terbaru IMP 1-4
terbaru IMP 1-4
terbaru IMP 1-4
PROPOSAL SKRIPSI
OLEH
LISDA ERIKA SARI
NPM 3062056257
BAB I
PENDAHULUAN
kehidupan suatu bangsa. Disisi lain akan terbentuknya sumber daya manusia
negara”.
Dalam hal ini, sekolah sebagai institusi pendidikan pada dasarnya bertujuan
saat dewasa nanti dan sikap dasar orang terhadap pekerjaan ditetapkan pada
periode ini
Seperti yang kita tahu bahwa Indonesia merupakan negara yang
sopan santun, adab berperilaku, dan tutur kata yang baik kepada yang orang
yang lebih tua. Disisi lain, sikap hormat, menghormati, patuh kepada perintah
orang tua, mendahulukan orang yang lebih tua dari yang muda, dan
Indonesia.
informasi membawa manusia masuk ke dalam era tatanan baru yaitu era
globalisasi. Pada era ini gaya hidup sudah menjadi kebutuhan bagi manusia.
beralih ke gaya hidup modernisasi. Remaja menjadi objek yang paling banyak
menerapkan pola hidup ini khususnya siswa. Era globalisasi juga memberikan
banyak peluang untuk budaya lain masuk dengan cepat dan memberikan
pengaruh terhadap pola pikir dan perilaku siswa (Nisa, 2021). Oleh sebab itu
2
melalui berbagai strategi yang berpusat pada upaya untuk mewujudkan
filsafat hidup berbangsa, selain menjadi dasar Negara, Pancasila juga memuat
visi hidup berbangsa, dalam pancasila terdapat nilai-nilai luhur yang meliputi
keyakinan kepada Tuhan Yang Maha Esa, visi kemanusiaan yang adil dan
setiap warga Negara untuk berpartisi aktif dalam hidup berbangsa, dan
Pancasila.
mandiri, bernalar kritis, dan kreatif. Sehingga, dengan adanya Profil Pelajar
Pancasila ini diharapkan dapat berjalan dengan lancar dan terealisasi dengan
cita-cita tersebut harus ada kerjasama juga dari pihak pelajar seluruh
3
Indonesia. Pelajar Indonesia harus punya motivasi tinggi untuk maju dan
berbasis proyek. Hal ini memiliki tujuan untuk mewujudkan karakter siswa
agar dapat menghargai budaya yang ada disekitar mereka, sehingg tumbuh
juga rasa teloransi tinggi, dan memiliki pemikiran yang kritis. Profil Pelajar
(Nono, 2018).
4
peserta didik dalam setiap prosesnya. Selain itu, Ki Hadjar Dewantara
dan kodrat zaman. Kodrat alam berkaitan dengan sifat dan bentuk lingkungan
di mana anak berada. Sedangkan kodrat zaman berkaitan dengan isi dan
irama. Artinya bahwa setiap anak sudah membawa sifat atau karakternya
masing-masing, jadi sebagai guru kita tidak bisa menghapus sifat dasar tadi,
ngarso sung tulodho), membangun semangat (ing madyo mangun karso) dan
Dalam hal ini, guru menuntun mereka menjadi pribadi yang terampil,
dan keselamatan.
Wawai Gardu, alasan peneliti meneliti di SDN Wawai Gardu adalah karena
siswa siswi di sekolah ini memiliki pendidikan karakter yang baik dengan
pembelajaran yang tidak hanya penjelasan dari guru. Akan tetapi juga di
5
pertama berbunyi ketuhanan yang maha Esa dengan cara sholat dhuha
berjamaah di masjid dekat sekolah belajar dan sesudah belajar dan penerapan
adapun fokus pada penelitian ini adalah proses kegiatan pembelajaran dengan
6
menanamkan nilai-nilai karakter seperti nilai-nilai religius, kejujuran,
kedisiplinan, kreatif, mandiri, dan cinta tanah air, siswa diharapkan menjadi
warga negara yang baik dan mencerminkan karakter bangsa yang luhur.
PPKn merupakan mata pelajaran yang dapat merubah sikap dan perilaku
peserta didik agar menjadi pribadi yang baik dan berkarakter. Dalam hal ini,
Pancasila.
adalah untuk:
7
1.6. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Sekolah
8
didasarkan pada nilai-nilai Pancasila. Sehingga dalam penelitian ini,
proses pembelajaran.
2. Pendidikan Pancasila
9
10
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
memecahkan masalah.
