Penerapan Pendokumentasian Asuhan Kebidanan Dengan Metode S-O-A-P Pada Praktik Bidan Mandiri

Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 4

Risa Pitriani, Rika Andriyani

PENERAPAN PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN DENGAN METODE


S-O-A-P PADA PRAKTIK BIDAN MANDIRI
Risa Pitriani1*, Rika Andriyani2

Prodi D III Kebidanan STIKes Hang Tuah Pekanbaru


*Korespondensi email : risapitriani@htp.ac.id

ABSTRACT IMPLEMENTATION OF MIDWIFERY CARE DOCUMENTATION WITH THE S-O-A-P METHOD IN


THE PRACTICE OF MANDIRI MIDWIVES

Background: Documentation is evidence of health care that contains the activities of recording, authentic
reporting, and storage of all activities related to client management that can be used to reveal actual and
accountable facts. Based on the results of the preliminary study, 3 out of 5 independent practice midwives in
Pekanbaru stated that they had not done the documentation correctly and consistently
Purpose: The purpose of this research is to find out the application of documentation of the SOAP method
for Independent Practice Midwives in Pekanbaru. This research method has a type of quantitative research with a
descriptive research design. This research was conducted under the auspices of the Pekanbaru City IBI Branch
Management on 3 September - 3 November 2020. The number of samples collected was 30 midwives. The data
analysis used simple descriptive univariate analysis in the form of presentation.
Results: The results of this study showed the application of documentation of the S-O-A-P method in
midwifery care carried out by midwives in Pekanbaru city, 14 midwives used S-O-A-P with a percentage of 46.6 in
documenting their midwifery care and there were 16 with a percentage of 53.3 midwives who did not use the S-O-
A-P method in midwifery care.
Conclusion: Based on the research results, the majority of independent practicing midwives have not
implemented documentation using the S-O-A-P method in their midwifery care. The recording using the S-O-A-P
method is stated in the Minister of Health Decree no. 938 of 2007.
Suggestion It is expected that independent practice midwives can record in every midwifery service
performed, in order to achieve quality services.

Keywords: Documentation, SOAP, Independent Midwife Practice

ABSTRAK

Latar Belakang : Pendokumentasian merupakan suatu bukti pelayanan kesehatan yang berisi kegiatan
pencatatan, pelaporan yang otentik dan penyimpanan semua kegiatan yang berkaitan dengan pengelolaan klien
yang dapat dipergunakan untuk mengungkapkan suatu fakta aktual dan dapat dipertanggungjawabkan.
Berdasarkan hasil studi pendahuluan, 3 dari 5 bidan praktik mandiri di Pekanbaru menyatakan bahwa belum
melakukan pendokumentasian dengan benar dan konsisten
Tujuan : Tujuan penelitian ini untuk diketahuinya penerapan pendokumentasian metode S-O-A-P Bidan
Praktik Mandiri DI Pekanbaru. Metode Penelitian ini memiliki jenis penelitian kuantitatif dengan rancangan
penelitian deskriptif. Penelitian ini dilakukan di PMB yang ada di Pekanbaru pada tanggal 3 September – 3
November 2020. Teknik pengambilan sampel pada penelitin ini adalah consecutive random sampling yaitu cara
pengambilan sampel yang dilakukan dengan cara memilih sampel yang memenuhi kriteria penelitian sampai
kurun waktu tertentu sehingga jumlah sampel terpenuhi (Hidayat, 2009). Adapaun jumlah sampel yang telah
dikumpulkan adalah sebnayak 30 orang bidan.Dalam analisis data digunakan analisa univariat secara deskriptif
sederhana berupa distribusi frekuensi
Hasil : Hasil Penelitian ini didapatkan penerapan pendokumentasian metode S-O-A-P dalam asuhan
kebidanan yang dilakukan bidan di kota Pekanbaru, terdapat 14 bidan yang menggunakan S-O-A-P dengan
persentase 46,6 dalam mendokumentasikan asuhan kebidanan yang dilakukan nya dan terdapat 16 dengan
persentase 53.3 bidan yang tidak menggunakan metode S-O-A-P dalam asuhan kebidanan.
Kesimpulan : Berdasarkan hasil penelitian mayoritas bidan praktik mandiri belum menerapkan
pendokumentasian dengan metode S-O-A-P dalam asuhan kebidanannya. Pencatatan menggunakan metode S-
O-A-P tertuang dalam Kepmenkes no 938 tahun 2007.

