18353-Article Text-54904-1-10-20230630

Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 13

Bioilmi: Jurnal Pendidikan P-ISSN: 2503-4561

Vol IX, No 1, Juni 2023. E-ISSN: 2527-3760

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED


LEARNING (PBL) TERHADAP HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK PADA
PELAJARAN BIOLOGI KELAS X DI SMA NEGERI 1 PALEMBANG

Asri Arumsari1*, Yuli Andravia Falensi2, Didi Jaya Santri3


1
Program Studi Pendidikan Profesi Guru Pendidikan Biologi, Universitas Sriwijaya
2
Guru Biologi, SMA N 1 Palembang
3
Dosen Program Studi Pendidikan Profesi Guru Pendidikan Biologi, Universitas Sriwijaya

*dj_santri@unsri.ac.id

Article Info Abstract


Article history: The learning model used by educators is expected to have an impact on
Received: 23/06/2023 student learning outcomes. This class action research (CAR) aims to
Revised: 26/06/2023 implement the problem based learning (PBL) learning model on student
Accepted: 29/06/2023 learning outcomes in biology class X.1 at SMA Negeri 1 Palembang so
that it can improve the quality of learning through giving action to
students. Classroom action research carried out by the author, namely as
many as three cycles. The results of this class action research (CAR) were
Key word: that in the first cycle the implementation of the problem-based learning
Class action research, model did not affect the learning outcomes of students because 85% of
Learning Outcome, students obtained grades ≤70 and 15% of students who managed to
problem based learning, achieve scores of ≥70. Furthermore, in cycle II there was an increase in
Student learning outcomes in the previous cycle 56% of students scored ≤70 and
44% of students who managed to get scores ≥70. And in the third cycle,
15% of students scored ≤70. and 85% of students who managed to score
≥70. From the data of cycles I, II, and III, there was an increase in student
learning outcomes, so in class action research (CAR), it was stated that
the problem-based learning model could affect student learning outcomes.

Kata kunci: Abstrak


Hasil Belajar, Model pembelajaran yang digunakan oleh pendidik diharapkan akan
Penelitian Tindakan memberikan dampak pada hasil belajar peserta didik. Penelitian tindakan
Kelas, kelas (PTK) ini bertujuan untuk mengimplementasikan model
peserta didik, pembelajaran problem based learning (PBL) terhadap hasil belajar peserta
problem based learning didik pada pelajaran biologi kelas X.1 di SMA Negeri 1 Palembang
sehingga dapat meningkatkan kualitas pembelajaran melalui pemberian
tindakan kepada peserta didik. Penelitian tindakan kelas yang
dilaksanakan penulis yaitu sebanyak tiga siklus. Hasil dari penelitian
tindakan kelas (PTK) ini yaitu pada siklus I implementasi model
pembelajaran problem based learning belum berpengaruhi terhadap hasil
belajar peserta didik karena yaitu 85% peserta didik memperoleht nilai
≤70 dan 15% peserta didik yang berhasil mencapai nilai ≥70. Selanjutnya
pada siklus II terdapat peningkatan hasil belajar pada siklus sebelumnya
56% peserta didik memperoleh nilai ≤70 dan 44% peserta didik yang
berhasil mendapat mencapai nilai ≥70. Dan pada siklus ke III 15% peserta
didik mendapat nilai ≤70. dan 85% peserta didik yang berhasil
memperoleh nilai ≥70. Dari data siklus I,II, dan III mengalami kenaikan
hasil belajar peserta didik maka dalam penelitian tindakan kelas (PTK) ini
menyatakan bahwa model pembelajaran problem based learning dapat
mempengaruhi hasil belajar peserta didik.
Copyright © 2023 Universitas Islam Negeri Raden Fatah Palembang. All Right Reserved

52 | http://jurnal.radenfatah.ac.id/index.php/bioilmi
Bioilmi: Jurnal Pendidikan P-ISSN: 2503-4561
Vol IX, No 1, Juni 2023. E-ISSN: 2527-3760

