BER-IMAN MELALUI MEMAHAMI KOMUNIKASI AWAL ALLAH dalam AL QUR’AN
Komuniikasi awal Allah dalam Alqur’an ada terjadi melalui ayat yang turun pertama kali & melalui dua ayat pertama muqadimah al qur’an yaitu al fatihah.
Ayat yang turun pertama kali adalah : Iqra bismirabbika alladziy cholaq, Sedang dua ayat pertama Al Fatihah adalah Alhamdulillahirabbil alamin Arrahman Arrahim. Melalui dua komunikasi ORIENTER ini , manusia sebenarnya sudah cukup untuk ber-iman, dalam arti memahami keberadaan Allah dan memahami perlunya beribadah.
Karomna bani adam
Petunjnuk Al Qur’an
Atmamtu alaikum ni’matiy
Sachorolakum
Ahsani takwin
SETELAH TAAT NIKMAT JUSTRU DITINGKATKAN
Pemberitahuan dari Allah, bahwa Allah paling terpuji atas perbuatannya
mencipta dan mengatur alam lingkungan sekitarDengan sifatnya Maha Pengasih dan Maha Penyayang ,
khususnya adalah bagi manusia. Dan menguasai hari pembalasan
Setelah mengerti bukti-bukti kebaikan ‘seseorang’
kita akan mau taat kepadanya (ibadah). Setelah percaya aka nada balasan manusia akan ‘berhati-hati’ untuk tdk melanggar.
PENJELASAN :
PENGANTAR
Tafsir ini adalah Memahami Meraih KEIMANAN melalui memahami Komunikasi Awal dari Tuhan kepada Manusia
Tafsir ini adalah grounded senses OF iman. (not an arbitrary, or a taken for granted faith,), Maksudnya adalah meraih kepercayaan kepada adanya Allah melalui observasi pembuktian realita alamiah yang menjadi indikator keberadaanNYA.
sekaligus jawaban bagi pendapat yang mengatakan bahwa iman adalah subjektif dan etnosentrik, pendapat bahwa iman hanya klaim, dan pendapat bahwaiman bukan fakta objektif. Karena, dalam al-qur’an, penjelasan tentang iman dimulai dari tahap objektif grounded yang tanpa intervensi konsep eksternal walaupun sekedar penamaan tuhan dengan istilah tertentu yang padanya tersimpan potensi anggapan etnosentrik.
maksudnya adalah dalam membimbing manusia kepada BER IMAN, Alqur’an mengawali dengan ajakan berfikir konstruktif berdasar observasi meneliti keteraturan alamiah dan bukan memerintah deduksi taken for granted untuk tiba tiba beriman tanpa alasan seperti kebiasaan ajaran agama tradisional yang lebih dekat dengan mitos atau dongeng.
ISI TAFSIR
Tafsir ayat pertama al-qur’an : iqra bismirabbikalladziy cholaq :
ayat pertama alqur’an, adalah dengan situasi komunikasi terhadap manusia yang belum beriman secara verbal. (belum beriman dalam penggunaan perbendaharaan perintah dan larangan alqur’an).
Karena itu, ayatnyaberbunyi :
(iqra bismirabbikalladziy cholaq).
Yang artinya :
“bacalah….dengan nama pencipta dan pengatur dirimuyang mencipta beserta paket sistemiknya”. ‘
Dalam kalimat pertama dari Al-Qur’an ini tidak disebutkan nama tuhan dalam bahasa apapun, juga tidak menyebut “Allah”, “Father”, atau “Eli”, atau lainnya, kecuali predikat definitive “maha pencipta dan maha pengatur” yang dalam bahasa Arab adalah “rabb”. Ketika kata rabb ini dirangkai dengan rabbikalladziy cholaq, cholaqol insan, maka terjemahan lengkapnya adalah yang bersifat ‘sesuai dengan pemehaman alamiah seseorang tentang tuhannya’, yaitu mendefinisikan tuhan sebagai ‘yang menciptakan diri aku sebagai manusia’.
Setiap orang tentu lebih mudah sepakat jika diajak mengaku bahwa yang layak dipertuhan adalah yang menciptakan dan mengatur regulasi jasmani dirinya, tanpa mengikuti klaim klaim subjektif atau etnosentrik dari arah mana saja.Tanpa secara ujug-ujug harus menerima sebuah sosok bendawi sebagai tuhan dan kalau tidak menerima akan disebut sesat atau anti tuhan.
Hasil dari berfikir grounded tahap awal ini manusia memulai memiliki sikap bertuhan atau sikap ‘hendak bertuhan’ hanya kepada pencipta dirinya yang memproses segumpal darah hitam pekat menjadi bangun tubuh yang lengkap dan teratur secara sistemik dengan berbagai organ dan bagian fungsional yang njlimet dan bekerjasama, mewujudkan kendaraan ruh yang bernama tubuh manusia.