544 DOI 10.33024, http://ejurnalmalahayati.ac.id/index.php/kebidanan


JKM (Jurnal Kebidanan Malahayati),Vol 7,No.3.Juli 2021,
ISSN (Print) 2476-8944 ISSN (Online) 2579-762X, Hal 544-547

Saran Diharapkan bidan praktik mandiri dapat melakukan pencatatan dalam setiap pelayanan kebidanan
yang dilakukan, agar tercapai pelayanan yang berkualitas.

Kata Kunci : Pendokumentasian, SOAP, Praktik Bidan Mandiri

PENDAHULUAN universal, sistematis, dan mudah dibaca (Aisa S,


Pendokumentasian merupakan suatu bukti 2018)
pelayanan kesehatan yang beris kegiatan Penggunaan catatan S-O-A-P memberikan
pencatatan, pelaporan yang otentik dan banyak manfaat dalam pelaksanaannya, salah
penyimpanan semua kegiatan yang berkaitan satunya adalah dapat membantu bidan untuk
dengan pengelolaan klien yang dapat dipergunakan mengatur proses berpikir yang terlibat dalam
untuk mengungkapkan suatu fakta aktual dan dapat asuhan pasien. Dengan berpikir secara
dipertanggungjawabkan (Haslinda, 2017). terorganisasi, bidan dapat secara lebih baik
Pencacatan klinis menjadi dokumen yang sangat membuat keputusan tentang asuhan pasien (Aisa
berguna bagi bidan maupun pasien yang menerima S, 2018) Namun dalam pelaksanaanya masih
pelayanan.(Sumiati,2018) Pendokumentasian dapat terdapat bidan yang belum menggunakan S-O-A-P
membantu bidan menjaga informasi dasar secara sebagai metode pendokumentasian.(Ariyanti,2010)
tertulis yang diperlukan dalam lingkungan praktek, Menurut hasil penelitian Palifiana, 2016
namun pendokumentasian yang akurat dalam dikabupaten Bantul, didapatkan hasil bahwa
lingkungan pelayanan kesehatan harus terkait metode pendokumentasian yang dilakukan oleh
dengan konsep praktik yang berbasis bukti, objektif, bidan masih beraneka ragam seperti menggunakan
dan tidak memihak (Aisa S, 2018) Varney, S-O-A-P dan juga narasi. Selain itu hasil
Setiap catatan harus memberikan informasi penelitian ini juga memberikan hasil bahwa
penting yang berpotensi memandu profesional pendokumentasian asuhan kebidanan dipengaruhi
kesehatan lain dalam mentransfer asuhan, seperti oleh tingkat pendidikan bidan (p value
yang mungkin terjadi dalam rujukan yang 0,24).(Palifiana, 2016)
berorientasi masalah, rujukan keperawatan dokter Berdasarkan hasil studi pendahuluan, 3 dari
untuk kondisi beresiko tinggi, atau lintas 5 bidan praktik mandiri di Pekanbaru menyatakan
pengurusan cakupan yang sederhana antar bahwa belum melakukan pendokumentasian
bidan.(Bensley,2009) Dokumentasi adalah kunci dengan benar dan konsisten. Berdasarkan uraian
memvalidasi asuhan yang berkualitas, keterampilan diatas maka peneliti tertarik untuk melakukan
dokumentasi menjadi sangat penting dalam praktik penelitian tentang “Penerapan
kebidanan (Aisa S, 2018) pendokumentasian asuhan kebidanan dengan
Semua bidan harus meningkatkan metode S-O-A-P pada Bidan praktik Mandiri di
kewaspadaan diri yang terkait dengan Pekanbaru“.
pendokumentasiuan asuhan yang mereka berikan
kepada para pasien mereka, terlepas seberapa METODOLOGI PENELITIAN
banyak pasien mereka. Dokumentasi asuhan Penelitian ini memiliki jenis penelitian
kebidanan tersebut harus mencerminkan esensi kuantitatif dengan rancangan penelitian deskriptif
dari kebidanan: asuhan yang berorientasi pada untuk melihat bagaimana penerapan
perempuan yang difokuskan pada keunggulan pendokumentasian metode S-O-A-P oleh Bidan
dalam proses memberikan asuhan dengan Praktik Mandiri di Pekanbaru. Penelitian ini
perhatian terhadap hasil (Wildan M, 2008) dilakukan PMB yang ada di Kota Pekanbaru pada
Salah satu format catatan yang dapat tanggal 3 September – 3 November 2020. Populasi
menjadi dokumentasi kebidanan adalah format dalam penelitian ini adalah seluruh bidan praktik
catatan S-O-A-P yang tertuang dalam KepMenKes mandiri yang ada di kota Pekanbaru berjumlah 289
938 tentang standar asuhan kebidanan, yakni pada tempat. Teknik pengambilan sampel pada penelitin
standar VI. Catatan S-O-A-P Adalah metode ini adalah consecutive random sampling yaitu cara
dokumentasi paling umum yang digunakan oleh pengambilan sampel yang dilakukan dengan cara
penyedia kesehatan, termasuk bidan, untuk memilih sampel yang memenuhi kriteria penelitian
memasukkan catatan ke rekam medis pasien. sampai kurun waktu tertentu sehingga jumlah
Catatan ini memungkinkan penyedia kesehatan sampel terpenuhi (Siyoto,2015). Adapaun jumlah
untuk merekam dan berbagi informasi dalam format sampel yang telah dikumpulkan adalah sebnayak
30 orang bidan. Dalam analisis data digunakan

