0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
21 tayangan32 halaman

APK Pedoman Pelayanan Instalasi Gawat Darurat Beta

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1/ 32

Panduan

Pelayanan IGD

RUMAH SAKIT PETUKANGAN


Jln Ciledug Raya No.8a, Petukangan Selatan
Jakarta Selatan

RUMAH SAKIT PETUKANGAN


Nomor Surat Peraturan : Tanggal Revisi : Tanggal Implementasi :
183.01/SK-RSP/I/16 Ditujukan Kembali Pada 1 Januari 2016
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pelayanan kesehatan adalah upaya yang diselenggarakan oleh suatu
organisasi untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan, mencegah dan
menyembuhkan penyakit serta memulihkan kesehatan individu, keluarga, kelompok,
dan masyarakat
Pelayanan kesehatan yang bermutu adalah pelayanan kesehatan yang
dapat memuaskan setiap pemakai jasa pelayanan kesehatan sesuai dengan tingkat
kepuasan rata-rata penduduk, serta yang penyelenggaraannya sesuai dengan kode
etik dan standar pelayanan profesi yang telah ditetapkan.
Pelayanan gawat darurat merupakan pelayanan yang dapat memberikan
tindakan yang cepat dan tepat pada seorang atau kelompok orang agar dapat
meminimalkan angka kematian dan mencegah terjadinya kecacatan yang tidak
perlu. Upaya peningkatan gawat darurat ditujukan untuk menunjang pelayanan
dasar, sehingga dapat menanggulangi pasien gawat darurat baik dalam keadaan
sehari-hari maupun dalam keadaaan bencana.
Dengan semakin meningkatnya jumlah penderita gawat darurat, maka
diperlukan peningkatan pelayanan gawat darurat baik yang diselenggarakan
ditempat kejadian, selama perjalanan ke rumah sakit, maupaun di rumah sakit.
Berdasarkan hal tersebut diatas, maka di Instalasi Gawat Darurat perlu
dibuat standar pelayanan yang merupakan pedoman bagi semua pihak dalam tata
cara pelaksanaan pelayanan yang diberikan ke pasien pada umumnya dan pasien
IGD RS Petukangan khususnya.
Berkaitan dengan hal tersebut diatas maka, dalam melakukan pelayanan
gawat darurat di IGD RS.Petukangan harus berdasarkan standar pelayanan Gawat
Darurat RS. Petukangan.

RUMAH SAKIT PETUKANGAN


Nomor Surat Peraturan : Tanggal Revisi : Tanggal Implementasi :
183.01/SK-RSP/I/16 Ditujukan Kembali Pada 1 Januari 2016
B. Ruang Lingkup
Ruang lingkup pelayanan Instalasi Gawat Darurat meliputi :
1. Pasien dengan kasus True Emergency yaitu :
a. Resusitasi
b. Emergency
c. Urgent
d. Non urgent
2. Pasien dengan kasus False emergency/ ambulatory klinik
C. Batasan Operasional
1. Instalasi Gawat Darurat
Adalah unit pelayanan di rumah sakit yang memberikan pelayanan
pertama pada pasien dengan ancaman kematian dan kecacatan secara terpadu
dengan melibatkan berbagai multidisiplin.
2. Triage
Adalah pengelompokan korban yang berdasarkan atas berat ringannya
trauma / penyakit serta kecepatan penanganan / pemindahannya.
3. Prioritas
Adalah penentuan mana yang harus didahulukan mengenai penanganan
dan pemindahan yang mengacu tingkat ancaman jiwa yang timbul.
4. Survey Primer
Adalah deteksi cepat dan koreksi segera terhadap kondisi yang
mengancam jiwa.
5. Survey Sekunder
Adalah melengkapi survei primer dengan mencari perubahan –
perubahan anatomi yang akan berkembang menjadi semakin parah dan
memperberat perubahan fungsi vital yang ada berakhir dengan mengancam jiwa
bila tidak segera diatasi.
6. Pasien Resusitasi
Pasien yang datang dengan gawat darurat dan mengancam nyawa serta
harus mendapat penanganan resusitasi segera

RUMAH SAKIT PETUKANGAN


Nomor Surat Peraturan : Tanggal Revisi : Tanggal Implementasi :
183.01/SK-RSP/I/16 Ditujukan Kembali Pada 1 Januari 2016
7. Pasien Emergent
Pasien yang datang dengan keadaan gawat darurat karena dapat
mengakibatkan kerusakan organ permanen dan pasien harus di tangani dalam
waktu maksimal 10 menit.
8. Pasien Urgent
Pasien yang datang dengan keadaan darurat tidak gawat yang harus di
tangani dalam waktu maksimal 30 menit.
9. Pasien Non urgent
Pasien yang dating dengan kondisi tidak gawat tidak darurat dengan
keluhan ringan – sedang tetapi mempunyai kemungkinan atau dengan riwayat
penyakit serius yang harus mendapat penanganan dalam waktu maksimal 60
menit.
10. Pasien False emergency/ ambulatory klinik
pasien yang tidak gawat tidak darurat dengan keluhan ringan dan tidak
ada kemungkinan menderita penyakit atau mempunyai riwayat penyakit yang
serius.
11. Kecelakaan ( Accident )
Suatu kejadian dimana terjadi interaksi berbagai faktor yang datangnya
mendadak, tidak dikehendaki sehingga menimbulkan cedera fisik, mental dan
sosial.
Kecelakaan dan cedera dapat diklasifikasikan menurut :
1. Tempat kejadian :
 Kecelakaan lalu lintas
 Kecelakaan di lingkungan rumah tangga
 Kecelakaan di lingkungan pekerjaan
 Kecelakaan di sekolah
 Kecelakaan di tempat – tempat umum lain seperti halnya : tempat
rekreasi, perbelanjaan, di area olah raga, dan lain – lain.
2. Mekanisme kejadian
Tertumbuk, jatuh, terpotong, tercekik oleh benda asing, tersengat, terbakar
baik karena efek kimia, fisik maupun listrik atau radiasi.

RUMAH SAKIT PETUKANGAN


Nomor Surat Peraturan : Tanggal Revisi : Tanggal Implementasi :
183.01/SK-RSP/I/16 Ditujukan Kembali Pada 1 Januari 2016
3. Waktu kejadian
 Waktu perjalanan ( travelling / transport time )
 Waktu bekerja, waktu sekolah, waktu bermain dan lain – lain.
12. Cidera
Masalah kesehatan yang didapat / dialami sebagai akibat kecelakaan.
13. Bencana
Peristiwa atau rangkaian peristiwa yang disebabkan oleh alam dan atau
manusia yang mengakibatkan korban dan penderitaaan manusia, kerugian harta
benda, kerusakan lingkungan, kerusakan sarana dan prasarana umum serta
menimbulkan gangguan terhadap tata kehidupan masyarakat dan pembangunan
nasional yang memerlukan pertolongan dan bantuan.
Kematian dapat terjadi bila seseorang mengalami kerusakan atau kegagalan dari
salah satu system / organ di bawah ini, yaitu :
a. Susunan saraf pusat
b. Pernafasan
c. Kardiovaskuler
d. Hati
e. Ginjal
f. Pancreas
Kegagalan ( kerusakan ) System / organ tersebut dapat disebabkan oleh :
a. Trauma / cedera
b. Infeksi
c. Keracunan ( poisoning )
d. Degerenerasi ( failure)
e. Asfiksi
f. Kehilangan cairan dan elektrolit dalam jumlah besar ( excessive loss of
water and electrolit )
g. Dan lain-lain.

