Tugas 3 Karil Herda Revisi Semangattt
Tugas 3 Karil Herda Revisi Semangattt
Tugas 3 Karil Herda Revisi Semangattt
Herda1)
Devy Nurmayanti2)
1)
Mahasiswa Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan Universitas Terbuka
2)
Dosen Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Fakultas keguruan dan Ilmu
Pendidikan Universitas Terbuka
E-mail :(herdapasang61@gmail.com)
( devydhepi@gmail.com)
ABSTRAK
Tujuan penelitian ini adalah untuk mencari solusi rendahnya prestasi belajar siswa di ke
las IV yang disebabkan oleh penggunaan strategi pembelajaran yang tidak tepat oleh guru. Hal i
ni perlu diperbaiki karena dapat menurunkan motivasi siswa saat proses pembelajaran. Ujian in
i diarahkan di SDN 4 Nanggala dengan menggunakan pendekatan penelitian kegiatan wali kelas
yang meliputi dua siklus, setiap siklus meliputi tahap persiapan, pelaksanaan, persepsi dan refle
ksi. Perbaikan perencanaan siklus berikutnya didasarkan pada refleksi. Informasi penelitian dip
eroleh melalui lembar persepsi dan tes hasil belajar pada siklus I dan siklus II, dengan Ukuran
Klimaks Terkecil (KKM) yang ditetapkan sebesar 70%. Informasi tersebut kemudian dijabarkan
dengan sangat memukau. Hasil eksplorasi menunjukkan bahwa pelaksanaan model ekshibisi ber
hasil mengembangkan lebih lanjut hasil belajar matematika siswa dan mencapai KKM, dengan t
araf 87,5% pada siklus I dan 100 persen pada siklus II. Mengingat tingkat mental klasifikasi Ilmi
ah Blossom, siswa dapat mengingat dan mengulangi data dan memahami ide-ide numerik sepert
i tabel dan diagram. Untuk meningkatkan hasil belajar siswa, disarankan agar model demonstra
si konsisten digunakan dalam pembelajaran matematika di sekolah dengan jumlah siswa yang se
banding.
PENDAHULUAN
Belajar merupakan suatu proses aktif yang melibatkan penerimaan, pemahaman, dan
penerapan informasi atau keterampilan baru untuk mengembangkan pengetahuan, keterampilan,
dan pemahaman seseorang terhadap suatu subjek atau keahlian. Proses belajar ini melalui suatu
pengalaman secara individu.Melalui interaksi ini, individu dapat mengembangkan pemahaman
yang lebih baik, mengubah sikap, atau meningkatkan keterampilan mereka (Sutikno, 2013).
Belajar secara psikologis melibatkan proses mental kompleks yang meliputi penerimaan,
pemahaman, penyimpanan, dan penggunaan informasi, serta interaksi dinamis antara faktor
kognitif, emosional, dan perilaku untuk mencapai pemahaman dan adaptasi yang optimal. Dalam
konteks ini, belajar dapat dianggap sebagai pemahaman baru pengalaman. Perubahan tingkah
laku ini dapat meliputi perubahan dalam cara individu berpikir, merasakan, dan bertindak
(Mukhtar, 2015). Karena pada hakikatnya, mengajar adalah suatu bentuk interaksi komunikatif
yang melibatkan penyampaian informasi, pengembangan pemahaman, pendorong motivasi, serta
pembentukan pola pikir dan perilaku siswa, dengan memanfaatkan prinsip-prinsip psikologis
guna mencapai tujuan pembelajaran yang efektif dan berkelanjutan.
Belajar dapat dikatakan sebagai proses, artinya belajar mempunyai proses intelektual
fisik dan mental yang mengubah tingkah laku siswa. Kegiatan tersebut dapat dilakukan selama
kegiatan dengan melihat, melakukan, mengamati, memecahkan masalah, mendegarkan dll.
