Zakat Dalam Islam
Zakat Dalam Islam
Zakat Dalam Islam
Puji Syukur Kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan rahmat-
Nya berupa kesehatan dan kesempatan sehingga makalah ini dapat tersusun
sampai selesai.
C. Tujuan .......................................................................................................................... 2
A. Kesimpulan............................................................................................................... 11
B. Saran .............................................................................................................. 12
DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... 13
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Zakat dalam ajaran islam mempunyai potensi yang dapat di gunakan sebagai
sumber dana untuk memberdayakan umat karena ibadah zakat selain
mempunyai dimensi vertikal menjadi bentuk pengabdian kepada sang Kholik,
juga memiliki dimensi horizontal menjadi bentuk kepedulian terhadap sesama
manusia terutama yang kurang beruntung hidupnya. Zakat adalah kewajiban
agama yang dibebankan atas harta kekayaan seseorang menurut aturan tertentu.
Dalam memenuhi kebutuhan hidup, manusia dituntun agar selalu bekerja keras
dan berusaha semaksimal mungkin untuk meningkatkan perekonomiannya.
Kerena didalam agama islam tidak menghendaki umatnya berada dalam
ketertinggalan dan keterbalakangan pada sektor ekonomi yang bisa
menjerumuskan manusia kepada kemurtadan dan kekufuran. Maka seorang
muslim tidak boleh melaksanakan pekerjaan dengan hanya sekedar untuk
memenuhi kebutuhan hidup semata, akan tetapi kita harus melihat semua itu
sebagai suatu panggilan dan keharusan agama yang menjadi bagian dari ibadah.
Anjuran kepada suatu usaha ini harus di sertai dengan pendampingan dan
bantuan permodalam untuk memulai atau mengembangkan usaha tersebut yaitu
melalui pemanfaatan dana zakat untuk pemberdayaan ekonomi umat,
pemamfaatannya selain untuk kebutuhan konsumtif bagi masyarakat yang
sangat menbutuhkan untuk kelangsungan hidupnya, juga perlu lebih fokus
untuk membangun landasan ekonomi umat melalui usaha-usaha produktif.
B. Rumusan Masalah
Faedah dan Berdasarkan latar belakang di atas, dapat dirumuskan masalah dari
makalah ini adalah:
C. Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penulisan makalah ini
adalah:
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Zakat
Dalam bahasa arab kata zakat berarti bersih, tumbuh, berkah dan terpuji semua
digunakan dalam al-quran dan hadis. Berdasarkan makna-makna tersebut Yusuf
Qardawi menyebutkan bahwa arti yang terkuat menurut wahidi dan lain-lain,
kata dasar zaka berarti bertambah dan tumbuh sehingga dapat dikatakan
tanaman itu zaka artinya tumbuh sedangkan setiap sesuatu yang bertambah di
sebut zaka artinya bertambah. Bila suatu tanaman tumbuh tanpa cacat maka di
sebut zaka artinya bersih. Adapun dalam pembahasan fikih, istilah zakat
diartikan sebagai sejumlah harta tertentu yang di wajibkan Allah untuk
dikeluarkan dan diserahkan kepada orang-orang yang berhak menerimanya.
Jumlah yang di keluarkan dari kekayaan itu di sebut zakat karna yang di
keluarlan itu menambah banyak, mmembuatlebih berarti dan membuat
kekayaan itu bebas dari kebinasaan, demikian nanawi mengutip pendapat
wahidi
Ibnu taimiyah berkata: “jiwa orang yang berzakat itu menjadi bersih dan
kekayaannya akan bersih pula Makna dari jiwa yang bersih adalah bersih dari
penyakit hati bahagia dan merasa tenang sedangkan kekayaannya akan bersih
makananya akan bertambah. Dalam Al-quran surah at-taubah jelas bahwa
tujuan zakat itu Mensucikan dan membersihkan itu tidak berfungsi pada
kekayaan saja, tetapi lebih dari itu, juga buat jiwa yang menzkaatkannya, sesua
dengan firman Allah:
“Ambillah zakat dari harta mereka, guna membersihkan dan menyucikan
mereka,”
B. Macam-macam Zakat
1. Zakat fitrah
a. Makna zakat fitrah
Zakat fitrah merupakan sarana untuk mensucikan orang yang berpuasa dari
ucapan kotor dan perbuatan yang tidak berguna, dengan cara menyalurkan
sebahagian hartanya orang-orang miskin untuk mencukupi kebutuhan mereka
dan agar mereka selamat dari minta-minta pada hari raya. Zakat fitrah
merupakan 'pajak'
pada pribadi-pribadi muslim, sedangkan zakat lain merupakan pajak pada harta.
