Prinsip Dan Strategi Dakwah
Prinsip Dan Strategi Dakwah
Prinsip Dan Strategi Dakwah
Disusun untuk Pemenuhan Tugas Makalah Kelompok Mata Kuliah Ilmu Dakwah
Jurusan Tarbiyah Program Studi Pendidikan Agama Islam Sekolah Tinggi
Agama Islam Darul Da’wah Wal Irsayad
Oleh:
Kelompok 2
serta inayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini. Sholawat serta
salam semoga tetap tercurahkan kepada Rasulullah saw yang membimbing kita
menuju jalan yang diridhoi Allah swt, karena berkat rahmat-Nya makalah berjudul
“Prinsim dan Strategi Dakwah” dapat terselesaikan dengan lancar. Makalah ini
dibuat untuk memenuhi tugas mata kuliah Hukum Pidana di Sekolah Tinggi
Terima kasih kepada orang tua kami yang selalu mendukung dan
mendoakan kami, kepada dosen pengampu yaitu H. Syahriadi, S.H.I., M.A. selaku
pembimbing mata kuliah Pancasila, yang telah membimbing kami, serta teman-
dan kelemahan. Oleh ka5rena itu, penulis sangat mengharapkan masukan, kritik
dan saran untuk makalah ini, agar kedepannya dapat bermanfaat untuk banyak
Penyusun
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL........................................................................................i
KATA PENGANTAR..........................................................................................ii
DAFTAR ISI........................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang....................................................................................1
B. Rumusan Masalah...............................................................................2
C. Tujuan Penulisan................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN
A. Prinsip Dakwah...................................................................................3
B. Strategi Dakwah.................................................................................6
A. Kesimpulan.........................................................................................13
B. Saran...................................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................15
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
memerintahkan yang ma‟ruf dan mencegah dari yang munkar dalam rangka
dakwah memiliki pengertian yang luas. Ia tidak hanya berarti mengajak dan
menyeru umat manusia agar memeluk Islam, lebih dari itu dakwah juga berarti
upaya membina masyarakat Islam agar menjadi masyarakat yang lebih berkualitas
(khairu ummah) yang dibina dengan ruh tauhid dan ketinggian nilai-nilai Islam.
Tata cara dalam berdakwah termasuk pengemasan materi, sikap dan cara
Betapa pun sempurnanya materi, lengkapnya bahan dan aktualnya isu-isu yang
disajikan, tetapi bila disampaikan dengan cara yang sembrono, tidak sistematis
problematikanya, tuntutan pun semakin beragam. Maka dakwah tidak lagi bisa
yang handal. Untuk itu diperlukan sekelompok orang yang secara terus menerus
tersebut.
Untuk itu dakwah haruslah dikemas dan dikembangkan dengan cara dan
metode yang tepat dan pas. Dakwah harus tampil secara aktual, faktual dan
kontekstual. Aktual dalam arti memecahkan masalah yang kekinian dan hangat di
tengah masyarakat. Faktual dalam arti kongkrit dan nyata, serta kontekstual dalam
arti relevan dan menyangkut problema yang sedang dihadapi oleh masyarakat.
Oleh karena itu, memilih cara dan metode yang tepat, agar dakwah
menjadi aktual, faktual, dan kontekstual, menjadi bagian strategis dari kegiatan
dakwah. Dalam hal ini para aktivis dakwah dituntut untuk terus menerus
menghalalkan segala cara, mengandung tipu muslihat dan kedustaan, akan tetapi
tetap berprinsip pada nilai-nilai yang diajarkan al-Quran dan al-Sunnah. Diantara
alQuran surat al-Nahl ayat 125: “Serulah manusia ke jalan Tuhanmu, dengan cara
hikmah, pelajaran yang baik, dan berdiskusilah dengan mereka dengan cara yang
baik pula. Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa
yang tersesat dari jalanNya dan Dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang
mendapat petunjuk”.
