Referat Tinnitus
Referat Tinnitus
Referat Tinnitus
PENDAHULUAN
Tinnitus berasal dari bahasa latin yang artinya nada. Tinnitus adalah persepsi suara
yang bukan merupakan rangsangan dari luar. Suara yang terdengar begitu nyata dan serasa
berasal dar dalam telinga atau kepala. Pada sebagian besar kasus, gangguan ini tidak begitu
menjadi masalah, namun bila terjadinya makin sering dan berat maka akan mengganggu juga.
Tinnitus dapat dapat bersifat subjektif dan objektif. Tetapi hampir sebagian besar
kasus, tinnitus bersifat subjektif. Tinitus yang bersifat subjektif maksudnya hanya penderita
yang dapat mendengarkan suara tinnitusnya. Tinnitus dapat berlangsung sementara ataupun
intermiten.
Tinnitus bukanlah suatu diagnosis penyakit tetapi merupakan gejala dari suatu
penyakit. Tinnitus mungkin dapat timbul dari penurunan fungsi pendengaran yang dikaitkan
dengan usia dan proses degenerasi, trauma telinga ataupun akibat dari penyakit vaskular.
diduniamenderita tinnitus dengan derajat ringan sampai berat. Dari hasil penelitian,
didapatkan satu dari lima orang diantara usia 55 dan 65 tahun dilaporkan mengalami tinnitus.
Hal ini menandakan bahwa tinnitus adalah keluhan yang sangat umum yang diterima di
Bunyi yang diterima sangat bervariasi. Keluhan tinnitus dapat berupa bunyi
mendenging, menderu, mendesis atau berbagai macam bunyi lainnya. Biasanya keluhan
tinnitus selalu disertai dengan gangguan pendengaran. Penyebab tinntus selalu disertai
1
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Telinga terdiri dari tiga bagian, yaitu telinga luar, telinga tengah, dan telinga dalam
a. Telinga luar
Telinga luar merupakan bagian terluar dari telinga. Telinga luar meliputi daun telinga
atau pinna, Liang telinga atau meatus auditorius eksternus, dan gendang telinga atau
membrana timpani.
Daun telinga terdiri dari tulang rawan elastin dan kulit. Daun telinga berfungsi untuk
membantu mengarahkan suara ke dalam liang telinga dan akhirnya menuju gendang telinga.
Rancangan yang begitu kompleks pada telinga luar berfungsi untuk menangkap suara dan
bagian terpenting adalah liang telinga. Saluran ini merupakan hasil susunan tulang dan tulang
Liang telinga berbentuk huruf S, dengan rangka tulang rawan pada sepertiga luar dan
tulang di dua pertiga dalam. Liang telinga memiliki panjang kira-kira 2,5 – 3 cm. Di dalam
2
3
liang telinga terdapat banyak kelenjar yang menghasilkan zat seperti lilin yang disebut
serumen atau kotoran telinga. Hanya bagian saluran yang memproduksi sedikit serumen yang
memiliki rambut. Pada ujung saluran terdapat gendang telinga yang meneruskan suara ke
telinga tengah.
b. Telinga tengah
Telinga tengah adalah ruangan yang berbentuk kubus. Isinya meliputi gendang
telinga, tulang pendengaran (malleus, incus, dan stapes). Muara tuba Eustachii juga berada di
telinga tengah.
Getaran suara yang diterima oleh gendang telinga akan disampaikan ke tulang
berikutnya. Tulang stapes yang merupakan tulang terkecil di tubuh meneruskan getaran ke
koklea. Telinga tengah dan saluran pendengaran akan terisi udaradalam keadaan normal.
Tidak seperti pada bagian luar, udarapada telinga tengah tidak berhubungan dengan udara di
luar tubuh. Saluran Eustachius menghubungkan ruangan telinga tengah ke belakang faring.
