Tugas Tambahan PK - Jovanis Adhylia - G1a021127
Tugas Tambahan PK - Jovanis Adhylia - G1a021127
Tugas Tambahan PK - Jovanis Adhylia - G1a021127
G1A021127
Parameter Laboratorium
Penegakan Diagnosis dan
Klasifikasi Anemia
Anemia adalah keadaan berkurangnya jumlah eritrosit atau hemoglobin (protein
pembawa O2) dari nilai normal dalam darah sehingga tidak dapat memenuhi fungsinya
untuk membawa O2 dalam jumlah yang cukup ke jaringan perifer sehingga pengiriman O2
ke jaringan menurun (Chapparov & Suchdev, 2019). Tingkat Prevalensi anemia di Indonesia
masih cukup tinggi. Dengan hasil yang menyatakan bahwa angka prevalensi anemia secara
nasional pada semua kelompok umur berjumlah 21,70 % (Priyanto, 2018).
Untuk kalsifikasi jenis yang didasarkan oleh morfologi eritrositnya, terdapat 3 macam
jenis anemia. Yaitu : anemia hipokromik mikrositik, anemia normokromik normositik dan
anemia makrositik. Kebutuhan akan zat pembentuk eritrosit dapat meningkat sehingga
gejala anemia dapat mucul dan menjadi penyebab adanya anemia. Faktor-faktor tersebut
antara lain: adanya pertumbuhan, menstruasi (sehingga jumlah kadar eritrosit pada Wanita
dewasa dengan pria berbeda), malabsorpsi zat besi, reaksi imun dan adanya perdarahan.
(Sutanegara, 2022)
Untuk mendiagnosis anemia, diperlukan beberapa tes diagnostik, seperti Tes Darah
Lengkap (TDL) yang berisi Tes hemoglobin, eritrosit, leukosit, Tes ferritin, serta Tes
Transferrin. Berikut ini tata cara pemeriksaan hemoglobin yang mana menjadi tolak ukur
utama dalam penegakan diagnosis anemia:
• Pemeriksaan HB (Hemoglobin)
Hemoglobin adalah suatu metaloprotein yaitu protein yang
mengandung zat besi di dalam sel darah merah yang berfungsi sebagai
pengangkut oksigen dari paru-paru keseluruh tubuh (Fitriany & Saputri,
2018). pemeriksaan Hb, dengan kadar normal pada Wanita dewasa berkisar
antara 12-16 g/dL, sementara pada pria dewasa berkisar antara 14-18 g/dL.
Adanya perubahan kadar hemoglobin yang berkurang pada tiap sel, ukuran
eritrosit menjadi lebih kecil. Perubahan morfologi ini paling sering tampak
beriringan dengan berkurangnya mean corpuscular volume (MCV) dan mean
corpuscular hemoglobin (MCH) pada pemeriksaan indeks eritrosit. (Hoffman
et al., 2018)
Terdapat beberapa metode pengukuran hemoglobin. Namun yang
dapat dengan mudah digunakan secara langsung dan dilakukan dalam skala
besar ialah metode Tallquis POCT (Point of Care Testing). POCT merupakan
metode pemeriksaan sederhana menggunakan sampel dalam jumlah sedikit,
mudah, cepat, serta efektif untuk dilakukan di daerah-daerah dengan jumlah
fasilitas Kesehatan, Dimana pengukuran hanya menggunakan strip test.
Pengambilan sampel darah responden diletakkan pada strip Hb kemudian
strip Hb tersebut dimasukkan pada alat Cek Hb, maka secara otomatis nilai
kadar Hb akan terdeteksi pada alat pemeriksaan. Meskupun cara
pemeriksaan dengan metode Tallquis pun belum tentu akurat dibandingkan
metode Sahli ataupun metode Cyanmet-hemoglobin. (Nidianti et al., 2019)
Chaparro CM, Suchdev PS. 2019. Anemia epidemiology, pathophysiology, and etiology in low-
and middle-income countries. Ann. N. Y. Acad. Sci. 1450(1):15–31.
Fitriany, J., & Saputri, A. I. (2018). Anemia Defisiensi Besi. Jurnal Averrous, 4(2)
Hoffman, Et Al. Hematology: Basic Principles and Practice. 7th Ed. Elseiver. 2018.
Nidianti E, Nugraha G, Aulia IAN, Syadzila SK, Suciati SS, Utami ND. 2019. Pemeriksaan Kadar
Hemoglobin dengan Metode POCT (Point of Care Testing) sebagai Deteksi Dini
Penyakit Anemia Bagi Masyarakat Desa Sumbersono, Mojokerto. J. Surya Masy.
2(1):29.
Priyanto, L. D. (2018). The Relationship of Age, Educational Background, and Physical Activity on
Female Students with Anemia. Jurnal Berkala Epidemiologi, 6(2), 139.
Sutanegara KDP. 2022. Anemia Aplastik: dari Awitan hingga Tatalaksana. Unram Med. J.
11(3):1094–1099.