107 44 PB PDF

Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 15

Jurnal Biotropikal Sains Vol. 15, No.

3, November 2018 (Hal 73 – 87)

Hasil Penelitian

THE TRADITIONAL USE OF MEDICINAL PLANTS BY THE KASU


CLAN COMMUNITY IN BEBALAIN VILLAGE OF LOBALAIN
REGENCY IN ROTE NDAO DISTRIC

Ferawati Huan1, Maria Teresia Danong2, Theresia Lete Boro2


1
Researcher at Faculty of Science and Engineering Undana
2
Lecturer at Faculty of Science and Engineering Undana

ABSTRACT

This study aims to determine the species of medicinal plants, descriptions and classifications
of each plant species, utilization and percentage of utilization of each organ, type of illness or
disease / physical disorder that can be cured, the composition of the herb, the process of
processing / mixing, how to use and dose consumption of medicinal herbs by villagers
Bebalain district Lobalain district Rote Ndao. The method used in this research is descriptive
with observation, interview, determination of respondents using purposive sampling
technique, data collection techniques by exploration, collection, documentation. The data
obtained were analyzed descriptively, then presented in the form of tables, drawings and
descriptions of each kind of medicinal plants. The results showed that in the Kasu tribe
Bebalain village obtained 30 species of traditional medicinal plants are classified 20 famili.
Plant organs that are used are root, rhizomes, bark, leaves, fruit and flowers. Percentage of the
largest use of organs is the leaves of 57%, helped 17 species of plants and the percentage of
the smallest organ usage is the rhizome and flowers of 3%, belonging to 1 species of plant.
The processing of medicinal plants by the community is done by boiling, shredded, pounded,
soaked, squeezed, smoked, chewed, and squeezed and how to use the eaten, drunk, bathed,
pasted, rub, sprayed, wiped and compressed.

Keywords : Medicinal plants, traditional medicine, the use of plants

73
Jurnal Biotropikal Sains Vol. 15, No. 3, November 2018 (Hal 73 – 87)

Hasil Penelitian

Keanekaragaman jenis tumbuhan pendukung, seperti tersedianya


merupakan kekayaan alam Indonesia yang sumberdaya hayati yang kaya dan
patut dijaga, sebab kekayaan alam ini beranekaragam di Indonesia (Falah.,et al
memberikan sumbangsih yang sangat 2013).
besar untuk keberlangsungan hidup Kabupaten Rote Ndao dikenal
masyarakat Indonesia. Sebagian besar sebagai salah satu kabupaten yang masih
masyarakat Indonesia yang hidup di memiliki kekayaan pengetahuan dalam
pelosok, hidup berkelompok membentuk bidang obat tradisional. Kehidupan
suku-suku tertentu dan masih memegang masyarakat tradisional mempunyai
erat pengetahuan atau kearifan lokal suku interaksi yang sangat dekat dengan sumber
mereka termasuk cara pandang terhadap daya alam dan lingkungannya. Interaksi
sakit, penyebabnya dan cara yang ada merupakan suatu pengalaman
mengobatinya. Cara mengobati sakit dari pengetahuan tradisional yang secara
sebagian besar dilakukan menggunakan turun temurun diwariskan dari para leluhur
tumbuhan yang berada di sekitar ke generasi-generasi (Pati, 2013). Wilayah
lingkungan mereka.Tidak hanya sebagai kabupaten Rote Ndao terdiri dari beberapa
obat, tumbuhanpun menjadi bagian dari kecamatan dengan berbagai karakteristik
semua aspek kehidupan mereka, mulai budaya adat kebiasaan. Salah satu
dari makanan, upacara adat dan kecamatan dengan berbagai suku dan adat
sebagainya (Rahayu, 2011). budaya yang masih diwariskan turun-
Tumbuhan obat merupakan temurun tentang obat tradisional tertentu
tumbuhan yang memiliki khasiat obat adalah kecamatan Lobalain. Kecamatan
sehingga mampu memberikan efek ini memiliki beberapa desa/kelurahan
pencegahan dan penyembuhan terhadap termasuk didalamnya adalah desa
berbagai jenis sakit atau penyakit yang Bebalain.
diderita oleh setiap manusia, baik itu Desa Bebalain merupakan salah satu
penyakit dalam tubuh maupun luar tubuh. bagian dari wilayah kecamatan Lobalain
Menurut Tjitrosoepomo (2005) tumbuhan kabupaten Rote Ndao yang penduduknya
obat merupakan spesies tumbuhan yang bermata pencaharian sebagai petani.
sebagian, seluruh tumbuhan dan atau Pemilihan desa Bebalain sebagai lokasi
eksudat (ekstrak/getah) tumbuhan tersebut penelitian didasarkan pada pertimbangan
digunakan sebagai ramuan obat-obatan. bahwa sebagian besar masyarakat desa
Obat tradisional merupakan obat Bebalain. Berdasarkan hasil survei yang
yang berasal dari spesies tumbuhan atau dilakukan, kelompok anggota masyarakat
hewan yang diketahui atau dipercayai dari desa Bebalain masih memanfaatkan
masyarakat memiliki khasiat obat dan tumbuhan sebagai obat tradisional dalam
telah digunakan sebagai bahan baku obat mengobati sakit. Pemanfaatan obat
tradisional. Saat ini, upaya pengobatan tradisional oleh masyarakat desa Bebalain
dengan menggunakan bahan-bahan alam digunakan sebagai pengobatan alternatif
berkembang pesat. Perkembangan bahkan utama bagi warga yang
pemanfaatan tumbuhan obat sangat membutuhkan dengan harapan akan
prospektif ditinjau dari berbagai faktor memperoleh kesembuhan.