Sebab pada struktur jasmani itu bukan hanya terdapat kehebatan penciptaan, tetapi juga ada kenikmatan besar dalam utilitas ketika dimanfaatkan. Tapi sayang kehebatan dan kenikmatan ini sering dilupakan betapa hebat dan nikmatnya mata, telinga, jantung, paru, ginjal, sumsum, sistim syaraf, system peredaran darah, otak, neurotransmitter, pancreas, enzyme, dan struktur kausalitas / struktur sebab akibat sistemik biologis, kimia, dan fisika yang semua mengkonstruksi kesatuan nikmat.
Kemudian, dalam kalimat ini, kata “cholaq” yang sering kita terjamahkan sebagai kata kerja ‘mencipta’. Dalam ilmu bahasa arab, kata “cholaq”, artinya adalah penciptaan paket sistemik, yang harus dimengerti secara berbeda dengan kata “badi’u” atau “barri’u” yang artinya membuat, laksana seseorang mengkreasi sebuah bentuk benda, tanpa keterkaitan apa-apa dengan lingkungannya. ( pengertian ini adalah hasil penelitian bahasa arab tuan guru sayid sabiq).
Dalam pengertian empatik atau lebih tepat hermenetik budaya kepada makna kata “cholaq” dalam bahasa Arab, harus disimpulkan bahwa maksud dari cholaq manusia adalah mencipta manusia beserta keterkaitan sistemik dengan alam sekitarnya.
Sehingga, harus disimpulkan bahwa hendaknya juga manusia sampai kepada pemikiran logis bahwa konstruksi kenikmatan jasmani pada tubuhnya terkait support sistemik dari sistim lebih besar yaitu lingkungan hidup, (karena cholaq adalah penciptaan sistemik dan bukan bari’u atau badi’u yang penciptaan just it).
(penjelasannya akan ditemukan secara pararel pada penjelasan muqadimah al-qur’an atau introduction to the holybook qoran, yaitu al-fatihah).
Tafsir Alfatihah
Ayat ayat dalam Al-fatihah atau introduction to holybook qoran adalah terbagi menjadi tiga bagian :
bagian 1, mengidentifikasi konsep kasih sayang maha pencipta melalui ciptaannya, yaitu diri mansia beserta keterkaitan sistemik dengan alam lingkungannya, serta meyakini adanya hari akhirat beserta kekuasaanNya.
Bagian 2, berikrar atau membuat paradigma logis pribadi tentang tuhan pribadinya. Yaitu setelah mengenal kasih sayang allah dan kebaikan allah yang super besar bagi manusia, maka manusia akan berikrar : “kepada engkau kami mendatangi untuk bertuhan dan kepada engkau kami meminta pertolongan”.
Bagian 3,berdo’a meminta pertolongan, agar ditunjukan jalan lurus yang membawa kenikmatan dan tidak dimurkai dan tidak sesat.
Penjelasan bagian 1:
Dua ayat ini artinya menginformasikan bahwa: “yang paling terpuji adalah allah yang menciptakan dan mengatur alam semesta dengan sifatnya maha pengasih dan penyayang”.
“sebutan allah adalah sebutan kepada ‘tuhan’, yang dalam berbagai zaman bisa berganti sesuai dengan bahasa grounded, bisalnya pernah diucapkan dengan ‘elli’ di zaman ibrani, atau lainnya, juga dalam bahasa nabi musa, nabi ilyas, nabi daud, dan lainnya tentu disebut dengan ungkapan lain. Rabb alamin dalam bahasa arab artinya adalah : pencipta dan pengatur alam. Arrahman arrahim dalam bahasa arab artinya adalah maha pengasih dan maha penyayang, atau bisa juga paling pengasih dan paling penyayang, (imbuhan prefix ar adalah menandakan kebesaran dari kata yang diimbuh dibelakangnya)
mayoritas ulama tafsir meletakan dua ayat pertama ini sebagai qorinah atau rekanan atau kovarian yang dalam memahami tafsirnya memang harus digandeng, Melalui menggandeng maknanya akan lahirlah pemberian kabar gembira yang penuh harapan (tarhib) (Syaikh Wahbah Zuhaili I/59). Seumpama metoda psikologi pendidikan yang mengangkat harapan sebagai pendorong semangat untuk perilaku belajar, maka dua ayat pertama ini adalah pembangun harapan karena ada subjek yang Maha Pencipta dan Maha Pengatur lingkungan alamiah dengan sifatnya yang Maha Pengasih dan penyayang sehingga memunculkan azim rohmat atau rohmat yang azim atau rohmat yangbesar. Terhadap yang membangun rohmat yang azim itulah, manusia mesti bertuhan dan berharap.
