LK - Resume Pendalaman Materi PPG 2023 KB 4

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 5

PENDALAMAN MATERI

(Lembar Kerja Resume Modul)

A. Judul Modul : PENGUATAN KURIKULUM MERDEKA BELAJAR

B. Kegiatan Belajar : Design Thinking dan Computational Thinking (KB 4)


C. Refleksi

D. Nama : Muhammad Yusuf Firdaus

BUTIR
NO RESPON/JAWABAN
REFLEKSI

Konsep Design
Thinking
Dalam
Pembelajaran
yang Berpusat
pada Peserta
Didik

Konsep
(Beberapa
Desain
DESIGN Desain
Pembelajaran
1 istilah & Berbasis THINKING DAN Pembelajaran
Berbasis
Teknik COMPUTATIONA Teknik Design
definisi) di Computational L THINKING Thinking
Thinking
KB

Konsep
Computatio
nal
Thinking
A. KonsepoDesign Thinking Dalam Pembelajaran Yang Berpusat pada
Peserta Didik
Konsep Design Thinking dalam pembelajaran yang berpusat pada
peserta didik adalah proses berulang dimana kita berusaha memahami
pengguna, menantang asumsi, dan mendefinisikan kembali masalah
dalam upaya mengidentifikasi strategi dan solusi alternatif yang mungkin
tidak langsung terlihat dengan tingkat awal pemahaman kita. Pada saat
yang sama, Design Thinking menyediakan pendekatan berbasis solusi
untuk menyelesaikan masalah. Ini adalah cara berpikir dan bekerja serta
kumpulan metode langsung . Dalam konteks pembelajaran, konsep ini
menekankan pada pentingnya memahami pengalaman belajar peserta
didik dan menempatkan kebutuhan/aspirasi peserta didik sebagai tujuan
utama perancangan .

B. Desain Pembelajaran Berbasis Teknik Design Thinking


Desain Pembelajaran Berbasis Teknik Design Thinking
mengintegrasikan prinsip-prinsip desain berpikir (design thinking) ke
dalam proses perencanaan dan pengembangan pembelajaran. Ini adalah
pendekatan yang berfokus pada pemahaman mendalam terhadap siswa,
menciptakan solusi pembelajaran yang inovatif, dan mengutamakan
pengalaman belajar yang berarti. Berikut adalah langkah-langkah untuk
menerapkan desain pembelajaran berbasis teknik Design Thinking.
• Empati (Empathize)
• Tentukan Tantangan (Define)
• Ideasi (Ideate): Prototip (Prototype)
• Uji Coba (Test)
• Iterasi (Iterate)
• Implementasi (Implement)
• Evaluasi (Evaluate)
• Revisi (Revise)
• Skalabilitas (Scale)
Mulailah dengan memahami siswa secara mendalam. Temui siswa
secara langsung, wawancarai mereka, dan amati cara mereka belajar dan
berinteraksi. Ini membantu Anda memahami kebutuhan, minat, dan
tantangan mereka. Setelah memahami siswa, tentukan tantangan atau
masalah dalam pembelajaran yang ingin Anda atasi. Fokus pada
pertanyaan seperti, "Apa masalah yang ingin dipecahkan dalam
pembelajaran ini?" atau "Apa yang dapat meningkatkan pengalaman
belajar siswa?"
Ajak guru dan pengembang kurikulum untuk berkolaborasi dalam
menghasilkan ide-ide kreatif untuk mengatasi tantangan pembelajaran
yang telah ditentukan. Gunakan teknik brainstorming dan ideasi
kolaboratif untuk menghasilkan berbagai gagasan. Pilih ide yang paling
menjanjikan dan buat prototip atau rancangan awal dari solusi
pembelajaran tersebut. Prototip ini bisa berupa model pembelajaran,
modul, aplikasi, atau alat pembelajaran lainnya.
Uji coba prototip dengan sejumlah kecil siswa. Amati bagaimana
mereka meresponsnya dan kumpulkan umpan balik. Pengujian ini
membantu Anda memahami apakah solusi tersebut efektif dan apa yang
perlu diperbaiki. Berdasarkan hasil pengujian, lakukan perbaikan dan
penyempurnaan pada prototip. Ini mungkin melibatkan perubahan dalam
desain, konten, atau metode pembelajaran.
Setelah prototip teruji dan diperbaiki, siapkan untuk
mengimplementasikannya dalam pembelajaran sebenarnya. Ini mungkin
memerlukan pelatihan bagi guru atau pengembang kurikulum. Selama
dan setelah implementasi, lakukan evaluasi berkelanjutan untuk
mengukur dampak solusi pembelajaran pada pencapaian siswa dan
pengalaman belajar mereka. Teruslah mengumpulkan umpan balik dari
siswa, guru, dan pemangku kepentingan lainnya.
Gunakan hasil evaluasi untuk terus merevisi dan meningkatkan
solusi pembelajaran. Desain pembelajaran berbasis Design Thinking
adalah proses berkelanjutan yang mengutamakan perbaikan
berdasarkan pengalaman. Jika solusi pembelajaran terbukti berhasil,
pertimbangkan untuk mengadaptasi dan mengembangkannya untuk
digunakan pada skala yang lebih luas.
Desain pembelajaran berbasis teknik Design Thinking
memberikan pendekatan yang holistik dan berpusat pada siswa dalam
pengembangan pembelajaran. Ini memungkinkan Anda untuk
menciptakan pengalaman belajar yang lebih relevan, berarti, dan efektif
bagi siswa. Selain itu, pendekatan ini merangsang kreativitas dan inovasi
dalam pengembangan kurikulum dan metode pengajaran.