74
Jurnal Biotropikal Sains Vol. 15, No. 3, November 2018 (Hal 73 – 87)

Hasil Penelitian

Pengetahuan ini diwariskan oleh leluhur Prosedur Penelitian


secara turun temurun sampai dengan 1. Observasi
generasi sekarang. Observasi merupakan kegiatan awal
Suku Kasu adalah salah satu dengan melakukan pendekatan dengan
masyarakat masih mempertahankan adat kepala desa atau tokoh masyarakat di
dan tradisi dalam penggunaan sumber lokasi penelitian untuk mendapatkan
daya alam khususnya tumbuhan sebagai data awal tentang masyarakat yang akan
obat tradisional. Pengetahuan tradisional dijadikan responden. Selanjutnya
masyarakat suku Kasu desa Bebalain melakukan penjelajahan untuk melihat
tentang pemanfaatan jenis tumbuhan langsung lokasi penelitian, sehingga
sebagai obat tradisional dan cara peneliti memperoleh gambaran yang
meramunya untuk menyembuhkan segala jelas tentang lokasi penelitian serta
penyakit di peroleh secara turun temurun untuk mendapatkan informasi tentang
sebagai warisan leluhur yang tetap masyarakat yang sering memanfaatkan
dipertahankan sampai saat ini. Hasil tumbuhan yang berkhasiat obat, seperti
wawancara dengan dukun diperoleh pakar obat dan atau orang yang sudah
bahwa tumbuhan obat dan pemanfaatan sembuh dari sakit dengan menggunakan
yang dilakukan penyampaian kepada tumbuhan obat.
Anak dan atau cucu secara turun temurun 2. Penentuan Responden
dalam keluarga, sehingga adat dan tradisi Penentuan responden pada penelitian ini
sebagai tumbuhan obat tidak menggunakan teknik purposive
menyebabkan punah pengetahuan sampling yaitu teknik penentuan
tradisional yang dimiliki masyarakat. responden dengan pertimbangan
Dengan demikian menjadi salah satu tertentu, yaitu 1) penduduk asli yang
alasan bagi peneliti dan merupakan memiliki pengetahuan tentang
langkah ilmiah untuk mengkaji atau tumbuhan yang berkhasiat obat. 2)
mengulas serta mengeksplorasikan dan penduduk pendatang yang sudah
memanfaatkan tumbuhan yang digunakan menetap lama (± 5 tahun) di lokasi
sebagai obat tradisional di masyarakat penelitian yang juga mengetahui
Suku Kasu desa Bebalain. Oleh karena itu tumbuhan yang berkhasiat obat dan juga
penelitian-penelitian tentang tumbuhan pernah memanfaatkannya. Jumlah
lokal sebagai obat tradisional di desa atau responden dalam penelitian ini sebanyak
suku ini patut dilakukan. 10 orang yang terdiri dari 4 orang
dukun, 1 tokoh masyarakat dan 5 orang
MATERI DAN METODE pengguna.
3. Wawancara Responden
Metode Penelitian Kegiatan wawancara dilakukan secara
Penelitian ini menggunakan metode langsung dengan responden yang telah
deskriptif dengan teknik ditentukan dengan menggunakan daftar
observasi,wawancara, eksplorasi, koleksi pertanyaan yang sudah disiapkan . Hal-
dan dokumentasi. hal yang diwawacarai adalah jenis-jenis
tumbuhan berkhasiat obat, nama lokal,