Dalam keadaan biasa, hubungan saluran Eustachii dan telinga tengah tertutup dan terbuka
c. Telinga Dalam
Telinga dalam terdiri dari labirin osea, yaitu sebuah rangkaian rongga pada tulang
pelipis yang dilapisi periosteum yang berisi cairan perilimfe & labirin membranasea, yang
Di depan labirin terdapat koklea. Penampang melintang koklea terdiri atas tiga bagian
yaitu skala vestibuli, skala media, dan skala timpani. Bagian dasar dari skala vestibuli
berhubungan dengan tulang stapes melalui jendela berselaput yang disebut tingkap oval,
sedangkan skala timpani berhubungan dengan telinga tengah melalui tingkap bulat.
Bagian atas skala media dibatasi oleh membran vestibularis atau membran Reissner
dan sebelah bawah dibatasi oleh membran basilaris. Di atas membran basilaris terdapat organ
corti yang berfungsi mengubah getaran suara menjadi impuls. Organ corti terdiri dari sel
rambut dan sel penyokong. Di atas sel rambut terdapat membran tektorial yang terdiri dari
gelatin yanglentur, sedangkan sel rambut akan dihubungkan dengan bagian otak dengan
N.vestibulokoklearis.
Bagian inisecara struktural terletak di belakang labirin yang membentuk struktur utrikulus
dan sakulus serta tiga saluran setengah lingkaran atau kanalis semisirkularis. Kelima bagian
5
ini berfungsi mengatur keseimbangan tubuh dan memiliki sel rambut yang akan dihubungkan
FISIOLOGI PENDENGARAN
Gelombang bunyi ditangkap oleh daun telinga dan diteruskan ke dalam liang telinga.
Gelombang bunyi akan diteruskan ke telinga tengah dengan menggetarkan gendang telinga.
Getaran ini akan diteruskan oleh ketiga tulang dengar, maleus, incus dan stapes, ke foramen
oval. Getaran Struktur koklea pada tingkap lonjong akan diteruskan ke cairan limfe yang ada
di dalam skala vestibuli. Getaran cairan ini akan menggerakkan membrana Reissner dan
basalis dan membran tektoria. Proses ini merupakan rangsangan mekanik yang menyebabkan
terjadinya defleksi stereosilia sel-sel rambut, sehingga kanal ion akan terbuka dan terjadi
pelepasan ion bermuatan listrik dari badan sel. Keadaan ini menimbulkan proses depolarisasi
sel rambut, sehingga melepaskan neurotransmitter ke dalam sinaps yang akan menimbulkan
potensial aksi pada saraf auditorius. Lalu di lanjutkan ke nukleus auditoris sampai korteks
2.2 Definisi
Kata tinnitus berasal dari kata latin tinnire yang berarti berdering atau deringan,
tinnitus berarti persepsi pendengaran yang tidak diinginkan akibat masalah didalam kepala,
umumnya terlokalisasi, dan jarang didengar orang lain. Tinnitus adalah bunyi abnormal yang
didengar oleh penderita yang berasal dari dalam kepala. Menurut Tungland tinnitus adalah
persepsi suara ketika tidak ada sumber suara. Suara yang terdengar oleh penderita tinnitus
digambarkan bervariasi dari suara berdering, berdengung, berbisik, melengking dan lain-lain.
Tinnitus bukanlah suatu penyakit, tetapi merupakan sebuah gejala yang berhubungan
hasil dari penyakit pada telinga, tetapi hal ini bukanlah suatu hasil ataupun outcome.