Karakter Siswa di SDN 107 Lagego Luwu Timur”. Hasil dari penelitian
siswa.
pada penelitian ini memuat implikasi dari impelementasi profil pelajar Pancasila
1. Pembelajaran
merupakan suatu proses interaksi antara guru dan peserta didik baik
11
interaksi langsung seperti tatap muka maupun interaksi secara tidak
pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Disisi lain
perkembangan yang harus dijalankan oleh para peserta didik itu (Rohani,
2004: 2).
yang sangat luas tidak hanya terfokus pada tingkah laku sehingga adanya
interaksi antara dua orang lebih atau dengan lingkungannya. Akan tetapi
12
timbal balik yang berlangsung pada situasi edukatif guna tercapainya
2. P5
berikut:
13
Pelajar Pancasila diharapkan mampu menjalankan nilai nilai
2) Berkebhinekaan Global
3) Gotong Royong
4) Mandiri
14
5) Bernalar Kritis
6) Kreatif
inovasi-inovasi baru.
15
Kemendikbud ristek No 5/M/2022, menjelaskan bahwa P5
harus sesuai dengan materi di kurikulum baik itu tujuan, muatan, dan
1) Holistik
16
memperhatikan kebutuhan dan kemampuan peserta didik secara
memahami sebuah isu secara mendalam. Oleh karna itu setiap tema
2) Kontekstual
17
kehidupan sehari-hari, peserta didik diharapkan dapat mengalami
4) Eksploratif
sehingga proyek profil ini memiliki area eksplorasi yang luas dari segi
18
dapat Menyusun kegiatan proyek profil secara sistematis dan terstruktur
c. Proses P5
(2022), yaitu:
19
a) Kepala sekolah menentukan koordinator Proyek Profil yang
cukup.
koordinator.
Profil.
a) Satuan Pendidikan
20
5. Melibatkan pendidik bimbingan dan konseling untuk
eksploratif.
21
3. Memberikan kesempatan pada peserta didik untuk mendalami
Proyek Profil.
22
Aspek yang perlu diketahui dalam identifikasi kesiapan satuan
kebiasaan di sekolah?
peserta didik.
23
pendidikan. Mulai dari tahun ajaran 2021-2022 terdapat empat
tema untuk jenjang paud dan delapan tema untuk SD-SMK dan
B. Kearifan lokal
E. Suara Demokrasi
24
F. Kewirausahaan
berdaya jual.
25
sendiri dan memodifikasi modul sesuai dengan kebutuhan
peserta didik.
26
Kemendikbud (2022), adapun dalam perancangan modul ajar harus
a. Esensial
d. Berkesinambungan
e. Penyajian
f. Kelengkapan
27
b. Komponen dalam Modul Ajar
yaitu:
1) Informasi Umum
28
bergotong-royong, 4) berkebinekaan global, 5) bernalar kritis, dan
6) kreatif..
adalah bahan dan sumber bahan ajar lain yang relevan yang
panjang, dll.
29
berpikir tingkat tinggi ( HOTS), dan memiliki keterampilan
kepemimpinan.
5) Model Pembelajaran
lain- lain.
6) Kompetensi Awal
7) Kompetensi Inti
30
1. Tujuan Pembelajaran
komunikasi.
2. Pemahaman Bermakna
dikeseharian mereka
3. Pertanyaan Pamantik
31
pada peserta didik. Pertanyaan pemicu yang dapat
4. Kegiatan Pembelajaran
5. Asesmen
32
1. Penilaian sebelum pembelajaran (asesmen diagnostik)
sumatif).
dll.)
dengan kelas.
33
waktu tertentu. Refleksi merupakan ungkapan perasaan
manapun.
8. Lampiran
kegiatan pembelajaran.
34
3. Glosarium merupakan kumpulan istilah dalam suatu
mendalam.
hingga 12 tahun. Anak pada masa ini sudah menguasai keterampilan dasar
menbaca, menulis, dan matematik, sehingga tema sentral perode ini adalah
nilai moral dan budaya dari keluarga serta mulai mencoba untuk mengambil
35
a. Perkembangan Kognitif
usia sekolah dasar berada pada ahap konkret yang mana dengan
dengan orang lain. Sifat ego sentrik yang dimilliki mulai hilang
sendiri. Anak usia sekolah dasar mulai dapat mengetahui akan tujuan
masalah. Anak menyelesaikan masalah secara nyata dan urut dimulai dari
apa yang dirasakannya. Sifat dan pikiran anak usia sekolah dasar berada
dari arah yang sebaliknya atau juga dapat disebut dengan anak yang
anak usia sekolah dasar memperlihatkan anak lebih bersifat logis dan
b. Perkembangan Fisik
36
tersusunnya jaringan saraf manusia. Pertumbuhan fisik individu
usia 6 tahun saat individu mulai masuk ke sekolah dasar. Individu mulai
dan relatif sama sampai menjelang masa pubertas. Pada masa ini, individu
c. Perkembangan Emosi
kemampuan untuk bereaksi secara emosional sudah ada pada bayi yang
37
umum terhadap stimulasi yang kuat. Keterangsangan yang berlebih-
lebihan ini tercermin dalam aktivitas yang banyak pada bayi yang baru
lahir. Meskipun demikian, pada saat bayi baru lahir, bayi tidak
manusia serta obyek dan situasi yang tidak efektif bagi bayi yang lebih
muda.
