Tinjauan Pelaksanaan Sistem Penyimpanan Rekam Medis Berdasarkan Standar Akreditasi Di UPTD Puskesmas Kotanopan Mandailing Natal

Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 9

JURNAL ILMIAH PEREKAM DAN INFORMASI KESEHATAN IMELDA

Vol.6 No.1, Februari 2021, pp. 14-22


ISSN: 2597-7156 (Online),2502-7786 (Print)
http://jurnal.uimedan.ac.id/index.php/JIPIKI  14

Tinjauan Pelaksanaan Sistem Penyimpanan Rekam Medis Berdasarkan


Standar Akreditasi Di UPTD Puskesmas Kotanopan Mandailing Natal

Zulham Andi Ritonga1, Hasran Ependi Lubis2


1,2
Program Studi D-3 Perekam dan Informasi Kesehatan, Universitas Imelda Medan

Article Info ABSTRAK


Storage of medical records is one of the assessments in the
Article history:
puskesmas accreditation standard. The medical record file storage
Received Jan 12, 2021 system is very important to do in health care institutions, because the
Revised Feb 18, 2021 storage system can make it easier for medical record files to be stored
Accepted Feb 20, 2021 in storage racks, speed up the recovery or retrieval of medical record
files stored on storage racks, easy to return, and protect record files.
from theft, physical, chemical and biological damage. The purpose of
Keywords: this study was to determine how the implementation of a medical
Filing of Medical record record storage system based on puskesmas accreditation standards,
Accreditation Of Public Health which was carried out in August 2020. The research method used
Centers was descriptive research with a qualitative approach. The number of
Medical Record research informants was 4 people. Storage of medical records had not
used a tracer and expedition book as a means of replacing medical
record files and notes in and out of borrowed medical record files.
Meanwhile, tracer and expedition books can assist officers in
searching for missing / out of place medical record files. This can
hamper the provision of patient medical record files that are needed.
It is hoped that the UPTD Puskesmas Kotanopan will provide regular
training or debriefing to medical record officers.

This is an open access article under the CC BY-SAlicense.

Corresponding Author:
Zulham Andi Ritonga,
Program Studi D-3 Perekam Medis dan Informasi Kesehatan,
Universitas Imelda Medan,
Jl. Bilal No. 52 Kelurahan Pulo Brayan Darat I Kecamatan Medan Timur, Medan - Sumatera Utara.
Email:zulhamandi16@gmail.com

1. PENDAHULUAN
Pusat Kesehatan Masyarakat ialah fasyankes yang menyelenggarakan upaya kesehatan
masyarakat dan upaya kesehatan perorangan tingkat pertama yang bertugas melakukan
upaya promotif dan preventif demi mencapai derajat kesehatan setinggi-tingginya.
Puskesmas merupakan penyelenggara pelayanan kesehatan tingkat pertama yang dituju
masyarakat dengan menyediakan pelayanan pasien rawat jalan, rawat inap dan darurat,
sehingga ketika terdapat pasien gawat darurat harus segera mendapatkan pelayanan dan
penanganan terlebih dahulu, agar dapat dilakukan pelayanan secara maksimal, maka sarana
pelayanan kesehatan hendaknya menyelenggarakan rekam medis (Permenkes, 2014).
Berdasarkan Permenkes No 269 tahun 2008, Rekam Medis merupakan berkas berisi
dokumen dan catatan tentang identitas pasien, pengobatan, pemeriksaan, tindakan dan

