0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
155 tayangan41 halaman

Pt. Pusri: Kelompok 2 Dwi Indah Wahyuni Indri Apriyana Jevika Berlian Kenny Permata Hati

Unduh sebagai pptx, pdf, atau txt
Unduh sebagai pptx, pdf, atau txt
Unduh sebagai pptx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1/ 41

PT.

PUSRI
KELOMPOK 2
Dwi Indah Wahyuni
Indri Apriyana
Jevika Berlian
Kenny Permata Hati

SEJARAH PUSRI

1959
PT Pupuk Sriwidjaja
didirikan pada tanggal 24
Desember
1959,
merupakan
produsen
pupuk urea pertama di
Indonesia.
Sriwidjaja
diambil
sebagai
nama
perusahaan
untuk
mengabadikan
sejarah
kejayaan
Kerajaan
Sriwijaya di Palembang,
Sumatera
Selatanyang
sangat disegani di Asia
Tenggara hingga daratan
Cina, pada Abad Ke Tujuh
Masehi.

1961
Tanggal 14 Agustus 1961
merupakan
tonggak
penting
sejarah berdirinya Pusri, karena
pada
saat
itu
dimulai
pembangunan
pabrik
pupuk
pertama kali yang dikenal dengan
Pabrik Pusri I. Pada tahun 1963,
Pabrik Pusri I mulai berproduksi
dengan
kapasitas
terpasang
sebesar 100.000 ton urea dan
59.400 ton amoniak per tahun.
1964
Wakil Perdana Menteri Chaerul
Saleh menekan tombol tanda
diresmikannya
penyelesaian
Pabrik Pusri I didampingi Direktur
Utama Pusri Ir. Salmon Mustafa 4

1972
Seiring dengan kebutuhan
pupuk yang terus meningkat,
selama periode 1972-1977 Pusri
membangun Pabrik Pusri II, Pusri
III dan Pusri IV. Pabrik Pusri II
memiliki
kapasitas
terpasang
380.000 ton per tahun. Pada
tahun 1992 dilakukan proyek
optimalisasi urea Pabrik Pusri II
dengan
kapasitas
terpasang
sebesar 552.000 ton per tahun.
Pabrik Pusri III dibangun pada
1976 dengan kapasitas terpasang
sebesar 570.000 ton per tahun,
sedangkan pabrik urea Pusri IV
dibangun
pada
tahun
1977
dengan
kapasitas
terpasang

1979
Sejak tahun 1979, Pusri
diberi tugas oleh Pemerintah
melaksanakan distribusi dan
pemasaran pupuk bersubsidi
kepada
petani
sebagai
bentuk pelaksanaan Public
Service
Obligation
(PSO)
untuk mendukung program
pangan
nasional
dengan
memprioritaskan
produksi
dan pendistribusian pupuk
bagi
petani
di
seluruh
wilayah Indonesia.

1993
Pada tahun 1993 dilakukan
pembangunan Pabrik Pusri IB
berkapasitas 570.000 ton per
tahun,

sebagai

peremajaan

dan

upaya
peningkatan

kapasitas produksi pabrik dan


untuk

menggantikan

Pusri

operasinya

pabrik

yang

dihentikan

karena

usia

dan

tingkat efisiensi yang menurun.

1997
Pada tahun 1997, Pusri ditunjuk
sebagai
induk
perusahaan
yang
membawahi empat BUMN yang bergerak
di bidang industri pupuk dan petrokimia,
yaitu PT Petrokimia Gresik, PT Pupuk
Kujang Cikampek, PT Pupuk Kaltim dan PT
Pupuk Iskandar Muda serta satu BUMN
yang bergerak di bidang engineering,
procurement & construction (EPC), yaitu
PT Rekayasa Industri. Pada tahun 1998,
anak perusahaan Pusri bertambah satu
BUMN lagi, yaitu PT Mega Eltra yang
bergerak di bidang perdagangan.
2010
Pada tahun 2010 dilakukan Pemisahan
(Spin Off) dari Perusahaan Perseroan
(Persero) PT Pupuk Sriwidjaja atau PT Pusri
(Persero)kepadaPT
Pupuk
SriwidjajaPalembangdan pengalihan hak

