Pengembangan Model Realistic Mathematics Education Dalam Peningkatan Pembelajaran Matematika Bagi Mahasiswa Pedidikan Guru Sekolah Dasar

Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 11

Wahyudi, Pengembangan Model Realistic Mathematics Education (RME) 47

PENGEMBANGAN MODEL REALISTIC MATHEMATICS EDUCATION


(RME) DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA
BAGI MAHASISWA PEDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

Wahyudi
Universitas Sebelas Maret, Jl. Kepodang 67A Kebumen
E-mail: wahyudi@fkip.uns.ac.id

Abstract: Model Development Realistic Mathematics Education (RME) in


Improving Student Learning Mathematics for Elementary School Teacher.
The purpose of this study are to describe: (1) Realistic Mathematics Education
(RME) in improving Mathematics learning to the students in Department of
Primary Schools Teacher Education, Faculty of Teacher Training and
Education, Sebelas Maret University (PGSD FKIP UNS) campus of
Kebumen, (2) reconstruction the curriculum of Mathematics Education
subject in the Department of PGSD FKIP UNS campus of Kebumen based on
Realistic Mathematics Education (RME), and (3) the construction of teaching
material books of Mathematics Education subject in the Department of PGSD
FKIP UNS campus of Kebumen based on Realistic Mathematics Education
(RME). The research method is Classroom Action Research (CAR) with
cyclical model, involving four steps simultaneously as follows: (1) planning,
(2) action, (3) observation, and (4) reflection. Subject of this research was all
students at the fourth semester in Department of PGSD FKIP UNS Campus of
Kebumen in the academic year 2014/2015, totaling 71 students. Techniques of
collecting data used by the researcher were observation, interview, and test.
Validity of data used in this research was the techniques of triangulation of
source, method, and theory. Techniques of analyzing data was descriptive-
qualitative data analysis, including data reduction, data display, and drawing
conclusion or verification. The results of this research are: (1) the Realistic
Mathematics Education (RME) model can improve Mathematics learning to
the students in the Department of PGSD FKIP UNS campus of Kebumen, (2)
reconstruction the curriculum of Mathematics Education subject in the
Department of PGSD FKIP UNS campus of Kebumen, and (3) the teaching
material books of Mathematics Education subject in the Department of PGSD
FKIP UNS campus of Kebumen based on Realistic Mathematics Education
(RME).

Abstrak: Pengembangan Model Realistic Mathematics Education (RME)


dalam Peningkatan Pembelajaran Matematika bagi Mahasiswa Pendidikan
Guru Sekolah Dasar. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan: (1)
Model Realistic Mathematics Education (RME) dalam Peningkatan
Pembelajaran Matematika bagi Mahasiswa Prodi PGSD FKIP UNS Kampus
Kebumen, (2) Rekonstruksi kurikulum Mata Kuliah Pendidikan Matematika
pada Program studi PGSD FKIP UNS Kampus Kebumen berbasis Realistic
Mathematics Education (RME), (3) Penyusunan Buku Ajar Mata Kuliah
Pendidikan Matematika pada Program Studi PGSD FKIP UNS Kampus
Kebumen berbasis Realistic Mathematics Education (RME). Penelitian ini

47
48 Jurnal Pedagogik Pendidikan Dasar, Jilid 4 Nomor 1, Januari 2016, Hal. 47-57

menggunakan jenis Penelitian Tindakan Kelas (PTK) model Siklus yang


melibatkan 4 langkah dalam setiap siklusnya, yaitu (1) perencanaan, (2)
pelaksanaan, (3) observasi, dan (4) refleksi. Penelitian ini melibatkan subjek
penelitian sebanyak 71 mahasiswa Semester IV Prodi PGSD FKIP UNS
Kampus Kebumen Tahun Akademik 2014/2015. Teknik pengumpulan data
yang digunakan adalah: (a) observasi, (b) wawancara, dan (c) tes. Validitas
data yang digunakan pada penelitian ini adalah dengan teknik Triangulasi
sumber, metode, dan teori. Adapun Teknik analisis data yang digunakan
adalah deskriptif kualitatif yang terdiri dari tiga alur secara berkelanjutan yang
meliputi reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Hasil
penelitian ini adalah: (1) Model Realistic Mathematics Education (RME)
dalam Peningkatan Pembelajaran Matematika bagi Mahasiswa Prodi PGSD
FKIP UNS Kampus Kebumen, (2) Rekonstruksi kurikulum Mata Kuliah
Pendidikan Matematika pada Program studi PGSD FKIP UNS Kampus
Kebumen berbasis Realistic Mathematics Education (RME), (3) Buku Ajar
Mata Kuliah Pendidikan Matematika pada Program studi PGSD FKIP UNS
Kampus Kebumen berbasis Realistic Mathematics Education (RME).

