FIQH
FIQH
FIQH
“ZAKAT”
Diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah
“Fiqih”
Dosen Pengampu:
Darmawan S., S.Ag., SH., M.Si.
Disusun oleh :
Mutiah
(22143990)
TAHUN 2022/2023
KATA PENGANTAR
Puji Syukur senantiasa saya panjatkan atas kehadirat Allah SWT, yang mana atas
Rahmat dan hidayah-Nya makalah Fiqih dapat diselesaikan dengan tepat pada waktunya.
Sholawat dan salam tak lupa saya haturkan kepada junjungan kita Nabi Besar
Muhammad SAW juga kepada sahabat, keluarga, dan pengikut beliau hingga akhir zaman.
Saya menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna baik dari segi tata
cara penulisan maupun isi makalahnya. Oleh karena itu, saran dan kritik yang membangun
saya harapkan dari berbagai pihak guna kebaikan penulisan di masa yang akan datang.
Semoga makalah ini bermanfaat khususnya untuk saya sendiri dan bagi pembaca pada
umumnya. Aamiin.
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...............................................................................................................ii
DAFTAR ISI.............................................................................................................................iii
BAB I.........................................................................................................................................1
PENDAHULUAN......................................................................................................................1
A. Latar Belakang................................................................................................................1
B. Rumusan Masalah...........................................................................................................1
C. Tujuan.............................................................................................................................1
BAB II........................................................................................................................................2
PEMBAHASAN........................................................................................................................2
D. Pengertian Zakat..............................................................................................................2
E. Perbedaan Zakat dengan Pajak........................................................................................3
F. Wajib Zakat.....................................................................................................................5
G. Mustahik Zakat................................................................................................................6
H. Harta yang wajib dizakatkan...........................................................................................7
BAB III.....................................................................................................................................10
PENUTUP................................................................................................................................10
I. Kesimpulan...................................................................................................................10
J. Saran..............................................................................................................................10
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................11
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Zakat merupakan salah satu ibadah yang diwajibkan oleh Allah SWT kepada
setiap kaum Muslimin. Perintah zakatdidalam Al-Quran senantiasa disandingkan
dengan perintah shalat. Pentingnya menunaikan zakat karena perintah ini
mengandung misi sosial yang memiliki tujuan jelas bagi kemaslahatan umat. Tujuan
yang dimaksud antara lain untuk memecahkan problem kemiskinan, meratakan
pendapatan, meningkatkan kesejahteraan umat dan negara. Inilah yang menunjukkan
betapa pentingnya menunaikan zakat sebagai salah satu rukun Islam.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan Zakat ?
2. Apa saja perbedaan Zakat dengan pajak ?
3. Apa saja syarat Wajib Zakat ?
4. Siapa saja Mustahik Zakat?
5. Apa saja harta yang wajib dizakatkan?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui Pengertian Zakat
2. Untuk mengetahui perbedaan Zakat dan Pajak
3. Untuk mengetahui apa saja syarat wajib Zakat
4. Untuk mengetahui siapa saja Mustahik Zakat
5. Untuk mengetahui apa saja harta yang wajib dizakatkan
iv
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Zakat
Menurut Bahasa kata “zakat” berarti tumbuh, berkembang, subur atau bertamb
ah.
Secara etimologi, Zakat diambil dari kosa kata bahasa Arab yakni kata dasar zaka
( )َزَك اmemiliki arti 'meningkat; berkembang' yang kemudian menjadi zakah ( ) َزَك اٌة
yang berarti kebaikan.
Makna tumbuh dalam arti zakat yakni mengeluarkan sebagian harta sebagai sebab
adanya pertumbuhan dan perkembangan harta, pelaksanaan zakat itu mengakibatk
an pahala menjadi banyak.
zakat adalah harta tertentu yang dikeluarkan apabila telah mencapai syarat yang di
atur sesuai aturan agama, dikeluarkan kepada 8 asnaf penerima zakat.
Perintah untuk menunaikkan zakat bagi setiap muslim telah tercantum dalam Al Q
uran Surat Al Baqarah ayat 43 yang berbunyi :
َو َاِقْيُم وا الَّص ٰل وَة َو ٰا ُتوا الَّز ٰك وَة َو اْر َك ُعْو ا َم َع الَّراِكِع ْيَن
Artinya :
Dan laksanakanlah salat, tunaikanlah zakat, dan rukuklah beserta orang yang ruku
k.