Menurut Gagne (dalam Anita 2022). Menurut teori Ausubel (dalam Gatot Muhsetyo, 2014),
melalui pembelajaran matematika, kita belajar untuk menganalisis situasi, mengidentifikasikan
pola dan mengembangkan strategi untuk menyelasaikan masalah. Menurut Arifuddin et al (2017)
Matematika adalah disiplin ilmu yang mengkaji struktur, ruang, besaran, dan perubahan, serta
menggunakan logika dan deduksi untuk menyusun pola dan hubungan matematis. Melibatkan
konsep-konsep seperti angka, rumus, dan teorema, matematika memberikan kerangka kerja
untuk pemecahan masalah, pengembangan model, dan pemahaman fenomena alam dan sosial.
Sebagai bahasa universal, matematika menjadi alat esensial dalam penelitian ilmiah, teknologi,
dan banyak bidang lainnya, memungkinkan kita untuk menggambarkan, memprediksi, dan
memahami fenomena kompleks di sekitar kita. Pembelajaran matematika memberikan
kemampuan kritis berpikir, pemecahan masalah, dan pemahaman logis yang esensial untuk
menghadapi tantangan intelektual dalam berbagai disiplin ilmu. Selain itu, matematika juga
berperan penting dalam pengembangan keterampilan analitis, model konseptual, dan penerapan
teknologi, membekali individu dengan alat yang diperlukan untuk berkontribusi dalam
masyarakat modern yang semakin kompleks. Kemampuan-kemampuan tersebut menjadi sangat
penting agar peserta didik mampu memperoleh, mengelola, dan memanfaatkan informasi untuk
beradaptasi dalam situasi yang selalu berubah, tidak pasti, dan penuh kompetisi, sesuai dengan
PAGE \* MERGEFORMAT 12
perkembangan zaman yang dinamis. Meskipun Pembelajaran Matematika memiliki peran kunci
dalam kurikulum pendidikan, namun seringkali siswa menghadapi kesulitan dalam memahami
konsep-konsep matematika dan mengaplikasikannya untuk menyelesaikan masalah. Ini
merupakan tantangan yang dihadapi siswa dan diharapkan oleh diri mereka sendiri, orang tua,
guru, serta masyarakat secara umum. Menurut Lailiyah & Setyawan (2022). Pembelajaran
matematika di Sekolah Dasar (SD) bertujuan untuk mengembangkan pemahaman konsep
matematika, keterampilan berhitung, dan penerapan pengetahuan dalam kehidupan sehari-hari.
Melalui pendekatan yang berorientasi pada pemahaman konsep, siswa diajak untuk memahami
dasar-dasar matematika dengan cara yang konkret dan relevan. Selain itu, tujuan pembelajaran
matematika di SD juga mencakup pengembangan keterampilan berpikir logis, kemampuan
memecahkan masalah, serta pembentukan pola pikir analitis. Dengan membangun dasar
matematika yang kokoh pada tingkat SD, siswa akan lebih siap menghadapi tingkat pendidikan
yang lebih tinggi dan menerapkan konsep matematika dalam kehidupan sehari-hari serta dalam
berbagai konteks di masa depan. Kurang tepatnya guru dalam menggunakan metode
pembelajaran akan berdampak pada peserta didik. Sari & Sari (2021) dalam penelitiannya
bertujuan untuk mengetahui pengaruh metode demontrasi terhadap hasil matematika siswa SD.
Metode demontrasi adalah metode pembelajaran di mana guru memberikan contoh tentang
konsep atau keterampilan yang akan dipelajari oleh siswa, guru memberikan contoh dan
langkah-langkah yang jelas kepada siswa. Metode ini bertujuan untuk membantu siswa
mengingat dan memahami konsep atau keterampilan dengan melihat contoh yang diberikan oleh
guru.