75
Jurnal Biotropikal Sains Vol. 15, No. 3, November 2018 (Hal 73 – 87)

Hasil Penelitian

organ yang digunakan, tempat meliputi akar, batang, daun, bunga dan
pengambilan, cara pengambilan, cara buah.
meramu, dosis/takaran, cara c. Jumlah spesimen yang dikoleksi 3-5
menggunakan/ menggkonsumsi, sakit atau dengan jumlah tertentu yang
yang dapat disembuhkan dengan diperhitungkan dengan ketersediaannya
tumbuhan obat tersebut. Wawancara dilapangan sehingga tidak terjadi
yang dilakukan menggunakan bahasa kepunahan.
Indonesia dan bahasa daerah Rote d. Tumbuhan obat yang dikoleksi
Ndao. Kegiatan wawancara didampingi dilapangan dibungkus dengan koran lalu
oleh seorang tabib atau dukun hasil dimasukan ke kantung plastik untuk
wawancara direkap pada buku catatan dibawah ke penginapan/beskem.
lapangan sekaligus direkam. e. Setelah tiba penginapan/beskem
Selanjutnya peneliti membuat dikeluarkan dari kantung plastik
kesimpulan atas hasil wawancara yang kemudian ditempatkan di atas koran
dilakukan sekaligus dikomunikasi bekas dan diatur sedemikian rupa
kembali dengan responden dan ditulis sehingga tampak sisi atas dan bawah
dalam buku catatan lapangan sehingga daunnya lalu disimpan tempat tidak
informasi yang lebih jelas. terkena matahari selama 1 minggu
kemudian diganti Koran bekas dan
Penjelajahan/eksplorasi, Koleksi dan disimpan selama 1minggu kemudian
Dokumentasi dibawah ke laboratorium.
Penjelajahan dilakukan bersama f. Di laboratorium dilakukan proses lebih
responden (dukun dan penguna) dengan lanjut seperti identifikasi, deskripsi dan
menelusuri kawasan atau lokasi penelitian pembuatan herbarium.
untuk menemukan tumbuhan yang biasa
dimanfaatkan sebagai obat sekaligus Identifikasi/determinasi
mengoleksi sampel tumbuhan Identifikasi dilakukan dengan mencocokan
obat.Tumbuhan hasil koleksi ciri-ciri tumbuhan obat yang ada (belum
didokumentasi untuk mendapatkan diketahui namanya) dengan ciri yang ada
gambar/foto. Tahapan koleksi tumbuhan dalam pustaka, mencocokan dengan
menggunakan pedoman koleksi tumbuhan gambar dalam pustaka seperti
(Tjitrosoepomo, 2009) sebagai berikut: (Dalimartha, 1999, 2000, 2003, 2008).
a. Mempersiapkan alat dan bahan untuk
mengoleksi tumbuhan seperti gunting, Deskripsi
pisau pangkas/sejenisnya, kantung Deskripsi dilakukan dengan
plastik, kertas koran, etiket gantung, menggambarkan atau menjelaskan secara
buku kolektor, alat tulis, kamera untuk singkat, padat dan jelas, dengan membuat
dokumentasi. pertelaan sesuai dengan ciri-ciri morfologi
b. Pada saat melakukan eksplorasi dari setiap jenis tumbuhan obat mulai dari
sekaligus dilakukan koleksi sampel umur, perawakan (habistus), akar, batang,
tumbuhan berkhasiat obat dengan daun, bunga, buah dan biji (Tjitrosoepomo,
gunting tanaman atau pisau pangkas; 2005 & Vogel, 1987).

76
Jurnal Biotropikal Sains Vol. 15, No. 3, November 2018 (Hal 73 – 87)

Hasil Penelitian

Herbarium HASIL DAN PEMBAHASAN


Kegiatan pembuatan herbarium
mengacu pada pedoman pembuatan Keadaan Umum Lokasi Penelitian
herbarium (Tjitrosoepomo, 2009). Desa Bebalain merupakan wilayah
1. Pengeringan kecamatan Lobalain kabupaten Rote Ndao.
Spesimen yang dikeringkan diatur Jarak desa Bebalain dengan ibukota
sedemikian rupa, sampai kering dan kabupaten adalah 30km, dengan luas
rapi kemudian ditempatkan pada tempat wilayah desa Bebalain adalah 15 km.
yang mendapatkan tidak kena sinar Secara administratif desa Bebalain
matahari yang cukup. memiliki batas-batas wilayah sebagai
2. Penempelan (Mounting) herbarium berikut: sebelah Utara berbatasan dengan
Spesimen yang telah dikeringkan desa Helebeik dan desa Oematamboli,
kemudian ditempel (mounted) pada sebelah Selatan berbatasan dengan Laut,
kertas karton dengan ukuran (30x40 sebelah Timur berbatasan desa Lole Oen,
cm). Penempelan dilakukan dengan sebelah Barat berbatasan dengan desa
menggunakan perekat pada seluruh Suelain. Penduduk desa Bebalain
bagian spesimen sehingga cukup untuk berjumlah ± 1059 jiwa dengan jumlah KK
menahan spesimen sehingga tidak 228. Desa Bebalain terdiri dari 2 suku yaitu
terlepas. Karena herbarium merupakan suku Kasu dan suku Oefamba.
bahan studi maka penempelannyapun Masyarakat desa Bebalain 90%
perlu diperhatikan, agar specimen yang bermata percaharian sebagai petani
ditempel bisa diamati dari berbagai sedangkan sisanya bermata pencaharian
sudut, misalnya daun-daunnya perlu buruh kasar dan papa lele (pedagang
diatur agar sebagian tampak sisi atas sayur). Fasilitas-fasilitas pendukung seperti
dan sebagian tampak sisi bawahnya. fasilitas pendidikan berjumlah 1 yaitu
3. Label Tempel Sekolah Dasar Inpres Bebalain, fasilitas
Setelah penempelan, maka diberikan kesehatan berjumlah 1 yaitu POSKEDES (
label tempel dengan sehelai kertas Sumber : Data Statistik Desa Bebalain
kemudian berisi informasi tentang Dalam Angka, 2017). Sebagian besar
tumbuhan yang bersangkutan seperti; masyarakat di desa Bebalain tergolong
nama kolektor, data taksonomi dalam suku Kasu sedangkan hanya 2 KK
(klasifikasi ilmiah dan deskripsi), nama yang termasuk dalam suku Oefamba.
umum, nama local, ketinggian serta Masyarakat suku Kasu pada umumnya
data ekologi lain yang dianggap perlu. menggunakan tumbuhan sebagai obat
Koleksi yang telah diawetkan disimpan tradisional untuk mengobati sakit penyakit
di dalam herbarium dan di tempatkan masyarakat setempat. Penggunaan
di atas rak-rak yang telah disediakan. tumbuhan obat tradisional oleh suku Kasu
merupakan warisan leluhur.
Analisi Data Jenis-Jenis Tumbuhan sebagai Obat
Data yang diperoleh dianalisis secara Tradisional Di Suku Kasu Desa Bebalain
deskriptif selanjutnya ditampilkan dalam Kecamatan Lobalain Kabupate Rote
bentuk tabel, dari setiap tumbuhan obat. Ndao

77
Jurnal Biotropikal Sains Vol. 15, No. 3, November 2018 (Hal 73 – 87)

Hasil Penelitian

Berdasarkan hasil penelitian Ke-30 jenis tumbuhan obat tersebut


diperoleh 30 jenis tumbuhan obat yang disajikan pada tabel 1.
sering digunakan oleh masyarakat suku
Kasu sebagai obat tradisional.

