23-Article Text-143-1-10-20180630 PDF
23-Article Text-143-1-10-20180630 PDF
23-Article Text-143-1-10-20180630 PDF
Abstract: This study aims to describe and analyze the problematic of integrated thematic learning in
Madrasah Ibtidaiyah Negeri III Bondowoso. This research uses qualitative approach, case study type.
Data collection techniques used in-depth interviews, participant observation and documentation study.
The collected data is interpreted and analyzed using data reduction process, data presentation and
conclusion. The validity of the data is checked by credibility test through extension of engagement and
observation; triangulation; member checks, and conduct peer examination, dependability, confirmability,
and transferability.
Conclusion of this research: 1) Problem planning is: a) teacher still adopt RPP which become reference of
learning: b) less critical in doing adaptation; c) lack of accuracy in elaborating operational verbs on basic
competencies to be Indicators; and e) lesson planning done less in accordance with scientific theory. 2) The
problem of learning implementation are: a) Teachers are less professional; b) Teachers difficulty in
providing an integrated understanding of students; c) Teachers have difficulty converting subjects; d)
Teachers difficult to integrate maple; e) Unavailability of adequate learning facilities; and e) Students
cannot understand the implementation of integrative thematic learning. 3) the problem of integrative
thematic assessment is: a) the teacher difficulties assessing each maple on the report card about the students'
attitudes; b) practically the conduct of the assessment is not in accordance with the principle of assessment
that should be done in integrative thematic learning activities; c) in general teachers can carry out an
authentic assessment; and 4) The strategies that will be used to streamline integrative thematic learning
activities are by: a) improving teachers' human resources through training activities; b) pursuing
educational channels appropriate to their field; c) hold regular meetings of coordination meetings between
KKM conducted every 3 months; and d) on improving aspects of learning tools by supplementing the latest
literature reading books in order for students to have additional knowledge.
PENDAHULUAN
Pembelajaran tematik terpadu selalu menarik untuk dianalisis mulai dari teori,
praktik, dan penilaian, penggunaan tema dalam mengaitkan beberapa mata pelajaran atau
beberapa disiplin ilmu yang tergabung dalam satu mata pelajaran,1 hingga penilaian
autentik, begitu pula dalam memadukan mata pelajaran seperti Bahasa Indonesia,
Matematika, PPKN, IPS, SBDP, PJOK yang digabung menjadi satu tema tertentu.2
Pembelajaran tematik terpadu memiliki konsep dasar, baik konsep dasar filosofis,
konsep dasar yuridis, konsep dasar psikologis3 dan konsep dasar teologis4. Konsep dasar
tersebut secara rinci telah diuraikan secara logis dan sistematis, kemudian diuraikan pula
tahapan pembelajarannya mulai dari strategi, metode, pendekatan, hingga penilaiannya5.
Sementara pada tataran realitas Implementasi pembelajaran tematik masih dianggap
sebagai suatu hal yang sangat rumit bagi kebanyakan guru, anggapan rumit tersebut
dipengaruhi oleh cara pandang guru terhadap dirinya, karena merasa kurang
berpengalaman, tidak memiliki pengetahuan yang komplit, dan kurangnya motivasi untuk
belajar serta mencoba, sehingga masih banyak guru yang merasa kesulitan dalam membuat
perencanaan pembelajaran dan pelaksanaannya, bahkan guru juga kebingungan dalam
melakukan evaluasi pembelajaran, karena autentik asesmen membutuhkan ketekunan,
ketelitian keuletan dan kesabaran guru dalam pelaksanaannya6.
Madrasah Ibtidaiyah Negeri III Bondowoso adalah salah satu lembaga pendidikan
dasar negeri berciri khas agama Islam di kabupaten Bondowoso yang telah melaksanakan
pembelajaran tematik sejak tahun 2014 dan telah melaksanakan pelatihan yang dilakukan
secara berkesinambungan, bahkan semua guru kelas telah lulus strata 1 jurusan pendidikan
guru sekolah dasar di Universitas Terbuka7.
Dari uraian tersebut, penelitian dengan tema “PROBLEMATIKA
PEMBELAJARAN TEMATIK TERPADU DI MADRASAH IBTIDAIYAH NEGERI
1 Wahid Murni, Pengembangan Kurikulum IPS dan Ekonomi di Sekolah/ Madrasah Malang: UIN-Maliki Press,
2010, 87.