38
39
BAB III
METODELOGI PENELITIAN
yang berupa uraian bukan angka, dalam bentuk deskripsi dan gambaran dari
deskriptif ialah penelitian yang dipakai pada suatu riset yang memberikan
mekanisme berupa uraian dari hasil data yang diperoleh sehingga dapat
lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati. Selain itu, Syaodih
Pendidikan Pancasila.
3.2. Subjek dan Lokasi Penelitian
1. Subjek
2. Lokasi
berikut:
adalah data yang diperoleh langsung oleh peneliti dari objek penelitian
Dalam penelitian ini yang akan menjadi sumber data primer adalah hasil
memberikan data kepada pengumpul data, misalnya lewat orang lain atau
40
lewat dokumen (Sugiyono, 2012). Data sekunder dalam penelitian ini
dan lain sebagainya yang dapat dijadikan sebagai pelengkap dari data
primer.
Prosedur ini harus sesuai dengan jenis penelitian dan tujuan penelitiannya.
1. Observasi
oleh peneliti.
41
Sugiyono (2018) mengklasifikasikan observasi menjadi
observasi ini peneliti tidak terlibat secara langsung akan tetapi hanya
mengajar guru. Dengan observasi ini, data yang diperoleh akan lebih
lengkap, tajam, dan sampai mengetahui pada tingkat mana dari setiap
Gardu. Dengan observasi ini, maka peneliti mendapatkan data yang lebih
2. Wawancara
42
berjumpa langsung dengan para kepala sekolah dan guru sebagai pihak
informan.
3. Dokumentasi
data dan informasi dalam bentuk buku, arsip, dokumen, tulisan angka dan
Hal ini sesuai dengan pendapat (Sugiyono 2018) bahwa analisis data dapat
triangulasi. Sehingga dalam hal ini aktivitas untuk analisis data kualitatif
tuntas, sampai dengan datanya sudah jenuh. Teknik dalam analisis data, yaitu:
43
1. Data Reduction (Reduksi Data)
reduksi data yang dilakukan oleh peneliti yakni memilah hal-hal pokok,
flowchart, dan sejenisnya. Dalam hal ini Miles dan Huberman (1984)
research data in the past has been narrative text”, yang paling sering
dengan teks yang bersifat naratif. Dalam penyajian data, data yang telah
44
3. Verification (Penarikan Kesimpulan)
baru yang sebelumnya belum pernah ada. Temuan dapat berupa deskripsi
atau gambaran suatu objek yang sebelumnya masih belum jelas sehingga
sudah dipahami dari penyajian data dan menemukan masalah inti dari
penelitian.
45
perlu dilakukan uji keabsahan data dengan cara melakukan uji credibility atau
diperoleh sebelumnya;
kronologis peristiwa yang dicatat atau direkam dengan baik dan sistematis;
penulisan laporan sesuai dengan apa yang dimaksud sumber data atau
46
47
BAB IV
47
aspek. Berikut adalah hasil wawancara dengan guru mata pelajaran Pendidikan
Pancasila:
karakter siswa di SDN Wawai Gardu dilakukan dengan observasi kepada siswa
kebutuhan karakter siswa. Berikut adalah hasil wawancara dengan guru mata
komunikasi kepada orang tua siswa untuk mendapatkan informasi yang lebih
48
mendukung pembelajaran Pancasila. Informasi dari orang tua membantu
saya dalam mengetahui latar belakang siswa dan lingkungan sosial mereka.
Dengan demikian, saya dapat menyesuaikan pendekatan agar nilai-nilai
Pancasil a dapat dipahami dengan baik oleh siswa, baik di sekolah maupun
di rumah”.
Informasi yang diperoleh dari hasil observasi dan komunikasi kepada orang
hal ini dimaksudkan untuk tujuan dapat lebih terarah dan jelas sehingga siswa
dapat menguasai materi yang diajarkan dan mendapatkan sikap yang sesuai
Pancasila ini guru mengkhususkan dimensi gotong royong dan bernalar kritis.
Pancasila:
“Saya ingin lebih fokus pada dimensi gotong royong dan bernalar kritis
karena ini sangat penting untuk mengembangkan keterampilan sosial dan
kemampuan berpikir siswa. Gotong royong mengajarkan siswa tentang
kerja sama dan empati, sementara bernalar kritis membekali mereka dengan
kemampuan untuk berpikir secara logis dan analitis dalam memahami
berbagai masalah di sekitar mereka. Kedua dimensi ini, menurut saya,
sangat relevan dengan perkembangan siswa dalam lingkungan sosial dan
akademik”.
49
Berdasarkan pemaparan di atas, dapat disimpulkan bahwa sebelum
rekan sejawat, kemudian mencari tahu karakteristik siswa dengan observasi dan
pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan siswa yang memuat profil pelajar
Pancasila.
