Takhrij Hadits

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 8

Makalah Takhrij Hadits 4 Dosen Pengampu :

Tugas Kelompok 4 Dr. H. Nixson Husin, Lc, M.Ag

Metode-metode Takhrij Awal Matni Al-Hadits


Makalah ini disusun untuk memenuhi Tugas Kelompok pada
Mata Kuliah “Takhrij Hadis I”

KELOMPOK 4 :

Althaf Muhammad Farras Zafri (12030217692)


Khairul Amal (12030217615)

PROGRAM STUDI ILMU AL-QUR’AN DAN TAFSIR


FAKULTAS USHULUDDIN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTAN SYARIF KASIM
RIAU
T.H 2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala rahmat-Nya sehingga kami
bisa menyelesaikan makalah dengan judul “Metode Takhrij Awal Matni Al-
Hadits” ini. Tidak lupa kami mengucapkan terimakasih terhadap bantuan dari
pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik pikiran
maupun materinya.

Kami berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan


pengalaman untuk para pembaca. Bahkan kami berharap lebih jauh lagi agar
makalah ini bisa pembaca praktekkan dalam kehidupan sehari-hari.

Kami yakin masih banyak kekurangan dalam penyusunan makalah ini


karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman Kami. Untuk itu kami sangat
mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi
kesempurnaan makalah ini.

Pekanbaru, 28 Maret 2022

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.........................................................................................ii
DAFTAR ISI.......................................................................................................iii
BAB I...................................................................................................................1
PENDAHULUAN................................................................................................1
A. Latar Belakang...................................................................................1
B. Rumusan Masalah...............................................................................1
BAB II..................................................................................................................2
PEMBAHASAN..................................................................................................2
A. Pengertian Takhrij Melalui Lafal Awal Matan Hadis.....................2
B. Kelebihan dan kekurangan lafal Awal Matan Hadis.......................2
C. Cara mentakhrij Hadis Lafal Awal Matan Hadis............................3
BAB III.................................................................................................................4
PENUTUP............................................................................................................4
A. Kesimpulan..........................................................................................4
B. Saran.....................................................................................................4
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................5

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Metode Takhrij Awal Matan Hadis adalah metode yang digunakan ketika
kita yakin telah mengetahui dengan pasti ungkapan awal dari matan hadis.
Setidaknya ada satu kategori kitab yang dapat menggunakan metode ini:

Pertama, buku ini sudah merupakan kumpulan hadist ( Musytahirah ) yang


populer di masyarakat umum. Ada banyak ungkapapan yang mengaku sebagai
Hadis, yang di ingat dengan baik oleh masyarakat awam. Hadis-hadis ini
memiliki kualitas shahih, hasan dan dha’if bahkan palsu. Ada banyak kitab
yang mengumpulkan hadis-hadis semacam ini, misalnya al-Durar al-
Muntatsirah Fî al-Ahâdîts al-Musytahirah karya al-Suyûthî (w. 911 H), al-
Maqâsid al-Hasanah Fî Bayân Katsîr Min al-Ahâdîts al-Musytahirah ’Alâ al-
Alsinah karya al-Sakhâwî (w. 902 H), dan Kasyf al-Khafâ wa Muzîl al-Ilbâs
’Ammâ Isytahar Min al-Ahadis ’Alâ Alsinah al-Nâs karya al-’Ajlûnî (w. 1162
H).

Kedua, kitab-kitab yang disusun berdasarkan abjad huruf pertama


matannya, misalnya al-Jâmi’ al-Shaghîr Min Hadîts al-Basyîr al-Nadzîr karya
al-Suyuthi (w. 911 H).

Ketiga, kitab Miftâh dan Fihris, atau kitab yang disusun berdasarkan indeks
matan hadis, seperti Miftâh al-Shahîhayn karya Muhammad al-Syarîf bin
Mustafâ al-Tawqâdî, dan Miftâh al-Tartîb Lî Ahâdîts Târîkh al-Khatîb karya
Ahmad bin Muhammad al-Ghimârî. Jenis ketiga ini tidak dapat dijadikan
sumber asli, karena ia tidak menggunakan sanad yang dimiliki oleh
pengarangnya. Namun demikian, kitab ini akan membantu kita menemukan
lokasi hadist dalam sumber tertentu.

B. Rumusan Masalah
1. Pengertian Takhrij Awal Matan Hadis
2. Kelebihan dan Kekurangan Metode Takhrij Awal Matan Hadis
3. Cara Mentakhrij Hadis Melalui Awal Matan Hadis

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Takhrij Melalui Lafal Awal Matan Hadis


Metode Takhrij Awal Matan Hadis adalah metode yang digunakan ketika
kita mengetahui dengan pasti ungkapan awal dari matan hadis. Penggunaan
metode ini tergantung dari lafal pertama matan hadis. Berarti metode ini juga
mengkodifikasikan hadis sesuai dengan urutan-urutan huruf-huruf hijaiyah,
seperti hadis-hadis yang huruf pertamanya alif, ta’ dan seterusnya. Suatu
keharusan bagi yang akan menggunakan metode ini untuk mengetahui dengan
pasti lafal-lafal pertama dari hadis-hadis yang akan dicarinya. Setelah itu ia
melihat huruf pertamanya malalui kitab-kitab takhrij yang disusun dengan
metode ini, demikian pula dengan huruf kedua dan seterusnya. Sebagai contoh
hadis yang berbunyi ‫نا فليس منا‬GGG‫ من غس‬langkah untuk mencarinya dengan
menggunakan metode ini adalah sebagai berikut :

1. pertamanya dengan membuka pada bab mim.


