Aqidah Akhlak Kel 1

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

AQIDAH AKHLAK

PENGERTIAN, RUANG LINGKUP, SUMBER SUMBER AQIDAH


ISLAM

OLEH :

KELOMPOK 1
ASHLIHUL HUDA 12280211519
SITI HANIFAH 12280221309

PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI

FAKULTAS PERTANIAN DAN PETERNAKAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTAN SYARIF KASIM RIAU

PEKANBARU

2024
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
rahmat serta karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini tepat
waktu, dengan judul makalah Pengertian, Ruang Lingkup Dan Sumber Sumber Aqidah
Islam pada mata kuliah Aqidah Akhlak. Shalawat dan salam semoga senantiasa
tercurah kepada nabi besar Muhammad SAW yang mengajarkan kepada umat manusia,
menuntun pada kebenaran dan membawa kita dari kegelapan menuju jalan yang terang
benderang seperti saat sekarang ini.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada Bapak Muhammad Iran Simbolon,
S.H., M,H. Sebagai dosen mata kuliah Aqidah Akhlak yang telah memberikan
bimbingan dan petunjuk sampai selesainya tugas makalah ini . Kepada seluruh rekan-
rekan yang telah banyak membantu penulis di dalam penyelesaian makalah ini, yang
tidak dapat penulis sebutkan satu-persatu, penulis ucapkan terima kasih dan semoga
mendapatkan balasan dari Allah SWT untuk kemajuan kita semua dalam menghadapi
masa depan nanti.
Penulis menyadari bahwa makalah ini jauh dari kesempurnaan. Melalui kata
pengantar ini penulis meminta maaf apabila isi makalah ini ada kekurangan dan ada
tulisan yang penulis buat kurang tepat atau menyinggung perasaan pembaca. Dengan
ini, penulis persembahkan makalah ini dengan penuh rasa terima kasih dan semoga
Allah SWT memberkahi makalah ini sehingga dapat memberikan manfaat.

Pekanbaru, September 2024

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ...............................................................................................i


DAFTAR ISI ............................................................................................................. ii

BAB I PENDAHULUAN .........................................................................................1


A. Latar Belakang ...............................................................................................1
B. Rumusan Masalah ..........................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN ..........................................................................................3


A. Pengertian Aqidah ..........................................................................................3
B. Ruang Lingkup Aqidah ..................................................................................4
C. Sumber Sumber Aqidah .................................................................................5

BAB III PENUTUP ..................................................................................................9


A. Kesimpulan ....................................................................................................9
B. Saran ..............................................................................................................9

DAFTAR PUSTAKA................................................................................................10

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar belakang
Agama Islam yang diturunkan kepada Nabi Muhammad saw. memiliki tiga
pilar utama, yang antara satu dan yang lainya saling berkaitan dan saling melengkapi.
Ketiga pilar itu adalah Aqidah, Syari’ah, dan Akhlak. Untuk pintu securiti terakhir dari
penilaian segala niat dan i’tikatd serta perbuatan manusia tergabung dalam pintu
Aqidah. Yakni sejauh mana kemampuan dan keberhasilan manusia selama hidupnya
dapat menjalani segala ujian dan lulus dalam keyakinan bahwa segalanya adalah milik
dan ditentukan atas ke-Maha Kuasaan dalam Keesaan Allah swt.
Aqidah akhlak merupakan konsep sentral dalam banyak ajaran agama, terutama
dalam Islam, yang menggabungkan aspek keyakinan dan perilaku moral. Pengertian
aqidah akhlak mencakup dua dimensi utama: aqidah, yaitu keyakinan mendalam
terhadap pokok-pokok ajaran agama seperti adanya Tuhan, nabi, dan hari kiamat; dan
akhlak, yaitu perilaku etis dan moral yang mencerminkan ajaran tersebut dalam
kehidupan sehari-hari. Aqidah akhlak menekankan bahwa keyakinan yang benar harus
diikuti dengan tindakan yang baik, sehingga menciptakan harmoni antara apa yang
diyakini dan bagaimana seseorang bertindak.
Al-Qur'an adalah sumber utama aqidah Islam yang memuat wahyu langsung
dari Tuhan, Allah SWT, yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW melalui
malaikat Jibril. Al-Qur'an memberikan panduan komprehensif mengenai ajaran dan
keyakinan yang harus diterima dan diyakini oleh setiap Muslim. Selain Al-Qur'an,
Hadis, yaitu perkataan, tindakan, dan persetujuan Nabi Muhammad SAW, merupakan
sumber penting kedua. Hadis menjelaskan dan merinci ajaran-ajaran Al-Qur'an serta
memberikan konteks praktis tentang penerapan aqidah dalam kehidupan sehari-hari.
Kumpulan Hadis ini membantu menjelaskan bagaimana pokok-pokok aqidah harus
dipahami dan diterapkan.

