Menular Seksual
Menular Seksual
Menular Seksual
KELOMPOK 3 :
Dosen Pengampu :
Alamat : Jl. Sultan Syahrir No. 11 Pangkalan Bun Kab. Kotawaringin Barat
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahim..
Laporan resmi ini kami buat dengan sebaik-baiknya dan dengan segenap hati agar
laporan ini dapat bermanfaat dan dapat memberi dampak yang positif bagi para
pembaca. Laporan ini tidak jauh dari kekurangan yang ada, oleh sebab itu kritik dan
saran akan sangat membangun penulis dalam menulis laporan yang berikutnya.
i
DAFTAR ISI
PENDAHULUAN ......................................................................................... 1
ii
BAB IV PENUTUP ................................................................................ 17
iii
2
BAB I
PENDAHULUAN
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi penyakit kelamin
2.1.2.1 Gonorrhea
2.1.2.3 Sifilis
2.1.2.4 Kandidiasis
Kandidiasis adalah infeksi yeast yang disebabkan oleh jamur Candida albicans.
Candida albicans merupakan bakteri yang umum terdapat pada vagina. Pertumbuhan yang
berlebihan dapat menimbulkan gejala peradangan, gatal dan perih di daerah kemaluan. Juga
terdapat keluarnya cairan vagina yang menyerupai bubur (James, Berger, & Elston, 2006).
Kandidiasis dapat ditularkan secara seksual seperti bola pingpong antar pasangan seks,
sehingga dua pasangan harus diobati secara simultan. Kandidiasis pada pria biasanya
berupa kemerahan dan iritasi pada glans di bawah preputium pada yang tidak disirkumsisi.
Disertai rasa gatal ringan sampai rasa panas hebat (Daili et al., 2011).
Ulkus Mole atau yang sering disebut chancroid (chancre lunak) ,disebabkan oleh
kuman batang gram negatif Haemophilus ducreyi, dengan gejala klinis berupa ulkus pada
tempat masuk dan seringkali disertai supurasi kelenjar getah bening regional. Infeksi pada
wanita dimulai dengan lesi papula atau vesikopustuler pada perineum, serviks atau vagina
3-5 hari setelah terpapar. Lesi berkembang selama 48- 72 jam menjadi ulkus dengan tepi
tidak rata berbentuk piring cawan yang sangat lunak. Beberapa ulkus dapat berkembang
menjadi satu kelompok. Discharge kental yang dihasilkan ulkus berbau busuk atau
infeksius (Benson, 2008; Djuanda, 2011). 2.1.2.6 Kondiloma Akuminata Kondiloma
akuminata (KA) atau disebut juga venerel warts atau Genital Warts disebabkan oleh Human
Papiloma Virus (HPV). Virus masuk melalui mikrolesi pada kulit sehingga KA sering
timbul pada daerah yang mudah mengalami trauma pada saat hubungan seksual. KA dapat
berbentuk berjonjot-jontot seperti jari, lebih besar seperti kembang kol, lebih kecil
berbentuk papul dengan permukaan yang halus dan licin, multipel tersebar secara diskret
atau lesi terlihat sebagai makula atau tidak terlihat dengan mata telanjang. Infeksi HPV
juga dihubungkan dengan terjadinya karsinoma serviks (Daili et al., 2011). 2.1.2.7 Herpes
Genitalis Herpes genitalis adalah infeksi pada genital yang disebabkan oleh herpes simplex
virus atau herpes virus hominis. Keluhan biasanya didahului rasa terbakar dan gatal
didaerah lesi beberapa jam sebelum timbulnya lesi setelah lesi muncul dapat disertai gejala
seperti malaise, demam dan nyeri otot. Lesi yang timbul berbentuk vesikel yang
berkelompok dengan dasar eritem. Vesikel mudah pecah dan menimbulkan erosi multipel.
