Askep Bedah

Download as docx, pdf, or txt
Download as docx, pdf, or txt
You are on page 1of 18

LAPORAN KASUS

ASUHAN KEPERAWATAN PADA TN. KN DENGAN POST OP


PROSTATEKTOMI BENIGNA PROSTAT HIPERPLASIA DI RUANG DAHLIA
RSU NEGARA TANGGAL 18 – 19 MEI 2024

STASE KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH

Oleh
Ayu Gde Susanthie Cahyaningtias
NIM 239013204

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI NERS


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN WIRA MEDIKA BALI
2024
ASUHAN KEPERAWATAN PADA TN.KN
DENGAN POST OP PROSTATEKTOMI BENIGNA PROSTAT HIPERPLASIA
DI RUANG DAHLIA RSU NEGARA
TANGGAL 18 – 19 MEI 2024

A. PENGKAJIAN
1. Data Umum
Identitas Klien
Nama : Tn.KN
Umur : 61 tahun
Agama : Hindu
Jenis Kelamin : Laki-laki
Status Marital : Kawin
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Petani
Suku Bangsa : Indonesia
Alamat : Br. Pangkung Medahan, Pulukan
Tanggal Masuk : 16-05-2024
Tanggal Pengkajian : 18-05-2024
No. Register : 2768XX
Diagnosa Medis : Post Op Prostatektomi BPH
Identitas Penanggung Jawab
Nama : Ny. PM
Umur : 58 tahun
Hub. Dengan Pasien : Istri
Pekerjaan : IRT
Alamat : Br. Pangkung Medahan, Pulukan

1
2. Riwayat Kesehatan
Keluhan Utama
a. Keluhan utama saat MRS (16/05/2024)
Pasien mengeluh kencingnya tersendat-sendat dan sakit saat kencing
b. Keluhan utama saat pengkajian (18/05/2024)
Nyeri post operasi Prostatektomi BPH
Riwayat Penyakit Sekarang
Pasien mengatakan sejak dua bulan yang lalu mengeluh kencingnya tersendat-
sendat dan sakit saat kencing. Oleh keluarga, pasien dibawa ke IGD RSU Negara dan
diperiksa oleh dokter yang bertugas. Pasien dipasang keteter dan langsung diizinkan
pulang. Pasien rajin kontrol setiap minggu sambil mengeluarkan kencingnya.
Pada tanggal 16 Mei 2024 pasien kembali ke poli bedah untuk rencana operasi
dan sebelum operasi pasien dirawat inap di ruang Dahlia dan diberikan inform
consent pemasangan IVFD RL 20 tts/mnt, pencukuran rambut pubis dan pasien
dipuasakan. Pasien juga diberikan obat injeksi ceftriaxone 2 gram. Besoknya pada
tanggal 17 Mei 2024 sekitar pukul 08.00 wita pasien dilakukan operasi prostatektomi
dan setelah dioperasi pasien dipindahkan keruang ICU.
Pada tanggal 18 Mei 2024 pasien dipindahkan ke ruang Dahlia. Pasien
terpasang kateter, drain dengan warna cairan merah dan IVFD RL 20 tts/mnt. Selama
dirawat di ruang Dahlia pasien mendapatkan terapi: Ceftriaxone 3x1 gram, Vit C 1x1
ampul, Ranitidin 3x1 ampul, Alinamin F 2x1 tablet, Transamin 3x1 tablet, IVFD RL
20 tts/mnt, Tramadol 3x1 tablet, Perawatan infus, catteter, drain dan rawat luka. Saat
pengkajian pukul 11.00 Wita. Pasien mengatakan Nyeri dirasakan saat bergerak,
mengedan. Pasien mengatakan nyerinya seperti ditusuk-tusuk, nyeri pada perut
bagian bawah, Skala nyeri 5, nyeri yang dirasakan hilang timbul.
Riwayat Kesehatan Dahulu
Pasien mengatakan tidak pernah menderita penyakit seperti ginjal, hipertensi,
kanker, DM. Pasien juga mengatakan sebelumnya tidak pernah menjalani operasi.
Riwayat Kesehatan Keluarga
Pasien mengatakan dalam kelurganya tidak ada yang menderita penyakit yang sama
maupun penyakit yang menular