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penulisan
PEMBAHASAN
A. Prinsip Dakwah
kekuatan moral berasal dari kata moral dalam bahasa kita adalah akhlak. Akhlak
adalah ekspresi batin, yang muncul dalam wujud prilaku lahir dan bathin tanpa
yaitu: Dakwah Mengajak yang Ma'ruf dan Meninggalkan yang Munkar, Dakwah
a. Pertama, yaitu dakwah bil hikmah. Artinya, seorang dai atau penceramah
b. Kedua, dakwah bil mau izah hasanah. Artinya, dalam memberi nasihat, seorang
dengan cara bertukar pikiran atau dialog sesuai kondisi masyarakat setempat
dapat diterima oleh semua kalangan. Prinsip dakwah sendiri sudah dijelaskan
yang baik, dan berdebatlah dengan mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya
Tuhanmu, Dialah yang lebih mengetahui siapa yang sesat dari jalan-Nya dan
Dialah yang lebih mengetahui siapa yang mendapat petunjuk.” (QS Surat an-
Nahl: 125).2
a. Berdakwah itu harus dimulai keadaan diri sendiri (ibda’ binafsik) dan
6).
b. Secara mental, Da’i harus siap menjadi pewaris para nabi, yakni mewarisi
kejuangan yang beresiko. Semua Nabi juga harus mengalami kesulitan ketika
memahami pesan dakwah, oleh karena itu dakwah pun harus memerhatikan
1
Sayyid Quthub, Fiqh Al-Dakwah Mawdlu'at fi Al-Dakwah wa Al-Harakat (Beirut,
Muassasah ar-Risalah, 1970), h.79.
2
Syukur Kholil, Dampak Teknologi Informasi Terhadap Pribadi Remaja, dalam H.
Abdullah, Dakwah Humanis (Citapustaka:Media Bandung, 2014), h 100
d. Da’i juga harus menyelami alam pikiran masyarakat sehingga kebenaran Islam
pesan Rasul.3
2. Tujuan dakwah
menciptakan suatu tatanan kehidupan individu dan masyarakat yang aman, dan
sejahtera. Suatu tujuan dakwah seyogyanya dapat dicermati dengan baik, agar
sistematis
a. Tazkiyatu I-Nafs
membaca, menulis, dan memahami makna A-quran serta sunah Nabi Saw.
3
Khoerussa’adah. “BAB II Unsur-Unsur Dakwah”. Rabu, 10 Oktober 2018.
Dengan adanya dakwah dapat membimbing umat Islam agar ibadahnya
masyarakat untuk tetap damai, maju, dan selamat didunia serta akhirat. Meski
kondisi umat Islam kini masih banyak yang tertinggal, bila dakwah berjalan
secara damai, akan mendapatkan jalan baru dan tidak akan berkiblat oleh orang
d. Meningkatkan kesejahteraan.
kesejahteraan, baik sosial, ekonomi, maupun pendidikan. Semua itu akan tercipta
bila dakwah mampu mendorong masyarakata muslim memilih etos kerja: giat,
memelihara kebajikan.
B. Strategi Dakwah
1. Pengertian
Tetapi untuk mencpai tujuan tersebut, strategi tidak hanya berfungsi sebagai peta
Berdakwah itu harus dimulai keada diri sendiri (ibda’ binafsik) dan
4
Asmuni Syukir, Dasar-Dasar Strategi Dakwah Islam (Surabaya: Al-Ikhlas, 2013), Hal
32.
a. Secara mental, Da’i harus siap menjadi pewaris para nabi, yakni mewarisi
kejuangan yang beresiko. Semua Nabi juga harus mengalami kesulitan ketika
memahami pesan dakwah, oleh karena itu dakwah pun harus memerhatikan
c. Da’i juga harus menyelami alam pikiran masyarakat sehingga kebenaran Islam
pesan Rasul.
kekafiran masyarakat dan jangan sesak nafas terhadap tipu daya mereka.
positif bisa dibangun dengan kesungguhan dan konsistensi dalam waktu lama,
tetapi citra buruk dapat terbangun seketika hanya oleh satu kesalahan fatal.
f. Da’i harus memperhatikan tertib urutan pusat perhatian dakwah, yaitu prioritas
al khair (kebijakan), yad’una ila al-khair, baru kepada amr maruf dan baru
mereka tetap pada jalan kebenaran dan hanya kepada Allah Swt yang mereka
sembah dan tempat memohon. Berdakwah harus memenuhi tiga syarat yaitu,
beramal dengan benar. Dakwah melalui media sosial atau disebut dengan istilah
dakwah virtual merupakan salah satu bentuk perkembangan metode dalam
proses dari pemikiran ataupun keputusan yang telah dipikirkan sebelumnya dan
tepat, menetapkan metode yang tepat dan terakhir penetapan pelaksanaan dakwah
dalam menanganin sesuatu, terkait metode dan pendekatan yang digunakan untuk
Untuk itu, dalam proses menjalankan strategi komunikasi dakwah, tentu kepekaan
komunikator.
