Makalah Pengantar Logika
Makalah Pengantar Logika
Makalah Pengantar Logika
LOGIKA
DOSEN PEMBIMBING:
DISUSUN OLEH:
B10016183
KATA PENGANTAR
Puji syukur atas kehadiran Tuhan Yang Maha Esa berkat limpahan rahmat
dan lindungan-nya. Akhirnya makalah ini kami selesaikan dengan lancar. Makalah ini
saya susun untuk memenuhi tugas mata kuliah Logika. selain itu saya menyusun
Mungkin makalah yang saya buat ini belum sempurna karena saya juga
masih dalam tahap belajar, oleh karena itu saya menerima saran ataupun kritikan dari
segala pihak agar makalah selanjutnya bisa lebih baik dari sebelumnya. Dalam
makalah ini saya membahas tentang “Pengertian Logika dan Ruang Lingkup Logika
Semoga makalah yang saya buat ini bisa bermanfaat bagi pembaca.
Demikianlah makalah yang saya susun dan jika ada tulisan atau perkataan
Penyusun
DAFTAR ISI
PENDAHULUAN
benar, sedang kebenaran itu tidaklah persis sama pada setiap individu. Maka setiap
jalan pikiran manusia mempunyai kriteria kebenaran yang berfungsi sebagai landasan
kebenaranya masing-masing.
suatu pola berpikir yang secara luas disebut logika. Dalam mempelajari pola berpikir
yang luas dalam logika itulah dibutuhkan terlebih dahulu tentang apa itu logika dan
ruang lingkupnya karena hal ini akan membantu dasar pemikiran yang berdasarkan
penalaran yang logis dan kritis. selain berguna bagi sarana ilmu, penalaran yang logis
dan kritis ini juga yang nantinya akan mambantu pemahaman bagi semua ilmu,
karena penalaran yang logis, kritis, dan sistematis inilah ang menjadi salah satu syarat
sifat ilmiah.
1.2 RUMUSAN MASALAH
PEMBAHASAN
Secara etimologi, Logika berasal dari perkataan Yunani yaitu logike (kata
sifat) dan logos (kata benda), yang berarti “pikiran atau perkataan sebagai pernyataan
dari pikiran, alasan atau uraian”. Dengan demikian, logika merupakan pekerjaan akal
yang benar. Sebagai ilmu, disebut logica scientia yang berarti ilmu logika, namun
sekarang ini hanya lazim disebut dengan logika saja. Jadi, logika adalah suatu ilmu
dari aspek yang benar (sahih). Ada yang berpendapat bahwa logika adalah ilmu
penalaran yang tepat. Ada juga yang menandaskan bahwa logika adalah ilmu
merupakan seni (art) untuk berpikir secara lurus, tepat, dan teratur. Dalam hal ini,
pengetahuan ke dalam tindakan. Selain itu, ada juga ahli yang berpendapat bahwa
logika adalah teknik atau metode untuk meneliti ketepatan berpikir. Jadi logika tidak
terlihat selaku ilmu, tetapi hanyalah merupakan metode. Ada pula yang mengatakan
bahwa logika adalah ilmu yang mempersoalkan prinsip-prinsip dan aturan-aturan
inference, more precisely the attempt to devise criteria for separating valid from
invalid inferencesw (logika adalah studi tentang penyimpulan, secara lebih cermat
concerned with the organization and development of the formal rules, the normative
prosedures and the criteria of valid inference (logika adalah cabang ilmu yang
formal, prosedur-prosedur serta kriteria yang sahih bagi penalaran dan penyimpulan
mencapai kebenaran.
Berdasar dari pengertian logika yang diuraikan di atas, dapat dikatakan
serta kriteria yang sahih bagi penalaran dan penyimpulan demi pencapaian kebenaran
dibedakan menjadi dua, yaitu objek material dan objek formal. Objek material dari
sesuatu adalah hal yang diselidiki dari sesuatu itu, mencakup yang konkret dan yang
abstrak. Objek formal adalah sudut pandang dari objek itu disorot sebagai pembeda
Objek material sesuatu ilmu pengetahuan mungkin saja dapat sama untuk
beberapa ilmu pengetahuan, namun ilmu-ilmu itu berbeda karena objek formalnya.
Sebagai contoh: psikologi, sosiologi, dan pedagogik memiliki objek material yang
sama, yaitu manusia. Akan tetapi, ketiga ilmu itu berbeda karena objek formalnya
yang berbeda. Objek forma psikologi ialah aktivitas jiwa dan kepribadian manusia
secara individual yang dipelajari lewat tingkah laku, objek formal sosiologi ialah
hubungan antar manusia dalam kelompok dan antar kelompok dalam masyarakat,
sedangkan objek formal pedagogik ialah keegiatan manusia untuk menuntun
Perlu dicatat di sini bahwa yang pantas menjadi objek material suatu ilmu
ialah suatu lapangan, bidang, atau materi yang benar-benar konkret dan dan dapat
diamati. Hal itu perlu ditegaskan karena kebenaran ilmiah adalah kesesuaian antara
apa yang diketahui dengan objek materialnya. Jika objek material itu abstrak dan
tidak dapat diamati, tentu saja apa yang diketahui (pengetahuan) tidak mungkin dapat
asas yang menentukan pemikiran yang lurus, tepat, dan sehat. Agar dapat berpikir
lurus, tepat dan teratur, logika menyelidiki, merumuskan serta menerapkan hukum-
adalah kegiatan pikiran, akal budi manusia. Dengan berpikir manusia mengolah dan
lainnya. Dalam logika berpikir dipandang dari sudut kelurusan dan ketepatannya.
