Black BC Sawit

Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 6

Makalah Seminar Departemen Agronomi dan Hortikultura

Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor

Evaluasi dan Upaya Perbaikan Sistem Produksi Kelapa Sawit Ditinjau dari Aspek Pemeliharaan TM
di PT Jambi Agro Wijaya Kebun Mentawak, Air Hitam, Sarolangun, Jambi

Evaluation and Reparation Efforts of Palm Oil Production System Observed from Productive Plants Maintenance Aspects in PT Jambi
Agro Wijaya Mentawak Plantation, Air Hitam, Sarolangun, Jambi

Fauzan1, Eko Sulistyono2, Hariyadi3


1
Mahasiswa Departemen Agronomi dan Hortikultura Faperta IPB, A24053780
2
Staf Pengajar Departemen Agronomi dan Hortikulturan Faperta IPB, Dr. Ir. Msi
3
Staf Pengajar Departemen Agronomi dan Hortikultura Faperta IPB, Dr. Ir. MS

Abstract
The apprentice program was held in PT Jambi Agro Wijaya Mentawak Plantation on 12 February to 9 June 2009. Program
implementation included plantation’s technical and managerial activities. Technical activities implemented in the work as a free labor,
while the managerial aspects done within the work as overseer’s assistant, overseer, and divisional assistant. The collecting data were
gained are primary and secondary data. Primary data are data which directly collected from observation along with open discussion
accompanied by labors, staffs, and plantation’s manager. Secondary data collected from plantation’s archives through divisional
archives and main office archives files. Data then analyzed concerned to productivities and relate the result to the maintenance of
productive plants. Generally, the care and maintenance activities still conduct in the low rate. Since 2009, maintenance activities were
decreased. Indeed, the inorganic fertilization on the first semester has been removed. These less maintenance may result to productivities
decrement.
Key words: palm oil, maintenance activities, fertilization

PENDAHULUAN Pelaksanaan kegiatan manajerial yang dilakukan penulis


berhubungan dengan kegiatan sebagai pendamping Mandor,
Latar Belakang Mandor dan pendamping Asisten Divisi.
Komoditas kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq.)
merupakan salah satu tanaman penting dan sangat mendukung Pengumpulan dan Pengolahan Data
tingkat perekonomian bangsa karena mampu menciptakan Pengumpulan data untuk bahan skripsi dapat berupa data
lapangan kerja, sumber perolehan devisa negara dan pajak. Salah primer dan data sekunder. Data primer merupakan data yang
satu keunggulan kelapa sawit adalah Crude Palm Oil (CPO) diperoleh secara langsung dengan pengamatan di lapang, diskusi
sebagai bahan baku minyak goreng dan lain-lain. dengan pekerja, staf dan pimpinan kebun. Data sekunder
Berdasarkan data Statistik Direktorat Jenderal diperoleh dari arsip laporan manajerial baik data bulanan,
Perkebunan (2007) luas areal perkebunan kelapa sawit seluruh semesteran, maupun data tahunan.
Indonesia pada tahun 2006 mencapai 6 074 926 ha dengan Pengolahan data dilakukan dengan membandingkan
kebutuhan areal lahan yang semakin tinggi untuk penanaman kondisi produktivitas perkebunan dan produktivitas optimum
kelapa sawit diatas 10% per tahun. Seiring dengan peningkatan yang dapat dicapai serta menghubungkannya dengan kegiatan
luas areal perkebunan, produksi minyak sawit mentah CPO juga pemeliharaan TM yang diterapkan di lapang. Kegiatan evaluasi
mengalami peningkatan yang signifikan. Tahun 2004 tingkat pemeliharaan TM tersebut ditujukan untuk mendapatkan upaya
produk CPO telah mencapai ± 12 juta ton dengan proyeksi perbaikan sistem budidaya agar mampu menjaga dan
pertumbuhan pemakaian minyak CPO dunia 3,6% per tahun. Hal meningkatkan produktivitas kebun.
ini tentu saja menciptakan peluang usaha industri berbasis CPO
yang luar biasa besarnya.
Pencapaian produksi CPO tinggi ditunjang dengan KONDISI UMUM KEBUN
produksi tandan buah segar (TBS) tinggi. Oleh sebab itu perlu
penerapan teknologi budidaya yang baik untuk meningkatkan Lokasi Kebun
produksi yang tinggi. Salah satu aspek budidaya yang paling Secara geografis lokasi PT JAW Kebun Mentawak
berpengaruh adalah pemeliharaan tanaman menghasilkan (TM). diapit oleh Sungai Air Hitam dan Sungai Mentawak. Berikut
batasan wilayah sebelah Utara berbatasan dengan Desa Pematang
Tujuan Kabau dan Desa Lubuk Jering, sebelah Selatan berbatasan
Kegiatan magang bertujuan untuk menambah dengan Tanjung Gedang, Empang Benau dan Desa Pangkal
pengalaman kerja profesi baik secara teknis maupun manajerial Bulian, sebelah Timur berbatasan dengan Dusun Baru dan Desa
kebun kelapa sawit. Selain itu, magang ini secara khusus Semurung, sebelah Barat berbatasan dengan Desa Mentawak dan
bertujuan untuk mengevaluasi aspek pemeliharaan TM. SP C. Jarak kebun dengan kota Jambi sekitar 200 km, sedangkan
jarak kebun dengan kota Kabupaten Sarolangun adalah 65 km.