Penyebab yang pasti terjadinya tinnitus masih belum di mengerti sepenuhnya tetapi biasanya
2.3 Klasifikasi
bergetar dan jenis yang tidak bergetar. Sedangkan berdasarkan jenis suaranya di
bedakan menjadi tinnitus subjektif dan tinnitus objektif. Klasifikasi yang sering di
A. Tinnitus Subjektif
Penyebab utama terjadinya tinnitus ini adalah penyakit telinga. Yang paling banyak
adalah penyebab terjadinya gangguan pendengaran, baik yang konduktif maupun yang
sensorineural. Gangguan konduktif dapat disebabkan oleh sumbatan oleh serumen, otitis
eksterna, perforasi membrane timpani, ataupun anomaly cincin tulang ossikular atau
otosklerosis. Sedangkan ganguan sensorineural terjadi karena abnormalitas inner ear atau lesi
nervus yang mempersarafi telinga terutama N.IX. Etiologi utama terjadinya gangguan ini
B. Tinnitus Objektif
Tinnitus jenis ini jarang dijumpai, biasanya disebabkan oleh gangguan vaskuler,
menunjukkan keluhan tinnitus pulsatil, dimana bising arteri ditransmisikan ke arteri yang
Berdasarkan kualitas suara yang di dengar pasien ataupun pemeriksa, tinnitus dapat di
bagi menjadi :
a. Tinnitus Pulsatil
Tinnitus pulsatil adalah tinnitus yang suaranya bersamaan dengan suara denyut
jantung. Tinnitus pulsatil jarang di temukan dalam praktek sehari-hari. Tinnitus pulsatil dapat
terjadi akibat adanya kelainan dari vascular maupun di luar vascular. Kelainan vascular di
gambarkan dengan sebagai bising mendesis yang sinkron dengan denyut nadi atau denyut
8
jantung. Sedangkan tinnitus nonvascular di gambarkan sebagai bising klik, bising goresan
atau pernapasan dalam telinga. Pada kedua tipe tinnitus ini dapat kita ketahui dengan
b. Tinnitus Nonpultasil
Tinnitus jenis ini bersifat menetap dan tidak terputuskan. Suara yang dapat di dengar
oleh pasien dapat bervariasi, mulai dari suara bordering, berdenging, berdengung, berdesis,
suara jangkrik, dan terkadang pasien mendengarkan bising bergemuruh di dalam telinganya.
Biasanya tinnitus ini lebih di dengar pada ruangan yang sunyi dan biasanya paling
menganggu pada malam hari sewaktu pasien tidur. Selama siang hari efek penutup
kebisingan lingkungan dan aktivitas sehari-hari dapat menyebabakan pasien tidak menyadari
suara tersebut.
2.4 Etiologi
Tinnitus paling banyak di sebabkan karena kerusakan dari telinga dalam. Terutama
kerusakan koklea. Secara garis besar, penyebab tinnitus dapat berupa kelainan yang bersifat
Pasien dengan cedera yang keras di kepala atau leher mungkin akan mengalami
tinnitus yang sangat mengganggu. Tinnitus karena cedera leher adalah tinnitus somatic yang
paling umum terjadi. Trauma itu dapat berupa fraktur tengkorak, whisplash injury.
Berdasarkan hasil penelitian, 25% dari penderita tinnitus dari amerika berasal dari
arthritis sendi temporomandibular. Biasanya orang dengan arthritis TMJ akan mengalami
9
tinnitus yang berat. Hamper semua pasien arthritis TMJ mengakui bunyi yang di dengar
adalah bunyi menciut. Tidak di ketahui secara pasti hubungan antara arthritis TMJ dengan
terjadinya tinnitus.
Tinnitus juga muncul dari kerusakan yang terjadi di saraf yang menghubungkan antara
telinga dalam dan korteks serebri bagian pusat pendengaran. Terdapat beberapa kondisi yang
VII, tumor yang mengenai N. VII, dan microvascular compression syndrome (MCV). MCV
dikenal juga dengan vestibular paroxysmal. MCV menyebabkan kerusakan N. VII karena
adanya kompresi dari pembuluh darah. Tapi hal ini sangat jarang terjadi.