RUMAH SAKIT PETUKANGAN


Nomor Surat Peraturan : Tanggal Revisi : Tanggal Implementasi :
183.01/SK-RSP/I/16 Ditujukan Kembali Pada 1 Januari 2016
D. Landasan Hukum
1. Undang – undang No 23 Tahun 1992 tentang Kesehatan
2. Surat Keputusan Menteri Kesehatan RI No 436 / Menkes / SK / VI / 1993
tentang berlakunya Standar Pelayanan di Rumah Sakit
3. Surat Keputusan Menteri Kesehatan RI No 0701 / YANMED / RSKS / GDE /
VII / 1991 Tentang Pedoman Pelayanan Gawat Darurat
4. Undang – undang No 29 Tahun 2004 tentang Praktek Kedokteran

RUMAH SAKIT PETUKANGAN


Nomor Surat Peraturan : Tanggal Revisi : Tanggal Implementasi :
183.01/SK-RSP/I/16 Ditujukan Kembali Pada 1 Januari 2016
BAB II
STANDAR KETENAGAAN

A. Kualifikasi SDM
Pola ketenagaan dan kualifikasi SDM IGD adalah :
Nomor Nama Jabatan Kualifikasi Keterangan
Formal
1 As Men Pelayanan SKp / SKM / Bersertifikat
Keperawatan Setingkat BLS/BTCLS/PPGD
2 Ka Ru IGD D III Bersertifikat
Keperawatan BLS/BTCLS/PPGD
3 Ka Instalasi Gawat Darurat Dokter Umum Bersertifikat ACLS/ATLS

4 Perawat Pelaksana IGD D III Bersertifikat


Keperawatan BLS/BTCLS/PPGD
5 Dokter IGD Dokter Umum Bersertifikat ACLS/ATLS

6 TPK SMU -

B. Distribusi Ketenagaan
Pola pengaturan ketenagaan Instalasi Gawat Darurat yaitu :
a. Untuk Dinas Pagi :
Yang bertugas sejumlah 2 ( dua ) orang dengan standar minimal bersertifikat
BLS. Kategori :
 1 orang Ka Ru
 1 orang Pelaksana

b. Untuk Dinas Sore :

RUMAH SAKIT PETUKANGAN


Nomor Surat Peraturan : Tanggal Revisi : Tanggal Implementasi :
183.01/SK-RSP/I/16 Ditujukan Kembali Pada 1 Januari 2016
Yang bertugas sejumlah 2 ( dua ) orang dengan standar minimal bersertifikat
BLS. Kategori :
 1 orang Penanggung Jawab Shift
 1 orang Pelaksana
c. Untuk Dinas Sore :
Yang bertugas sejumlah 2 ( dua ) orang dengan standar minimal bersertifikat
BLS. Kategori :
 1 orang Penanggung Jawab Shift
 1 orang Pelaksana

C. Pengaturan Jaga
a. Pengaturan Jaga Perawat IGD
 Pengaturan jadwal dinas perawat IGD dibuat dan di pertanggung jawabkan
oleh Kepala Ruang (Karu) IGD dan disetujui oleh Asisten Manajer
Pelayanan Keperawatan
 Jadwal dinas dibuat untuk jangka waktu satu bulan dan direalisasikan ke
perawat pelaksana IGD setiap satu bulan..
 Untuk tenaga perawat yang memiliki keperluan penting pada hari tertentu,
maka perawat tersebut dapat mengajukan permintaan dinas pada buku
permintaan. Permintaan akan disesuaikan dengan kebutuhan tenaga yang ada
(apa bila tenaga cukup dan berimbang serta tidak mengganggu pelayanan,
maka permintaan disetujui).
 Setiap tugas jaga / shift harus ada perawat penanggung jawab shift ( PJ Shift)
dengan syarat pendidikan minimal D III Keperawatan dan masa kerja
minimal 2 tahun, serta memiliki sertifikat tentang kegawat daruratan.
 Jadwal dinas terbagi atas dinas pagi, dinas sore, dinas malam, lepas malam,
libur dan cuti.
 Apabila ada tenaga perawat jaga karena sesuatu hal sehingga tidak dapat
jaga sesuai jadwal yang telah ditetapkan ( terencana ), maka perawat yang
bersangkutan harus memberitahu Karu IGD : 2 jam sebelum dinas pagi, 4
jam sebelum dinas sore atau dinas malam. Sebelum memberitahu Karu IGD,

RUMAH SAKIT PETUKANGAN


Nomor Surat Peraturan : Tanggal Revisi : Tanggal Implementasi :
183.01/SK-RSP/I/16 Ditujukan Kembali Pada 1 Januari 2016
diharapkan perawat yang bersangkutan sudah mencari perawat pengganti,
Apabila perawat yang bersangkutan tidak mendapatkan perawat pengganti,
maka KaRu IGD akan mencari tenaga perawat pengganti yaitu perawat yang
hari itu libur atau perawat IGD yang tinggal di asrama.
 Apabila ada tenaga perawat tiba – tiba tidak dapat jaga sesuai jadwal yang
telah ditetapkan ( tidak terencana ), maka KaRu IGD akan mencari perawat
pengganti yang hari itu libur atau perawat IGD yang tinggal di asrama.
Apabila perawat pengganti tidak di dapatkan, maka perawat yang dinas pada
shift sebelumnya wajib untuk menggantikan.(Prosedur pengaturan jadwal
dinas perawat IGD sesuai SOP terlampir).
b. Pengaturan Jaga Dokter IGD
 Pengaturan jadwal dokter jaga IGD menjadi tanggung jawab Ka Instalasi
Gawat Darurat dan disetujui oleh Manajer Pelayanan
 Jadwal dokter jaga IGD dibuat untuk jangka waktu 1 bulan serta sudah
diedarkan ke unit terkait dan dokter jaga yang bersangkutan 1 minggu
sebelum jaga di mulai.
 Apabila dokter jaga IGD karena sesuatu hal sehingga tidak dapat jaga sesuai
dengan jadwal yang telah di tetapkan maka :
o Untuk yang terencana, dokter yang bersangkutan harus
menginformasikan ke Ka Instalasi Gawat Darurat paling lambat 3 hari
sebelum tanggal jaga, serta dokter tersebut wajib menunjuk dokter jaga
pengganti.
o Untuk yang tidak terencana, dokter yang bersangkutan harus
menginformasikan ke Ka Instalasi Gawat Darurat dan di harapkan dokter
tersebut sudah menunjuk dokter jaga pengganti, apabila dokter jaga
pengganti tidak didapatkan, maka Ka Instalasi Gawat Darurat wajib
untuk mencarikan dokter jaga pengganti, yaitu digantikan oleh dokter
jaga yang pada saat itu libur atau dirangkap oleh dokter jaga ruangan.
Apabila dokter jaga pengganti tidak di dapatkan maka dokter jaga shift
sebelumnya wajib untuk menggantikan.( Prosedur pengaturan jadwal
jaga dokter IGD sesuai SOP terlampir).