PENDAHULUAN

Pendidikan menjadi tolak ukur suatu negara maka kualitas pendidikan yang baik diharapkan
menghasilkan sumber daya manusia yang juga berkualitas, untuk itu jika ingin memajukan suatu
bangasa maka harus memajukan pendidikannya terlebih dahulu (Nasution, 2018). Saat ini
pendidikan di Indonesia sedang menggunakan sebuah kurikulum yang memberikan keleluasaan
kepada pendidik untuk menciptakan sebuah proses pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan
belajar peserta didik. Kurikulum yang dimaksud yaitu kurikulum merdeka, yang merupakan
gagasan baru dalam dunia pendidikan dan diharapkan dapat berjalan dan membuahkan hasil yang
baik untuk pendidik dan peserta didik untuk terus berinovasi dalam proses pembelajaran. Untuk
mewujudkan hal tersebut maka pendidik dituntut untuk dapat menyelenggarakan proses
pembelajaran yang dapat membuat peserta didik mendapatkan pengalaman bermakna dalam
hidupnya.
Dalam kurikulum merdeka ini tugas guru dalam proses pembelajaran yaitu berperan sebagai
pengarah, pembimbing, fasilitator serta motivatir bagi peserta didik (Prasetyo & Kristin, 2020).
Sehingga guru di era sekarang ini merupakan guru yang dapat selalu berinovasi serta menjadi
seorang guru yang tanggap dengan perubahan zaman. Kemampuan guru dalam mengelola sebuah
proses pembelajaran merupakan sebuah capaian dalam keprofesionalannya dalam mengajar. Sebuah
proses pembelajaran dikatakan telah berhasil jika dapat mencapai tujuan pembelajaran yang telah
diracang sebelumnya. Sebagai seorang pendidik guru berperan dalam memberikan penguasaan
pengetahuan serta keterampilan dalam kehidupan sehari-hari, sehingga nantinya dapat melahirkan
generasi muda yang berkualitas baik dari segi intelektualitasnya maupun moralnya (Fauzia, 2018).
Keadaan pembelajaran di kelas X.I di SMA Negeri 1 Palembang saat saya melakukan
observasi ternyata peserta didik cenderung mandiri sehingga kurang kolaboratif, media
pembelajaran yang belum bervariasi, model pembelajaran yang belum sesuai dengan sintaknya serta
metode pembelajarannya dan sering kali menggunakan metode ceramah, sehingga terkadang
peserta didik tidak memperhatikan saat guru menjelasakan pelajaran dan hal ini tentunya
mempengaruhi hasil belajar peserta didik pada pelajaran biologinya. Berdasarkan asesmen
diagnostik sebelum pelaksanaan penelitian tindkaan kelas (PTK) ini didapatkan hasil bahwa
sebanyak 52,9% peserta didik di kelas X.I ini belum mencapai nilai kriteria ketentusan minimal
(KKM). Jika tidak ada inovasi dalam pembelajaran tentu hal ini akan terus berjalan sampai di akhir
semester. Maka untuk mengatasi hal tersebut penulis berusaha untuk melaksanakan proses
pembelajaran dengan mengguanak model yang saat ini cocok digunakan pada kurikulum merdeka.
Berdasarkan hal tersebut peneliti tertarik untuk melakukan sebuah peneilitian tindakan kelas (PTK)
dengan menggunakan model problem based learning untuk meningkatkan hasil belajar peserta
didik.
Menentukan model pembelajaran merupakan tugas seorang pendidik yang didasarkan
dengan karakteristik dan kebutuhan peserta didiknya. Model pembelajaran merupakan pedoman
sistematis yang mencakup strategi, teknik, metode bahan, media serta alat penilaian dalam proses
pembelajaran sehingga nantinya mencapai tujuan pembelajaran yang diharapkan (Pratiwi &
Setyaningtyas, 2020). Salah satu model pembelajaran yang saat ini relevan dengan kurikulum
merdeka yaitu problem based learning. Belajar biologi bukan hanya berhadapan dengan teori dan
konsepnya saja, namun harus melakukan sesuatu, mengetahui dan memecahkan masalah yang
berkaitan dengan pelajaran biologi. Maka dalam hal ini juga pendidik perlu menggunakan model
pembelajaran berbasis masalah. Menurut (Nurrohma & Adistana, 2021) model problem based
learning (PBL) atau model pembelajaran berbasis masalah adalah sebuah model yang digunakan
untuk mengembangkan ketrampilan berpikir, memecahkan masalah, dan pengaturan diri dengan
menggunakan masalah otentik sebagai fokus pembelajarannya. Karakteristik model problem based
learning ini meliputi penggunaan masalah ketika di awal pembelajaran, masalahnya pun biasanya
berkaiatan dengan kehidupan sehari-hari atau nyata, memanfaatkan sumber referensi yang
bervariasi bukan hanya dari buku saja dan proses pembelajaran dilakukan secara kolaboratif dan
53 | http://jurnal.radenfatah.ac.id/index.php/bioilmi
Bioilmi: Jurnal Pendidikan P-ISSN: 2503-4561
Vol IX, No 1, Juni 2023. E-ISSN: 2527-3760

pada akhirnya ada kegiatan presentasi untuk setiap kelompok (Hotimah, 2020). Model
pembelajaran problem based learning ini dirancang dengan dasar-dasar teori pembelajaran yang
inovatif dan berdasarkan dengan pengalaman peserta didik yang melibatkan berbagai disiplin ilmu
untuk mendapatkan solusi yang terbaik. Dari hal inilah penulis berupaya menggunakan model
pembelajaran problem based learning dalam penelitian tindakan kelas. Adapaun dampak dari
penerapan model pembelajaran problem based learning ini yaitu penulis merancang bahwa
penerapan model ini akan berdampak pada hasil belajar peserta didik. Karena berdasarkan hasil
observasi sebelumnya dengan tidak menggunakan model pembelajaran problem based learning ini
hasil belajar peserta didik terbilang masih ada yang dibawah kriteria ketuntasan minimal (KKM),
maka diharapkan dengan penggunaan model pembelajaran problem based learning ini dapat
memberikan pengaruh pada hasil belajar peserta didik di kelas X.I.
Berdasarkan hasil penelitian milik Nensi Relung yang melakukan penelitian tentang
penerapan model pembelajaran problem based learning terhadap hasil belajar menyatakan bahwa
terdapat kenaikan hasil belajar kognitif sebesar 64% pada siklus I dan 85% pada siklus II setelah
penerapan model problem based learning ini. Dari penelitian tersebut dapat ditarik kesimpulan
bahwa model pembelajaran problem based learning ini cocok untuk meningkatkan hasil belajar
peserta didik (Rerung et al., 2017). Sehingga peneliti semakin berupaya untuk menggunakan model
pembelajaran ini dalam kegiatan penelitian tindakan kelas (PTK). Sedangkan hasil belajar
merupakan tingkat perkembangan mental yang lebih baik bila dibandingkan pada saat belum
belajar. Tingkat perkembangan mental yang dimaksud dengan jenis-jenis hasil belajar yaitu aspek
kognitif, afektif, dan psikomotrik. Hasil belajar adalah jika seseorang telah belajar akan maka
terjadi perubahan tingkah laku pada orang tersebut, misalnya dari yang tidak tahu menjadi tahu, dan
dari yang tidak mengerti menjadi mengerti. Aspek kognitif yang berhubungan dengan pengetahuan,
pemahaman, penerapan, analisis, sintesis, dan penilaian (Audie, 2019).