2 Buku Tematik Terpadu Kurikulum 2013. Jakarta: Kemendikbud, 2014, 1.
3 Abdul Majid, Pembelajaran Tematik Terpadu (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2017), 79-94.
4 Abd Muhith, Manajemen Mutu Pembelajaran Tematik (Jember: al-Bidayah: 2017), 102-120.
5 Abdul Majid, Pembelajaran Tematik, 95-286.
6 Abd Muhith, Manajemen Mutu Pembelajaran Tematik, 69.
7 Observasi, Bondowoso, 02 Mei 2018.
III BONDOWOSO” dapat memberi gambaran realitas dan solusi pembelajaran tematik
terpadu di madrasah Ibtidaiyah.
Tujuan
Tujuan penelitian ini adalah mendeskripsikan dan menganalisis :
1. Problematika perencanaan pembelajaran tematik terpadu di Madrasah Ibtidaiyah Negeri
III Bondowoso.
2. Problematika pelaksanaan pembelajaran tematik terpadu di Madrasah Ibtidaiyah Negeri
III Bondowoso.
3. Problematika evaluasi pembelajaran tematik terpadu di Madrasah Ibtidaiyah Negeri III
Bondowoso.
4. Efektivitas pembelajaran tematik terpadu di Madrasah Ibtidaiyah Negeri III
Bondowoso.
Metode Penelitian
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif, yang berkenaan dengan fenomena
di lokasi penelitian8, fenomena dalam penelitian ini, terkait pembelajaran tematik terpadu
di madrasah Ibtidaiyah, jenis studi kasus mengenai Problematika pembelajaran tematik
terpadu di Madrasah Ibtidaiyah Negeri III kabupaten Bondowoso. Teknik pengumpulan
data menggunakan wawancara mendalam, observasi partisipan dan studi dokumentasi
yang terkait dengan Problematika perencanaan, pelaksanaan, evaluasi dan efektivitas
pembelajaran tematik terpadu di Madrasah Ibtidaiyah Negeri III Bondowoso. Data yang
telah terkumpul ditafsirkan dan dianalisis menggunakan proses reduksi data, penyajian data
dan penarikan kesimpulan. Keabsahan data dicek dengan uji kredibilitas melalui
perpanjangan masa keterlibatan dan observasi; triangulasi; member check, dan melakukan
pemeriksaan sejawat, dependabilitas, komfirmabilitas, dan transferabilitas 9.
8 Sugiono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D (Bandung: Alfabeta, 2011), 9.
9 Junaidi & Fauzan, Metodologi Penelitian Kualitatif (Jogjakarta: Amera, 2012), 313.
10 Debdikbud, Kamus Besar Bahasa Indonesia (Jakarta : Bulan Bintang, 2002), 276
persoalan yang harus dipecahkan dengan kata lain masalah merupakan kesenjangan antara
kenyataan dengan suatu yang diharapkan dengan baik, agar tercapai hasil yang maksimal”.11
Yang dimaksud dengan Problematika adalah suatu kesenjangan antara harapan dan
kenyataan yang membutuhkan penyelesaian atau pemecahan. Sedangkan yang dimaksud
dengan pembelajaran berdasarkan Undang-Undang No. 20 tahun 2003 tentang sistem
pendidikan nasional pada pasal 1 ayat 20 dikatakan bahwa yang dimaksud dengan
pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar
pada suatu lingkungan belajar.12 Kemudian (dikutip oleh Eveline Siregar dan Hartini Nara),
mengatakan bahwa pembelajaran adalah usaha pendidikan yang dilaksanakan secara
sengaja, dengan tujuan yang telah ditetapkan sebelum proses dilaksanakan serta
pelaksanaannya terkendali.13
Gagne dan Briggs mengatakan bahwa pembelajaran merupakan suatu sistem yang
bertujuan untuk membantu proses belajar anak didik, yang dirancang, sedemikian rupa
untuk mendukung terjadinya proses belajar anak didik yang bersifat internal.14 Yang
dimaksud tema adalah pokok pikiran atau gagasan pokok yang menjadi pokok
pembicaraan.15 Kemudian terpadu berarti menjadi satu kesatuan yang utuh.