2
Genogram : -

Keterangan :
= Perempuan

= Laki – laki

= Meninggal

= Pasien

= Tinggal serumah

Riwayat Sosiokultural
Ayah pasien adalah anak pertama dari 4 bersaudara, ibu pasien adalah anak keempat
dari 4 bersaudara. Pasien adalah anak ketiga dari 5 bersudara. Pasien tinggal serumah
dengan istri dan kedua anaknya. Pasien mengatakan bahwa sakit yang diderita baru
muncul .

3
3. Pola Fungsi Kesehatan Gordon
a. Pola Persepsi dan Manajemen Kesehatan
Pasien tidak menetahui penyebab penyakitnya, pasien berharap cepat sembuh dan
cepat dizinkan pulang. Pasien mengatakan tempat tinggalnya sudah lumayan
bersih dan rapi. Tidak ada bahaya yang mengancam di lingkungan tempat
tinggalnya. Pasien tinggal di pedesaan dengan suasana dan udara yang relatif
masih bersih, tetapi jika ada kendaraan lewat ada polusi.
b. Pola Nutrisi-Metabolik
Makan : Pasien mengatakan sebelum sakit biasa makan 3 x sehari dengan
menu nasi, lauk pauk dan sayur. Saat pengkajian pasien
mengatakan habis 1 porsi makanan yang disediakan oleh rumah
sakit
Minum : Pasien mengatakan sebelum sakit biasa minum 8 – 9 gelas sehari
dan saat pengkajian pasien biasa minum 8 -10 gelas sehari.

c. Pola Eleminasi
BAB : Sebelum sakit pasien mengatakan biasa BAB 1 - 2 x sehari yaitu
setiap pagi hari di toilet dengan konsistensi lembek, warna kuning
kecoklatan dan bau khas feses. Saat pengkajian pasien mengatakan
sudah BAB.
BAK : Sebelum sakit pasien mengatakan sakit saat kencing dan tersendat-
sendat. Saat pengkajian pasien mengatakan biasa BAK setelah
selang cateternya dibuka.

d. Pola Aktivitas dan Latihan


di Rumah di Rumah Sakit
Sebelum sakit pasien tidak mengalami Saat pengkajian pasien
gangguan dalam bergerak dan melaksanakan mengatakan nyeri saat bergerak
aktifitasnya sehari-hari. dan masih terpasang drain serta
ADL sudah dapat dilakukan
sendiri.

4
e. Pola kognitif dan Persepsi
 Pasien mengatakan sudah diberitahu tentang penyakitnya dari dokter dan
perawat, pasien juga sudah tahu cara perawatan lukanya.
 Hal yang diinginkan saat ini: pasien menginginkan cepat sembuh dan cepat
pulang.
 Harapan setelah menjalani perawatan: pasien berharap penyakitnya tidak
kambuh lagi.
 Perubahan yang dirasakan setelah sakit: pasien merasa lemah dan aktivitas
dibantu oleh keluarga.
f. Pola Persepsi-Konsep diri
Orientasi pasien terhadap orang, tempat dan waktu baik, pasien mengenali setiap
orang yang datang mengunjunginya, pasien bisa menyebutkan dimana dia berada
sekarang dan pasien bisa menyebutkan tanggal dan hari apa sekarang. Pasien
selama ini tinggal serumah dengan istri dan anak-anaknya. Kesulitan dalam
keluarga tidak ada mesalah selama ini hubungan dengan keluarga terjalin dengan
baik dibuktikan dengan adanya keluarga menjenguk selama dirawat dirumah
sakit.
g. Pola Tidur dan Istirahat
Sebelum sakit pasien mengatakan biasa tidur pukul 21.00 wita dan bangun pukul
06.00 wita. Saat pengkajian pasien mengatakan tidur pukul 22.00 wita dan bangun
pukul 05.00 wita. Pasien tidak biasa tidur siang.
h. Pola Peran-Hubungan
Hubungan pasien dengan lingkungan sekitar antar dan intern keluarga baik.
Pasien sangat kooperatif saat dilakukan tindakan terhadap dirinya.
i. Pola Seksual-Reproduksi
Kebiasaan seksual tidak dikaji karena pasien tidak bersedia.
j. Pola Toleransi Stress-Koping
 Pengambilan keputusan pasien dibantu oleh keluarganya.
 Yang disukai tentang diri sendiri : pasien merasa bangga sebagai seorang
suami, bapak, adik dan kakak bagi keluarganya.
 Yang ingin dirubah dari kehidupan : tidak ada karna menurut pasien semua
yang dialaminya adalah kehendak Tuhan