Agar mantap dan lebih yakin, manusia harus melakukan ‘observasi grounded’, melihat bukti alamiah bahwa dalam penciptaan dan proses proses alamiah ada bukti kasih sayang allah bagi manusia,
Coba lakukan observasi dengan bimbingan tematik penelitian grounded oleh beberapa tema yang dibimbing al-qur’an yaitu : tema ahsani takwin, tema karomna bani adam dan tema sachoro atau tema ditundukan kausalitas alamiah kepada superioritas manusia. (at tin :5, al isra:78, dan luqman:20)
Ingatlah dalam penelitian grounded memang harus dimulai dengan tema-tema observasi yang dari situ bisa disimpulkan dan diidentifikasi konsep kasih sayang dibalik penciptakan alam. Melalui observasi inilah akansampai kepada ‘ainul’ iman yang bermutu observasi ilmiah, yaitu keimanan yang berbasis realita yang terlihat mata dan dimengerti oleh akal.
Ikuti bimbingan observasi dengan tema-tema data berikut , lalu konstruksilah pemahaman.
Observasi
Sebelum memulai observasi atau membaca ayat kauniyah berdasar tema tema data yang dibimbing al-qur’an, maka berlindunglah dari gangguan bisikan syaitan kepada Allah ataukepada “yang menciptakan manusia dan seluruh keteraturan alam dengan sifatnya maha pengasih dan penyayang).Dan jangan lupa, awali dengan taubat dari kebiasaan buruk berzina dengan mandi besar dan istighfar, sebab kebiasaan itu merubah sambungan syaraf otak untuk membesar pada kanal konfirmasi biasa yang resis terhadap cahaya kebenaran.Menikahlah secara halal, walau sekedar dengan izin wali menikah dan tanpa apapun selainnya.Kecuali anda sudah mulai tidak butuh atau bisa menutup kebutuhan hubungan suami istri tanpa berzina.
Rasulullah pernah bernasehat dalam mematikan marah, kata beliau “ marah itu kegilaan, akibat bisikan setan, setan itu dari api, yang bisa memadamkan api adalah air, jika marah maka berwudhulah,” (hadis popular)
Karena itu, sebelum membaca al-qur’an juga sebelum observasi alamiah atau sebelum membaca qur’an yang terekspresi simbolik pada realita alamiah akan lebih lengkap lagi jika diawali dengan taawudz dan ditambah berwudhu, sebab targetnya adalah membenteng dari bisikan jahat setan dalam kita ‘menafsir’ al-qur’an yang kita baca.
Tanpa membersihkan diri dan tanpa berlindung, maka jangan heran kalau bisa terjadi bisikan syeitan yang membodohkan misalnya adalah ‘tiba-tiba’ secara taken for granted dari dongeng dongeng atau kisah kisah untuk ikut menuhankan sesuatu yang belum pernah punya bukti menciptakan manusia beserta struktur dari 1 triliun sel dan sambungan syarafnya. Dan itu toh yang sudah terjadi ?!!
Baik, mari mulai observasi berikut ini:
Tema data grounded : Ahsani takwin : (telah kami ciptakan manusia dalam bentuk kejadian terbaik: at tin:5)
Dengan bimbingan tema ini kita akan menemukan bukti-bukti kasih sayang allah pada struktur tubuh manusia yaitu :
Dalam tema ini, kita akan menemukan data-data evidensi kasih sayang pencipta kita :
20.000 kilometer pipa darah ke seluruh sudut tubuh manusia
100 miliar sel tubuh yang punya genset sendiri sendiri, punya tanki bahan bakar dan cadangan bahan bakar
Organ organ tubuh mahal dan bekerja gratis seumur hidup
1 triliun sel dan sambungan syaraf ke setiap sudut tubuh manusia, beserta entah berapa ribu triliun neurotransmitter yang mondar mandir membawa informasi. Dengannya kita merasakan nikmat makanan, nikmat seksual, nikmat minum dikala haus, dan nikmat semilir angin sejuk diterik mentari, dan lain sebagainya.
Manusia adalah lebih canggih dari pesawat terhebat / mobi terhebat, (tentu harus lebih mahal), sehingga setiap manusia adalah sama-sama orang kaya raya dengan karunia Allah pada dirinya.
Dengan lima jenis data ini kita harus dapat simpulkan ada konsep yang teridentifikasi yaitu : ada maha pengasih danmaha penyayang yang menciptakan kita dan dia adalah subjek yang harus kita pertuhan, dan kita harus hindari bertuhan kepada bukan Dia.