Kata kunci: realistic mathematics education (RME), pembelajaran


matematika

PENDAHULUAN
Matematika merupakan ilmu universal yang mendasari perkembangan teknologi
modern. Untuk menguasai dan menciptakan teknologi modern di masa depan diperlukan
penguasaan metematika yang kuat sejak dini. Oleh karena itu mata pelajaran matematika
mutlak diberikan kepada siswa, mulai dari sekolah dasar untuk membekali peserta didik
dengan kemampuan berpikir logis, realistis, analistis, sistematis, kritis, dan kreatif.
Proses pembelajaran yang terorganisir memerlukan strategi pembelajaran yang efektif,
antara lain adanya media atau alat peraga yang memadai, yang sesuai dengan semua jenis
pokok bahasan, sebab tidak semua alat peraga cocok untuk semua jenis pokok bahasan.
Pembelajaran matematika hendaknya dimulai dengan penggunaan masalah yang terdapat
dalam kehidupan sehari-hari yang sesuai dengan materi yang sedang diajarkan. Dengan
demikian peserta didik secara bertahap dibimbing untuk menguasai konsep matematika dari
yang dekat ke yang jauh, dari yang simpel ke yang kompleks, dan dari yang konkret ke yang
abstrak. Piaget berpendapat bahwa siswa yang tahap berpikirnya masih ada pada tahap oprasi
konkret (sebaran umur dari sekitar 7 sampai sekitar 11/12 tahun atau 13 tahun kadang-kadang
lebih), yaitu tahapan umur pada anak-anak SD tidak akan dapat memahami operasi (logis)
dalam konsep matematika tanpa dibantu oleh benda-benda konkret. Dari pernyataan tersebut
terlihat jelas betapa pentingnya pemilihan pendekatan pembelajaran yang berasal dari
lingkungan yang nyata yang berada pada keseharian mereka dalam pembelajaran matematika
khususnya pada anak usia SD sehingga sekecil mungkin guru dituntut dapat menghindari
materi-materi yang abstrak dan memvisualisasikan ke dalam kehidupan nyata yang mungkin
pernah atau bahkan sering dialami siswa itu sendiri. Pendekatan pembelajaran merupakan
salah satu faktor utama pendukung tercapainya hasil belajar yang optimal. Persoalannya
bukan terletak pada nama matematika atau berhitung, tetapi terletak pada materi yang harus
diajarkan dan pendekatan yang digunakan dalam pembelajaran. Oleh kerena itu penting
Wahyudi, Pengembangan Model Realistic Mathematics Education (RME) 49

sekali bagi guru untuk berusaha mengoptimalkan penggunaan pendekatan pembelajaran


dalam setiap pembelajaran khususnya pembelajaran matematika. Agar kompetensi dan
kualifikasi guru bisa tercapai, Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD) –
FKIP Universitas Sebelas Maret sebagai salah satu LPTK penyelenggara program PGSD
guru kelas berusaha semaksimal mungkin mencetak calon guru SD yang kompeten dan
profesional, maka dalam proses pembelajaran di kelas maupun di luar kelas harus benar-
benar dikelola dengan sistematis.
Mahasiswa Program Studi S-1 Pendidikan Guru sekolah Dasar (PGSD) FKIP UNS
sebagai calon guru kelas di sekolah dasar, berasal dari lulusan SMA/MA/SMK yang secara
akademik pengetahuan konsep matematika memang sudah dianggap cukup, tetapi masalah
paedagogik dan metode pembelajaran masih sangat minim. Mereka perlu dibekali tentang
strategi, pendekatan, metode, dan teknik pembelajaran sesuai dengan bidang tugasnya
disekolah dasar. Mengingat sangat mendesaknya kebutuhan dalam proses pembelajaran, dan
kurang tersedianya alat peraga yang memadai, maka pembelajaran khususnya pada mata
kuliah Pendidikan Matematika SD kurang optimal, sehingga mata kuliah tersebut dianggap
momok, sulit dipahami oleh mahasiswa. Kurang optimalnya pembelajaran matematika
tersebut dikarenakan banyak materi yang seharusnya dalam pembelajaran harus ada alat
peraga sebagai pendukung utama, sedangkan alat peraga tersebut kurang memadai,
mahasiswa belum maksimal dalam mengekplorasi dan mengembangkan media atau alat
peraga apa yang sesuai dengan kebutuhan pembelajaran Matematika di sekolah dasar.
Mahasiswa perlu diberi kesempatan dan dilibatkan secara langsung untuk merancang
dan membuat alat peraga yang sesuai dengan pokok bahasan, kemudian menggunakan
dalam simulasi bersama dosen pengampu mata kuliah, bila ada kesalahan konsep bisa
langsung diperbaiki saat itu juga. Kalau konsep bisa berjalan dengan baik, maka proses
pembelajaran matematika akan menjadi lebih efektif dan efisien, sehingga proses
pembelajaran matematika menjadi berkualitas yang pada akhirnya prestasi belajar
matematika (nilai) mahasiswa juga akan meningkat lebih baik.
Hal tersebut di atas dapat terlaksana jika proses pembelajaran menggunakan Realistic
Mathematics Education (RME) atau dalam Bahasa Indonesia sering disebut Pendidikan
Matematika Realistik (PMR) yaitu suatu pendekatan dimana kelas matematika bukan tempat
memindahkan matematika dari guru kepada siswa, melainkan tempat siswa menemukan
kembali ide dan konsep matematika melalui eksplorasi masalah-masalah nyata. Di sini,
matematika dilihat sebagai kegiatan manusia yang bermula dari pemecahan masalah (Dolk
dalam Aisyah dkk, 2007 : 73). Pada Realistic Mathematic education (RME), guru atau
pendidik berperan sebagai fasilitator, mampu membangun pengajaran yang interaktif, guru
secara aktif menafsirkan masalah-masalah dari dunia nyata, guru harus secara aktif
mengaitkan kurikulum matematika dengan dunia nyata, baik fisik maupun sosial. Untuk itu
maka kemampuan penalaran peserta didik dalam hal ini mahasiswa juga sangat menentukan
dalam menerjemahkan permasalahan dalam kehidupan sehari-hari ke dalam kalimat
matematika.
Realistic Mathematics Education (RME), yang diterjemahkan sebagai Pendidikan
Matematika Realistik (PMR) adalah sebuah pendekatan belajar matematika yang
dikembangkan sejak tahun 1971 oleh sekelompok ahli matematika dari Freudenthal Institute
50 Jurnal Pedagogik Pendidikan Dasar, Jilid 4 Nomor 1, Januari 2016, Hal. 47-57