Penelitian sebelumnya berjudul "Pengaruh Metode Demonstrasi Terhadap Hasil Belajar
pada Pembelajaran Matematika di SDN Banyubunih 1" oleh Angel Anastasia Kristianty Saragih
(2023) melibatkan observasi di dalam kelas dan kegiatan belajar mengajar menggunakan metode
demonstrasi, model spiral, dan pendekatan proses. Desain penelitian ini mengadopsi metode
Kemmis dan McTaggart, yang terdiri dari empat tahap, yaitu perencanaan (planning), tindakan
(acting), pengamatan (observing), dan refleksi (reflecting).
Hasil belajar pada siklus I menunjukkan rata-rata hasil belajar sebesar 62,38 dengan
presentase ketuntasan belajar sebesar 71,42%. Sementara itu, pada siklus II, terjadi peningkatan
hasil belajar dengan rata-rata mencapai 77,61 dan presentase ketuntasan belajar meningkat
menjadi 92,23%. Kesimpulan dari penelitian ini adalah bahwa penggunaan metode demonstrasi
dalam pembelajaran matematika mampu memberikan peningkatan hasil belajar siswa kelas I di
PAGE \* MERGEFORMAT 11
SDN Banyubunih 1..
Tujuan penelitian ini adalah untuk mencari solusi rendahnya prestasi belajar siswa di kel
as IV yang disebabkan oleh penggunaan strategi pembelajaran yang tidak tepat oleh guru. Hal in
i perlu diperbaiki karena dapat menurunkan motivasi siswa saat proses pembelajaran. Ujian ini
diarahkan di SDN 4 Nanggala dengan menggunakan pendekatan penelitian kegiatan wali kelas y
ang meliputi dua siklus, setiap siklus meliputi tahap persiapan, pelaksanaan, persepsi dan reflek
si. Perbaikan perencanaan siklus berikutnya didasarkan pada refleksi. Kedua, penelitian Neni Sar
iningtyas tahun 2019 berjudul “Penerapan Metode Demonstrasi untuk Meningkatkan Prestasi B
elajar Matematika Siswa Kelas IV B SDN 01 Pandean Kota Madiun” menunjukkan bahwa guru be
rhasil meningkatkan proses pembelajaran matematika, terbukti dengan adanya peningkatan ke
mampuan belajar siswa. kegiatan selama proses tersebut. Hasil pembelajaran juga mengalami p
eningkatan yang signifikan setiap kali tindakan dilakukan. Sebelum kegiatan ini, rata-rata nilai uji
an siswa hanya mencapai 64,86 atau 34,48%, dengan hanya 10 dari 29 siswa yang berhasil meny
elesaikan penyelidikannya. Setelah melaksanakan teknik pertunjukan pada siklus I, nilai rata-rat
a meningkat menjadi 72,72 atau 58,62%, dengan 17 dari 29 siswa menyelesaikan ujiannya. Pada
siklus II terjadi peningkatan lebih lanjut, dengan rata-rata nilai mencapai 88,41 atau 93,10% sisw
a yang tuntas ujiannya. Jumlah peningkatan pencapaian prestasi dari pra kegiatan ke siklus II me
ncapai 23,55, dan terjadi peningkatan pencapaian sebesar 58,62% dari pra kegiatan ke siklus II.
Dalam penelitian ini, kami mengembangkan keterampilan analisis situasi, pengenalan po
la, dan desain pemecahan masalah dalam konteks pendidikan matematika. Menurut Marwatan
(2022), rendahnya prestasi belajar matematika diduga disebabkan oleh teknik pembelajaran yan
g tidak tepat yang digunakan oleh para pendidik, khususnya dalam menyampaikan materi IPA. B
eberapa pendidik masih mengandalkan metode pengajaran tradisional seperti ceramah, yang d
apat berdampak negatif pada hasil belajar siswa. Oleh karena itu, untuk meningkatkan keterliba
tan siswa dalam proses pembelajaran, guru harus memahami dan menerapkan berbagai strateg
i pembelajaran. Arifuddin & Arrosyid (2017) menekankan bahwa matematika sebaiknya diperke
nalkan kepada anak sejak usia dini karena merupakan mata pelajaran yang berpotensi mengem
bangkan pola berpikir terstruktur dan logis. Siswa hendaknya mampu menerapkan pengetahuan
matematikanya pada permasalahan sehari-hari dengan belajar mengasosiasikan dan memahami
hubungan antara berbagai konsep matematika. Namun, muncul pergeseran dalam kemampuan
guru dalam menyampaikan materi numerik yang unik, sehingga siswa mengalami kesulitan dala
m memahaminya.
