Viki Hestiarini CILOTO

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 14

2022

BALAI BESAR PELATIHAN KESEHATAN CILOTO


PESERTA PELATIHAN GELOMBANG 4 TAHUN 2022

LAPORAN HASIL PELATIHAN PELAYANAN


KEFARMASIAN DI PUSKESMAS

Nama : apt. Viki Hestiarini., S.Farm


NIP : 199001092022022001
Jabatan : Apoteker
Instansi : UPTD Puskesmas Pebayuran
BAB I PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Puskesmas (Pusat Kesehatan Masyarakat) adalah fasilitas pelayanan kesehatan yang
menyelenggarakan upaya kesehatan masyarakat dan upaya kesehatan perseorangan
tingkat pertama, dengan lebih mengutamakan upaya promotif dan preventif di wilayah
kerjanya. fasilitas kesehatan yang menjadi tujuan pertama masyarakat, terutama di era
JKN (Jaminan Kesehatan Nasional) seperti saat ini, mengingat kedudukannya sebagai
Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP). Puskesmas memiliki fungsi promotif,
preventif, kuratif dan rehabilitatif. Sehingga, sangat dibutuhkann upaya-upaya untuk
peningkatan kesehatan di wilayah kerjanya sebagai perwujudan dari visi misi
Puskesmas.

Standar pelayanan kefarmasian di puskemas meliputi standar pengelolaan sediaan


farmasi dan bahan medis habis pakai dan pelayanan farmasi klinik. Salah satu kegiatan
dalam pelayanan farmasi klinik adalah pelayanan informasi obat dan konseling.
Pelayanan Kefarmasian di Puskesmas merupakan satu kesatuan yang tidak terpisahkan
dari pelaksanaan upaya kesehatan, yang berperan penting dalam meningkatkan mutu
pelayanan kesehatan bagi masyarakat .

1.2 TUJUAN
Secara khusus, laporan kegiatan ini bertujuan:

a. Memberikan kontribusi untuk Farmasi Puskesmas Pebayuran dalam


meningkatkan mutu pelayanan kepada masyarakat
b. Mewujudkan tercapainya visi dan misi Puskesmas Pebayuran dengan aplikasi
pembelajaran pelatihan
1.3 HASIL YANG DIHARAPKAN
Kegiatan-kegiatan yang dilakukan ditujukan untuk meningkatkan kepatuhan pasien
dan menumbuhkan kesadaran pasien untuk berobat secara rutin. Kegiatan-kegiatan
yang dilakukan ditujukan untuk meningkatkan kepatuhan pasien dan menumbuhkan
kesadaran pasien untuk penggunaan obat dengan baik dan bijak.

2 SASARAN
Pasien yang berobat di Puskesmas Pebayuran yang pertama kali mendapatkan obat
antidiabtes oral

1 |Viki Hestiarini_Kelompok 21_Nomor 29


BAB II
2.1 Pelaksanaan Kegiatan

No Kegiatan Minggu ke 3 Minggu ke 1 Minggu ke 2


September Oktober Oktober

2 Membuat SOP Konseling, kartu


konseling obat, Katu Minum Obat
Mandiri dan formulir PIO
3 Melakukan kegiatan konseling
obat pasien yang pertama kali
minum obat antiDiabetes

2.2 Pihak yang terlibat, Sumber Dana dan Hasil yang diharapkan

No Kegiatan Pihak yang Sumber Hasil yang diharapkan


terlibat Dana

2 Membuat SOP Konseling, kartu Apoteker, Tim Non budgeting Adanya dokumen SOP
konseling obat, Katu Minum Obat UKP Akreditasi, Konseling, kartu konseling
Mandir Kepala obat, Katu Minum Obat
Puskesmas Mandiri
3 Melakukan kegiatan konseling Apoteker dan Non budgeting Tercapainya tujuan
obat pasien yang pertama kali Kepala konseling
minum obat antiDiabetes Puskesmas

Uraian Kegiatan Konseling yang dilakukan sesuai SOP


Tahapan dari kegiatan konseling adalah membuka komunikasi antara apoteker dengan
pasien/keluarga pasien, menanyakan kesediaan mereka untuk diberi konseling obat
selama 5-10 menit. Menanyakan 3 (tiga) pertanyaan kunci menyangkut obat yang
dikatakan oleh dokter kepada pasien dengan metode pertanyaan terbuka (open-ended
question).