METODE PENELITIAN

Waktu dan Tempat Penelitian


Penelitian ini dilakukan pada Maret-Mei 2023 di SMA N 1 Palembang. Penelitian ini terbiagi
dalam 3 siklus untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran problem based learning terhadap
hasil belajar, yaitu siklus 1 dilakukan pada tanggal 2 Maret 2023, siklus 2 pada tanggal 9 Maret
2023 dan siklus 3 pada tanggal 4 Mei 2023. Peningkatan kualitas pembelajaran yang dilakukan
dalam PTK ini yaitu dengan menerapkan model pembelajaran problem based learning (PBL) pada
kelas X.1 di SMA N 1 Palembang. Subjek pada penelitian PTK ini yaitu Kelas X.1 berjumlah 34
peserta didik dengan rincian jumlah peserta didik laki-laki 16 orang dan perempuan 18 orang.
Secara umum, penelitian tindakan kelas (PTK) ini merupakan proses penelitian yang
dilakukan oleh seorang pendidik untuk memperbaiki kinerjanya dengan cara merancang,
melaksanakan, mengamati dan merefleksikan tindakannya secara kolaboratif sehingga dapat
meningkatkan hasil belajar peserta didik (Farhana et al., 2019). Pada penelitian ini yang diukur
sebagai tujuan pelaksanaan PTK ini yaitu hasil belajar peserta didik pada pelajaran biologi dengan
materi bioteknologi dan pencemaran lingkungan.

Langkah-Langkah Model Pembelajaran Problem Based Learning


Adapun sintak dalam model problem based learning yang digunakan dalam penelitian
tindakan kelas (PTK) ini, yaitu (Amaludin, 2022):
1. Orientasi peserta didik pada masalah
Pada tahap ini pendidik menjelaskan tujuan pembelajaran atau stimulus untuk memunculkan
masalah, memotivasi peserta didik untuk terlibat dalam pemecahan masalah yang dipilih.

54 | http://jurnal.radenfatah.ac.id/index.php/bioilmi
Bioilmi: Jurnal Pendidikan P-ISSN: 2503-4561
Vol IX, No 1, Juni 2023. E-ISSN: 2527-3760

2. Mengorganisasi peserta untuk belajar


Pendidik memfasilitasi peserta didik untuk dapat mengorganisasikan hal-hal yang harus
dikerjakan serta terkait permasalahan yang akan dibahas.
3. Membimbing penyelidikan individu/kelompok
Pendidik mendampingi peserta didik untuk menganalisis informasi yang telah diperoleh
setelah melaksanakan pengamatan dalam penyelesaian masalah.
4. Mengembangkan dan menyajikan hasil karya
Pendidik mengintruksikan dan memberikan saran dalam menyiapkan karya terkait dengan
tugas yang diberikan agar dapat dipresentasikan di depan teman-temannya.
5. Menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah
Pendidik membimbing peserta didik untuk melaksanakan reflesi serta evaluasi terkait
kegiatan yang telah dilakukan.

Langkah-Langkah Penelitian Tindakan Kelas (PTK)


Tahapan-tahapan menurut model Kurt Lewin dalam penelitian tindakan kelas ini meliputi
(Annisa et al., 2018):
1. Perencanaan (planning)
Perencanaan ini memuat hal-hal yang dilakukan, yaitu:
a. Menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) yang di dalamnya terdapat model
pembelajaran problem based learning.
b. Membuat media powerpoint yang berisikan materi yang akan dipelajari.
c. Mempersiapkan keadaan kelas yang diperguanakan pada kegiatan pembelajaran.
d. Menyusun LKPD yang digunakan untuk kegiatan pembelajaran
2. Pelaksanaan tindakan (acting)
Tindakan dilaksanakan dengan menggunakan langkah-langkah perencanaan yang telah
dibuat dan dalam pelaksanaannya guru berpedoman pada RPP yang telah dirancang serta
menggunakan media pembelajaran yang telah disiapkan sebelumnya. Selama pelaksanaan
observer dapat mengamati proses pembelajaran dilakukan oleh peserta didik di dalam proses
pembelajaran.
3. Observasi (observe)
Observasi dilakukan secara langsung tanpa menggangu proses pembelajaran di kelas.
Observasi dapat diperoleh melalui lembar observasi yang telah dirancang untuk mengetahui
keaktifan siswa selama menggunakan model pembelajaran problem based learning.
4. Refleksi (reflecting)
Refleksi dilakukan dengan menelaah hasil pelaksanaan dan observasi mengenai
bagaimana pengaruh model pembelajaran problem based learning terhadap hasil belajar
peserta didik. Teknik yang digunakan yaitu dengan menggunakan tes yang diberikan kepada
peserta diidk dalam penelitian tindakan kelas ini untuk melihat sejuah mana dampak dari
implementasi model pembelajaran problem based learning ini terhadap hasil belajar.

Analisis Data
Data yang diperoleh bersifat kuantitatif dengan menghitung hasil tes peserta didik dari siklus I
hingga siklus III. Maka data yang akan diperoleh, yaitu:
1. Nilai rata-rata peserta didik dengan rumus:
Σ𝑥
X=Σ𝑁

Keterangan :
X = Nilai rata-rata
∑x = Jumlah semua nilai peserta didik
∑n = Jumlah peserta didik yang mengikuti tes
55 | http://jurnal.radenfatah.ac.id/index.php/bioilmi
Bioilmi: Jurnal Pendidikan P-ISSN: 2503-4561
Vol IX, No 1, Juni 2023. E-ISSN: 2527-3760

2. Ketuntasan belajar, dalam penelitian terdapat dua jenis ketuntasan yaitu ketuntasan individu
dan ketuntasan klasikal. Kriteria ketuntasan minimal (KKM) pada mata pelajaran biologi di
SMA N 1 Palembang ini yaitu sebesar 70. Jadi yang mendapat nilai ≥70 maka dinyatakan
lulus KKM, dan sebaliknya jika peserta didik mendapatkan nilai ≤70 maka dinyatakan tidak
lulus. Ketuntasan klasikal digunakan untuk mengukur tingkat keberhasilan peserta didik
secara menyeluruh. Untuk menghitung ketuntasan klasikal tersebut digunakan rumus:

Σ𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑝𝑒𝑠𝑒𝑟𝑡𝑎 𝑑𝑖𝑑𝑖𝑘 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑚𝑒𝑛𝑑𝑎𝑝𝑎𝑡 𝑛𝑖𝑙𝑎𝑖 ≥70


P= 𝑋100%
Σ𝑃𝑒𝑠𝑒𝑟𝑡𝑎 𝑑𝑖𝑑𝑖𝑘 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑚𝑒𝑛𝑔𝑖𝑘𝑢𝑡𝑖 𝑡𝑒𝑠

3. Nilai ngain skor dan persentase ngain pada setiap siklus penelitian tindakan kelas (PTK)
yang telah dilakukan.
Indikator yang hendak dicapai pada penelitian ini yaitu pada peningkatan hasil
belajar peserta didik. Peningkatan hasil belajar peserta didik itu dilihat dari ketercapaian
kriteria ketuntasan minimal yaitu 70. Dan pembelajaran dikatakan berhasil jika ketuntasan
klasikal mencapai 85%.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil Belajar Peserta Didik


 Siklus I
Siklus I dilaksanakan pada tanggal 2 Maret 2023 pada siklus I peneliti merencanakan
pembelajaran sesuai model pembelajaran problem based learning dalam penelitian tindakan
kelas ini. Adapun hasil belajar pada siklus I ini, yaitu:

Tabel 1. Hasil Belajar Peserta Didik Siklus I


Keterangan Hasil
1 Nilai ≥70 5
2 Nilai ≤70 29
3 Nilai Rata-Rata* 48,08
4 % Ketuntasan Klasikal** 14,70%

*Nilai rata-rata adalah nilai yang diperoleh dari jumlah rata-rata setiap peserta didik dibagi
seluruh jumlah seluruh peserta didik dalam kelas. Rata-rata diperoleh dari nilai keseluruhan
peserta kemudian membagi dengan jumlah peserta yang mengikuti ujian (Sitinjak & Banurea,
2023).
** % ketuntasan klasikal suatu kelas dikatakan berhasil jika mencapai 85% persen peserta didik
yang tuntas belajar (Munjiati, 2021).

Dari data di tabel 1 didapatkan bahwa sebanyak 29 atau 85% peserta didik mendapat nilai
≤70. Dan ada 5 atau 15% peserta didik yang berhasil mendapat mencapai nilai ≥70. Nilai rata-
rata juga masih 48,08 dan persentase ketuntasan klasikal masih jauh untuk mencapai 85% yaitu
hanya sebesar 14,70%. Sehingga perlu peneliti harus melakukan refleksi dari siklus 1 ini,
sehingga perencanaan untuk siklus 2 lebih matang dan terstruktur sehingga dapat meningkatkan
hasil belajar dari penerapan model pembelajaran problem based learning dan meminimalisir
faktor-faktor penghambat dalam penerapan model pembelajaran.

56 | http://jurnal.radenfatah.ac.id/index.php/bioilmi
Bioilmi: Jurnal Pendidikan P-ISSN: 2503-4561
Vol IX, No1, Juni 2023. E-ISSN: 2527-3760

Gambar 1. Pelaksanaan Siklus I dengan Model Pembelajaran


Problem Based Learning

Ketika pelaksanaan pembelajaran yang dilaksanakan pada siklus I ini peneliti


menggunakan strategi diferensiasi dimana peserta didik diberikan kebebasan untuk menentukan
hasil diskusi yang akan dipresentasikan nantinya. Sebelum memulai pembelajaran peneliti
memberikan soal pretest sebanyak 5 buah soal. Ada 6 kelompok saat itu dan pembentukan
kelompok ini bersifat heterogen. Pertama-tama peneliti memaparkan stimulus kepada peserta
didik mengenai materi yang akan dibahas, dan materi yang tengah dibahas yaitu bioteknologi
konvensional. Peneliti menampilkan 3 buah gambar kemudian peserta didik menebak gambar
manakah yang termasuk olahan bioteknologi konvensional. Selanjutnya peneliti memaparkan
mengenai pengertian bioteknologi serta contohnya, dan juga menampilkan sebuah tayangan
video mengenai proses pembuatan tape yang merupakan makanan olahan bioteknologi
konvensional. Setelah itu, peneliti memberikan tugas yang tersedia di LKPD kepada peserta
didik untuk mencari masing-masing satu contoh produk olahan bioteknologi konvensional yang
biasa ditemui dalam kehidupan sehari-hari. Sehingga setiap kelompok mempunyai bahan
presentasinya masing-masing yang tentunya berbeda dengan kelompok lain. Waktu diskusi
berlangsungs selam 60 menit, dan ketika kegiatan diskusi ini peneliti juga menjadi fasilitator
bagi peserta didik. Hasil presentasi peserta didik ada yang berbentuk powerpoint (PPT) dan
infografis dibuat melalui aplikasi canva. Desain canva yang dibuat cukup menarik dan kreatif,
sehingga manarik untuk dibaca oleh teman-teman anggota lainnya. Selanjutnya yaitu kegiatan
diskusi dimana setiap anggota kelompok memaparkan hasil diskusi yang telah mereka lakukan.
Setiap kelompok rata-rata mendapatkan 3 buah pertanyaan dari kelompok lain. Peneliti juga
memberikan umpan balik dalam kegiatan diskusi ini sehingga dapat memberikan pemahaman
kepada peserta didik. Selanjutnya yaitu postest dilakukan secara online melalui google form
sehingga didapatkan hasil data sebagai siklus I. Hal ini sesuai dengan penelitian milik (Meilasari
et al., 2020) bahwa kegiatan pembelajaran dilakukan pertama dengan pemberian masalah,
diskusi untuk menyamakan persepsi mengenai masalah yang akan dibahas, memcari sumber
infromasi melalui berbagai refrensi seperti buku, internet ataupun observasi.
Adapun yang menjadi bahan refleksi dari siklus I ini yaitu manajemen waktu yang masih
kurang tepat karena dalam pelaksanaanya peneliti kekurangan waktu sehingga tidak dapat
dengan sempurna melaksanakan model pembelajaran problem based learning ini dan ada
beberapa peserta didik yang menyita perhatian karena membuat keributan sehingga mengganggu
jalannya diskusi serta masalah, ada beberapa peserta didik yang mengerjakan soal pretest di luar
waktu yang telah ditentukan sehingga harus menunggunya untuk masuk ke materi yang akan
dipelajari. Hasil refleksi-refleksi dan kekurangan dari siklus I ini akan dipergunakan di siklus II
sehingga implementasi model pembelajaran problem based learning akan lebih berdampak pada
hasil belajar peserta didik. Selain itu refleksi yang guru juga dapat melakukan perbaikan dengan
menelaah kajian-kajian ilmiah dan respon dari perkembangan proses pembelajaran (Nasirun et
al., 2021). Berdasarkan analisa data dan refleksi yang belum mencapai hasil yang maksimal