1
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan aqidah dalam konteks ajaran Islam?
2. Apa saja aspek-aspek dalam ruang lingkup aqidah Islam?
3. Apa saja sumber utama yang membentuk aqidah Islam?

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Aqidah
Pengertian aqidah Secara etimologis aqidah berakar dari kata ‘aqida-ya’qidu
’aqdan-aqidatan. Kaitan antara arti kata “aqdan” dan “aqidah” adalah keyakinan itu
tersimpul dengan kokoh di dalam hati, bersifat mengikat dan mengandung perjanjian.
Jadi aqidah adalah sesuatu yang diyakini oleh seseorang.
Adapun yang dimaksud dengan akidah Islam adalah kepercayan yang mantap
kepada Allah, para Malaikat-Nya, Kitab-kitab suci-Nya, para rasul-Nya, hari akhir,
qadar baik dan buruk, serta seluruh muatan Al-Qur’an Al-Karim dan AsSunnah Ash-
Shahihah berupa pokok-pokok agama, perintahperintah dan berita beritanya, serta apa
saja yang disepakati oleh generasi Salafush Shalih (Ijma’) dan kepasrahan total kepada
Allah swt. dalam hal keputusan hukum, perintah, takdir, maupun syara’, serta
ketundukan kepada Rasulullah saw dengan cara mematuhi, menerima keputusan
hukumnya dan mengikutinya.( Muliati,2020 )
Makna aqidah secara bahasa akan lebih jelas jika dikaitkan dengan pengertian
secara terminologis. Secara terminologis terdapat beberapa defenisi aqidah, antara
lain:
1. Menurut Ibnu Khaldun, pengertian aqidah secara istilah adalah “Ilmu yang
berisi tentang argumentasi-argumentasi rasional dalam mempertahankan
akidah keimanan, juga berisi bantahan-bantahan terhadap keyakinan para
pembid’ah dan orang-orang yang menyeleweng dari mazhab salaf dan ahli
sunnah.”
2. Menurut Hasan Al-Banna ‘Aqaid (bentuk plural dari aqidah) adalah beberapa
perkara yang wajib diyakini kebenarannya oleh hati, mendatangkan
ketentraman jiwa, menjadi keyakinan yang tidak bercampur sedikitpun dengan
keragu-raguan.
3. Menurut Abu Bakar Jabir al-Jazairy Aqidah adalah sejumlah kebenaran yang
dapat diterima secara umum oleh manusia berdasarkan akal, wahyu, dan fitrah.

3
Kebenaran itu dipatrikan oleh manusia di dalam hati serta diyakini kesahihan
dan keberadaannya secara pasti dan ditolak segalasesuatu yang bertentangan
dengan kebenaran itu.
Dari ketiga definisi tersebut dapat dijelaskan point penting ( Hanafi,2001 ) berikut :
1. Sejumlah kebenaran yang dapat diterima secara umum oleh manusia. Ilmu
(kebenaran) dibagi menjadi dua yaitu ilmu dlarury dan ilmu nazhariy. Ilmu yang
dihasilkan oleh indera dan tidak memerlukan dalil disebut ilmu dlarury.
Sedangkan ilmu yang memerlukan dalil atau pembuktian disebut ilmu nazhariy.
2. Setiap manusia memiliki fitrah untuk mengakui kebenaran. Indera untuk
mencari kebenaran, akal untuk menguji kebenaran dan wahyu untuk menjadi
pedoman dalam menentukan mana yang benar dan mana yang tidak.
3. Keyakinan tidak boleh bercampur sedikit pun dengan keraguan.
4. Aqidah harus mendatangkan ketentraman jiwa. Artinya sesuatu keyakinan yang
belum dapat menentramkan jiwa berarti bukanlah aqidah
5. Menolak segala sesuatu yang berlawanan dengan kebenaran itu. Artinya
seseorang tidak akan bisa meyakini sekaligus dua hal yang bertentangan
6. Tingkat keyakinan (aqidah) seseorang tergantung kepada tingkat
pemahamannya terhadap dalil.

