Formulasi Dan Uji Aktivitas Antibakteri Streptococcus Mutans Dari Sediaan Mouthwash Ekstrak Daun Jambu Biji (Psidium Guajava L.)
Formulasi Dan Uji Aktivitas Antibakteri Streptococcus Mutans Dari Sediaan Mouthwash Ekstrak Daun Jambu Biji (Psidium Guajava L.)
Formulasi Dan Uji Aktivitas Antibakteri Streptococcus Mutans Dari Sediaan Mouthwash Ekstrak Daun Jambu Biji (Psidium Guajava L.)
net/publication/330552628
CITATIONS READS
0 1,749
3 authors, including:
Some of the authors of this publication are also working on these related projects:
All content following this page was uploaded by Fitri Fitri Handayani on 24 January 2019.
ABSTRACT
Guava leaves have been used as antidiarrhea, antioxidant, aniinflamation, and antimicrobial. The
results of its preliminary phytochemical analysis showed the presence of tannins, flavonoids, steroids and
saponins. This leaves also contain essential oil such as sineol. Utilization of guava leaves as a mouthwash
preparation is an alternative to replace the mouthwash preparations which generally contain antiseptic form
of alcohol that can lead to oral cancer. This experiment formulated the extract of guava leaves into
mouthwash that fulfill the physical requirements and determine the differences of antimicrobial activity
against the growth of Streptococcus mutans with concentration of extract : 2,5 %; 3% and 3,5 %.
Antibacterial acivity test was using MHA media with agar diffusion method. Physical requirement test
included organoleptic, pH and viscosity test. The result showed that the mouthwash preparation of guava
leaves extract has a pH value outside the range of the optimum growth of bacteria (pH=5). The viscosity of
the mouthwash was 1,328-1,347 cP. The antibacterial activity of Streptococcus mutans on F1 has inhibition
zone of 3,15 mm, F2 (3,83 mm) and F3 (4,32 mm). It was concluded that the extract of guava leaves on
concentrations of 2,5%; 3% and 3,5% can be formulated as mouthwashes. The mouthwash fulfilled the
physical requirement test such as pH, viscosity and organoleptic test and can inhibit the growth of
Streptococcus mutans.
ABSTRAK
Daun jambu biji memiliki khasiat sebagai antidiare, antioksidan, antiinflamasi dan antimikroba. Hasil
fitokimia ekstrak daun jambu biji menunjukkan bahwa tanaman ini mengandung tanin, flavonoid, steroid,
dan saponin. Selain itu ekstrak daun jambu biji juga mengandung minyak atsiri yang kaya akan sineol.
Pemanfaatan daun jambu biji sebagai sediaan mouthwash merupakan suatu alternatif untuk mengganti
sediaan mouthwash yang pada umumnya mengandung antiseptik berupa alkohol yang dapat memicu
terjadinya kanker mulut. Penelitian ini memformulasikan ekstrak daun jambu biji menjadi sediaan
mouthwash yang memenuhi persyaratan fisik dan mengetahui perbedaan aktivitas antibakteri terhadap
pertumbuhan Streptococcus mutans dengan variasi konsentrasi ekstrak 2,5%, 3%, dan 3,5%. Uji aktivitas
antibakteri menggunakan media MHA dengan metode difusi agar. Uji persyaratan fisik meliputi uji
organoleptis, uji pH, dan uji viskositas. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sediaan mouthwash ekstrak
daun jambu biji mempunyai pH di luar range pertumbuhan optimum bakteri, yaitu 5. Viskositas sediaan
mouthwash sebesar 1,328-1,347 cP. Aktivitas antibakteri Streptococcus mutans pada F1 menghasilkan zona
hambat sebesar 3,15 mm, F2 sebesar 3,83 mm, dan F3 sebesar 4,32 mm. Penelitian ini dapat disimpulkan
bahwa ekstrak daun jambu biji konsentrasi 2,5%, 3% dan 3,5% dapat diformulasikan dalam bentuk sediaan
mouthwash. Sediaan mouthwash memenuhi persyaratan fisik meliputi, uji pH, uji viskositas, uji organoleptis
dan dapat menghambat pertumbuhan bakteri Streptococcus mutans.