57 | http://jurnal.radenfatah.ac.id/index.php/bioilmi
Bioilmi: Jurnal Pendidikan P-ISSN: 2503-4561
Vol IX, No1, Juni 2023. E-ISSN: 2527-3760

maka perlu melakukan rencana Tindakan lanjut yaitu berupa rencana untuk perbaikan siklus
berikutnya (Rifai, 2020). Tindak lanjut akan dilakukan seperti penekanan waktu pengerjakan
pretest kepada peserta didik agar lebih ditaati sehingga tidak mengganggu jalannya materi yang
akan dipelajari.

 Siklus II
Siklus II dilaksanakan pada tanggal 9 Maret 2023, pada siklus II ini merupakan lanjutan
dari siklus I sehingga diharapkan siklus II ini hasilnya dapat lebih baik dari siklus sebelumnya.
Hasil dari siklus II ini, yaitu:

Tabel 2. Hasil Belajar Peserta Didik Siklus II


Keterangan Hasil
1 Nilai ≥70 15
2 Nilai ≤70 19
3 Nilai Rata-Rata* 64,70
4 % Ketuntasan Klasikal** 55,88%

*Nilai rata-rata adalah nilai yang diperoleh dari jumlah rata-rata setiap peserta didik dibagi
seluruh jumlah seluruh peserta didik dalam kelas. Rata-rata diperoleh dari nilai keseluruhan
peserta kemudian membagi dengan jumlah peserta yang mengikuti ujian (Sitinjak & Banurea,
2023).
** % ketuntasan klasikal suatu kelas dikatakan berhasil jika mencapai 85% persen peserta didik
yang tuntas belajar (Munjiati, 2021).

Dari data di tabel 2 didapatkan bahwa sebanyak 19 atau 56% peserta didik memperoleh
nilai ≤70. Dan ada 15 atau 44% peserta didik yang berhasil memperoleh mencapai nilai ≥70.
Nilai rata-rata juga masih 64,70 dan persentase ketuntasan mencapai 85% yaitu hanya sebesar
55,88%. Hasil pada siklus II ini sudah lebih baik dari siklus I namun presentase ketuntasan
klasikal belum mencapai 80% sehingga peneliti bertindak untuk melaksanakan siklus ke III
untuk kembali mengimplementasikan model pembelajaran problem based learning pada
penelitian tindakan kelas.

Gambar 2. Pelaksanaan Siklus II dengan Model Pembelajaran


Problem Based Learning

Setelah peneliti merefleksikan pembelajaran pada siklus sebelumnya didapatkan bahwa


pada siklus II ini proses pembelajaran menjadi lebih efektif seperti pembagaian kelompok yang
tidak memakan waktu lama sehingga peneliti dapat memanajemen waktu lebih baik. Strategi
pembelajaran yang digunakan masih menggunakan strategi diferensiasi. Sebelum memulai
pembelajaran peneliti memberikan soal pretest dalam melaui google form namun masih ada
58 | http://jurnal.radenfatah.ac.id/index.php/bioilmi
Bioilmi: Jurnal Pendidikan P-ISSN: 2503-4561
Vol IX, No1, Juni 2023. E-ISSN: 2527-3760

peserta didik yang cenderung malas untuk mengerjakannya sehingga perlu ditegur agar
pembelajaran dapat dilakukan. Materi yang digunakan pada siklus II ini yaitu bioteknologi
modern, pada apersepsi peneliti menampilkan sebuah gambar yaitu vaksin. Hal ini tentu
membuat peserta didik tertarik karena belum lama ini mereka melakukan vaksinasi covid-19,
banyak peserta didik yang antusiasi ketika ditampilkan gambar vaksin tersebut. Setelah sedikit
memberikan pemaparan kemudian peserta didik menerjakan tugas diskusi yang tersedia di
lembar kerja peserta didik (LKPD). Pada LKPD ini berisi pertanyaan yang berhubungan
dengan materi bioteknologi, dalam kegiatan diskusi banyak peserta didik yang bertanya kepada
peniliti megenai pertanayaan untuk menganalisis jawaban mereka. Selajutnya yaitu kegiatan
presentasi dan tanya jawab, sejuah ini kegiatan ini sudah lebih baik dari pada siklus
sebelumnya. Kegiatan diskusi sudah berjalan baik dan banyak peserta didik yang antusias
untuk bertanya dengan kelompok yang presentasi. Dan tahap terakhir yaitu pengisian postest,
pada pengisian postest ini ternayata sudah melewati waktu pelajaran biologi sehingga
membutuhkan waktu tambahan sekitar 10 menit untuk menjawab postest tersebut sehingga ada
beberapa peserta didik yang terburu-buru untuk menjawab postest tersebut.
Refleksi yang digunakan untuk perbaiakan siklus selanjutnya yaitu masih terkait
manajamen waktu, tindak lanjut dari siklus II ini yaitu dengan menggunakan pendekatan
culturally responsive teaching pada siklus III selanjutnya. Pendekatan culturally responsive
teaching merupakan suatu pengajaran yang mengakomodasi keragaman budaya dalam suatu
kelas di sebuah pembelajaran (Maryono et al., 2021). Pendekatan ini cocok digunakan untuk
pelajaran biologi karena materi biologi banyak yang memuat tentang kontektual dan berbasis
kebudayaan. Sehingga dapat memaksimalkan model pembelajaran problem based learning dan
mencapai hasil belajar yang diharapkan.