5
 Yang dilakukan pasien jika stres adalah mencari pemecahan masalah dan
mencari pertolongan pada keluarganya.
k. Pola Nilai-Kepercayaan
Pasien menganut agama Hindu dan pasien biasa sembahyang setiap hari. Saat
sakit dan saat pengkajian pasien hanya bisa berdoa dari tempat tidur.
4. Pemeriksaan Fisik
a. Keadaan Umum
1) Kesadaran : Compos mentis
2) Bangun tubuh : Sedang
3) Postur tubuh : tidak dapat diobservasi karena pasien masih lemah
4) Cara berjalan : Tidak dapat diobservasi karena pasien dalam
keadaan
lemah dan berbaring di tempat tidur
5) Gerak motorik : Terkoordinasi
6) Keadaan kulit :
- Warna kulit : Normal
- Turgor : Elastis
- Kebersihan : Cukup
7) Ukuran lain :
- BB sebelum MRS : 68 Kg
- BB saat pengkajian : tidak dapat diobservasi
- Tinggi badan : 170 cm

b. Tanda Vital
- Suhu : 36°C
- Nadi : 80 x/menit
- RR : 20 x/menit
- TD : 110/70 mmHg

c. Pemeriksaan Fisik
1) Kepala
Kebersihan cukup, bentuk bulat, warna rambut hitam, penyebaran rambut
merata, ketombe tidak ada, nyeri tekan tidak ada.

6
2) Mata
Konjungtiva merah muda, gerakan bola mata terkoordinasi, mata simetris,
sklera putih, nyeri tekan tidak ada, penglihatan normal.
3) Telinga
Bentuk simetris, peradangan tidak ada, serumen tidak ada, pendengaran baik,
tidak nyeri tekan.
4) Hidung
Bentuk simetris, nyeri tekan tidak ada, pembengkakan tidak ada, epistaksis
tidak ada.
5) Mulut
Mukosa bibir lembab, reflek menelan baik, pembesaran tonsil tidak ada,
persebaran gigi merata.
6) Leher
Tidak ada pembesaran kelenjar tiroid, tidak ada bendungan vena jugularis.
7) Thorak
Bentuk dada simetris, ronchi -/-, wheezing -/-, tidak ada retraksi otot dada,
suara jantung S1 S2 tunggal reguler.
8) Abdomen
Perut tidak kembung, terdapat 2 buah luka jaritan diperut dengan ukuran ± 10
cm dan 2 cm oleh karena pemasangan drain, luka sudah tampak mengering,
jaritan sudah dibuka,drain masih keluar cairan berwarna merah.
9) Ekstremitas
Atas : Sianosis tidak ada, fleksi dan ekstensi terkoordinasi, kekuatan
otot skala 5.
Bawah : Sianosis tidak ada, tidak ada edema, kekuatan otot skala 5.
Kekuatan otot : 5555 5555
5555 5555
10) Genetalia
Kebersihan cukup, tidak ada benjolan, tidak ada nyeri.
11) Anus
Kebersihan cukup, tidak ada hemoroid.