DOI: https://doi.org/10.25026/jsk.v1i8.62
Tabel 2. Hasil pengamatan uji organoleptis sediaan mouthwash ekstrak daun jambu biji selama 3
minggu penyimpanan
Sediaan
Minggu Warna Aroma Rasa
Mouthwash
Formula 1 Hijau Manis, diikuti rasa kelat
Mint
(Ekstrak 2,5%) pekat khas daun jambu biji
Formula 2 Hijau Mint, diikuti aroma khas Agak manis, diikuti rasa
1
(Ekstrak 3%) pekat daun jambu biji kelat khas daun jambu biji
Formula 3 Hijau Mint, diikuti aroma khas Agak manis, diikuti rasa
(Ekstrak 3,5%) pekat daun jambu biji kelat khas daun jambu biji
Formula 1 Hijau Manis, diikuti rasa kelat
Mint
(Ekstrak 2,5%) pekat khas daun jambu biji
Formula 2 Hijau Mint, diikuti aroma khas Agak manis, diikuti rasa
2
(Ekstrak 3%) pekat daun jambu biji kelat khas daun jambu biji
Formula 3 Hijau Mint, diikuti aroma khas Agak manis, diikuti rasa
(Ekstrak 3,5%) pekat daun jambu biji kelat khas daun jambu biji
Formula 1 Hijau Mint, diikuti aroma khas Manis, diikuti rasa kelat
(Ekstrak 2,5%) pekat daun jambu biji khas daun jambu biji
Formula 2 Hijau Mint lemah, diikuti aroma Agak manis, diikuti rasa
3
(Ekstrak 3%) pekat khas daun jambu biji kelat khas daun jambu biji
Formula 3 Hijau Mint lemah, diikuti aroma Agak manis, diikuti rasa
(Ekstrak 3,5%) pekat khas daun jambu biji kelat khas daun jambu biji
yaitu metode pengujian dimana senyawa bening yang menunjukkan tidak adanya
antimikroba dimasukkan ke dalam agar pertumbuhan mikroba uji.
melalui kertas cakram. Komponen akan Terbentuknya area bening disekitar
berdifusi ke dalam agar dan menghambat kertas cakram pada uji aktivitas
pertumbuhan mikroba yang terkandung antibakteri ini membuktikan bahwa
dalam agar. Selanjutnya, diinkubasi ekstrak daun jambu biji yang
selama 24 jam pada suhu 370 C. Setelah diformulasikan ke dalam sediaan
24 jam diinkubasi dilakukan pengamatan mouthwash memiliki sifat antibakteri
dan pengukuran zona atau diameter terhadap Streptococcus mutans. Hasil
penghambatan pertumbuhan mikroba pengukuran zona hambat terhadap
(mm) yang ditandai dengan adanya area Streptococcus mutans dapat dilihat pada
tabel 5.
a b
c d
e
Gambar 2. Hasil Uji Aktivitas Antibakteri terhadap Streptococcus mutans
Keterangan :
a = zona hambat pada kontrol negatif b = zona hambat pada kontrol positif
c = zona hambat pada formula 1 d = zona hambat pada formula 2
e = zona hambat pada formula 3
Data yang diperoleh pada tabel 6 maupun fisik sehingga sel bakteri
dan gambar 1 diketahui bahwa ketiga menjadi mati. Mekanisme kerja flavonoid
formulasi mouthwash tersebut mampu sebagai antibakteri adalah membentuk
menghambat Streptococcus mutans yaitu senyawa kompleks dengan protein
mouthwash dengan konsentrasi ekstrak ekstraseluler dan terlarut yang
daun jambu biji sebanyak 2,5%, 3% dan mengakibatkan fosfolipid tidak mampu
3,5%. Semakin besar konsentrasi ekstrak mempertahankan bentuk membran sel
di dalam formulasi sediaan mouthwash, bakteri, akibatnya membran sel akan
maka semakin besar pula daya hambat bocor dan bakteri akan mengalami
yang dihasilkan. Daya hambat menurut hambatan pertumbuhan bahkan kematian.
Davis dan Stous (1971) [13] dibagi atas, Mekanisme kerja saponin sebagai
sangat kuat (zona jernih > 20 mm), kuat antibaktei adalah menurunkan tegangan
(zona jernih 10-20 mm), sedang (zona permukaan sehingga mengakibatkan
jernih 5-10 mm), dan lemah (zona jernih naiknya permeabilitas atau kebocoran sel
< 5 mm). Mouthwash dengan konsentrasi dan mengakibatkan senyawa intraseluler
ekstrak 2,5% menghasilkan zona hambat akan keluar [14].
sebesar 3,15 mm, mouthwash dengan Hasil analisis statistik
konsentrasi ekstrak 3% menghasilkan menggunakan One-Sample Kolmogorov-
zona hambat sebesar 3,83 mm, dan Smirnov Test dan One Way Anova
mouthwash dengan konsentrasi ekstrak diketahui bahwa data homogen dan
3,5% menghasilkan zona hambat sebesar terdistribusi normal. Pada kontrol negatif
4,32 mm, sehingga kemampuan terdapat perbedaan bermakna terhadap
menghambat yang dihasilkan oleh kontrol positif dan terhadap formula 1, 2,
mouthwash ekstrak daun jambu biji dan 3. Pada kontrol positif terdapat
terhadap Streptococcus mutans dapat perbedaan bermakna terhadap formula 1,
dikategorikan lemah. Kontrol negatif 2, dan 3.