PAGE \* MERGEFORMAT 12
Berdasarkan hasil observasi dalam penelitian tindakan kelas untuk meningkatkan hasil
belajar siswa di kelas IV SD Negeri 4 Nanggala, Kecamatan Nanggala, Kabupaten Toraja Utara,
ditemukan beberapa permasalahan. Beberapa siswa terlihat kurang aktif dan kurang semangat
dalam mengikuti materi yang disampaikan. Sebagian siswa bahkan terlihat tertidur di meja, ada
yang mengganggu teman belajar, dan beberapa siswa keluar masuk ruangan selama proses
pembelajaran berlangsung. Kondisi ini memiliki dampak yang signifikan terhadap pencapaian
Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang telah ditetapkan sebesar 70. Penyebab utama dari
permasalahan tersebut adalah metode pembelajaran matematika kelas IV SDN 4 Nanggala Toraja
Utara yang umumnya menggunakan metode ceramah, pemberian tugas, dan tanya jawab.
Metode tersebut dianggap kurang sesuai dengan kondisi sekolah dan karakteristik anak-anak,
sehingga menyebabkan kebosanan dan kurangnya konsentrasi siswa. Oleh karena itu, tugas yang
diberikan kepada peserta didik sering kali memiliki hasil yang rendah, sehingga tujuan
pembelajaran tidak tercapai dan jauh dari harapan yang diinginkan.
Dalam penelitian ini, kami mengembangkan keterampilan analisis situasi, pengenalan po
la, dan desain pemecahan masalah dalam konteks pendidikan matematika. Menurut Marwatan
(2022), rendahnya prestasi belajar matematika diduga disebabkan oleh teknik pembelajaran yan
g tidak tepat yang digunakan oleh para pendidik, khususnya dalam menyampaikan materi IPA. B
erdasarkan evaluasi yang telah dilakukan, metode demonstrasi merupakan suatu strategi pengaj
aran dimana seorang guru memberikan arahan langsung kepada siswa. Menurut Sukerti (2021),
metode demonstrasi melibatkan penyajian bahan pelajaran kepada siswa dengan mendemonstr
asikan suatu proses, situasi, atau objek yang nyata atau imitatif, sering kali disertai dengan penje
lasan lisan. Senada dengan Cut Rina dkk. ( Agar siswa dapat memahami suatu peristiwa atau obj
ek dalam kehidupan nyata atau melalui simulasi, maka metode demonstrasi (2020) diartikan seb
agai proses yang menjelaskan bagaimana hal tersebut dapat ditunjukkan dalam perilaku. Siswa j
uga dapat bekerja sama untuk menganalisis situasi sosial, khususnya yang melibatkan interaksi i
nterpersonal, dengan menggunakan pendekatan ini Hoerudin (2023) menyatakan bahwa teknik
pameran adalah suatu pendekatan pertunjukan yang memberitahukan kepada siswa cara terbai
k untuk menyelesaikan suatu tugas atau gagasan yang diajarkan. siswa. Siswa dapat menguasai
konsep-konsep matematika, menerapkannya pada situasi yang relevan, dan mengembangkan ke
terampilan analisis mereka setelah mereka memahami konsep melalui demonstrasi. Untuk setia
p tingkat kognitif, berikut adalah contoh indikator penilaian berbasis Taksonomi Bloom: tingkat