RUMAH SAKIT PETUKANGAN


Nomor Surat Peraturan : Tanggal Revisi : Tanggal Implementasi :
183.01/SK-RSP/I/16 Ditujukan Kembali Pada 1 Januari 2016
o Untuk yang tidak terencana, dokter yang bersangkutan harus
menginformasikan ke Ka Instalasi Gawat Darurat dan di harapkan dokter
tersebut sudah menunjuk dokter jaga pengganti, apabila dokter jaga
pengganti tidak didapatkan, maka Ka Instalasi Gawat Darurat wajib
untuk mencarikan dokter jaga pengganti, yaitu digantikan oleh dokter
jaga yang pada saat itu libur atau dirangkap oleh dokter jaga ruangan.
Apabila dokter jaga pengganti tidak di dapatkan maka dokter jaga shift
sebelumnya wajib untuk menggantikan.( Prosedur pengaturan jadwal
jaga dokter IGD sesuai SOP terlampir).

c. Pengaturan Jadwal Dokter Konsulen


 Pengaturan jadwal jaga dokter konsulen menjadi tanggung jawab Manager
Pelayanan.
 Jadwal jaga dokter konsulen dibuat untuk jangka waktu 3 bulan serta sudah
diedarkan ke unit terkait dan dokter konsulen yang bersangkutan 1 minggu
sebelum jaga di mulai.
 Apabila dokter konsulen jaga karena sesuatu hal sehingga tidak dapat jaga
sesuai dengan jadwal yang telah di tetapkan maka :
o Untuk yang terencana, dokter yang bersangkutan harus
menginformasikan ke Manager Pelayanan atau ke petugas sekretariat
paling lambat 3 hari sebelum tanggal jaga, serta dokter tersebut wajib
menunjuk dokter jaga konsulen pengganti.
o Untuk yang tidak terencana, dokter yang bersangkutan harus
menginformasikan ke Manager Pelayanan atau ke petugas sekretariat dan
di harapkan dokter tersebut sudah menunjuk dokter jaga konsulen
pengganti, apabila dokter jaga pengganti tidak didapatkan, maka
Manager Pelayanan wajib untuk mencarikan dokter jaga konsulen
pengganti.( Prosedur pengaturan jadwal jaga dokter konsulen sesuai SOP
terlampir).

RUMAH SAKIT PETUKANGAN


Nomor Surat Peraturan : Tanggal Revisi : Tanggal Implementasi :
183.01/SK-RSP/I/16 Ditujukan Kembali Pada 1 Januari 2016
BAB III
STANDAR FASILITAS

A. Denah Ruangan

B. Standar Fasilitas
1. Fasilitas & Sarana Ruang IGD
IGD RS Petukangan berlokasi di lantai I gedung utama yang terdiri dari
ruangan Triase, ruang resusitasi, ruangan tindakan, ruangan observasi.
Ruangan resusitasi terdiri dari 1 (satu) tempat tidur , ruangan tindakan
bedah terdiri dari 1 ( satu ) tempat tidur, ruangan tindakan non bedah terdiri
dari 1 ( satu )tempat tidur, ruangan observasi terdiri dari 1(satu) tempat tidur
2. PeralatanRuang IGD
Peralatan yang tersedia di IGD mengacu kepada buku pedoman
pelayanan Gawat Darurat Departermen Kesehatan RI untuk penunjang kegiatan
pelayanan terhadap pasien Gawat darurat.
Alat yang harus tersedia adalah bersifat life saving untuk kasus
kegawatan jantung seperti monitor dan defribrilator
a. Alat – alat untuk ruang resusitasi :
1. Mesin suction ( 1 set )
2. Oxigen lengkap dengan flowmeter ( 1 set )
3. Laringoskope anak & dewasa ( 1 set )
4. Spuit semua ukuran ( masing – masing 10 buah )
5. Oropharingeal air way ( sesuai kebutuhan )
6. Infus set / transfusi set ( 5 / 5 buah )
7. Brandcard fungsional diatur posisi trendelenberg, ada gantungan infus &
penghalang ( 1 buah )
8. Gunting besar (1 buah )
9. Defribrilator ( 1 buah )

RUMAH SAKIT PETUKANGAN


Nomor Surat Peraturan : Tanggal Revisi : Tanggal Implementasi :
183.01/SK-RSP/I/16 Ditujukan Kembali Pada 1 Januari 2016
10. Monitor EKG ( 1 buah )
11. Trolly Emergency yang berisi alat – alat untuk melakukan resusitasi ( 1
buah )
12. Papan resusitasi ( 1 buah )
13. Ambu bag ( 1 buah )
14. Stetoskop ( 1 buah )
15. Tensi meter ( 1 buah )
16. Thermometer ( 1 buah )
17. Tiang Infus ( 1 buah )

b. Alat – alat untuk ruang tindakan bedah


1. Bidai segala ukuran untuk tungkai, lengan, leher, tulang punggung
(1set )
2. Verban segala ukuran :
- 4 x 5 em ( 5 buah )
- 4 x10 em ( 5 buah )
3. Vena seksi set ( 1 set )
4. Extraksi kuku set ( 2 set )
5. Hecting set ( 5 set )
6. Benang – benang / jarum segala jenis dan ukuran:
- Cat gut 2/0 dan 3/0 ( 1 buah )
- Silk Black 2/0 ( 1 buah ), 3/0 ( 1 buah )
- Jarum ( 1 set )
7. Lampu sorot ( 1 buah )
8. Kassa ( 1 tromel )
9. Cirkumsisi set ( 1 set )
10. Ganti verban set ( 3 set )
11. Stomach tube / NGT
- Nomer 12 ( 3 buah )
- Nomer 16 ( 3 buah )
- Nomer 18 ( 2 buah )
12. Spekulum hidung ( 2 buah )

RUMAH SAKIT PETUKANGAN


Nomor Surat Peraturan : Tanggal Revisi : Tanggal Implementasi :
183.01/SK-RSP/I/16 Ditujukan Kembali Pada 1 Januari 2016
13. Spuit sesuai kebutuhan
- 5 cc ( 5 buah )
- 2.5 cc ( 5 buah )
14. Infus set ( 1 buah )
15. Dower Catheter segala ukuran
- Nomer 16 ( 2 buah )
- Nomer 18 ( 2 buah )
16. Emergency lamp ( 1 buah )
17. Stetoskop ( 1 buah )
18. Tensimeter ( 1 buah )
19. Thermometer ( 1 buah )
20. Elastis verban sesuai kebutuhan
- 6 inchi ( 1 buah )
- 4 inchi ( 2 buah )
- 3 inchi ( 1 buah )
21. Tiang infus ( 2 buah )

c. Alat – alat untuk ruang tindakan non bedah :