2 |Viki Hestiarini_Kelompok 21_Nomor 29


Untuk resep baru bisa dengan 3 prime question :

1) Apa yang telah dokter katakan mengenai obat ini ?

2) Bagaimana dokter menerangkan cara pemakaian ?

3) Apa hasil yang diharapkan dokter dari pengobatan ini ?

Untuk resep ulang :

1) Apa gejala atau keluhan yang dirasakan pasien?

2) Bagaimana cara pemakaian obat?

3) Apakah ada keluhan selama penggunaan obat?

Melakukan verifikasi akhir meliputi :


1) Mengecek pemahaman pasien

2) Mengidentifikasi dan menyelesaikan masalah yang berhubungan dengan cara


penggunaan obat untuk mengoptimalkan terapi

Melakukan pencatatan konseling

Uraian Pelaksanaan Kegiatan pada Pasien


Kegiatan konseling obat yang dilakukan saat kegiatan aplikasi RTL dilakukan sebanyak
dua kali.
1. Ny.Ma (usia 51 tahun, alamat Kertajaya. Nomor rekam medis 27461)
Pasien pertama adalah tahap uji coba SOP konseling.
Diagnosa Ny.Ma adalah diabetes melitus tipe 2. Dengan kadar gula darah 200 mg/dl
sudah dialami selama setahun terakhir dan tekanan darah 120 mmHg/90 mmHg.
Ny.Ma mendapatkan resep sebagai berikut :
R/ Metformin tab No. XX / S 1-0-1
R/ Glibenclamide tab No. X / S 1-0-0

Konseling obat yang diberikan yaitu cara pakai minum obat. Metformin diminum
sesudah sarapan dan makan malam. Dan Glibenclamide diminum sebelum sarapan
pagi. Dalam komunikasi konseling, penulis menggali informasi lebih dalam terkait
jadwal makan pasien, hal ini untuk membantu pasien dalam mengingat waktu

3 |Viki Hestiarini_Kelompok 21_Nomor 29


minum obat. Pasien menjelaskan biasa sarapan pukul 07.30 WIB dan makan malam
pukul 19.00 WIB. Berdasarkan penjelasan pasien, maka dibuatlah jadwal minum
obat antidiabetes oral Ny.M sebagai berikut:
Pagi :
Jam 06.30 pasien minum Glibenclamide 1 tablet.
Jam 07.30 pasien dapat sarapan pagi dan dilanjutkan meminum Metformin 1 tablet.
Malam:
Jam 19.00 WIB pasien makan malam dan dilanjutkan dengan minum Metformin 1
tablet.

Pasien juga diedukasi mengenai terapi norfarmakologi diabtes melitus diataranya


pasien diedukasi untuk diet garam (maksimal tidak lebih 2 gram/hari), olahraga
ringan 30-60 menit setiap hari (misalkan jalan kaki), konsumsi sayuran dan buah.

2. Ny. Mu (usia 62 tahun, alamat : Bantar Jaya, nomor rekam medis: 08356)
Pasien kedua Ny.Mu adalah tahap pelaksanaan konseling. Ny.Mu didiagnosa
diabetes melitus dan saat ini juga mengeluh pusing dan gatal. Ny.Mu mendapatkan
obat
R/ Metformin tab No.XX / S 1-0-1
R/ Glibenclamide tab No. X / S 1-0-0
R/ Paracetamol tab No. X / S 3 x 1
R/ CTM tan No. X / S 2 x 1
R/ Salicyl talk / S.ue

Dari hasil konseling diketahui gula darah Ny.Mu adalah 300 mg/dl dan tekanan
darah normal 110 mmHg/90 mmHg.

