Klp. 14 - Takhrij Hadits

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 14

Makala Takhrij Hadits I Dosen Pengampu

Kelompok 14 Dr .H. Nixon Husin,Lc.,M.Ag

METODE TAKHRIJ BI SHIFAT AL-HADITS

Disusun Oleh:

Muhammad Arsyad Hasibuan : 12030217057


Putri Amalia : 12030227451

KELAS 4 A
PRODI ILMU AL-QURAN DAN TAFSIR
FAKULTAS USHULUDDIN
UNIVERSITAS ISLAM SULTAN SYARIF KASIM RIAU
TA 2022/2023
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
karunianya sehingga penulis bisa menyelesaikan makalah mata kuliah Takhrij Hadits
yang berjudul “Metode Takhrij Bi Shifat Al-Hadits”. Makalah dibuat guna untuk
memenuhi tugas mata kuliah Takhrij Hadits. Sholawat beserta salam kita hadiahkan
buat nabi Muhammad SAW yang mana beliau telah membawa umatnya dari zaman
jahiliyah ke zaman yang berisi ilmu pengetahuan yang kita rasakan saat ini.
Dan tak lupa ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada dosen
pengampu yaitu Bapak H.Nixon Husin,Lc.,M.Ag yang telah memberikan kesempatan
dan mempercayai kepada penulis untuk menyampaikan materi ini. Penulis menyadari
bahwa makalah ini masih terdapat kekhilafan dan kekurangannya, maka dari itu kritik
dan saran demi penyempurnaan lebih lanjut sangat penulis harapkan. Semoga makalah
ini bermanfaat bagi penulis dan umumnya bagi yang berminat untuk membacanya,
Aamiin.

Pekanbaru, 22 Juni 2022

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .............................................................................................. i

DAFTAR ISI.............................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN .........................................................................................1

A. Latar Belakang ...............................................................................................1


B. Rumusan Masalah ..........................................................................................1
C. Tujuan Penulisan ............................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN ..........................................................................................3

A. Pengertian Metode Takhrij bi Shifat Al-Hadits .............................................3


B. Kelebihan dan Kekurangan Metode Takhrij bi Shifat Al-Hadits...................4
C. Cara Menggunakan Metode Takhrij bi Shifat Al-Hadits ...............................4
D. Kitab-kitab Referensi Metode Takhrij bi Shifat Al-Hadits ............................6

BAB III PENUTUP ..................................................................................................9

A. Kesimpulan ....................................................................................................9
B. Saran...............................................................................................................9

DAFTAR PUSTAKA ...............................................................................................10

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Sumber ajaran Islam setelah Al qur‟an adalah al hadīts. Hadīts atau yang
disebut juga dengan sunnah, sebagai sumber ajaran Islam yang berisi pernyataan,
pengamalan, persetujuan, dan hal ihwal Nabi Muhammad SAW yang beredar pada
masa nabi Muhammad SAW hingga wafatnya, yang disepakati sebagai salah satu
sumber pokok ajaran Islam dan isinya menjadi hujjah keagamaan.

Upaya menyelamatkan hadīts Nabi Muhammad SAW di tengah-tengah


gencarnya pembuatan hadīts palsu, maka ulama hadīts menyusun berbagai kaidah
penelitian hadīth. Penelitian hadīts atau ilmu takhrīj merupakan bagian dari ilmu agama
yang penting untuk dipelajari dan dikuasai, karena di dalamnya dibicarakan berbagai
kaidah untuk mengetahui dari mana sumber hadīts itu berasal. Karena banyaknya
teknik dalam pengkodifikasian buku hadis, maka sangat diperlukan beberapa metode
takhrij yang sesuai dengan teknik buku hadits yang ingin diteliti.