Utrecht University di negeri Belanda. Pendekatan ini didasarkan pada anggapan Hans
Freudenthal (1905 – 1990) bahwa matematika adalah kegiatan manusia. Menurut pendekatan
ini, kelas matematika bukan tempat memindahkan matematika dari guru kepada siswa,
melainkan tempat siswa menemukan kembali ide dan konsep matematika melalui eksplorasi
masalah-masalah nyata. Di sini matematika dilihat sebagai kegiatan manusia yang bermula
dari pemecahan masalah. Karena itu, siswa tidak dipandang sebagai penerima pasif, tetapi
harus diberi kesempatan untuk menemukan kembali ide dan konsep matematika di bawah
bimbingan guru. Proses penemuan kembali ini dikembangkan melalui pembelajaran berbagai
persoalan dunia nyata (Hadi, 2005). Di sini dunia nyata diartikan sebagai segala sesuatu yang
berada di luar matematika, seperti kehidupan sehari-hari, lingkungan sekitar, bahkan mata
pelajaran lain pun dapat dianggap sebagai dunia nyata. Dunia nyata digunakan sebagai titik
awal pembelajaran matematika. Untuk menemukan bahwa proses lebih penting daripada
hasil, dalam pendekatan matematika realistik digunakan istilah ”matematisasi” yaitu proses
mematematikan dunia nyata. Proses ini digambarkan oleh de Lange (dalam Hadi, 2005),
sebagai lingkaran yang tak berujung. Matematisasi dibedakan menjadi dua yaitu matematisasi
horizontal dan matematisasi vertikal.
Grevermeijer (1994: 82) berpendapat bahwa Pendidikan matematika realistik berakar
pada interpretasi Freudenthal, matematika sebagai suatu kegiatan. Freudenthal mengambilnya
titik awal dalam kegiatan matematika, baik metematika murni maupun terapan, mencari
masalah dan mengatur sebuah mata pelajaran matematika, apakah materi atau data dari
kenyataan. Kegiatan utama menurut Freudenthal, adalah mengorganisir atau mathematizing.
Menariknya, Freudenthal melihat ini sebagai kegiatan umum yang menjadi ciri khas baik
murni dan terapan matematika. Oleh karena itu, ketika mengatur mathematizing sebagai
tujuan untuk pendidikan matematika, hal ini dapat melihat mathematizing matematika dan
mathematizing kenyataan.
Hadi (2005: 7) menuturkan pendekatan RME menggabungkan pandangan tentang apa
itu matematika, bagaimana siswa belajar matematika, dan bagaimana matematika harus
diajarkan. Teori ini berangkat dari pendapat Freudenthal bahwa matematika merupakan
aktivitas realis dan harus dikaitkan dengan realitas (dunia nyata). Dalam pendekatan RME
dunia nyata digunakan sebagai titik awal untuk pengembangan ide dan konsep matematika.
Dari beberapa pernyataan di atas dapat diambil kesimpulan bahwa pendekatan realistik
adalah suatu pendekatan yang menggunakan atau mengaitkan antara materi pelajaran dengan
masalah realistik dalam hal ini masalah yang dekat yaitu masalah yang benar-benar dialami
(aktivitas) manusia dalam kehidupan sehari-hari melalui proses matematisasi baik horisontal
maupun vertikal. Pembelajaran melalui pendekatan RME lebih menekankan pada konteks
nyata yang dikenal siswa (mahasiswa) dan dilakukan proses konstruksi pengetahuan
matematika oleh siswa (mahasiswa).
Menurut Grevermeijer (dalam Tarigan, 2006: 6) pembelajaran matematika realistik
memiliki 5 karakteristik sebagai berikut. (a) penggunaan konteks dari dunia nyata, (b)
instrumen vertikal (penggunaan model-model), (c) kontribusi siswa (penggunaan produksi
dan konstruksi), (d) kegiatan interaktif (penggunaan interaktivitas), (e) keterkaitan topik
(penggunaan keterkaitan). Karakteristik pendekatan pendidikan matematika realistik di atas
adalah bahwa pembelajaran matematika realistik termasuk: (a) “cara belajar siswa aktif”
Wahyudi, Pengembangan Model Realistic Mathematics Education (RME) 51

