459-Article Text-1949-1-10-20200725

Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 9

P a g e | 61

Jurnal Kesehatan Primer


Vol 5, No 1 May, pp. 61-69
P-ISSN 2549-4880, E-ISSN 2614-1310
Journal DOI: https://doi.org/10.31965/jkp
Website: http://jurnal.poltekeskupang.ac.id/index.php/jkp

PENERAPAN FORMAT BARU PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEPERAWATAN DI POLI RAWAT


JALAN PUSKESMAS

Pius Kopong Tokan1, Maria Salestina Sekunda2


1,2
Jurusan Keperawatan Ende Poltekkes Kemenkes Kupang, Indonesia
Email: piustokanende@yahoo.com

ARTICLE INFO ABSTRACT/ABSTRAK


Artikel Histori: Background: Average patient visits in outpatient polyclinics
at Rukun lima Health Center in 2018 is & 80-100 people per
Received date: March 1th 2020 day. However the process of nursing care documentation is
Revised date: March 30th 2020 not carried out. according to the provisions of efforts that
Accepted date: April 15th 2020 have been made is to renew the format of God nursing base
do local conditions In connection with that it need stobe
Keywords: done for know the description of the application of the new
Documentation format in the process of documenting nursing care
Nursing care outpatient care clinic Rukun lima. Method: Survey research
Outpatient is descriptive, research variables in the formof
documentation on the process with the study of diagnoses,
interventions, implementation, andevacuation of nursing.
The research was conducted in thepublic roli roomatthe
Puskesmas Rukun Lima from July September 2019.
Anticipate drop out. Data collected by observation and
interview sheets. Descriptive data processing in the form of
proportions and the subsequent average univariant
analysis. Results: Documenting nursing assessment 5%. 21%
nursing diagnoses, 12% nursing interventions, nursing
implementation 26%. Conclusion: The application of the
new format for documenting nursing care in outpatient
care. The Rukun lima Community Health Center is classified
as poor because it is incomplete 36 of the target of atleast
60%. At the nursing assessment stage only reaches 5% of
diagnos nursing only reaches 21% nursing planning only
reaches 12%, action nursing only reaches 26%. Where as
nursing evaluation is not carried out because the patient's
status is out patient.
P a g e | 62
Kata Kunci: Latar belakang: Rata-rata kunjungan pasien di poli rawat
Dokumentasi jalan Puskesmas Rukunlima tahun 2018 adalah 80-100
Asuhan keperawatan, orang per hari. Namun demikian proses pendokumentasian
Rawat jalan asuhan keperawatan tidak dilakukan sesuai ketentuan.
Sehubungan dengan itu perlu dilakukan pengkajian untuk
mengetahui gambaran penerapan format baru dalam
proses pendokumentasian asuhan keperawatan di poli
rawat jalan Puskesmas Rukunlima. Metode: penelitian
survey bersifat deskriptif, variabel penelitian berupa
dokumentasi pada proses pengkajian, diagnosa, intervensi,
implementasi, dan evaluasi keperawatan. Penelitian
dilaksanakan di ruang roli umum Puskesmas Rukun Lima
dari bulan Juli - September 2019. Populasi dalam penelitian
ini adalah berkas dokumen asuhan keperawatan dari bulan
Januari-Juni 2019 dengan metoda sampling adalah estimasi
proporsi ditambah 10% untuk antisipasi drop out. Data
dikumpulkan dengan lembar observasi dan wawancara.
Pengolahan data:secara deskriptif berupa proporsi dan rata-
rata selanjutnya dilakukan analisis univariant. Hasil:
Pendokumentasian pengkajian keperawatan 5%, diagnosa
keperawatan 21%, intervensi keperawatan 12%,
implementasi keperawatan 26%. Kesimpulan: Penerapan
format baru untuk pendokumentasian asuhan keperawatan
di poli rawat jalan Puskesmas Rukunlima dikategorikan
kurang baik karena tidak lengkap dan jumlah rata-
ratapengisian dokumen masih jauh dibawah nilai standar.

