Kelompok III Metodologi Filsafat Islam
Kelompok III Metodologi Filsafat Islam
Kelompok III Metodologi Filsafat Islam
DISUSUN
O
L
E
H
KELOMPOK : III
FAKULTAS USHULUDDIN
ILMU ALQUR’AN DAN TAFSIR
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUMATERA UTARA
MEDAN T.A 2021-2022
i
KATA PENGANTAR
Penulis
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR........................................................................................................ii
DAFTAR ISI.....................................................................................................................iii
BAB I.................................................................................................................................4
PENDAHULUAN.............................................................................................................4
A. Latar Belakang.......................................................................................................4
B. Rumusan Masalah..................................................................................................5
C. Tujuan Penulisan....................................................................................................5
BAB II...............................................................................................................................6
PEMBAHASAN................................................................................................................6
1. pengertian metodologi filsafat islam......................................................................6
2. Sumber metodologi islam.......................................................................................7
3. Karakteristik metodologi filsafat islam..................................................................8
4. Ruang lingkup , Tujuan dan Kegunaan mempelajari metodologi filsafat islam.....9
a. Ruang lingkup metodologi filsafat islam............................................................9
b. Tujuan metodologi filsaft islam...........................................................................11
c. Kegunaan mempelajari metodologi filsafat islam.............................................12
BAB III............................................................................................................................13
PENUTUP.......................................................................................................................13
A. Kesimpulan..........................................................................................................13
B. Saran....................................................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................14
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Menurut bahasa (etimologi), metode berasal dari bahasa Yunani, yaitu
meta (sepanjang), hodos (jalan). Jadi, metode adalah suatu ilmu tentang cara
atau langkah-langkah yang di tempuh dalam suatu disiplin tertentu untuk
mencapai tujuan tertentu. Metode berarti ilmu cara menyampaikan sesuatu
kepada orang lain. Metode juga disebut pengajaran atau penelitian.
4
menggunakannya dalam praktik. Ia masih dalam tahap mempelajari secara
teoritis bukan praktis.
Dengan adanya metode ini memiliki tujuan yakni Tujuan bagaimana kita
membuktikan adanya Tuhan, dengan memperhatikan tanda-tanda yang ada di
alam ini, sehingga nantinya akan didapat iman yang sejati, keyakinan yang
akurat. Karena dalam filsafat Islam bukan hanya meliputi logika, fisika, dan
metafisika melainkan meliputi pula problem-problem besar filsafat seperti soal
wujud, esa, teori mengenal dan hubungan Tuhan dengan manusia. Dalam
khasanah filsafat Islam, dikenal ada tiga model metodologi berpikir, yakni
bayani, burhani, dan irfani.
B. Rumusan Masalah
Sesuai dengan tema yang telah kami terima sebagai materi makalah yaitu
pembagian Ilmu Tauhid, maka rumusan masalah yang dikaji dalam makalah
penulis yaitu :
C. Tujuan Penulisan
Tujuan dari penulisan makalah ini adalah sebagai berikut :
5
BAB II
PEMBAHASAN
6
induktif. Penetapan prosedur kajian dan cara ini disebut metodologi kajian
atau metodologi penelitian.1
Selain itu metodelogi adalah pengetahuan tentang metode-metode, jadi
metode penelitian adalah pengetahuan tentang berbagai metode yang
digunakan dalam penelitian. Louay safi mendefinisaikan metodologi
sebagai bidang peenelitian ilmiah yang berhubungan dengan pembahasan
tentang metode-metode yang digunakan dalam mengkaji fenomena alam
dan manusia atau dengan kata lain metodologi adalah bidang penelitian
ilmiah yang membenarkan, mendeskripsikan dan menjelaskan aturan-
aturan, prosedur-prosedur sebagai metode ilmiah.
Maka Metodologi adalah ilmu cara- cara dan langkah- langkah yang tepat
( untuk menganalisa sesuatu) penjelasan serta menerapkan cara.
7
dari Al-kindi hingga Al-allamah ath-Thabathaba i menarik pemikian-
pemikirannya dari AL-Qur’an dan hadits.
Hal ini dibuktikan suau study yang lebih mendalam tentang filsafat
islam dalam perjalanan sejarahnya selama dua belas abad bisa
menunjukkan peran Al-Qur’an dan hadist baik dalam memformulasikan ,
menjelaskan maupun mengembangkan persoalan –persoalan yang muncul
dalam trsdisi filsafat . dengan cara yang sama , di mana semua filsuf islam
sejak al-kindi mengenal al-Qur’an dan hadist serta hidup dengan kedua
smber tersebut .filsafat islam selama berabad-abad menunjukkan
keterikatannya yang erat dengan sumber-sumber islam yang
diwahyukan ,sebuah keterikatan yang memiliki banyak bentuk seiring
dengan perjalanannya beberapa abad , karena filsafat islam pada dasarnya
adalah sebuah hermencutika filosofis tentang teks suci ketimbang
menggunakan peningggalan kaya filsafat kuno .3
8
batin yang bersifat langsung (direct experience) atas realitas spiritual
keagamaan. Karena itu, nalar irfani menyasar pada dimensi esoteris dari
kebenaran, dan dalam hal ini rasio digunakan untuk menjelaskan
pengalaman-pengalaman spiritual tersebut secara logis dan sistematis.