7
5. Data Penunjang (Pemeriksaan Diagnostik) :
a. Pemeriksaan laboratorium, tanggal 16 Mei 2024
1. Darah lengkap
Hasil Nilai normal
WBC 10,01 K/uL 4,60 - 10,2 K/uL
RBC 4,25 M/uL 3,80 - 6,50 M/uL
HGB 11,6 gr/dL 11,5 - 18,0 gr/dL
HCT 35,6 % 37,0 - 54,0 %
MCV 79,1 fL 80,0 - 100 fL
MCH 25,8 gr/dL 27,0 - 32,0 gr/dL
MCHC 22,6 gr/dL 31,0 - 36,0 gr/dL
PLT 378 K/uL 150 - 400 K/uL

RDW-SD 42,9 fL 37,0 - 54,0 fL


RDW-CV 15,10 % 11,5 - 14,5 %
PDW 8,7 fL 15,5 - 17,1 fL
MPV 8,4 fL 7,80 - 11,0 fL
P-LCR 12,8 % 13,0 - 43,0 %
PCT 0,32 % 0,14 - 0,36 %

NEUT 9,38 K/uL 2,00 - 6,00 K/uL


LYMPH 2,11 K/uL 0,60 - 5,20 K/uL
MONO 0,23 K/uL 0,10 - 0,60 K/uL
EO0,91 K/uL 0,00 - 0,40 K/uL
BASO 0.02 K/uL 0,00 – 0,10 K/Ul
NEUT% 74,1 % 40,0 - 70,0 %
LYMPH% 16,7 % 20,0 - 40,0 %
MONO% 1,8 % 1.70 - 9,30 %
EO% 7,2 % 0,00 - 0,60 %
BASO% 82 % 0 - 20 %

8
B. Analisa Data
Masalah Kolaboratif /
Data Etiologi
Keperawatan
Ds : Agen Pencedera Nyeri Akut
P= Fisik (prosedur (D.0077)
Pasien mengatakan Nyeri operasi)
dirasakan saat bergerak, mengedan ↓
Q= Insisi Prostatektomi
Pasien mengatakan nyerinya ↓
seperti ditusuk-tusuk. Terputusnya
R= Kontinuitas Jaringan
Pasien mengatakan nyeri pada ↓
perut bagian bawah. Nyeri Akut
S=
Skala nyeri 5 dari 10 skala nyeri
yang diberikan.
T=
Nyeri hilang timbul

Do :
 Pasien meringis menahan sakit
saat dilakukan
 Terdapat luka post operasi
dengan ukuran 10 cm dan 2
cm.
 TTV:
TD : 110/70 mmHg
N : 80 x/menit
RR : 20 x/menit
S : 36°C

Ds : - Efek Prosedur Risiko Infeksi


Do : Invasif (D.0142)
 Terdapat 2 buah luka bekas ↓
operasi diperut dengan ukuran Ketidakadekuatan
10 cm dan 2 cm. Pertahanan Tubuh
 Luka sudah mengering, tidak Sekunder
ada kemerahan/bengkak. (Peningkatan Nilai
 Suhu = 36◦C WBC)

Risiko Infeksi

9
Tabel Daftar Masalah Kolaboratif / Diagnosa Keperawatan
TANGGAL / TANGGAL, JAM
NO JAM DIAGNOSA KEPERAWATAN LENYAP /
DITEMUKAN TERATASI
1 18 Mei 2024 Nyeri Akut berhubungan dengan 19 Mei 2024
11.00 Wita agen pencedera fisik (prosedur 11.00 Wita
operasi)
2 18 Mei 2024 Risiko Infeksi dibuktikan dengan 19 Mei 2024
11.00 Wita efek prosedur invasif 11.00 Wita