Konseling obat yang diberikan yaitu cara pakai minum obat. Metformin diminum
sesudah sarapan dan makan malam. Dan Glibenclamide diminum sebelum sarapan
pagi. Dalam komunikasi konseling, penulis menggali informasi lebih dalam terkait
jadwal makan pasien, hal ini untuk membantu pasien dalam mengingat waktu
minum obat. Pasien menjelaskan biasa sarapan pukul 07.00 WIB dan makan malam
pukul 19.00 WIB. Berdasarkan penjelasan pasien, maka dibuatlah jadwal minum
obat antidiabetes oral Ny.Mu sebagai berikut:
Pagi :

4 |Viki Hestiarini_Kelompok 21_Nomor 29


Jam 06.00 pasien minum Glibenclamide 1 tablet.
Jam 07.00 pasien dapat sarapan pagi
Setelah sarapan dapat dilanjutkan meminum Metformin 1 tablet, paracetamol tablet
dan CTM tablet
Siang:
Jam 12.00 pasien dapat minum paracetamol tablet
Malam:
Jam 19.00 WIB pasien makan malam dan dilanjutkan dengan minum Metformin 1
tablet. paracetamol tablet dan CTM tablet
Salicyl talcum dapat digunakan sesudah mandi pagi dan sore

Pasien juga diedukasi mengenai terapi norfarmakologi diabtes melitus diataranya


pasien diedukasi untuk diet garam (maksimal tidak lebih 2 gram/hari), olahraga
ringan 30-60 menit setiap hari (misalkan jalan kaki), konsumsi sayuran dan buah.

Pasien juga perlu diedukasi bahwa diabetes mellitus tipe 2 merupakan penyakit
kronis yang belum dapat disembuhkan namun dengan perubahan gaya hidup dan
pengobatan teratur, penyakit ini dapat dikontrol sehingga tidak menyebabkan
komplikasi. Untuk itu, pasien perlu dimotivasi untuk minum obat secara terus-
menerus walau tidak merasa sakit, kontrol rutin setiap 3-6 bulan, dan melakukan
pemeriksaan kaki dan mata secara berkala.

5 |Viki Hestiarini_Kelompok 21_Nomor 29


BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Telah dilakukan kegiatan konseling obat dengan sasaran pasien yang pertama kali
mendapatkan obat antidiabetes oral. Kegiatan-kegiatan yang dilakukan ditujukan untuk
meningkatkan kepatuhan pasien dan menumbuhkan kesadaran pasien untuk berobat
secara rutin. Kegiatan-kegiatan yang dilakukan ditujukan untuk meningkatkan
kepatuhan pasien dan menumbuhkan kesadaran pasien untuk penggunaan obat
dengan baik dan bijak.

3.2 RTL Yang belum dilaksanakan


a. Penataan penyimpanan obat yang memerlukan kewaspadaan tinggi (High alert)

b. Pengendalian tanggal kadaluarsa obat

c. Pemberian etiket obat disertai informasi

d. Revisi lembar resep

6 |Viki Hestiarini_Kelompok 21_Nomor 29


LAMPIRAN

Lampiran. SOP Konseling Obat

KONSELING OBAT

No. Dokumen :
No. Revisi :
Puskesmas SOP Heni Fatmasari, SKM
Tanggal terbit :
Pebayuran NIP.197012291991032005
Halaman :