karena pembelajaran matematika dilakukan melalui “belajar dengan mengerjakan”; (b)


pembelajaran yang berpusat pada siswa (Student-Centered) karena mereka memecahkan
masalah dari dunia mereka sesuai dengan potensi mereka, sedangkan guru hanya berperan
sebagai fasilitator; (c) pembelajaran dengan penemuan terbimbing (Inquiry) karena siswa
dikondisikan untuk menemukan atau menemukan kembali konsep dan prinsip matematika;
(d) pembelajaran kontekstual karena titik awal pembelajaran matematika adalah masalah
kontekstual, yaitu masalah yang diambil dari dunia siswa; dan (e) pembelajaran
konstruktivisme karena siswa diarahkan untuk menemukan sendiri pengetahuan matematika
mereka dengan memecahkan masalah dan diskusi. Berdasarkan karakteristik RME, maka
pembelajaran matematika dengan pendekatan RME menggunakan langkah-langkah: (1)
memahami masalah/konteks, (2) menjelaskan masalah kontekstual, (3) menyelesaikan
masalah kontekstual, (4) membandingkan dan mendiskusikan jawaban, dan (5)
menyimpulkan.
Berdasarkan uraian pada latar belakang, maka dapat dirumuskan masalah penelitian
sebagai berikut: (1) Bagaimana Penyusunan Model Realistic Mathematics Education (RME)
dalam Peningkatan Pembelajaran Matematika bagi Mahasiswa Prodi PGSD FKIP UNS
Kampus Kebumen?; (2) Bagaimana Rekonstruksi kurikulum Mata Kuliah Pendidikan
Matematika pada Program studi PGSD FKIP UNS Kampus Kebumen berbasis Realistic
Mathematics Education (RME)?; (3) Bagaimana Penyusunan Buku Ajar Mata Kuliah
Pendidikan Matematika pada Program studi PGSD FKIP UNS Kampus Kebumen berbasis
Realistic Mathematics Education (RME)? Adapun tujuan khusus penelitian ini pada Tahun II
adalah memperoleh paparan yang jelas dan rinci tentang: (1) Penyusunan Model Realistic
Mathematics Education (RME) dalam Peningkatan Pembelajaran Matematika bagi
Mahasiswa Prodi PGSD FKIP UNS Kampus Kebumen; (2) Rekonstruksi kurikulum Mata
Kuliah Pendidikan Matematika pada Program studi PGSD FKIP UNS Kampus Kebumen
berbasis Realistic Mathematics Education (RME); dan (3) Penyusunan Buku Ajar Mata
Kuliah Pendidikan Matematika pada Program studi PGSD FKIP UNS Kampus Kebumen
berbasis Realistic Mathematics Education (RME).

METODE
Penelitian ini menggunakan desain Penelitian Tindakan Kelas (PTK Model Siklus.
Pelaksanaan penelitian ini terdiri dari tiga siklus dan setiap siklusnya terdiri dari tiga
pertemuan. Setiap pertemuan melibatkan empat langkah secara simultan, yaitu (1)
perencanaan, (2) pelaksanaan, (3) observasi, dan (4) refleksi.
Penelitian ini dilaksanakan di Program Studi PGSD FKIP UNS Kampus Kebumen,
dengan alamat Jl. Kepodang 67A Kebumen 54312, Kabupaten Kebumen, Provinsi Jawa
Tengah. Kampus ini termasuk kampus FKIP UNS yang lokasinya berada di luar kampus
induk UNS Kentingan Surakarta. Kampus Kebumen merupakan bagian integral dari kampus
pusat Surakarta sejak adanya alih fungsi Sekolah Pendidikan Guru (SPG) menjadi Program
Diploma Dua (D-2 PGSD) pada tahun 1990/1991, dan hingga sekarang dikenal dengan
Kampus VI FKIP UNS.
52 Jurnal Pedagogik Pendidikan Dasar, Jilid 4 Nomor 1, Januari 2016, Hal. 47-57