Tinnitus yang di dengar biasanya bersifat tinnitus yang pulsatil. Akan di dengar bunyi
yang simetris dengan denyut nadi dan detak jantung. Kelainan vascular yang dapat
a. Arterosklerosis
lainya, pembuluh darah mayor ke telinga tengah kehilangan sebagian elastisitasnya. Hal ini
mengakibatkan aliran darah menjadi semakin sulit dan kadang-kadang mengalami tuburlensi
b. Hipertensi
Tekanan darah yang tinggi dapat menyebabkan gangguan vaskuler pada pembuluh
c. Malformasi kapiler
Sebuah kondisi yang disebut AV malformation yang terjadi antara koneksi arteri dan
Tumor pembuluh darah yang berada di daerah leher dan kepala juga dapat
menyebabkan tinnitus. Misalnya adalah tumor karotis dan tumor glomus jugulare dengan ciri
khasnya yaitu tinnitus dengan nada rendah yang berpulsasi tanpa adanya gangguan
pendengaran. Ini merupakan gejala yang penting pada tumor glomus jugulare.
Kelainan metabolic juga dapat menyebabkan tinnitus. Seperti keadaan hypertiroid dan
anemia ( keadaan dimana viskositas darah sangat rendah ) dapat meningkatkan aliran darah
dan terjadi turbulensi. Sehingga memudahkan telinga untuk mendeteksi irama, atau yang kita
kenal dengan tinnitus pultasil. Kelainan metabolic lainya yang bias menyebabkan tinnitus
adalah defisiensi vit B12, begitu juga dengan kehamilan dan keadaan hyerlipidemia.
Yang paling umum terjadi adalah akibat multiple sclerosis. Multiple sclerosis adalah
proses inflamasi kronik dan demyelinisasi yang mempengaruhi system saraf pusat. Multiple
sclerosis dapat menimbulkan berbagai macam gejala, di antaranya kelemahan otot, indra
pengelihatan yang terganggu, perubahan pada sensasi, kesulitan koordinasi dan bicara,
depresi, gangguan kognitif, gangguan keseimbangan dan nyeri, dan pada telinga akan timbul
gejala tinnitus.
Tinnitus akan hilang bila kelainan psikogeniknya hilang. Depresi, anxietas dan stress adalah
minosiklin
vinkristin.
Gangguan mekanik juga dapat menyebabkan tinnitus obyektif, misalnya pada tuba
eustachius yang terbuka sehingga ketika kita bernafas akan menggerakan membana timpani
dan menjdi tinnitus. Kejang klonus muskulus tensor timpani dan muskulus stepedius serta
2.5 Patofisiologi
Pada tinitus terjadi aktivitas elektrik pada area auditoris yang menimbulkan perasaan
adanya bunyi, namun impuls yang ada bukan berasal dari bunyi eksternal yang
ditransformasikan, melainkan berasal dari sumber impuls abnormal di dalam tubuh pasien
sendiri. Impuls abnormal itu dapat ditimbulkan oleh berbagai kelainan telinga. Tinitus dapat
terjadi dalam berbagai intensitas. Tinitus dengan nada rendah seperti bergemuruh atau nada
Tinitus biasanya dihubungkan dengan tuli sensorineural dan dapat juga terjadi karena
gangguan konduksi. Tinitus yang disebabkan oleh gangguan konduksi, biasanya berupa bunyi
dengan nada rendah. Jika disertai dengan inflamasi, bunyi dengung ini terasa berdenyut
(tinitus pulsatil).