5
Suriati, Optimalisasi Khutbah Jumat sebagai Metode Dakwah dalam Mendidik
Masyarakat (Al-Misheah vol. 8, no. 2 2017), Hal 277.
Sumber lain menyebutkan bahwa strategi adalah pendekatan secara
a. Strategi tazkiyah (penyucian jiwa)Sasaran strategi ini bukan pada jiwa yang
bersih, tetapi jiwa yang kotor. Sehingga jama‟ah perlu dilakukan pembinaan
dengan strategi yang dapat menyucikan jiwa.16 Strategi ini dapat memberikan
gambaran pada IAIN Kudus dalam memahami jiwa jama‟ah sehingga dengan
hati maupun badan. Semua manusia di dunia ini ingin bahagia, ada yang
saja. Kebahagiaan yang hakiki hanya akan dicapai dengan mendekatkan diri
kepada Allah SWT. Dan wasilah untuk mendekatkan diri kepada Allah
Pesan dakwah adalah apa yang disampaikan di dalam proses kegiatan dakwah.
Pesan yang bernilai dakwah, yaitu pesan yang mengajak kepada pendengarnya
jama‟ah untuk mengkaji suatu pengetahuan agama. Kegiatan ta’lim ini dapat
dilakukan dalam kegiatan khotbah Jumat karena mudah diaplikasikan pada semua
kalangan yang mampu diterima oleh seorang jama‟ah dengan harapan mampu
masyarakat.
bermakna nikmat keislaman yang memberikan tuntunan kehidupan yang baik dan
benar, ketenteraman dan kedamaian jiwa, dan keselamatan fisik, harta, harkat dan
cara dan daya upaya untuk menghadapi sasaran dakwah dalam situasi dan kondisi
optimal. Dengan katan lain strategi komunikasi dakwah adalah siasat, taktik, atau
Syariat Allah yang ditujukan untuk umat manusia itu pada dasarnya satu
risalah yang ditujukan untuk para Nabi bersifat kekal dan abadi.Allah telah
memberi syariat kepada manusia berupa agama itu yang esensinya satu, yaitu
“Islam” dantidak akan berubah dengan bergantinya Nabi serta tak akan berubah
kegiatannya. Unsur dakwah tersebut ialah Da’i (pelaku dakwah), Mad’u (Mitra
dakwah tersebut.
melalui sebuah organisasi. Secara umum Da’i juga sering disebut dengan
mubaligh (orang yang menyampaikan ajaran Islam), namun sebutan itu ruang
Maddah dakwah adalah isi pesan atau materi yang akan atau telah
disampaikan oleh seorang Da’i atau mubaligh. Dalam hal ini materi dakwah
adalah ajaran Islam itu sendiri. Dalam kegiatan dakwahnya tentu seorang Da’i
harus mampu menentukan materi dakwah yang tepat untuk sasaran mad’u nya.
Wasilah atau yang sering disebut dengan media dakwah adalah alat yang
kepada Mad’u nya.untuk menyampaikan ajaran Islam kepada umat, dakwah dapat
2) Tulisan juga bisa menjadi media bagi seorang Da’i dalam menyampaikan
7
K Khoerussa’adah. “BAB II Unsur-Unsur Dakwah”. PDF digilib.uinsby.ac.id. Diakses
pada Rabu, 10 Oktober 2018. Pukul 23.00 WIB
5) Akhlak adalah media dakwah melalui perbuatan-perbuatan nyata yang
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
kekuatan moral berasal dari kata moral dalam bahasa kita adalah akhlak.
Akhlak adalah ekspresi batin, yang muncul dalam wujud prilaku lahir dan
dapat dicermati dengan baik, agar tidak disalah artikan dan tidak
menimbulkan kekeliruan.
2. Strategi dakwah adalah metode, siasat, taktik atau manuver yang
mencapai suatu tujuan. Tetapi untuk mencpai tujuan tersebut, strategi tidak
hanya berfungsi sebagai peta jalan yang hanya menunjukkan arah saja,
penulis sangat mengharapkan kritikan yang dapat mendukung untuk lebih baiknya
di masa yang akan datang. Penulis juga menyarankan kepada pembaca, agar
membaca buku-buku yang berkaitan dengan prinsip dan strategi dakwah. Hanya
kepada Allah kita memohon pertolongan dan perlindungan, semoga makalah ini