Kepemimpinan Transfornasional
Kepemimpinan Transfornasional
Kepemimpinan Transfornasional
PENDAHULUAN
Kepemimpinan adalah hal yang menjadi topik penting dalam setiap penelitian
yang diarahkan untuk mengkaji sebuah organisasi. Di dalam sebuah organisasi bisnis
memberi pengaruh yang sangat besar terhadap jalannya organisasi dan kelangsungan
perusahaan mempunyai kemampuan bertahan dan menang. Strategi yang bagus saja
tidaklah memadai, saat ini keberadaan seorang pemimpin yang handal dibutuhkan
oleh perusahaan untuk mendukung strategi. Pemimpin yang handal bukan saja harus
piawai dalam menyusun strategi, tetapi juga dapat menjalankan strategi dengan
efektif. Karena pemimpinlah yang akan melahirkan strategi dan sekaligus berupaya
keras agar dapat mewujudkan strategi itu. Seorang pemimpin yang dinilai berhasil
adalah pemimpin yang tanggap akan keadaan, situasi, hingga adanya perubahan
daya yang terdapat di dalamnya dan menghasilkan kinerja organisasi yang baik.
istilah berdasarkan dengan ciri dan tindakan yang dilakukan mulai dari
1
2
menjalankan usahanya.
dalam studi-studi kepemimpinan. Model ini dianggap sebagai model yang terbaik
sama untuk melakukan perubahan, atau sering disebut wujud pemberdayaan. Melalui
kepemimpinan transformasional ada suatu keterikatan yang positif antara atasan dan
bawahan.
kan dan mengartikulasikan visi organisasi, dan bawahan harus menerima dan
serta mempertinggi kebutuhan bawahan pada tingkat yang lebih tinggi dari pada apa
efek transformasi baik pada tingkat organisasi maupun pada tingkat individu.
inovasi, meninjau kembali struktur, proses dan nilai-nilai organisasi agar lebih baik
3
dan lebih relevan, dengan cara-cara yang menarik dan menantang bagi semua pihak
selama ini dianggap tidak mungkin dilaksanakan. Pemimpin seperti ini dapat
Gaya kepimimpinan yang baik dan tepat akan menimbulkan sebuah motivasi
kerja yang juga baik bagi para karyawannya. Sukses atau tidaknya karyawan dalam
prestasi kerja juga dapat dipengaruhi oleh gaya kepemimpinan atasannya ( Hardini,
2001 dalam Candra, 2013). Hasil penelitian lain juga mengemukakan bahwa gaya
Humphreys, 2002; Bass et.al, 2003 dalam Candra, 2013). Hubungan yang positif
termasuk kinerja dan motivasi para karyawannya yang tentu saja akan memiliki
dampak yang baik juga terhadap kinerja dari perusahaan secara menyeluruh. Dalam
merasa kagum, percaya, dan berkomitmen pada pimpinan. Hal inilah yang
kinerja bawahan.
dipelajari secara luas oleh para peneliti organisasi, terutama dalam psikologi
yang lebih dari sekedar kesetiaan yang pasif terhadap perusahaan, dengan kata lain
dalam Laka (2013) faktor demografi seperti umur, jenis kelamin, status perkawinan ,
oleh seorang karyawan. Banyak penelitian telah dilakukan untuk mengetahui faktor-
organisasinya. Setiap penelitian disesuaikan dengan disiplin ilmu dari setiap ahli
dipengaruhi oleh gaya kepemimpinan seseorang dan bagaimana kedua faktor tersebut
menjalankan perannya dalam dunia kerja. Sikap yang ditunjukan dapat melibatkan
fisik, psikis, atau juga kognitif. Karyawan yang merasa terikat atau engaged akan
mampu memberikan keseluruhan dirinya dalam usaha pencapaian tujuan, visi dan
misi perusahaan (Kahn, 1990). Dalam penelitiannya, Robert (2006) dalam Laka
(2013) menemukan adanya relasi yang positif antara employee engagement dan
komitmen organisasi.
kompetitif bagi perusahaan, kinerja yang tinggi serta rendah turn over. Kogie (2008)
pula oleh Field dan Johana (2011). Work engagement yang tinggi akan berpengaruh
positf terhadap komitmen bekerja karyawan. Hasil positif tersebut secara tidak
Dukungan dari organisasi memiliki efek yang positif terhadap kepuasan kerja
seorang karyawan. Selain itu tingkat dukungan dari rekan kerja dalam suatu
kelompok kerja, karakteristik tugas serta umpan balik yang efektif juga
mempengaruhi kepuasan kerja (Kwak, dkk, 2010; Tekleab, dkk, 2009). Untuk
haruslah memiliki sebuah rasa kepuasan kerja yang baik terhadap perannya di dalam
organisasi tempat dia bekerja. Kepuasan kerja akan dapat membantu meningkatkan
kinerja karyawan baik di dalam kriteria kualitatif ataupun kuantitatif dimana seorang
karyawan yang merasa puas akan sangat mudah termotivasi dan memiliki
ketertarikan terhadap pekerjaan yang dilakukan (Baisen dan Priys, 2000 dalam
Aggraeni dan Santosa, 2013). Karyawan yang puas akan cenderung menjadi seorang
pekerja yang produktif yang berkontribusi terhadap penciptaan budaya kerja yang
6
tepat di dalam organisasi. Karyawan yang memiliki kepuasan kerja juga memiliki
perasaan positif terhadap pekerjaan yang menjadi tanggung jawab karyawan tersebut.