 Siklus III
Siklus 3 dilaksakan pada tanggal 4 Mei 2023, pada siklus 3 ini merupakan siklus terakhir
pada penelitian tindakan kelas (PTK) ini. Peneliti telah merusmuskan hal-hal yang menjadi
bahan refleksi pada siklus 3, sehingga didapatkan hasil belajar sebagai berikut:

Tabel 3. Hasil Belajar Peserta Didik Siklus III


Keterangan Hasil
1 Nilai ≥70 29
2 Nilai ≤70 5
3 Nilai Rata-Rata* 73,38
4 % Ketuntasan Klasikal** 85,39%

*Nilai rata-rata adalah nilai yang diperoleh dari jumlah rata-rata setiap peserta didik dibagi
seluruh jumlah seluruh peserta didik dalam kelas. Rata-rata diperoleh dari nilai keseluruhan
peserta kemudian membagi dengan jumlah peserta yang mengikuti ujian (Sitinjak & Banurea,
2023).
** % ketuntasan klasikal suatu kelas dikatakan berhasil jika mencapai 85% persen peserta didik
yang tuntas belajar (Munjiati, 2021).

Dari data di tabel 3 didapatkan bahwa sebanyak 5 atau 15% peserta didik memperoleh
nilai ≤70. Dan ada 29 atau 85% peserta didik yang berhasil memeperoleh mencapai nilai ≥70.
Nilai rata-rata juga masih 64,70 dan persentase ketuntasan sebesar 85,39% yang artinya telah
mencapai ketuntasan klasikal yang ditetapkan yaitu sebesar 85%.

59 | http://jurnal.radenfatah.ac.id/index.php/bioilmi
Bioilmi: Jurnal Pendidikan P-ISSN: 2503-4561
Vol IX, No1, Juni 2023. E-ISSN: 2527-3760

Gambar 3. Pelaksanaan Siklus III dengan Model Pembelajaran


Problem Based Learning

Pada siklus ketiga ini peneliti merefleksi kembali hal-hal yang mempengaruhi kekurangan
dari pelaksanan model pembelajaran problem based learning ini sehingga pada siklus III ini
persentase ketuntasan klasikal sudah terpenuhi. Peneliti menambahkan pendekatan culturaly
responsive teaching pada proses pembelajaran sehingga dapat membantu dalam implementasi
model pembelajaran problem based learning. Pada siklus III ini materi yang diberikan yaitu
pencemaran udara, dimana pada kegiatan apersepsi peneliti menampilkan sebuah gambar hutan
larangan yang berada di Muara Enim, dengan begitu peserta didik tidak asing dengan daerah
tersebut dan menjadi mengenal budaya daerah tersebut. Pelaksanaan prestet juga dilaksankan
lebih baik dari siklus sebelumnya, peneliti memberikan arahan untuk tepat waktu dalam
mengerjakannya sehingga dapat memajamen waktu dengan baik. Selanjutnya kegiatan diskusi
juga sudah baik dari siklus sebelumnya, dan pelaksanaan postest tidak terburu-buru sehingga
peserta didik dapat berkonsentrasi dalam mengerjakannya.

200

150

100

50

0
Jumlah Persentase Persentase KKM
Peningkatan

Siklus I Siklus II Siklus III

Grafik 1. Hasil Belajar Pesert Didik

Dilihat dari grafik di atas siklus I,II dan III penggunaan model problem based learning ini
dinyatakan dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik. Namun, peningkatan hasil belajar
tersebut tidak langsung naik dari siklus I ke II namun harus menggunaka hingga siklus III.
Adanya kenaikan jumlah peserta yang lulus kriteria ketuntasan minimal (KKM) disetiap
siklusnya menunjukkan bahwa implementasi model problem based learning berpengaruh
terhadap hasil belajar peserta didik. Pada persentase ngain masih <40 yang berarti belum
efektif, siklus II >40-55 artinya kurang efektif dan siklus III diatas 56-76 dengan pernyataan
cukup efektif.

60 | http://jurnal.radenfatah.ac.id/index.php/bioilmi
Bioilmi: Jurnal Pendidikan P-ISSN: 2503-4561
Vol IX, No1, Juni 2023. E-ISSN: 2527-3760