METODE MAGANG Keadaan Iklim, Tanah dan Topografi


Keadaan iklim di PT JAW Kebun Mentawak termasuk
Tempat dan Waktu dalam tipe iklim A (sangat basah) menurut Schmidt-Ferguson.
Kegiatan magang dilaksanakan di PT Jambi Agro Rata-rata curah hujan tahunan adalah 2 721.27 mm per tahun dan
Wijaya (PT JAW) Kebun Mentawak, Kecamatan Air Hitam, lama bulan kering kurang dari dua bulan. Rata-rata curah hujan
Kabupaten Sarolangun, Jambi. Kegiatan dimulai pada tanggal 12 bulanan berkisar antara 108.16-362.81 mm per bulan.
Februari 2009 sampai 9 Juni 2009. Jenis tanah termasuk dalam tanah gambut ombrogen
(tanah mineral 2.21%) dengan tingkat kematangan hemik. Jenis
Metode Pelaksanaan tanah gambut memiliki topografi datar dengan kedalaman gambut
Kegiatan dilakukan dengan dua metode yaitu berkisar antara 2-8 m yang tersebar di seluruh divisi dan pH 3.7-
pelaksanaan kegiatan teknis dan pelaksanaan kegiatan manajerial 4.2. Berdasarkan jenis, kedalaman gambut dan pH maka tingkat
kebun. Secara teknis, penulis bekerja sebagai karyawan harian kesesuaian lahan termasuk dalam lahan S3.
lepas (KHL), lama kegiatan KHL disesuaikan dengan kondisi dan
kebutuhan tenaga kerja. Pelaksanaan kegiatan teknis Kondisi dan Lahan Pertanaman Kebun
berhubungan dengan teknik budidaya di lapang seperti PT JAW Kebun Mentawak terdiri dari enam divisi dan
pembibitan, pemeliharaan, pemupukan, pemanenan dan satu areal pembibitan. Luas lahan mencapai 3 964.74 ha, luas
pengangkutan TBS ke pabrik pengolahan. fuso 340 ha, dan luas Pembibitan Mentawak 30 ha. Luas areal
masing-masing divisi adalah Divisi I seluas 659 ha, Divisi II jumlah jam kerja untuk 7 jam kerja (1HK) mendapat upah kerja
seluas 568 ha, Divisi III seluas 620 ha, Divisi IV seluas 673 ha, Rp 32 000 dan 5/7 HK mendapat upah Rp 23 000. Kegiatan
Divisi V seluas 707 ha, Divisi VI seluas 737.74 ha. konsolidasi dilakukan dengan mengatur atau meluruskan barisan
Kondisi tanaman PT JAW Kebun Mentawak sudah polibag dan menegakkan polibag.
memasuki tanaman menghasilkan (TM) yang terdiri dari TM 11, Kegiatan pemeliharaan terdiri dari penyiraman,
TM 10, TM 9, TM 8 dan TM 4. Varietas kelapa sawit yang pengendalian gulma, pemupukan, pengendalian hama dan
digunakan adalah varietas Tenera dan Dura berasal dari PT penyakit, dan seleksi bibit.
Marihat dan PT Socfindo. Jarak tanam yang digunakan adalah 9.2
m x 9.2 m x 9.2 m dengan populasi 136 pokok per hektar, Pemeliharaan Tanaman Menghasilkan
sedangkan stand per hektar (SPH) berkisar 122-135 pokok.
Pengendalian Gulma
Produksi dan Produktivitas Kebun Jenis gulma didominasi oleh golongan paku-pakuan
Produksi TBS di PT JAW Kebun Mentawak dari tahun seperti Nephrolepis biserata, Stenoclaena palustris, Pteridium
2003-2008 mengalami peningkatan. Data produksi dari Kantor esculentum. Sedangkan gulma lainnya adalah Mikania micrantha,
pusat kebun menunjukkan, produksi dan produktivitas TBS pada Lantana camara,Clidemia hirta, Borreria alata, Ageratum
tahun 2003 mencapai 22 844 356 kg dan 6 510.22 kg/ha, pada conyzoides, Paspalum conjugatum, Cynodon dactilon, Axonopus
tahun 2008 mencapai 51 353 390 kg dan 14 167.47kg/ha. compressus, Ottochloa nodosa, Imperata cylindrical dan lain-
Peningkatan produksi disebabkan oleh pertambahan lain.
umur tanaman, peningkatan luas areal menghasilkan dan Pengendalian gulma secara kimiawi
peningkatan bobot janjang rata-rata (BJR). Kegiatan pengendalian gulma secara kimiawi
menggunakan jenis herbisida Gramoxone (Paraguat) dengan
Struktur Organisasi dan Ketenagakerjaan dosis 0.5-0.6 liter/ha dan konsentrasi 3.3 ml/liter air.
PT JAW Kebun Mentawak merupakan anak cabang dari Pengaplikasian dilakukan dengan penambahan 1 kg Ally dalam
PT Bakrie Sumatera Plantations (PT BSP Group) yang pada 20 liter air. Pencampuran racun dilakukan digudang. Selain itu,
tingkat kebun di pimpin oleh Estate Manager. Seorang EM jenis herbisida yang digunakan untuk dominasi gulma rumput