©
Copyright 2020 Jurnal Kesehatan Primer
All rights reserved
Corresponding Author:
Pius Kopong Tokan
Jurusan Keperawatan Ende Poltekkes Kemenkes Kupang, Indonesia
Email: piustokanende@yahoo.com
P a g e | 63

INTRODUCTION keakuratannya kurang memadai menyebabkan


Dokumentasi asuhan keperawatan terjadinya kesalahan komunikasi antar perawat
merupakan persyaratan legal dalam setiap maupun profesi lain. Menurut Komisi
lingkungan pelayanan kesehatan, dimana dengan keselamatan perawatan dan kualitas kesehatan
banyaknya gugatan dan sorotan malpraktik Australia pada 2008 yang dirilis oleh Jefferies,
agresif dalam masyarakat, semua aspek rekam Johnson, Nicholls & Lad, (2012) mengidentifikasi
medis penting untuk pencatatan legal (Zaidin Ali, 13% dari kesalahan manajemen klinis berasal dari
2009 dalam Olfah, Y. dan Ghofur, A., 2016). kesalahan dokumentasi (Siswanto, LM., dkk,
Dokumentasi merupakan suatu dokumen 2013).
yang berisi data lengkap, nyata, dan tercatat Menurut Gibson dan Ivancevich (2001)
bukan hanya tentang tingkat kesakitan pasien terdapat tiga faktor yang mempengaruhi kinerja,
tetapi juga jenis dan kualitas pelayanan yaitu faktor individu, faktor organisasi, dan faktor
kesehatan yang di berikan (Niken,P.S 2017). psikologi. Suarli & Yayan (2008) berpendapat
Menurut Perry & potter (2005), tujuan bahwa faktor psikologi salah satunya motivasi,
pendokumentasian yaitu sebagai alat komunikasi merupakan interaksi seseorang dengan situasi
tim kesehanan untuk menjelaskan perawatan tertentu yang dihadapinya dan memberikan
klien termasuk perawatan individual, edukasi dorongan penggerak (disadari maupun tidak
klien dan penggunaan rujukan untuk rencana disadari) melalui suatu proses untuk mencapai
pemulangan (Niken,P.S 2017). tujuan tertentu ya diinginkan atau menjahui
Hasil studi pendahuluan, tahun 2018 situasi yang tidak menyenangkan.Sedang
semua proses asuhan keperawatan pada pasien menurut Suarli & Yayan (2008), faktor organisasi,
tidak didokumentasikan dengan lengkap. supervisi adalah pengamatan secara langsung
Alasannya karena pendokumentasian banyak dan berkala oleh atasan terhadap pekerjaan yang
menyita waktu, tenaga dan pikiran, apalagi dilakukan bawahan, apabila ditemukan masalah
kunjungan pasien di Puskesmas cukup banyak, segera diberikan bantuan yang bersifat langsung
rata-rata setiap harinya mencapai 80-100 orang, guna mengatasinya (Retyaningsih IY & Bambang
serta perawat diberikan tugas tambahan sebagai EW, 2013).
pengelola program yang lebih banyak terlibat
dalam proses manajeman program. Pihak RESEARCH METHOD
manajemen Puskesmas sudah melakukan upaya Penelitian ini merupakan penelitian
memperbaharui formas sehingga memudahkan survey bersifat deskriptif, ditekankan pada
perawat dalam melakukan pendokumentasian kelengkapan dokumentasi asuhan keperawatan
Pendokumentasian yang tidak lengkap pada pasien rawat jalan di poli umum, dengan
akan memberikan kerugian bagi klien karena variabel yang diteliti adalah kelengkapan
informasi penting terkait perawatan dan kondisi pendokumentasian : pengkajian keperawatan,
kesehatannya terabaikan (Teytelman, 2002). diagnosa keperawatan, intervensi keperawatan,
Braaf, Manias dan Riley (2011) menjelaskan implementasi keperawatan, dan evaluasi
bahwa pendokumentasian yang tidak efisien dan keperawatan.
tidak efektif akibat dari kualitas dan
P a g e | 64