B. Ruang Lingkup Aqidah


Menurut Hasan al-Banna, ruang lingkup aqidah Islam meliputi:
1. Ilahiyyat, Yaitu pembahasan tentang segala sesuatu yang berhubungan dengan
Allah, seperti wujud Allah, sifat Allah, nama dan perbuatan Allah dan
sebagainya.
2. Nubuwwat, Yaitu pembahasan tentang segala sesuatu yang berhubungan
dengan Nabi dan Rasul, pembicaraan mengenai kitab-kitab Allah yang dibawa
para Rasul, mu’jizat, Rasul dan lain sebagainya.
3. Ruhaniyyat, Yaitu tentang segala sesuatu yang berhubungan dengan alam
metafisik seperti jin, iblis,syaitan,roh, malaikat dan lain sebagainya.

4
4. Sam’iyyat, Yaitu pembahasan tentang segala sesuatu yang hanya bisa diketahui
lewat sam’i, yakni dalil Naqli berupa Al-quran dan as-Sunnah seperti alam
barzkah, akhirat dan Azab Kubur, tanda-tanda kiamat, Surga Neraka dan
lainnya.
Selain yang tersebut di atas, `ruang lingkup aqidah boleh juga mengikuti
sistematika arkanul (rukun) iman, yaitu: 1) Iman kepada Allah Swt. 2) Iman kepada
malaikat-malaikat Allah. 3) Iman kepada kitab-kitab Allah. 4) Iman kepada Nabi dan
Rasul. 5) Iman kepada hari akhir. 6) Iman kepada qadha dan qadar Allah. (Gholib,
2016)

C. Sumber Sumber Aqidah


Sumber aqidah Islam adalah Al-Qur’an dan Sunnah artinya informasi apa saja
yang wajib diyakini hanya diperoleh melalui Al-Qur’an dan Al-Sunnah. Al-Qur’an
memberikan penjelasan kepada manusia tentang segala sesuatu. Firman Allah:

... Dan Kami turunkan kepadamu Al-Kitab (AlQur’an) untuk menjelaskan


segala sesuatu dan petunjuk serta rahmat, bagi orang-orang yang berserah diri (QS.
Al- Nahl/16: 89)

Ada beberapa sumber sumber aqidah ( Muliati, 2020 ) yaitu:


1. Al-Qur’an
Al-Qur'an adalah firman Allah swt yang diwahyukan kepada Nabi Muhammad
saw melalui perantara Malaikat Jibril. Al-Qur’an merupakan dasar pokok akidah Islam
yang paling utama. Al-Qur’an menjelaskan tentang segala hal yang ada di alam semesta
ini, dari yang jelas sampai hal yang ghaib termasuk masalah-masalah yang berkaitan
dengan ajaran pokok tentang keyakinan dan keimanan. Sedangkan dasar-dasar akidah
yang harus diimani oleh setiap muslim di antaranya QS an-Nisa/4 : 136

‫ِى أَنزَ َل ِمن‬


ٰٓ ‫ب ٱلَّذ‬ ِ ‫سو ِلِۦه َو ۡٱل‬
ِ ‫ڪتَ ٰـ‬ َ ‫ب ٱلَّذِى ن ََّز َل‬
ُ ‫علَ ٰى َر‬ ِ ‫سو ِلِۦه َو ۡٱل ِكتَ ٰـ‬ ِ َّ ِ‫يَ ٰـٰٓأَيُّ َہا ٱلَّذِينَ َءا َمنُ ٰٓواْ َء ِامنُواْ ب‬
ُ ‫ٱَّلل َو َر‬
)١٣٦( ‫ضلَ ٰـ َۢلَ بَ ِعيدًا‬ َ ‫ض َّل‬ َ ‫س ِلِۦه َو ۡٱليَ ۡو ِم ۡٱۡل َ ِخ ِر فَقَ ۡد‬ ِ َّ ِ‫قَ ۡب ُلۚ َو َمن يَ ۡكفُ ۡر ب‬
ُ ‫ٱَّلل َو َملَ ٰـٰٓ ِٕٮ َكتِِۦه َو ُكتُبِِۦه َو ُر‬

5
” Wahai orang-orang yang beriman, tetaplah beriman kepada Allah dan rasul-Nya dan
kepada kitab yang Allah turunkan kepada rasul-Nya, serta kitab yang Allah turunkan
sebelumnya. Barang siapa yang kafir kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-
kitab-Nya, rasul-rasul-Nya dan hari kemudian, maka sesungguhnya orang itu telah
sesat sejauh-jauhnya.”