dalam melaksanakan tugasnya dibantu oleh Asisten Divisi, adalah herbisida Smart (Glyphosate), dosis 0.3-0.4 liter/ha.
Asisten Bengkel dan Gudang. Sedangkan Asisten Divisi dibantu Pelaksanaan kegiatan dilakukan dengan menggunakan
oleh beberapa Mandor dan Kerani Divisi. alat Knapsack Solo dengan jenis nozzle deflaktor/kipas. Kegiatan
Status karyawan terdiri dari HIP, SKU dan KHL. Status spraying meliputi semprot piringan, pasar pikul dan TPH (SP3
karyawan dibedakan berdasarkan golongan, gaji dan sistem kerja. TPH), semprot gawangan, semprot semak, semprot alang-alang.
Tenaga kerja umumnya berasal dari suku Jawa dan penduduk asli Norma kerja untuk 5/7 HK adalah 2 ha. Prestasi kerja penulis
(Jambi). dalam kegiatan SP3 TPH adalah 1.6 ha, dan sebagian besar
penulis sebagai Mandor spraying.
Pengendalaian gulma secara manual
PELAKSANAAN KEGIATAN TEKNIS KEBUN Kegiatan penegendalian secara manual meliputi kegiatan
babat total/slashing, dongkel anak kayu (DAK), dan babat
Pembibitan piringan selektif. Kegiatan slashing dilakukan dengan membabat
Pembibitan Mentawak dibuka pada tahun 2008 dan seluruh gulma di piringan dan gawangan serendah mungkin
diisolasi dari divisi sejauh 1 km dan menggunakan varietas Costa sedangkan bila terdapat gulma berkayu dan diameter besar
Rica. Pembibitan terdiri dari dua tahap yaitu pembibitan dilakukan kegiatan DAK.
pendahuluan (PN) dan pembibitan utama (MN). Selama kegiatan Kegiatan babat piringan selektif dilakukan dengan
magang berlangsung, penulis dapat melakukan kegiatan PN dan menggunakan parang dimulai dengan memilih pokok yang areal
MN. piringan tergolong dalam gulma berat terutama pada pokok yang
Pembibitan pendahuluan condong ke arah gawangan mati. Lebar babatan 2 m dari pokok.
Hasil pengamatan penanaman kecambah yang dilakukan Kegiatan babat ini dilakukan oleh tenaga kerja
penulis di Pembibitan Mentawak disajikan pada tabel 1. KHL/wanita dengan norma kerja sesuai dengan jam kerja
Tabel 1. Jumlah Penerimaan dan Penanaman Kecambah perawatan (5/7 HK), tidak ditentukan norma kerja per HK.
Tanggal Kecambah Kecambah Kecambah Kecambah Selama kegiatan babat piringan selektif penulis bertindak sebagai
diterima dari SP Aktual Normal Afkir mandor perawatan dengan prestasi kerja penulis disajikan dalam
180409 55 276 55 220 54 869 351 tabel 2.
190409 44 724 44 569 44 282 287 Tabel 2. Hasil Babat Piringan Selektif di Divisi V Blok A16
240409 28 800 28 771 28 444 327 No. Jumlah TK Jumlah Pasar Jumlah Pokok
250409 46 200 46 138 45 664 474 1. 3 7 24
010509 36 300 38 292 35 872 420 2. 6 6 36
020509 38 700 38 686 38 348 338 3. 8 32 80
Total 250 000 249 676 247 479 2 197 4. 4 10 44
Sumber: Kantor Pembibitan Mentawak 5. 4 9 40
Sumber: Hasil Pengamatan di Lapang
Berdasarkan tabel 4, jumlah kecambah normal mencapai
99.12 % dan jumlah kecambah Afkir hanya mencapai 0.88%. Pemupukan
Setelah kegiatan penanaman selesai kegiatan berikutnya adalah Pemupukan dilakukan dengan menggunakan pupuk Abu
kegiatan naungan, penyiraman, pemeliharaan dan pemindahan ke janjang (organik) dan pupuk anorganik. Pupuk anorganik
MN setelah berumur 3 bulan. meliputi pupuk Urea, MOP, ZnCOP, Kieserite, RP, ZnSO4,
Pembibitan utama CuSO4 dan lain-lain.
Letak pembibitan utama berseberangan dengan lokasi Realisasi pemupukan pupuk anorganik di semester
PN. Bibit MN di tanam pada bulan Mei-Agustus 2008 (8 tahap) pertama tahun 2009 mencapai 0%/tidak ada pemupukan.
dengan jumlah tanam mencapai 329 308 bibit. Kegiatan di MN Sehingga saat melakukan kegiatan magang, penulis hanya
meliputi kegiatan pemindahan bibit PN ke MN, Pengisian melakukan kegiatan pemupukan abu janjang (dan pupuk CuSO4
polibag, pelangsiran polibag, penanaman, konsolidasi dan hanya di Divisi II).
kegiatan pemeliharaan.
Pemindahan bibit dilakukan pada umur 5-7 bulan Pemupukan Abu janjang (Bunch Ash)
bersamaan dengan kegiatan pelangsiran polibag ke lokasi MN Pupuk abu janjang bersifat alkalis (pH=12), higroskopis
dengan jarak 90 cm x 90 cm x 90 cm. Kegiatan penanaman dan mengandung hara yang sangat mudah larut dalam air. Unsur