Tabel 1. Jenis-jenis tumbuhan sebagai obat suku Kasu Desa Bebalain Kecamatan
Lobalain Kabupaten Rote Ndao
N0 Nama Umum Nama Lokal Nama Ilmiah Famili
(Rote Ndao)
1 Awar-awar Baboa Vicus septica Burm f. Moraceae
2 Anting-anting Aiyana Acalypha australis L. Euphrobiaceae
3 Beringin Nunuk Ficus benjamina L. Moraceae
4 Bidara Kok Zizipus mauritiana L. Rhamnaceae
5 Biduri Modokamboek Calotropis gigantea W. Moraceae
6 Dadap Delas Erythrina varriegata L. Fabaceae
7 Daun cincau rambat Aimanamak Cyclea barbata M. Menispermaceae
8 Daun duduk Ai ana Desmodium triquetrumDC Fabaceae
9 Daun encok Ai laloe Plumbago zeylanica L. Plumbaginaceae
10 Gewang Tula Corypha utan L. Arecaeae
11 Jahe Lia Zingiber officinale R. Zingiberaceae
12 Jambu biji Kujawas Psidium guajava L. Myrtaceae
13 Jarak merah Luluk Jatropha gossypifolia L. Euphorbiaceae
14 Jati Aidati Tectona grandis L. f. Lamiaceae
15 Kapuk randu Dene Ceiba pentandra L Malvaceae
16 Kedondong Aiyende Spondias dulcis F. Anacardiaceae
17 Kecubung Ndondoak Datura metel L. Solanaceae
18 Kelor Kaifok Moringa oliefera L. Moringaceae
19 Kelumpang Nitas Sterculia foetida L. Sterculiaceae
20 Kendal Kai nunak Cordia oblique A. Cucurbitaceae
21 Kesambi Kole Schleichera oleosa L. Sapindaceae
22 Kirinyu Aibunafula Chromolaena odorata L. Asteraceae
23 Kumis kucing Tenda mboa Orthosiphon stamineus B. Lamiaceae
24 Lamtoro Aiulek Leucaena leucocephala L. Fabaceae
25 Mahoni Honi Swietenia marcophylla K. Meliaceae
26 Mengkudu Makudu Morinda citrifolia L. Rubiaceae
27 Paria Paliak Momordica charantia L. Cucurbitaceae
28 Pinang Mbua Areca catechi L. Arecaceae
29 Saga Sakura Abrus precatorius L. Fabaceae
30 Turi Nganggala Sesbania grandiflora P. Fabaceae

78
Jurnal Biotropikal Sains Vol. 15, No. 3, November 2018 (Hal 73 – 87)

Hasil Penelitian

Berdasarkan tabel diatas dapat Malley (2015) di desa Erbaun kecamatan


dijelaskan didalamnya tergolong 30 jenis Amarasi Barat kabupaten Kupang yang
tumbuhan yang dimanfaatkan sebagai menemukan 54 jenis tumbuhan berkhasiat
obat tradisional masyarakat suku Kasu obat dan Panyol, (2016) di desa Pong La’o
desa Bebalain kecamatan Lobalain kecamatan Ruteng kabupaten Manggarai
kabupaten Rote Ndao. Ke-30 jenis yang menemukan 40 jenis tumbuhan
tumbuhan obat tersebut tergolong dalam berkhasiat obat. Sedangkan jurnal yang
20 suku. Suku yang memilki paling ditemukan adalah Mulyati, (2006) Pulau
banyak jenis tumbuhan adalah suku Wawoni, Sulawesi Tenggara yang
Fabaceae dengan 5 jenis tumbuhan yaitu menemukan 73 jenis tumbuhan yang
Desmodium triquetrum DC, Erythrina berkhasiat obat, Bambang (2011)
varriegata L., Abrus precatorius L., masyarakat serampas, Jambi yang
Sesbania grandiflora Pers, menemukan 131 jenis tumbuhan berkhasiat
Leucaena leucocephala L. Sedangkan obat. Hal ini disebabkan pemahaman
suku yang memiliki satu jenis tumbuhan masyarakat tentang pemanfaatan tumbuhan
adalah Ageratum conyzoides L., Zizipus sebagai obat tradisional secara alami dan
mauritiana L., Morinda citrifolia L., relative mudah, murah dan minim efek
Sweitenia mahagoni L., Schleichera olesa samping dibanding dengan menggunakan
Lour, Moringa oliefera Lam, Sterculia obat-obat modern atau obat-obatan dari
foetida L. merupakan jenis tumbuhan bahan kimia, sehinngga masyarakat suku
yang ketersediaannya di alam lebih banyak Kasu menjaga ketersediaan tumbuhan
karena masyarakat desa Bebalain sudah sebagai obat dengan baik.
menaman tumbuhan tersebut dalam
jumlah banyak dan sering digunakan Pemanfaataan Tumbuhan Obat
sebagai ramuan obat untuk mengobati Tradisional Oleh Masyarakat Suku
sakit penyakit masyarakat desa dan suku- Kasu Di desa Bebalain Kecamatan
suku yang lain masing-masing memiliki Lobalain Kabupaten Rote Ndao
satu jenis tumbuhan. Hasil penelitian menunjukan bahwa
Jumlah tumbuhan obat yang tumbuhan obat tradisional yang diketahui
ditemukan di desa Bebalain tergolong untuk mengobati berbagai penyakit
sedikit jika dibandingkan dengan dengan 35 jenis penyakit. Jenis sakit atau
penelitian-penelitian lain di NTT seperti penyakit atau gangguan jasmani, jenis
Siagian (2000) di desa Oenbit kecamatan tumbuhan serta organ tumbuhan yang
Insana kabupaten TTU yang menemukan digunakan sebagai obat tradisional
tumbuhan berkhasiat obat sebanyak 90 disajikan pada tabel 2.
jenis, Amsikan (2013) di desa Noepesun
kecamatan Miamaffo dan desa Taunbaen
kecamatan Biboki kabupaten TTU
menemukan sebanyak 63 jenis.