2. Al-Hadits
Hadits adalah segala ucapan, perbuatan dan takrir (sikap diam) Nabi
Muhammad saw. Dalam agama Islam, ditegaskan bahwa hadits adalah hukum Islam
kedua setelah Al-Qur'an, baik sebagai sumber hukum dalam akidah ataupun dalam
segala persoalan hidup manusia. Hadits memiliki fungsi sebagai pedoman yang
menjelaskan masalah-masalah yang ditetapkan di dalam al-Qur’an yang masih bersifat
umum. Setidaknya ada tiga alasan bahwa Hadits merupakan pedoman aqidah Islam,
yaitu:
a. Hadits yang bersumber dari Nabi Muhamad saw, tidaklah semata-mata keluar
dari hawa nafsu. Akan tetapi semata-mata berasal dari wahyu Allah swt.
b. Firman Allah swt. QS. an-Najm/53 :3-5

)٥( ‫شدِيدُ ۡٱلقُ َو ٰى‬


َ ‫علَّ َمهُ ۥ‬ ٰٓ ٰ ‫ع ِن ۡٱل َه َو‬
َ )٤( ‫) ِإ ۡن ه َُو ِإ َّّل َو ۡحى يُو َح ٰى‬٣( ‫ى‬ َ ‫نط ُق‬
ِ َ‫َو َما ي‬

“Dan tidaklah mengucapkan dari hawa nafsu. Tetapi yang diucapkan tidak lain hanya
dari wahyu yang diwahyukan. Yang diajarkan kepadanya oleh Jibril yang sangat
kuat”.
Ayat tersebut berisi peringatan keras kepada orangorang yang masih meragukan
kebenaran Islam yang beliau sampaikan. Dengan adanya ayat tersebut, manusia
diharapkan untuk memercayai dengan sepenuh hati bahwa apa-apa yang diucapkan
oleh Rasulullah saw benarbenar berasal dari Allah swt, bahwa Rasulullah saw
memiliki sifat shidiq (benar).
c. Allah SWT telah memberi petunjuk kepada manusia agar mengakui kebenaran
yang disampaikan Rasulullah swt. Firman-Nya dalam Q.S. Al-Hasyr/59: 7

6
“…apa yang diberikan Rasul kepadamu, Maka terimalah. dan apa yang dilarangnya
bagimu, Maka tinggalkanlah. dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah
amat keras hukum annya.”
Apa yang disampaikan Rasulullah saw. kepada manusia adalah petunjuk hidup
dari Allah swt. Termasuk akidah Islam. Oleh karena itu, setiap orang yang mengaku
beriman kepada Rasul wajib mengikuti akidah yang diajarkan Rasulullah saw.
Sedangkan akal fikiran bukanlah merupakan sumber aqidah, dia hanya
berfungsi untuk memahami nashnash yang terdapat dalam kedua sumber tersebut dan
mencoba membuktikan secara ilmiah kebenaran yang disampaikan oleh Al-Qur’an dan
Al-Sunnah (jika diperlukan). Itupun harus didasari oleh semua kesadaran bahwa
kemampuan akal manusia sangat terbatas. Informasi mengenai pencipta alam ini dan
seisinya adalah dalil Allah yang hanya bisa diketahui melalui AlQur’an dan Al-Sunnah.
Manusia dengan akalnya semata tidak dapat mengetahui siapa yang meciptakan alam.
Akal manusia hanya dapat memikirkan keteraturan dan keseimbangan.
Sumber aqidah Islam adalah al-Qur’an dan as-sunnah. Artinya apa saja yang
disampaikan oleh Allah dalam alQur’an dan Rasulullah dalam sunnah-nya wajib
diimani, diyakini, dan diamalkan. Akal fikiran sama sekali bukan sumber aqidah Islam,
tetapi merupakan instrumen yang berfungsi untuk memahami nash-nash yang terdapat
dalam kedua sumber tersebut dan mencoba –kalau diperlukan– membuktikan secara
ilmiyah kebenaran yang disampaikan oleh al-Qur’an dan Sunnah. Itupun harus didasari
oleh suatu kesadaran penuh bahwa kemampuan akal sangat terbatas, sesuai dengan
terbatasnya kemapuan semua makhluk Allah.
Akal tidak akan mampu menjangkau masa’il ghaibiyah (masalah-masalah
ghaib), bahkan akal tidak akan sanggup menjangkau sesuatu yang tidak terikat oleh
ruang dan waktu. Misalnya, akal tidak mampu menunjukan jawaban atas pertanyaan
kekekalan itu sampai kapan? Atau akal tidak sanggup menunjukan tempat yang tidak
ada di darat atau di laut, di udara dan tidak dimana-mana. Karena kedua hal tersebut
tidak terikat oleh ruang dan waktu. Oleh sebab itu akal tidak boleh dipaksa memahami
hal-hal ghaib tersebut dan menjawab pertanyaan segala sesuatu tentang hal-hal ghaib
itu. Akal hanya perlu membuktikan jujurkah atau bisakah kejujuran si pembawa risalah