12
Tinitus dengan nada rendah dan terdapat gangguan konduksi, biasanya terjadi pada
sumbatan liang telinga karena serumen atau tumor, tuba katar, otitis media, otosklerosis dan
lain-lainnya. Tinitus dengan nada rendah yang berpulsasi tanpa gangguan pendengaran
dengandenyut nadi, misalnya pada aneurisma dan aterosklerosis. Gangguan mekanis dapat
juga mengakibatkan tinitus objektif, seperti tuba eustachius terbuka, sehingga ketika bernapas
Kejang klonus muskulus tensor timpani dan muskulus stapedius, serta otot-otot
palatum dapat menimbulkan tinitus objektif. Bila ada gangguan vaskuler di telinga tengah,
seperti tumor karotis (carotid body tumor), maka suara aliran darah akan mengakibatkan
tinitus juga.
garamisin, digitalis, kanamisin, dapat terjadi tinitus nada tinggi, terus menerus atupun hilang
timbul. Pada hipertensi endolimfatik, seperti penyakit meniere dapat terjadi tinitus pada nada
rendah atau tinggi, sehingga terdengar bergemuruh atau berdengung. Gangguan ini disertai
Gangguan vaskuler koklea terminal yang terjadi pada pasien yang stres akibat
hamil dapat juga timbul tinitus dan gangguan tersebut akan hilang bila keadaannya sudah
normal kembali.
2.6 Diagnosa
a. Anamnesis
Anamnesis adalah hal yang sangat membantu dalam penegakan diagnosis tinnitus.
Apakah bunyi yang di dengar semakin mengganggu di siang atau malam hari
Gejala-gejala lain yang menyertai seperti vertigo dan gangguan pemdemgaran serta
Lama serangan tinnitus berlangsung, bila berlangsung hanya dalam satu menit dan
setelah itu hilang, maka keadaan ini bukan suatu patologi, tetapi bila tinnitus
ototoksik
Umur dan jenis kelamin juga dapat memberikan kejelasan dalam mendiagnosis pasien
dengan tinnitus. Tinnitus karena kelainan vaskuler sering terjadi pada wanita muda,
sedangkan pasien dengan myoklonus palatal sering terjadi pada usia muda yang di
hubungkan dengan kelainan neurologi. Pada tinnitus subyektif unilateral perlu di curigai
adanya kemungkinan neuroma akustik atau trauma kepala, sedangkan bilateral kemungkinan
intoksitasi obat, presbikusis, trauma bising dan penyakit sistemik. Jika pasien susah untuk
mendiskripsikan apakah tinnitus berasal dari telinga kanan atau telinga kiri, hanya
14
mengatakan di tengah kepala, kemungkinan besar terjadi kelainan patologis di saraf pusat,
putaran basal koklea, saraf pendengar perifer dan sentral pada umumnya bernada tinggi
(mendenging). Tinnitus yang bernada rendah seperti gemuruh ombak adalah cirri khas
b. Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan fisik yang dilakukan untuk menegakkan diagnosis tinnitus dapat dilakukan
Uji ini dilakukan untuk mencatat respon gelombang elektroda di tulang kepala pada 0-
10 msec (potensial awal), 10-50 msec (potensial tengah), dan 50-500 msec( potensial akhir).
Uji pada akhirnya dapat untuk menentukan adanya gangguan pendengaran sensorineural dan
penyebabnya, apakah akibat kelainan koklea, N.VIII, atau lesi di susunan saraf pusat.
2. Bedside Test
Bedside test digunakan untuk analisis awal suatu gangguan pada telinga, yang terdiri
hantaran suara dari penala di tulang mastoideus dan dibandingkan antara penderita
dan pemeriksa.
15
hantaran udara dan hantaran tulang mastoideus. Tes ini digunakan untuk
kepala (dahi, vertex, pangkal hidung, ditengahtengah gigi seri atau di dagu). Tes ini
digunakan untuk membandingkan hantaran tulang telinga kiri dan telinga kanan.
2.7 Penatalaksanaan
psiko-akustik murni, sehingga tidak dapat diukur. Perlu diketahui penyebab tinnitus supaya
dapat dihilangkan dengan cara mengobati penyebabnya tetapi kadangkadang penyebabnya itu
sukar diketahui.