Paling tidak ada 5 metode takhrij dalam arti penelusuran hadis dari sumber
hadis yaitu takhrij dengan kata (bi al lafzhi), takhrij dengan tema (bi al-mawdu‟),
takhrij dengan permulaan matan (bi awwal al-matan), takhrij dengan sanad pertama (bi
ar-rawi al a‟la) dan takhrij dengan sifat (bi ash-shifah). Adapun didalam tulisan ini
akan dijelaskan mengenai teknik atau metode mentakhrij hadits dengan sifat (bi ash-
shifah). Oleh sebab itu didalam makalah ini kami akan menjelaskan tentang metode
takhrij bi shifat al-hadits sebagai salah satu metode takhrij al-hadits.

1
B. Rumusan Masalah

1 Apa yang dimaksud dengan metode takhrij bi shifat al-hadits

2 Apa saja kelebihan dan kekurangan metode takhrij bi shifat al-hadits ?

3 Bagaimana cara men-takhrij hadits dengan metode bi shifat al-hadits ?

4 Apa saja kitab-kitab referensi metode takhrij bi shifat al-hadits ?

C. Tujuan Penulisan

1 Untuk mengetahui pengertian metode takhrij bi shifat al-hadits

2 Untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan metode takhrij bi shifat al-hadits

3 Untuk mengetahui bagaimana cara men-takhrij hadits dengan metode bi shifat


al-hadits
4 Untuk mengetahui kitab-kitab referensi metode takhrij bi shifat al-hadits

2
3
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Metode Takhrij bi Shifat Al-Hadits

Takhrij dengan menggunakan metode ini berpegang pada “mengetahui status


hadis” (ma„rifah sifah zahirah min al-Hadis). Sifah al-Hadis artinya status hadis
apakah dia masyhur, „aziz, Marfu„, qudsi, mursal dan sebagainya. Jadi metode takhrij
bi shifat al-hadis ini adalah cara men-takhrij hadis dengan menelusuri apa sifat
(status/kualitas) hadis tersebut apakah mutawatir, mayhur, aziz, dll. Kemudian peneliti
yang ingin menggunakan metode ini harus mengenal bentuk bagaimana shifat-shifat
dari hadits yang akan ditelusuri takhrij nya.

Metode ini adalah metode yang relative mudah untuk men-takhrij hadis karena
metode ini sudah dikumpulkan oleh para ulama mendekati abad moderen atau kisaran
1200 H. Metode ini sangat membantu dalam proses pencarian hadis berdasarkan
statusnya.

Dengan kata lain, maksud dari metode ini ialah memperhatikan hal ihwal hadis
dan sifat-sifatnya yang terdapat pada matan hadis atau sanadnya1. Jika pada matan
hadis terdapat gejala-gejala palsu, maka cara tercepat untuk mengetahui takhrij-nya
adalah dengan merujuk pada kitab-kitab “al-Maudhu„at”. Jika hadis itu adalah hadis
qudsi, maka sumber tercepat untuk mencarinya adalah kitab-kitab yang khusus
menghimpun hadis-hadis qudsi. Misalnya: kitab al-Azhar al-Mutanasir fi al- Akhbar
al-Mutawatir karangan Suyuti. (Mahmud Tahhan: 134-135)

Telah banyak disebutkan sebagaimana pembahasan di atas tentang metode


takhrij. Seseorang dapat memilh metode mana yang tepat untuk ditentukannya sesuai

1
Mahmud al-Thahan, Usul Al-Takhrij Wa Dirasat Al-Sanid, Al-Riyad, Maktabah Al-Ma‟ rif,
1398 /1978 M, h. 129

4
dengan kondisi orang tersebut. Jika suatu hadis sudah dapat diketahui sifatnya,
misalnya maudhu‟, shahih, qudsi, mursal, masyhur, Mutawatir, dan lain-lain
sebaiknya di takhrij melalui kitab-kitab yang telah menghimpun sifat-sifat tersebut.

