1 SM PDF
1 SM PDF
1 SM PDF
Frisilia Moniung
Sefti Rompas
Jill Lolong
Abstract: the longer a person works the more them skilled and more experienced in
performing work. The performance is in implementing nursing care that have been arranged
in accordance with nursing standards were issued by the health departement an institution in
the from or standard operating procedures, as the embodiment of the professional attitude of
nursing health departement of republic indonesia have imposed their standard operating
procedures (SOP). the aim of research is to find out if there are relationship between the
length work With the Obedient Nurses in implementing SOP in give an infusion in RSU
Pancaran Kasih GMIM Manado. The study design is observasional analytic with cross
sectional approach and data were collected using observation sheet. Research results test
statistic chi square obtained p = 0,798. Samples were taken with the technique ot talking
consecutive sanpling, these are 40 samples. Conclusion there is no Relationship between the
lenght work with the obedient nurses in implementing SOP in give an infusion. The
suggestion for further research can investigate the factors of nurses in implementing SOP in
give an infusion.
Key Words : the length work, Obedient Nurses, SOP in give an Infusion.
Abstrak: Semakin lama seseorang bekerja maka makin trampil dan makin berpengalaman
pula dalam melaksanakan pekerjaan. Kinerja yang dimaksud kinerja dalam melaksanakan
asuhan keperawatan tentunya semua tindakan keperawatan yang telah disusun sesuai dengan
standar keperawatan yang dikeluarkan kementrian kesehatan maupun instansi dalam bentuk
standar operasional prosedur, sebagai perwujudan sikap profesional dari asuhan keperawatan
kementrian kesehatan republik indonesia telah memberlakukan adanya standar operasional
prosedur (SOP). Tujuan penelitian untuk mengetahui apakah ada Hubungan Lama Kerja
Dengan Kepatuhan Perawat dalam Melaksanakan SOP Pemasangan Infus di RSU Pancaran
Kasih GMIM Manado. Desain Penelitian yang digunakan adalah obsevasional analitik
dengan pendekatan cross sectional dan data dikumpulkan menggunakan lembar observasi.
Sampel diambil dengan teknik pengambilan consecutive sampling yaitu 40 sampel. Hasil
penelitian uji statistic chi square didapatkan p = 0,798. Kesimpulan tidak terdapat hubungan
antara lama kerja dengan kepatuhan perawat dalam melaksanakan SOP pemasangan infus.
Saran Diharapkan bagi peneliti selanjutnya dapat meneliti lebih lanjut mengenai faktor
faktor kepatuhan perawat dalam menjalankan SOP pemasangan infus.
Kata Kunci : Lama Kerja, Kepatuhan Perawat, SOP Pemasangan Infus.
1
e-jurnal Keperawatan (e-Kep) Volume 4 Nomor 2, November 2016
meningkatkan pelayanan yang lebih adalah suatu perilaku manusia yang taat
bermutu dan terjangkau oleh masyarakat terhadap aturan, perintah, prosedur, dan
agar terwujud derajat kesehatan yang displin. Kepatuhan perawat adalah
setinggi-tingginya. Masa kerja atau perilaku perawat sebagai seorang
pengalaman dapat berdampak kepada professional terhadap suatu anjuran,
kinerja menurut (Siagian, 2000 dalam prosedur atau peraturan yang harus
Masdalifa, 2006). Semakin lama seseorang dilakukan atau ditaati (Setiadi, 2007 dalam
bekerja maka makin trampil dan makin Tirolyn 2011). Kepatuhan perawat dalam
berpengalaman pula dalam melaksanakan pelaksanaan SOP dalam hal ini
pekerjaan. Kinerja yang dimaksud kinerja pemasangan infus diartikan sebagai
dalam melaksanakan asuhan keperawatan ketaatan untuk melaksanakan pemasangan
tentunya semua tindakan keperawatan infus sesuai SOP yang telah ditetapkan
yang telah disusun sesuai dengan standar sehingga berkurangnya permasalahan
keperawatan yang dikeluarkan departemen akibat pemasangan infus. Kepatuhan
kesehatan maupun instansi dalam bentuk merupakan bagian dari perilaku individu
standar operasional prosedur (Pasaribu, yang bersangkutan untuk menaati atau
2006 dalam Ince, 2011). mematuhi sesuatu.