Pengertian Zakat menurut istilah adalah jumlah/ukuran harta tertentu yang wajib d
ikeluarkan oleh orang yang beragama Islam dan diberikan kepada golongan yang
berhak menerimanya (fakir miskin dan sebagainya) berdasarkan ketentuan yang te
lah ditetapkan oleh syarak.
Maka itu setiap harta yang sudah dibayarkan zakatnya akan menjadi suci. Makna s
uci dalam berzakat yakni menunjukkan bahwa zakat adalah mensucikan atau mem
bersihkan jiwa dari kejelekan, kebatilan dan pensuci dari dosa-dosa.
v
Selain tercantum dalam surat Al Baqarah ayat 43, penjelasan mengenai zakat untu
k mensucikan diri tercantum dalam Surat At Taubah Ayat 109 yakni sebagai berik
ut.
ُخ ْذ ِم ْن َاْم َو اِلِه ْم َص َد َقًة ُتَطِّهُر ُهْم َو ُتَز ِّك ْيِه ْم ِبَها َو َص ِّل َع َلْيِهْۗم ِاَّن َص ٰل وَتَك َس َكٌن َّلُهْۗم َو ُهّٰللا َسِم ْيٌع َع ِلْيم
Artinya :
Ambillah zakat dari harta mereka, guna membersihkan dan menyucikan mereka, d
an berdoalah untuk mereka. Sesungguhnya doamu itu (menumbuhkan) ketenteram
an jiwa bagi mereka. Allah Maha Mendengar, Maha Mengetahui.
vi
Bila, ibadah zakat merupakan perintah langsung dari Allah yang sama
pentingnya dengan ibadah sholat. Sementara, pajak merupakan produk
undang-undang yang harus dipatuhi oleh rakyat.
Berdasarkan Pengelola
Istilah pengelola zakat disebut amil, yakni mereka yang dapat
dipercaya untuk mengelola zakat secara profesional untuk diberikan
kepada orang yang membutuhkan. Selain di masjid, amil zakat juga
dapat ditemui dari lembaga sosial yang terpercaya, salah satu
contohnya adalah Dompet Dhuafa.
Sedangkan, pengelola pajak adalah negara yang dikelola dan diurus
oleh Pegawai Negeri Sipil (PNS) yang telah diseleksi dan dipilih oleh
negara, dalam lembaga Direktorat Jenderal Pajak (DJP). Masyarakat
tidak boleh membuat kepengurusan pajak negara sendiri karena
pengelola pajak telah diatur di dalam undang-undang.
Berdasarkan Syarat Membayar
Syarat seseorang dapat membayar zakat adalah beragama Islam,
berakal sehat, baligh (dewasa), harta yang dimiliki telah mencapai
nisab dan haul. Nisab zakat telah ditentukan dalam hadis serta ijtima’
para ulama.
Sementara itu, syarat pajak dilihat dari minimal pendapatan yang
diperoleh oleh seorang penduduk, di mana nominalnya telah
ditentukan oleh negara. Pajak dikenakan kepada seluruh penduduk di
negara tersebut selama pendapatan per bulannya telah memenuhi
syarat.
Berdasarkan golongan yang menerima
Zakat secara spesifik disalurkan untuk delapan asnaf, yang telah
ditentukan dalam surat At-Taubah ayat 60. Delapan asnaf tersebut
adalah fakir, miskin, gharim, riqab, mualaf, fisabilillah, ibnu sabil, dan
amil zakat. Bentuk penyalurannya bisa dalam bentuk dana, makanan,
atau program pemberdayaan.
Penyaluran pajak tidak hanya untuk membantu rakyat kecil. Pajak
disalurkan ke setiap sektor masyarakat dalam cakupan yang luas.
vii
Seperti pendidikan, ekonomi, infrastruktur daerah, yang dapat
dinikmati manfaatnya oleh seluruh penduduk negara.
Berdasarkan waktu Pembayaran
Waktu untuk menunaikan zakat ada dua. Pertama adalah waktu bulan
Ramadhan, sebelum bulan Syawal. Waktu yang ditetapkan untuk
membayar zakat fitrah. Kedua adalah waktu di mana harta yang
dimiliki sudah mencapai nisab dan haul. Nisab adalah batas minimal
harta yang dikenakan wajib zakat. Jika harta tersebut telah mencapai
usia satu tahun dimiliki, maka disebut telah mencapai haul. Jika sudah
tiba waktunya, maka wajib membayar zakat mal.