4.1.2 Langkah dan pelaksanaan profil pelajar Pancasila melalui mata pelajaran
pola interaksi antara guru dan siswa yang terjadi di dalam kelas, hal ini
dimaksudkan untuk mencapai tujuan pembelajaran yang telah dimuat guru dalam
yang dapat diterapkan untuk memperoleh hasil yang maksimal. Berikut adalah
langkah pembelajaran:
pendahuluan, inti, dan penutup pada modul yang telah dirancang oleh guru.
50
Kegiatan Pembuka
Kegiatan Inti
51
Guru secara demokratis memberikan kesempatan kepada peserta
didik untuk menentukan sikap bentuk gotong royong yang akan
dilakukannya jika masalah tersebut muncul dalam kehidupan mereka.
Guru memberikan umpan balik kepada setiap cerita peserta didik agar
dapat membiasakannya di dalam kehidupan sehari-hari.
Guru membimbing setiap peserta didik untuk dapat bersyukur atas nilai
dan semangat gotong royong yang berkembang di Indonesia sebagai
anugerah Tuhan Yang Maha Esa dengan cara mengimplementasikan
nilai-nilai dan semangat gotong royong di lingkungan tempat tinggal
peserta didik melalui keteladanan yangdiberikan oleh guru serta upaya
pembiasaan pada peserta didikdi lingkungan rumah, sekolah, dan
masyarakat.
Guru memberikan kesempatan waktu kepada setiap peserta didik untuk
menyampaikan maknayangdidapatdari aktivitasyangdilakukan secara
bergiliran di depan kelas.
Guru mengarahkan pada peserta didik untuk dapat membiasakan
perilaku menjunjung tinggi atas nilai dan semangat gotong royong yang
berkembang di Indonesia sebagai anugerah Tuhan Yang Maha Esa
Kegiatan Penutup
52
Pembelajaran Alternatif
Adapun media pembelajaran yang harus dipersiapkan tersebut dapat
dilaksanakan apabila fasilitas tersebut dimiliki oleh guru maupun sekolah
sekolah. Apabila guru atau sekolah mendapatkan kendala untuk
mempersiapkan media pembelajaran tersebut, sebagai alternatif dapat
dipersiapkan media pembelajaran manual yang relevan sebagaimana
tertulis di atas sebagai berikut.
profil pelajar Pancasila di dalam kelas dapat dioptimalkan guru dengan mengajak
merasa akan lebih termotivasi dan tertarik pada materi yang dipelajari. Berikut
53
Dengan mengajak siswa berpartisipasi aktif pada saat pembelajaran akan
memahami dimensi Pancasila yang dimuat dalam modul ajar. Sehingga siswa
oleh guru. Seperti hasil wawancara dengan guru mata pelajaran Pendidikan
melihat relevansi materi dalam konteks kehidupan mereka sendiri. Hal ini akan
dengan baik. Seperti yang dipaparkan melalui hasil wawancara dengan guru guru
Pancasila yang dimuat di dalam modul ajar ini tidak terlepas dari stimulasi yang
sehari-hari, hal ini akan membuat siswa dapat membayangkan apa yang telah
54
mereka alami. Berikut adalah hasil wawancara dengan guru mata pelajaran
Pendidikan Pancasila:
dalam mata pelajaran Pendidikan Pancasila, tentu saja mendapatkan kendala yang
“Beberapa kendala yang sering saya temui adalah perbedaan karakter siswa,
keterbatasan waktu pembelajaran, dan kurangnya dukungan dari lingkungan
sekitar. Beberapa siswa mungkin membutuhkan pendekatan yang berbeda
untuk memahami materi, sementara waktu yang terbatas membuat saya
sulit memberikan pembelajaran yang lebih mendalam. Selain itu, dukungan
dari lingkungan sekitar yang tidak selalu selaras dengan nilai-nilai Pancasila
kadang membuat siswa kesulitan untuk menerapkannya”.
Kendala inilah yang bisa menjadi bahan evaluasi sebab hal ini sangat
secara terus-menerus dalam praktek mengajar. Didasarkan dari hal tersebut guru
memberikan solusi atau tindak lanjut dari kendala yang dihadapi saat
55
saya berupaya untuk berkomunikasi dengan orang tua agar nilai-nilai yang
diajarkan di sekolah bisa terus diterapkan di rumah, sehingga pembentukan
karakter siswa lebih optimal”.