B. Kelebihan dan Kekurangan Metode Takhrij bi Shifat Al-Hadits

1 Kelebihan : Memudahkan proses takhrīj, karena hadīts-hadīts yang


diperlihatkan berdasarkan statusnya jumlahnya sangat sedikit dan tidak rumit
serta sudah terangkum dalam kitab yang di buat perbab (bab Mutawatir,
Masyhur, Aziz, Mursal, Maudhu‟ dll). Sehingga tidak membuang waktu yang
banyak untuk menemukan dimana letak hadits nya dalam kitab yang ingin
dicari.

2 Kekurangan : Terbatasnya kitab-kitab yang memuat hadīts menurut statusnya,


selain itu peneliti harus mempunyai pengetahuan yang lengkap untuk bisa
menentukan hadīts shahih, jadi peneliti harus menguasai ilmu hadis dari akar
sampai kepada puncaknya.

C. Cara Menggunakan Metode Takhrij bi Shifat Al-Hadits

1 Tentukan status hadis yang akan diteliti terlebih dahulu, dalam hal ini peneliti
harus mengetahui terlebih dahulu bagaimana status dan kualitas hadis yang
akan ditelusuri (ditakhrij)

2 Cari pada kitab yang sesuai dengan status hadis yang diteliti, banyak kitab hadis
yang menjadi sumber rujukan dalam metode takhrij bi shifatul hadis sesuai
dengan klarifikasi kitab hadisnya, misalnya jika pada matan hadis terdapat
gejala-gejala palsu, maka cara tercepat untuk mengetahui takhrij-nya adalah
dengan merujuk pada kitab-kitab “al-Maudhu„at”. Jika hadis itu adalah hadis
qudsi, maka sumber tercepat untuk mencarinya adalah kitab- kitab yang khusus
menghimpun hadis-hadis qudsi. Misalnya: kitab al-Azhar al-Mutanasir fi al-
Akhbar al-Mutawatir karangan Suyuti.

5
Sedangkan pada sanad hadis, jika terdapat anak yang meriwayatkan hadis dari
ayahnya, maka cara tercepat untuk mencarinya adalah kitab-kitab yang khusus
menghimpun hadis-hadis yang diriwayatkan anak dari bapaknya. Seperti: kitab
Riwayat al-Abai„an al-Abna‟i karangan al-Khatb al-Bagdadi. Demikian juga jika
sanad itu berangkai, maka lihat pada kitab al-Musalsalat al-Kubra karangan as- Suyuti.
Jika mursal maka lihat pada kitab al-Marasil karangan Abu Daud. (Abustani 2012:
130)

Penerapan dalam metode ini dapat kita lihat dalam contoh hadis berikut,
Rasulullah ‫ ﷺ‬bersabda :

Dari al-Mughiroh bin Syu‟bah radhiallahu „anhu bahwasan nya Rasulullah ‫ﷺ‬
bersabda : “Sesungguhnya berdusta atas namaku tidaklah sama dengan berdusta atas
seseorang (selainku), Siapa yg berdusta atas namaku dengan sengaja maka hendaklah
ia menempati tempat duduknya nya di neraka.” [Hadits riwayat Al- Bukhari di dalam
shahih Al-Bukhari no. 1291 dari Al-Mughirah bin Syu‟bah]. Hadits ini diriwayatkan
oleh lebih dari 70 orang sahabat.

Dalam hadits diatas disebutkan bahwa ia adalah hadits mutawatir, karena


diriwayatkan oleh banyak perawi (minimal 10 orang pada tiap thabaqat nya), kemudian
untuk mencari nya maka kita dapat membuka dan menemukan hadits nya dalam kitab
seputar hadits-hadits mutawatir yaitu : Al-Azhar al-mutanatsirah Fi al- Akhbar al-
mutawatirah, karangan Imam Suyuthi.