Pembayaran pajak di Indonesia dibayarkan setiap tanggal 10 pada
bulan berikutnya. Pembayaran pajak dikenakan setiap bulan. Jika
terlambat membayar pajak, maka akan dikenakan denda sebesar 2%
per bulan. Dihitung dari tanggal jatuh tempo hingga tanggal
pembayaran. Setiap tahunnya wajib pajak juga diharuskan untuk Lapor
Pajak.
Berdasarkan alat dan Nominal pembayaran
Zakat dan pajak memiliki alat pembayaran yang berbeda. Pembayaran
pajak ditunaikan dengan nominal uang. Sedangkan untuk pembayaran
zakat dapat berupa makanan pokok, hasil pertanian, hewan ternak, atau
uang tunai.
Nominal pajak yang dikenakan pun berbeda-beda. Untuk pendapatan
4,5-50 juta dikenakan biaya pajak 5%. Pendapatan per bulan 50-250
juta, dikenakan pajak 15%. Pendapatan 250-500 juta, dikenakan pajak
25%. Pendapatan per bulan di atas 500 juta, dikenakan pajak sebesar
30%.
Sedangkan untuk zakat, bila sudah mencapai nisab, sebesar apapun
nilai uang tunai yang dimiliki, tetap dikenakan 2,5%. Nilainya jauh
lebih kecil daripada pajak.
C. Wajib Zakat
Adapun syarat-syarat wajib zakat secara umum yaitu :
viii
1. Islam
Ini berdasarkan perkataan Abu Bakar al-Shiddiq r.a., "Iniadalah kewajiban sedekah
(zakat) yang telah diwajibkan olehRasulullah SAW atas orang-orang Islam." Seorang
muzakki disyaratkan muslim, dan tidak dikenakan kewajiban zakat bagi orang kafir.
Ketentuan ini telah menjadi ijma'dikalangan kaum muslimin, karena ibadah zakat
tergolong upaya pembersihan bagi orang Islam. Adapun orang kafir dianggap tidak bersih
jiwanya selama dia tetap berada di dalam kekafirannya, sehingga tidak diwajibkan
atasnya menzakati harta kekayaan yang ia miliki.
2. Merdeka
Zakat tidak wajib atas budak meskipun budak mudabbar,mu'allaq, dan mukatab.
Alasannya adalah, kepemilikanmukatab lemah, dan yang lain (mudabbar dan muhllaq)
tidak mempunyai kepemilikan. Umar bin al-Khattab r.a menegaskan: "Tiada zakat
didalam hsrta hamba'sahaya, sampai ia bebas"
Maksudnya harta itu dimiliki secara penuh berada didalam kekuasaannya dan dapat diapa
sajakan olehnya tanpadengan hak orang lain. Zakat tidak wajib pada harta yang tidak
dimiliki secara sempurna, seperti harta yang didapat dari hutang, pinjaman, ataupun
titipan.
4. Nisab
Nisab adalah nama kadar tertentu dari harta yang wajibdizakati. Ini adalah perkataan al-
Nawawi dalam Kitab ,al-Tahrir. Oleh karena itu harta yang tidak mencapai satu nisab
tidak perlu dizakati.
5. Haul
Berdasarkan hadis, "Harta yang belum mencapai haul (satutahun) tidak perlul wajib
dizakati. " Hadis ini meskipun dha'if, namun diperkuat dengan beberapa Atsar yang
shahih, yaitu dari para Khalifah yang empat dan shahabat yang lain. Oleh karena itu,
harta yang belum genap sampai pada haul,meskipun sebentar, tidak perlu untuk dizakati.
D. Mustahik Zakat
Dalam zakat sendiri, ada istilah yang disebut sebagai mustahik zakat. Mustahik
zakat merupakan golongan atau orang-orang yang berhak menerima zakat. Sebagaimana
Allah berfirman di dalam al-Qur'an surat at-Taubah ayat 60,
ix
QS. At-Taubah Ayat 60
ِاَّن َم ا الَّصَد ٰق ُت ِلْلُفَقَر ۤا ِء َو اْلَم ٰس ِكْي ِن َو اْلَع اِم ِلْي َن َع َلْي َه ا َو اْلُم َؤ َّلَفِة ُقُلْو ُبُهْم َو ِفى الِّر َقاِب َو اْلَغ اِر ِمْي َن َو ِفْي َس ِبْي ِل ِهّٰللا َو اْب ِن
۞الَّس ِبْي ِۗل َفِر ْي َض ًة ِّم َن ِهّٰللاۗ َو ُهّٰللا َع ِلْي ٌم َح ِكْي ٌم
60. Sesungguhnya zakat itu hanyalah untuk orang-orang fakir, orang miskin, amil zakat,
yang dilunakkan hatinya (mualaf), untuk (memerdekakan) hamba sahaya, untuk
(membebaskan) orang yang berutang, untuk jalan Allah dan untuk orang yang sedang dalam
perjalanan, sebagai kewajiban dari Allah. Allah Maha Mengetahui, Mahabijaksana.