dilakukan oleh tenaga kerja KHL dengan norma kerja 180 hara yang terkandung dalam abu janjang antara lain K 2O
polibag/HK. Umumnya sistem pengupahan untuk tenaga kerja sebanyak 47.0%, P2O5 3.5%, MgO 6.0% dan CaO 6.0%. Aplikasi
KHL terutama pada kegiatan pemeliharaan didasarkan pada abu janjang memiliki keuntungan karena mengandung Kalium
(K) yang tinggi sehingga dapat digunakan untuk mensubsitusi yang termasuk dalam kegiatan BBC adalah buah hitam,
biaya pupuk MOP dengan rasio konversi MOP ke abu janjang mengkilat atau buah kopi sampai dengan buah mentah (buah
dikali 2. merah dan matang tidak termasuk dalam sensus).
Asal pupuk janjang diperoleh dari hasil pembakaran Rotasi dan kebutuhan tenaga kerja
janjang TBS yang sudah di pisah dari brondolan yang diproses di Luasan kapveld yang harus dipenuhi adalah 110 ha
PMKS Kulim. Faktor konversi dari TBS ke abu janjang adalah 0. dengan menggunakan rotasi 3 R dengan interval 8 hari (25 hari
5 %. Jumlah pupuk yang diperlukan dalam satu hari berkisar kerja efektif). Hanca panen yang digunakan adalah 3.5 ha/HK,
antara 6.0- 7.2 ton, dengan rekomendasi pemupukan 4 kg per sehingga kebutuhan tenaga kerja untuk luasan kapveld tersebut
pokok. Pemupukan abu janjang dilakukan oleh pekerja borongan adalah 31 orang. Rata-rata jumlah tenaga kerja dalam satu divisi
dengan jumlah tenaga kerja 14 orang. Satu Blok (550 ha) mencapai 22 orang SKU sedangkan KHL tergantung dari jumlah
membutuhkan 4 hari pemupukan. produksi yang akan di panen (terlihat pada AKP).
Aplikasi pupuk abu janjang dilakukan dengan sistem Anca panen
tebar dengan menggunakan ember dan mangkok. Penebaran Sistem panen yang dilaksanakan di PT JAW Kebun
dimulai pada pasar tengah menuju ke depan barisan. Hal ini Mentawak adalah sistem hanca giring tetap. Pemanen diberi
bertujuan untuk meningkatkan ketepatan dosis dan merata untuk hanca dengan luasan tetap untuk panen berikutnya dan berlaku
setiap pokok tanaman. Pengawasan dilakukan oleh dua orang sistem giring (dalam satu blok bisa memiliki beberapa hanca).
mandor, satu mandor berada di pasar tengah dan satu orang di Sistem hanca giring tetap ini bertujuan untuk memudahkan dalam
depan barisan/Road collection. pengawasan dan kemungkinan hanca yang tidak terpanen kecil,
lebih rapi dan pengangkutan TBS ke PMKS lebih cepat.
Pemupukan CuSO4 Rata-rata satu hanca penen berkisar antara 3-4 ha/HK
Pemupukan CuSO4 di Divisi II mengalami atau 10 pasar (satu pasar sekitar 0.4 ha) atau tergantung dari
keterlambatan aplikasi. Dosis rekomendasi pemupukan Cu adalah AKP.
200 g/pokok. Menurut Noor (2001) pemberian pupuk CuSO4 Alat-alat panen
pada tanaman kelapa sawit di lahan gambut pada umur lebih dari Tabel 3. Alat-alat panen di PT JAW Kebun Mentawak
12 tahun adalah 200 g/pokok. Aplikasi dalam satu blok No. Nama Alat Kegunaan
memerlukan rata-rata 18 sack, 25 kg/sack atau 50 kg tiap 5 pasar. 1. Dodos Pemotong tandan buah pada tanaman yang
Norma kerja adalah 0.25-0.8 HK/ha. Sehingga masih pendek
kebutuhan untuk tenaga kerja adalah 77 ha x 0.25 HK/ha = 19 2. Egrek Pemotong tandan buah pada tanaman yang
HK dan prestasi kerja adalah 77 ha x 0.2 HK/ha = 15 HK. Hal ini sudah tinggi
menunjukkan bahwa prestasi kerja yang ada di PT JAW Kebun 3. Angkong Alat angkut TBS dan Brondolan dari pasar
Mentawak sangat baik karena lebih kecil dari standar norma pikul ke TPH
kerja. 4. Gancu Alat angkut TBS dari pokok ke pasar pikul
Aplikasi pemupukan Cu dilakukan dengan sistem tabur dan ke angkong
dengan menggunakan ember dan mangkok. Pemupukan 5. Kapak Memotong tandan buah yang panjang
dilakukan dengan penguntilan pada karung pupuk dan 6. Karung tempat brondolan
dimasukkan ke dalam ember. Setelah itu pupuk ditebar dengan 7. Batu asah Pengasah dodos, egrek, kapak dan lain-lain
mangkok membentuk ‘V’ dengan jarak 1-1.5 m dari pokok dan 8. Dll Karet, bambu,
dimulai dari depan barisan menuju kedalam baris. Sumber: Hasil Pengamatan di Lapang