Oleh karena itu, berpikir lurus dan tepat merupakan objek formal logika.
2.3 SEJARAH SINGKAT LOGIKA
Apabila ditelusuri dari awal keberadaan logika, tidak terlepas dari ahli pikir
segala dongeng, takhayul, dan cerita-cerita isapan jempol dan berpaling kepada akal
budi untuk memecahkan rahasia alam semesta, sejak saat itulah ia meletakkan dasar-
dasar berfikir logis. Bahkan ketika Thales mengatakan air adalah arkhe (prinsip atau
perkataan Thales ini merupakan kesimpulan yang dimaknai bahwa air adalah jiwa
segala sesuatu, misalnya air jiwa tumbuh-tumbuhan (karena tanpa air tumbuhan
mati), darah jiwa hewan dan manusia, sedangkan uap dan es adalah air, maka
· Jadi, air adalah jiwa dari segala sesuatu, yang berarti, air adalah alam semesta
Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa sejak Thales, sang filsuf pertama
itu, logika telah mulai dikembangkan. Semua filsuf sesudah Thales pun telah
berperan serta dalam pengembangan logika kendatipun istilah logika itu sendiri
belum dikenal.
Aristoteles (384 – 322 SM) yang juga belum menggunakan kata logika,
mengenai berbagai argumentasi yang bertitik tolak dari putusan-putusan yang benar.
bertitik tolak dari hipotesis atau putusan yang tidak pasti kebenarannya. Aristoteles
Organon, yang berarti alat. Enam buku itu, ialah (1) Categoriae, menguraikan
munculnya logika oleh filsuf Cicero di mana logika masih diartikan sebagai seni
adalah orang yang pertama kali menggunakan kata logika dalam arti ilmu yang
Rapar (1996:14) mengemukakan bahwa sampai abad kedua belas atau ketiga
belas, karya-karya tulis di bidang logika yang masih digunakan ialah Categoriae dan
De interpretatione Aristoteles serta Eisagoge Porphyrius Pada abad ke sampai abad
Hispanus (1210 – 1278), roger Bacon (1214 – 1292), RYMUNDUS Lullus (1232 –
diteruskan oleh Thomas Hobbews (1588 – 1679) dan John Loek (1632 – 1704).
Wilhelm Leibniz (1646 – 1716, George Boole (1815 – 1864), John Venn (1834 –
1923), Dan Gottlob Frege (1848 – 1925) dikenal sebagai para pelopor logika
simbolik. Kemudia, filsuf besar Amerika Serikat, Charles Sanders Peirce (1839 –
1914) yang pernah mengajar logika di John Hopking University, melengkapi logika
simbolik lewat karya tulisnya yang sangat banyak. Ia menafsirkan logika selaku teori
umum mengenai tanda (general theory of signs) dan melahirkan dalil yang disebut
dalil Peirce (Peirce’s law) Logika simbolik simbolik mencapai puncaknya lewat
karya bersama Alfred North Whitehead (1861 1947) dan Bertrand Arthur William
Dussel (1872-1970) berjudul Principia Mathematica, berjumlah tiga jilid dan ditulis
pada tahun 1910 – 1913. Logika simbolik diteruskan oleh Ludwing Wittgenstein
911889 – 1951), Ruddolf Carnap (1891 – 1970), Kurt Godel (1906 – 1978, dan lain-
lain.
2.4 MANFAAT LOGIKA
1. membantu setiap orang yang mempelajari logika untuk berpikir secara rasional,
3. menambah kecerdasan dan meningkatkan kemampuan berpikir secara tajam dan
mandiri
kesesatan.
suatu keharusan. Tidak ada ilmu pengetahuan yang tidak didasarkan pada logika.
Ilmu pengetahuan tanpa logika tidak akan pernah mencapai kebenaran ilmiah.
merupakan alat bagi seluruh ilmu pengetahuan. Oleh karena itu pula, barang siapa
bahwa logika juga dapat memberikan manfaat teoritis dan praktis. Dari segi
Menurut John C Cooley, The Liang Gie membagi logika dalam arti yang
luas dan dalam arti yang sempit. Dalam arti yang sempit, istilah dimaksud dipakai
searti dengan logika deduktif atau logika formal, sedangkan arti yang lebih luas,
sistem penjelasan disusun dalam ilmu alam serta meliputi pula pembahasan mengenai
Dalam arti luas, logika juga dapat dipakai untuk menyebut tiga cabang
filsafat sekaligus, seperti yang pernah dilakukan oleh piper dan ward berikut ini.
a. Asas paling umum mengenai pembentukan pengertian, inferensi, dan tatanan
b. Sifat dasar dan syarat pengetahuan, terutama hubungan antara budi dengan
(epistemology).