Kemudian dalam contoh lain yaitu hadits maudhu yang diambil dari penjelasan
Imam Ibnul Qoyyim al-Jauziyyah rahimahullah :

6
“Barangsiapa istirahat di waktu pagi pada hari 'Idul Fithri, dia bagaikan puasa
sepanjang waktu”

Ini adalah hadits palsu yang dibuat oleh Ibnu al-Bailami. Ibnu Hibban
rahimahullah berkata: “Dia meriwayatkan hadits dari ayahnya sebanyak kurang lebih
200 hadits, semuanya palsu dan tidak boleh berhujjah dengan dia dan juga tidak boleh
disebut namanya kecuali hanya untuk menjelaskan keheranan terhadapnya ”

Hadits diatas disebut sebagai hadits maudhu‟, maka untuk men-takhrij hadits ini

bisa membuka kitab sekitar hadits-hadits maudhu‟, seperti kitab al-Maudhu‟at as-Sugra

karya Ali l-Qari al-Harawi (w. 1014 H).

D. Kitab-kitab Referensi Metode Takhrij bi Shifat Al-Hadits


1 Kitab sekitar hadits-hadits mutawatir, seperti:
• Al-Azhar al-mutanatsirah Fi al-Akhbar al-mutawatirah, karangan Imam
Suyuthi. Hadits-hadits dalam kitab ini telah memenuhi syarat-syarat hadis
mutawatir, dalam kitab menghimpun hadits-hadits lalu diringkas kemudian
sanadnya sedikit dihapus untuk mempermudah, dan cukup disebutkan
sanad dari jalur sahabat saja, kemudian yang meriwayatka dari imam
kutubusitah, da kitab ini disusun denga bab-bab, ada sekitar 303 hadis
mutawatir (belum ada cetakan penerbit, da masi manuskrip/langka)

2 Kitab sekitar hadits-hadits qudsi, seperti:

• Al-Ittihafat as-Saniyyah Fi al-Ahadits al Qudsiyyah karangan Imam Al-


Madani. Beliau adalah ulama abad 12 H. Hadis-hadis qudsi yang ada pada
kitab ini diambil dari kitab Jam‟ul Jawami‟ karangan imam Suyuthi,

7
Jami‟ Sughro karangan Imam Suyuthi juga, kemudian ada kitab Kunuuzil
Haqaaiq karangan imam Al-Manawi, Kitab Ad-Dar Al-Mantsur fi Tafsir
bil-Ma‟tsur karangan Imam Suyuthi untuk menjadi referensi hadis
didalamnya. kemudian dalam kitab ini terdapat sekitar 363 hadis qudsi yang
terkumpul.
• Al-Ahadits al-Qudsiyyah dari lembaga Al-Quran dan hadits dewan tertinggi
agama islam (mesir)

3 Kitab sekitar hadits-hadits terkenal, seperti :

• Al-Maqashid al-Hasanah Fi Bayan Katsir Min Ahadits al-Musytahirah Ala


al-Alsinah karangan as-Sakhawi

• Kasyf al-Khafa Wa Muzil al-Ilbas Amma isytahara Min al-Ahadits Ala


Alsinah An-Nas Karangan al-Ajluni.

4 Kitab sekitar hadits-hadits Mursal, seperti :


• Al-Marasil karangan Abu Daud.

5 Kitab sekitar hadits-hadits maudhu‟ (palsu), seperti :

• Al-Maudhu‟at al-Sugra karya Ali l-Qari al-Harawi (w. 1014 H),


• Tanzil asy-Syari‟ah al-Marfu‟ah An al-Akhbar asy-Syani‟ah al-
Maudhu‟ah karangan Ibn al-Iraq

• Al-Mashnu‟ Fi Ma‟rifah al-Hadits al-Maudhu‟ karangan al-Qari.