Penelitian ini dilaksanakan selama 2 (dua tahun), yaitu tahun akademik 2013/2014 dan
tahun akademik 2014/2015. Secara keseluruhan waktu yang diperlukan untuk penelitian ini
adalah 2 tahun, yaitu mulai bulan Januari 2014 sampai dengan November 2015. Pada tahun
ke-2 (lanjutan), penelitian ini dilaksanakan mulai bulan Januari sampai dengan bulan
November 2015.
Penelitian ini menggunakan jenis Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dengan
menggunakan subjek penelitian seluruh mahasiswa Program Studi PGSD FKIP UNS
Kampus Kebumen Semester IV yang menempuh mata kuliah Pendidikan Matematika SD 2
(3 SKS) pada tahun akademik 2014/2015. Mahasiswa Semester IV berjumlah 71 mahasiswa,
terdiri dari 2 kelas, yaitu kelas A = 34 mahasiswa, kelas B = 37 mahasiswa.
Penelitian ini akan menggunakan 3 jenis sumber data, yaitu (1) mahasiswa, (2) teman
sejawat/observer, dan (3) peneliti. Teknik pengumpulan data selama pelaksanaan penelitian
berlangsung yang digunakan yaitu (1) observasi, (2) tes, (3) wawancara, (4) dokumen. Untuk
menjaga keabsahan data atau validitas data, peneliti menggunakan teknik triangulasi data dan
triangulasi metode yang melibatkan mahasiswa, teman sejawat (rekan dosen), dan peneliti
sendiri. Cara yang dilakukan adalah dengan mencari informasi/diskusi dengan mahasiswa
dan teman sejawat (rekan dosen) untuk kemudian dijadikan kesimpulan yang berkaitan
dengan permasalahan penelitian.
Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis data deskriptif-
kualitatif yang meliputi tiga alur kegiatan yang dilakukan secara bersamaan dan terus
menerus selama dan setelah pengumpulan data yaitu (1) reduksi data, (2) penyajian data, dan
(3) penarikan kesimpulan atau verifikasi data (Moleong, 2007).
Prosedur penelitian ini diuraikan menjadi dua bagian, yaitu bagian pertama (Tahun I)
dan bagian II (Tahun II). Prosedur penelitian untuk Tahun II ini menggunakan prosedur
Penelitian Tindakan Kelas (PTK) model Kemmis dan Mc Taggart (dalam Arikunto, 1998)
yang meliputi empat tahapan yaitu (1) perencanaan, (2) tindakan, (3) pengamatan, dan (4)
refleksi. Tahapan tersebut menggunakan sistem spiral yang dilakukan secara terus-menerus
dan berkesinambungan sehingga ditemukan hasil yang optimal.

HASIL DAN PEMBAHASAN


Berdasarkan rumusan masalah, tujuan penelitian, dan analisis data, maka disajikan
pembahasan penelitian sebagai berikut.

1. Penyusunan Model Realistic Mathematics Education (RME)


Berdasarkan hasil analisis karakteristik dan langkah-langkah penerapan Model
Realistic Mathematics Education (RME), maka dapat disusun skenario pembelajaran dengan
menggunakan 5 langkah dengan rincian kegiatan sebagai berikut:
Langkah 1: Memahami masalah/ konteks sehari-hari, meliputi kegiatan (a)
mengkodisikan kelas untuk kegiatan pembelajaran, (b) menjelaskan tujuan pembelajaran
yang ingin dicapai, (c) memulai pembelajaran dengan memberikan contoh masalah
pembelajaran Matematika dalam kehidupan sehari-hari, (d) mendemonstrasikan
penyelesaian masalah pembelajaran Matematika dengan menggunakan alat peraga yang
sesuai, dan (e) memberikan soal-soal pemecahan masalah yang sering dijumpai dalam
kehidupan tentang Pembelajaran Matematika.
Wahyudi, Pengembangan Model Realistic Mathematics Education (RME) 53