Karenanya, tidak disyaratkan pada zakat fitrah, apa yang disyaratkan pada
zakatzakat lain, seperti memiliki nisab, dengan syarat-syaratnya yang lain. Para
Fuqara' menyebutkan zakat ini dengan zakat kepala (perkepala). Yang dimaksud
kepala di sini adalah pribadi-pribadi.3
b. Hukum zakat fitrah Zakat adalah salah satu rukun Islam dan menjadi salah
satu bagian penting bagi penegakan syariat Islam. Oleh Karna itu, hukum
menunaikan zakat adalah wajib bagi setiap individu yang telah memenuhi
syarat-syarat sebagai berikut:
1) Islam Sesuai dengan kesepakatan ulama zakat tidak di wajibkan bagi orang
kafir karna zakat merupakan ibadah mahdah yang suci sedangkan orang kafir
tidak termasuk orang yang suci.
2) Merdeka Menurut ahli fiqh dan ijma’ zakat tidak diwajibkan bagi hamba
sahaya karna secara hukum mereka tidak memiliki hak kepunyaan, tidak
memiliki harta karna diri mereka sendiri di anggap sebagai harta. Adapun anak
yang belum baligh dan orang gila jika ia memiliki harta dan memenuhi syarat-
syaratnya maka tetap dikenai kewajiban zakat yang nanti akan dikeluarkan oleh
walinya. Kebanyakan ulama menganggap dan memilih pendapat ini yang
terkuat.
“Dan dirikanlah shalat dan tunaikanlah zakat, dan kebaikan apa saja yang
kamuusahakan bagi dirimu, tentu kamu akan mendapat pahala nya pada sisi
Allah. Sesungguhnya Allah maha melihat apa-apa yang kamu kerjakan” (Q.S. Al-
Baqarah:110).”
Dalil tentang zakat bukan hanya di dalam al-quran namun juga di dalam hadits
terdapat banyak hadis tentang zakat diantaranya sabda Rasulullah shallallahu
‘alaihi wasallam yang artinya, “Islam dibangun di atas lima perkara: bersaksi
bahwa tidak ada tuhan kecuali Allah dan Muhammad adalah utusan-Nya;
mendirikan salat; melaksanakan puasa (di bulan Ramadan); menunaikan zakat;
dan berhaji ke Baitullah (bagi yang mampu)” (HR. Muslim). Kewajiban zakat ini
berdasarkan Ayat-ayat yang tegas dan hadis-hadis yang shahih dan kewajiban ini
telah terlaksana dari generasi ke generasi Kita dapat kembali membuka
lembaran sejarah bagaimana pendapat tentangnya dan penerapannya
Sebagaimana yang telah terungkap dalam ajaran islam itu sediri.
Oleh sebab itu jelaslah bahwa zakat itu bajib bagi kaum muslim dan para ulama
juga berpendapat bahwa zakat tidak di wajibkan bagi non muslim karna zakat
merupakan anggota tubuh islam yang sangat utama maka orang kafir tidak
mungkin di minta untuk melengkapinya Serta bukan pula merupakan utang
yang harus dipenuhinya ketika masuk islam.
2. Zakat maal
Zakat merupakan salah satu ibadah yang diperintahkan oleh Allah Swt. Kepada
umat manusia, dengan tujuan dan sasaran yang jelas berdasarkan AlQur’an dan
al-hadis, namun dalam prakteknya di tengah masyarakat, sering kali terjadi
salah sasaran. sasaran zakat ditujukan kepada delapan asnaf yang terdiri dari,
fakir dan miskin, amil, muallaf, memerdekakan budak (riqab), orang yang
berutang (gharim), orang yang berjuang di jalan Allah (fi< sabilillah), dan ibnu
sabil.