1. Pengertian 1) Pelayanan Kefarmasian adalah suatu pelayanan langsung dan


bertanggung jawab kepada pasien yang berkaitan dengan Sediaan
Farmasi dengan maksud mencapai hasil yang pasti untuk
meningkatkan mutu kehidupan pasien.
2) Obat adalah bahan atau paduan bahan, termasuk produk biologi
yang digunakan untuk mempengaruhi atau menyelidiki sistem
fisiologi atau keadaan patologi dalam rangka penetapan diagnosis,
pencegahan, penyembuhan, pemulihan, peningkatan kesehatan
dan kontrasepsi, untuk manusia.
3) Konseling Obat adalah suatu proses untuk mengidentifikasi dan
penyelesaian masalah pasien yang berkaitan dengan penggunaan
Obat pasien rawat jalan dan rawat inap, serta keluarga pasien
2. Tujuan Sebagai acuan prosedur pelaksanaan pelayanan konseling obat
pasien dengan resep yang terdapat di Puskesmas Pebayuran
3. Kebijakan Surat Keputusan Kepala Puskesmas Pebayuran
4. Referensi 1) Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 43 tahun 2019 tentang Pusat
Kesehatan Masyarakat
2) Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 74 Tahun
2016 tentang Standar Pelayanan Kefarmasian di Puskesmas
5. Prosedur a. Membuka komunikasi antara apoteker dengan pasien/keluarga
pasien
b. Menanyakan 3 (tiga) pertanyaan kunci menyangkut obat yang
dikatakan oleh dokter kepada pasien dengan metode pertanyaan
terbuka (open-ended question).

7 |Viki Hestiarini_Kelompok 21_Nomor 29


Untuk resep baru bisa dengan 3 prime question :
1) Apa yang telah dokter katakan mengenai obat ini ?
2) Bagaimana dokter menerangkan cara pemakaian ?
3) Apa hasil yang diharapkan dokter dari pengobatan ini ?

Untuk resep ulang :


1) Apa gejala atau keluhan yang dirasakan pasien?
2) Bagaimana cara pemakaian obat?
3) Apakah ada keluhan selama penggunaan obat?

c. Memperagakan dan menjelaskan mengenai pemakaian obat


tertentu (inhaler, suppositoria, obat tetes, dan lain-lain)
d. Melakukan verifikasi akhir meliputi :
1) Mengecek pemahaman pasien
2) Mengidentifikasi dan menyelesaikan masalah yang
berhubungan dengan cara penggunaan obat untuk
mengoptimalkan terapi
e. Melakukan pencatatan konseling

Sasaran pasien:

1) Pasien yang menjalani terapi untuk penyakit kronis dan pengobatan


jangka panjang (diabetes, TBC, epilepsi, HIV/AIDS, dll)
2) Pasien yang mendapat sediaan khusus dan cara pemakaian khusus
(misal suppositoria, enema, inhaler, injeksi insulin, obat tetes)
3) Pasien yang mendapat obat dengan cara penyimpanan khusus
(misal insulin, dll)
4) Pasien yang mendapatkan obat-obatan dengan aturan pakai yang
rumit (misalkan kortikosteroid dengan tappering down)
5) Golongan pasien dengan tingkat kepatuhan yang rendah, misalkan
geriatri dan pediatri
6) Pasien yang mendapat obat dengan indeks terapi sempit (misal
digoxin, fenitoin, dll)

8 |Viki Hestiarini_Kelompok 21_Nomor 29


7) Pasien yang mendapat terapi obat dengan kombinasi yang banyak
(polifarmasi)
6. Alur
Pelayanan Pasien

Loket Pendaftaran

Laboratorium Poliklinik

Farmasi

Perlu Tidak
Konseling
Obat ?
Pemberian
Ya Informasi
Obat
Konseling Obat

Pasien Pulang

7. Unit Terkait 1. Farmasi


2. Pasien/keluarga pasien
8. Dokumen 1) Kartu konseling pbat
Terkait 2) Kartu Minum Obat Mandiri

9 |Viki Hestiarini_Kelompok 21_Nomor 29


Lampiran. Kartu Konseling Obat

10 |Viki Hestiarini_Kelompok 21_Nomor 29


Lampiran.Kartu Minum Obat Pasien

11 |Viki Hestiarini_Kelompok 21_Nomor 29


Kegiatan Konseling

Kegiatan Konseling

12 |Viki Hestiarini_Kelompok 21_Nomor 29


Sosialisai RTL dengan Asisten Apoteker

13 |Viki Hestiarini_Kelompok 21_Nomor 29

Anda mungkin juga menyukai