C. Konsep Computational Thinking


Konsep Computational Thinking adalah suatu proses berpikir
yang melibatkan proses merumuskan masalah sehingga solusi mereka
dapat direpresentasikan sebagai langkah-langkah komputasi dan
algoritma, yang sering mencakup dekomposisi masalah dan penalaran
abstrak. Saat ini, kebutuhan akan Artificial Intelligence dan Big Data terus
meningkat, terutama untuk mengisi kebutuhan kerja. Kebutuhan lainnya
yang dihadapi saat ini adalah kebutuhan akan system thinking, karena
semakin meningkatnya kompleksitas dari persoalan. Salah satu cara
untuk memenuhi kebutuhan di atas adalah dengan memposisikan
Computational Thinking (CT) atau berfikir secara komputasi pada semua
jenjang pendidikan, di semua bidang mata pelajaran. Dengan bekal ini,
kelak guru yang mengajar di berbagai bidang dan di berbagai jenjang
pendidikan, dapat mengajar dengan pembelajaran yang berbasis pada CT.
Istilah Computational Thinking (CT) pertama kali diperkenalkan pada
tahun 1980 dan 1996 oleh Seymour Papert, kemudian Jeanette Wing
memperkenalkan kembali istilah berpikir komputasional dalam ilmu
komputer pada Maret 2006.

D. DesainosPembelajaran Berbasis Teknik Computational Thinking


Desain Pembelajaran Berbasis Teknik Computational Thinking
adalah suatu pendekatan dalam merancang pembelajaran yang
menekankan pada penggunaan prinsip-prinsip Computational Thinking
dalam proses pembelajaran. Pendekatan ini melibatkan penggunaan
teknologi dan alat bantu komputasi untuk membantu siswa memahami
dan memecahkan masalah secara sistematis dan efektif. Perkembangan
dunia melalui Industri 4.0, VUCA, dan Society 5.0 berdampak pada
berbagai bidang kehidupan, termasuk dalam bidang pendidikan. Salah
satunya adalah perubahan pada lingkungan pembelajaran yang berubah
menjadi lingkungan digital yang menggunakan Internet of Things (IoT),
Artificial Intelligence (AI), big data, dan lain-lain. Hal ini membuat
informasi menjadi lebih mudah untuk diperoleh oleh siswa. Proses
pembelajaran yang berbasis teknik Computational Thinking dapat
membantu siswa untuk memahami dan memecahkan masalah secara
sistematis dan efektif.

1. pengalaman dalam pemrograman atau konsep-konsep komputasional,


memahami dan mengajar materi ini bisa menjadi sulit. Guru perlu
Daftar materi menguasai dasar-dasar pemrograman dan pemikiran komputasional
pada KB sebelum bisa merancang pembelajaran yang efektif.
2
yang sulit 2. Mengintegrasikan Computational Thinking ke dalam kurikulum sekolah
dipahami yang ada bisa menjadi tantangan. Guru perlu memastikan bahwa
pembelajaran ini terhubung dengan topik dan mata pelajaran lain yang
diajarkan di sekolah.
Daftar materi
yang sering
1. Abstraksi, algoritma, dekomposisi, dan pengenalan pola, konsep-konsep
mengalami
3 penting dalam pemikiran komputasional dan Computational Thinking.
miskonsepsi
Serta bagian integral dari pemahaman dan penerapan teknologi informasi.
dalam
pembelajaran

Anda mungkin juga menyukai