Langkah 2: Menjelaskan masalah kontekstual, meliputi kegiatan: (a) meminta kelas


untuk menyiapkan forum diskusi, (b) menjelaskan tentang tata cara diskusi, (c) membagikan
tugas diskusi tentang materi pembelajaran Matematika, (d) meminta Mahasiswa untuk
menyiapkan Media/alat peraga yang sesuai dengan tugasnya tentang Pembelajaran
Matematika, (e) meminta mahasiswa untuk melaksanakan tugas/diskusi sesuai dengan tugas
masing-masing, (f) meminta mahasiswa mengaitkan data-data dengan konsep matematika,
(g) membimbing mahasiswa mengungkapkan apa yang ditanyakan dalam permasalahan
pembelajaran Matematika, (h) membimbing mahasiswa untuk membahas dan
mengungkapkan informasi permasalahan pembelajaran Matematika
Langkah 3: Menyelesai-kan masalah kontekstual, meliputi kegiatan: (a) mengarahkan
mahasiswa untuk menyiapkan alat peraga dalam menyelesaikan permasalahan pembelajaran
Matematika, (b) membimbing mahasiswa dalam penggunaan alat peraga untuk
menyelesaikan permasalahan pembelajaran Matematika, (c) membimbing Mahasiswa untuk
menyiapkan model pembelajaran Matematika dengan menggunakan alat peraga yang sesuai
Langkah 4: Membandingkan dan mendiskusi-kan jawaban, meliputi kegiatan: (a)
memberikan arahan pada mahasiswa untuk menyelesaikan masalah pembelajaran Matematika
berdasarkan pengalaman mereka sendiri, (b) secara periodik melaksanakan monitoring
kegiatan mahasiswa dalam penyelesaian masalah/tugas, (c) meminta Mahasiswa untuk
presentasi hasil kerja tentang pembelajaran Matematika secara bergantian di kelas, (d) Dosen
berperan sebagai moderator dan fasilitator dalam pelaksanaan diskusi kelas, (e) Dosen
mengajak mahasiswa untuk menanggapi hasil presentasi mahasiswa dalam forum diskusi
kelas tentang pembelajaran Matematika, (f) Dosen mengajak Mahasiswa untuk melakukan
refleksi terhadap hasil presentasi mahasiswa tentang pembelajaran Matematika, (g) Dosen
bersama Mahasiswa menyimpulkan hasil presentasi maupun hasil diskusi kelas untuk
dijadikan acuan dalam pembelajaran Matematika
Langkah 5: Menyimpulkan, meliputi kegiatan: (a) Mahasiswa menganalisis kurikulum
Matematika SD, (b) Mahasiswa menyusun kompetensi yang harus dimiliki siswa SD dalam
belajar Matematika, (c) Mahasiswa menyusun perencanaan pembelajaran Matematika untuk
siswa SD, (d) Mahasiswa mensimulasikan perencanaan pembelajaran Matematika yang telah
disusun melalui peer teaching, (e) Mahasiswa melaksanakan diskusi kelas dan refleksi
terhadap perencanaan yang telah disimulasikan secara peer teaching, (f) Mahasiswa untuk
memberikan masukan terhadap perencanaan pembelajaran yang telah disimulasikan, (g)
Mahasiswa menyimpulkan terhadap perencanaan pembelajaran yang telah disusun dan
disimulasikan
2. Rekonstruksi Kurikulum Mata Kuliah Pendidikan Matematika
Berdasarkan hasil analisis dan rekomendasi pengembangan kurikulum, maka dapat
disusun Rekonstruksi kurikulum Mata Kuliah Pendidikan Matematika pada Program studi
PGSD FKIP UNS Kampus Kebumen berbasis Realistic Mathematics Education (RME), yang
disajikan secara garis besar sebagai berikut:
a. Pendidikan Matematika SD 1 (3 SKS/ Semester III)
Mata kuliah ini memiliki Kompetensi Inti (KI): Menguasai dan terampil menerapkan
Teori belajar, strategi, pendekatan, metode, media dan penilaian serta terampil
54 Jurnal Pedagogik Pendidikan Dasar, Jilid 4 Nomor 1, Januari 2016, Hal. 47-57

melaksanakan pembelajaran matematika SD tentang bilangan dan lambangnya


bilangan asli, cacah, bulat, prima, komposit, FPB, KPK, pecahan, dan bilangan
rasional serta penerapannya dalam kehidupan sehari-hari. Dari kompetensi inti
tersebut diuraikan menjadi 12 kompetensi Dasar (KD), yaitu mahasiswa menguasai
dan terampil menerapkan: (1) berbagai teori belajar Matematika pada pembelajaran
Matematika di SD, (2) berbagai strategi, pendekatan dan metode pada pembelajaran
Matematika di SD, (3) berbagai media pada pembelajaran Matematika di SD, (4)
berbagai teknik asesmen pada pembelajaran Matematika di SD, (5) mengembangkan
kurikulum pada pembelajaran Matematika di SD, (6) kurikulum pada pembelajaran
Bilangan dan Lambangnya di SD, (7) kurikulum pada pembelajaran Bilangan Asli
dan Bilangan Cacah di SD, (8) kurikulum pada pembelajaran Bilangan Bulat di SD,
(9) kurikulum pada pembelajaran FPB dan KPK di SD, (10) kurikulum pada
pembelajaran Pecahan, Perbandingan, dan Skala di SD, (11) kurikulum pada
pembelajaran Bilangan Rasional di SD, (12) kurikulum pada pembelajaran di SD.
b. Pendidikan Matematika SD 2 (3 SKS/ Semester IV)
Mata kuliah ini memiliki Kompetensi Inti (KI): Menguasai dan terampil menerapkan
metodologi dan prosedur pembelajaran matematika SD untuk ruang lingkup geometri
datar, geometri ruang, pengukuran, statistika dan peluang, serta penerapannya dalam
kehidupan sehari-hari. Dari kompetensi inti tersebut diuraikan menjadi 5
kompetensi Dasar (KD), yaitu mahasiswa menguasai dan terampil menerapkan: (1)
kurikulum pada pembelajaran matematika SD untuk topik Geometri Datar sesuai
dengan kompetensi pembelajaran, dan tingkatan kelas, (2) kurikulum pada
pembelajaran matematika SD untuk topik Geometri Ruang sesuai dengan kompetensi
pembelajaran, dan tingkatan kelas, (3) kurikulum pada pembelajaran matematika SD
untuk topik Pengukuran sesuai dengan kompetensi pembelajaran, dan tingkatan kelas,
(4) kurikulum pada pembelajaran matematika SD untuk topik Statistika sesuai dengan
kompetensi pembelajaran, dan tingkatan kelas, (5) kurikulum pada pembelajaran
matematika SD untuk topik Peluang sesuai dengan kompetensi pembelajaran, dan
tingkatan kelas.