Tema data grounded: Karomna Bani Adam : (telah kami muliakan manusia sebagai puncak ‘goal sistemik’ dari kerja lingkungan alamiah di darat dan dilaut, Isra:70)
Dengan bimbingan tema ini kita akan menemukan bukti-bukti kasih sayang allah pada karakteristik pelayanan makhluk alam lain kepada manusia, yaitu :
Ketika lahir manusia mendapati tumbuhan, sinar matahari, dan air bekerja untuknya menghasilkan oksigen dan karbohidrat
Ketika lahir manusia mendapati ada air susu di ibunya
Ketika lahir manusia mendapati bahwa seekor kambing yang berak dankencing telah dirancang untuk memuliakannya melalui menyuburkan tanah lalu membuat daun lebih rimbun dan lebih banyak oksigen
Ketika lahir manusia mendapati ada proses tersedia protein terbaik yaitu ikan dengan mekanisme perbanyakan diri yang luar biasa , dari sepasang bisa bertelur ribuan dan melimpah
Ketika manusia lahir manusia mendapati pohon pohon produktif sumber karbohidrat dan vitamin itu lengkap dengan mekanisme perbanyakan diri dari satu pohon bisa menjadi ribuan pohon baru yang produktif.
Semua mekanisme alamiah adalah dalam rangka memuliakan anak-anak adam. (al qur’an)
(sekali lagi berlindunglah kepada allah dari bisikan syaitan agar tidak ada resistensi jahat membodohkan aqal dan hati untuk menolak bukti grounded ini, dan bersihkan diri dari hadast besar akibat suka berzina atau lainnya melalui mandi junub dan taubat, atau hati anda akan gelap tertutup).
Tema data grounded : Sachoro lakum ma fissamawati wal ardl(tidakkah kalian perhatikan bahwa apa yang ada di langit dan di bumi telah ditundukan kepada superioritas manusia…Luqman:20)
Arti sachorolakum adalah ditundukan untuk bisa dikendalikan, namun bergantung kepada kemampuan mengendalikan yang diupayakan.Mulai dari tingkat primitive, budidaya, hingga ke mikrobiologi nuklir dan sebagainya, setelah ditemukan sebab akibat tentu bisa dikendalikan. (Mungkin mukmin mungkin juga tidak, karena ayat ini berlaku umum kepada yang orang yang masih berkondisi ‘diajak belajar tentang tauhid grounded / mengesakan tuhan melalui observasi grounded alamiah, seperti anak-anak luqman). Makin menguasai teknologi tentu makin bisa mengendalikan alam. Ada dua model ideal, model ideal seperti jin yang bisa kendalikan teleportasi cepat tapi ada pula model ideal ulama yang bisa teleportasi lebih cepat lagi dari jin.
Dengan tema grounded research ini akan ditemukan evidensi identifikasi :
Setiap mekanisme alam semesta dipasrahkan kepada manusia untuk dikendalikan
Manusia bisa membudidaya sumberdaya hayati alamiah disekitarnya
Manusia bisa mengeksploitasi memenuhi hasrat nafsu, mengkonsumsi hasil alam ,Memuaskan keinginan.
Kenikmatan memuaskan keinginan terhadap lingkungan alamiah adalah yang istimewa dan sering dilupakan manusia. Membuat rekayasa genetika, memupuk, ‘memunculkan buah manis tanpa biji, tanpa kesat tanpa pahit, langsung matang gurih empuk dll…). Semuanya sudah sachoro, bergantung kemauan menguasai teknologinya. Membuat rekayasa sumberdaya air sehingga air jadi bekerja sendiri melayani manusia, Dengan teknik fisika Jepang membuat kereta peluru dngan zero accident selama 30 tahun lebih, dengan teknik kimia berbagai polister sintetik dikembangkan, dengan bio kimia Thailand jadi Negara penghasil buah bangkok tanpa pupuk kimia, dan seterusnya, Sehingga manusia Jepang dan Korea sudah menjadi ‘seragam’ cantik dan tampan dengan teknologi bedah. Hidung yang dulu pesek kini menjadi runcing cantik, mata yang dulu sipit kini menjadi punya anak mata, bulu mata jadi lentik hitam, dan seterusnya. Dalam bidang kesehatan berbagai teknologi kesehatan sudah dikembangkan dan mungkin sudah ditemukan metoda ‘kebal penyakit’, ‘regeneratif luka dan penyembuhan secara super cepat’ dan seterusnya. Semua proses alamiah sudah ‘sachoro’ terhadap manusia untuk dinikmati, sebagai bagian dari azimu rohmat. Lalu kepadanya yang memasrahkan proses alamiah itulah (subject behind dari fiy cholqissamaawaati wal ard ) mestinya manusia Bertuhan dan Berharap.
Tema data grounded innanafsa ammarotun bis su, dan tema zaharal fasadun fil barr wal bahri (yusuf 53, dan ar rum 41)
Temukanlah evidensi dari konsep “syaithan bekerja membisikan manusia agar mengikuti hawa nafsunya, yang menimbulkan su’ atau keburukan.