2012
Sejak tanggal 18 April
2012, Menteri BUMN Dahlan
Iskan meresmikan PT Pupuk
Indonesia Holding Company
(PIHC) sebagai nama induk
perusahaan
baru,

pupuk

yang

menggantikan

nama

PT Pusri (Persero). Hingga


kini

PT

Pupuk

SriwidjajaPalembang
menggunakan

brand

merk dagang Pusri.

tetap
dan

VISI DAN MISI


Visi
"Menjadi Perusahaan Pupuk Terkemuka Tingkat Regional"
Misi
"Memproduksi serta memasarkan pupuk dan produk
agribisnis secara efisien, berkualitas prima dan
memuaskan pelanggan"
Makna Perusahaan
PUSRI untuk Kemandirian Pangan dan Kehidupan Yang
Lebih Baik

PRODUK
PUSRI

PT.

Produk utama yang dihasilkan oleh PT Pusri adalah pupuk urea.

Disamping itu, PT Pusri juga menghasilkan Amoniak cair, NPK,


Phonska, ZA, SP36/TSP, DAP dan ZK. Kapasitas produksi pupuk
urea

PT

Pusri

adalah

sebesar

2.262.000

ton

pertahun

sedangkan Amoniak cair sebesar 1.449.000 ton pertahun.


Belakangan ini pula, PT Pusri juga telah mengembangkan
produksi pupuk organik, yang berbahan baku dari limbah
organik masyarakat sekitar PT Pusri. Berbagai jenis pupuk yang
dihasilkan oleh PT Pusri diproduksi guna memenuhi kebutuhan
dalam negeri, namun beberapa tahun terakhir, telah diekspor
pula ke beberapa negara seperti Malaysia, Thailand, dan
Vietnam.

UREA

Pupuk Urea adalah pupuk kimia yang mengandung Nitrogen (N) berkadar
tinggi. Pupuk urea berbentuk butir-butir kristal berwarna putih. Pupuk urea
dengan rumus kimia NH2 CONH2 merupakan pupuk yang mudah larut
dalam air dan sifatnya sangat mudah menghisap air (higroskopis), karena
itu sebaiknya disimpan di tempat yang kering dan tertutup rapat. Pupuk
urea mengandung unsur hara N sebesar 46%, Moisture 0,5%, Kadar Biuret
1%, ukuran 1-3,35mm 90% Min serta berbentuk Prill.

Ciri-ciri pupuk Urea:

Mengandung Nitrogen (N) berkadar tinggi.


Berbentuk butir-butir Kristal berwarna putih.
Memiliki rumus kimia NH2 CONH2.
Mudah larut dalam air dan sifatnya sangat mudah menghisap air
(higroskopis).
Mengandung unsur hara N sebesar 46%.
Standar SNI-02-2801-1998.

UREA

PROSES PRODUKSI UREA

PROSES PEMBUATAN UREA


Proses pembuatan Urea tersebut dibagi menjadi 6 unit, yaitu:
(1) Sintesa Unit
Untuk mensintesa Urea yaitu dengan mereaksikan Liquid NH3 dan
gas CO2 di dalam Urea Reaktor. Hasil Sintesa Urea dikirim ke
bagian Purifikasi untuk dipisahkan ammonium karbamat dan
kelebihan ammonianya setelah dilakukan stripping oleh CO2.
(2) Purifikasi Unit
Ammonium karbamat yang tidak terkonversi dan kelebihan amonia
di unit Sintesa diuraikan dan dipisahkan dengan cara tekanan dan
pemanasan Hasil peruraian berupa gas CO2 dan NH3 dikirim ke
bagian Recovery, sedangkan larutan ureanya dikirim ke bagian
kristaliser.
(3) Kristaliser Unit
Larutan urea dari unit Purifikasi dikristalkan dibagian ini secara
vacuum. Kemudian kristal ureanya dipisahkan di Centrifuge