Bila ada infeksi sekunder akan terjadi penyembuhan yang lebih lama dan menimbulkan
infeksi parut (Daili et al., 2011). 2.1.2.8 Infeksi HIV & AIDS Acquired Immunodeficiency
7
Syndrome (AIDS) adalah sindrom dengan gejala penyakit infeksi oportuninistik atau
kanker tertentu akibat menurunnya sistem kekebalan tubuh oleh infeksi Human
Immunodefiency Virus (HIV) baik tipe 1 ataupun tipe 2. Human Immunodefiency Virus
ditularkan melalui perantara darah, semen dan sekret vagina baik melalui hubungan seksual
atau cara transmisi yang lainnya. Penyakit IMS lainnya dapat meningkatkan risiko
transmisi HIV pada seseorang. Human Immunodefiency Virus menyerang sel yang
memiliki antigen permukaan CD4, terutama linfosit T4 yang memegang peranan penting
dalam mengatur dan mempertahankan sistemn kekebalan tubuh. Virus juga dapat
menginfeksi sel monosit dan makrofag, sel Langerhans pada kulit, sel dendrit folikuler pada
kelnjar limfe, makrofag pada alveoli paru, sel retina, sel serviks uteri dan sel-sel mikroglia
otak. Virus yang masuk ke dalam limfosit T4 selanjutnya mengadakan replikasi sehingga
menjadi banyak dan akhirnya menghancurkan sel limfosit itu sendiri. Gen tat yang terdapat
dalam HIV dapat menyebabkan penghancuran limfosit T4 secara besar-besaran yang
menyebabkan sistem kekebalan tubuh menjadi lumpuh. Kelumpuhan sistem kekebalan
tubuh ini mengakibatkan timbulnya oportunistik dan keganasan yang merupakan gejala-
gejala klinis AIDS (Handsfield, 2011; Daili et al., 2011).
2.1.2.9 Trichomoniasis
Trichomoniasis atau trich adalah suatu infeksi vagina yang disebabkan oleh suatu
protozoa yang disebut Trichomonas vaginalis. Trichomoniasis hampir semuanya ditularkan
secara seksual. Penyakit ini sering menyerang pada traktur urogenitalis bagian bawah pada
wanita maupun pria. Pada wanita sering asimptomatik, bila ada keluhan berupa duh tubuh
vagina yang banyak, berbau, bisa berwarna kuning, hijau dan berbusa. Terdapat perasaan
gatal dan terbakar di daerah kemaluan, disertai dengan perasaan tidak enak di perut bawah.
Sewaktu bersetubuh atau kencing sering terasa agak nyeri di vagina
dan antibiotik lainnya telah ditemukan beberapa tahun yang lalu dan
membawa persoalan dalam pengobatan, telah tersebar di beberapa negara.
2) Mikrobiologi
Dengan mikroskop elektron, dinding N. gonorrheae terlihat
mempunyai komponen-komponen permukaan yang diduga berperan pada
patogenesis virulensinya. Komponen permukaan tersebut mulai dari lapisan
dalam ke luar dengan susunan sebagai berikut :
1. Membran sitoplasma
Membran ini menghasilkan beberapa enzim seperti suksinat dehidrogenase,
laktat dehidrogenase, NADH dehidrogenase dan ATP ase.
2. Lapisan peptidoglikan
Lapisan ini mengandung beberapa jenis asam amino seperti pada
kuman gram negatif lainnya. Lapisan ini mengandung “penicilline binding
component” yang merupakan sasaran antibiotik penisilin dalam proses
kematian kuman. Terjadi hambatan sintesis dinding sel, sehingga kuman
akan mati.
3. Membran luar ( dinding sel )
Membran ini terdiri atas beberapa komponen, yang terpenting adalah:
a. Lapisan polosakarida
Lapisan ini memegang peranan dalam virulensi dan patogenesis kuman N.
Gonorrhea
b. Pili
Pili merupakan bagian dinding sel gonokokus yang menyerupai rambut,
berbentuk batang dan terdiri dari subunit protein sekitar 1.800 dalton. Pili
ini dihubungkan dengan patogenisitas kuman yang sangat berperan dalam
perlekatan ( adhesi ) pada sel mukosa dan penyebaran kuman dalam inang
c. Protein
1. Porin protein ( por )
Dengan teknik elektroforesis dapat ditemukan protein pada lapisan
dinding sel gonokokus dengan berat sekitar 34-36 kilo Dalton yang
dikenal dengan porin protein ( Por ). Fungsi dari Por ini adalah
sebagai penghubung anion spesifik ke dalam lapisan yang banyak
mengandung lemak pada membran luar.