Idealnya ketiga model berpikir tersebut bekerja secara sinergis dan
berjalin-kelindan dalam mengurai makna tiap-tiap kebenaran berdasarkan
disiplin ilmu dan perspektif yang berbeda. Nalar bayani digunakan untuk
memahami teks dalam pendekatan kebahasaan dan aspek normatifnya,
sedangkan nalar burhani menuntun untuk memaksimalisasi kerja rasio
dalam memahami teks dan sumber ilmu lainnya dengan berdasarkan
hokum-hukum logika, dan nalar irfani yang menyasar aspek batin dari teks
dan pengetahuan berfungsi untuk memahami kebenaran secara langsung
dengan kehadiran (knowledge by presence).[4]
Nalar bayani digunakan dalam lapangan ilmu fiqh (yurispredensi
Islam), nalar burhani digunakan untuk mengembangkan lapangan
keilmuan rasional, sperti filsafat, humaniora, sains, dan lain-lain,
sedangkan nalar irfani digunakan dalam memahami bidang sufisme dan
kajian esoterisme Islam. Ketiga model berpikir tersebut masing-masing
memiliki kelemahan dan kelebihannya sendiri-sendiri, yang jika
digunakan secara parsial maka akan sangat rentan pada kelemapahan
pengembangan keilmuan dan sangat mustahil untuk bisa menghasilkan
khasanah ilmu Islam yang holistik. Ketiganya membentuk gugus
epistemologi Islam yang komprrehensif-integratif dalam bingkai keilmuan
yang ilmiah-intuitif-normatif.
Al Kindi :
9
Di kalangan kaum muslimin, orang yang pertama-tama mem-
berikan pengertian filsafat dan lapangannya ialah Al- kindi membagi
filsafat menjadi 3 bagian yaitu :
Al Farabi :
Ibnu Sina :
10
teori dan filsafat amalan. Akan tetapi ia menghubungkan kedua
bagian tersebut kepada agama. Dasar-dasar filsafat tersebut
terdapat dalam agama atau syari'at Tuhan, hanya penjelasannya
didapatkan oleh kekuatan akal-pikiran manusia.
Pembagian filsafat Ketuhanan menurut Ibnu Sina ialah :
l). Ilmu tentang cara turunnya wahyu dan makhluk-makhluk
rohani yang membawa wahyu itu; demikian pula bagaimana cara
wahyu itu disampaikan, dari sesuatu yang bersifat rohani kepada
sesuatu yang dapat dilihat dan didengar.
2). Ilmu keakhiratan, antara lain memperkenalkan kepada kita
bahwa manusia ini tidak dihidupkan lagi badannya, maka rohnya
yang abadi itulah yang akan mengalami siksaan dan kesenangan.4
11
c. Kegunaan mempelajari metodologi filsafat islam
Ada beberapa manfaat yang dapat kita peroleh mempelajari
metodologi fisafat islam diantaranya :
1) Metodologi filsafat membantu kita memahami bahwa
sesuatu tidak selalu tampak seperti adanya .
2) Metodologi filsafat membantu kita lebih kritis baha filsafat
mengajarka pada kita bahwa apa yang mungkin kita terima
sebagai begitu saja ternyata salah atau menyesatkan atau
hanya merupakan sebagian dari kebenaran .
3) Menalar secara jelas
4) Melihat dengan perspektif yang lebih luas
5) Dan tentunya membuat kita berfikir sesuai dengan al-
Qur’an dan hadits .
6) Dengan mempelajari karya – karya para pemikir besar ,
para filsuf dalam sejarah dan tradisi filsafat ,kita akan
melihat betapa besar sesungguhnya pengaruh filsafat
terhadap perkembangan ilmu pengetahuan , agama ,
pemeritahan , pedidikan dan karya seni.
7) Dan utamanya yaitu sebagai alat mencari kebenaran dari
segala fenomena yang ada .5
12
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Metodelogi Filsafat Islam adalah Ilmu yang membahas tentang
cara berpikir tentang ilmu atau pengetahuan dalam Islam. Tujuan filsafat
dalam Islam ialah bagaimana kita membuktikan adanya Tuhan, dengan
memperhatikan tanda-tanda yang ada di alam ini, sehingga nantinya akan
didapat iman yang sejati, keyakinan yang akurat. Karena dalam filsafat
Islam bukan hanya meliputi logika, fisika, dan metafisika melainkan
meliputi pula problem-problem besar filsafat seperti soal wujud, esa, teori
mengenal dan hubungan Tuhan dengan manusia. Dalam khasanah filsafat
Islam, dikenal ada tiga model metodologi berpikir, yakni bayani,
burhani, dan irfani. Dengan mempelajari metodologi filsafat ini
menjadikan kita mahasiswa yang mempunyai pemikira yang luas dan
mengambil keputusan dengan menyertakan fakta yang benar .
B. Saran
Demikian makalah ini kami buat. Semoga apa yang kami diskusikan dapat
menambah rasa syukur kita kepada Allah dan menambah pengetahuan
kami. Adapun dalam penyusunan makalah ini masih banyak kekurangan yang
masih perlu kami sempurnakan. Untuk itu kritik dan saran sangat kami harapkan
demi kesempurnaan makalah ini dan kami ucapan terima kasih.
13
DAFTAR PUSTAKA
Mukti Ali. 1991. Metodologi Memahami Agama Islam. Jakarta : Bulan Bintang.
14