DOI 10.33024, http://ejurnalmalahayati.ac.id/index.php/kebidanan 545


Risa Pitriani, Rika Andriyani

analisa univariat secara deskriptif sederhana membutuhkan pencatatan dan pelaporan yang
berupa table distribusi frekuensi dapat digunakan sebagai acuan untuk menuntut
tanggung jawab dan tanggung gugat dari berbagai
HASIL DAN PEMBAHASAN permasalahan yang mungkin dialami oleh klien
Tabel 1. berkaitan dengan pelayanan yang diberikan (Wildan
Distribusi Frekuensi Pendidikan Bidan Di Kota M, 2008). Menurut hukum jika sesuatu tidak
Pekanbaru didokumentasikan berarti pihak yang bertanggung
jawab tidak melakukan apa yang seharusnyan
Tingkat Pendidikan Jumlah Persentase dilakukan. Jika bidan tidak melaksanakan atau
DI 1 3,3 menyelesaikan suatau aktivitas atau
D III 15 50 mendokumentasikan secara tidak benar, dia bisa
D IV/S1 12 40 dituntut melakukan malpraktik. Dokumentasi
S2 2 6,6 kebidanan harus dapat dipercaya secara legal.(
Jumlah 30 100 % Ramadanty, y. 2018).
Berdasarkan Kepmenkes 938 tentang
Berdasarkan Tabel 1 Pendidikan bidan di standar asuhan kebidanan, pada standar VI
Kota Pekanbaru yang terbanyak adalah D-III yaitu menjelaskan bahwa bidan melakukan pencatatan
sebanyak 15 orang dengan persentase 50 %, secara lengkap, akurat, singkat dan jelas mengenai
bidan yang bependidikan D-IV sebanyak 12 orang keadaan/kejadian yang ditemukan dan dilakukan
atau 40 %, bidan yang berpendidikan D-I sebanyak dalam memberikan asuhan kebidanan dan
1 orang atau 3,3 %, sedangkan bidan yang pencatatan ditulis dalam bentuk catatan
berpendidikan S2 sebanyak 2 orang atau 3,3 %. perkembangan S-O-A-P. Namun dalam
pelaksanaan nya masih banyak bidan yang tidak
Tabel 2. mendokumentasikan asuhan kebidanan yang
Penerapan Pendokumentasian Metode S-O-A-P dilakukan dengan menggunakan metode S-O-A-P.
(Kepmenkes, 2007)
Penerapan Frekuensi Persentase Menurut asumsi peneliti, pendidikan bidan
Ya, metode S-O-A-P 14 46,6 yang mayoritas berpendidikan DIII yakni berjumlah
Tidak, 16 53,3 15 orang (50 %) harusnya menjadi faktor utama
Jumlah 30 100% dalam pelaksanaan pendokumentasian S-O-A-P,
hal ini sejalan dengan kompetensi yang dimiliki oleh