Wawai Gardu memuat kegiatan pembuka, inti, dan penutup. Disamping itu,
4.2. Pembahasan
berbagai faktor seperti sumber daya yang tersedia, lingkungan eksternal, dan
kerja yang kokoh bagi suatu entitas untuk mencapai keberhasilan dalam mencapai
oleh guru, ini bertujuan untuk tercapainya tujuan pembelajaran dengan cepat dan
sukses. Akan tetapi hal ini membutuhkan mekanisme yang metodis untuk
56
berpusat pada siswa. (Lase, 2020) Perencanaan pembelajaran yang efektif
menggunakan teknik pengajaran yang efektif, memilih sumber daya dan materi
yang sesuai, serta menilai kemajuan siswa secara rutin (Anggraeni dan Nurazizah,
2024).
pembentukan dan pengelolaan tim fasilitator oleh kepala sekolah dan koordinator
Proyek Profil. Tim fasilitator terdiri dari pendidik yang bertugas merencanakan,
karakter peserta didik melalui observasi, materi yang sedang diajarkan, serta
dengan orang tua untuk memahami kebiasaan siswa di rumah, termasuk sikap,
nilai, dan perilaku yang bisa mendukung pembelajaran Pancasila. Sejalan dengan
57
Setelah melakukan diskusi dan penyesuaian kebutuhan karakter peserta
didik yang diperoleh dari observasi dan komunikasi dengan orang tua, Kemudian
memilih dimensi profil pelajar Pancasila, memilih materi yang akan digunakan
dalam pembelajaran, menentukan sub elemen profil pelajar Pancasila yang akan
hasil belajar tertentu dalam bimbingan dan arahan serta motivasidari seorang
belajar mengajar yang memuat unsur inti dari proses pembelajaran sebagai unsur
58
profil pelajar Pancasila, yaitu: beriman, bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,
kritis, dan kreatif. Dimensi tersebut dimuat ke dalam kegiatan pembelajaran yang
yaitu urutan skenarionya dalam wujud sintaks yang ditulis secara eksplisit dan
memenuhi kebutuhan belajar peserta didik. Akan tetapi, ada perbedaan yang
menjadi bahan acuan pembelajaran dimana pada RPP mengacu pada silabus,
sedangkan modul ajar mengacu pada ATP. Badelah (2021) berpendapat bahwa
penutup.
dengan mengajak siswa untuk berpartisipasi aktif dalam kegiatan seperti diskusi
nilai dalam dimensi profil pelajar Pancasila seperti gotong royong dan rasa
59
Penelitian Intania(2023) menyebutkan bahwa kendala yang menghambat
lingkungan, dan pelaksanaan profil pelajar Pancasila yang relatif tidak memadai.
profil pelajar Pancasila maka guru mengemukakan solusi yang dapat mengatasi
setiap siswa agar dapat memahami materi dengan lebih baik dan penggunaan
dicapai melalui penyelesaian masalah siswa, dimana siswa terlibat aktif dalam
60
61
DAFTAR PUSTAKA
Dini Irawati. 2022. Profil Pelajar Pancasila Sebagai Upaya Mewujudkan Karakter
Bangsa. Jurnal Pendidikan Edumaspul. 6 (1).
Djahiri, H. A., Kosasih. 2006. Esensi Pendidikan Nilai Moral dan PKn di Era
Globalisasi, dalam Pendidikan Nilai Moral, Dimensi PKn menyambut 70
tahun. Bandung: Laboratorium PKn FPIPS UPI.
Dyah M, Sulistyati. 2021. Panduan Guru P5 untuk Satuan PAUD. Jakarta : Pusat
Kurikulum dan Perbukuan Badan Penelitian dan Pengembangan dan
Perbukuan Kemendikbud.
Fernando, R., Montessori, M., Ananda, A., dan Junaidi, I., 2023. Implementasi
Profil Pelajar Pancasila dalam Proses Pembelajaran PPKn. Jurnal Ideologi
dan Konstitusi. 3(2).
Firman, Elfina., & Ardipal. 2021. Meningkatkan Motivasi Belajar Peserta didik
Dalam Mata Pelajaran Pendidikan Pancasila melalui Media Audiovisual di
SMA Negeri 1 Bonjol. Jurnal Sendratasik. 10(4).
http://ejournal.unp.ac.id/index.php/sendratasik/user
Firman, Mujahidin. 2023. Pemanfaatan Konten Multibudaya dalam Pembelajaran
Pendidikan Pancasila di Sekolah Dasar. The Elementary Journal. 1 (1). DOI
: https://doi.org/10.56404/tej.v1i1.48.
Hafid. 2013. Konsep Dasar Ilmu Pendidikan. Bandung: Alfabeta.
Herwani, S. 2023. Implementasi Profil Pelajar Pancasila dalam pembentukan
pendidikan karakter bagi siswa Sekolah Dasar. Jurnal Pendidikan Surya
Edukasi (JPSE). 9 (2).
Hijriana. 2020. Building Indonesian Humanity through Civic Education in High
School. Journal La Edusci. 1 (4). DOI:
https://doi.org/10.37899/journallaedusci.v1i4.248
Hurlock B. Elizabet. 2015. Psikologi Perkembangan Suatu Pendekatan. Rentang
Hidup Jakarta: Erlangga.
James Susan Rowen, P. R. N., Nelson Kristine Ann, M. N. R. N., & Ashwill Jean
Weiler, M. S. N. R. N. 2012. Nursing care of children: Principle and
practice (4th ed.). Missouri: Elsevier.