1. Stomach tube / NGT
- Nomer 16 ( 2 buah )
- Nomer 18 ( 2 buah )
- Nomer 12 ( 3 buah )
2. Urine bag ( 3 buah )
3. Otoscope ( 1 buah )
4. Nebulizer ( 1 buah )
5. Mesin EKG ( 1 buah )
6. Infus set ( 1 buah )
7. IV catheter semua nomer ( 1 set )
8. Spuit sesuai kebutuhan :
- 1 cc ( 5 buah )
- 2.5 cc ( 5 buah )
- 5 cc ( 5 buah )

RUMAH SAKIT PETUKANGAN


Nomor Surat Peraturan : Tanggal Revisi : Tanggal Implementasi :
183.01/SK-RSP/I/16 Ditujukan Kembali Pada 1 Januari 2016
- 10 cc ( 5 buah )
- 20 cc ( 3 buah )
- 50 cc ( 3 buah )
9. Tensimeter ( 1 buah )
10. Stetoskop ( 1 buah )
11. Thermometer ( 1 buah )
12. Tiang infus ( 1 buah )

d. Alat – alat untuk ruang observasi


1. Tensi meter ( 1 buah )
2. Oxygen lengkap dengan flow meter ( 1 buah )
3. Termometer ( 1 buah )
4. Stetoskop ( 1 buah )
5. Standar infus ( 1 buah )
6. Infus set ( 1 set )
7. IV catheter segala ukuran ( 1 set )
8. Spuit sesuai kebutuhan
- 1 cc ( 5 buah )
- 2.5 cc ( 5 buah )
- 5 cc ( 5 buah )
- 10 cc ( 5 buah )
- 20 cc ( 3 buah )
- 50 cc ( 3 buah )
e. Alat – alat dalam trolly emergency
1. Obat Life saving ( terlampir pada standar obat IGD RSUD DS)
2. Obat penunjang ( terlampir pada standar obat IGD RSUD DS)
3. Alat – alat kesehatan
- Ambu bag / Air viva untuk dewasa & anak ( 1 buah / 1 buah )
- Oropharingeal airway
 Nomer 3 ( 2 buah )
 - Nomer 4 ( 2 buah )

RUMAH SAKIT PETUKANGAN


Nomor Surat Peraturan : Tanggal Revisi : Tanggal Implementasi :
183.01/SK-RSP/I/16 Ditujukan Kembali Pada 1 Januari 2016
- Laringoscope dewasa & anak ( 1 set )
- Magyl forcep
- Face mask ( 1 buah )
- Urine bag non steril ( 5 buah )
- Spuit semua ukuran
- Infus set ( 1 set)
- Endotracheal tube ( dewasa & anak )
 Nomer 2.5 ( 1 buah )
 Nomer 3 ( 1 buah )
 Nomer 4 ( 1 buah )
 Nomer 7 ( 1 buah )
 Nomer 7.5 ( 1 buah )
 Nomer 8 ( 1 buah )
- Slang oksigen sesuai kebutuhan
- Stomach tube / NGT
 Nomer 16 ( 2 buah )
 Nomer 18 ( 2 buah )
 Nomer 12 ( 3 buah )
- IV catheter sesuai kebutuhan
 Nomer 18 Cath / Terumo ( 2 / 2 buah )
 Nomer 20 Cath / Terumo ( 2 / 16 buah )
 Nomer 22 Cathy / terumo ( 2 / 11 buah )
- Suction catheter segala ukuran
 Nomer 10 ( 3 buah )
 Nomer 12 ( 2 buah )
- Neck collar Ukuran S / M ( 2 / 1 )

3. Ambulance
Untuk menunjang pelayanan terhadap pasien RS Petukanagan saat ini
memiliki 1 ( satu) unit ambulance yang kegiatannya berada dalam koordinasi
IGD dan bagian umum.

RUMAH SAKIT PETUKANGAN


Nomor Surat Peraturan : Tanggal Revisi : Tanggal Implementasi :
183.01/SK-RSP/I/16 Ditujukan Kembali Pada 1 Januari 2016
Fasilitas & Sarana untuk Ambulance
a. Perlengkapan Ambulance
1. Ac
2. Sirine
3. Lampu rotater
4. Sabuk pengaman
5. Sumber listrik / stop kontak
6. Lemari untuk alat medis
7. Lampu ruangan
8. Wastafel

b. Alat & Obat


1. Tabung Oksigen ( 1 buah )
2. Mesin suction ( 1 buah )
3. Monitor EKG 1 buah )
4. Stretcher ( 1 buah )
5. Scope ( 1 buah )
6. Piala ginjal ( 2 buah )
7. Tas Emergency yang berisi :
 Obat – obat untuk life saving (
 Cairan infus : RL, NaCL 0,9 % ( 5 / 10 kolf )
 Senter ( 1 buah )
 Stetoskop ( 1 buah )
 Tensimeter ( 1 buah )
 Piala ginjal (2 buah )
 Oropharingeal air way
 Gunting verban ( 1 buah )
 Tongue Spatel ( 1 buah )
 Reflex hummer ( 1 buah )
 Infus set ( 1 buah )
 IV chateter ( Nomer 20 , 18 : 2 : 2 )

RUMAH SAKIT PETUKANGAN


Nomor Surat Peraturan : Tanggal Revisi : Tanggal Implementasi :
183.01/SK-RSP/I/16 Ditujukan Kembali Pada 1 Januari 2016
 Spuit semua ukuran ( masing- masing 2 buah )

4. Standar Obat IGD RSUD Datu Sanggul Rantau berdasarkan Permenkes 389
tahun 2009 tentang
c. OBAT LIVE SAVING
a) Injeksi
No Nama Obat Satuan Jumlah Jenis Obat
1. Adona AC 10 ml Ampul 3 Haemostatic
2. Alupent Ampul 2 Anti asthmatic dan COPD
preparations
3. Aminophilin Ampul 5 Anti asmatic dan COPD
preparations
4 Atropin sulfat Ampul 125 Anti spasmodics
5. Buscopan Ampul 6 Anti spasmodics
6 Catapres Ampul 3 Other Anti hypertensives
7 Cedation Ampul 5 Anti emetics
8 Cortidex Ampul 6 Corticosteroid Hormones
9 Diazepam Ampul 5 Minor Transquillizer
10 Dicynone Ampul 5 Haemostatics
11 Dormicum Asmpul Hypnotics dan sedatives
12 Ephinephrin Ampul 2 Asnastetic lokal & general
13 Lasik Ampul 16 Diuretics
14 Lidocain Ampul 10 Anastetic lokal
15 Metro clopramide Ampul 5 Anti emetik
16 Nicholin 250 mg Ampul 2 Neuroprotector
17 Nicholin 100 mg Ampul 2 Neoroprotector
18 Naotropil 1 gr Ampul 5 Neuroprotector
19 Novalgin Ampul 5 Analgetik
20 Orodexon Ampul 4 Anti inflamasi
21 Phenobarbital Ampul 2 Sedatif
22 Pethidine Ampul 2 Sedatif
23 Pulmicortn Naspv Ampul 8 Broncodilator
24 Ranitidine Ampul 5 Antacida
25 Remopain Ampul 5 Analgetik
26 Renatoc Ampul 2 Antacida
27 Toradol 50 mg Ampul 1 Analgetik
28 Panadol Ampul 5 Analgetik
29 Transamin Ampul 7 Haemostatics
30 Valium Ampul 14 Sedatif
31 Vit k Ampul 2 Anti perdarahan