PROSES PEMBUATAN UREA


(4) Prilling Unit
Kristal urea keluaran Centrifuge dikeringkan sampai menjadi 99,8%
berat dengan udara panas, kemudian dikirimkan ke bagian atas
Prilling Tower untuk dilelehkan dan didistribusikan merata ke seluruh
distributor, dan dari distributor dijatuhkan ke bawah sambil
didinginkan oleh udara dari bawah dan menghasilkan produk urea
butiran (prill).
(5) Recovery Unit
Gas ammonia dan gas CO2 yang dipisahkan dibagian purifikasi
diambil kembali dengan 2 step absorbsi dengan menggunakan
mother liquor sebagian absorbent kemudian di-recycle kembali ke
bagian sintesa.
(6) Proses Kondensat Treatment Unit
Uap air yang menguap dan terpisahkan dibagian kristaliser
didinginkan dan dikondensasikan. Gas CO2 dan gas NH3-nya dikirim
kembali ke bagian purifikasi untuk di-recover. Sedangkan air
kondensatnya dikirim ke utilitas.

AMONIAK

Amonia adalah senyawa kimia berupa gas yang berbau tajam.


Pabrik

Amonia

PT

Pusri

Palembang

ialah

pabrik

yang

menghasilkan amonia sebagai hasil utama dan carbon dioxide


sebagai hasil samping yang keduanya merupakan bahan baku
pupuk urea.

Bahan baku pembuatan amonia adalah gas bumi yang


diperoleh dari Pertamina dengan komposisi utama metana
(CH4) sekitar 70% dan Karbon dioksida (CO2) sekitar 10%.
Steam atau uap air diperoleh dari air Sungai Musi setelah
mengalami suatu proses pengolahan tertentu di Pabrik
Utilitas. Sedangkan udara diperoleh dari lingkungan, dan
sebelum udara ini digunakan sebagai udara proses, ditekan
terlebih dahulu oleh kompressor udara.

PROSES PRODUKSI AMONIAK


(1) Feed Treating Unit
Gas Alam yang masih mengandung kotoran (impurities),
harus dibersihkan dahulu di unit ini, agar tidak menimbulkan
keracunan pada katalisator di Reforming Unit. Gas alam
tersebut dilewatkan dalam suatu bejana yang disebut
Desulfurizer. Gas alam yang bebas sulfur ini selanjutnya
dikirim ke Reforming Unit.
(2) Reforming Unit
Di reforming unit gas alam yang sudah bersih dicampur
dengan uap air, dipanaskan, kemudian direaksikan di
Primary Reformer, hasil reaksi yang berupa gas-gas
hydrogen dan carbon dioxide dikirim ke Secondary Reformer
dan direaksikan dengan udara.

PROSES PRODUKSI AMONIAK


(3) Purifikasi & Methanasi
Karbon dioksida yang ada dalam gas hasil reaksi Reforming Unit
dipisahkan dahulu di Unit Purification, Karbon Dioksida yang telah
dipisahkan dikirim sebagai bahan baku Pabrik Urea. Sisa karbon
dioksida yang terbawa dalam gas proses, akan menimbulkan racun
pada katalisator ammonia converter, oleh karena itu sebelum gas
proses ini dikirim ke Unit Synloop & Refrigeration terlebih dahulu
masuk ke Methanator.
(4) Compression Synloop & Refrigeration Unit
Gas Proses yang keluar dari Methanator dengan perbandingan gas
hidrogen : nitrogen = 3 : 1, ditekan atau dimampatkan untuk
mencapai tekanan yang diinginkan oleh Ammonia Converter agar
terjadi reaksi pembentukan, uap ini kemudian masuk ke Unit
Refrigerasi sehingga didapatkan amonia dalam fasa cair yang
selanjutnya digunakan sebagai bahan baku pembuatan Urea.