16
Ada banyak pengobatan tinnitus obyektif tetapi tidak ada pengobatan yang efektif
untuk tinnitus subyektif. Pada umumnya pengobatan gejala tinnitus dapat di bagi dalam 4
cara yaitu :
suara yang lebih keras dari tinnitusnya, dapat dengan alat bantu dengar atau tinnitus
masker.
c. Terapi medikamentosa, sampai saat ini belum ada kesepakatan yang jelas di antaranya
d. Tindakan bedah boleh dilakukan pada tinnitus yang telah terbukti di sebabkan oleh
akustij neuroma. Pada keadaan yang berat, dimana tinnitus sangat keras terdengar
tindakan ini dapat menghilangkan keluhan pasien. Keberhasilan tindakan ini sekitar
50%. Cochlear nerve section merupakan tindakan yang paling terakhir yang dapat
dilakukan.
Pasien tinnitus sering kali tidak di ketahui penyebabnya, jika tidak tahu penyebabnya,
pemberian anti depresan dan antiansietas sangat membantu mengurangi tinnitus. Hal ini
dikemukakan oleh Dobie RA, 1999. Obat-obatan yang biasa di pakai di antaranya Lorazepam
atau klonazepam yang di pakai dalam dosis rendah, obat ini merupakan obat golongan
lainya adalah amitriptyline atau nortiptyline yang di gunakan dalam dosis rendah juga, obat
Pasien yang menderita gangguan ini perlu di berikan penjelasan yang baik, sehingga
rasa takut tidak memperberat keluhan tersebut. Obat penenang atau obat tidur dapat di
berikan saat menjelang tidur pada pasien yang tidurnya sangat terganggu oleh tinnitus itu.
Pada pasien harus di jelaskan bahwa gangguan itu sukar di obati dan dianjurkan agar
bila di perlukan. Metode ini disebut dengan Tinnitus Retraining Therapy. Tujuan dari terapi
ini adalah meicu dan menjaga reaksi habituasi dan persepsi tinnitus dan atau suara
lingkungan yang menganggu. Habituasi diperoleh sebagai hasil modifikasi hubungan system
auditori ke system limbic dan system saraf otonom. TRT walau tidak menghilangkan tinnitus
dengan sempurna, tetapi dapat memberikan perbaikan yang bermakna berupa penurunan
TRT biasanya digunakan jika dengan medikasi tinnitus tidak dapat dikurangi atau di
hilangkan. TRT adalah suatu cara diman pasien diberikan suara lain sehingga keluhan telinga
berdenging tidak terasa lagi. Hal ini bias dilakukan dengan mendengar suara radio FM yang
sedang tidak siaran, terutama pada saat tidur. Bila tinnitus disertai dengan gangguan
pendengaran dapat diberikan alat bantu dengar yang disertai dengan masking.
TRT dimulai dengan anamnesis awal untuk mengidentifikasi masalah dan keluhan
pasien. Menentukan pengaruh tinnitus dan penurunan toleransi terhadap suara di sekitarnya,
konseling yang tepat dan membuat data dasar yang akan di gunakan untuk evaluasi terapi.
Kurangi makanan bergaram dan berlemak karena dapat meningkatkan tekanan darah
Hindari factor-faktor yang dapat merangsang tinnitus, seperti kafein dan nikotin
Tetap biasakan berolah raga, istirahat yang cukup dan hindari kelelahan.
BAB III
KESIMPULAN
Tinnitus adalah bunyi abnormal yang didengar oleh penderita yang berasal dari dalam
kepala. Kata tinnitus berasal dari kata latin tinnere yang berarti berdering atau deringan,
sehingga disimpulkan tinnitus adalah persepsi suara yang tidak diinginkan dengan penyebab
dari dalam kepala, biasanya terlokalisasi, dan jarang didengar oleh orang lain.