Di antara evidensi adalah: dapat terlihat banyak kerusakan ekologi di darat dan dilautan karena seruan hawa nafsu yang diturutkan. Banyak spesies tanaman dan hewan yang punah, padahal kata Allah tidak satupun spesies itu yang tidak bermanfaat bagi manusia. Manusia menggunduli hutan padahal hutan itu adalah sumber berton ton oksigen setiap hari untuk kenikmatan manusia bernafas dan untuk proses energy dalam tubuhnya. Manusia mengeksploitasi alam berlebih, bermusuhan, tumpah darah, dll.Semua adalah karena terlalu mengikuti hawa nafsu. Dalam observasi tema hawa nafsu ini akan dibuktikan bahwa memang ‘inna nafsa laammaratun bissu’’, dan inna syaitanna lakum aduw fattachiduhu aduw..;.
Contohnya adalah dalam soal kehidupan sex bebas dikira manusia mendatangkan bahagia. Padahal dengannya manusia menyemai bibit derita yang akan dipanen pada saat menikah kelak. Sebab tidak seorangpun yang bisa menerima secara hati jika paangan yang dicintainya melakukan sex bebas dengan orang lain. Kecemburuan mengakibatkan penyakit jiwa dan bahkan pembunuhan. Bahkan di negeri ‘tidak bertuhan’ pun dan ‘sekuler’ pun, ternyata wanita wanitanya adalah pencemburu berat terhadap suaminya ketika ‘ketahuan’ melakukan sex diluar yang halal. Derita ini datang dari bisikan syaitan untuk menurutkan hawa nafsur.
Demikian pula dengan judi, alcohol, atau mengundi nasib.Dengan dorongan nafsu dan bisikan syaitan, manusia diajak meninggalkan rasionalitasnya secara aneh bin ajaib.Sangat banyak orang pintar dan cerdas tak kuasa untuk membendung munculnya ‘pembenaran pribadi’ yang jauh dari rasionalitas. Dalam level paling sederhana yaitu rokok, orang bisa memiliki gemuruh jiwa yang luar biasa ketika menepuk nepuk batang rokok di atas kotak bungkus rokok lalu menyulutnya sambil sedikit memiringkan kepala lalu menghisap asapnya sambil kemudian menghembuskannya dengan ‘mengenang’ john wayne yang berkuda dengan gagah, atau sambil mengenang pengendara jeep off road dengan gagah memintas alam berbahaya. Dalam keadaan demikian rasio telah dibalik, tapi itu ternyata dipercaya penuh.
Eksploitas alam dan saling eksploitasi antar manusia juga terjadi demi keinginan menguasai sumberdaya yang dalam peta pemikirannya adlaah ‘achladah’ atau investatif untuk mengekalkan nikmat.Hutan dibabat dijual kayunya, laut di bom diambil ikannya, minyak bumi di bakar berton ton tiap hari untuk kenikmatan berkendaraan, hewan hewan di suntik antibiotic secara berlebihan demi mencegah kematian agar dolar dan rupiah panen lebih terjaga, dan seterusnya.Agar lebih untung dalam menjual kue atau olahan makanan, dicampur dengan kimia pengawet dengan pewarna tekstil, dengan pemanis sintetik, dan sterusnya dan sterusnya.Yang ujungnya adalah harapan adanya ‘achladah’ atau kekekalan kenikmatan melalui menguasai materi atau kekayaan sumberdaya.
Padahal kebutuhan manusia gk pernah lebih dari sekedar untuk waktu sekitar 60 atau 70 tahun saja.Seper-empat atau seper-tiga dari waktu hidup 60 atau 70 tahun itu sebenarnya hanya di isi aktifitas tidur tidur saja.Biaya hidup selama 60 s/d 70 dan itu biaya hidupnya sebenarnya gk besar.Sandang, pangan dan papan, rekening rutin, dan kebutuhan transport bepergian serta kebutuhan komunikasi.Tapi karena nafsu dan bisikan setan, maka sering jadi over oleh banyak ijtihad fatamorgana.Lalu terjebak tabdzir (belanja grup setan/ikhwan setan) yaitu belanja yang merusak lingkungan hidup alamiah maupun humaniora, serta terjebak israf (boros) atau lebih dari yang dibutuhkan.
Tema ihdinas shiratal mustaqim: tema do’a mohon jalan hidup yang benar dan membawa kebaikan nikmat yang matched dengan kesempurnaan jasmani manusia dalam korelasi dengan alam sekitar.
Semua manusia tentu punya hati kecil yang suka kalau setuju kalau hidupnya bisa menjaga nikmat jasmani dan r uhani yang sudah dimiliki dengan sebaik-baiknya. Dan lebih suka lagi kalau nikmat itu bisa ditingkatkan lagi, sehingga ke level yang belum diketahui kelak.
Karena itu do’a yang paling utama yang selalu dibaca dalam setiap berdiri sholat adalah meminta hal demikian, minta jalan yang lurus kepada the subject behind dari keteraturan alamiah , yaitu kepada yang telah mengekspresi bukti kasih sayang dalam keteraturan alamiah yang memuliakan manusia.