RUMAH SAKIT PETUKANGAN


Nomor Surat Peraturan : Tanggal Revisi : Tanggal Implementasi :
183.01/SK-RSP/I/16 Ditujukan Kembali Pada 1 Januari 2016
32 Tramal 100 mg Ampul 1 Analgetik
33 ATS 1500 u Ampul 10 Anti tetanus
34 Vaksin Engerik B-In-1 Tube 3 Vaksinasi hepatitis
35 Vaccin Engerik o,5 ml Tube 2 Vaksinasi hepatitis
36 Kallium clorida Flacon 6 Elektrolit
37 Meylon 25 ml Flacon 9
38 Meylon 100 ml Flacon 1

b) Tablet
No Nama Obat Satuan Jumlah Jenis Obat

1. Adalat 5 mg Tablet 10 Anti hypertensi/


Betabloker
2. Adalat 10 mg Tablet 10 Anti hypertensi /
Betabloker
3. Cedocard 5 mg Tablet 8 Anti anginal
4. Nitrobat Tablet 10 Nitrogliserida

c) Cairan Infus
No Nama Obat Satuan Jumlah Jenis Obat

1. Asering Kolf 4
2. Dextrose 5 % 250 ml Kolf 2
3. Dextrose 5 % 500 ml Kolf 8
4 Dextrose 10 % 500ml Kolf 5
5. Dextrose In Saline 0,225 Kolf 2
6. Dextrose 0,5 Darrow Kolf 3
7. Kaen 3 B Kolf 1
8. Kaen 3 A Kolf 1
9. Larutan 2 A Kolf 7
10. Manitol 250 cc Kolf 2
11. Nacl 0,9 % 250 ml Kolf 1
12. Nacl 0,9 % 500 ml Kolh 5
13. Nacl 3 % Kolf 1
14. Ringer Dextrose Kolf 6
15 Ringer Lactat Kolf 10
16. Ringer Solution Kolf 2
17. Dex 40 % 25 ml Flalon 6

d) Suppositoria

RUMAH SAKIT PETUKANGAN


Nomor Surat Peraturan : Tanggal Revisi : Tanggal Implementasi :
183.01/SK-RSP/I/16 Ditujukan Kembali Pada 1 Januari 2016
No Nama Obat Satuan Jumlah Jenis Obat

1. Amicain Supp Supp 2 Anti emetik


2. Primperan sup Child Supp 3 Anti emetik
3. Primperan Sup Adult Supp 1 Anti emetik
4. Paracetamol Sup Supp 1 Anti piretik,
Analgetik
5. Propyretic 160 mg Supp 1 Anti piretik,
Analgetik
6. Proris Sup Supp 6 Anti piretik ,
Analgetik
7. Stesolid 5 mg rect Tube 5 Sedatif
8. Stesolid 10 mg rect Tube 7 Sedatif

d. OBAT PENUNJANG
a) Injeksi
No Nama Obat Satuan Jumlah Jenis Obat
1. Cedantron Ampul 5 Antiemetik
2. Calsium gluconas Ampul 3 Vitamin (elektrolit)
3. Zantadin Ampul 5 Antasida
4. Lanoxin Ampul 2 Cardiac drugs
5. Neurobion 5000 Ampul 5 Vitamin
6. Papaverin Ampul 12 Anti spasmudics
7. Sotatik Ampul 8 Anti emetic
8 Cortison Asetat Flacon 4 Anti inflamasi
9. Kanamycin 1 gr Flacon 10 Antibiotik
10. Procain Penicillin Flacon 2 Antibiotik

b) Obat tablet
No Nama Obat Satuan Jumlah Jenis Obat
1. Aspilet Tablet 7 Anti coagulans, anti
trombotics
2. Inderal Tablet 5 Beta –Blockers
3. Inopamil Tablet 5
4. Isorbid Tablet 2 Cardiac drugs
5. Merislon Tablet 2 Anti vertigo
6. Propanolol Tablet 3 Beta Blockers
7. Strocain Tablet 5 Antacid&
Antiulcerant

RUMAH SAKIT PETUKANGAN


Nomor Surat Peraturan : Tanggal Revisi : Tanggal Implementasi :
183.01/SK-RSP/I/16 Ditujukan Kembali Pada 1 Januari 2016
8. Norit Tablet 15
9. Ponstan Tablet 2 Analgetic& Antipiretic

BAB IV
TATA LAKSANA PELAYANAN

A. TATA LAKSANA PENDAFTARAN PASIEN


1. Petugas Penanggung Jawab
 Perawat IGD
 Petugas Admission / Loket Pendaftaran
2. Perangkat Kerja
 Status Medis
3. Tata Laksana Pendaftaran Pasien IGD
1. Pendaftaran pasien yang datang ke IGD dilakukan oleh pasien /
keluarga dibagian Admission / Loket Pendaftaran
2. Bila keluarga tidak adapetugas IGD bekerja sama dengan
securiti untuk mencari identitas pasien
3. Sebagai bukti pasien sudah mendaftar di bagian Admission /
Loket Pendaftaran akan memberikan status untuk diisi oleh dokter IGD
yang bertugas.
4. Bila pasien dalam keadaan gawat darurat, maka akan langsung
diberikan pertolongan di IGD, sementara keluarga / penanggung jawab
melakukan pendaftaran di bagian Admission / Loket Pendaftaran