Penelitian dilakukan di poli rawat jalan c. Kebutuhan cairan dan 0 0 103 100
elektrolit diisi dengan
Puskesmas Rukunlima selama 90 hari terhitung lengkap
mulai bulan Juli – September 2019, dengan d. Kebutuhan eliminasi 0 0 103 100

populasi dalam penelitian ini adalah berkas diisi dengan lengkap


e. Kebutuhan aktivitas 0 0 103 100
dokumen asuhan keperawatan dari bulan dan istirahat diisi
Januari-Juni 2019 dengan metoda sampling dengan lengkap
f. Kebutuhan rasa 0 0 103 100
adalah estimasi proporsi ditambah 10% untuk
nyaman dan aman diisi
antisipasi drop out. dengan lengkap
g. Kebutuhan emosional 0 0 103 100
Pengumpulan data selama proses
diisi dengan lengkap
penelitian menggunakan lembar observasi serta h. Kebutuhan 0 0 103 100
wawancara kepeda perawat pelaksana asuhan penyuluhan diisi
keperawatan dan kepala Puskesmas Rukunlima dengan lengkap
i. Kebutuhan persepsi 0 0 103 100
untuk memperoleh informasi yang menunjang sensori diisi dengan
pelaksanaan pendokumentasian asuhan lengkap
j. Kebutuhan komunikasi 0 0 103 100
keperawatan
diisi dengan lengkap
Proses pengolahan data dilakukan mulai k. Kebutuhan spiritual 0 0 103 100

dari tahapan editing, coding, scoring, dan diisi dengan lengkap


l. Data sosial ekonomi 0 0 103 100
tabulasi. Data yang sudah diolah kemudia diisi dengan lengkap
menghitung distribusi frekuensi persentase m. Resiko jatuh diisi 0 0 103 100

variabel tunggal sesuai dengan tujuan penelitian. dengan lengkap


n. Tingkat 0 0 103 10
Sedangkan penyajian dilakukan dalam bentuk ketergantungan pasien 0
tabel distribusi frekuensi persentase. Selanjutnya diisi dengan lengkap
o. Data penunjang diisi 0 0 103 10
data dianalisis menggunakan metoda analisa dengan lengkap 0
univariant 4 Pengelompokkan data 41 40 62 60
subyektif dan data
obyektif
RESULTS AND DISCUSSION 5% 95%
Rata-rata
Kelengkapan pengisian format pengkajian
keperawatan Sumber: Data Primer, 2019
Tabel 1, Kelengkapan pengisian format
pengkajian keperawatan Berdasarkan observasi diketahui bahwa
No Aspek Observasi Kelengkapan kelengkapan penisian format pengkajian
Ya % Tidak % keperawatan termasuk dalam kriteria kurang
1 Identitas klien ditulis 43 42 60 58 yaitu hanya mencapai 5%, lebih kecil dari standar
dengan lengkap
0 0 103 100
yang telah ditetapkan yaitu <60%.. Hampir semua
2 Riwayat kesehatan diisi
dengan lengkap variabel dalam format pengkajian tidak diisi
3 Kebutuhan dasar lengkap karena variabelnya cukup banyak (18
manusia:
a. Sirkulasi diisi dengan 0 0 103 100 variabel) dan tidak semua variabel dianggap
lengkap penting oleh perawat.
b. Kebutuhan nutrisi diisi 0 0 103 100
Kondisi ini tidak sesuai dengan pendapat
dengan lengkap
Nursalam (2011) yang mengatakan bahwa
P a g e | 65