Adanya kenaikan jumlah peserta yang lulus kriteria ketuntasan minimal (KKM) pada
setiap siklusnya menunjukkan bahwa implementasi model problem based learning berpengaruh
terhadap hasil belajar peserta didik. Dalam melaksanakan pembelajaran pendidik perlu
menerapkan sebuah model pembelajaran yang relevan dengan kebutuhan peserta didik, apabila
model yang digunakan oleh guru tersebut sudah tepat maka peluang memperoleh hasil belajar
peserta didik pun sesuai dengan yang diharapkan oleh pendidik. Maka dari pelaksanaan
penelitian tindakan kelas yang dilakukan oleh penulis dapat memberikan sebuah pengalaman
belajar yang bermakna bagi peserta didik dan dapat menjadi salah model pembelajaran yang
diterapkan di kurikulum merdeka yang menuntut peserta didik untuk aktif dalam pembelajaran
sedangkan guru bertindak sebagai fasilitator sehingga dapat mengakomodir kebutuhan peserta
didik selama proses pembelajaran berlangsung. Saat proses pembelajaran di awali dengan
pemberian masalah kemudian peserta didik secara berdiskusi mengidentifikasi masalah dan
merancang penyelesaian. Selanjutnya, peserta didik dapat mencari referensi yang ada pada
buku, internet ataupun melalui observasi (Ariyani & Kristin, 2021).
Hasil penelitian tindakan kelas (PTK) ini didukung dengan penelitian sebelumnya yang
meneliti model pembelajaran problem based learning terhadap hasil belajar. Hasil
penelitiannya menyatakan bahwa terdapat model pembelajaran problem based learning
memberikan dampak terhadap hasil belajar peserta didik dibandingkan dengan menggunakan
saintifik (Paradina et al., 2019). Dengan proses pembelajaran yang dilakukan secara kerjasama
juga dan kelompok belajar akan meningkatkan pemahaman peserta didik serta hasil belajarnya
(Nurrohma & Adistana, 2021). Jadi berdasarkan penelitian tindakan kelas dan penelitian terdahulu
ini model problem based learning teruji berpengaruh terhadap hasil belajar peserta didik.
Kelebihan model problem based learning menurut Shoimin (2016) dalam (Nensi Relung,
2017) antara lain:
1. Peserta didik diajarkan untuk memiliki kemampuan dalam menyelesaiakan masalah terkait
dengan kehidupan sehari-hari.
2. Dapat memperoleh kemampuan dalam membangun pemahamannya sendiri melalui proses
pembelajaran.
3. Dapat mengurangi beban peserta didik karena cara belajar yang biasa digunakan yaitu
menghafal sedangkan problem based learning ini pembelajaran yang berhungan dengan
penyelesaian masalah
4. Dapat menimbulkan kegiatan ilmuan melalui kerja sama antar peserta didik
5. Dapat membiasakan peserta didik dalam mencari sumber infromasi dari berbagai sumber
yaitu internet, buku, observasi dan lain-lain
6. Dapat menimbulkan kemampuan dalam menilai hasil belajarnya sendiri
7. Melatih kemampuan untuk berkomunikasi secara ilmiah melalui presentasi di kelas
8. Dapat mengtasi kesulitan belajar dengan cara belajar secara kelompok
Sedangkan, kekurangan model problem based learning antara lain (Yulianti & Gunawan,
2019):
1. Problem based learning ini membutuhkan waktu yang cukup lama dalam proses
persiapannya,
2. Membuat peserta didik kurang termotivasi untuk belajar karena pemahaman yang kurang
terkait masalah yang akan diselesaikan.
3. Ada kecendrungan peserta didik enggan mencoba lagi karena gagal dan kurang percaya
diri sehingga mengakibatkan minat belajarnya akan berkurang.
Dalam proses pembelajaran salah satu faktor tercapainya tujuan pembelajaran adalah
dengan adanya penggunaan model pembelajaran. Dengan penggunaan model pembelajaran
yang tepat maka akan memberikan hasil pembelajaran yang lebik baik (Ahmar et al., 2020).

61 | http://jurnal.radenfatah.ac.id/index.php/bioilmi
Bioilmi: Jurnal Pendidikan P-ISSN: 2503-4561
Vol IX, No1, Juni 2023. E-ISSN: 2527-3760

Dengan hasil belajar yang lebih maka akan berdampak perubahan tingkah laku dari peserta
didik sehingga kemampuan kognitif, afektif dan psikomotoriknya akan mengalami perubahan
(Sulfemi & Minati, 2018). Diharapkan para pendidik untuk dapat mengaplikasikan model
pembelajaran problem based learning ini dalam kegiatan pembelajaran sehari-hari dengan
melihat banyak kelebihan di atas. Selain itu juga dapat mendukung telaksananya kurikulum
merdeka yang sedang saat ini diterapkan.

KESIMPULAN

Dari penelitian tindakan kelas (PTK) yang telah dilakukan dengan menerapkan model
pembelajaran problem based learning yang selama 3 siklus pembelajaran didapatkan bahwa pada
siklus I implementasi model pembelajaran problem based learning belum berpengaruhi terhadap
hasil belajar peserta didik karena yaitu 85% peserta didik mendapat nilai ≤70. Selanjutnya pada
siklus II terdapat peningkatan hasil belajar pada siklus sebelumnya 56% peserta didik mendapat
nilai ≤70. Dan pada siklus ke III 85% peserta didik yang berhasil mendapat mencapai nilai ≥70 dan
persentase ketuntasan sebesar 85,39% yang artinya telah mencapai ketuntasan klasikal yang
ditetapkan yaitu sebesar 85%. Dari data siklus I,II, dan III semuanya mengalami kenaikan hasil
belajar peserta didik maka dalam penelitian tindakan kelas (PTK) ini terbukti bahwa model
pembelajaran problem based learning dapat mempengaruhi hasil belajar peserta didik.

UCAPAN TERIMA KASIH

Ucapan terima kasih pertama kami haturkan kepada LPTK Universitas Sriwijaya yang telah
memberikan kesempatan untuk melaksanakan PPL, kedua kepada pihak SMA N 1 Palembang telah
memberikan izin untuk melaksanakan kegiatan PTK dan terakhir terimakasih kepada teman-teman
kelompok PPL telah membantu dalam pengambilan video dan supporter dalam pelaksaan PPL dan
PTK ini.

DAFTAR PUSTAKA

Ahmar, H., Budi, P., Ahmad, M., Mushawwir, A., & Khaidir, Z. (2020). Penerapan Model
Pembelajaran Problem Based Learning : Literature Review. Jurnal Keperawatan
Muhammadiyah, 10–17. http://journal.um-surabaya.ac.id/index.php/JKM

Amaludin, L. (2022). Model Pembelajaran Problem Base Learning Penerapan dan Pengaruhnya
Terhadap Keterampilan Berpikir Kritis dan Hasil Belajar.