Sebagai perwujudan sikap Penelitian Ismail (2011) mengenai
profesional dari asuhan keperawatan, karakteristik perawat dengan tingkat
Departemen kesehatan Republik Indonesia kepatuhan SOP di peroleh hasil bahwa dari
telah memberlakukan adanya standar 35 responden (100%) dengan kategori
operasional prosedur (SOP) atau prosedur masa kerja kurang dari 10 tahun terdapat
tetap yang meliputi SOP Profesi, SOP 25 responden (71,4%) yang patuh dan 10
Pelayanan, dan SOP Administrasi. Apabila responden (28,6%) tidak patuh kemudian
pelayanan rumah sakit sudah memberikan dari 15 responden (100%) dengan masa
pelayanan sesuai dengan persyaratan yang kerja antara 10-20 tahun dan lebih dari 20
ditetapkan dalam standar, maka pelayanan tahun terdapat 16,7% yang tidak patuh dan
kesehatan atau keperawatan sudah dapat yang patuh terhadap SOP pemasangan
dipertanggung jawabkan (Depkes RI, 2005 infus 83,3 %. Berdasarkan pengalaman
dalam Widhori, 2014). yang didapatkan saat Praktik Klinik
Infus intravena (IV) merupakan Keperawatan Terpadu (PKKT) peneliti
instilasi cairan, elektrolit, obat-obatan, banyak mendapatkan masukan tentang
darah, atau zat nutrien ke vena. Terapi kepatuhan dalam melaksanakan SOP Infus
infus intravena adalah tindakan terapi yang salah satunya, yaitu mencuci tangan
paling sering dilakukan dirumah sakit terlebih dahulu sampai dengan menghitung
(Kozier & Erb, 2009). Menurut United of tetesan cairan infus oleh kepala ruangan
Central for Nursing, Midwifery and Health dan juga tim medis keperawatan lain yang
Visiting (UKCC) terapi melalui infus sudah memiliki lama kerja kurang lebih 10
sekarang ini merupakan bagian integral tahun dan pada saat melakukan tindakan
dalam praktek keperawatan professional pemasangan infus perawat yang memiliki
tidak hanya mengawasi masuknya infus, masa kerja 1-5 tahun dalam hal ini
akan tetapi dengan perkembangan ilmu kategori tidak patuh, tidak memasang
keperawatan seorang perawat professional torniquet dan tidak mencuci tangan
akan terlibat dan bertanggung jawab akan terlebih dahulu. Pengalaman merupakan
pemasangan dan pelepasan kateter, dan salah satu faktor dalam diri manusia yang
juga bertanggung jawab akan komplikasi sangat menentukan dalam tahap
akibat pemasangn kateter (Royal College penerimaan rangsangan. Pada proses
of Nursing, 2010). persepsi langsung, seseorang yang
Kelman (1958) dalam Tirolyn mempunyai pengalaman akan selalu lebih
(2011) menyatakan bahwa, kepatuhan pandai dalam mempersiapkan segala hal
2
e-jurnal Keperawatan (e-Kep) Volume 4 Nomor 2, November 2016
dari pada mereka yang sama sekali tidak orang di RSU Pancaran Kasih GMIM
memiliki pengalaman (Simamora, 2012 Manado. Dengan masa kerja perawat
dalam Dinna 2013). dikategorikan, antara 1-5 tahun dan 6-10
Berdasarkan data yang didapatkan tahun. Pengambilan sampel dalam
pada tanggal 18 April 2016 di RSU penelitian ini menggunakan teknik
Pancaran Kasih GMIM Manado, consecutive sampling dengan jumlah 40
didapatkan jumlah perawat sebanyak 164 orang. Kriteria inklusi: Perawat yang