2. Kemudian mencari huruf kedua nun setelah mim tersebut.
3. Huruf selanjutnya adalah ghain lalu syin serta nun.
4. Dan begitu seterusnya sesuai dengan urutan huruf hijaiyah pada lafal-lafal
matan hadis.

B. Kelebihan dan kekurangan lafal Awal Matan Hadis


Dengan menggunakan metode ini, kita dapat dengan cepat menemukan
hadis yang dimaksud. Hanya saja bila terdapat kelainan pengucapan lafal
pertama akan berakibat sulit menemukan hadis. Sebagai contoh hadis yang
berbunyi :

‫ض ْونَ ِدينَهُ و ُخلُقَهُ فَ َز ِّو ُج ْوه‬ ْ ‫اِ َذا َأتاكم َمن‬


َ ‫تر‬

2
Menurut hadis diatas, lafal pertamanya adalah “idza atakum”. Namun bila
lafal yang kita ingat adalah “law atakum”, tentunya akan sulit menemukan
hadis tersebut karena lafalnya berbeda. Demikian pula jika lafal yang kita
ketahui berbunyi “idza jaakum”, maka semuanya masuk akal.

C. Cara mentakhrij Hadis Lafal Awal Matan Hadis


Metode ini sangat bergantung pada lafaz pertama matan hadits. Hadits
hadits dengan metode ini dikodifikasi berdasarkan lafaz pertamanya menurut
urutan huruf hijaiyah. Misalnya, apabila kita men-takhrij hadits yang berbunyi;

‫ص ْر َع ِة‬
ُ ‫ش ِد ْي ُد بِال‬ َ ‫لَ ْي‬
َّ ‫س ال‬

Untuk mengetahui lafaz lengkap dari penggalan matan tersebut, langkah


yang harus dilakukan adalah menelusuri penggalan matan itu pada urutan awal
matan yang memuat penggalan matan yang dimaksud. Dalam kamus yang
disusun oleh Muhammad fuad Abdul Baqi, penggalan hadits tersebut terdapat
di halaman 2014. Berarti, lafaz yang dicari berada pada halaman 2014 juz IV.2
Setelah diperiksa, bunyi lengkap matan hadits yang dicari adalah;

Dari Abu Hurairah bahwa Rasulullah Saw bersabda, “( Timbangan ) orang


yang kuat (perkasa) itu bukanlah dari kekuatan orang itu dalam berkelahi, tetapi
yang disebut sebagai orang yang kuat adalah orang yang mampu menguasai
dirinya ketika. dia marah”.

Adapun kitab-kitab referensi yang digunakan dalam mentakhrij awal matni


al-hadist adalah Al-Maqosid Al-hasanah Fi Bayani Katsirin Min Al-Ahadits Al-
Musytahiroh ‘Ala Al-sinat, At-Tadzkiroh Fi al-Ahadist al-Musytahiroh, Ad-
Duror al-Muntatsiroh Fi al-Ahadits al-Musytahiroh, Al-La’aly al-Mantsuroh Fi
al-Ahadits al-Masyhuroh, dan Tamyiz at-Thoyyib Min al-Khobits Fima Yaduru
‘Ala Alsinat An-Nas Min al-hadits, dan lain-lain.

3
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Metode Takhrij Hadis Lafal Awal Matan Hadis dilakukan dengan cara
menelusuri hadis berdasarkan huruf awal kata dasar pada lafal-lafal yang ada
pada matan hadis. Baik itu berupa ism (kata benda) maupun fi’il (kata kerja).
Dalam metode ini huruf tidak dijadikan pegangan.

Misal terdapat hadis, innama al-a'mal bi an-niyyat (sesungguhnya setiap


amal tergantung dari niat). Hadis ini dapat ditelusuri dari lafal al-a'mal dari ain
sebagai huruf awal dari kata dasar al- a'mal yakni amal atau amalan.

B. Saran
Semoga Makalah ini bermanfaat bagi para pembaca, khususnya pemakalah.
Kami menyadari masih banyak kekurangan dalam proses penyusunan makalah
ini, dan kami berharap dapat diberikan kritik dan saran yang membangun agar
makalah yang kami susun kedepannya jauh lebih baik.

4
DAFTAR PUSTAKA

Abu Muhammad Abdul Mahdi bin Abdul Qadir bin Abdul Hadi,
1994,ThuruqTakhrij Hadits Rasulillah SAW, Semarang: Terjemahan, Dina
Utama Semarang.

Prof. DR. Mahmud Al Thohhan, Dasar-Dasar Ilmu Takhrij,Dina Utama


Semarang (DIMAS), Semarang, 1995.

Anda mungkin juga menyukai