Di tahap ini, sekali lagi kalau kita tidak berlindung dari gangguan syaitan maka kita akan terjebak kepada resis dan mereferkan atau menisbahkan definisi mental kita “Dia yang Menciptakan keteraturan alam dengan kasih sayang” kepada makhluk makhluk yang cuma makhluk ciptaan dan akan binasa. (manusia, hewan, jin, pohon, dll).
Cukup referkan saja atau nisbahkan saja secara definitif dan jangan nisbahkan secara benda, yaitu “bertuhan kepada yang mencipta dan mengatur lingkungan alamiah dengan aksara kasih sayang yang terbaca dalam proses proses alamiah itus endiri”
Khusus untuk tema ini, jalan hidup nikmat tidak atau jangan dimengerti sebagai kenikmatan jasmani hedonistik atau kemewahan lain yang hanya ada dalam ‘looking glass self’ dan bukan dalam level korespondentif yang melekat dengan kebutuhan insan manusia. Misalnya kenikmatan mengendarai jeep offroad tenyata adanya justru ditengah jalan mulus yang banyak orang, dan bukan di tengah hutan, mengapa ?karena kenikmatannya ada dalam looking glass self ketika membayangkan pujian atau kekaguman orang lain, dan bukan kenikmatan mengatasi bahaya alam bebas yang tanpa teknologi jalan hotmix.
Tema ““atmamtu alaikum nikmatiy… atau disempurnakan nikmat kepada kalian manusia (maidah 3) “. Atau li tuchrijannass min azzulumat ila an-nur untuk mengeluarkan manusia dari kebodohan kepada cahaya (Ibrahim 1).
Awas …!, ini bukan tema level peradaban / level teknologi/ level kemewahan hidup, tapi tema tentang adanya kesesuaian antara konstruksi jasmani dan ruhani dengan cara hidup yang bisa menyempurnakan nikmat atau mengkumulasi nikmat.
observasiini adalah membuktikan kebenaran bagi jalan hidup yang dideduksi dari alqur’andengan bukti alamiah.
Pada kerja observasi ini manusia harus berlindung kepada Tuhan dari bisikan syaitan, atau jika tidak maka akanresist atau menolak akal sendiri untuk bisa menyimpulkan secara jujur dan objektif. Lalu ketika terjebak syaitan untuk menolak maka manusia terpaksa digolongkan sebagai ‘penutup diri dari kebenaran’ atau dalam bahasa arab ‘kafir’, kafir artinya tertutup. Syaitan akan bekerja dalam menaikan tensi emosi dan prasangka skeptic serta curiga sehingga memunculkan gejala yang disebut dengan reduksi equivocality.Dalam gejala ini pengetahuan grounded yang disaksikan sendiri menjadi tidak membantu memberi kesimpulan yang benar. Malah sebaliknya akan muncul berbagai prasangka skeptic yang aneh dan sangat tidak ilmiah. Karena justru membawa percaya kepada yang tidak logis secara ilmiah dan alamiah yaitu suatu keadaan yang disebut sebagai tu’minuna bil batil wa takfuru bil haq atau percaya kepada yang salah dan menutup diri dari yang benar.
Lihatlah apa manfaat jauhi alkohol, apa manfaat tidak dekati zina, apa manfaat gema mimpi buruk atau night mare ancaman hukuman mati bagi menyeleweng menghianati istri/suami bagi keutuhan keluarga, apa manfaat menjauhi judi, apa manfaat tidak memakan kolesterol babi, apa manfaat menjauhi prasangka buruk dan membicarakan keburukan orang lain, dan lainnya. Pasti kalau hati kita terbuka akan terima bahwa semua memang benar dan bermanfaat. Pasti pula kalau equivocality bagi senses konstruktif tadi dihambat syaitan maka kita akan skeptic dan curiga dan sebgainya.
Dalam penjelasan panjang dari ayat-ayat lain, jika ditafsir dalam bingkai kajian sosiologis dan kajian sistim akan ditemukan bahwa ternyata al-qur’an dikirim untuk menciptakan equilibrium mikro dan makro manusia dan masyarakatnya serta lingkungan alamiahnya. Proses membangun equilibrium itu diperjalankan dengan transformasi yang gradual, bertahap, dan berkembang secara pararel simultan di segala sisi, tidak sendiri-sendiri. Khususnya adalah dalam masalah hukum, yang sangat menimbang kehadiran pararel dari berbagai situasi transformasi sistemik kemasyarakatan (jika dilihat dari kronologi atau sejarah ayat dan hadis tentang pelaksanaan hukum). Tidak ada hukum yang ‘njomplang’ dan disikapi secara aneh dalam praktik, melainkan hukum akan berada dalam eskalasi shared meaning tipikal yang transformasinya (transformasi tipikalitas shared meaning) secara dialektis dibangun oleh para juru dakwah dan pengambil kebijakan (ulama dan umaro).
Berikut ini hanyalah sebagian contoh kecil kebaikan atau manfaat tingkat individual dan belum penjelasan manfaat tingkat komunal kolektif, dan manfaat inter komunal, serta manfaat relasi dengan lingkungan alamiah sekitar maupun semesta.
