesehatan
Kurang 4 11,4
Cukup 31 88,6

Kampurui Jurnal Kesehatan Masyarakat Vo. No. , 2021 | 4


Tabel 3 Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Angka Kejadian TB Paru Kota Baubau
Angka Kejadian TB Paru
Jumlah
Variabel P-value
Tidak Terkendali Terkendali
n % n % N %
Fasilitas
Kesehatan
Kurang 3 8,6 0 0 3 8,6
Cukup 20 57,1 12 34,3 32 91,4 0,536

Layanan
Kesehatan
Kurang 2 5,7 0 0 3 5,7
Cukup 21 60 12 34,3 33 94,3 0,536

Peran Petugas
Kesehatan
Kurang 10 28,6 3 8,6 13 37,1
Cukup 13 37,1 9 25,7 22 62,9 0,463

Peran Petugas
Lapangan
Kurang 0 0 3 8,6 3 8,6
Cukup 23 65,7 9 25,7 32 91,4 0,034

Sumber: Data Primer 2020


dengan pot TB dan mikroskop yang tidak
4. PEMBAHASAN tersedia maka pihak puskesmas melakukan
Hubungan Fasilitas Kesehatan dengan antisipasi yakni melakukan kerja sama dengan
Kejadian TB Paru di Kota Baubau instansi lainnya dalam hal ini yakni RSUD.
Berdasarkan asil penelitian yang telah Sedangkan untuk responden yang fasilitas
dilakukan, dikatahui bahwa tidak adanya kesehatan yang cukup sebanyak 32 responden
hubungan antara fasilitas kesehatan dengan (91,4%) dengan angka kejadian TB paru tidak
angka kejadian TB paru di Kota Baubau terkendali sebanyak 20 responden (57,1%)
dengan menggunakan uji Chi-square dan terkendali sebanyak 12 responden
menunjukkan nilai signifikan p-value = 0.536 > (34,3%), hal ini dikarenakan instansi tempat
α = 0,05. responden bekerja dalam kaitannya dengan
Hasil penelitian ini menunjukan bahwa penanganan kasus TB paru berdasarkan
responden yang fasilitas kesehatan yang fasilitas kesehatan dalam menangani kasus
kurang sebanyak 3 responden (8,6%%) TB paru sudah lengkap, meskipun demikian
dengan angka kejadian TB paru yang tidak ada beberapa puskesmas yang pada
terkendali sebanyak 3 responden (8,6%) dan laboratoriumnya tidak memiliki pot TB dan
terkendali sebanyak 0 responden (0%), hal ini ada pula yang tidak memiliki mikroskop untuk
dikarenakan instansi tempat responden pemeriksaan dahak suspek TB paru. Maka
bekerja ditinjau dari fasilitas kesehatan dalam dalam kaitannya dengan angka kejadian TB
penanganan kasus TB yang kurang berkaitan Paru dapat dikatakan tidak berhubungan.
Kampurui Jurnal Kesehatan Masyarakat Vo. No. , 2021 | 5
Hasil sesuai dengan penelitian yang Paru pada masyarakat terpencil di wilayah
dilakukan oleh Manik parmelia, dkk (2019) perbatasan (studi kasus di wilayah kerja
dengan judul penelitian “Faktor yang Puskesmas Sepauk Kabupaten Sintang)”, yakni
berhubungan dengan kejadian putus obat pada faktor Pelayanan Kesehatan dengan nilai
pada pasien Tuberkulosis Paru di Puskesmas P > 0.05. Pada penelitian ini, faktor pelayanan
Kota Denpasar”, yakni pada faktor fasilitas kesehatan yang tidak berhubungan yaitu jarak
kesehatan yang menunjukkan bahwa tidak pelayanan kesehatan. Berdasarkan penelitian
adanya hubungan yang signifikan dengan nilai tersebut bahwa pelayanan kesehatan harus
p > 0,05. Pada penelitian tersebut, faktor dapat dicapai masyarakat, sehingga pelayanan
fasilitas kesehatan yang tidak memiliki kesehatan dapat beroperasi secara maksimal
hubungan yakni keterjangkauan terhadap dalam melaksanakan program pelayanan
fasilitas kesehatan, hal ini berbeda dengan kesehatan. Hal tersebut berbeda dengan apa
penelitian yang saya lakukan yakni yang diteliti yakni pelayanan kesehatan yang
ketersedian serta kelengkapan fasilitas dilakukan secara baik benar dan terstruktur
kesehatan yang ada di puskesmas. berdasarkan SOP yang telah ditetapkan.