PAGE \* MERGEFORMAT 11
pengetahuan; tingkat pemahaman ; tingkat penerapan; tingkat analisis; tingkat evaluasi; dan tin
gkat penciptaan.. Pelaksanaan pada tahapan ini yaitu praktek pembelajaran nyata berdasarkan
rencana tindakan yang telah dilakukan sebelumnya untuk memperbaiki keadaan atau kegiatan
pembelajaran di kelas sesuai dengan yang diharapkan. Demontrasi juga dapat membantu siswa
dalam menganalisis masalah matematika diharapkan model pembelajaran demonstrasi dalam
upaya meningkatkan hasil proses pembelajaran matematika siswa kelas IV SD 4 Nanggala
kabupaten Toraja Utara dapat memberikan solusi dalam perbaikan pembelajaran sehingga mutu
sekolah lebih meningkat. Berdasarkan permasalahan yang telah dijelaskan sebelumnya, rumusan
masalah penelitian ini adalah "Bagaimana usaha untuk meningkatkan hasil belajar matematika
siswa kelas IV di SD Negeri 4 Nanggala, Kecamatan Nanggala, melalui penerapan model
pembelajaran demonstrasi?". Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan bagaimana
penerapan model pembelajaran demonstrasi dapat meningkatkan hasil belajar matematika siswa
kelas IV di SD Negeri 4 Nanggala, Kecamatan Nanggala, Kabupaten Toraja Utara.
Berdasarkan analisis di atas dalam proses pembelajaran akan di gunakan metode
demontrasi dan diharapkan model pembelajaran ini dapat meningkatkan ketuntasan belajar
siswa dalam pembelajaran matematika khususnya kelas IV SDN 4 Nanggala Kecamatan
Nanggala Toraja Utara. Hal tersebut agar dapat merubah pola pokir dalam perbaikan
pembelajaran sehingga mutu sekolah dapat berkembang
METODE :
Subjek penjajakan ini adalah siswa kelas 4 SD Negeri 4 Nanggala Rezim Toraja Utara tahun pelajar
an 2023/2024 yang berjumlah 20 siswa. Ujian dilaksanakan pada bulan Oktober sampai November 2
023. Interaksi ujian ini mengikuti strategi Eksplorasi Kegiatan Wali Kelas (PTK) berdasarkan model yan
g dikemukakan oleh Kemmis dan McTaggart (2013). Model ini terdiri dari empat tahap, khususnya pe
rsiapan, kegiatan, persepsi, dan refleksi. Setiap siklus dilakukan berturut-turut dalam beberapa perte
muan. Pada tahap penyusunan, pemeriksaan ini menyempurnakan rencana pelaksanaan pembelajar
an dengan menggunakan model pembelajaran pameran. Siswa diperlihatkan suatu konsep, keteram
pilan, atau prosedur secara langsung oleh instruktur dalam metode demonstrasi ini. Perencanaan ad
alah tentang membuat demonstrasi yang baik, menggunakan metode yang baik, dan memilih indikat
or penilaian yang tepat untuk mengukur apa yang dipelajari siswa.
Peneliti mengamati setiap aktivitas guru dan siswa, dimulai dari awal melalui observasi. Pengum
pulan informasi terjadi bersamaan dengan penelitian dalam pengalaman yang berkembang. Strategi
PAGE \* MERGEFORMAT 12
pemeriksaan informasi yang digunakan adalah prosedur penyelidikan informasi subjektif yang jelas.