Pengendalian Hama Ulat Api Kriteria panen


Sensus ulat api Kriteria panen tergantung pada kondisi buah, pada saat
Tujuan dilakukan sensus adalah mengetahui ada panen puncak kriteria buah matang adalah membrondol dua
tidaknya serangan, mengetahui jenis hama, mengetahui luas sedangkan pada saat panen sedikit kriteria buah matang adalah
serangan. Prosedur pelaksanaan sensus ulat api dan ulat kantong berwarna kuning kemerahan atau membrondol satu.
adala pokok sensus setiap 10 baris (jarak antar barisan) dengan Pelaksanaan kegiatan panen
jarak setiap 5 pokok (dalam baris). Sensus dimulai pada baris ke- Pemanenan buah dilakukan dengan cara
5 dan lebih fokus pada pelepah 9-25 karena ulat lebih aktif pada mempertahankan pelepah daun yang berada tepat dibawah tandan
daun tersebut. buah, disebut dengan sistem curi buah. Hal ini juga sesuai untuk
Berdasarkan hasil pengamatan, serangan ulat api mempertahankan kondisi buah tetap dalam songgo dua (satu buah
sebelum pengendalian di Divisi V Blok A18 dan A17 adalah disanggah dua pelepah).
jenis ulat api yang dominan Setora nitens, populasi ulat api rata- Pelaksanaan kegiatan panen dilakukan dengan memilih
rata 8 ekor per pokok (tingkat serangan berat). Hasil sensus ulat posisi tandan buah yang dapat langsung dipotong sehingga TBS
api setelah aplikasi swingfog adalah populasi ulat api rata-rata jatuh. Brondolan yang jatuh dikutip bersih dan dimasukan
0.12 ekor per pokok, intensitas serangan 7.5% dan populasi ulat kedalam karung. Sedangkan pelepah yang terpotong disusun rapi
bulu 0.29 ekor per pokok. di gawangan mati dengan ujung pelepah membujur arah Utara-
Teknik pengendalian ulat api Selatan. TBS kemudian diangkut ke TPH dengan menggunakan
Beberapa teknik pengendalian ulat api yaitu angkong (dilangsir) dan diberi nomor pemanen.
pengendalian secara manual, biologi, dan kimia. Pengendalian Premi dan denda panen
secara manual dilakukan dengan pengutipan langsung terhadap Premi diperoleh apabila jumlah TBS yang dipanen
ulat api (hand packing) pada serangan ringan dan kutip cocoon melebihi basis panen/borong berdasarkan atas jumlah janjang
pada serangan berat. Perlakuan cahaya (light trap) pada stadia atau kg janjang.
serangga/kupu-kupu. Pengendalian secara biologi dengan Tabel 4. Ketentuan Premi dan Basis Borong Tahun 2009
tanaman Turnera subulata. Basis Borong Premi Over
Pengendalaian secara kimia dilakukan dengan No. Tahun Tanam TM
(kg/HK) (Rp/kg)
menggunakan alat Swingfog dan herbisida kontak Decis. 1. 1995 11 900 27
Pengenceran dilakukan dengan solar dengan perbandingan 1: 10 2. 1996 10 800 37
liter. Satu pasar membutuhkan 2 liter campuran racun dan norma 3. 1997 9 800 47
kerja 1.4-1.5 ha/HK. 4. 1998 8 650 52
5. 2002 4 500 57
Pemanenan Sumber: Kantor Pusat Kebun
Sensus buah/BBC
Kegiatan sensus buah dikenal dengan sensus buah hitam Denda panen diberikan pada kesalahan seperti buah
atau Black Bunch Cencus/BBC. Tujuan BBC adalah untuk mentah yang dipanen, brondolan yang tertinggal di pokok, buah