B. TATA LAKSANA SISTIM KOMUNIKASI IGD


1. Petugas Penanggung Jawab
 Petugas Operator

RUMAH SAKIT PETUKANGAN


Nomor Surat Peraturan : Tanggal Revisi : Tanggal Implementasi :
183.01/SK-RSP/I/16 Ditujukan Kembali Pada 1 Januari 2016
 Dokter / perawat IGD
2. Perangkat Kerja
 Pesawat telpon
 Hand phone
3. Tata Laksana Sistim Komunikasi IGD
1. Antara IGD dengan unit lain dalam RSUD Datu Sanggul adalah dengan
nomor extension masing-masing unit
2. Antara IGD dengan dokter konsulen / rumah sakit lain / yang terkait
dengan pelayanan diluar rumah sakit adalah menggunakan pesawat
telephone langsung dari IGD
3. Antara IGD dengan petugas ambulan yang berada dilapangan
menggunakan pesawat telephone dan handphone
4. Dari luar RSUD Datu Sanggul dapat langsung menelepon IGD
C. TATA LAKSANA PELAYANAN TRIASE
1. Petugas Penanggung Jawab
- Dokter jaga IGD / Perawat Triase
2. Perangkat Kerja
- Stetoscope
- Tensimeter
- Status medis
3. Tata Laksana Pelayanan Triase IGD
1. Pasien / keluarga pasien mendaftar ke bagian Admission / Loket Pendaftaran
2. Dokter jaga IGD melakukan pemeriksaan pada pasien secara lengkap dan
menentukan prioritas penanganan.
3. Prioritas pertama ( I, tertinggi, emergency ) yaitu mengancam jiwa /
mengancam fungsi vital, pasien ditempatkan diruang resusitasi
4. Prioritas kedua ( II, medium, urgent ) yaitu potensial mengancam jiwa /
fungsi vital, bila tidak segera ditangani dalam waktu singkat. Penanganan
dan pemindahan bersifat terakhir. Pasien ditempatkan di ruang tindakan
bedah / non bedah

RUMAH SAKIT PETUKANGAN


Nomor Surat Peraturan : Tanggal Revisi : Tanggal Implementasi :
183.01/SK-RSP/I/16 Ditujukan Kembali Pada 1 Januari 2016
5. Prioritas ketiga ( III, rendah, non emergency ) yaitu memerlukan pelayanan
biasa, tidak perlu segera. Penanganan dan pemindahan bersifat terakhir.
Pasien ditempatkan diruang non bedah

D. TATA LAKSANA PENGISIAN INFORMED CONSENT


1. Petugas Penangung Jawab
- Dokter jaga IGD
2. Perangkat Kerja
- Formulir Persetujuan Tindakan
3. Tata Laksana Informed Consent
1. Dokter IGD yang sedang bertugas menjelaskan tujuan dari pengisian
informed consent pada pasien / keluarga pasien disaksikan oleh perawat
2. Pasien menyetujui, informed consent diisi dengan lengkap disaksikan oleh
perawat.
3. Setelah diisi dimasukkan dalam status medik pasien.

E. TATA LAKSANA TRANSPORTASI PASIEN


1. Petugas Penanggung Jawab
- Perawat IGD
- Supir Ambulan
2. Perangkat Kerja
- Ambulan
- Alat Tulis
3. Tata Laksana Transportasi Pasien IGD
1. Bagi pasien yang memerlukan penggunaan ambulan RSUD Datu Sanggul
sebagai transportasi, maka perawat unit terkait menghubungi IGD
2. Perawat IGD menuliskan data-data / penggunaan ambulan (nama pasien
ruang rawat inap, waktu penggunaan & tujuan penggunaan
3. Perawat IGD menghubungi bagian / supir ambulan untuk menyiapkan
kendaraan
4. Perawat IGD menyiapkan alat medis sesuai dengan kondisi pasien.

RUMAH SAKIT PETUKANGAN


Nomor Surat Peraturan : Tanggal Revisi : Tanggal Implementasi :
183.01/SK-RSP/I/16 Ditujukan Kembali Pada 1 Januari 2016
F. TATA LAKSANA PELAYANAN FALSE EMERGENCY
1. Petugas Penanggung Jawab
 Perawat Admission / Loket Pendaftaran
 Dokter jaga IGD
2. Perangkat Kerja
 Stetoscope
 Tensi meter
 Alat Tulis
3. Tata Laksana Pelayanan False Emergency
1. Pasien / keluarga pasien mendaftar dibagian Admission / Loket Pendaftaran
2. Dilakukan triase untuk penempatan pasien diruang non bedah
3. Pasien dilakukan pemeriksaan fisik oleh dokter jaga IGD
4. Dokter jaga menjelaskan kondisi pasien pada keluarga / penanggung jawab
5. Bila perlu dirawat / observasi pasien dianjurkan kebagian Admission / Loket
Pendaftaran.
6. Bila tidak perlu dirawat pasien diberikan resep dan bisa langsung pulang
7. Pasien dianjurkan untuk kontrol kembali sesuai dengan saran dokter

G. TATA LAKSANA PELAYANAN VISUM ET REPERTUM


1. Petugas Penanggung Jawab
 Petugas Rekam Medis
 Dokter jaga IGD
2. Perangkat Kerja
 Formulir Visum Et Repertum IGD
3. Tata Laksana Pelayanan Visum Et Repertum
1. Petugas IGD menerima surat permintaan visum et repertum dari pihak
kepolisian
2. Surat permintaan visum et repertum diserahkan kebagian rekam medik
3. Petugas rekam medik menyerahkan status medis pasien kepada dokter jaga
yang menangani pasien terkait

RUMAH SAKIT PETUKANGAN


Nomor Surat Peraturan : Tanggal Revisi : Tanggal Implementasi :
183.01/SK-RSP/I/16 Ditujukan Kembali Pada 1 Januari 2016
4. Setelah visum et repertum diselesaikan oleh rekam medik maka lembar yang
asli diberikan pada pihak kepolisian

H. H. TATA LAKSANA PELAYANAN DEATH ON ARRIVAL ( DOA )


1. Petugas Penanggung Jawab
 Dokter jaga IGD
 Petugas Satpam
2. Perangkat Kerja
 Senter
 Stetoscope
 EKG
 Surat Kematian
3. Tata Laksana Death On Arrival IGD ( DOA )
1. Pasien dilakukan triase dan pemeriksaan oleh dokter jaga IGD
2. Bila dokter sudah menyatakan meninggal, maka dilakukan perawatan
jenazah
3. Dokter jaga IGD membuat surat keterangan meninggal
4. Jenazah dipindahkan / diserah terimakan di ruangan jenazah dengan bagian
5. Umum / keamanan

I. TATA LAKSANA SISTIM INFORMASI PELAYANAN PRA RUMAH


SAKIT
1. Petugas Penanggung Jawab
 Perawat IGD
2. II. Perangkat Kerja
 Ambulan
 Handphone
3. Tata Laksana Sistim Informasi Pelayanan Pra Rumah Sakit
1. Perawat yang mendampingi pasien memberikan informasi mengenai
kondisi pasien yang akan dibawa, kepada perawat IGD RS Petukangan.

RUMAH SAKIT PETUKANGAN


Nomor Surat Peraturan : Tanggal Revisi : Tanggal Implementasi :
183.01/SK-RSP/I/16 Ditujukan Kembali Pada 1 Januari 2016
2. Isi informasi mencakup :
- Keadaan umum ( kesadaran dan tanda – tanda vital )
- Peralatan yang diperlukan di IGD ( suction, monitor, defibrillator )
- Kemungkinan untuk dirawat di unit intensive care
- Perawat IGD melaporkan pada dokter jaga IGD & PJ Shift serta
menyiapkan hal-hal yang diperlukan sesuai dengan laporan yang diterima
dari petugas ambulan.