Dengan menggunakan metode demonstrasi aktivitas siswa dan mengerjakan soal sebelum dan sesud
ah tes, teknik analisis kualitatif digunakan untuk menggambarkan proses pembelajaran. untuk meng
gambarkan ciri-ciri, pola, dan hubungan data yang dikumpulkan secara jelas dan ringkas. Persamaan
berikut digunakan siswa belajar matematika untuk melihat hasil analisis data kualitatif.
a.
b. × 10
Kerangka berpikir
Siklus I menggunakan
Guru menggunakan metode metode demonstrasi
Tindakan demontrasi dan melakukan tanya
jawab
PAGE \* MERGEFORMAT 11
tas siswa dan guru, yang diamati melalui pengumpulan data observasi. Data tersebut dikumpulka
n dengan membandingkan skor nilai pada setiap siklus dengan Kriteria Ketuntasan minimal yang
telah ditetapkan oleh SD Negeri 4 Nanggala, yaitu ≥70. Selanjutnya, hasil penilaian dikonfirmasi
ke dalam kategori sangat baik (85%-100%), baik (70%-84%), cukup baik (55%-69%), kurang (4
6%-54%), sangat kurang (0%-45%). Teknik analisis yang digunakan disebut analisis deskriptif k
uantitatif dengan teknik presentase sebesar 70%.
Persentase ini digunakan sebagai tolok ukur untuk menilai kelebihan dan kekurangan sela
ma berlangsungnya proses pembelajaran, memungkinkan guru untuk meningkatkan mutu pembe
lajaran dari pertemuan sebelumnya. Selain itu, informasi mengenai kategori persentase pelaksana
an pembelajaran menggunakan model demonstrasi dapat ditemukan dalam tabel berikut:
Tabel 1. Klasifikasi hasil belajar siswa.
NILAI KATEGORI
85% - 100% Sangat baik (SB)
70% - 84% Baik (B)
55% - 69% Cukup (C)
46% - 54% Kurang (K)
0% - 45% Sangat kurang (SK)
PAGE \* MERGEFORMAT 12
1.Siklus 1
Pada tahapan ini, peneliti mendapatkan hasil belajar saat melakukan PTK pada siklus 1
dengan KKM 70. Berikut adalah hasil belajar pada siklus 1 .
Tabel 2. Hasil Evaluasi belajar siklus 1
No INDIKATOR KETERANGAN
1. Nilai teireindah 45
2. Nilai teirtinggi 80
3. Juimlah Nilai 1230
4. Nilai rata-rata 61,5
5. Banyaknya siswa deingan nilai ≥ 70 17
6. Banyaknya siswa deingan nilai < 70 3
7. Prseintasei siswa deingan nilai ≥ 70 12,5%
8. Prseintasei siswa deingan nilai < 70 87,5 %
2.Siklus II
Pada tahap ini, peneliti memperoleh hasil belajar saat melaksanakan Penelitian Tindakan Kelas
PAGE \* MERGEFORMAT 11
(PTK) pada siklus 2 dengan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) sebesar 70. Berikut ini adalah
hasil belajar yang dicapai pada siklus 2..
1 Nilai 48 61,5 78
Dapat di gambarkan dari tabel di atas bahwa 3 siswa 17 siswa yaitu 12,5% menerima sko
r 70 atau lebih dalam evaluasi sebelum meningkatkan studi mereka.Pertumbuhan tersebut ada pa
da pertumbuhan pembelajaran siklus 1 .Dari siswa yang memperoleh minimal 70 poin pada perio
de pembelajaran dan pengembangan kedua terdapat 17 siswa ,yaitu 87,5 70 atau lebih , 20 siswa
yaitu 100%. Rata-rata meningkat secara signifikan, sebelum siklus rata-rata 48,rata-rata siklus 1
adalah 61,5,dan rata-rata hasil belajar siklus II adalah 78
Beirdasarkan hasil teis sikluis II teiruingkap bahwa 3 siswa meindapat nilai sangat baik (SB)
dan 17 siswa meindapat nilai baik (B) pada kuiis teirseibuit. Siswa deingan nilai sangat baik akan
meineirima 1 hadiah. Hasil beilajar sikluis II dinyatakan tuintas kareina seimuia siswa meimahami
tuijuian peimbeilajaran yang dibeirikan dan hasil eivaluiasi meinuinjuikkan hasil beilajar yang leibih
baik dari rata-rata yaitui. baik dan sangat baik. Eivaluiasi sikluis I dan II meinuinjuikkan keimajuian
yang signifikan. Hal ini meinuinjuikkan bahwa rata-rata sikluis I beirada pada kateigori cuikuip yaitu
61,5 mengalami peiningkatan pada sikluis II beirada pada kateigori sangat baik yaitu 78. Hal ini
meinuinjuikkan peintingnya peineirapan meitodei teirteintui dalam keihiduipan seihari-hari siswa dan
peintingnya peimbeirian peinghargaan keipada siswa deingan nilai teirbaik uintuik meiningkatkan
preistasi siswa. Oleih kareina itui, hasil beilajar siswa meiningkat pada seitiap sikluisnya apabila
diteirapkan modeil peimbeilajaran demontrasi .