Contoh kecil 1 :
Berpuasa sebulan dalam setahun adalah punya banyak kebijaksanaan, di antaranya adalah :
Selama 11 bulan kita makan tidak terkontrol, dan sangat mungkin banyak butir lemak di pembuluh darah, dan banyak lemak di sekitar jantung, atau lainnya.
Dalam puasa sebulan setahun sekali, dilakukan substitusi sumber energy dari karbohidrat asupan dari mulut dengan sumber energi dari lemak-lemak dalam tubuh yang diolah jadi keton oleh hati. Itupun secara sangat perlahan karena hanya 1/3 dari porsi energi harian, sebab 2/3 lainnya tetap dari sumber rutin.
Sehingga di akhir bulan, tubuh kembali bersih dari sumber bahaya kolesterol yang bisa merusak tubuh dan menghambat kenyamanan paru dan jantung ketika menarik nafas atau ketika bekerja.Dengan catatan jika puasa ramadhan tetap dibarengi aktifitas seperti biasa agar kebutuhan energi tetap meminta suplai bahan bakar metabolisme sel tubuh dan kekurangan suplay dari karbohidrat di substitusi dengan energi keton lemak.
Kalaupun lemak itu tidak dikonversi jadi keton dan energy, maka keringat rutin akan mengeluarkan lemak secara perlahan sambil dikurangi asupan lemak dari mulut dengan mengurangi makan.
Dari itu, sangat jelas bahwa kalau kita membaca secara positif, kita akan mendapat kebaikan, tapi kalau membaca secara skeptic dan dibisik setan maka kita akan berkesimpulan ‘puasa adalah masokis’, “puasa adalah menyiksa diri”, dan lainnya. Percayakah ?, saya rasa kalau jujur anda akan mengakui kebenaran potensi bisikan setan itu….
Serta tidak perlu takut akan sakit maag atau sebagainya, di medan perang, terkadang tentara bisa tidak makan dua hari penuh, dan fisik biasa saja tidak ada keluhan. Di rumah sakit, ketika dokter merekomendasi puasa sebelum operasi semua pasien patuh dan tidak ada keluhan sakit maag atau sebagainya. Sebagian dari sakit itu mungkin memang dari kecemasan bisikan setan, dan itu bisa ditanggulangi dengan ta awudzyang ditambah berwudhu dan keshabaran.
Faal tubuh kita sering bekerja secara psikis dan bukan secara fisik.Kalau mata kita melihat es krim, atau makanan enak tiba-tiba kita merasa haus atau lapar, tapi kalau tidak melihat itu semua kita biasa biasa saja. Orang kerja sering lupa waktu hingga tidak ingat makan, terlebih kalau bersama orang-orang yang sangat disenangi atau disukai, terkadang lebih dari ‘penderitaan’ tidak makan pun siap dan tetap dijalani dengan tenang.
Contoh kecil 2:
Dalam desain hukum pidana islam, putusan putusan ternyata berkait kepada manfaat fisik dan batin, serta berproses secara gradual menyesuaikan dengan transformasi kemapanan payung budaya keislaman. Kalau payung budaya itu makin kokoh maka akan makin strik atau tegas dank eras hukuman diberikan, terkait dengan potensi pencegahan kerusakan latensi dan kerusakan keseimbanganmental individual penganut latensi atau norma dan nilai keislaman tersebut. Contohnya adalah hukum zina, awalnya ketika masyarakat pra islam adalah hidup dengan sex bebas dan perbudakan, maka hukum zina pertama hanya di cela secara kata-kata. Lalu sejalan dengan transformasi pendidikan agama dan transformasi kolektifitas dalam shared meaning yang tipikal mulai pro, maka hukum zina akan meningkat menjadi dikucilkan, lalu ketika kolektifitas semakin punya tipikal subjektifitas yang pro terhadap shared meaning iman yang tinggi, maka hukum zina meningkat lagi kepada night-mare rasa malu dan sakit di dera di depan umum. Hukumnya pun berbeda secara siapa pelakunya, kalau pelakunya bermakna menyakiti pasangan dan bernada musfri atau going too far karena sudah punya pasangan cinta sendiri masih cari tambahan haram maka ia diberi hukuman dua kali lipat yaitu di dera 200 kali, sementara yg belum punya pasangan sehingga tidak menyakiti siapa siapa hanya didera 100 kali, tapi itu depan umum sehingga sangat menyakiti secara psikis lalu sakit psikis itu menjadi bumper untuk tidak melakukan. Kemudian hukum ini berkembang lagi melalui putusan aplikatif situasional yang khusus diatas rata-rata dan diatas prosedur standar, yaitu hukuman mati rajam, manakala masyarakat sudah benar benar matang dalam das sein dan das solen, menyepakati norma dan nilai islam dan mempraktikannya, sehingga pada masa itu setiap pelanggaran zina bagi yang sudah punya pasangan cinta dan syahwat akan dihukum mati didepan umum dengan eksekusi oleh masyarakat yang tidak diwakili algojo. Dengan praktik eksekusi masyarakat ini maka akan bermanfaat sosiologis mencegah dan sangat mencegah terjadinya gangguan praktik zina berhianat. Sebab kalau terjadi tentu sangat merusak strukturil masyarakat yaitu keluarga, sebab akan ketika ada pasangan yang sakit psikis akibat dihianati tentu akan terjadi kegoncangan kohesi dan payung kultural beserta segala hiden kurikulum keluarganya, termasuk akan jadi pembenaran bagi anak-anak untuk ‘melakukan h al sama’ dan pembenaran bagi pasangan yang dihianati ‘untuk melakukan hal sama’ dan seterusnya lalu lahirlah masyarakat penghianat kohesi cinta dalam keluarga, karena itulah dihukum ‘mati’ secara kolektif. Sangat gradual dan saintifik secara psikologis dan sosiologis.