J. TATA LAKSANA SISTIM RUJUKAN


1. Petugas Penanggung Jawab
 Dokter IGD
 Perawat IGD
2. Perangkat Kerja
 Ambulan
 Formulir persetujuan tindakan
 Formulir rujukan
3. Tata Laksana Sistim Rujukan IGD
1. Alih Rawat
 Perawat IGD menghubungi rumah sakit yang akan dirujuk
 Dokter jaga IGD memberikan informasi pada dokter jaga rumah sakit
rujukan mengenai keadaan umum pasein
 Bila tempat telah tersedia di rumah sakit rujukan, perawat IGD
menghubungi Petugas Ambulan sesuai kondisi pasien.
2. Pemeriksaan Diagnostik
 Pasien / keluarga pasien dijelaskan oleh dokter jaga mengenai tujuan
pemeriksaan diagnostik, bila setuju maka keluarga pasien harus mengisi
informed consent
 Perawat IGD menghubungi rumah sakit rujukan
 Perawat IGD menghubungi petugas ambulan RS.Petukangan.
3. Spesimen

RUMAH SAKIT PETUKANGAN


Nomor Surat Peraturan : Tanggal Revisi : Tanggal Implementasi :
183.01/SK-RSP/I/16 Ditujukan Kembali Pada 1 Januari 2016
 Pasien / keluarga pasien dijelaskan mengenai tujuan pemeriksaan
specimen
 Bila keluarga setuju maka harus mengisi inform consent
 Dokter jaga mengisi formulir pemeriksan, dan diserahkan kepetugas
laboratorium
 Petugas laboratorium melakukan rujukan ke laboratorium yang dituju

BAB V
LOGISTIK

Untuk memenuhi kebutuhan pelayanan di IGD, dibutuhkan alat-alat medis dan


obat-obatan. Pengelolaan tersebut dilakukan sesuai dengan proses stock IGD.
Kebutuhan logistik yang sangat mendukung pelayanan IGD dikelola dengan
berdasarkan pada prosedur pengadaan barang, proseedur penyimpanan barang dan
prosedur pendistribusian barang.
Keseluruhan proses tersebut diprioritaskan untuk memenuhi standar pemenuhan
kebutuhan Live Safing untuk pasien pasien yang memerlukan pelayanan di Instalasi
Gawat Darurat Rumah Sakit Petukangan

BAB VI
KESELAMATAN PASIEN

RUMAH SAKIT PETUKANGAN


Nomor Surat Peraturan : Tanggal Revisi : Tanggal Implementasi :
183.01/SK-RSP/I/16 Ditujukan Kembali Pada 1 Januari 2016
A. Pengertian
Keselamatan Pasien ( Patient Safety ) Adalah suatu sistem dimana rumah
sakit membuat asuhan pasien lebih aman.Sistem tersebut meliputi :
 Asesmen resiko
 Identifikasi dan pengelolaan hal yang berhubungan dengan risiko pasien
 Pelaporan dan analisis insiden
 Kemampuan belajar dari insiden dan tindak lanjutnya
 Implementasi solusi untuk meminimalkan timbulnya risiko
Sistem ini mencegah terjadinya cedera yang disebabkan oleh :
 Kesalahan akibat melaksanakan suatu tindakan
 Tidak mengambil tindakan yang seharusnya diambil
B. Tujuan
 Terciptanya budaya keselamatan pasien di rumah sakit
 Meningkatnya akuntabilitas rumah sakit terhadap pasien dan masyarakat
 Menurunkan Kejadian Tidak Diharapkan ( KTD ) di rumah sakit
 Terlaksananya program-program pencegahan sehingga tidak terjadi
pengulangan Kejadian Tidak Diharapkan ( KTD )

C. STANDAR KESELAMATAN PASIEN


Instalasi Gawat Darurat RS Petukangan menetapkan sistem pelayanan berpusat
pada Keselamatan Pasien dengan menerapkan Enam Sasaran Keselamatan
Pasien yang masing masing sasaran diimplementasikan dengan menetukan
sasaran dan elemen penilaian. Keenam Sasaran Keselamatan pasien tersebut
adalah:
1. Standar SKP.I.
Ketepatan identifikasi pasien
Rumah sakit mengembangkan pendekatan untuk memperbaiki /
meningkatkan ketelitian identifikasi pasien.

2. Standar SKP.II.
Peningkatan komunikasi yang efektif

RUMAH SAKIT PETUKANGAN


Nomor Surat Peraturan : Tanggal Revisi : Tanggal Implementasi :
183.01/SK-RSP/I/16 Ditujukan Kembali Pada 1 Januari 2016
Rumah sakit mengembangkan pendekatan untuk meningkatkan efektivitas
komunikasi antar para pemberi layanan.
3. Standar SKP.III.
Peningkatan keamanan obat yang perlu diwaspadai (high-alert)
Rumah sakit mengembangkan suatu pendekatan untuk memperbaiki
keamanan dari obat yang perlu diwaspadai (high-alert)
4. Standar SKP.IV.
Kepastian tepat-lokasi, tepat-prosedur, tepat-pasien operasi
Rumah sakit mengembangkan suatu pendekatan untuk memastikan tepat-
lokasi, tepat-prosedur, dan tepat- pasien.
5. Standar SKP.V.
Pengurangan risiko infeksi terkait pelayanan kesehatan
Rumah sakit mengembangkan suatu pendekatan untuk mengurangi risiko
infeksi yang terkait pelayanan kesehatan.
6. Standar SKP VI.
Pengurangan risiko pasien jatuh
Rumah sakit mengembangkan suatu pendekatan untuk memastikan tepat-
lokasi, tepat-prosedur, dan tepat- pasien.

D. KEJADIAN TIDAK DIHARAPKAN ( KTD )ADVERSE EVENT :


Adalah suatu kejadian yang tidak diharapkan, yang mengakibatkan
cedera pasien akibat melaksanakan suatu tindakan atau tidak mengambil
tindakan yang seharusnya diambil, dan bukan karena penyakit dasarnya atau
kondisi pasien. Cedera dapat diakibatkan oleh kesalahan medis atau bukan
kesalahan medis karena tidak dapat dicegah

E. KTD yang tidak dapat dicegah / Unpreventable Adverse Event :


Suatu KTD yang terjadi akibat komplikasi yang tidak dapat dicegah
dengan pengetahuan mutakhir

F. KEJADIAN NYARIS CEDERA ( KNC )/ Near Miss :

RUMAH SAKIT PETUKANGAN


Nomor Surat Peraturan : Tanggal Revisi : Tanggal Implementasi :
183.01/SK-RSP/I/16 Ditujukan Kembali Pada 1 Januari 2016
Adalah suatu kesalahan akibat melaksanakan suatu tindakan
( commission ) atau tidak mengambil tindakan yang seharusnya diambil
(omission ), yang dapat mencederai pasien, tetapi cedera serius tidak terjadi :
 Karena “ keberuntungan”
 Karena “ pencegahan ”
 Karena “ peringanan ”

G. KESALAHAN MEDIS / Medical Errors:


Adalah kesalahan yang terjadi dalam proses asuhan medis yang
mengakibatkan atau berpotensi mengakibatkan cedera pada pasien.