gunakan format yang sistematis untuk Berdasarkan observasi diketahui bahwa


mendokumentasikan pengkajian, yang meliputi kelengkapan dokumentasi diagnosa keperawatan
riwayat klien masuk, respon klien yang termasuk dalam kriteria kurang yaitu hanya
berhubungan dengan persepsi kesehatan klien, mencapai 21%, lebih kecil dari standar yang telah
riwayat pengobatan, dan data klien rujukan, ditetapkan (<60%).
pulang, dan keuangan Kondisi ini tidak sesuai dengan pendapat
Tim peneiti berpendapat bahwa sebaiknya Hutahaean (2010) yang mengatakan bahwa
perawat patuh dalam mengisi format pengkajian metode dokumentasi diagnosa keperawatan
yang disiapkan karena apabila pada format meliputi Masalah (Problem) + Penyebab (Etiologi)
pengkajian tidak ditulis dengan lengkap dapat + Gejala (Symptom/Sign). Kurang lengkapnya
mempengaruhi penetapan diagnosa penulisan diagnosa keperawatan berhubungan
keperawatan. dengan kurang lengkapnya pengisian pada
format pengkajian keperawatan sehingga
Kelengkapan pengisian format diagnosa mempengaruhi penetapan diagnosa
keperawatan keperawatan. Ketidaklengkapan penulisan
Tabel 2, Kelengkapan pengisian format diagnosa
diagnosa keperawatan akan berdampak pada
keperawatan
No Aspek Observasi Kelengkapan penetapan rencana intervensi keperawatan. Tim
Ya % Tidak %
peneliti berpendapat bahwa sebaiknya perawat
1 Menulis 39 38 64 62
patuh dalam menuliskan diagnosa keperawatan
masalah/problem sesuai rumusan yang telah ditetapkan pada
pasien atau perubahan format yang telah disediakan.
status kesehatan
pasien.
2 Masalah yang dialami 36 35 67 65 Kelengkapan pengisian format rencana
klien didahului adanya keperawatan
penyebab dan
keduanya dihubungkan
dengan kata Tabel 3, Kelengkapan pengisian format rencana
“sehubungan dengan keperawatan
atau berhubungan No Aspek Observasi Kelengkapan
dengan”.
Ya % Tidak %
3 Setelah masalah 0 0 103 100
(problem) dan 1 Menetapkan tujuan 0 0 103 100
penyebab (etiologi), 2 Menentukan kriteria 0 0 103 100
kemudian diikuti hasil
dengan kata “ditandai 3 Menentukan rencana 36 35 67 65
dengan”. tindakan keperawatan
4 Menulis istilah atau 34 33 69 67 Rata-rata 12% 88%
kata-kata yang umum Sumber: Data Primer, 2019
digunakan.
5 Menggunakan bahasa 37 36 66 64
yang tidak memvonis. Berdasarkan observasi diketahui bahwa
Rata-rata 21% 79% kelengkapan pengisian format intervensi
Sumber: Data Primer, 2019 keperawatan termasuk dalam kriteria kurang
yaitu hanya mencapai 12%, lebih kecil dari
P a g e | 66