(metodologi)
2. Logika deduktif dan logika induktif
yang bersifat deduktif, yakni suatu penalaran yang menurunkan kesimpulan sebagai
keharusan dari pangkal pikirnya sehiingga bersifat betul menurut bentuknya saja.
Dari logika jenis ini yang terutama ditelaah yaitu bentuk dari bekerjanya akal,
Logika induktif merpakan suagam atu ragam logika yang mempelajari asas
penalaran yang betul dari sejumlah sesuatu yang khusus sampai pada suatu
kesimpulan umum yang bersifat boleh jadi.penalaran yang demikian ini digolongkan
sebagai induksi. Induksi adalah bentuk penalaran atau enyimpulan yang berdasarkan
pengamatan terhadap sejumlah hal kecil, atau anggota suatu himpunan, untuk tiba
pada suatu kesimpulan yang diharapkan berlaku umum untuk semua hal, atau seluruh
anggota himpunan itu, tetapi yang kesimpulan sesungguhnya hanya bersifat boleh
jadi saja.
tidak sepenuhnya tepat karena menurut Fisk, logika formal hanyalah suatu bagian
yang sah menurut bentuknya bukan menurut isinya. (The Liang Gie, 1980).
Logika formal mempelajari asas, aturan atau hokum-hukum yang berpikir
yang harus ditaati, agar orang dapat berpikir dengan benar dan mencapai kebenaran.
Logika material mempelajari langsung pekerjaan akal, serta menilai hasil-hasil logika
pengetahua itu.
material dinamakan orang logika mayor. Apa yang sekarang disebut logika formal
adalah ilmu yang mengandung kumpulan kaidah-kaidah cara berpikir untuk mencapai
kebenaran.
Menurut Leonard, logika murni (pure logic) adalah ilmu tentang efek terhadap
arti dari pernyataan dan sebagai akibatnya terhadap kesahan dari pembuktian tentang
semua bagian dan segi dari pernyataan dan pembuktian kecuali arti-arti tertentu dari
Logika murni merupakan suatu pengetahuan mengenai asas dan aturan logika
yan berlaku umum pada semua segi dan bagian dari pernyataan tanpa mempersoalkan
arti khusus dalam sesuatu cabang ilmu dari istilah yang dipakai dalam pernyataan
dimaksud.
Logika terpaan adalah pengetahuan logika yang diterpkan dalam setiap
cabang ilmu, bidang filsafat, dan juga dalam pembicaraan yang mempergunakan
bahasa sehari-hari. Apabila sesuatu ilmu menggunakan asas dan aturan logika bagi
sendiri, ilmu tersebut sebenarnya telah mempergunakan sesuatu logika terapan dan
ilmu yang bersangkutan, seperti logika ilmu hayat bagi biologi, dan logika sosiologi
bagi sosiologi.
Logika filsafati dapat digolongkan sebagai suatu ragam atau bagian logika
yang masih berhubungan erat dengan pembahasan dalam bidang filsafat, misalnya
logika kewajiban dengan etika atau logika arti dengan metafisika. Adapun logika
matematik merupakan suatu ragam logika yang menelaah penalaran yang benar
dengan menggunakan metode matematik serta bentuk lambing yang khusus dan
cermat untuk menghindarkan makna ganda atau kekaburan yang terdapat dalam
bahasa biasa. (The Liang Gie dan Suhartoyo Hardjosatoto, dan Endang Daruni Asdi,
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
bahwa logika adalah landasan utama utk menguasai filsafat & ilmu pengetahuan serta
sarana penghubung antara filsafat & ilmu. Logika menyelidiki, menyeleksi, dan
harus ditaati agar seseorang dapatberpikir benar, efisien, sistematis, dan teratur.
Dengan demikian ada dua obyekpenyelidikan Ilmu Logika (Ilmu Mantiq), Pertama,
Pemikiran sebagai obyekmaterial juga dikenal dengan nama Logika Material dan
yang kedua, patokan-patokan atau hukum - hukum berpikir benar sebagai obyek
menjadi dua bentuk berbeda secararadikal yakni dari cara berpikir umum ke khusus
benar, dan dari caraberpikir khusus ke umum (induktif) yaitu cara berpikir yang
dapatberfikir tepat dan benar sehingga terhindar dari kesimpulan yang salah dan
ataubahkan kekeliruan. Dengan itu, penulis sangat berharap adanya masukan dari
Drs. Surajiyo, Drs Sugeng Astanto, dan Dra Sri Andiani. 2005. Dasar-Dasar Logika.
www.google.co.id
www.juniarwibisana.blogspot.com