Hubungan Layanan Kesehatan dengan Hubungan Peran Petugas Kesehatan


Angka Kejadian TB Paru di Kota Baubau dengan Angka Kejadian TB Paru di Kota
Berdasarkan asil penelitian yang telah Baubau
dilakukan, dikatahui bahwa tidak adanya Berdasarkan asil penelitian yang telah
hubungan antara layanan kesehatan dengan dilakukan, dikatahui bahwa tidak adanya
angka kejadian TB paru di Kota Baubau hubungan antara peran petugas dengan
dengan menggunakan uji Chi-square angkakejadian TB paru di Kota Baubau dengan
menunjukkan nilai signifikan p-value = 0.536 > menggunakan uji Chi-square menunjukkan
α = 0,05. nilai signifikan p-value = 0.463 > α = 0,05.
Berdasarkan hasil penelitian Berdasarkan hasil penelitian
menunjukkan bahwa responden yang layanan menunjukkan bahwa responden dengan peran
kesehatan yang kurang sebanyak 2 responden petugas kesehatan yang kurang sebanyak 13
(5,7%) dengan angka kejadian TB paru tidak responden (37,1%) dengan angka kejadian TB
terkendali sebanyak 2 responden (5,7%) dan paru yang tidak terkendali sebanyak 10
terkendali sebanyak 0 responden (0%), hal ini responden (28,6%) dan yang terkendali
dikarenakan ada beberapa petugas TB yang sebanyak 3 responden (8,6%), hal tersebut di
belum memahami tentang dan melaksanakan karenakan bahwa banyak petugas kesehatan
pemantapan mutu internal (PMI), pemantapan di instansi masing-masing banyak yang belum
mutu eksternal (PME) dan melaksanakan memahami alur pemeriksaan klinis dan
peningkatan mutu yang merupakan bagian pemeriksaan bakteriologis dengan
dari SPO dalam pelayanan TB di puskesmas. mikroskopis (TCM TB) dan ada pula yang
Sedangkan untuk responden layanan kurang memahami bagaimana tata laksana
kesehatan yang cukup sebanyak 33 responden akan akses untuk TCM TB itu sendiri.
(94,3%) dengan angka kejadian TB paru tidak Sedangkan Responden dengan peran
terkendali sebanyak 21 responden (60%) dan petugas kesehatan yang cukup sebanyak 22
terkendali sebanyak 12 responden (34,3%), responden (62,9%) dengan angka kejadian TB
hal ini dikarenakan semua tenaga kesehatan paru yang tidak terkendali sebanyak 13
yang menangani pasien TB paru telah responden (37,1%) dan yang terkendali
mengikuti pelatihan dalam menangani pasien sebanyak 9 responden (25,7%). Hal ini
TB paru minimal 1 kali dan dalam penanganan diakibatkan karena mayoritas responden telah
pasien TB paru telah mengetahui tata cara dan melakukan pelaporan SITT serta proses
SOP dalam penanganan pasien TB paru. pengumpulan data di lapangan dilakukan
Hasil tersebut sesuai dengan penelitian secara terstruktur dan lengkap.
yang dilakukan oleh Ria Komala Dewi dan Hasil penelitian ini sesuai dengan
Selviana, (2018) di Sintang, dengan judul penelitian yang dilakukan oleh Ni Putu
penelitian “Faktor resiko dan spasial kasus TB Sumartini (2013) di Mataram, dengan judul