Telinga luar merupakan bagian terluar dari telinga. Telinga luar meliputi daun telinga
atau pinna, liang telinga atau meatus auditorius eksternus, dan gendang telinga atau
membrane timpani
Telinga tengah adalah ruangan yang berbentuk kubus. Isinya meliputi gendang
telinga, tulang pendengaran ( malleus, incus, stapes). Muara tuba eustachii juga berada di
telinga tengah.
pada pars petrosa os temporal.Labirin bagian tulang terdiri dari kanalis semisirkularis,
vestibulum dan koklea. Labirin bagian membran, yang terletak didalam labirin bagian tulang,
terdiri dari kanalis semisirkularis, utrikulus, sakulus, sakus dan duktus endolimfatikus serta
koklea.
Getaran suara ditangkap oleh daun telinga yang diteruskan ke liang telinga dan
mengenai membran timpani sehingga membran timpani bergetar. Getaran ini diteruskan ke
tulang-tulang pendengaran yang berhubungan satu sama lain. Rangsangan fisik ini berubah
menjadi rangsangan listrik akibat adanya perbedaan ion Natrium dan Kalium yang diteruskan
19
20
Klasifikasi tinnitus dapat dibagi berdasarkan tekanan menjadi tinnitus jenis bergetar
dan jenis yang tidak bergetar. Sedangkan berdasarkan jenis suaranya dibedakan menjadi
tinnitus subjektif dan tinnitus objektif. Berdasarkan kualitas suara yang di dengar pasien
ataupun pemeriksa, tinnitus dapat di bagi menjadi tinnitus pulsatil tinnitus nonpultasil.
Tinnitus paling banyak di sebabkan karena kerusakan dari telinga dalam. Terutama
kerusakan koklea. Secara garis besar, penyebab tinnitus dapat berupa kelainan yang bersifat
Pada tinnitus terjadi aktivitas elektrik pada area auditoris yang menimbulkan perasaan
adanya bunyi, namum impuls yang ada bukan berasal dari bunyi eksternal yang di
transformasikan, melainkan berasal dari sumber impuls abnormal dalam di dalam tubuh
pasien sendiri. Impuls abnormal itu dapat ditimbulkan oleh berbagai kelainan telinga.
Tinnitus dapat terjadi dalam berbagai intensitas. Tinnitus dengan nada rendah bergemuruh
atau nada tinggi berdenging. Tinnitus dapat terus menerus atau hilang timbul.
dan pemeriksaan penunjang yang baik. Anamnesis adalah hal yang sangat membantu dalam
penegakan diagnosis tinnitus. Dalam anamnesis banyak hal yang ditanyakan, diantaranya
kualitas dan kuantitas tinnitus, lokasi, sifat bunyi yang di dengar, apakah bunyi yang di
dengar semakin mengganggu di siang atau malam hari, gejala-gejala lain yang menyertai
seperti vertigo dan gangguan pendengaran serta gangguan neurologi lainya, lama serangan
dengan sifat ototoksik, kebiasaan sehari-hari terutama minum kopi dan merokok, riwayat
trauma kepala, pajanan bising, trauma akustik, riwayat infeksi telinga dan operasi telinga.
21
dilakukan dengan tes-tes antara lain baer test/ uji baer, bedside test ( Tes schwabach, tes
Pada umumnya pengobatan gejala tinnitus dapat di bagi dalam 4 cara yaitu
tinnitus yang telah terbukti di sebabkan oleh akustik neuroma. Pada keadaan yang berat,
dimana tinnitus sangat keras terdengar dapat di lakukan cochlear nerve section.
terpimpin, terapi akustik dan medikamentosa bila di perlukan. Metode ini disebut dengan
Tinnitus Retraining Therapy. Tujuan dari terapi ini adalah memicu dan menjaga reaksi
habituasi dan persepsi tinnitus dan atau suara lingkungan yang menganggu. Pasien yang
menderita gangguan ini perlu di berikan penjelasan yang baik, sehingga rasa takut tidak