yang digunakan tidak memperlihatkan Data di atas, maka dapat
daya hambat terhadap Streptococcus disimpulkan bahwa daya hambat terhadap
mutans. Kontrol negatif berupa bakteri Streptococcus mutans dari
mouthwash tanpa adanya ekstrak daun mouthwash ekstrak daun jambu biji lebih
jambu biji sebagai zat aktif. Pada kontrol besar dibandingkan dengan daya hambat
positif (mouthwash komersial) dari kontrol positif.
menunjukkan adanya aktivitas antibakteri
Streptococcus mutans dengan diameter KESIMPULAN
zona hambat sebesar 1,62 mm.zona
hambat bakteri dapat dilihat pada gambar 1. Ekstrak daun jambu biji (Psidium
2. guajava L.) dapat diformulasikan ke
Senyawa kimia yang terkandung di dalam sediaan mouthwash yang
dalam ekstrak daun jambu biji yang memenuhi persyaratan fisik meliputi,
berperan sebagai antibakteri ialah tanin, uji pH dan uji viskositas, tetapi tidak
flavonoid, dan saponin. Mekanisme kerja memenuhi uji organoleptis.
tanin sebagai antibakteri adalah 2. Adanya perbedaan aktivitas
mengganggu sintesa peptidoglikan antibakteri terhadap pertumbuhan
sehingga pembentukan dinding sel Streptococcus mutans sediaan
menjadi kurang sempurna. Keadaan mouthwash ekstrak daun jambu biji
tersebut akan menyebabkan sel bakteri dengan variasi konsentrasi ekstrak
menjadi lisis karena tekanan osmotik yakni konsentrasi 2,5% sebesar 3,15
mm, konsentrasi 3% sebesar 3,83 [7]. Adnyana, I.K, Elin Y, Sigit, Joseph I,
mm, dan konsentrasi 3,5% sebesar Fisheri, Neng K, dan M. Insanu.2004. Efek
Ekstrak Daun Jambu Biji Daging Buah
4,32 mm. Putih dan Jambu Biji Daging Buah Merah
Sebagai Antidiare.Acta. Phar. Ind. Vol.
DAFTAR PUSTAKA XXIX.
[8]. Adi, P, Noorhamdani, dan Rian
[1]. Kidd, E.A.M. dan S.J. Bechal. 1992. Hermawan. 2012. Uji Aktivitas Ekstrak
Dasar-Dasar Karies: Penyakit dan Daun Jambu Biji (Psidium guajava Linn.)
Penanggulangannya. Terjemahan Narlan Sebagai Antimikroba Terhadap Bakteri
Sumawinata & Safrida Faruk. EGC. Penyebab Karies Streptococcus mutans
Jakarta. Secara In Vitro. Skripsi. Program Studi
[2]. Roeslan, B.O. 1996. Karakteristik Pendidikan Dokter Gigi Fakultas
Streptococcus mutans Penyebab Karies Kedokteran. Universitas Brawijaya.
Gigi. Majalah Ilmiah Kedokteran Gigi [9]. Pradewa, M.R. 2008. Formulasi Sediaan
FKG Usakti. Obat Kumur Berbahan Dasar Gambir
[3]. Departemen Kesehatan RI. 2014. Laporan (Uncaria gambier Roxb). Skripsi. Fakultas
Nasional Riset Kesehatan Dasar 2013. Teknologi Pertanian. Institut Pertanian
Departemen Kesehatan RI. Jakarta. Bogor.
[4]. Mc Cullough, MJ dan Farah CS. 2008.The [10]. Fardiaz, S. 1989. Mikrobiologi Pangan.
role of alcohol in oral carsinogenesis with Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi
particular reference to alcohol-containing Pusat Antar Universitas IPB. Bogor.
mouthwashes. Australian Dental Journal.
[5]. Geidam, Y.A., A.G. Ambali dan P.A. [11]. Gennaro, R.A. 2000. Remington: The
Onyeyili. 2007. Preliminary phytochemical Science and Practice of Pharmacy. 20th
and antibacterial evaluation of crude Edition. Lippincott Williams & Wilkins.
aqueous extract of Psidium guajava leaf. J. New York.
Applied Sci. [12]. Rowe, R.C., P.J. Sheskey, dan M.E.
[6]. Jayanti, M.F. 2011. Perbedaan Daya Quinn. 2009. Handbook
Hambat Ekstrak Daun Jambu Biji (Psidium of Pharmaceutical Excipients, 6th Edition.
Guajava L.) Varian Merah dan Putih Pharmaceutical Press. London.
Terhadap Pertumbuhan Streptococcus [13]. Davis, W.W dan Stous T.R. 1971. Disc
mutans dan Staphylococcus Plate Methods of Microbiological
aureus.Skripsi.Program Studi Biologi Antibiotic Assay. Microbiology.
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan [14]. Robinson, T. 1995. Kandungan Organik
Biologi. Universitas Jember. Tumbuhan Tinggi. Terjemahan : Kosasih
Padmawinata. Penerbit ITB. Bandung.