PRODUK UTAMA PT PUSRI YAITU :


a. Amoniak
Nama Produk

Spesifikasi

Kandungan

AMMONIA

NH3

99.5 %

H2O

0.5 %

Oil

5 ppm

Nama Produk

Spesifikasi

Kandungan

UREA

Nitrogen

46.0 %

Biuret

0.5 %

Moisture

0.5 %

PrillSize : 6 - 8 US
Mesh

95 %

pass 25 US Mesh

2%

b. Urea

PRODUK SAMPING PT PUSRI

Tabel data kapasitas Pabrik Produk Samping


PT Pupuk Sriwidjaja
No.

Produk

Kapasitas

CO2 Cair

55 ton / day

Dry Ice

200 kg / jam

N2 Cair

100 NCM / jam

N2 Gas

500 NCM / jam

O2 Cair

115 NCM / jam

O2 Gas

165 NCM / jam

LIMBAH PUSRI

LIMBAH YANG DIHASILKAN PUSRI


Limbah yang dihasilkan PT.Pusri pada
umumnya berupa limbah cair, gas, debu dan
limbah padat yang mengandung amonia.
Pencemaran tersebut terjadi akibat bahan
bahan
buangan
limbah
yang
tidak
mendapatkan pengolahan yang baik.

Limbah cair
Limbah cair yang dihasilkan sebagian
besar akibat adanya pembuangan.

MACAM MACAM LIMBAH CAIR


a. Air suspensi
Bahan padatan tinggi (blow down) yang dihasilkan pada
sistem pendingin, air ketel dan lain lain.
b. Oli
Oli yang tumpah pada roating equipments seperti pompa
dan kompresor.
c. Larutan
Bahan dari bocoran pompa, kerangan dan peralatan lain.
d. Lumpur
Lumpur yang mengandung bahan kimia pada proses
penjernihan air.

LIMBAH GAS DAN DEBU

Limbah gas dan debu sebagian besar berupa sisa


pembakaran natural gas untuk bahan bakar maupun
untuk pengerak generator listrik, dibuang melalui
corong.
Sumber lain penyebab penyemaran adalah :
a. Bocoran gas proses yang berupa ammonia dan CO 2
b.

Emisi debu urea dari cooling tower

LIMBAH PADAT
Limbah padat yang dihasilkan PT. Pusri sebagian
besar merupakan limbah B3 yang berupa:
a. Limbah katalis bekas,
b.

limbah bekas kemasan bahan kimia

c.

limbah tumpahan bahan kimia

d.

limbah bahan sisa proses

e.

limbah bahan kimia yang kadaluarsa

f.

limbah sisa bahan kimia laboratorium

g.

limbah dari rumah sakit PT.Pusri

a. Limbah katalis bekas


Katalis pada prinsipnya dapat diartikan sebagai
suatu zat yang ditambahkan pada suatu reaksi kimia
sehingga dapat mempercepat jalan ya
reaksi tetapi
katalis yang digunakan tersebut tidak ikut bereaksi
( james T. richarddson, 1989)
Salah satu limbah yang dihasilkan oleh proses
produksi dalam suatu industry adalah limbah padat
berupa katalis bekas.
Apabila suatu katalis sudah tidak berfungsi lagi
sebagai mana mestinya layak digunakan penggantian
sehingga katalis tersebut menjadi katalis bekas.

TEKNIK PENGOLAHAN LIMBAH DI


PT PUSRI

PT PUSRI paham betul dampak proses sebuah perusahaan petrokimia


yang memproduksi urea terhadap lingkungan. Karenanya, komitmen
terhadap kelestarian lingkungan lebih diutamakan. Dalam pengelolaan
limbah

pabrik,

usaha-usaha

diarahkan

pada

penekanan

dan

pengurangan jumlah limbah yang dibuang ke lingkungan dengan prinsip


5 R + 1 T (Reduce, Recovery, Recycle, Reuse, Refine, and Treatment).
Teknisnya, antara lain dengan mengurangi limbah dari sumber, daur
ulang.

Lalu

pengambilan

dan

pemanfaatan

kembali

secara

berkelanjutan menuju produksi bersih dan pengolahan. Dikatakan, salah


satu bukti kesungguhan PT Pusri melaksanakan komitmen tersebut
adalah dengan menginvestasikan miliaran rupiah untuk pengadaan alatalat pengolah limbah dan membangun sarana prasarananya.