standar yang telah ditetapkan (<60%).Kondisi ini Berdasarkan observasi diketahui bahwa
tidak sesuai dengan pendapat Hutahaean (2010) kelengkapan pengisian format implementasi
yang mengatakan bahwa langkah-langkah keperawatan termasuk dalam kriteria kurang
dokumentasi rencana tindakan keperawatan yaitu hanya mencapai 26%, lebih kecil dari
adalah menetapkan tujuan, menentukan kriteria standar yang telah ditetapkan (<60%). Variabel
hasil, dan menentukan rencana tindakan yang paling sering ditemukan tidak lengkap
keperawatan. Kurang lengkapnya pencatatan adalah memberi tanda tangan dan nama jelas
pada format intervensi keperawatan dari perawat yang melakukan tindakan
berhubungan dengan kurang lengkapnya Kondisi ini tidak sesuai dengan pendapat
penulisan diagnosis keperawatan. Ketidak Hutahaean (2010) yang mengatakan bahwa
lengkapan penulisan intervensi keperawatan dokumentasi implementasi keperawatan
akan berdampak pada penetapan implementasi merupakan catatan tentang tindakan yang
keperawatan. Tim peneliti berpendapat bahwa diberikan kepada klien. Salah satu petunjuk yang
sebaiknya perawat patuh dalam menulis perlu diperhatikan dalam mendokumentasikan
intervensi keperawatan sesuai rumusan yang implementasi keperawatan adalah beri tanda
telah ditetapkan. tangan dan nama jelas dari perawat yang
melakukan tindakan
Kelengkapan pengisian format implementasi Tim peneliti berpendapat bahwa sebaiknya
keperawatan perawat patuh dalam mengisi format
implementasi keperawatan sesuai ketentuan
Tabel 4, Kelengkapan pengisian format yang berlaku
implementasi keperawatan
No Aspek Observasi Kelengkapan
Kelengkapan pengisian format evaluasi
keperawatan
Ya % Tidak %
1 Menuliskan tanggal 33 32 70 68 Tabel 5, Kelengkapan pengisian format evaluasi
dan waktu
implementasi
keperawatan
2 Menuliskan diagnosa 31 30 72 70 No Aspek Observasi Kelengkapan
atau nomor diagnosa Ya % Tidak %
yang ditangani sesuai
1 Evaluasi formatif, yaitu 0 0 103 100
implementasi yang
evaluasi terhadap respon
dilakukan.
yang segera timbul setelah
3 Menuliskan 33 32 70 68
intervensi dilakukan.
implementasi
2 Evaluasi sumatif, yaitu 0 0 103 100
(tindakan) dengan
evaluasi respon (jangka
kalimat aktif dan
panjang) terhadap tujuan
menggunakan kata
atau hasil akhir yang
kerja
diharapkan setelah
4 Memberi tanda 12 12 91 88
pemberian asuhan
tangan dan nama
keperawatan.
jelas dari perawat
3 Evaluasi dilakukan dengan 0 0 103 100
yang melakukan
pendekatan pada SOAP
tindakan
Rata-rata 26% 74% Rata-rata 0 100%

Sumber: Data Primer, 2019 Sumber: Data Primer, 2019


P a g e | 67

Berdasarkan observasi diketahui bahwa Secara umum, kelengkapan pengisian


pada format evaluasi keperawatan tidak diisi oleh format dokumen asuhan keperawatan di poli
perawata pelaksana. Hal ini disebabkan karena rawat jalan Puskesmas Rukunlima masih sangat
focus penelitian ini adalah pasien di poli rawat kurang yaitu hanya mencapai 13% (dibawah
jalan sehingga petugas tidak dapat melakukan target 60%).
evaluasi keperawatan. Pasien yang sudah Menurut Arikunto (2008), kriteria objektif
menerima pelayanan jarang ada yang dating dalam menilai mutu dokumen asuhan
berkunjung kembali dengan kasus yang sama. keperawatan dinyatakan baik jika nilai yang
Kondisi ini tidak sesuai dengan pendapat diperoleh > 60 % dari total nilai, dan dinyatakan
Dinarti et al,(2009) yang mengatakan bahwa kurang baik jika nilai yang diperoleh < 60 % dari
evaluasi dilakukan dengan pendekatan pada total nilai. Berbagai factor penyebab rendahnya
SOAP.Hutahean (2010), juga mengatakan bahwa capaian kinerja proses pendokumentasian
dokumentasi evaluasi keperawatan merupakan asuhan keperawatan ini, yaitu SDM
catatan tentang indikasi kemajuan pasien penyelenggaraan dokumentasi keperawatan
terhadap tujuan yang akan dicapai. Evaluasi dimana perawat bekerja sesuai kebiasaan tetapi
keperawatan menilai keefektifan perawatan dan tidak sesuai kompetensi dasarnya ditambah
mengkomunikasikan status kesehatan klien dengan beban kerja yang tinggi sehingga
setelah diberikan tindakan keperawatan serta mempengaruhi motivasi kerja, kebijakan dan SOP
memberikan informasi yang memungkinkan (Standar Operasional Prosedur) dokumentasi
adanya revisi perawatan sesuai keadaan pasien keperawatan, Pengembangan staf perawa.
setelah dievaluasi. Hal ini sejalan dengan penelitian oleh Dewi
Tim peneliti berpendapat bahwa sebaiknya Rosmalia, dkk (2015) pada poliklinik gigi rumah
perawat melakukan kunjungan rumah untuk sakit di Bukittinggi diperoleh hasil bahwa
melakukan evaluasi keperawatan. Setelah tim persoalan tidak dilaksanakan pendokumentasian
peneliti melakukan pengkajian atas kelengkapan asuhan keperawatan adalah pada SDM
pengisian format baru untuk dokumentasi penyelenggaraan dokumentasi keperawatan
asuhana keperawatan, maka diperoleh gambaran pada poliklinik gigi rumah sakit tidak memiliki
umum sebagai berikut: uraian tugas, tidak memiliki diagram jabatan dan
SDM yang ada bekerja tidak sesuai kompetensi.
Tabel 6. Kelengkapan pengisian format dokumen Penyebab lainnya adalah kebijakan dan SOP
asuhan keperawatan dokumentasi keperawatan SOP yang ada
No Aspek yang Kelengkapan Kriteria
dinilai Pendokumentasian
hanyalah SOP pelayanan pasien tetapi tidak ada
Lengkap Tidak SOP dokumentasi keperawatan.
(%) lengkap Selain itu persoalan Pengembangan staf
(%)
1 Pengkajian 5% 95% Kurang perawat pelaksana tidak pernah mendapat
2 Diagnosa 21% 79% Kurang pelatihan pelayanan dan administrasi. Hasil
3 Perencanaan 12% 88% Kurang penelitian yang dilakukan oleh Noorkasiani, dkk
4 Tindakan 26% 74% Kurang di RS X, Jakarta (2015) didapatkan hasil bahwa
Rata-rata 13% 87% Kurang perawat yang pernah mengikuti pelatihan akan
P a g e | 68