79
Jurnal Biotropikal Sains Vol. 15, No. 3, November 2018 (Hal 73 – 87)

Hasil Penelitian

Tabel 2. Jenis penyakit, tumbuhan dan organ yang digunakan sebagai obat tradisional.
No Nama Penyakit/ sakit/gangguan Jenis Tumbuhan
. jasmani yang digunakan
Tunggal Campuran
1 Amandel Mengkudu
2 Badan bengkak Kapuk randu
3 Batuk Paria
4 Bengkak seluruh tubuh Awar-awar
5 Bibir pecah-pecah Turi
6 Darah tinggi Daun cincau
rambat
7 Deman Kendal dan jarak ulung,
kelumpang
8 Diabetes Paria
9 Diare Kecubung
10 Disengat kelabang Kelor
11 Disentri Kesambi
12 Gatal-gatal Awar-awar
13 Ginjal Kumis
kucing
14 Kejang pada anak Beringin
15 Kepala pusing Gewang
16 Luka bakar Lamtoro
17 Maag Kirinyu
18 Masuk angin Mengkudu
19 Melancarkan buang air kecil Daun encok dan gula
20 Mencegah anemia Jati
21 Mengeluarkan cairan kotor bagi Mahoni
ibu yang habis melahirkan
22 Meredakan muntah ketika hamil Daun duduk
23 Mimisan Anting-
anting
24 Paru-paru Kirinyu
25 Pasca melahirkan Bidara
26 Pendarahan Kelumpang dan pinang
27 Penyakit kulit Daun encok
28 Rematik Saga
29 Sakit gigi Biduri
30 Sakit kepala Jahe dan kelumpang
31 Sakit kuning Mengkudu

80
Jurnal Biotropikal Sains Vol. 15, No. 3, November 2018 (Hal 73 – 87)

Hasil Penelitian

Sambungn Tabel 2.
No Nama Penyakit/ sakit/gangguan Jenis Tumbuhan
. jasmani yang digunakan
Tunggal Campuran
32 Sakit mata Mengkudu
33 Sakit perut Mengkudu Jambu biji dan kumis kucing
34 Susah buang air besar (BAB) Kedondong
35 Susah melahirkan Dadap

Berdasarkan tabel 2. dapat Ada beberapa jenis tumbuhan seperti


dijelaskan bahwa terdapat 35 sakit mengkudu, kelumpang, daun encok dan
penyakit atau gangguan jasmani awar-awar dapat mengobati lebih dari satu
masyarakat desa Bebalain yang dapat gangguan jasmani, oleh karena itu
disembuhkan dengan menggunakan obat masyarakat desa bebalain terus menjaga
tradisional. Beberapa jenis sakit penyakit kelestariannya baik tumbuhan liar maupun
atau gangguan jasmani dapat disembuhkan yang dibudidayakan di sekitar rumah atau
dengan menggunakan lebih dari satu jenis perkarangan. Pada proses pengolahan atau
tumbuhan dan adapula hanya peracikannya ada tumbuhan yang diolah
menggunakan satu jenis tumbuhan secara tunggal untuk dijadikan obat dan
saja. Pada umumnya atau kurang lebih ada yang diolah dalam bentuk campuran.
80% gangguan jasmani masyarakat atau Hasil wawancara diperoleh bahwa
sakit penyakit dapat diobati dengan kelumpang merupakan jenis tumbuhan
menggunakan satu jenis tumbuhan dengan yang penggunaannya sebagai ramuan harus
satu ramuan saja dibandingkan dengan dikombinasikan dengan jenis tumbuhan
beberapa tumbuhan yang diolah menjadi lain untuk dijadikan ramuan obat.
satu ramuan. Beberapa tumbuhan dapat
mengobati lebih dari satu penyakit seperti Organ tumbuhan obat yang sering di
mengkudu dapat mengobati amandel, manfaatkan sebagai ramuan obat oleh
masuk angin, sakit perut, sakit kuning, masyarakat suku Kasu desa Bebalain
sakit mata; kelumpang mengobati deman, Hasil wawancara dengan responden
sakit kepala, pendarahan; paria mengobati diperoleh informasi bahwa pada umumnya
batuk, diabetes; daun encok mengobati semua organ tumbuhan obat dapat
melancarkan buang air besar, penyakit digunakan sebagai bahan ramuan obat
kulit; awar-awar mengobati bengkak tradisional di suku Kasu. Namum
seluruh tubuh, gatal-gatal; kirinyu penggunaan organ-organ setiap jenis
mengobati maag, paru-paru (Bambang, tumbuhan obat bervariasi tabel 3.
2011).