10
C. Perencanaan Keperawatan
DIAGNOSA TUJUAN DAN
INTERVENSI
NO KEPERAWATAN KRITERIA HASIL
(SIKI)
(SDKI) (SLKI)
1 Nyeri akut (D.0077) Tingkat Nyeri (L.08066) Manajemen Nyeri (I.08238)
Penyebab : Setelah diberikan asuhan Observasi
 Agen pencedera keperawatan selama 1x24 √ Identifikasi lokasi, karakteristik, durasi,
fisiologis (mis. jam, maka Tingkat Nyeri frekuensi, kualitas, intensitas nyeri
inflamasi, iskemia, Menurun dengan kriteria √ Identifikasi skala nyeri
neoplasma) hasil:  Identifikasi respons nyeri non verbal
 Agen pencedera  Kemampuan  Identifikasi faktor yang memperberat dan
kimiawi (mis. menuntaskan aktivitas memperingan nyeri
terbakar, bahan meningkat  Identifikasi pengetahuan dan keyakinan
kimia iritan) √ Keluhan nyeri tentang nyeri
√ Agen pencedera fisik menurun  Identifikasi pengaruh budaya terhadap
(mis. abses, √ Meringis menurun respons nyeri
amputasi, terbakar,  Sikap protektif  Identifikasi pengaruh nyeri pada kualitas
terpotong, menurun hidup
mengangkat berat,  Gelisah menurun  Monitor keberhasilan terapi komplementer
prosedur operasi,  Kesulitan tidur yang sudah diberikan
trauma, latihan fisik menurun  Monitor efek samping penggunaan
berlebihan)  Menarik diri menurun analgetik
 Berfokus pada diri Terapeutik
Gejala dan Tanda sendiri menurun  Berikan teknik nonfarmakologis untuk
Mayor  Diaphoresis menurun mengurangi rasa nyeri (mis. TENS,
Subjektif  Perasaan depresi hypnosis, akupresur, terapi music,
√ Mengeluh nyeri (tertekan) menurun biofeedback, terapi pijat, aromaterapi
Objektif  Perasaan takut teknik imajinasi terbimbing, kompres
√ Tampak meringis mengalami cedera hangat/ dingin, terapi bermain)
 Bersikap protektif berulang menurun  Kontrol lingkungan yang memperberat
(mis. waspada,  Anoreksia menurun rasa nyeri (mis. suhu ruangan,
posisi menghindari  Perineum terasa pencahayaan, kebisingan)
nyeri) tertekan menurun  Fasilitas istirahat dan tidur
 Gelisah  Uterus teraba  Pertimbangan jenis dan sumber nyeri
 Frekuensi nadi membulat dalam pemilihan strategi meredakan nyeri
meningkat  Ketegangan otot Edukasi
 Sulit tidur menurun  Jelaskan penyebab, periode, dan pemicu
Gejala dan Tanda  Pupil dilatasi menurun nyeri
Minor  Mual menurun  Jelaskan strategi meredakan nyeri
Subjektif  Muntah menurun  Anjurkan memonitor nyeri secara mandiri
(Tidak tersedia)  Frekuensi nadi  Anjurkan menggunakan analgetik secara
Objektif membaik tepat
 Tekanan darah  Pola napas membaik √ Ajarkan teknik nonfarmakologis untuk
meningkat  Tekanan darah mengurangi rasa nyeri
 Pola napas berubah membaik Kolaboratif
 Nafsu makan  Proses berpikir  Kolaborasi pemberian analgetik, jika perlu
berubah membaik Pemberian Analgesik (I.08243)
 Proses berpikir  Focus membaik Observasi