mengetahui jumlah produksi TBS empat bulan yang akan datang matang yang tidak dipanen, gagang panjang dan pelepah
dan untuk mengetahui angka kerapatan panen (AKP). Kegiatan sengkleh.
BBC dilakukan setiap empat bulan oleh tenaga kerja KHL. Buah
PELAKSANAAN KEGIATAN MANAJERIAL KEBUN Table 5. Jenis, Rencana dan Realisasi Pemupukan Tahun 2007
dan 2008 di PT JAW Kebun Mentawak
Status karyawan di PT JAW Kebun Mentawak terdiri Tahun 2007 (kg) Tahun 2008 (kg)
Jenis
atas tingkat staf dan non staf. Tingkat staf berupa estate manager Renc Realis % Rencan Realisas %
Pupuk
dan Asisten divisi sedangkan tingkat nonstaf terdiri dari ana asi a i
karyawan HIP, SKU dan KHL. Kegiatan manajerial yang Urea 454 453 100 1 074 517 600 48
dilakukan pada saat magang adalah kegiatan selama menjadi 747 700 548
pendamping mandor, mandor, kerani divisi dan pendamping MOP 993 991 100 1 870 919 000 49
asisten. 112 100 271
ZnCOP 128 77 61 57 050 - 0
Pendamping Mandor 202 728
Mandor di PT JAW Kebun Mentawak terdiri atas Kieserite 497 496 100 605 629 603 700 100
Mandor I, Mandor panen, Kerani buah, Kerani transport, Mandor 426 900
perawatan dan Kerani divisi. RP 279 15 55 94 812 67 100 71
Mandor I dan Mandor panen 059 230
Seperti halnya Asisten divisi, Mandor I juga mengawasi HGFB 19 19 100 11 722 - 0
seluruh pekerjaan di divisi baik kegiatan panen maupun 940 916
perawatan dan memastikan kegiatan yang dilakukan telah sesuai Kaptan - - - - 25 350 -
dengan norma kerja yang ditetapkan. Setiap divisi memiliki satu Dolomit - - - - 44 450 -
mandor. ZnSO4 73 6 610 9 - 20 000 -
Mandor panen bertugas dalam menentukan jumlah 611
kaveld dan tenaga kerja pemanen, mengawasi kegiatan panen dan NPK* - - - - 34 100 -
bertanggung jawab terhadap keluarnya buah sampai ke TPH dan CuSO4 54 20 38 - 18 900 -
mengisi laporan panen harian (LPH). Setiap divisi memiliki dua 591 550
orang mandor panen. TSP - 83 - - - -
Kerani buah dan Kerani transport 900
Kerani buah bertugas untuk menyaring buah mentah Sumber: Kantor Pusat Kebun
dan matang sebelum diangkut ke truk, dan menghitung jumlah Keterangan: % dan NPK* adalah persentase realisasi pemupukan
TBS dan brondolan yang dihasilkan. Kerani transport dan NPK 12 12 17 2
bertanggung jawab dalam penyediaan alat transportasi, muat TBS
ke dalam truk sampai pengangkutan TBS ke pengolahan. Pupuk yang digunakan di kebun adalah pupuk organik
Mandor perawatan dan Kerani divisi dan anorganik (tunggal dan majemuk). Berdasarkan tabel 5,
Mandor perawatan bertugas untuk mengelola semua realisasi pemupukan tiga tahun terakhir ini mengalami penurunan
jenis kegiatan yang berhubungan dengan pemeliharaan seperti dan masih sangat jauh dari rekomendasi (bahkan terendah
pemupukan, pemeliharaan jalan, spraying/penyemprotan dan mencapai 0%)
lain-lain. Setiap divisi memiliki 2 Mandor perawatan, satu Dosis pupuk
Mandor umum dan satu Mandor spraying. Mandor juga Tabel 6. Ketepatan Dosis pada Pemupukan CuSO4 di Divisi II
bertanggung jawab terhadap penyediaan bahan dan alat yang No. Rekomendasi UI U II U III Rata-rata
dibutuhkan dalam kegiatan seperti penyediaan bahan herbisida, Penabur gam/pokok