8 golongan yang berhak untuk menerima zakat tersebut adalah sebagai berikut :
1) Fakir adalah orang yang tidak mempunyai harta atau mata pencaharian yang layak yang
bisa mencukupi kebutuhan-kebutuhannya baik sandang, papan dan pangan.
2) Miskin adalah orang yang memiliki mata pencaharian, tetapi tidak cukup
penghidupannya dan dalam keadaan kekurangan.
3) Amil zakat adalah panitia atau badan yang dibentuk oleh pemerintah untuk menangani
masalah zakat dengan segala persoalannya, dan sesuai syarat.
4) Mualaf adalah orang kafir yang ada harapan masuk Islam dan orang yang baru masuk
Islam yang imannya masih lemah.
6) Gharim adalah orang yang berhutang karena untuk kepentingan yang bukan maksiat dan
tidak sanggup membayarnya. Adapun orang yang berhutang untuk memelihara persatuan
umat Islam dibayar hutangnya itu dengan zakat, walaupun ia mampu membayarnya.
7) Sabilillah adalah orang-orang yang berperang di jalan Allah SWT dan mereka tidak
mendapatkan bayaran resmi dari negara meskipun mereka tergolong orang-orang yang
kaya. Menurut madzhab Syafi’ie sabilillah tertentu bagi mereka yang berperang di atas.
Sementara ada yang berpendapat bahwa termasuk sabilillah adalah segala sesuatu yang
menjadi sarana kebaikan adalam agama seperti pembangunan madrasah, masjid, rumah
sakit Islam dan jalan raya atau seperti para guru dan kiai yang berkonsentrasi mengajarkan
agama Islam kepada masyarakat. (lihat Jawahir al-Bukhari, al-Tafsir al-Munir, Qurrah al-
A’in al-Malikiyah).
8) Ibnu Sabil adalah musafir yang akan bepergian atau yang sedang melewati tempat adanya
harta zakat dan membutuhkan biaya perjalanan menurut Syafi’iyah dan Hanabilah.
x
Penentuan macam atau jenis harta yang wajib dizakati berdasar isyarat nash adalah:
binatang ternak, emas, perak, tanaman dan buah-buahan serta harta perdagangan. Ibnu
Hazm berpendapat jenis harta yang wajib dizakati hanya delapan saja yaitu: Unta, Lembu,
Kambing, Gandum, Biji gandum, Kurma, Emas, dan Perak.
Terlepas dari perbedaan tentang penentuan jenis harta yang wajib dizakati, secara umum
syara'menentukan sebagai berikut:
Pertama : Zakat Nuqud (barang-barang berharga seperti emas,perak, mata uang, uang
kertas, chek, giro, saham, dll).
Keempat : Zakat al-Ziraa'ah (pertanian) seperti gandum, beras,dan sejenis itu semua.
Zakat pada hakikatnya adalah pungutan harta yang diambil dari orang-orang kaya untuk
dibagikan kepada orang-orang miskin di antara mereka sesuai dengan ketentuan agama
Islam. Inilah 8 Jenis Harta yang Wajib Dizakati
1. Hasil Perdagangan
Setiap harta hasil berniaga atau berdagang wajib dizakatkan meliputi barang dagangan,
ditambah uang kontan, dan piutang yang masih mungkin kembali. Besar zakatnya 2,5
persen dikeluarkan setelah dikurangi utang dan kerugian, telah mencapai nisab (85 gram
emas) dan telah berusia satu tahun haul.
Hasil pertanian dan panen buah-buahan juga wajib untuk dizakatkan. Nisab zakat pertanian
dan buah-buahan adalah 5 wasq atau setara dengan 653 kg. Zakat yang dikeluarkan bila
diairi dengan air hujan atau air sungai 10 persen dan bila diari dengan air yang memakan
biaya lain seperti diangkut kendaraan, menggunakan pompa dan sebagainya, zakat yang
dikeluarkan 5 persen, dan dizakati setiap panen.