Dengan demikian yang dimaksud dengan pembelajaran tematik terpadu adalah suatu
proses interaksi antara peserta didik dengan pendidik dan peserta didik lainnya dalam suatu
lingkungan belajar dengan menggunakan sumber belajar tertentu yang mencakup beberapa
mata pelajaran yang dijadikan dalam satu tema, sedangkan tema tersebut sebagai wadah
yang mengandung konsep sehingga pembelajaran menjadi lebih bersifat holistik, bermakna,
dan autentik16. Dari uraian tersebut, yang dimaksud dengan Problematika pembelajaran
tematik terpadu adalah suatu kesenjangan antara idealis dan realitas dalam pembelajaran
tematik terpadu yang membutuhkan penyelesaian.
17Abdul Majid, Pembelajaran Tematik Terpadu, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2014, 80
18 Crain, William. Theories of Defelopment, Concept and Applications(Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2007), 171
19 M. Hosnan, Pendekatan Saintifik dan Kontekstual Dalam Pembelajaran Abad 21 (Bogor: Ghalia Indonesia,
2014), 35.
20 Abdul Majid, Belajar dan Pembelajaran Pendidikan Agama Islam. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya
Offset, 2013, 108
21 Slavin (1994) dalam Trianto, Mengembangkan Model Pembelajaran Tematik ( Jakarta: PT. Prestasi
Pustakaraya, 2012), 74
24 Dwi Ramdani Prastianingsih dkk, Jurnal Penelitian Analisis Kesulitan Guru dalam Pembelajaran Tematik di
SD Negeri 3 Haji Pemanggilan Kabupaten Lampung Tengah Tahun Pelajaran 2012/2013, 5
25 E. Mulyasa, Kurikulum Berbasis Kompetensi, Bandung: Remaja Rosda Karya, 2003, 79
26 M. Saekhan Munchit, Pembelajaran Konstekstual, Semarang: RaSAIL Media Group, 2008, 109
27 Ibid.110
28 Ausabel dalam Abdul Majid Abdul Majid, Pembelajaran Tematik Terpadu, (Bandung: Remaja Rosdakarya,
2014, 56
29 R.E, Slavin, Educational Psychology; Theory and Practise. Fourth Edition. Massachusetts: Allyn and Bacon,
1994, 225
30 Trianto, Model Pembelajaran Terpadu dalam Teori dan Praktek, 26
menemukan dan menerapkan ide-ide mereka sendiri dengan apa yang mereka ketahui
dan alami.
Terkait dengan pelaksanaan pembelajaran, masih banyak guru yang belum
sepenuhnya dapat menerapkan kegiatan pembelajaran sesuai dengan apa yang sudah
direncanakan, sehingga pembelajaran tidak dapat membuahkan hasil yang maksimal, hal
ini menjadi sebuah problem para guru yang berdampak terhadap peserta didik. Diantara
penyebab problem pelaksanaan pembelajaran tematik dapat dijabarkan sebagai berikut:
31
31 Dwi Ramdani Prastianingsih dkk, (Analisis Kesulitan Guru dalam Pembelajaran Tematik di SD Negeri 3 Haji
Pemanggilan Kabupaten Lampung Tengah Tahun Pelajaran 2012/2013), 5
32 Abdul Majid, Pembelajaran Tematik Terpadu, 236
33M. Muslich, Melaksanakan PTK itu Mudah, Jakarta: Bumi Aksara, 2009, 47
34M. Hosnan, Pendekatan Saintifik dan Kontekstual dalam Pembelajaran Abad 21, Kunci Sukses Implementasi
Kurikulum 2013 (Bogor, Ghalia Indonesia: 2014), 388.
35 Dwi Ramdani Prastianingsih dkk, ( Jurnal Analisis Kesulitan Guru dalam Pembelajaran Tematik di
SD Negeri 3 Haji Pemanggilan Kabupaten Lampung Tengah Tahun Pelajaran 2012/2013), 6
36 Nandang Sarip Hidayat, “Problematika Pembelajaran Bahasa Arab”, Akademika, Vol. 37, No. 1
(Januari-Juni 2012), 83.
menilai cara mengajar dirinya dan tidak ada upaya untuk melakukan perbaikan terhadap
pembelajaran yang dilakukan. 37
37 Nandang Sarip Hidayat, “Problematika Pembelajaran Bahasa Arab”, Akademika, Vol. 37, No. 1 (Januari-Juni
2012), 83.