Berikut ini merupakan hasil nilai teirbaik uintuik meiningkatkan preistasi siswa yang
diperoleh kualitatif deskriptif proses belajar matematika kelas IV menurut Taksonomi Bloom
untuk nilai siklus sebagai berikut
1. Mengingat (C1) siswa dapat menyebutkan kembali dan mengidentifikasi fakta-
fakta matematika seperti mengingat lambang bilangan romawi
2. Memahami (C2) memberikan kesempatan kepada siswa untuk berpikir
kritis,mengajukan pertanyaan seperti apa hubungan bilangan romawi dengan
kehidupan sehari-hari
Keberhasilan peningkatan hasil belajar siswa pada mata pelajaran bahasa matematika yang
meningkat pada setiap siklus dapat diperhatikan pada grafik berikut:
PAGE \* MERGEFORMAT 11
presentase Nilai
90
78 80
100%
70
62
60
50
40
85%
30
20
10
0
Siklus I Siklus II
Dari grafik yang terlihat, dapat disimpulkan bahwa penerapan model pembelajaran
demonstrasi pada materi matematika di kelas IV SD Negeri 4 Nanggala Kecamatan Nanggala
telah dilaksanakan dengan baik. Peningkatan metode demonstrasi dalam pembelajaran
matematika di SD tercermin dari adopsi strategi inovatif, keterlibatan aktif siswa, dan respon
yang efektif terhadap kebutuhan individu. Penerapan teknik pengajaran yang kreatif, seperti
permainan edukatif atau eksperimen praktis, memberikan pengalaman belajar yang menarik
dan mudah dipahami. Selain itu, pendekatan yang responsif terhadap pemahaman siswa
memastikan bahwa setiap siswa mendapatkan dukungan yang sesuai, hasil secara keseluruhan
menggunakan metode demonstrasi yang melibatkan partisipasi aktif siswa, dengan
memanfaatkan alat peraga bilangan. Melalui pendekatan ini, siswa dapat memecahkan masalah
matematika melalui bantuan alat peraga. Hasilnya menunjukkan perbaikan nilai rata-rata hasil
belajar siswa dari Siklus I ke Siklus II, mencapai 87,5%. Peningkatan ini mencerminkan
kemajuan dalam pemahaman dan penguasaan materi pembelajaran oleh siswa.
SIMPULAN:
Sesuai dengan tindakan penelitian diatas menunjukkan bahwa penggunaan model
pembelajaran demonstrasi efektif dalam meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran
matematika di kelas IV SD Negeri 4 Nanggala. Peningkatan ini dapat diamati dari tingkat
kognitif taksonomi Bloom, di mana siswa dapat mengingat dan mengulangi informasi
matematika serta memahami konsep matematika seperti tabel dan grafik. Pada siklus I, rata-rata
PAGE \* MERGEFORMAT 12
nilai siswa hanya mencapai 45, dengan tingkat ketuntasan belajar 48% dan ketidak-tuntasan
belajar 58%, menunjukkan belum tercapainya indikator keberhasilan yang diharapkan. Namun,
pada siklus II terjadi peningkatan, dengan 17 dari 20 siswa menjawab pertanyaan dengan baik.