Saat ini PT Pusri sudah menerapkan sebuah


sistem pengelohan limbah yang didukung dengan
alat-alat canggih berkualifikasi internasional. Unitunit, itu terdiri dari beberapa bagian seperti unit
pengolah limbah cair, unit pengolah limbah
minyak, pengolah limbah gas, dan polusi suara.
Unit pengolah limbah cair terdiri dari alat yang
disebut Biological Pond (kolam biologi). Ini
merupakan unit pengolah limbah cair yang
menggunakan bakteri untuk menurunkan kadar
BOD, COD, TSS, dan Amoniak

PENGOLAHAN LIMBAH
Alam memiliki mekanisme pengolahan limbah secara alami. Namun,
karena kerusakan ekologis yang disebabkan pencemaran, pengolahan
alami tersebut tidak bisa berlangsung dengan baik. Oleh karena itu, selain
dukungan sanitasi yang memadai, perlu pengolahan limbah untuk
memudahkan alam memproses limbah tersebut secara
tuntas. Jadi,
sebelum dibuang, limbah perlu diolah, minimal secara sederhana.
Beberapa pengolahan limbah sederhana sebagai berikut.
a. Pengenceran
Pengenceran ini dimaksudkan untuk memudahkan proses
pengendapan dan penguraian karena tingkat paparan yang lebih luas
sehingga tingkat konsentrasinya lebih rendah. Akan tetapi, cara ini tidak
memadai mengingat jumlah penduduk yang semakin bertambah dan
volume limbah melebihi batas yang bisa diproses secara alami.
b. Kolam Oksidasi
Kolam oksidasi bertujuan memproses limbah secara alami dengan
memanfaatkan sinarmatahari, ganggang, bakteri aerob, dan oksigen.
Secara singkat bisa dijelaskan bahwa limbah akan diuraikan oleh bakteri
aerob. Bakteri tersebut memerlukan oksigen dalam jumlah cukup yang
disediakan oleh ganggang. Ganggang mengeluarkan oksigen pada proses
fotosintesis dengan menggunakan sinar matahari. Ganggang mengambil
unsur-unsur makanan yang diuraikan oleh bakteri aerob. Setelah
beberapa hari, kandungan polutan limbah menurun drastis dan aman
dibuang ke lingkungan. Masih diperlukan pengembangan lain dalam

PENGOLAHAN LIMBAH
Di pengolahan limbah cair juga ada peralatan yang
disebut Hydrolizer - Stripper. Menurutnya, itu
merupakan unit peralatan untuk daur ulang limbah
cair yang mengandung Amoniak dan Urea dengan
konsentrasi tinggi. Limbah tersebut berasal dari
pabrik Urea Pusri II, III dan IV, yang mengandung
Urea 10.000 ppm dan Amoniak 3.500 mg/l yang
dikumpulkan melalui sistem tertutup ke collecting pit
pada masing-masing pabrik.Selanjutnya, limbah
tersebut melalui sistem perpipaan dipompakan untuk
ditampung dalam Buffer Tank. Dari Buffer Tank
dipompakan kedalam Hydrolizer Stripper. Dalam unit
Hydrolizer akan terjadi proses hidrolisa larutan urea
menjadi amoniak dan CO2.

Pusri Effluent Treatment


Latar belakang pelaksanaan Proyek PET adalah :
- Melaksanakan peraturan Pemerintah mengenai ketentuan
Baku Mutu Limbah Cair sesuai dengan ketentuan Menteri
Negara Lingkungan Hidup serta kesepakatan program kali
bersih (PROKASIH) Sungai Musi, yang telah ditandatangani
oleh Direksi PT Pusri dengan Pemda Tk.1 Sumatera Selatan.
- Memenuhi persyaratan Bank Dunia dalam pemberian loan
bagi proyek restrukturisasi pabrik urea Pusri II
Berdasarkan hasil studi akhir (Studi Evaluasi dan Basic
Design & Engineering Package) yang dikerjakan bersamasama konsultan HASKONING dan Tim Proyek PET, maka
sistem peralatan dan modifikasi yang dilaksanakan
meliputi,
Hidrolizer-Stripper
System,
Oil
Separator,
Biological Waste Water Treatment System, Sludge Removal
Facilities, Waste Reduction Program