berlangsung dalam waktu pendek yang berarti hasil belajar cepat dilupakan, akan
tetapi dapat pula berlangsung lama yang berarti hasil belajar tetap dimiliki siswa.
f. Menggali hasil belajar yang tersimpan
Menggali hasil belajar yang tersimpan merupakan proses mengaktifkan pesan
yang telah diterima. Siswa akan memperkuat pesan baru dengan cara mempelajari
kembali, atau mengaitkannya dengan bahan lama.
g. Kemampuan berprestasi
Siswa menunjukkan bahwa ia telah mampu memecahkan tugas- tugas belajar
atau mentransfer hasil belajar. Dari pengalaman sehari-hari di Sekolah terdapat
sebagian siswa yang tidak mampu berprestasi dengan baik.
h. Rasa percaya diri siswa
Dalam proses belajar diketahui bahwa unjuk prestasi merupakan tahap
pembuktian “perwujudan diri” yang diakui oleh guru dan teman sejawat siswa.
i. Intelegensi dan keberhasilan belajar
Dengan perolehan hasil belajar yang rendah, yang disebabkan oleh intelegensi
yang rendah atau kurangnya kesungguhan belajar, dapat mengakibatkan lahirnya
tenaga kerja yang bermutu rendah.
j. Kebiasaan belajar
Dalam kegiatan sehari-hari ditemukan adanya kebiasaan yang kurang baik.
Kebiasaan belajar yang kurang baik tersebut antara lain: belajar di akhir semester,
belajar tidak teratur, menyia-nyiakan kesempatan belajar, bersekolah hanya gengsi,
datang terlambat, bergaya pemimpin dan lain sebagainya.
k. Cita-cita siswa
Dalam rangka tugas perkembangan, pada umumnya setiap anak memiliki cita-
cita. Cita-cita merupakan motivasi intrinsik, tetapi gambaran yang jelas tentang tokoh
teladan bagi siswa belum ada. Akibatnya siswa hanya berperilaku ikut-ikutan.
2. Faktor Eksternal
Proses belajar yang didorong oleh motivasi intrinsik siswa akan menjadi bertambah
kuat, bila didorong oleh lingkungan siswa. Dengan kata lain aktivitas belajar dapat
meningkat bila program pembelajaran disusun dengan baik. Program pembelajaran
sebagai rekayasa pendidikan oleh guru di sekolah merupakan faktor eksternal belajar.
Kontribusi tersebut terhadap siswa, ditemukan beberapa faktor eksternal yang
KESIMPULAN
Dari pemaparan data dan analisisnya tentang Problematika Pembelajaran Tematik
Terpadu di MIN III Bondowoso, dapat di simpulan sebagai berikut:
1. Problem perencanaan pembelajaran tematik terpadu:
38 Dimyati dan Mudjiono, Belajar dan Pembelajaran, Jakarta: Rineka Cipta, 2010, 235-254
a. Guru dalam melakukan adopsi RPP tidak mengadaptasi dengan kritis, sehingga
belum sempurna dalam menguraikan kata kerja operasional pada kompetensi dasar
menjadi Indikator;
b. Perencanaan pembelajaran belum memenuhi kriteria teori saintifik;
c. Guru lebih memilih sajian komponen RPP pada buku pegangan guru, sehingga
kurang berpikir bagaimana mengaplikasikan yang sebenarnya.
2. Problem pelaksanaan pembelajaran tematik terpadu:
a. Guru belum sepenuhnya profesional;
b. Guru mengalami kesulitan dalam:
1) Memberikan pemahaman secara terpadu pada siswa;
2) Mengonversi mata pelajaran; dan
3) Memadukan mapel; dan
4) Melaksanakan pembelajaran ilmiah.
c. belum tersedianya sarana belajar yang memadai;
d. Siswa kurang bisa memahami materi yang disampaikan; dan
e. Kegiatan pembelajaran belum sepenuhnya sesuai dengan teori pelaksanaan
pembelajaran tematik terpadu
3. Problem penilaian pembelajaran tematik terpadu:
a. Guru kesulitan menilai masing-masing mapel pada rapor
b. guru kesulitan menilai sikap siswa.
c. Secara teoretis pelaksanaan penilaian yang dilakukan belum sepenuhnya sesuai
dengan prinsip penilaian yang seharusnya dilakukan dalam kegiatan pembelajaran
tematik integratif.
d. Penilaian pada rapor dianggap tidak memiliki korelasi antara soal yang dibuat dengan
sajian penilaian dalam rapor.