11
terganggu  Fungsi berkemih  Identifikasi karakteristik nyeri (mis,
 Menarik diri membaik pencetus, pereda, kualitas, lokasi,
 Berfokus pada diri  Perilaku membaik intensitas, frekuensi, durasi)
sendiri  Nafsu makan membaik
 Identifikasi riwayat alergi obat
 Diaphoresis  Pola tidur membaik
 Identifikasi kesesuaian analgesic (mis.
Kondisi Klinis Terkait Kontrol Nyeri (L.08063) narkotika, non-narkotik, atau NSAID)
1. Kondisi meningkat dengan kriteria dengan tingkat keparahan nyeri
pembedahan hasil :  Monitor tanda-tanda vital sebelum dan
2. Cedera traumatis  Melaporkan nyeri sesudah pemberian analgesic
3. Infeksi terkontrol meningkat  Monitor efektifitas analgesic
4. Sindrom coroner  Kemampuan mengenali
Terapeutik
akut onset nyeri meningkat
5. Glaukoma  Kemampuan mengenali  Diskusikan jenis analgesic yang disukai
penyebab nyeri untuk mencapai analgesic optimal, jika
meningkat perlu
 Kemampuan  Pertimbangkan penggunaan infus kontinu,
menggunakan teknik atau bolus opioid untuk mempertahankan
non-farmakologis kadar dalam serum
meningkat
 Tetapkan target efektifitas analgesic untuk
 Dukungan orang
terdekat meningkat mengoptimalkan respons pasien
 Keluhan nyeri menurun  Dokumentasikan respon terhadap efek
 Penggunaan analgesic analgesic untuk mengoptimalkan respons
menurun pasien
 Dokumentasikan respons terhadap efek
Penyembuhan Luka analgesic dan efek yang tidak diinginkan
(L.14130)
Edukasi
Meningkat dengan kriteria
hasil :  Jelaskan efek terapi dan efek samping obat
 Penyatuan kulit Kolaborasi
meningkat  Kolaborasi pemberian dosis dan jenis
 Penyatuan tepi luka analgesic, sesuai indikasi
meningkat
 Jaringan granulasi
meningkat
 Pembentukan jaringan
parut meningkat
 Edema pada sisi luka
menurun
 Peradangan luka
menurun
 Nyeri menurun
 Drainase purulent
menurun
 Drainase serosa
menurun
 Drainase sanguinis
menurun

12
 Drainase serosanguinis
menurun
 Eritema pada kulit
sekitar menurun
 Peningkatan suhu kulit
menurun
 Bau tidak sedap pada
luka menurun
 Nekrosis menurun
 Infeksi menurun

DIAGNOSA TUJUAN DAN


INTERVENSI
NO KEPERAWATAN KRITERIA HASIL
(SIKI)
(SDKI) (SLKI)
2 Risiko Infeksi Tingkat Infeksi Pencegahan Infeksi (I.14539)
(D.0142) (L.14137) Observasi
Definisi : Setelah diberikan asuhan √ Monitor tanda dan gejala infeksi local dan
keperawatan selama 1x24.
Berisiko mengalami sistemik
jam, maka
peningkatan terserang Tingkat Infeksi menurun Terapeutik
organisme patogenik dengan kriteria hasil: □ Batasi jumlah pengunjung
□ Kebersihan tangan □ Berikan perawatan kulit pada area edema
Faktor Risiko: meningkat □ Cuci tangan sebelum dan sesudah kontak
□ Penyakit Kronis □ Kebersihan badan dengan pasien dan lingkungan pasien
(mis. Diabetes meningkat □ Pertahanakan teknik aseptic pada pasien
mellitus) □ Demam menurun berisiko tinggi
√ Efek prosedur √ Kemerahan menurun Edukasi
invasif √ Nyeri menurun √ Jelaskan tanda dan gejala infeksi
□ Malnutrisi □ Vesikel menurun □ Ajarkan cara mencuci tangan dengan
□ Peningkatan □ Cairan berbau busuk benar
paparan organisme menurun □ Ajarkan etika batuk
pathogen □ Sputum berwarna hijau □ Ajarkan cara memeriksa kondisi luka atau
lingkungan menurun luka operasi
□ Ketidakadekuatan □ Drainase purulent □ Anjurkan meningkatkan asupan nutrisi
pertahanan tubuh menurun □ Anjurkan meningkatkan asupan cairan
primer: □ Piuria menurun Kolaborasi
□ Gangguan □ Periode malaise □ Kolaborasi pemberian antibiotik
peristaltic menurun □ Kolaborasi pemberian imunisasi jika perlu
□ Kerusakan □ Periode menggigil
integritas kulit menurun
□ Perubahan □ Letargi menurun
sekresi Ph □ Gangguan kognitif
□ Penurunan menurun
kerja siliaris □ Kadar sel darah putih
□ Ketuban membaik (normal
pecah lama 9000-30000 sel/mm)
□ Ketuban □ Kultur darah membaik
pecah □ Kultur urine membaik