Sebagaimana telah disebutkan dalam QS. At-tawbah: 60 “Sesungguhnya zakat itu
hanyalah untuk orang-orang fakir, orang miskin, amil zakat, yang dilunakkan
hatinya (mualaf), untuk (memerdekakan) hamba sahaya, untuk (membebaskan)
orang yang berhutang, untuk (yang berjihad) di jalan Allah dan untuk orang yang
sedang dalam perjalanan, sebagai kewajiban dari Allah. Allah Maha Mengetahui,
Mahabijaksana.” Berikut golongan penerima zakat berdasarkan QS. At-tawbah
ayat 60:
a. Fakir dan miskin fakir dan miskin adalah golongan pertama dan kedua yang
berhak menerima zakat, mereka itulah yang pertama di beri bagian harta zakat
oleh Allah. Ini menunjukkan bahwa sasaran pertama zakat adalah hendak
menghapuskan kemiskinan dan kemelaratan dalam masyarakat. (yusuf qordowi)
Golongan fakir dan miskin adalah golongan yang harus di utamakan dalam
penyaluran zakat karna dalam Al-Quran kedua golongan ini yang didahulukan.
b. Amil zakat. Amil zakat adalah golongan yang ketiga setelah fakir dan miskin
yang berhak menerima zakat. Amil Zakat harus memenuhi syarat sebagai
berikut :
1. Beragama Islam
2. Mukallaf (berakal dan baligh)
3. Amanah
4. Memiliki ilmu pengetahuan tentang hukum -hukum zakat dan hal lain yang
terkait dengan tugas amil zakat. Amil zakat tidak di syaratkan harus miskin,
karena amil zakat mendapat bagian zakat disebabkan hasil pekerjaannya atau
sebagai upah dari hasil pekerjaannya. (Muhammad abduh tuasikal)
c. Muallafatuqulubuhum (orang yang ingin dilembutkan hatinya) Muallaf adalah
mereka yang baru masuk islam dan membutuhkan bantuan untuk menguatkan
tauhid dan Syariah, muallaf terbagi dua muslim dan kafir. Mereka adalah
pemimpin yang di taati dalam golongan mereka. Kafir di bagi lagi dalam dua
golongan, golongan pertama adalah mereka yang di harapkan masuk islam,
mereka di beri zakat supaya menambah keinginan dan hasratnya terhadap islam
sehingga menjdi muslim yang seutuhnya. Golongan kedua adalah mereka yang
ditakutkan akan berbuat jahat sehingga ia di berikan zakat untuk mencegah
kejahtannya.
d. Riqab (Budak/Hamba Sahaya) Budak/Hamba sahaya yang ingin
memerdekakan dirinya. Pembebasan budak yang di maksud di sini adalah:
1) Pembebasan budak mukatab yaitu budak yang telah berjanji pada tuannya
untuk memerdekakan dirinya dengan ketentuan melunasi pembayaran tertentu.
2) Pembebasan budak muslim
3) Pemebasan kaum muslim yang berada di tawanan orang kafir.
e. Gharimin (orang yang terlilit utang) Gharim adalah orang yang berutang, sulit
untuk membayarnya para rahimahumullah telah membagi utang menjadi dua
bagian utang untuk memenuhi kebutuhan dan untuk mendamaikan dua
hubungan.
f. Sabilillah. Ulama dari dahulu sampai sekarang diantara mereka ada yang
meluaskan arti sabilillah tidak hanya khusus pada jihad dan yang berhubugan
dengannya, akan tetapi ditafsirkannya pada semua hal yang mencakup
kemaslahatan, takarrub, dan perbuatan-perbuatan baik, sesuai dengan
penerapan asal dari kalimat tersebut. Menurut empat mazhab sabilillah adalah
orang yang sukarela berperang untuk membela agama islam. Sedangkan di
antara ulama yang meluaskan arti sabilillah seperti imam An-Nawawi, Asy-
Syanqitiy, dan Qadi ‘iyad, orang-orang yang berada di jalan Allah secara umum,
baik yang berperang, bekerja di sekolahsekolah atau rumah sakit pengurus-
pengurus masjid dan semua bentuk kemaslahatan umum ialah sabilillah.
g. Ibnu sabil. As-sabil secara bahasa berarti Ath-thariq atau jalan. Jumhur ulama
mengkiaskan ibnu sabil dengan musafir, yaitu orang yang bepergian jauh dari
satu daerah ke daerah lainnya yang bukan untuk kemaksiatan. sedang menurut
Yusuf Qardawi tidak semua oraang yang melakukan perjalanan demi suatu
kemaslahatan berhak menerima zakat walaupun perjalananya untuk suatu
kemanfaatan tertentu. Selain orang yang melakukan perjalanan anak yang
terlantar juga termasuk ibnu sabil, gelandangan dijalanan dan mereka yang
tidak memiliki rumah termasuk pula golongan ibnu sabil.