6 Kitab-kitab seputar hadits-hadits illat dan syaz, maka dapat menggunakan


kitab diantaranya adalah :
• Kitab „Illal l-Hadîs karya Ibn Abi Hatim al-Razi

8
• Al-Asma‟ l-Mubhamah fi al-Anba‟ al-Muhkamah karya al-Khatib al-
Bagdadi (w. 463 H)
• Kitab al-Mustafad min Mubhamat al-Matn wa al-Isnad karya Abu Zur‟ah
Ahmad ibn Abd ar-Rahim al-Iraqi (w. 826 )2

Penerapan dalam metode ini dapat kita lihat dalam contoh hadits berikut, Rasulullah
SAW bersabda :
‫عن المغرة بن شعبة رضى هللا عنه ان ر سول هللا صل هللا عليه و سلم قل ان كد با علي ليس ككد ب علي احد‬
‫فمن كدب علي متعدا فليتبوا مقعده من النار‬

‫الفطر اام الدهر له‬

2
Ibid., h. 132
9
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari penjelasan diatas maka dapat disimpulkan bahwasanya Metode Takhrij bi


Shifat Al-Hadits sangat membantu sekali dalam proses pencarian hadits berdasarkan
statusnya, seperti hadits-hadits qudsi, hadits-hadits yang sudah masyhur, hadits-hadits
mursal, dll. Kelebihan metode ini adalah dapat memudahkan proses takhrij, karena
sebagian besar hadits-hadits yang dimuat dalam suatu karya tulis berdasarkan sifat-sifat
hadits sangat sedikit dan sudah terangkum dalam kitab-kitab yang berbeda bab,
sehingga tidak memerlukan pemikiran yang lebih rumit. Adapun kekurangan metode
ini yaitu cakupannya sangat terbatas karena sedikitnya hadits- hadits yang dimuat
tersebut. Karya-karya yang berkenaan dengan metode bi shifat al- hadits ada banyak,
seperti kitab-kitab seputar hadits mutawatir, qudsi, mursal, maudhu‟ dan sebagainya.

B. Saran

Dengan tersusunnya makalah ini kami harap dapat memberikan manfaat bagi
para pembaca dan dapat dijadikan sebagai bahan kajian sehingga dapat memberikan
lebih kejelasan bagi pembaca tentang materi yang telah kami bahas. Selanjutnya, kami
menyadari makalah ini masih jauh dari kata sempurna untuk itu kami berharap
kesediaan dari pembaca untuk memberikan kritik dan saran yang bersifat membangun,
denga harapan semoga menjadi hasil yang lebih baik dan sempurna dikemudian hari.

10
DAFTAR PUSTAKA

Abu Muhammad „Abd al-Mahdi ibn „Abd al-Qadir ibn „Abd al-Hadi, Thuruq Takhrij
al-Hadist, („Ajuzah: Maktabah al-Iman, 1986)

Fadhillah, Nur. 2020. Metode penelitian hadith (takhrij al-hadits) . jurnal


Maziyatulilmi 5(5). 13-14

Khon Abdul Majid, Takhrij dan Metode Memahami Hadist. Jakarta : Amzah, 2014.

Mahmud at-Thahan, Taisir Mushthalah Hadist, (Alexandria: Markaz Hadi li ad-


Dirasat, 1415 H)

Mahmud at-Thahan, Usul Al-Takhrij Wa Dirasat Al-Sanid, Al-Riyad, Maktabah Al-


Ma‟ rif, 1398 /1978 M

Manna‟ al-Qatthan, Pengantar Studi Ilmu Hadis

Muhdi Abdul, Thuruq Takhrij Al-Hadist. Kairo : Al-I‟tisham 1987.

Nur, Tajudin, Debibik Nabilatul Fauziah. Pengenalan Metode Takhrij Hadits Dalam
Upaya Meningkatkan Kompetensi Dosen Fakultas Agama Islam (FAI) Universitas
Singaperbangsa Karawang (UNSIKA). Passion of the Islamic studies center.

Said Agil Husaen Al-Munawwar dan Ahmad Rifqi Muchtar, Metode Takhrij Hadist,
(Semarang: Dina Utama, 1994)

11

Anda mungkin juga menyukai