A1d113015 Artikel
A1d113015 Artikel
A1d113015 Artikel
SKRIPSI
Oleh
IKE RESTI MONALISA
NIM A1D113015
1
2
ABSTRACT
I. PENDAHULUAN
Pendidikan adalah suatu proses orang untuk memperoleh berbagai kecakapan,
sikap, dan keterampilan yang berguna dalam kehidupannya. Menurut Depdikbud
(2003), “Pendidikan nasional bertujuan untuk mencerdaskan kehidupan bangsa dan
mengembangkan manusia indonesia seutuhnya, yaitu manusia yang berbudi pekerti
luhur, memiliki pengetahuan dan keterampilan, kesehatan jasmani dan rohani,
kepribadian yang mantap dan mandiri serta rasa tanggung jawab kemasyarakatan dan
kebangsaan”.
Berdasarkan tujuan pendidikan nasional di atas, selain mencerdaskan
kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia Indonesia seutuhnya, juga
menciptakan kepribadian yang mantap dan mandiri. Mandiri adalah sikap untuk tidak
menggantungkan keputusan kepada orang lain, dalam hal apapun orang harus
memiliki sikap mandiri, begitu pula di sekolah sikap mandiri ini juga harus dimiliki
setiap peserta didik yang dapat ditunjukkan dengan kemampuan siswa untuk belajar
secara mandiri.
Pengertian belajar mandiri menurut Mudjiman (2009:20), adalah ” kegiatan
belajar mandiri diawali dengan kesadaran adanya masalah, disusul dengan timbulnya
niat melakukan kegiatan belajar secara sengaja untuk menguasai suatu kompetensi
yang diperlukan guna mengatasi masalah”.
Menurut sardiman dalam Achmad (2008:45), menyebutkan bahwa ciri–ciri
belajar mandiri yaitu meliputi: 1) Adanya kecenderungan untuk berpendapat,
berperilaku dan bertindak atas kehendaknya sendiri; 2) Memiliki keinginan yang kuat
untuk mencapai tujuan; 3) Membuat perencanaan dan berusaha dengan ulet dan tekun
untuk mewujudkan harapan;4) Mampu untuk berfikir dan bertindak secara kreatif,
penuh inisiatif, dan tidak sekedar meniru;5) Memiliki kecenderungan untuk mencapai
kemajuan, yaitu untuk meningkatkan prestasi belajar;6) Mampu menemukan sendiri
tentang sesuatu yang harus dilakukan.
Berdasarkan observasi yang dilakukan di kelas V saat pembelajaran IPA pada
bab Penyesuaian mahluk hidup dengan lingkungannya. dari jumlah total siswa 36
yang terdiri dari 20 perempuan dan 16 laki–laki. Ditemukan beberapa masalah yang
menunjukkan kurangnya kemampuan belajar mandiri siswa, pernyataan tersebut
peneliti simpulkan setelah melakukan beberapa kali observasi, observasi pertama
dilakukan untuk mencari masalah darurat yang ada di kelas V, pada observasi awal
ini peneliti menemukan masalah namun masih samar–samar, sehingga peneliti
melakukan wawancara dengan guru kelas untuk lebih meyakinkan dalam menetapkan
permasalahan yang ada di kelas, selanjutnya pada observasi kedua peneliti
memfokuskan perhatian pada permasalahan yang telah disebutkan guru kelas,
dan menemukan permasalahan yang sama dengan yang dikatakan wali kelas yakni
permasalahan kemampuan belajar mandiri yang kurang seperti siswa mencontek hasil
pekerjaan temannya dan tidak ada siswa yang megemukakan pendapatnya saat
diminta oleh guru, untuk selanjutnya peneliti melakukan observasi ketiga dengan
terlebih dahulu menyiapkan lembar observasi awal yang diambil dari teori sardiman
dalam Achmad (2008:45), dan hasilnya kemampuan belajar mandiri siswa dibawah
standar atau bisa dikatakan kurang dengan persentase 21,36%.
Melihat hasil dari observasi awal tersebut, peneliti tertarik untuk mendalami
penilitian mengenai kemampuan belajar mandiri siswa, berdasarkan hasil wawancara
dengan guru kelas penyebab kurangnya kemampuan belajar mandiri siswa
dikarenakan beberapa faktor, salah satunya kurang kesempatan bagi siswa untuk
melakukan kegiatan secara mandiri.
Jika hal ini dibiarkan terus berkelanjutan maka dapat mengakibatkan
kemampuan belajar mandiri siswa tidak berkembang, sehingga siswa berpatokan
bahwa belajar hanya dari yang diberikan guru saja karena tidak dibiasakan
menemukan konsep dari pembelajaran sendiri, dan tidak mempunyai kesempatan
mengembangkan pemikiran.
Melalui wawancara dengan wali kelas selain mendapatkan permasalahan
yang ada di kelas juga mengetahui solusi dari permasalahan itu sendiri yakni dapat
diselesaikan dengan memaksimalkan tahap elaborasi yang memungkinkan siswa
untuk belajar secara mandiri. Karena dengan memaksimalkan pelaksanaan tahap
elaborasi ini kemampuan belajar mandiri siswa akan timbul.
Strategi elaborasi pembelajaran menurut KBBI (2008:387), “adalah
penggarapan secara tekun dan cermat, elaborasi adalah kegiatan dimana siswa
mengerjakan tes secara cermat atau siswa menyimpulkan suatu konsep ilmu (hasil
eksplorasi) secara cermat”.