Kemendikbud. 2022. Modul Ajar Kurikulum Merdeka. Diakses melalui
https://pghc.uma.ac.id/2022/07/pengertian-dan-komponen-penyusun-modul-ajar/
pada tanggal 15 Agustus 2024.
Kemendikbud. 2022. Kurikulum Merdeka sebagai opsi satuan Pendidikan dalam
rangka pemulihan pembelajaran tahun. 2022s.d.2024.
https://kurikulum.gtk.kemdikbud.go.id/detail-ikm/. Diakses tanggal 5 November
2024
Kemendikbud. https://ditsmp.kemendikbud.go.id/6-ciri-pelajar-pancasila-yang-cerdas-
dan-berkarakter/. Diakses tanggal 10 Oktober 2024.
Miles, M.B & Huberman A.M. 1984. Analisis Data Kualitatif. Terjemahan oleh.
Tjetjep Rohendi Rohidi. 1992. Jakarta: Universitas Indonesia.
Moleong, L. J. 2011. Metodologi Penelitian Kualitatif Edisi Revisi. Bandung: PT
Remaja Rosdakarya.
61
Nisa, F., Hanifa, R., dan Berlianti, Y. 2021. Hubungan Mata Pelajaran Pancasila di Sekolah
terhadap Implementasi Pancasila pada Pelajar. Jurnal Pancasila dan Bela Negara. 1(1).
Nono, G. U., Hermuttaqien, B. P. F., dan Wadu, L. B. 2018. Hubungan Mata Pelajaran PPKn
Terhadap Peningkatan Karakter Siswa. Jurnal Moral Kemasyarakatan. 3(2), 52–56.
https://doi.org/10.21067/jmk
Rachmawati. 2007. Pengumpulan Data dalam Penelitian Kualitatif: Wawancara. E-Journal
Ivet. 11, 133–136.
Rahman, Abd. 2021. Pendidikan Holistik : Konsep dan Implementasi dalam Pendidikan.
Jakarta : Uhamka Press.
Rizky Satria. 2022, Buku Panduan Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila. Jakarta:
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.
Rohani, Ahmad. 2004. Pengelolaan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta. Rosdakarya.
Sodik, A. M., & Siyoto, P. 2015. Dasar Metodologi Penelitian. Yogyakarta: Literasi Media
Publishing
Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta.
Sugiyono. 2018. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. penerbit.
Alfabeta,Bandung.
Syahnur, Fajriati., Satryanti, S.C., Pratama, J.A., Kusuma, P. H, & Gibbson, D. 2024.
Implementasi Profil Pelajar Pancasila dalam Kurikulum Merdeka Belajar Di Kelas 4b
SD Negeri 01 Kota Jambi. Jurnal Pendidikan Dasar Flobamorata. 5 (3). https://e-
journal.unmuhkupang.ac.id/index.php/jpdf
Syamsul, Y. L. N. 2013. Perkembangan Peserta Didik. Jakarta : PT Rajagrafindo Persada.
Syaodih, Nana. 2011. Landasan Psikologi Proses Pendidikan. Jakarta: PT. Remaja
Yolandasari, M. B. 2020. Efektivitas Pembelajaran Daring Dalam Pembelajaran Bahasa
Indonesia Di Kelas II A MI Unggulan Miftahul Huda Tumang Cepogo Boyolali.
Skripsi. Institut Agama Islam Negeri Salatiga.
Yumriani., Amin, S., dan S.Mualla, S. 2024. Implementasi Profil Pelajar Pancasila dan
Implikasinya terhadap Karakter Siswa di SDN 107 Lagego Luwu Timur. Sindoro
Cendikia Pendidikan. 4(4). https://doi.org/10.9644/sindoro.v4i4.3191
62
LAMPIRAN
63
Lampiran 1 Hasil Observasi Perencanaan
LEMBAR OBSERVASI PERENCANAAN PROFIL PELAJAR
PANCASILA DALAM MATA PELAJARAN PENDIDIKAN
PANCASILA DI SDN WAWAI GARDU
Kelas :V
Hari/tanggal : Selasa/ 12 November 2024
Petunjuk :
Berikanlah tanda checklist (√) pada kolom sesuai dengan pengamatan
Indikator Hasil Pengamatan Keterangan
Ya Tidak
64
mandiri.
diintegrasikan ke dalam
langkah-langkah
pembelajaran.
dalam RPP.
65
Lampiran 2 Hasil Validasi Observasi Perencanaan
66
67
Lampiran 3 Hasil Observasi Pelaksanaan Pemebelajaran
LEMBAR OBSERVASI PELAKSANAAN PEMEBELAJARAN DALAM
MATA PELAJARAN PENDIDIKAN PANCASILA DI SDN WAWAI
GARDU
Kelas :V
Hari/tanggal : Selasa/ 12 November 2024
Petunjuk :
Berikanlah tanda checklist (√) pada kolom sesuai dengan pengamatan
Dimensi Indikator Hasil Keterangan
Pengamatan
Ya Tidak
Beriman, Peserta didik ✔ Doa dipimpin oleh
membaca doa siswa secara bergiliran
Bertakwa
sebelum dan sesudah sesuai agama dan
Kepada Tuhan
pembelajaran kepercayaan masing-
YME, dan masing
Berakhlak
Mulia.