Annisa, R., Subali, B., & Heryanto, W. P. (2018). Peningkatan Daya Ingat dan Hasil Belajar
Siswa dengan Mind Mapping Method pada Materi Listrik Dinamis. Jurnal Pendidikan
(Teori Dan Praktik), 3(1), 19. https://doi.org/10.26740/jp.v3n1.p19-23

Ariyani, B., & Kristin, F. (2021). Model Pembelajaran Problem Based Learning untuk
Meningkatkan Hasil Belajar IPS Siswa SD. Jurnal Imiah Pendidikan Dan Pembelajaran,
5(3), 353. https://doi.org/10.23887/jipp.v5i3.36230

Audie, N. (2019). Peran Media Pembelajaran Meningkatkan Hasil Belajar Peserta Didik. 2(1),
586–595.
62 | http://jurnal.radenfatah.ac.id/index.php/bioilmi
Bioilmi: Jurnal Pendidikan P-ISSN: 2503-4561
Vol IX, No1, Juni 2023. E-ISSN: 2527-3760

Farhana, H., Awiria, & Muttaqien, N. (2019). Penelitian Tindakan Kelas. Harapan Cerdas.

Fauzia, H. A. (2018). Penerapan Model Pembelajaran Problem Based Learning Untuk


Meningkatkan Hasil Belajar Matematika SD. Primary Program Studi Pendidikan Guru
Sekolah Dasar Universitas Riau, 7, 40–47.

Hotimah, H. (2020). Penerapan Metode Pembelajaran Problem Based Learning Dalam


Meningkatkan Kemampuan Bercerita Pada Siswa Sekolah Dasar. Jurnal Edukasi, 7, 5–11.

Maryono, Sinulingga, K., Derlina, & Sirait, R. (2021). Pengembangan Perangkat Pembelajaran
Fisika Berbasis Kultur Budaya Jawa Melalui Pendekatan Culturally Responsive Teaching
Development Of Based Physical Learning Devices Java Culture Culture Through Approach
Culturally Responsive Teaching. Jurnal Pendidikan Fisika, 10, 13–24.
https://doi.org/10.22611/jpf.v10i1.13064

Meilasari, S., Damris M, D. M., & Yelianti, U. (2020). Kajian Model Pembelajaran Problem
Based Learning (PBL) dalam Pembelajaran di Sekolah. Bioedusains:Jurnal Pendidikan
Biologi Dan Sains, 3(2), 195–207. https://doi.org/10.31539/bioedusains.v3i2.1849

Munjiati. (2021). Meningkatkan Hasil Belajar Ppkn Pada Materi Sistem Dan Dinamika Demokrasi
Pancasila Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Quick On The Draw Kelas Xi Man
1 Banda Aceh. Jurnal Pendidikan Dan Pengabdian Vokasi, 2(2), 227–232.

Nasirun, M., Suprapti, A., & Suprapti, A. (2021). Studi Tingkat Pemahaman Guru PAUD Dalam
Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Jurnal Ilmiah Potensia, 6(1), 26–36.
https://doi.org/10.33369/jip.6.1

Nasution, T. (2018). Membangun Kemandirian Siswa Melalui Pendidikan Karakter. Jurnal Ilmu
Sosial Dan Budaya, 2.

Nurrohma, R. I., & Adistana, G. A. Y. P. (2021). Penerapan Model Pembelajaran Problem Based
Learning Dengan Media E-Learning Melalui Aplikasi Edmodo Pada Mekanika Teknik.
Edukatif : Jurnal Ilmu Pendidikan, 3(4), 1199–1209.
https://doi.org/10.31004/edukatif.v3i4.544

Paradina, D., Connie, C., & Medriati, R. (2019). Pengaruh Model Pembelajaran Problem Based
Learning Terhadap Hasil Belajar Siswa Di Kelas X. Jurnal Kumparan Fisika, 2(3), 169–
176. https://doi.org/10.33369/jkf.2.3.169-176

Prasetyo, F., & Kristin, F. (2020). Pengaruh Model Pembelajaran Problem Based Learning dan
Model Pembelajaran Discovery Learning terhadap Kemampuan Berpikir Kritis Siswa
Kelas 5 SD. Didaktika Tauhidi: Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar, 7(1), 13.
https://doi.org/10.30997/dt.v7i1.2645

Pratiwi, E. T., & Setyaningtyas, E. W. (2020). Kemampuan Berpikir Kritis Siswa SD Dengan
Model Pembelajaran Problem Based Learning dan Model Pembelajaran Project Based
Learning. Jurnal Basicedu, 4(2), 379–388. https://jbasic.org/index.php/basicedu

63 | http://jurnal.radenfatah.ac.id/index.php/bioilmi
Bioilmi: Jurnal Pendidikan P-ISSN: 2503-4561
Vol IX, No1, Juni 2023. E-ISSN: 2527-3760

Rerung, N., Sinon, I. L. S., & Widyaningsih, S. W. (2017). Penerapan Model Pembelajaran
Problem Based Learning (PBL) untuk Meningkatkan Hasil Belajar Peserta Didik SMA
pada Materi Usaha dan Energi. Jurnal Ilmiah Pendidikan Fisika Al-Biruni, 6(1), 47–55.
https://doi.org/10.24042/jpifalbiruni.v6i1.597

Sitinjak, L., & Banurea, J. S. (2023). Statiska Dasar (1st ed.). Banyumas : Wawasan Ilmu.

Sulfemi, B. W., & Minati, H. (2018). Meningkatkan Hasil Belajar Peserta Didik Kelas 3 Sd
Menggunakan Model Picture And Picture Dan Media Gambar Seri. JPSD, 4(2).

Yulianti, E., & Gunawan, I. (2019). Model Pembelajaran Problem Based Learning (PBL): Efeknya
Terhadap Pemahaman Konsep dan Berpikir Kritis. Indonesian Journal of Science and
Mathematics Education, 2(3), 399–408. https://doi.org/10.24042/ijsme.v2i3.4366

64 | http://jurnal.radenfatah.ac.id/index.php/bioilmi

You might also like