13
sebelumnya □ Kultur sputum
□ Merokok membaik
□ Statis cairan □ Kultur area luka
tubuh membaik
□ Ketidakadekuatan □ Kultur feses membaik
pertahanan tubuh □ Nafsu makan membaik
sekunder
□ Penurunan
hemoglobin
□ Imununosupres
i
□ Leukopenia
□ Supresi respon
inflamasi
□ Vaksinasi tidak
adekuat

14
D. Implementasi Keperawatan
No Tindakan
Hari/ Tgl/Jam Evaluasi Ttd
Dx Keperawatan
Sabtu, 18 Mei 1  Mengidentifikasi Ds :
2024 lokasi, karakteristik, P=
11.00 Wita durasi, frekuensi, Pasien mengatakan
kualitas, intensitas Nyeri dirasakan saat
nyeri bergerak, mengedan.
 Mengidentifikasi Q=
skala nyeri Pasien mengatakan
nyerinya seperti
ditusuk-tusuk.
R=
Pasien mengatakan
nyeri pada perut
bagian bawah.
S=
Skala nyeri 5 dari 10
skala nyeri yang
diberikan.
Susanthie
T=
nyeri hilang timbul

Do :
 Pasien meringis
menahan sakit saat
dilakukan
 Terdapat luka post
operasi dengan
ukuran 10 cm dan
2 cm.
 TD : 110/70
mmHg
N : 80 x/menit
RR : 20 x/menit
S : 36°C

11.05 Wita 1 Mengajarkan teknik Ds :


nonfarmakologis untuk pasien mengatakan
mengurangi rasa nyeri nyeri berkurang
Do :
Susanthie
wajah pasien tampak
tenang

15
11.20 Wita 2  Memonitor tanda Ds :
dan gejala infeksi Pasien mengerti
local dan sistemik dengan penjelasan
 Menjelaskan tanda yang diberikan
dan gejala infeksi Do :
Pasien terpasang infus,
terdapat luka jahitan di
Susanthie
abdomen kanan bawah
pasien

Minggu, 19 Mei 1  Mengidentifikasi Ds :


2024 skala nyeri pasien mengatakan
11.00 Wita  Mengajarkan teknik nyeri sudah berkurang,
nonfarmakologis skala nyeri 3
untuk mengurangi Do :
rasa nyeri pasien tampak tenang
TD = 120/70 mmHg
Susanthie
N = 88 x/menit
R = 20 x/menit
S = 36oC
11.05 Wita 2 Memonitor tanda dan Ds :
gejala infeksi local dan Pasien mengatakan
sistemik merasa lebih baik dari
sebelumnya, nyeri
berkurang
Do :
tidak terdapat tanda
Susanthie
dan gejala infeksi,
tidak ada kemerahan

16
E. EVALUASI

No
No Hari/Tgl Evaluasi TTd
Dx
1 Minggu, 19 Mei 1 S:
2024 Pasien mengatakan nyeri berkurang, skala
nyeri 3
O:
Pasien tampak lemah, kesadaran
composmentis, wajah pasien tampak
tenang,
TD = 120/70 mmHg
N = 88 x/menit
R = 20 x/menit Susanthie
S = 36oC
A:
Masalah teratasi sebagian
P:
Lanjutkan intervensi
2 Minggu, 19 Mei 2 S:
2024 Pasien mengatakan rasa khawatir akan
kondisinya yang akan dilakukan tindakan
operasi berkurang setelah dijelaskan
prosedur tindakannya
O:
Pasien tampak lemah, kesadaran
composmentis, wajah pasien tampak
tenang Susanthie
A:
Masalah teratasi
P:
Hentikan intervensi

Mengetahui, Jembrana, 17 Mei 2024


Pembimbing Kampus Mahasiswa,

(Ns. Ni Luh Putu Thrisna Dewi, M.Kep) (Ayu Gde Susanthie Cahyaningtias)
Pembimbing Ruangan

( Ns. Komang Sri Ayuni, S.Kep)

17

You might also like