melengkapi dokumentasi keperawatannya menginformasikan semua kunjungan perawat


sebesar 59,3% dibandingkan dengan perawat dalam bentuk catatan ringkasan singkat dari
yang tidak pernah mengikuti pelatihan asuhan kebutuhan perawatan pasien dan intervensi yang
keperawatan. telah diterapkan.
Terkait dengan SDM penyelenggara Hal ini sejalan dengan penelitian oleh
dokumentasi asuhan keperawatan, didukung Sulastri dan Niken Yuniar Sari (2018)
dengan hasil penelitian Erna Dwi Wahyuni, dkk di menyimpulkan bahwa dokumentasi keperawatan
Instalasi Rawat Inap Medik RSUD Dr. Soetomo yang berbasis teknologi IT sangat diperlukan di
Surabaya didapatkan hasil bahwa terdapat era modern saat ini disamping dapat
hubungan yang sangat signifikan antara beban memberikan keakuratan data kepada klien serta
kerja terhadap pendokumentasian asuhan perencanaan untuk megahasilkan kualitas dan
keperawatan. Beban kerja mempengaruhi mutu kinerja perawat dalam melakukan asuhan
perawat dalam mendokumentasikan asuhan keperawatan yang baik.
keperawatan. Hal ini dikaitkan dengan motivasi Penelitian yang dilakukan oleh Intan Diah
kerja, bahwa terdapat hubungan yang signifikan Pramithasari di ruang rawat inap RSUD Banyumas
antara motivasi responden terhadap (2016) disimpulkan bahwa berdasarkan standar
pendokumentasian asuhan keperawatan minimal pelayanan yang dikembangkan oleh
Tim peneliti berpendapat bahwa terkait Depkes, maka dapat dinyatakan bahwa kinerja
dengan SDM penyelenggaraan dokumentasi perawat dalam mendokumentasikan asuhan
keperawatan pada poli rawat jalan Puskesmas keperawatan berbasis komputer di RSUD
Rukunlima, para perawat bekerja harus sesuai Banyumas dalam kategori baik.
kompetensi, tersedianya uraian tugas tertulis dan
Penanggung jawab kegiatan. Sedangkan CONCLUSION
Kebijakan dan SOP dokumentasi keperawatan, Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa
diharapkan pihak manajemen Puskesmas Penerapan format baru untuk pendokumentasian
membuat SOP dokumetasi keperawatan untuk asuhan keperawatan di poli rawat jalan
pedoman kerja dan diharapkan mengontrol dan Puskesmas Rukunlima dikategorikan kurang baik
evaluasi berkelanjutan dari SOP yang ada. Terkait karena tidak lengkap. Pengisian format baru
dengan Pengembangan staf perawat, tim peneliti asuhan keperawatan rata-rata hanya mencapai
berpendapat pihak manajemen Puskesmas agar 13% dari target minimal 60%.. Pada tahap
emberikan pelatihan untuk pelayanan dan pengkajian keperawatan hanya mencapai 5%,
administrasi pendokumentasian. diagnose keperawatan hanya mencapai 21%,
Selain itu, tim peneliti juga berpendapat perencanaan keperawatan hanya mencapai
bahwa perlu pengembangan model 12%,tindakan keperawatan hanya mencapai 26%
pendokumentasian elektronik merupakan sistem Sedangkan evaluasi keperawatan tidak
pencatatan berbasis yeng merekam aktifitas dilakukan karena status pasien adalah rawat jalan
yang dilakukan oleh perawat dalam aktivitas
keperawatan, yaitu pendokumentasian asuhan
keperawatan. Catatan yang ditulis
P a g e | 69