Hyrdrolizer-Stripper
Merupakan unit peralatan untuk daur
ulang limbah cair yang mengandung
Amoniak dan Urea dengan konsentrasi
tinggi. Limbah tersebut berasal dari pabrik
Urea Pusri II, III dan IV, yang
mengandung Urea 10.000 ppm dan
Amoniak 3.500 mg/l yang dikumpulkan
melalui sistem tertutup ke collecting pit
pada masing-masing pabrik. Selanjutnya
limbah tersebut melalui sistem perpipaan
dipompakan untuk ditampung dalam
Buffer Tank. Dari Buffer Tank dipompakan
ke dalam Hydrolizer Stripper. Dalam unit
Hydrolizer akan terjadi proses hidrolisa
larutan urea menjadi amoniak dan CO2.
Hasil hidrolisa urea dipisahkan dalam
Stripper dengan sistem Steam Sripping,
keluaran dari Stripper berupa off gas dan
treated water. Dengan konsentrasi Urea =
nil dan Amoniak , 5 ppm.

Sludger Removal Facilities


Sludge Removal Facilities adalah
suatu sistem peralatan yang
berfungsi sebagai pemisah dan
pengolah lumpur yang berasal
dari unit kolam biologi. Lumpur
yang berasal dari kolam biologi
dipompakan ke Thickener untuk
diendapkan secara gravitasi.
Air yang berasal dari thickener
dikeluarkan secara overflow;
endapan lumpur dari bagian
bawah thickener dikeluarkan dan
dikumpulkan dalam reservoir
tank dan dipompakan ke filter
press untuk dipisahkan airnya
dan dipadatkan dengan tekanan
8 Bar, sehingga menghasilkan
padatan
lumpur
yang
mengandung 40 % dray solid.

OIL SEPARATOR
Pada
tiap-tiap
collecting pit dilengkapi
dengan
unit
pemisah
minyak
yang
bekerja
secara
kontinue
dengankapasitas olahan
20 M3/jam. Pemisahan
minyak
ini
dilakukan
untuk
menjaga
agar
konsentrasi minyak yang
akan diolah di Hydrolizer
Stripper terjaga pada
kisaran < 10 ppm.

Oil Skimmer
Pada saluran-saluran
kecil
didalam
pabrik
dipasang Oil Skimmer
yang berfungsi untuk
menangkap
minyak,
sehingga
konsentrasi
minyak yang akan diolah
di unit biologi sudah
rendah.

Unit Biological Pond


Unit Biological Pond, merupakan
unit pengolah limbah cair yang
menggunakan
bakteri
untuk
menurunkan kadar BOD, COD, TSS
dan Amoniak. Kolam biologi ini terdiri
dari 6 buah kolam yang dengan
ukuran total kolam 25 x 100 meter.
Empat buah kolam merupakan kolam
biologi sedang kan duakolam lainnya
merupakan kolam emergency. Dari 4
kolam 3 kolam diantaranya masingmasing dilengkapi dengan 2 buah
aerator yang berfungsi sebagai
pensuplai oksigen. Dari 3 kolam
aerasi tersebut 1 kolam difungsikan
secara full aerasi sedangkan 2 kolam
aerasi
lagi
difungsikan
secara
bergantian, dan dioperasikan secara
terus menerus selama 24 jam.Limbah
yang diolah diunit ini, berasal dari
ceceran lantai, bekas cucian dan lain
sebagainya
yang
konsentrasi

Pure Gas Recovery Unit (PGRU)

PGRU adalah unit


pengolah purge gas
yang
terbuang
dari
pabrik Amoniak Pusri-II,
Pusri-III dan Pusri -IV.
Hasil olahan berupa Tail
gas digunakan sebagai
bahan bakar sedangkan
gas
H2
dan
NH3
dikembalikan ke proses
untuk dipakai kembali.

Anda mungkin juga menyukai