7
tentang hal-hal ghaib itu bisa dibuktikan secara ilmiyah oleh akal fikiran. Berkenaan
dengan peneyelidikan akal untuk menyakini aqidah Islam, terutama yang berkenaan
dengan hal-hal ghaib di atas, manusia dipersilahkan untuk mengarahkan pandangan
dan penelitianya kepada alam semesta ini, di bumi, di langit, dan rahasia-rahasia yang
tersimpan pada keduanya. ( Amri, dkk. 2018 )
Manusia diperintahkan untuk memperhatikan bagaimana langit ditegakan
tanpa tiang seperti yang kita lihat, dan bumi dihamparkan dan dibangun dengan suasana
yang teratur dan teguh dalam sebuah sistem yang saling berjalin berkelindan.
Penyelidikan akal yang mendalam pasti akan mengatakan dan meyakinkan, bahwa
alam ini mustahil tercipta dengan sendirinya dan timbul karena kekuatan-kekuatan
yang bertentangan satu sama lain, seperti keyakinan dalam naturalisme. Penyelidikan
akal secara cermat dapat melahirkan pengakuan mutlak bahwa semua alam semesta
yang teratur, rapi, dan berjalan menurut hukum yang tetap dan tak berubah-ubah
mensyaratkan ada penciptanya, pengatur dan pemeliharanya. Oleh karena itu, al-
Qur’an berkali-kali menganjurkan dan memberikan petunjuk ke arah penyelidikan
dalam menetapkan aqidah dengan cara demikian. ( Amri,dkk. 2018 )

8
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Aqidah Islam, yang merupakan pokok-pokok ajaran agama, terdiri dari
keyakinan mendalam terhadap Tuhan, malaikat, nabi, dan hari kiamat. Pengertian
aqidah mencakup landasan dasar keimanan yang harus diyakini oleh setiap Muslim.
Ruang lingkup aqidah Islam meliputi tidak hanya aspek keyakinan pribadi tetapi juga
penerapan nilai-nilai tersebut dalam tindakan moral dan hubungan sosial sehari-hari.
Aqidah berfungsi sebagai panduan dalam membentuk karakter dan etika individu serta
mempengaruhi interaksi sosial.
Sumber-sumber aqidah Islam terdiri dari Al-Qur'an, Hadis, ijma' (konsensus
ulama), dan qiyas (analogi). Al-Qur'an sebagai sumber utama memberikan ajaran
dasar tentang aqidah, sementara Hadis menjelaskan penerapan praktis dari ajaran
tersebut. Artinya apa saja yang disampaikan oleh Allah dalam alQur’an dan Rasulullah
dalam sunnah-nya wajib diimani, diyakini, dan diamalkan.

B. Saran
Disarankan agar umat Islam memperdalam pemahaman mereka tentang aqidah
melalui studi Al-Qur'an dan Hadis secara mendalam dan diharapkan agar prinsip-
prinsip aqidah tidak hanya dipahami secara teoritis tetapi juga diterapkan dalam
kehidupan sehari-hari. Perlu adanya pemanfaatan sumber-sumber ilmiah dan tafsir
ulama yang terpercaya untuk memahami dan menerapkan ajaran aqidah. Ini akan
membantu dalam menjawab berbagai tantangan dan perubahan zaman dengan tetap
berpegang pada ajaran agama yang sahih.

9
DAFTAR PUSTAKA

Amri, Muhammad., La Ode Ismail Ahmad., Muhammad Rusmin, M.Pd.I. Aqidah


Akhlah.2018
Gholib, Achmad. Akidah Akhlak Dalam Perspektif Islam. Jakarta, FITK UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta. 2016
Hanafi, Ahmad. Teologi Islam (IlmuKalam). BulanBintang. Jakarta: 2001
Muliati. Ilmu Akidah, IAIN Parepare Nusantara Press.2020.

10

Anda mungkin juga menyukai