Berdasarkan Tabel 2 diketahui bahwa seseoarang yang lulusan ahli madya kebidanan,
penerapan pendokumentasian metode S-O-A-P yakni memiliki kemampuan yang meliputi
dalam asuhan kebidanan yang dilakukan bidan di pengetahuan, keterampilan, dan sikap dalam
kota Pekanbaru, terdapat 14 bidan yang memberikan Pelayanan Kebidanan dan juga sudah
menggunakan S-O-A-P dalam mendokumentasikan dibekali ilmu manajemen asuhan kebidanan yang
asuhan kebidanan yang dilakukan nya dan terdapat salah satu unsurnya adalah pencatatan
16 bidan yang tidak menggunakan metode S-O-A-P menggunakan S-O-A-P.(Kepmenkes, 2020).
dalam asuhan kebidanan. Namun hal ini tidak sesuai dengan yang ditemukan
dilapangan, masih terdapat bidan dengan
PEMBAHASAN pendidikan DII kebidanan tidak melakukan
Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh pendokumentasian metode S-O-A-P
bahwa dari 30 responden, terdapat 14 bidan (46,6 Menurut hasil penelitian Anita tahun 2016,
%) yang melakukan pendokumentasian dengan tentang penerapan pendokumentasian oleh bidan,
menggunakan metode S-O-A-P dan mayoritas hasil penelitian ini didapatkan 103 orang bidan (53,9
bidan praktik mandiri ( 53,3 %) belum menerapkan %) yang tidak melakukan pendokumentasian S-O-
pendokumentasian metode S-O-A-P dalam asuhan A-P dalam asuhan kebidanan. Dari penelitian
kebidanan. Latar oendidikan bidan mayoritas tersebut dijelaskan bahwa terdapat beberapa faktor
berpendidikan DIII kebidanan yakni berjumlah 15 yang berhubungan dengan pelaksanaan
orang (50 %) dan terdapat bidan dengan latar pendokumentasian S-O-A-P, yakni faktor
belakang S2 dengan jumlah 2 orang ( 6,6 %) pengetahuan, faktor sikap dan pendidikan bidan.
Dokumentasi kebidanan sangat penting bagi (Anita, 2016)
bidan dalam memberikan asuhan Penerapan pendokumentasian metode S-O-
kebidanan.(Alimul,2008) Hal ini karena asuhan A-P oleh bidan perlu mendapatkan pengawasan
kebidanan yang diberikan kepada klien secara berkala oleh organisasi profesi agar kualitas

546 DOI 10.33024, http://ejurnalmalahayati.ac.id/index.php/kebidanan


JKM (Jurnal Kebidanan Malahayati),Vol 7,No.3.Juli 2021,
ISSN (Print) 2476-8944 ISSN (Online) 2579-762X, Hal 544-547