4. Efektivitas Strategi pembelajaran tematik terpadu
Strategi yang lakukan oleh sekolah untuk mengefektifkan kegiatan pembelajaran tematik
terpadu :
a. Meningkatkan SDM guru melalui kegiatan pelatihan;
b. Menempuh jalur pendidikan yang sesuai dengan bidangnya;
c. Mengadakan pertemuan rutin rapat koordinasi antar KKM yang dilaksanakan tiap 3
bulan sekali; dan
DAFTAR RUJUKAN
Abdul Majid, 2008,Perencanaan Pembelajaran, Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Abdul Majid, 2017, Pembelajaran Tematik Terpadu, Bandung: Remaja
Rosdakarya.
Abd, Muhith, 2016, Pengembangan Mutu Pendidikan Islam , Surabaya: Imtiyaz.
Abd Muhith, 2017, Manajemen Mutu Pembelajaran Tematik, Jember: al-Bidayah.
Ahmad Tafsir, 2001, Filsafat Umum: Akal Dan Hati Sejak Thales Sampai Capra, Bandung:
Remaja Rosdakarya.
Bafaddal, Ibrahim. 1994. Proses Perubahan di Sekolah StudiMulti Situs Pada Tiga Sekolah Dasar
yang baik Di Sumekar. Disertasi, Malang: PPS IKIP.
Depag RI, 2002, al-Qur’an dan Terjemahnya, Surabaya: Duta Ilmu.
Dimyati dan Mudjiono, 2010, Belajar dan Pembelajaran, Jakarta: Rineka Cipta,
Dwi Ramdani Prastianingsih dkk, ( Jurnal Analisis Kesulitan Guru dalam Pembelajaran
Tematik di SD Negeri 3 Haji Pemanggilan Kabupaten Lampung Tengah Tahun
Pelajaran 2012/2013).
Debdikbud, 2001, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka.
Debdikbud, 2002, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta : Bulan Bintang.
MuhRosihuddin, “Pengertian Problematika Pembelajaran”,dalam http:
E. Mulyasa, Kurikulum Berbasis Kompetensi, Bandung: Remaja Rosda Karya, 2003.
Eveline Siregar dan Hartini Nara, 2011, Teori Belajar dan Pembelajaran, Bogor: Ghalia
Indonesia.
Hanun Asrohah dan Ali Mustofa, 2014, Perencanaan Pembelajaran, Surabaya: Kopertais IV
Press.
Junaidi & Fauzan, 2012, Metodologi Penelitian Kualitatif , Jogjakarta: Amera.
Kemendikbud, 2014, Buku Tematik Terpadu Kurikulum 2013. Jakarta: kemendikbud.
M. Hosnan, 2014,Pendekatan Saintifik dan Kontekstual dalam Pembelajaran Abad 21, Kunci
Sukses Implementasi Kurikulum 13, Bogor, Ghalia Indonesia.
M. Muslich, 2009, Melaksanakan PTK itu Mudah, Jakarta: Bumi Aksara.
M. Saekhan Munchit, 2008, Pembelajaran Konstekstual, Semarang: RaSAIL Media Group.
Nandang Sarip Hidayat, “Problematika Pembelajaran Bahasa Arab”, Akademika, Vol. 37, No.
1 (Januari-Juni 2012).
Oemar Hamalik, 1990, Evaluasi Kurikulum, Bandung: Remaja Rosdakarya.
R.E, Slavin, 1994, Educational Psychology; Theory and Practise. Fourth Edition. Massachusetts: Allyn
and Bacon.
Sugiyono. 2012. Metode penelitian kuantitatif, kualitatif, dan R & D. Bandung : Alfabeta.
Sugiono, 2011, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D, Bandung: Alfabeta.
Syaiful Bahri Djamarah, 2010, Guru dan Anak Didik, Jakarta: Rineka Cipta.
Trianto, 2012, Mengembangkan Model Pembelajaran Tematik. Jakarta: PT. Prestasi Pustakaraya.
Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional
Wahid Murni, 2010, Pengembangan Kurikulum IPS dan Ekonomi di Sekolah/ Madrasah Malang:
UIN-Maliki Press.
/banjirembun. blogspot.com /2012/11/pengertian-Problematika-pembelajaran. html (28
April 2016)