yang sangat menarik untuk diteliti. Kepuasan kerja menjadi sangat penting bagi
karyawan di dalam sebuah organisasi karena hal ini akan mendorong karyawan untuk
berprestasi lebih baik lagi. Prestasi yang baik adalah representasi dari sebuah kinerja
Kinerja merupakan sebuah keluaran dari tenaga dan pikiran yang difokuskan
pada sesuatu hal sehingga dapat menghasilkan sesuatu. Kinerja dapat dikategorikan
sebagai sebuah hasil atau tingkatan keberhasilan dibandingkan dengan standar atau
batas yang telah diberikan dan desepakai sebelumnya. Kinerja juga dapat
sebuah hasil kerja yang dihasilkan oleh seorang karyawan baik secara kualitas dan
Kinerja pada dasarnya adalah sebuah ukuran mengenai apa yang telah
dilakukan dan apa yang tidak dilakukan oleh karyawan. Kinerja seorang karyawan
terhadap organisasi (Robbins, 2001). Kinerja di dalam hal ini tidak dapat berdiri
masalah penting bagi organisasi (Mathis dan John, 2002) sebagai dasar untuk
2003). Kinerja yang baik adalah kinerja yang optimal yang berarti bahwa kinerja
organisasi bisnis milik pemerintah atau Badan Usaha Milik Negara besar di Indonesia
yaitu PT. Kereta Api Indonesia (Persero) DAOP 6 Yogyakarta. Secara umum PT.
Kereta Api Indonesia (Persero) dipilih sebagai obyek penelitian kali ini karena
dianggap sebagai BUMN dengan tingkat kemajuan dan keberhaslan yang signifikan
pada 5 tahun terakhir seiring dengan pergantian pucuk pimpinan mereka kepada
Ignasius Jonan. Ignasius Jonan yang pada tahun 2013 dan 2014 dianugrahi beberapa
penghargaan sebagai Dirut BUMN terbaik dinilai telah membawa sebuah perubahan
besar pada tubuh PT. Kereta Api Indonesia (Persero). Berdasarkan laporan tahunan
PT. Kereta Api Indonesia (Persero) tahun 2013 dapat terlihat bebrapa kemajuan yang
Pendapatan naik 23% menjadi Rp 8,6 triliun dari Rp 6,9 triliun pada tahun
tahun 2012
Volume total angkutan penumpang naik 9,2 % menjadi 221,7 juta dari 202,8
Volume total angkutan barang naik 11,9% menjadi 24,713 juta ton dari
Jumlah lokomotif siap operasi naik 42% menjadi 469 unit dari 328 unit pada
tahun 2012
Jumlah gerbong siap operasi naik 10% menjadi 5.758 dari 5.233 pada tahun
2012
Indeks kepuasan pelanggan berapa pada nilai 3,9 dengan skala penilaian 1 – 4
Jumlah lokomotif mogok turun menjadi 698 kejadian dari 954 kejadian pada
tahun 2012
adalah 2,57 menit, di bawah toleransi 4,00 menit sementara pada jam
karyawan PT. Kereta Api Indonesia (Persero) DAOP 6 Yogyakarta dengan kepuasan
Proses dan bentuk dari sebuah kepemimpinan merupakan poros utama dari
sebuah organisasi. Pola atau gaya kepemimpinan yang saat ini menjadi topik utama
pekerja, kepuasan kerja, hingga terciptanya work engagement dimana pada akhirnya
perubahan di dalam organisasinya sejak dipimpin oleh Iganasius Jonan pada tahun
2009 hingga 2014. Ignasius Jonan dinilai mampu mererapkan sebuah pola
Kereta Api Indonesia (BUMN). Dampak perubahan besar yang data dilihat adalah
Berdasarkan fakta tersebut maka penulis akan melihat bagaimana dampak pola
kepemimpinan transformasional yang dibawa leh Ignasius Jonan terlihat pada PT.
KAI DAOP 6 Yogyakarta. Maka berdasarkan identifikasi masalah di atas maka dapat
dirumuskan permasalahan yang akan dibahas dalam penelitian ini, antara lain:
Agar pembahasan masalah dapat terfokus dan tidak meluas, maka dalam
kepuasan kerja, komitmen, dan work engagement serta kinerja karyawan yang
Kepuasan kerja yang dimaksud di dalam penelitian ini adalah rasa yang timbul di
dalam diri setiap karyawan untuk menikmati, bertanggungjawab, dan bangga atas
merupakan bentuk dari kesetiaan karyawan kepada organisasi sebagai hasil dari
dalam penelitian ini ditekankan pada munculnya sebuah sikap dari para karyawan
yang memandang bahwa setiap individu memiliki peran penting di dalam perusahaan
Yogyakarta.
Yogyakarta.
Tesis penelitian ini akan disusun ke dalam 6 (enam) bab dengan sistematika
manfaat penelitian.
1.6.2 Bab II Tinjauan Teori, yang meliputi tinjauan pustaka yang menunjang
1.6.3 Bab III Metode Penelitian, yang meliputi bentuk penelitian, lokasi dan waktu
penelitian, data yang digunakan, sampel penelitian, serta analisis data yang
1.6.4 Bab IV Analisis Data dan Pembahasan, yang mencakup prfil PT. Kereta Api
1.6.6 Bagian terakhir adalah lampiran yang berisi data pendukung berupa daftar
pustaka, kuisioner yang digunakan, surat ijin melakukan dan telah melakukan