REFERENCES Nursalam, 2011. Proses dan dokumentasi


Arikunto, 2002, Metodologi Penelitian Suatu keperawatan, konsep dan praktek.Jakarta :
Hutahaean, 2010, Serri. Konsep dan Salemba Medika
Dokumentasi Proses Keperawatan. Jakarta:
Trans Info Media Olfah, Y. dan Ghofur, A., 2016, Dokumentasi
Keperawatan, Pusat Pendidikan dan
Dewi Rosmalia, dkk., 2015, Analisis Sistim Pemberdayaan Sumber Daya Manusia
Manajemen Dokumentasi Keperawatan Kesehatan-Badan Pengembangan dan
pada Poliklinik Gigi Rumah Sakit di Pemberdayaan Sumber Daya Manusia
Bukittinggi, Artikel penelitian, Jurnal Kesehatan, Kemeknes RI, Jakarta
Kesehatan Andalas.
Retyaningsih IY & Bambang EW, 2013, Hubungan
Dinarti et al 2009, Dokumentasi Keperawatan. Karakteristik Perawat, Motivasi, Dan
Jakarta: Trans Info Media. Supervisi Dengan Kualitas Dokumentasi
Proses Asuhan Keperawatan, Jurnal
Erna Dwi Wahyuni, dkk, 2019, Faktor yang Managemen Keperawatan . Volume 1, No.
Berhubungan dengan Mutu 2, November 2013, Jurusan Keperawatan,
Pendokumentasian Asuhan Keperawatan, Fakultas Kedokteran, Universitas
Fundamental and Management Nursing Diponegoro Semarang
Journal, Vol. 2, No. 1, April 2019
Siswanto, L., dkk, 2013. Faktor-Faktor Yang
Hutahaean, 2010. Konsep dan dokumentasi Berhubungan Dengan Kelengkapan
proses keperawatan. jakarta: Trans Info Pendokumentasian Asuhan Keperawatan,
Media Jurnal Keperawatan Indonesia, Vol. 16, No.
2, Juli 2013, UI Jakarta
Intan Diah Pramithasari,2016, Gambaran Kinerja
Perawat Dalam Mendokumentasikan Sulastri dan Niken Yuniar Sari (2018), Metode
Asuhan Keperawatan Berbasis Komputer Di Pendokumentasian Elektronik dalam
RSUD Banyumas, Jurnal Keperawatan Meningkatkan Kualitas Pelayanan
Muhammadiyah Keperawatan, Jurnal Kesehatan Volume 9,
Nomor 3, November 2018
Niken,P.S 2017, Standar Pendokumentasian
Asuhan Keperawatan Di BLUD RSUD Kota
Baubau, Skripsi, Fakultas Kedokteran Dan
Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negeri
Alauddin Makassar

Noorkasiani, dkk, 2015, Faktor-Faktor Yang


Berhubungan Dengan Kelengkapan
Dokumentasi Keperawatan, Jurnal
Keperawatan Indonesia, Volume 18 No.1,
Maret 2015

You might also like