10
Gejala dan tanda pada pasien laki-laki dapat muncul 2 hari setelah
pajanan dan mulai dengan uretritis, diikuti oleh secret purulen, disuria dan
sering berkemih serta malese. Sebagian besar laki-laki akan
memperlihatkan gejala dalam 2 minggu setelah inokulasi oleh organisme
ini. Pada beberapa kasus laki-laki akan segera berobat karena gejala yang
mengganggu.
12
Pada perempuan, gejala dan tanda timbul dalam 7-21 hari, dimulai
dengan sekret vagina. Pada pemeriksaan, serviks yang terinfeksi tampak
edematosa dan rapuh dengan drainase mukopurulen dari ostium. Perempuan
yang sedikit atau tidak memperlihatkan gejala menjadi sumber utama
penyebaran infeksi dan beresiko mengalami penyulit. Apabila tidak diobati
maka tanda-tanda infeksi meluas biasanya mulai timbul dalam 10-14 hari.
Tempat penyebaran tersering pada perempuan adalah pada uretra dengan
gejala uretritis, disuria, dan sering berkemih. Pada kelenjar bartholin dan
skene menyebabkan pembengkakan dan nyeri. Infeksi yang menyebar ke
daerah endometrium dan tuba falopii menyebabkan perdarahan abnormal
vagina, nyeri panggul dan abdomen dan gejala-gejala PID progresif apabila
tidak diobati.
Infeksi ekstragenital yang bersifat primer atau sekunder lebih sering
ditemukan karena perubahan perilaku seks. Infeksi gonore di faring sering
asimtomatik tetapi dapat juga menyebabkan faringitis dengan eksudat
mukopurulen, demam, dan limfadenopati leher. Infeksi gonore pada
perianus biasanya menimbulkan rasa tidak nyaman dan gatal ringan atau
menimbulkan ekskoriasi dan nyeri perianus serta sekret mukopurulen yang
melapisi tinja dan dinding rektum.
Secara umum gejala yang biasanya timbul adalah sebagai berikut:
a. Keluarnya cairan hijau kekuningan dari vagina
b. Demam
c. Muntah-muntah
d. Rasa gatal dan sakit pada anus serta sakit ketika buang air besar,
umumnya terjadi pada wanita dan homoseksual yang melakukan anal seks
dengan pasangan yang terinfeksi
e. Rasa sakit pada sendi
f. Munculnya ruam pada telapak tangan
g. Sakit pada tenggorokan (pada orang yang melakukan oral seks
dengan pasangan yang terinfeksi)
13
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
4.2 Saran
17
18
4.3 PIO/KIE
4.5 Monitoring
DAFTAR PUSTAKA
(1) Gross, G., & Tyring, S. K. 2011. Sexually Transmitted Infection and
SexuallyTransmitted Disease. Berlin: Springer.
(2) Daili, S. F., Makes, W. I. B., & Zubier, F. 2011. Infeksi Menular Seksual.
Jakarta:Badan Penerbit FKUI.
(3) Handsfield, H. H. 2011. Color Atlas & Synopsis of Sexually Transmitted
Disease (3rd ed.). McGraw-Hill.Urada, L. a., Malow, R. M., Santos, N. C., &
Morisky, D. E. 2012. Age differences among female sex workers in the
Philippines: Sexual risk negotiations and perceived manager advice. AIDS
Research and Treatment,2012, 1–7. http://doi.org/10.1155/2012/812635
(4) Murtiastutik Dwi ( 2008 ). Buku Ajar Infeksi Menular , Cetakan 1, Airlangga
University Press Surabaya.
(5) Obstetri Williams Edisi 21, Penerbit Buku Kedokteran EGC, 12 : 1668-1671.
Martodihardjo