68
royong pengalaman sehari-
hari, sebagaimana
diinstruksikan dalam
RPP.
Bernalar Kritis Guru memberikan ✔ Guru memantik
pertanyaan pemantik diskusi dengan
yang memotivasi pertanyaan seperti
dan memancing "Bagaimana gotong
proses diskusi royong membantu
peserta didik menyelesaikan
masalah?" sesuai
langkah kegiatan inti.
Guru mendorong ✔ Siswa diarahkan untuk
siswa untuk memilih masalah
menentukan satu sehari-hari yang
masalah di relevan, sesuai arahan
lingkungan mereka RPP.
Berkebhinekaan Peserta didik dapat ✔ Diskusi kelompok
Global berkomunikasi dan dilakukan dalam tim
berbaur dengan yang beragam,
teman dari berbagai mencerminkan nilai
latar belakang kebhinekaan.
69
presentasi secara untuk masalah yang
klasikal terhadap dipilih.
hasil diskusi yang
telah disajikan
70
Lampiran 4 Hasil Validasi Observasi Pelaksanaan Pembelajaran
71
72
Lampiran 5 Pedoman Wawancara
PEDOMAN WAWANCARA IMPLEMENTASI PROFIL PELAJAR
PANCASILA DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN PANCASILA
KELAS V DI SDN WAWAI GARDU
73
mampu berpikir kritis. Saya juga
mempertimbangkan relevansi dimensi
tersebut dengan konteks lokal dan budaya
siswa agar pembelajaran lebih dekat
dengan realitas mereka.
3. Apa langkah bapak/ibu Langkah pertama dalam menyusun modul
dalam menyusun modul ajar ajar adalah memilih dimensi profil pelajar
yang memuat profil pelajar Pancasila yang sesuai dengan tujuan
Pancasila melalui mata pembelajaran. Setelah itu, saya merancang
pelajaran Pendidikan kegiatan yang mampu mencerminkan nilai-
Pancasila? nilai tersebut, seperti kegiatan diskusi
kelompok untuk membangun sikap gotong
royong. Selain itu, saya juga menyiapkan
asesmen untuk mengevaluasi pemahaman
siswa terhadap materi serta penguasaan
dimensi profil yang diharapkan. Asesmen
ini tidak hanya menilai kemampuan
akademik siswa tetapi juga sikap dan nilai
yang mereka tunjukkan selama
pembelajaran.
4. Dalam merancang Ya, saya melakukan observasi untuk
pembelajaran Pendidikan memahami kebutuhan, minat, dan karakter
Pancasila apakah masing-masing siswa. Observasi ini
melakukan observasi membantu saya dalam merancang metode
kepada peserta didik? dan strategi yang sesuai dengan profil
mereka, sehingga proses pembelajaran
menjadi lebih efektif dan menarik. Dengan
mengetahui karakter siswa, saya bisa
menyesuaikan pendekatan agar sesuai
dengan kebutuhan individu, sehingga nilai-
nilai Pancasila yang diajarkan dapat
74
diterima dan dipahami dengan baik oleh
setiap siswa.
5. Adakah bapak/ibu Ya, saya terkadang berkomunikasi dengan
berkomunikasi dengan orang tua untuk memahami kebiasaan
orang tua untuk siswa di rumah, termasuk sikap, nilai, dan
mendapatkan informasi perilaku yang bisa mendukung
tentang peserta didik? pembelajaran Pancasila. Informasi dari
orang tua membantu saya dalam
mengetahui latar belakang siswa dan
lingkungan sosial mereka. Dengan
demikian, saya dapat menyesuaikan
pendekatan agar nilai-nilai Pancasila dapat
dipahami dengan baik oleh siswa, baik di
sekolah maupun di rumah.
6. Dalam meracang profil Saya ingin lebih fokus pada dimensi
pelajar pancasila mata gotong royong dan bernalar kritis karena
pelajaran Pendidikan ini sangat penting untuk mengembangkan
Pancasila adakah dimensi keterampilan sosial dan kemampuan
khusus yang bapak/ibu berpikir siswa. Gotong royong
ingin amati dan mengajarkan siswa tentang kerja sama dan
kembangkan? empati, sementara bernalar kritis
membekali mereka dengan kemampuan
untuk berpikir secara logis dan analitis
dalam memahami berbagai masalah di
sekitar mereka. Kedua dimensi ini,
menurut saya, sangat relevan dengan
perkembangan siswa dalam lingkungan
sosial dan akademik.