dan pupuk. 1. 200 140 200 190 177
2. 200 240 210 190 213
3. 200 180 250 220 217
Pendamping Asisten Divisi 4. 200 150 220 190 187
Asisten bertugas mengelola kebun secara teknis dan 5. 200 340 300 300 313
administratur serta membina karyawan dalam hal pengembangan 6. 200 190 210 260 220
sumber daya manusia. Selain membantu Kerani divisi juga 7. 200 180 260 250 230
bertugas untuk menyusun budget divisi yang dipimpinnya. 8. 200 210 200 180 197
Kegiatan lainnya adalah memimpin kegiatan breafing pagi dan 9. 200 230 190 225 215
mengawasi seluruh kegiatan yang dilaksanakan terutama kegiatan Rata-rata 200 206 226 222 218
panen. Sumber: Hasil Pengamatan di Lapang
PEMBAHASAN Pemupukan di PT JAW Kebun Mentawak didasarkan
dari hasil analisis daun. Ketepatan dosis yang diaplikasikan tidak
Pemeliharaan TM dan Produktivitas Kebun berbeda nyata dengan dosis rekomendasi yaitu 200 g/pokok.
Produktivitas PT JAW Kebun Mentawak terus Namun terdapat variasi yang cukup besar yaitu terdapat
mengalami peningkatan, tahun 2008 produktivitas mencapai penumpukan di tengah barisan, kekurangan dosis di ujung
14.17 ton/ha. Peningkatan tersebut masih lebih rendah dari barisan. Hal ini dipengaruhi oleh ketepatan cara/kecepatan jalan
potensi produktivitas tanah gambut yang dapat dicapai (19 yang kurang tepat.
ton/ha/tahun). Hal ini selain dipengaruhi oleh jenis gambut dan Cara pemupukan
kesesuaian lahan juga dipengaruhi oleh umur tanam dan tindakan Cara aplikasi pupuk dilakukan dengan sistem tebar di
budidaya yang berbeda terutama kegiatan pemeliharaan. piringan karena lebih mudah melakukan kegiatan pemupukan dan
Jenis tanah sebagian besar adalah jenis gambut pengawasan terhadap kontrol dosis. Rata-rata kecepatan penabur
ombrogen yang miskin unsur hara. Produktivitas rendah juga sangat tinggi sehingga dosis tidak merata di tiap pokok. Hal ini
dipengaruhi oleh luas areal panen pada puso yang belum dipengaruhi oleh keinginan penabur cepat pulang dan kesadaran
dimanfaatkan. Berdasarkan hasil laporan yield area puso luas serta kedisiplinan yang rendah.
areal puso mencapai 340 ha namun baru dimanfaatkan 23.1 % Kecepatan dosis dan kecepatan cara dapat ditingkatkan
dari budget. melalui pengawasan yang lebih tinggi.
Kegiatan pemeliharaan mulai berkurang sejak tahun Waktu pemupukan
2009, bahkan sebagian kegiatan tidak dapat direalisasikan seperti Waktu pemupukan dipengaruhi oleh curah hujan, sifat
pemupukan anorganik pada semester pertama dan kegiatan lain. fisik tanah, dan pengadaan pupuk/kondisi keuangan kebun.
Berdasarkan Gambar 1, pemupukan semester pertama dapat
Evaluasi Pemupukan dilakukan pada bulan Februari dan semester kedua di bulan Mei-
Jenis pupuk Oktober.
Jenis pupuk yang diaplikasikan di PT JAW Kebun
Mentawak terdiri dari pupuk organik dan pupuk anorganik.
ketepatan cara dan ketepatan waktu pemupukan. Beberapa upaya
perbaikan sistem pemeliharaan dapat dilakukan dengan
mewajibkan kegiatan breafing pagi, pengawasan lebih
ditingkatkan dan memberlakukan sistem premi dan denda pada
Curah hujan (mm)