81
Jurnal Biotropikal Sains Vol. 15, No. 3, November 2018 (Hal 73 – 87)

Hasil Penelitian

Tabel 3. Prosentase Pemanfaatan Organ Tumbuhan Obat


N0 Nama Jenis Organ tanaman yang digunakan
akar batang daun bunga buah Rimpang
1 Acalypha australis L. √ √
2 Abrus precatorius L. √
3 Areca catechu L. √
4 Calotropis gigantea W. v
5 Ceiba pentandra L. √
6 Cordia oblique A. √
7 Corypha utan L. √
8 Chromolaena odorata L. √
9 Cyclea barbata M. √
10 Datura metel L. √
11 Desmodium triquetrum DC √
12 Erythrina varriegata L. √
13 Ficus benjamina L √
14 Jatropha gossypifolia L. √
15 Leucaena leucocephala L. √
16 Momordica charantia L. √ √
17 Morinda citrifolia L. √ √
18 Moringa oliefera L. √
19 Orthosiphon stamineus B. √ √
20 Plumbago zeylanica L. √
21 Psidium guajava L. √
22 Schleichera oleosa L. √
23 Sesbania grandiflora P. √
24 Spondias dulcis F. √
25 Sterculia foetida L. √
26 Sweitenia marcophylla K. √
27 Tectona grandis L. f √
28 Vicusseptica Burm. f v
29 Zingiber officinale R. √
30 Zizipus mauritiana L. √
JUMLAH 3 8 17 1 4 1
PROSENTASE 10% 27% 57% 3% 13% 3%

82
Jurnal Biotropikal Sains Vol. 15, No. 3, November 2018 (Hal 73 – 87)

Hasil Penelitian

Data pada tabel 3. dapat diilustrasikan dalam bentuk grafik yang disajikan pada
grafik.

Buah
Rimpang
ingles Akar
13%
3% 10%
Bunga
3%

Batang
27%
Daun
57%

Gambar 1. Prosentase Penggunaan Organ Tumbuhan

Berdasarkan tabel 3. dan gambar 1 Besarnya pemanfaatan organ daun


menunjukan bahwa penggunaan organ sebagai obat tradisional oleh masyarakat
tumbuhan untuk dijadikan ramuan obat suku Kasu desa Bebalain didukung oleh
tradisional oleh masyarakat desa Bebalain Handayani (2003) dalam Supriyanti (2014)
sangat beragam yaitu dari akar, batang, yang menyatakan bahwa daun merupakan
daun, buah, bunga, rimpang dengan organ tumbuhan yang mempunyai
beragam prosentase. Organ daun kandungan air yang tinggi (79 – 80%),
merupakan organ dengan prosentase selain merupakan tempat akumulasi
pemanfaatan terbesar yaitu 57%, diikuti fotosintesis yang mengandung unsur-unsur
organ batang 27%, organ buah 13%, organ yang banyak khasiatnya untuk pengobatan.
akar 10% dan organ rimpang dan bunga Zat yang banyak terkandung dalam daun
3%. Prosentase pemanfaatan organ adalah minyak atsiri, fenol, senyawa
tumbuhan paling banyak terdapat pada kalium dan klorofil. Menurut Dalimartha
organ daun sebesar 57% sedangkan (2000) dalam Supriyanti (2014), bahwa
pemanfaatan organ tumbuhan paling bagian daun sering digunakan karena di
sedikit terdapat pada organ rimpang dan daun banyak ditemukan senyawa kimia
bunga yaitu sebesar 3%. Hasil wawancara yang berkhasiat obat, seperti flavonoid,
juga diperoleh informasi bahwa organ tannin, saponin, fenol, dan alkoloid.
daun merupakan organ tumbuhan yang
bersifat lunak sehingga mudah diolah.