Rata-rata kelas mencapai 70, dan presentase ketuntasan belajar mencapai 87,5%. Hasil belajar
siswa berkualifikasi cukup pada siklus I, meningkat menjadi baik pada siklus II..
SARAN
Beirdasarkan hasil peineilitian tindakan seikolah dan keisimpuilan yang dicapai, maka
peineiliti meimbeirikan saran yaitu, model demontrasi dapat diterapkan secara konsisten dalam
pembelajaran matematika di sekolah. Setelah menjelaskan konsep matematika ,berikan siswa
kesempatan untuk berlatih dengan soal-soal yang relevan. Ini akan membantu mereka
mengaplikasikan konsep yang telah dipelajari.
DAFTAR PUSTAKA
Arifuddin, A., Maufur, S., dan Farida. (2018). Pengaruh Penerapan Alat Peraga Puzzle dengan
Menggunakan Metode Demonstrasi Terhadap Motivasi Belajar Siswa Pada Pembelajaran
Matematika di SD/MI. Jurnal Ilmiah Sekolah Dasar, 2(1), 10-17.
Arifuddin, A., & Arrosyid, S. R. (2017). Pengaruh Metode Demonstrasi Dengan Alat Peraga
Jembatan Garis Bilangan Terhadap Hasil Belajar Matematika Materi Bilangan Bulat. Al
Ibtida: Jurnal Pendidikan Guru MI, 4(2), 165-178.
Hoerudin, C. W. (2023). Pengaruh Metode Demonstrasi Terhadap Hasil Belajar Siswa Kelas 5
B. Jurnal Ilmu Pendidikan (ILPEN), 2(1), 52-64..
Endayani, T. B., Rina, C., & Agustina, M. (2020). Metode Demonstrasi Untuk Meningkatkan
Hasil Belajar Siswa. Al-Azkiya: Jurnal Ilmiah Pendidikan MI/SD, 5(2), 150-158..
Lailiyah, R., & Setyawan, A. (2022). Peningkatan Hasil Belajar Matematika Menggunakan
Metode Demonstrasi Di Kelas II SDN Karanganyar I Kabupaten Pasuruan. Educenter:
Jurnal Ilmiah Pendidikan, 1(7), 714-718..
Marwatan, M. (2022). Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Matematika Peserta Didik pada
Materi Pecahan Nilai Uang Melalui Metode Demonstrasi di Kelas II SDN 146/X Tanjung
Solok. Journal on Education, 4(2), 437-447.
Sari, D. P., & Sari, N. (2021). Pengaruh Metode Demonstrasi dan Metode Drill Terhadap Hasil
Belajar Matematika di SD Cenderawasih 2 Jakarta. Statmat: Jurnal Statistika dan Matem
atika, 3(1), 12-18..
Sariningtyas, N. (2019). Penerapan Metode Demonstrasi Untuk Meningkatkan Prestasi Belajar
Matematika Pada Siswa Kelas IV B SDN 01 Pandean Kota Madiun. Jurnal Edukasi
Gemilang, 4(1), 40-47.
Sukerti, N. N. (2021). Penerapan Metode Demonstrasi Berbantuan Media Sederhana untuk
Meningkatkan Hasil Belajar Tematik (Muatan Matematika) SD Negeri 2 Kampung Baru,
Singaraja. Indonesia Journal Of Education Research, 5(2), 232-238.
Saragih, A. A. K. (2023). Pengaruh Metode Demonstrasi Terhadap Hasil Belajar pada
PAGE \* MERGEFORMAT 11
Pembelajaran Matematika di SDN Banyubunih 1. Jurnal Kajian dan Penelitian Umum,
1(3), 239-250.
PAGE \* MERGEFORMAT 12