3. Buku Ajar Pendidikan Matematika SD


Berdasarkan hasil analisis kurikulum terhadap mata kuliah Pendidikan Matematika SD
1 dan Pendidikan Matematika SD 2, serta program pengembangan kurikulum berdasarkan
penerapan Model pembelajaran berbasis Realistic Mathematics Education (RME), maka
selanjutnya dapat dapat disusun pengembangan bahan ajar mata kuliah Pendidikan
Matematika SD. Dengan memperhatikan deskripsi mata kuliah Pendidikan Matematika SD 1
dan Pendidikan Matematika SD 2 di atas, telah disusun menjadi sebuah buku ajar dengan
judul “Panduan Pembelajaran Matematika Sekolah Dasar (Untuk Guru dan Calon Guru SD).
Langkah ini dilakukan karena mata kuliah Pendidikan Matematika SD 1 dan Mata Kuliah
Pendidikan Matematika SD 2 adalah dua mata kuliah yang saling terkait dan berkelanjutan.
Mata kuliah Pendidikan Matematika SD 1 menjadi mata kuliah prasyarat Pendidikan
Matematika SD 2. Buku “Panduan Pembelajaran Matematika Sekolah Dasar (Untuk Guru
dan Calon Guru SD) terdiri dari 17 bab. Bab 1 sampai dengan Bab 12 membahas tentang
Wahyudi, Pengembangan Model Realistic Mathematics Education (RME) 55

bahan ajar yang disajikan pada mata kuliah Pendidikan Matematika SD 1 dengan bobot 3
SKS pada semester III. Sedangkan Bab 13 sampai dengan Bab 17 membahas tentang bahan
ajar yang disajikan pada mata kuliah Pendidikan Matematika SD 2 dengan bobot 3 SKS pada
semester IV.

4. Hasil Uji Coba Model Realistic Mathematics Education (RME)

Tabel 1. Hasil Observasi Pelaksanaan RME (Dosen) pada Siklus I dan II


Siklus Siklus Rata-
No Langkah RME
I II rata
1 Memahami masalah/konteks sehari-hari 3,31 3,27 3,29
2 Menjelaskan masalah kontekstual 2,97 3,41 3,19
3 Menyelesaikan masalah kontekstual 3,21 3,38 3,30
4 Membandingkan dan mendiskusikan jawaban 3,32 3,34 3,33
5 Menyimpulkan 3,14 3,27 3,21
Rata-rata 3,61 3,78 3,70

Keterangan: Skor 1 = Kurang, 2 = Cukup, 3 = Baik, 4 = Baik Sekali

Tabel 2. Hasil Observasi Pelaksanaan RME (Mahasiswa) pada Siklus I dan II

Siklus Siklus Rata-


No Langkah RME
I II rata
1 Memahami masalah/konteks sehari-hari 2,73 3,07 2,90
2 Menjelaskan masalah kontekstual 2,94 3,36 3,15
3 Menyelesaikan masalah kontekstual 3,03 3,30 3,17
4 Membandingkan dan mendiskusikan jawaban 2,78 3,24 3,01
5 Menyimpulkan 2,62 3,04 2,88
Rata-rata 3,19 3,63 3,41

Keterangan: Skor 1 = Kurang, 2 = Cukup, 3 = Baik, 4 = Baik Sekali.

Langkah-langkah pembelajaran dengan menggunakan model RME yaitu: (1)


memahami masalah/konteks sehari-hari, (2) menjelaskan masalah kontekstual, (3)
menyelesaikan masalah kontekstual, (4) membandingkan dan mendiskusikan jawaban, dan
(5) menyimpulkan. Dari ke lima langkah pembelajaran, langkah ke-1, 2, 3, 4, dan 5 diperoleh
skor di atas 3,70 (Baik). Hal ini berarti pembelajaran telah berjalan sesuai dengan
perencanaan. Kendala yang dihadapi yaitu terbatasnya waktu untuk diskusi penyusunan
rencana pembelajaran dan presentasi. Untuk itu perlu ditambah waktu pada kegiatan tersebut.
56 Jurnal Pedagogik Pendidikan Dasar, Jilid 4 Nomor 1, Januari 2016, Hal. 47-57

Selanjutnya berdasarkan langkah-langkah pembelajaran dengan menggunakan RME


tersebut, diperoleh hasil bealajar mahasiswa selama siklus I dan siklus II sebagai berikut:

Tabel 3. Hasil Belajar Penggunaan RME pada Siklus I dan II

Skor Frekuensi Frekuensi Keterangan


Post-tes Post-tes
Siklus I Siklus II
50 – 59 0 0 Belum Tuntas
60 – 69 0 5 Tuntas
70 – 79 67 16 Tuntas
80 – 89 4 40 Tuntas
90 – 100 0 10 Tuntas
Jumlah 71 71
Rata-rata 72,58 80,39
Skor Terendah 70 60
Skor Tertinggi 80 95
Ketuntasan (%) 100 100

Dari hasil uji coba penerapan Model RME yang terdiri dari 2 siklus di atas, maka dapat
disimpulkan bahwa proses pembelajaran dapat berjalan lancar sesuai dengan rencana. Hasil
yang dicapai dari penerapan model RME juga dapat meningkatkan proses dan hasil belajar
mahasiswa. Keaktifan dan keterlibatan mahasiswa meningkat sesuai dengan kompetensi yang
diharapkan. Dari hasil uji coba tersebut masih ditemui kendala baik dari dosen maupun dari
mahasiswa. Kendala yang dihadapi dosen adalah terbatasnya waktu diskusi dalam
penyusunan rencana pembelajaran. Kendala yang dihadapi mahasiswa adalah kurang
memahami tujuan pembelajaran yang ingin dicapai.

SIMPULAN
Berdasarkan rumusan masalah penelitian, analisis hasil dan pembahasan penelitian,
maka dapat dirumuskan kesimpulan sebagai berikut: (1) Penyusunan Model Realistic
Mathematics Education (RME) dalam Peningkatan Pembelajaran Matematika bagi
Mahasiswa Prodi PGSD FKIP UNS Kampus Kebumen menggunakan skenario
pembelajaran dengan langkah-langkah: (a) memahami masalah/konteks sehari-hari, (b)
menjelaskan masalah kontekstual, (c) menyelesaikan masalah kontekstual, (d)
membandingkan dan mendiskusikan jawaban, dan (e) menyimpulkan; (2) Rekonstruksi
kurikulum Mata Kuliah Pendidikan Matematika pada Program studi PGSD FKIP UNS
Kampus Kebumen berbasis Realistic Mathematics Education (RME), terdiri dari dua Mata
kuliah, yaitu (a) Mata kuliah Pendidikan Matematika SD 1 (3 SKS/ Semester III) membekali
mahasiswa untuk menguasai dan terampil menerapkan Teori belajar, strategi, pendekatan,
metode, media dan penilaian serta terampil melaksanakan pembelajaran matematika SD
tentang bilangan dan lambangnya bilangan asli, cacah, bulat, prima, komposit, FPB, KPK,
pecahan, dan bilangan rasional serta penerapannya dalam kehidupan sehari-hari; dan (b)
Mata kuliah Pendidikan Matematika SD 2 (3 SKS / Semester IV) membekali mahasiswa
Wahyudi, Pengembangan Model Realistic Mathematics Education (RME) 57

untuk menguasai dan terampil menerapkan metodologi dan prosedur pembelajaran


matematika SD untuk ruang lingkup geometri datar, geometri ruang, pengukuran, statistika
dan peluang, serta penerapannya dalam kehidupan sehari-hari; (3) Penyusunan Buku Ajar
Mata Kuliah Pendidikan Matematika pada Program studi PGSD FKIP UNS Kampus
Kebumen berbasis Realistic Mathematics Education (RME) telah tersusun sesuai kurikulum
dengan judul “Panduan Pembelajaran Matematika Sekolah Dasar (Untuk Guru dan Calon
Guru SD)” terdiri dari 17 bab. Bab 1 sampai dengan Bab 12 membahas tentang bahan ajar
yang disajikan pada mata kuliah Pendidikan Matematika SD 1 dengan bobot 3 SKS pada
semester III. Sedangkan Bab 13 sampai dengan Bab 17 membahas tentang bahan ajar yang
disajikan pada mata kuliah Pendidikan Matematika SD 2 dengan bobot 3 SKS pada semester
IV.

DAFTAR RUJUKAN
Aisyah, N, dkk. (2007). Pengembangan Pembelajaran Matematika SD. Jakarta : Ditjen Dikti
Depdiknas.
Arikunto, S. (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik(Edisi Revisi VI). Jakarta:
Rineka Cipta.
Dolk, M. (2006). Realistik Mathematics Education. Makalah Kuliah Umum di Program Pasca
Sarjana Universitas Sriwijaya Palembang, Tanggal 29 Juli 2006.
Grevermeijer. (1994). Developing Realistic Mathematics Education. Nederlands: Fruedental
Institute.
Hadi, S, (2005). Pendidikan Matematika Realistik. Banjarmasin : Penerbit Tulip.
Heuvel, M. Van den; Panhuizen. (1996). Assesment and Realistic Mathematics Education.
Nederlands: Fruedental Institute.
Moleong, L, J. (2007). Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Tarigan, D. (2006). Pembelajaran Matematika Realistik. Jakarta: Dirjen Dikti.
Sanjaya, W. (2007). Strategi Pembelajaran-Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta:
Kencana Prenada Media Group.

You might also like