83
Jurnal Biotropikal Sains Vol. 15, No. 3, November 2018 (Hal 73 – 87)

Hasil Penelitian

Besar pemanfaatan organ batang Perbedaan ini juga berdasarkan


sebagai obat tradisional oleh masyarakat pengetahuan yang didapatkan/dimiliki oleh
suku Kasu desa Bebalain yaitu 10%, responden sejak permulaan pemanfaatan
batang merupakan bagian dari tumbuhan tumbuhan obat tersebut. Dalam penelitian
penting keberadaanya, salah satu fungsi ini, yang dijadikan responden adalah
batang yaitu sebagai jalan pengangkutan dukun, tokoh masyarakat dan pengguna.
air. Sehingga batang banyak mengandung Ada perbedaan pengambilan tumbuhan
zat yang baik untuk tubuh dan bermanfaat obat secara umum berdasarkan status pihak
mengobati sakit penyakit. Besar responden.
pemanfaatan organ akar sebagai obat a. Dukun
tradisional oleh masyarakat suku Kasu Proses pengambilan tumbuhan obat oleh
desa Bebalain yaitu 10%, akar merupakan dukun terlebih dahulu dibacakan mantra
bagian tumbuhan yang mempunyai fungsi untuk meminta ijin kepada leluhur agar
untuk menyerap air dan zat-zat makanan tumbuhan yang diambil memiliki
yang terlarut di dalam air dari tanah dan khasiat untuk menyembuhkan penyakit.
sebagai tempat penimbun cadangan Proses pengambilan organ/bagian
makanan. Sehingga bermanfaat mengobati tumbuhan perlu diperhatikan karena ada
sakit penyakit. Besar pemanfaatan organ jenis tumbuhan obat yang memiliki
buah sebagai obat tradisional oleh syarat tertentu dalam proses
masyarakat suku Kasu desa Bebalain yaitu pengambilannya. Proses pengambilan
13%, buah merupakan tempat ini sangat berpengaruh pada khasiat
penyimpanan cadanngan makanan yang tumbuhan tersebut, misalnya untuk
banyak mengandung provitamin, pengambilan kulit kayu dadap yang
karbohidrat, protein, yang dibutuhkan oleh diambil adalah kulit batang yang bagian
tubuh manusia. Masyarakat suku Kasu tengah dengan ukuran kurang lebih
menggunakan beberapa buah sebagai sebesar telapak tangan orang dewasa
pengobatan tradisional. Organ tumbuhan dan diambil pada sore jam 5 dan tidak
yang memiliki presentase paling kecil boleh dilihat oleh siapapun. Cara
dalam pemanfaatan sebagai ramuan obat pengambilan organ-organ tumbuhan
tumbuhan di suku Kasu adalah rimpang tersebut dapat menggunakan alat bantu
dan bunga 3% . seperti pisau namun ada pula yang tidak
menggunakan alat bantu
Cara Pengambilan Tumbuhan Sebagai (DukunYohanis Ingguoe, 2017).
Obat di Suku Kasu Desa b. Tokoh masyarakat
Bebalain Kecamatan Lobalain Dalam pengambilan tumbuhan obat,
Kabupaten Rote Ndao. tokoh masyarakat yang sudah
Berdasakan penelitian yang telah dipercaya/dari leluhur secara turun-
dilakukan menunjukan bahwa, proses temurun pengobatan tradisional
pengambilan tumbuhan obat, dilakukan memiliki cara yang telah ditentukan dan
dengan cara yang berbeda tergantung dari jumlah organ/bagian tumbuhan yang
status pihak responden. diambil sangat mempengaruhi khasiat

84
Jurnal Biotropikal Sains Vol. 15, No. 3, November 2018 (Hal 73 – 87)

Hasil Penelitian

tumbuhan tersebut misalnya pada Proses pengolahan tumbuhan obat


proses pengambilan daun kapuk randu masyarakat Suku Kasu Desa Bebalain
yaitu tidak boleh kurang dari lima Kecamatan Lobalain Kabupaten Rote
lembar dan tidak boleh lebih dari 8 Ndao
lembar (Tokoh masyarakat Yohanis Berdasarkan hasil penelitian yang
Do’o, 2017). menunjukan bahwa, cara pengolahan
c. Pengguna tumbuhan obat oleh masyarakat Suku Kasu
Cara pengambilan tumbuhan obat oleh Desa Bebalain masih menggunakan cara
responden yang berstatus sebagai yang sederhana. Proses pengolahan
pengguna tidak memiliki syarat khusus, tumbuhan obat tradisional oleh masyarakat
sebab sumber pengetahuan di suku Kasu desa Bebalain kecamatan
pemanfaatan tumbuhan sebagai obat Lobalain kabupaten Rote Ndao, dilakukan
berdasarkan pengalaman dan warisan dengan cara yang bervariasi tergantung
nenek moyang secara turun-temurun pada sakit atau penyakit dan jenis
secara lisan. Pengambilan bagian tumbuhannya. Berdasarkan hasil
tumbuhan obat menggunakan tangan wawancara diketahui bahwa pengolahan
langsung dan alat bantu lain seperti tumbuhan obat oleh masyarakat dilakukan
parang dan sejenis sesuai dengan dengan 11 cara yaitu direbus, diparut,
tekstur tumbuhan obat dan tempat direndam, dikunyah, diasapi, ditumbuk,
tumbuhnya (Roslin Do′o, 2017). Hasil diperas, diremas-remas. Sedangkan cara
wawancara dengan responden yang penggunaannya yaitu dimakan, diminum,
berstatus dukun, tokoh masyarakat dimandikan, ditempelkan, dioles,
mengetahui bahwa khasiat tumbuhan disembur, diusapkan, dan dikompres.
obat bukan saja bergantung pada Menurut Bambang, (2011) Proses
pengambilan namun juga tergantung peramuan serta jumlah organ yang
pada jumlah dari organ yang diambil digunakan sangat berpengaruh terhadap
misalnya genap atau ganjil. Sedangkan khasiat tumbuhan obat. Ada beberapa jenis
responden yang berstatus sebagai tumbuhan yang digunakan sebagai obat
pengguna, khasiat ramuan bergantung harus berjumlah sesuai dengan petunjuk
pada konsumsinya jika sesuai anjuran dukun sehingga tumbuhan itu berkhasiat
maka dapat menyembuhkan penyakit, dan sebelum tumbuhan tersebut digunakan
namun jika tidak maka tidak akan atau diramu dukun akan membacakan
menyembuhkan. Cepat dan lambatnya mantra. Hal ini sangat dipercaya oleh
proses penyembuhan bergantung pada masyarakat karena sudah terbukti
jenis sakitnya jika sakitnya ringan kebenarannya. Penggunaan organ
kemungkinan penyembuhannya cepat tumbuhan obat oleh masyarakat di suku
namun jika sakitnya berat kemungkinan Kasu desa Bebalain sebagian besar secara
penyembuhan membutuhkan waktu tunggal atau hanya menggunakan satu
yang lama. bagian dari suatu jenis tumbuhan,
misalnya,