3. Hewan Ternak
c. 15 (lima belas) sampai 19 (saembilan belas) ekor unta, zakatnya 3 ekor kambing
d. 20 (du puluh) sampai 24 (dua puluh empat) ekor unta, zakatnya 4 ekor kambing
a. 30 – 39 ekor sapi /kerbau, zakatnya 1 (satu) ekor sapi jantan/betina usia 1 tahun
b. 40 – 59 ekor sapi/kerbau, zakatnya 2 (dua) ekor anak anak sapi betina usia 2 tahun
xi
c. 60 – 69 ekor sapi/kerbau, zakatnya 2 ekor anak sapi jantan
d. 70 – 79 ekor sapi/kerbau, zakatnya 2 (dua) ekor anak sapi betina usia 2 tahun ditambah 1
(satu) ekor anak sapi jantan 1 tahun. dan seterusnya.
4. 400 – 499 ekor, zakatnya 4 (empat) kambing dan seterusnya setiap 100 (seratus) ekor
zakatnya ditambah 1 (satu) ekor kambing
Setiap penemuan harta terpendam dalam tanah selama bertahun-tahun atau rikaz, berupa
emas atau perak yang tidak diketahui lagi pemiliknya maka wajib dikeluarkan zakatnya
sebesar 20 persen.
5. Hasil Profesi
Zakat yang dikeluaran dari penghasilan profesi jika sudah mencapai nilai tertentu (nisab)
profesi yang dimaksud mencakup profesi pegawai negeri atau swasta. Seeorang pegawai
dengan penghasilan minimal setara 522 kilogram beras wajib megeluarkan zakatnya sebesar
2,5 persen.
6. Investasi
Zakat investasi dikenakan terhadap harta yang diperoleh dari hasil investasi. Contohnya,
bangunan atau kendaraan yang disewakan. Zakat investasi dikeluarkan pada saat
menghasilkan, sedangkan modal tidak dikenai zakat. Besar zakat yang dikeluarkan 5 persen
untuk penghasilan kotor dan 10 persen untuk penghasilan bersih. Sebagian ulama Hanbali
menganalogikan ke dalam zakat perdagangan dengan nisab 85 gram serta sampai haul.
7. Tabungan
Setiap Muslim yang memiliki uang dan telah disimpan terhitung mencapai satu tahun dan
nilainya setara 85 gr emas wajib mengeluarkan zakat sebesar 2,5 persen.
8. Emas/Perak
Setiap Muslim yang memiliki simpanan emas atau perak selama satu tahun dan nilai
minimalnya mencapai 85 gram emas wajib mengeluarkan zakat sebanyak 2,5 persen.
xii
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Zakat adalah harta tertentu yang dikeluarkan apabila telah mencapai syarat yang diatur
sesuai aturan agama, Zakat merupakan rukum islam ketiga dan sudah menjadi kewajiban
umat muslim untuk membayar zakat di bulan Ramadan. Sementara, membayar pajak telah
menjadi kewajiban bagi setiap warga negara yang baik, yang masuk dalam kategori wajib
pajak. Dalam Undang Undang Nomor 6 Tahun 1983 Tentang Ketentuan Umum dan Tata
Cara Perpajakan, wajib pajak yang dimaksud adalah orang atau badan yang melakukan
kewajiban perpajakan.. Syarat wajib zakat secara umum yaitu islam, merdeka, kepemilikan
sempurna, nisab,dan haul. Mustahik zakat ada 8 golongan adalah fakir,miskin, amil, gharim,
muallaf, mukatab, sabilillah, dan ibnu sabil. Harta yang wajib dizakatkan ialah hasil
perdagangan, hasil pertanian dan buah-buahan, hewan ternak, rikaz, hasil profesi, inventasi,
tabungan, dan emas/perak.
B. Saran
Diharapkan dengan adanya makalah ini bisa menjadikan kita tahu secara umum tentang
berbagai macam pengetahuan dalam zakat, oleh karena itu bagi pembaca agar kiranya bisa
mengaplikasikan ilmu-ilmu yang sudah didapat dari makalah ini.
xiii
DAFTAR PUSTAKA
Haroen, Prof. Dr. H. Nasrun. 2008. Zakat Ketentuan dan Permasalahannya,
https://id1lib.org/book/10765720/a9c43c , diakses pada 26 September 2021 Pukul 23.24
https://ddriau.org/8-jenis-harta-yang-wajib-dizakatkan/
https://alhasanah.or.id/artikel/mengenal-8-mustahiq-golongan-yang-boleh-menerima-zakat/
https://www.orami.co.id/magazine/mustahik-zakat/
xiv