Dengan diberikan perlakuan berupa strategi elaborasi pembelajaran akan
mendorong siswa untuk memiliki kemampuan belajar mandiri, Maka dalam Skripsi
ini peneliti melakukan penelitian kuantitatif dengan judul “Pengaruh Strategi
Elaborasi Pembelajaran Terhadap Kemampuan Belajar Mandiri Siswa Kelas V di SD
Negeri 111/1 Muara Bulian”
20
21
Sedangkan menurut Kusyono (2011: 27) ciri-ciri kemandirian belajar pada setiap
siswa akan nampak jika siswa telah menunjukkan perubahan dalam belajar. Siswa belajar
untuk bertanggung jawab terhadap tugas yang dibebankan padanya secara mandiri dan tidak
bergantung pada orang lain dengan berpikir kritis, kreatif dan inovatif, dalam memecahkan
masalah yang dihadapi dengan percaya diri, tekun dan disiplin, serta berani mengambil
keputusan.
IPA aalah pengetahuan yang rasional dan objektif tentang alam semesta dan segala
isinya.
Dari beberapa definisi di atas penulis dapat menarik kesimpulan bahwa
pembelajaran IPA merupakan ilmu pengetahuan yang mempelajari semua isi di alam
dan jagat raya yang tersusun secara sistematik terbatas pada gejala-gejala alam.
2.3.2 Tujuan pembelajaran IPA
Tujuan pembelajaran IPA itu sendiri yaitu adalah sesuatu yang ingin dicapai
setelah proses belajar mengajar IPA berlangsung dengan baik untuk jangka penedek
maupun jangka panjang. Tujuan belajar IPA untuk jangka pendek yaitu dikuasainya
sejumlah materi yang telah dipelajarinya, sedangkan tujuan belajar IPA jangka
panjang adalah berkenaan dengan penggunaan ilmu IPA dalam kehidupan sehari-hari
dan penghargaan terhadap IPA itu sendiri sebagai ilmu struktur dan ilmu terapan.
Adapun fungsi mata pelajaran IPA menurut Depdiknas, (2006:2) antara lain:
a. Memberi bekal pengetahuan dasar, baik untuk dapat mlanjutkan kejenjang
pendidikan yang lebih tinggi maupun untuk diterapkan dalam kehidupan sehari-hari;
b.Mengembangkan keterampilan-keterampilan dalam memperoleh, mengembangkan
dan menerapkan konsep-konsep IPA; c.Menanamkan sikap ilmiah dan melatih siswa
dalam menggunakan metode ilmiah untuk memecahkan masalah yang dihadapinya;
d. Menyadarkan siswa akan keteraturan alam dan segala keindahannya.
26
PEMBELAJARAN IPA
STRATEGI ELABORASI
PEMBELAJARAN
KEMAMPUAN BELAJAR
MANDIRI
27
O1 = Nilai Pretest
X = Perlakuan (treatmen)
O2 = Nilai Postest
Dalam penelitian ini perlakuan yang dilakukan yaitu pembelajaran dengan
strategi elaborasi, dengan teknik pengambilan data yaitu angket dan tes untuk
mengukur data variabel X (strategi elaborasi) dan variabel O (kemampuan belajar
mandiri) yang kemudian akan diolah dengan instrumen penelitian.
28
3.4.2 Tes
Tes menurut Arikunto (2006:80) adalah “sebuah kegiatan yang dilakukan
diakhir pelaksanaan pelajaran atau yang disebut evaluasi hasil merupakan suatu
percobaan yang diadakan untuk mengetahui ada atau tidaknya hasil-hasil pelajaran pada
seorang murid atau kelompok murid”. Dalam penelitian ini tes dilakukan untuk melihat
perkembangan nilai siswa sesuai dengan indikator kemampuan belajar mandiri pada
pembelajaran IPA.
Tes hasil belajar IPA diberikan di awal pembelajaran sebelum dilakukan
treatment/perlakuan dan akhir pembelajaran. Tes ini berupa soal esai dengan jumlah
butir soal sebanyak 5 soal. Adapun kisi-kisi instrumen tes yang akan digunakan dalam
penelitian ini adalah sebagai berikut:
Tabel 3.2 Kisi-kisi intrumen tes
Kompetensi Dasar Indikator No.Soal
6.1 Mendeskripsikan sifat–sifat 1.Menyebutkan sifat-sifat 1,2,3,4,5
cahaya cahaya dalam kehidupan sehari-
hari.
Uji hipotesis ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan hasil belajar dan hasil
angket sebelum dan setelah diberikan perlakuan. Uji hipotesis manual menggunakan uji
perbedaan dua rata-rata dengan uji pihak kanan. Uji ini dipengaruhi oleh
kesamaan dua varians, rumus yang digunakan adalah
Keterangan:
: Nilai rata-rata hasil angket sebelum perlakuan
: Nilai rata-rata hasil angket setelah perlakuan
n1 : Nilai rata-rata hasil tes sebelum perlakuan
n2 : Nilai rata-rata hasil tes setelah perlakuan
2
S1 : Varians angket setelah perlakuan
S22 : Varians tes setelah perlakuan
S : simpangan baku
Kriteria H0 ditolak apabila t t(1-a)(n1+n2-2)
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto. 2006. Prosedur Penilaian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarata:Rineka Cipta
Hasan, Alwi. 2008. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta : PT. Gramedia Kusyono.
(2011). Kemandirian Belajar Siswa Kelas X Prohram Keahlian Teknik
Ketenagalistrikan SMK Negeri Di Kota Yogyakarta. Yogyakarta:FT UNY.
Alfabeta
Sugiyono. 2015. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif,
Kualitatif, dan RnD.Bandung : Alfabeta
Trianto.2011. Desain Pengembangan Pembelajaran Tematik Bagi Anak Usia Dini dan
Anak Usia Kelas Awal. Jakarta : Kencana Press