Secara jasmani, tentu aka nada peningkatan kenikmatan dan proteksi kenikmatan setelah mempertuhan allah rabb alamin dengan menurut jalan hidup yang baik dan benar. Lebih dari itu secara sosiologis bertransformasi equilibrium yang gradual, dan secara psikologis juga sangat matched dari tahap ke tahap. Lebih dari itu sebagai hadiah bagi yang menjalankan akan ada kenikmatan lain , misalnya adalah bagi orang orang yang menjalankan petunjuk dgn sungguh sungguh akan diberi banyak ‘lorong tuhan’. Nikmat ini bukan sekedar bisa memelihara kesempurnaan jasmani karena terjaga makanan dan terjaga perilaku sehat lain dalam prosedur perintah dan larangan yang membawa manfaat.
IKRAR : setelah identifikasi evidensi berdasar observasi adalah Ibadah
Setelah memahami ada paket sistemiklingkungan alamiah yang berpuncak kepada goal melayani dan menundukan diri bagi manusia, maka manusia sangat pantas untuk bertuhan kepada Dia yang merancang dirinya dan lingkungan alamiah.Sebab rancangannya begitu sempurna dan penuh kebaikan bagi manusia.
Praktik yang disepakati universal dari bertuhan adalah ‘mendatangi’ dan ‘berdo’a’. “iyya ka na’budu wa iyya ka nastain’, kepada Engkau kami mendatangi dan kepada Engkau kami meminta pertolongan”.
(penggunaan istilah ‘kami’ adalah terkait tipe kontinum ideal dari praktik mendatangi dan meminta tolong adalah dalam kolektifitas atau bersama-sama, dan bukan individual).
Dalam bertuhan maka manusia mengawali dengan do’a paling penting tapi juga manusiawi karena sangat pragmatikyaitu :meminta diberi petunjuk jalan hidup yang membawa kenikmatan kepada Maha Pencipta dan Pengatur alam yang mampu mengaturkan keteraturan alamiah demikian bermanfaat, tentu mampu pula mengatur kenikmatan lain yang baik bagi manusia. (Al Fatihah 5).
Apa arti bertuhan ?, bertuhan adalah memperturutkan sesuatu. Dalam hal ini bertuhan artinya adalah memperturutkan bimbingan jalan hidup yang bermanfaat, yang disebut jalan keselamatan.Selamat dari gangguan fisik dan aqal akibat alkohol, selamat dari rusak mental akibat judi, selamat dari obesitas akibat kolesterol, selamat dari hancurnya keluarga akibat penyelewengan seksual yang menyakitkan pasangan lalu menghancurkanketeladanan keluarga, dan lain sebagainya.
KESIMPULAN
Komunikasi awal dari Tuhan kepada Manusia, adalah komunikasi universal, sehingga tidak menggunakan bahasa klaim atau arbitrary taken for granted. Melainkan komunikasi yang bersifat grounded konstruktif. Yaitu komunikasi yang mengajak manusia membangun pemikiran sendiri dalam memahami tuhan.,
Tuhan bukanlah the matter of ‘istilah’ tetapi lebih sebagaithe matter of paradigm,
Yaitu bertuhanlah kepada Pencipta dan Pengatur Proses Proses Alamiah, mengapa ?karena melalui proses alamiah itu semua memberi manfaat dan kebaikan penuh nikmat terhadap manusia.
HANYA kepada the subject behind yang memberi kebaikan yang banyak melalui proses lingkungan almiah itulah kita bertuhan.
Dalam al qur’an atau dalam bahasa Arab, tuhan itu disebut Allah.
Istilah Allah adalah istilah yang bersih dari konotasi bendawi, sehingga sangat tepat digunakan sebagai ikon jendela mental memandang tuhan dan bukan seabgai klaim etnosentrik.