Pelaksanaan
7. Bagaimana Saya mengoptimalkan pelaksanaan
75
mengoptimalkan pembelajaran dengan mengajak siswa
pelaksanaan pembelajaran untuk berpartisipasi aktif dalam kegiatan
yang memuat profil pelajar seperti diskusi kelompok, studi kasus, dan
Pancasila di dalam kelas? refleksi. Setiap siswa didorong untuk
menyampaikan pendapat mereka, dan
kegiatan ini dirancang agar mereka dapat
memahami bagaimana nilai-nilai Pancasila
dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-
hari. Selain itu, saya mengadakan refleksi
bersama di akhir pelajaran untuk
memastikan bahwa siswa mengerti dan
dapat menginternalisasi nilai-nilai yang
diajarkan.
8. Apa saja kegiatan guru Saya biasanya memulai pembelajaran
dalam mengawali kegiatan dengan kegiatan seperti doa bersama,
pembelajaran yang memuat memberikan motivasi, atau bercerita
profil pelajar Pancasila pada tentang kisah yang relevan dengan nilai-
mata pelajaran Pendidikan nilai Pancasila. Misalnya, saya mengajak
Pancasila? siswa untuk mendengarkan cerita tentang
tokoh-tokoh yang mempraktikkan nilai-
nilai tersebut dalam kehidupan nyata.
Kegiatan ini membantu siswa memahami
pentingnya nilai Pancasila dan membangun
suasana belajar yang mendukung
pembelajaran sosial emosional.
9. Bagaimana guru Saya mengoptimalkan keterlibatan siswa
mengoptimalkan dengan menggunakan metode
keterlibatan peserta didik pembelajaran interaktif seperti diskusi
dalam mengikuti kelompok dan tanya jawab. Saya juga
pembelajaran? memberi kesempatan bagi siswa untuk
menyampaikan pendapat dan ide mereka.
76
Selain itu, saya menggunakan media
pembelajaran yang menarik agar siswa
lebih antusias dalam belajar, serta
memberikan apresiasi atas partisipasi
mereka sehingga mereka merasa dihargai.
11. Dalam proses pembelajaran Ya, siswa umumnya dapat menerapkan
mata pelajaran Pendidikan nilai-nilai seperti gotong royong dan rasa
Pancasila apakah peserta tanggung jawab. Dalam kegiatan diskusi
didik dapat atau kerja kelompok, saya melihat siswa
mengimpelemtasikan saling membantu dan bekerja sama. Selain
dimensi profil pelajar itu, mereka juga mulai menunjukkan sikap
Pancasila? kritis dalam menganalisis masalah yang
diangkat dalam pelajaran, yang
menunjukkan bahwa mereka mampu
menerapkan dimensi bernalar kritis.
12. Dalam pembelajaran Ya, saya sering memberikan rangsangan
Pendidikan melalui pertanyaan-pertanyaan reflektif
Pancasila, adakah bapak/ibu atau contoh nyata dari kehidupan sehari-
memberikan ransangan hari. Hal ini membantu siswa memahami
kepada peserta didik untuk nilai-nilai tersebut dengan lebih baik dan
mengimpelemtasikan memotivasi mereka untuk menerapkan
dimensi profil pelajar dimensi profil pelajar Pancasila dalam
Pancasila kehidupan mereka. Saya juga memberikan
studi kasus atau cerita yang relevan agar
siswa bisa melihat bagaimana nilai-nilai
tersebut berlaku dalam situasi nyata.
13 Apa saja kendala dalam Beberapa kendala yang sering saya temui
pengimpelemtnasian profil adalah perbedaan karakter siswa,
pelajar Pancasila melalui keterbatasan waktu pembelajaran, dan
mata pelajaran Pendidikan kurangnya dukungan dari lingkungan
Pancasila? sekitar. Beberapa siswa mungkin
77
membutuhkan pendekatan yang berbeda
untuk memahami materi, sementara waktu
yang terbatas membuat saya sulit
memberikan pembelajaran yang lebih
mendalam. Selain itu, dukungan dari
lingkungan sekitar yang tidak selalu
selaras dengan nilai-nilai Pancasila kadang
membuat siswa kesulitan untuk
menerapkannya.
14 Bagaimana solusi atau Solusi yang saya terapkan adalah
tindak lanjut dari kendala menyesuaikan metode pembelajaran untuk
yang dihadapi saat setiap siswa agar mereka dapat memahami
pengimpelemtnasian profil materi dengan lebih baik. Saya juga
pelajar Pancasila melalui meningkatkan penggunaan kegiatan
mata pelajaran Pendidikan interaktif untuk mengoptimalkan
Pancasila? keterlibatan siswa dalam waktu yang
terbatas. Selain itu, saya berupaya untuk
berkomunikasi dengan orang tua agar
nilai-nilai yang diajarkan di sekolah bisa
terus diterapkan di rumah, sehingga
pembentukan karakter siswa lebih optimal.
78
79
80
Lampiran 7 Modul Ajar
81
82
83
84
85
86
87
88
89
90
91
Lampiran 8 Dokumentasi Penelitian
92