Kampurui Jurnal Kesehatan Masyarakat Vo. No. , 2021 | 6


penelitian yakni “Peningkatan Peran Petugas dapat menekan dan menanggulangi TB yang
Kesehatan Dalam Penemuan Kasus terjadi.
Tuberkulosis (TB) BTA Positif Melalui Edukasi Hasil penelitian ini sesuai dengan
dengan Pendekatan Theory Of Planned penelitian yang dilakukan oleh Putri Wilandini
Behaviour” pada faktor pelatihan TB/DOTS dkk (2020) di siak, dengan judul penelitian
yang diperoleh tidak memiliki hubungan yakni “Hubungan Peran Pengawasan Petugas
dengan penemuan kasus TB dengan nilai p Kesehatan Terhadap Kepatuhan Konsumsi
=0.093 > α. Penelitian ini meneliti tentang Obat Pasien TBC di Wilayah Kerja Puskesmas
peranan petugas kesehatan sebagai agen Parawang Kec. Tualang Kabupaten Siak”, yaitu
dalam penemuan kasus TB, hal ini berbeda pada faktor pengawasan minum obat pasien
dengan yang diteliti oleh peneliti, yakni TB dengan nilai p value = 0,0001. Hasil
peranan petugas kesehatan dalam penelitian ini juga sesuai dengan penelitian
melaksanakan proses pemeriksaan pasien di yang dilakukan oleh Fauziah Andika (2016),
sarana kesehatan serta bagaimana pola dengan judul penelitian “Kepatuhan Berobat
pelaporannya didalam SITT. Pasien Tuberkulosis Paru di Puskesmas
Trienggadeng Kabupaten Pidie Jaya” yakni
Hubungan Peran Petugas Lapangan dengan pada faktor peran petugas kesehatan dan
Angka Kejadian TB Paru di Kota Baubau peran PMO yang merupakan bagian dari peran
Berdasarkan asil penelitian yang telah petugas dengan nilai p value = 0,021.
dilakukan, dikatahui bahwa ada hubungan Berdasarkan penelitian diatas diharapkan
antara peran petugas lapangan dengan angka kepada tenaga kesehatan dapat
kejadian TB paru di Kota Baubau dengan meningkatkan peran untuk lebih peduli dalam
menggunakan uji Chi-square menunjukkan mengatasi Kejadian Tuberkulosis (TB) Paru
nilai signifikan p-value = 0.034 < α = 0,05. sehingga kejadian Tuberkulosis (TB) Paru
Berdasarkan hasil penelitian menunjukan dapat teratasi dengan baik.
bahwa responden dengan peran petugas
lapangan yang kurang sebanyak 3 responden 5. KESIMPULAN
(8,6%) dengan angka kejadian TB paru yang Berdasarkan hasil penelitian dapat
tidak terkendali sebanyak 0 responden (0%) disimpulkan bahwa tidak terdapat hubungan
dan yang terkendali sebanyak 3 responden antara fasilitas kesehatan, layanan kesehatan,
(8,6%) hal ini dikarenakan bahwa mayoritas peran petugas kesehatan dengan angka
responden telah melakukan semua poin yang kejadian TB Paru di Kota Baubau dan terdapat
berhubungan dengan perannya namun pada hubungan antara peran petugas lapangan
pemantauan dan tracking kontak tidak dengan angka kejadian TB Paru di Kota
dilakukan secara rutin. Baubau.
Sedangkan untuk responden peran Hasil penelitian ini diharapkan dapat
petugas lapangan yang cukup sebanyak 32 digunakan untuk memotivasi dan dijadikan
responden (91,4%) dengan angka kejadian TB bahan acuan untuk penelitian selanjutnya,
paru yang tidak terkendali sebanyak 14 khususnya yang berkaitan dengan faktor-
responden (40%) dan yang terkendali faktor yang berhubungan dengan angka
sebanyak 18 responden (51,4%). Hal tersebut kejadian TB Paru. Penelitian ini juga dapat
terjadi karena seluruh aspek yang menjadi reverensi bagi instansi yang terkait
berhubungan dengan peranan petugas TB di dalam meningkatkan kesehatan dalam
lapangan telah dilaksanakan dengan baik, pencegahan penularan TB Paru kepada
namun yang terjadi di lapangan menunjukkan masyarakat. Penelitian ini memiliki