pelayanan kebidanan semakin Anita, W. (2016). The implementation of


meningkat.(Puspita,2019) Kegiatan Pertemuan documentation by midwives in Pekanbaru.
bulanan bidan dapat ditujukan untuk mengadakan Kesmas, 13(1), 43–47.
diskusi tentang format dokumentasi kebidanan dan https://doi.org/10.21109/kesmas.v13i1.1403
kendala yang dihadapi dalam pencatatan asuhan Ariyanti, D. F. (2010). Analisis kualitas pelayanan
kebidanan. (Anggraini,2020).Hal ini juga dapat antenatal oleh bidan di Puskesmas di
meningkatkan sikap bidan yang pada awalnya tidak Kabupaten Purbalingga (Doctoral
mau mencatat asuhan kebidanan karena berbagai dissertation, UNIVERSITAS
alasan, salah satu cara untuk mendorong mereka DIPONEGORO).
melaksanakan pendokumentasian adalah melalui Bensley, R. J., & Brookins-Fisher, J. (2009). Metode
pencabutan izin praktik jika tidak melakukannya Pendidikan Kesehatan Msyarakat. EGC.
(Anita, 2016) Haslinda. (2017). Penerapan Model
Mengingat pentingnya sebuah Pendokumentasian Asuhan Terintegrasi Di
pendokumentasian dalam hal ini dengan metode S- RSUD Haji Makassar Provinsi Sulawesi
O-A-P, sudah seharusmya setiap bidan dalam Selatan. http://repositori.uin-
menjalankan praktiknya melakukan asuahan alauddin.ac.id/id/eprint/4698
kebidanan harus ada pencatatannya. Kepmenkes. (2007). Kepmenkes No.
(Mertasari,2020).Apalagi pendokumentasian 938/Menkes/SK/VIII/2007 STANDAR
metode S-O-A-P ini telah diatur dalam kepmenkes ASUHAN KEBIDANAN MENTERI
no 938 tahun 2007. Namun hal ini tidak sesuai KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA.
dengan yang ditemukan di lapangan. (Aryanti,2010) Kepmenkes. (2020). Kepmenkes NOMOR
HK.01.07/MENKES/320/2020 TENTANG
SIMPULAN STANDAR PROFESI BIDAN. 2017(1), 1–9.
Berdasarkan hasil penelitian mayoritas bidan Mertasari, L., & Sugandini, W. (2021). Aktualisasi
praktik mandiri ( 50 %) belum menerapkan Pendokumentasian Asuhan Kebidanan
pendokumentasian dengan metode S-O-A-P dalam dengan Metode Soap pada Praktek Mandiri
asuhan kebidanannya. Hal ini dapat disimpulkan Bidan (PMB). International Journal of Natural
bahwa bidan praktik mandiri belum menjalankan Science and Engineering, 5(1).
aturan yang tertuang dalam Kepmenkes no 938 Palifiana, D. A. (2016). Hubungan pendidikan Bidan
tahun 2007 tentang standar asuhan kebidanan. dengan penerapan pendokumentasian
asuhan kebidanan pada Bidan Praktik
SARAN Mandiri di Kabupaten Bantul. 412–415.
Diharapkan kepada organisasi profesi bidan PUSPITASARI, D. (2019). Pelaksanaan
untuk dapat mengadakan pelatihan Dokumentasi Asuhan Kebidanan Terhadap
pendokumentasian bagi para bidan dan melakukan Perlindungan Hukum Pasien pada Bidan
supervisi terkait penerapan pendokumentasian Praktik Mandiri (Studi di Kabupaten Cilacap).
asuhan kebidanan dengan metode S-O-A-P. Jurnal Idea Hukum, 5(1).
Diharapkan bidan praktik mandiri dapat melakukan Ramadanty, y. (2018). Gambaran tentang
pencatatan dalam setiap pelayanan kebidanan yang penyimpanan dokumen pelayanan
dilakukan, agar tercapai pelayanan yang kebidanan sebagai akuntabilitas bidan di
berkualitas. praktik mandiri bidan wilayah kabupaten
bandung 2018.
DAFTAR PUSTAKA Siyoto, S., & Sodik, M. A. (2015). Dasar metodologi
Anggraini, D. D., Sari, M. H. N., Ritonga, F., Yuliani, penelitian. Literasi Media Publishing.
M., Wahyuni, W., Amalia, R., ... & Winarso, Sumiati, e. (2018). Gambaran tentang isi
S. P. (2020). Konsep Kebidanan. Yayasan pendokumentasian pelayanan kebidanan
Kita Menulis. sebagai bukti akuntabilitas bidan di praktik
Aisa S, dkk. (2018). Panduan Penulisan Catatan mandiri bidan wilayah kabupaten bandung
SOAP dalam Pendokumentasian Kebidanan. 2018.
NUha Medika. Wildan M, A. A. (2008). Dokumentasi Kebidanan -
Google Books. Salemba Medika.

DOI 10.33024, http://ejurnalmalahayati.ac.id/index.php/kebidanan 547

You might also like