D. Hikmah Zakat
Hikmah zakat yang di maksudkan disini adalah kemanfaatan lahir dan batin
baik bagi yang meneriam zakat maupun yang mengeluarkan zakat, dalam al-
quran dan hadits di jumpai beberapa hikmah atas perintah zakat ini,
diantaranya:
“Dan bebuat baiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah berbuat baik
kepada kamu” (QS. Qashash:77).
3. Zakat menjaga dan memelihara harta dari incaran pendosa seperti pencurian,
pemaksaan dan perampasan. Dengan zakat sebagian kebutuhan orang miskin
dapat terpenuhi, sehigga hal itu mejadi penghalang bagi mereka untuk
melakukan dosa dan kedzaliman kepada orang kaya.
4. Zakat sebagai pertolongan bagi orang-orang fakir dan orang-orang yang
membuthkan bantuan, zakat menjadi pendorong mereka untuk semangat
bekerja ketika mereka mampu melakukannya dan dapat mendorog mereka
meraih kehidupan yang layak.
5. Zakat menyucikan jiwa dari penyakit kikir dan akhlak tercela serta melatih
seorang muslim untuk berakhlak mulia dan bersifat dermawan.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Zakat dari segi istilah fikih berarti “sejumlah harta tertentu yang diwajibkan
Allah diserahkan kepada orang-orang yang berhak” disamping berarti
“mengeluarkan jumlah tertentu itu sendiri”. Jumlah yang dikeluarkan itu disebut
zakat karena yang dikeluarkan itu menambahbanyak, membuat lebih berarti,
dan melindungi kekayaan itu dari kebinasaaan.
Agama Islam telah menyatakan dengan tegas, bahwa zakat merupakan salah
satu rukun dan fardhu yang wajib ditunaikan oleh setiap muslim yang hartanya
sudah memenuhi kriteria dan syarat tertentu.Otoritas fiqh Islam yang tertinggi,
al-Qur’an dan al-Hadits menyatakan hal tersebut dalam banyak kesempatan.
Jumhur ulama pun sepakat bahwa zakat merupakan suatu kewajiban dalam
agama yang tidak boleh diingkari.
B. Saran
Demikianlah makalah ini di susun berdasarkan Al-Quran dan sunnah serta
pemahaman para ulama akan tetapi penyusun makalah ini tak lain hanyalah
manusia biasa banyak kelemahan dan kekhilafan sehingga diharapkan pendapat
dan saran yang baik dan membangun dalam memperbaiki makalah ini. Dan
penyusun menyarankan pada pembaca yang ingin memahami masalah zakat
lebih dalam hendaklah juga membaca sumber lain yang lebih lengkap. Semoga
makalah ini dapat diterima oleh khalayak umum sebagai sumber pengetahuan
yang baik dan bernilai positif untuk penulis dan pembacanya.
DAFTAR PUSTAKA
Ahmad Hadi Yasin, PANDUAN ZAKAT PRAKTIS (Jakarta: Ismail A. said, 2011)
BAZNAS BANYUASIN, “AMIL ZAKAT,” Baznas Banyuasin
<https://baznas.banyuasinkab.go.id/amil-zakat/>
Kementrian Agama RI, Panduan Zakat Praktis (Jakarta, 2013)
Muhammad Abduh Tuasikal, Panduan Zakat Minimal 2.5% (Yogyakarta:
Rumaysho, 2020)
Samsul arifai S.A.B., M.A., “TUJUAN DAN SASARAN ZAKAT DALAM
KONTEKS IBADAH DAN MUAMALAH,” IBEF: Islamic Banking,
Economic and Financial Journal Volume 1 , Nomor 1 , Desember (2020), h.
83-94,1.1(2020),1–14
<http://journal.uinalauddin.ac.id/index.php/IBEF/article/view/19428>
Tuasikal., Muhammad Abduh, Panduan Zakat Minimal 2,5%, 1384
Yusuf Qordowi, Hukum Zakat (Bogor: PT. Pustaka Mizan, 1988)
MAKALAH
Disusun Oleh :
Fina Andriani
Yudha Pratama