bahwa walaupun dengan peran yang keterbatasan yang dapat dijadikan bahan
dilakukan petugas kesehatan sudah pertimbangan bagi penelitian selanjutnya agar
memadai, masih memungkinkan terjadinya mendapatkan hasil penelitian yang lebih baik
angka kejadian TB, olehnya itu sebaiknya lagi. Adapun saran pada penelitian ini, bagi
petugas kesehatan baiknya sering melakukan petugas kesehatan khususnya programer TB
kunjungan atau memberikan pelatihan dan di masing-masing Puskesmas di seluruh
edukasi bagi kader TB di masyarakat agar jajaran lingkungan kerja Dinas Kesehatan Kota
Kampurui Jurnal Kesehatan Masyarakat Vo. No. , 2021 | 7
Baubau hendaknya jika ada fasilitas penunjang KASUS DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS
pemeriksaan TB yang belum memadai, SEPAUK KABUPATEN SINTANG).
alangkah baiknya jika dapat bekerja sama Angewandte Chemie International Edition,
dengan instansi kesehatan lainnya 6(11), 951–952., 2013–2015.
misalnya RSUD kemudian untuk pihak Dinas Sumatini, N. P. (2013). PENINGKATAN PERAN
kesehatan agar selalu memantau dan PETUGAS KESEHATAN DALAM
memberikan edukasi programer TB di PENEMUAN KASUS TUBERKULOSIS (TB)
Puskesmas tentang pentingnya pemahaman BTA POSITIF MELALUI EDUKASI
tentang SPO dan Prosedur Pemeriksaan TB. DENGAN PENDEKATAN THEORY OF
PLANNED BEHAVIOUR (TPB). Dosen
DAFTAR PUSTAKA Poltekkes Kemenkes Mataram Jurusan
Keperawatan Abstrak, 138–155.
Andika, F., & Rosdiana, E. (2016). Kepatuhan WHO. (2021). WHO announces updates on new
Berobat Pasien Tuberkulosis Paru di molecular assays for the diagnosis of
Puskesmas Trienggadeng Kabupaten Pidie tuberculosis (TB) and drug resistance.
Jaya Treatment Compliance of WHO.
Tuberculosis Patients in Puskesmas https://www.who.int/news/item/17-02-
Trienggadeng Pidie Jaya District. 2(1), 2021-who-announces-updates-on-new-
59–66. molecular-assays-for-the-diagnosis-of-
CECEP SURYANI SOBUR. (2020). Alur tuberculosis-(tb)-and-drug-resistance
Pelaporan SITT. Wulandini, P., Saputra, R., Sartika, W., & ...
Https://Caiherang.Com/Tuberkulosis/. (2020). Hubungan peran pengawasan
https://caiherang.com/wp-content/uplo petugas kesehatan terhadap kepatuhan
ads/2020/11/Alur-Diagnosis-TB-di- konsumsi obat pasien TBC Di wilayah
Indonesia-1019x1024.jpg kerja puskesmas Perawang Kec. Tualang
Kemenkes RI. (2012). Standar Prosedur Kabuupaten Siak. Jurnal Kesehatan …,
Operasional Pemeriksaan Mikroskopis TB. 3(3), 155–160.
Kemenkes RI. (2017). Penanggulangan https://journal.unhas.ac.id/index.php/jk
Tuberculosis. Dinas Kesehatan, 163. mmunhas/article/view/12218
Kemenkes RI. (2018). Tuberkulosis ( TB ).
Tuberkulosis, 1(april), 2018.
www.kemenkes.go.id
Lenie Marlinae, Syamsul Arifin, Ihya Hazairin
Noor, Atikah Rahayu, Tien Zubaidah, A.
W. (2019). Desain Kemandirian Pola
Perilaku Kepatuhan Minum Obat Pada
Penderita TB Anak Berbasis Android.
Lestari, I. (2018). Bagan Alur Pelayanan TB.
Parmelia, M., Duarsa, D. P., & Komang Ayu
Kartika Sari. (2019). TUBERKULOSIS
PARU DI PUSKESMAS KOTA DENPASAR
penganggulangan TB . Ketidaktuntasan
pengobatan TB meningkatkan risiko
terjadinya multi-drug resistance
Treatment default among pulmonary
tuberculosis ( TB ) patients is one of the
problems in overcoming tuberc. Jurnal
Medika Udayana, 8(9).
Ria Risti Komala Dewi, & Selviana. (2021).
FAKTOR RESIKO DAN SPASIAL KASUS TB
PARU PADA MASYARAKAT TERPENCIL
DI WILAYAH PERBATASAN (STUDI

Kampurui Jurnal Kesehatan Masyarakat Vo. No. , 2021 | 8

You might also like