orang. Dengan masa kerja perawat antara bekerja di RSU Pancaran Kasih GMIM
0-5 tahun, 6-10 tahun dan masa kerja lebih Manado, Perawat yang melaksanakan
dari 10 tahun. Sebagian besar perawat tindakan pemasangan infus di ruang UGD
berpendidikan diploma III sebanyak 136 dan di ruang inap, Perawat yang bersedia
perawat, Profesi Ners sebanyak 28 menjadi respoden. Kriteria eksklusi:
perawat. Berdasarkan hasil wawancara Perawat yang sedang mengambil cuti,
dengan perawat di ruangan kelas II Perawat yang berada di ruangan poli dan
mengatakan RSU Pancaran Kasih GMIM loket yang tidak melaksanakan
Manado memiliki SOP infus baik SOP pemasangan infus, Perawat yang sudah
pada bayi dan anak juga SOP pada orang menjadi responden sebelumnya, Perawat
dewasa. Setelah dilakukan observasi 2 yang tidak bersedia menjadi responden,
perawat dalam kategori tidak patuh pada Perawat yang bekerja lebih dari 10 tahun.
pelaksanaan SOP. Hal ini ditunjukkan
dengan perawat yang tidak mencuci tangan HASIL PENELITIAN
terlebih dahulu, tidak memasang torniquet, Tabel 1. Distribusi Umur Perawat di RSU
dan menggunakan kapas alkohol yang Pancaran Kasih GMIM Manado.
sudah dipakai diletakkan di tempat yang Umur (Tahun) n (%)
sama dengan alat yang masih bersih. Data 20 30 22 55
tersebut menunjukkan, bahwa presentasi 40 50 18 45
perawat masih kurang dalalam Total 40 100
menjalankan kepatuahan pada SOP. Sumber: Data Primer, 2016
Dari studi pendahuluan dan data di Distribusi frekuensi berdasarkan
atas, peneliti tertarik untuk melakukan variabel umur pasien rawat di RSU
penelitian tentang hubungan lama kerja Pancaran Kasih GMIM Manado seperti
dengan kepatuhan perawat dalam yang terlihat pada table 5.1 di atas
melaksanakan SOP pemasangan infus di menunjukan bahwa dari 40 responden
RSU Pancaran Kasih GMIM Manado. yang diteliti sebagian besar responden
dengan umur 20 30 berjumlah 22 orang
METODE PENELITIAN (55%).
Desain penelitian ini adalah Tabel 2. Distribusi Jenis Kelamin Perawat
obsevasional analitik dengan pendekatan di RSU Pancaran Kasih GMIM Manado.
cross sectiona, dimana variabel sebab atau Jenis Kelamin n (%)
resiko dan akibat atau kasus yang terjadi Perawat
pada objek penelitian diukur dan Laki laki 16 40
dikumpulkan dalam satu waktu (Setiadi,
Perempuan 24 60
2013). Penelitian ini dilaksanakan pada
bulan Juni-Juli 2016. Instrumen pada Total 40 100
penelitian ini menggunakan lembar Sumber: Data Primer, 2016
observasi. Dimana lembar observasi Distribusi frekuensi berdasarkan
digunakan untuk menilai dan memperoleh variabel jenis kelamin seperti yang terlihat
data mengenai lama kerja perawat dan pada table 5.2 diatas menunjukan bahwa
kepatuhan pelaksanakan SOP infus. dari 40 responden yang diteliti sebagian
Populasi pada penelitian ini berjumlah 164
3
e-jurnal Keperawatan (e-Kep) Volume 4 Nomor 2, November 2016
4
e-jurnal Keperawatan (e-Kep) Volume 4 Nomor 2, November 2016
5
e-jurnal Keperawatan (e-Kep) Volume 4 Nomor 2, November 2016
6
e-jurnal Keperawatan (e-Kep) Volume 4 Nomor 2, November 2016