H. KEJADIAN SENTINEL/ Sentinel Event :


Adalah suatu KTD yang mengakibatkan kematian atau cedera yang
serius; biasanya dipakai untuk kejadian yang sangat tidak diharapkan atau tidak
dapat diterima, seperti : operasi pada bagian tubuh yang salah.
Pemilihan kata “sentinel” terkait dengan keseriusan cedera yang terjadi (
seperti, amputasi pada kaki yang salah ) sehingga pencarian fakta terhadap
kejadian ini mengungkapkan adanya masalah yang serius pada kebijakan dan
prosedur yang berlaku.

I. TATA LAKSANA
a. Memberikan pertolongan pertama sesuai dengan kondisi yang terjadi pada
pasien
b. Melaporkan pada dokter jaga IGD
c. Memberikan tindakan sesuai dengan instruksi dokter jaga
d. Mengobservasi keadaan umum pasien
e. Mendokumentasikan kejadian tersebut pada formulir “ Pelaporan Insiden
Keselamatan”

BAB VII

RUMAH SAKIT PETUKANGAN


Nomor Surat Peraturan : Tanggal Revisi : Tanggal Implementasi :
183.01/SK-RSP/I/16 Ditujukan Kembali Pada 1 Januari 2016
KESELAMATAN KERJA

I. Pendahuluan
HIV / AIDS telah menjadi ancaman global. Ancaman penyebaran HIV
menjadi lebih tinggi karena pengidap HIV tidak menampakkan gejala. Setiap hari
ribuan anak berusia kurang dari 15 tahun dan 14.000 penduduk berusia 15 - 49
tahun terinfeksi HIV. Dari keseluruhan kasus baru 25% terjadi di Negara - negara
berkembang yang belum mampu menyelenggarakan kegiatan penanggulangan
yang memadai.
Angka pengidap HIV di Indonesia terus meningkat, dengan peningkatan
kasus yang sangat bermakna. Ledakan kasus HIV / AIDS terjadi akibat masuknya
kasus secara langsung ke masyarakat melalui penduduk migran, sementara potensi
penularan dimasyarakat cukup tinggi (misalnya melalui perilaku seks bebas tanpa
pelingdung, pelayanan kesehatan yang belum aman karena belum ditetapkannya
kewaspadaan umum dengan baik, penggunaan bersama peralatan menembus
kulit : tato, tindik, dll).
Penyakit Hepatitis B dan C, yang keduanya potensial untuk menular melalui
tindakan pada pelayanan kesehatan. Sebagai ilustrasi dikemukakan bahwa
menurut data PMI angka kesakitan hepatitis B di Indonesia pada pendonor sebesar
2,08% pada tahun 1998 dan angka kesakitan hepatitis C dimasyarakat menurut
perkiraan WHO adalah 2,10%. Kedua penyakit ini sering tidak dapat dikenali
secara klinis karena tidak memberikan gejala.
Dengan munculnya penyebaran penyakit tersebut diatas memperkuat
keinginan untuk mengembangkan dan menjalankan prosedur yang bisa
melindungi semua pihak dari penyebaran infeksi. Upaya pencegahan penyebaran
infeksi dikenal melalui “ Kewaspadaan Umum “ atau “Universal Precaution” yaitu
dimulai sejak dikenalnya infeksi nosokomial yang terus menjadi ancaman bagi
“Petugas Kesehatan”.
Tenaga kesehatan sebagai ujung tombak yang melayani dan melakukan
kontak langsung dengan pasien dalam waktu 24 jam secara terus menerus tentunya
mempunyai resiko terpajan infeksi, oleh sebab itu tenaga kesehatan wajib menjaga

RUMAH SAKIT PETUKANGAN


Nomor Surat Peraturan : Tanggal Revisi : Tanggal Implementasi :
183.01/SK-RSP/I/16 Ditujukan Kembali Pada 1 Januari 2016
kesehatan dan keselamatan darinya dari resiko tertular penyakit agar dapat bekerja
maksimal.

II. Tujuan
a. Petugas kesehatan didalam menjalankan tugas dan kewajibannya dapat
melindungi diri sendiri, pasien dan masyarakat dari penyebaran infeksi.
b. Petugas kesehatan didalam menjalankan tugas dan kewajibannya mempunyai
resiko tinggi terinfeksi penyakit menular dilingkungan tempat kerjanya, untuk
menghindarkan paparan tersebut, setiap petugas harus menerapkan prinsip
“Universal Precaution”.

III. Tindakan yang beresiko terpajan


a. Cuci tangan yang kurang benar.
b. Penggunaan sarung tangan yang kurang tepat.
c. Penutupan kembali jarum suntik secara tidak aman.
d. Pembuangan peralatan tajam secara tidak aman.
e. Tehnik dekontaminasi dan sterilisasi peralatan kurang tepat.
f. Praktek kebersihan ruangan yang belum memadai.

IV. Prinsip Keselamatan Kerja


Prinsip utama prosedur Universal Precaution dalam kaitan keselamatan
kerja adalah menjaga higiene sanitasi individu, higiene sanitasi ruangan dan
sterilisasi peralatan. Ketiga prinsip tesebut dijabarkan menjadi 5 (lima) kegiatan
pokok yaitu :Cuci tangan guna mencegah infeksi silang
a. Pemakaian alat pelindung diantaranya pemakaian sarung tangan guna
mencegah kontak dengan darah serta cairan infeksi yang lain.
b. Pengelolaan alat kesehatan bekas pakai
c. Pengelolaan jarum dan alat tajam untuk mencegah perlukaan
d. Pengelolaan limbah dan sanitasi ruangan.

RUMAH SAKIT PETUKANGAN


Nomor Surat Peraturan : Tanggal Revisi : Tanggal Implementasi :
183.01/SK-RSP/I/16 Ditujukan Kembali Pada 1 Januari 2016
BAB VIII
PENGENDALIAN MUTU

Indikator mutu yang digunakan di RS Petukangan dalam memberikan pelayanan


adalah angka keterlambatan penanganan kegawat daruratan dengan varibel jumlah
penderita yang dilayani > 5 menit berbanding dengan jumlah penderita gawat darurat
hari yang sama

Dalam pelaksanaan indikator mutu menggunakan kurva harian dalam format


tersendiri dan dievaluasi serta dilaporkan setiap bulan pada panitia mutu dan direktur
pelayanan

RUMAH SAKIT PETUKANGAN


Nomor Surat Peraturan : Tanggal Revisi : Tanggal Implementasi :
183.01/SK-RSP/I/16 Ditujukan Kembali Pada 1 Januari 2016

Anda mungkin juga menyukai