85
Jurnal Biotropikal Sains Vol. 15, No. 3, November 2018 (Hal 73 – 87)

Hasil Penelitian

bagian daunnya saja atau bagian akarnya 2. Perlu dilakukan upaya pembudidayaan
saja, sedangkan sebagian kecilnya tumbuhan yang berkhasiat obat
menggunakan bahan tambahan dari jenis sehingga tetap eksis dalam kehidupan
tumbuhan yang lain (Dukun Yohanis masyarakat di generasi yang akan
Ingguoe, 2017) datang.
3. Disarankan kepada masyarakat agar
PENUTUP tetap menjaga ketersediaan tumbuhan
di alam dan dibudidayakan.
Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah DAFTAR PUSTAKA
dilakukan maka dapat disimpulkan adalah
1. Jenis-jenis tumbuhan yang Bambang, H. 2011. Tumbuhan Obat Dan
dimanfaatkan sebagai obat tradisional Pengobatan Tradisional Masyarakat
oleh masyarakat suku Kasu desa Serampas-Jambi. Jurnal biospecies.
Bebalain kecamatan Lobalain Vol 4(2). Juli 2011 : 29
kabupaten Rote Ndao sebanyak 30 jenis Dalimartha. S. 1999. ‘Atlas Tumbuhan
yang tergolong dalam 20 suku. obat Indonesia jilid 1’. Cetakan ke-I
2. Semua jenis tumbuhan sebagai obat Trubus Agriwidya. Jakarta.
tersebut sudah dideskripsikan yang . . 2000. ‘Atlas Tumbuhan obat
dilengkapi dengan gambar tumbuhan Indonesia jilid 2’. Cetakan ke-I
3. Bagian/organ tumbuhan yang Trubus Agriwidya.
dimanfaatkan sebagai obat tradisional . 2008. Ensiklopedia Tanaman
adalah akar, rimpang, kulit batang, Obat Indonesia. Dinamika Media.
daun, bunga dan buah . Prosentase Jakarta.
pemakaian organ paling besar terdapat Falah, F. 2013. Keragaman Jenis Dan
pada organ daun sebesar 57% dan Pemanfaatan Tumbuhan Berkhasiat
prosentase pemakaian organ paling Obat Oleh Masyarakat Sekitar Hutan
kecil terdapat yaitu organ rimpang dan Lindung Gunung Beratus,
bunga sebesar 3%. Kalimantan Timur. Jurnal Penelitian
4. Proses pengolahan dilakukan dengan dan Konservasi Alam. Vol. 10 No. 1,
cara direbus, diperas, ditumbuk, April 2013.
diremas-remas, diasapi, direndam, Malley, W. N. 2014. Studi Etnobotani
diparut, dilumatkan, dan dikunyah Tumbuhan Berkhasiat Obat
sedangkan cara menggunakan dimakan, Tradisional di Desa Erbaun
diminum, dimandikan, ditempelkan, Kecamatan Amrasi Barat Kabupaten
diusapkan, disembur, dioles dan Kupang. Skripsi Jurusan Biologi
dikompres. FST- UNDANA. Kupang.
Saran
1. Perlu dilakukan penelitian tentang
kandungan kimia dan efek
farmakologis pada tumbuhan yang
belum diketahui.

86
Jurnal Biotropikal Sains Vol. 15, No. 3, November 2018 (Hal 73 – 87)

Hasil Penelitian

Mulyati, R., Siti, N., Diah S. &


Suhardjono, P. 2006. Pemanfaatan
Tumbuhan Secara Tradisional
Oleh Masyarakat Local Di Pulau
Wawoni, Sulawesi Tenggara. Jurnal
biodiversitas. Vol 7(3), Juli 2006 :
245
Panyol. 2016. Studi Pemanfaatan
Tumbuhan Sebagai Obat
Tradisional Oleh Masyarakat Di
Desa Pong La’o Kecamatan Ruteng
Kabupaten Manggarai. Kupang:
Skripsi Jurusan Biologi Fakultas
Sains Dan Teknik Universitas Nusa
Cendana
Supriyanti, L. 2014. Studi Etnobotani
Jenis-jenis Tumbuhan Yang
Dimanfaatkan Oleh Masyarakat di
Kecamatan Muara Bangka Hulu
Kota Bengkulu Sebagai Sumber
Belajar Biologi SMP. Jurusan
Biologi Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan, Universitas Bengkulu
Vogel. 1987. Manual Of Herbarium
Taxonomy Theory And Practice.
Indonesia. Jakarta.
Tjitrosoepomo, G. 2005. Taksonomi
Tumbuhan Obat-obatan. Gadjah
Mada University Press. Yogyakarta.

87

You might also like