kegiatan pemeliharaan. Secara teknis, upaya peningkatan


tergantung dari kegiatan di lapang seperti ketepatan dosis dengan
sistem untilan.

Saran
Pengawasan kegiatan pemeliharan terutama pada
kegiatan pengendalian gulma dan pemupukan lebih diperhatikan,
karena sebagian areal keberadaan gulma masih tergolong berat.
Bulan Pelaksanaan pemupukan agar berpedoman pada konsep 5T dan
pengawasan lebih ditingkatkan terutama terhadap kesadaran dan
Gambar1. Grafik Curah Hujan di PT JAW Kebun Mentawak kedisiplinan tenaga kerja. Hal ini dapat diarahkan pada kegiatan
breafing pagi sebelum kegiatan dimulai.
Hasil pengamatan menunjukkan bahwa pemupukan juga
dilakukan pada curah hujan yang tinggi yaitu 299 mm (efektif DAFTAR PUSTAKA
pada CH 100-250 mm) untuk pupuk CuSO4 dan pupuk Abu
janjang di bulan Maret. Pemupukan pada bulan basah tidak Direktorat Jenderal Perkebunan. 2007. Statistika.
efektif karena terjadi kehilangan hara dalam jumlah besar melalui www.ditjenbun.deptan.go.id [30 November 2008].
pencucian.
Prestasi kerja Lubis, A. U. 1992. Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacg.) di
Berdasarkan tabel 7 bahwa prestasi kerja penabur sangat Indonesia. Pusat Penelitian Perkebunan Marihat. Medan.
baik karena lebih tinggi dibanding dengan norma kerja yaitu 130 435 hal.
dan120 kg/HK.
Tabel 8. Realisasi Pemupukan CuSO4 di Divisi II Noor, M. 2001. Pertanian Lahan Gambut. Kanisius. Yogyakarta.
Blok Luas Hasil Kebutuhan Pupuk Kebutuhan 174 hal.
(ha) (ha) (kg) HK
E7 18 18 450 4 Pahan, I. 2008. Panduan Lengkap Kelapa Sawit. Penebar
E8 22 22 550 4 Swadaya. Jakarta. 411 hal.
E9 14 14 375 3
E10 23 23 575 4 Setyamidjaja, D. 2006. Kelapa Sawit: Tehnik Budi Daya, Panen,
Total 77 77 1950 15 dan Pengolahan. Kanisius. Yogyakarta. 127 hal.
Sumber: Kantor Pusat Kebun
Yahaya, S. 1990. Budidaya Kelapa Sawit (Elaeis guineensis
Upaya Perbaikan Pemeliharaan TM Jacg.). Jurusan Budidaya Pertanian, Fakultas Pertanian,
Evaluasi kegiatan pemeliharaan secara terus menerus Institut Pertanian Bogor. Bogor. 52 hal.
akan memberikan upaya perbaikan sehingga keadaan perkebunan
semakin baik. Beberapa upaya perbaikan pemeliharaan TM yang
perlu diperhatikan adalah kegiatan manajerial dan kegiatan teknis
di lapang.
Kegiatan pengelolaan perkebunan terutama manajemen
tenaga kerja di PT JAW Kebun Mentawak masih sangat rendah.
Hal ini dipengaruhi oleh sumberdaya manusia yang masih rendah
dan terjadi peralihan manajemen lama ke manajemen BSP Group.
Upaya perbaikan yang dapat dilakukan adalah mewajibkan
kegiatan breafing pagi setiap hari kerja untuk meningkatkan
prestasi kerja karyawan, kesadaran dan kedisiplinan karyawan.
Kegiatan manajemen yang lain adalah melakukan
pengawasan yang serius pada setiap kegiatan dan memberlakukan
sistem premi dan denda pada kegiatan pemeliharaan.
Upaya perbaikan pemeliharaan secara teknis tergantung
pada kegiatan di lapang. Upaya untuk meningkatkan ketepatan
dosis dapat dilakukan dengan penyeragaman ukuran mangkok
dan sistem untilan.

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan
Produktivitas TBS PT JAW Kebun Mentawak dari 6
tahun terakhir menunjukkan peningkatan, namun peningkatan
tersebut masih lebih rendah dari potensi produktivitas tanah
gambut yang masih dapat dicapai. Hal ini dipengaruhi oleh
kondisi lahan dan kegiatan teknik budidaya yang dilakukan
terutama kegiatan pemeliharaan
Kegiatan pemeliharaan mulai berkurang sejak tahun
2009 dan sebagian kegiatan tidak dapat direalisasikan seperti
kegiatan pemupukan anorganik pada semester pertama.
Rendahnya realisasi pemupukan di PT JAW Kebun Mentawak
terutama disebabkan oleh ketersediaan pupuk digudang dan
kondisi keuangan perkebunan (efek krisis global dan peralihan
saham). Kegiatan pemeliharaan pemupukan yang tidak terealisasi
akan menurunkan produktivitas TBS kelapa sawit.
Efisiensi dan efektifitas pemupukan dapat dilihat pada
ketepatan pemupukan seperti ketepatan jenis, ketepatan dosis,

You might also like