Journal homepage: http://jurnal.uimedan.ac.id/index.php/JIPIKI


Jurnal Ilmiah Perekam dan Informasi Kesehatan Imelda  15
pelayanan lain yang telah diberikan kepada pasien. Keberadaan rekam medis sangat
dibutuhkan untuk mendukung pelaksanaan kegiatan pelayanan kesehatan. Setiap layanan
kesehatan pada pasien semestinya dicatat pada berkas rekam medis agar terwujud data
rekam medis yang berkesinambungan. Pasal 12 (1) Permenkes No 269 tahun 2008,
disebutkan bahwa berkas rekam medis milik sarana yankes. Artinya sarana pelayanan
kesehatan memiliki tanggung jawab utuh dalam memelihara, menjaga dan menyediakan
berkas RM kembali saat dibutuhkan oleh petugas kesehatan, pasien maupun pihak lain
pada fasyankes yang ada. Berkas RM mempunyai fungsi untuk melindungi petugas medis
dan non medis sewaktu terjadi masalah hukum. Oleh karena itu, sarana pelayanan
kesehatan seperti petugas rekam medis harus bias mengurangi masalah yang terjadi di
bagian rekam medis.
Pengelolaan RM pada Puskesmas yaitu teknik penomoran, penataan, penyimpanan,
pelaporan, pemilahan berkas dan pemusnahan. Pemberian nomor RM menggunakan kode
yang berbeda untuk setiap kelurahan yang ada pada wilayah kerja puskesmas atau yang
ada di luar wilayah kerja puskesmas. Kegiatan assembling dilakukan oleh petugas untuk
menyusun lembaran formulir RM dan menganalisa pencatatan yang lengkap. Petugas
menyimpan berkas rekam medis sesuai nomor pada lemari penyimpanan. Pelaporan RM
dapat dilakukankan setiap hari atau bulanan. Berkas RM setelah jangka waktu lama tidak
digunakan akan di retensi dan dimusnakan sesuai prosedur yang ada (Yulia, 2019).
Sistem penyimpanan berdasarkan lokasi penyimpanan terdiri dari sentralisasi dan
desentralisasi. Sedangkan berdasarkan cara penjajaran dibagi menjadi 3 yaitu, Straight
Nmerical Filing (SNF) atau sistem penomoran langsung; Midle Digit Filing (MDF) atau
sistem angka tengah; Terminal Digit Filing (TDF) atau menggunakan angka akhir (Budi,
2011).
Akreditasi merupakan pengakuan oleh lembaga independen penyelenggara akreditasi
dan ditetapkan oleh mentri setelah memenuhi standar akreditasi (PMK NO.46 2015).
Permenkes RI No. 75 Tahun 2014 pasal 39 ayat (1), mewajibkan Puskesmas terakreditasi
secara periodik minimal 3 tahun sekali, dimana akreditasi merupakan salah satu
persyaratan kredensial sebagai faskes tingkat primer dan bekerjasama dengan BPJS,
sebagaimana diatur dalam Permenkes RI No. 71 tahun 2013 tentang Pelayanan Kesehatan
Pada Jaminan Kesehatan Nasional Pasal 6 ayat (2).
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh (Valentina, 2019) di Puskesmas
Sukaramai menyatakan akreditas berdampak pada peningkatan mutu kualitas pelayanan
salah satunya yaitu pada sistem penyimpanan rekam medis. Sistem filing RM pada
Puskesmas Sukaramai mengadopsi family folder, penjajaran RM menggunakan Straight
Numerical Filling (SNF), pengambilan BRM selalu dilakukan oleh petugas lain yang tidak
petugas rekam medis, tidak adanya penggunaan tracer, peminjaman BRM tidak
menggunakan buku ekspedisi serta sistem pengembalian BRM tidak dipulangkan pada
akhir jam kerja. Hal ini akan menyebabkan terjadinya informasi yang tidak
berkesinambungan.
Berdasarkan hasil survei awal yang telah dilakukan bahwa Puskesmas Kotanopan
sudah terakreditasi dengan status madya pada tahun 2018 dan sistem pengolahan yang
digunakan adalah sistem sentralisasi yang mana rekam medis rawat jalan dan rawat inap
disatukan dalam satu ruangan filing dengan sistem penomoran family folder yaitu 1 BRM
digunakan oleh 1 keluarga yang diberikan kode khusus pada setiap folder. Sedangkan
sistem penyimpanan yang digunakan adalah sistem penyimpanan langsung (Straight
Numerical Filing) yaitu sistem penyimpanan BRM dengan menjajarkan BRM sesuai
urutan nomor RM nya secara langsung pada rak penyimpanan.
Dalam pelaksanaan penyimpanan masih ditemukan kekeliruan penyimpanan (missfile)
karena belum menggunakan tracer sebagai alat kendali keluar masuknya berkas RM pada
rak penyimpanan dan tidak adanya buku ekspedisi peminjaman berkas RM sehingga tidak
Tinjauan Pelaksanaan Sistem Penyimpanan Rekam Medis… (Zulham Andi Ritonga)
16  e-ISSN:2597-7156 – p-ISSN: 2502-7786

diketahui siapa yang meminjam dan menerimanya. Hal tersebut menghambat penyediaan
berkas RM yang dibutuhkan cepat, selain itu berkas RM yang dicari tidak ditemukan
sehingga petugas harus membuat berkas rekam medis baru dan jika sudah ditemukan maka
berkas RM yang baru dan yang lama akan disatukan. Menurut uraian permasalahan di atas,
maka dilakukan penelitian dengan judul “Tinjauan Sistem Penyimpanan Rekam Medis
Menurut Standar Akreditasi di Pusekesmas Kotanopan”.

2. METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif. Metode penelitian
kualitatif ialah suatu penelitian ilmiah bertujuan untuk memahami fenomena dalam
kontak sosial secara alamiah dengan mendahulukan proses interaksi komunikasi
secara mendalam antara peneliti terhadap fenomena yang diteliti (Haris, 2010).
B. Lokasi Dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan di UPTD Puskesmas Kotanopan Wilayah kerja meliputi
semua kelurahan dan desa yang berada di Kecamatan Kotanopan pada bulan Juli
sampai dengan Agustus 2020.
C. Subjek Penelitian
Subjek penelitian adalah sumber informasi pada penelitian yang dibutuhkan untuk
pengumpulan data (Maleong, 2012). Adapun subjek penelitian ini ialah petugas
rekam medis, sistem penyimpanan rekam medis, prosedur penyimpanan rekam
medis, dan fasilitas penyimpanan rekam medis.
D. Informan Penelitian
Adapun jumlah Informan dalam penelitian ini ialah 4 orang petugas rekam medis,
diantaranya kepala rekam medis sebanyak 1 orang dan petugas pelaksana sebanyak
3 orang.
E. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian ialahfasilitas atau alat yang digunakan oleh peneliti dalam
mengumpulkan data agar pekerjaan lebih mudah dan hasilnya lebih baik (lengkap,
cermat dan sistematis) sehingga lebih mudah diolah (Saryono, 2010). Instrumen
pada penelitian ini ialah:
1. Pedoman wawancara
Merupakan daftar pertanyaan yang telah dibuat oleh peneliti sebelum melakukan
penelitian. Wawancara adalah suatu metode yang berguna untuk mengumpulkan
data, dimana peneliti mendapatkan keterangan atau perincian secara lisan dari
responden (Notoatmodjo, 2010).
2. Lembar observasi
Merupakan daftar ceklist yang dibuat oleh peneliti untuk mengamati keadaan
yang terjadi di lapangan dalam melakukan suatu penelitian, yaitu dalam
pelaksanaan sistem penyimpanan berkas RM (Notoadmodjo, 2011).
F. Jenis dan Metode Pengumpulan Data
1. Data primer
Data primer ialah data yang diperoleh langsung dari subjek penelitian dengan
melakukan wawancara untuk memperoleh informasi tentang sistem
penyimpanan berkas RM.
2. Data sekunder
Data sekunder adalah data yang didapat oleh hasil pengamatan atau studi
Dokumentasi tentang system penyimpanan berkas RM, penelitian sebelumnya,
dokumen dan lain-lain.

Jurnal Ilmiah Perekam dan Informasi Kesehatan Imelda, Vol. 6, No. 1, Februari 2021:14-22
Jurnal Ilmiah Perekam dan Informasi Kesehatan Imelda  17
G. Teknik Analisis Data
1. Reduksi data
Reduksi data yaitu membuat rangkuman, memilih hal pokok, memfokuskan
pada hal-hal penting, mencari tema dan pola, serta membuang yang dianggap
tidak perlu. Dengan kata lain, pada tahap ini dilakukan analisis untuk
menggolong-golongkan data, direduksi data yang tidak perlu, mengarahkan, dan
mengorganisasikan data.
2. Penyajian data
Penyajian data yaitu gabungan informasi tersusun yang memberikan adanya
kemungkinan penarikan kesimpulan dan pengambilan tindakan. Data wawancara
dan hasil observasi disajikan dalam bentuk narasi atau tekstular
3. Verifikasi data
Verifikasi data yaitu menarik kesimpulan berdasarkan hasil temuan dan data
yang didapatkan selama penelitian.

3. HASIL DAN PEMBAHASAN


3.1 Hasil
Informan Penelitian
Informan 1 berjenis kelamin perempuan, berumur 43 tahun dengan tingkat pendidikan
D-III Kebidanan dimana lama kerjanya 3 tahun. Informan 2 berjenis kelamin perempuan
dan berumur 30 tahun dengan tingkat pendidikan D-III Kebidanan dimana lama kerjanya 2
tahun. Informan 3 berjenis kelamin perempuan, berumur 30 tahun dengan tingkat
pendidikan D-III Kebidanan dimana lama kerjaanya 2 tahun. Informan 4 berjenis kelamin
laki-laki dan berumur 31 tahun dengan tingkat pendidikan D-III Keperawatan dimana lama
kerjanya 1 tahun.

Tabel 1. Informan Penelitian di UPTD Puskesmas Kotanopan Tahun 2020


No Informan Jenis Kelamin Usia Pendidikan Lama Kerja
Penelitian
1 Informan 1 Perempuan 43 tahun D-III Kebidanan 3 tahun
2 Informan 2 Perempuan 30 tahun D-III Kebidanan 2 tahun
3 Informan 3 Perempuan 30 tahun D-III Kebidanan 2 tahun
4 Informan 4 Laki – laki 31 tahun D-III Perawat 1 tahun

Sistem Penyimpanan Berkas RM


Berdasarkan hasil observasi penyimpanan berkas RM pada UPTD Puskesmas
Kotanopan menggunan sistem penyimpanan Family Folder, dikelola secara Sentralisasi
menggunakan sistem penjajaran Straight Numerical Filling (SNF) serta menggunakan
kode wilayah, penomoran berkas rekam medis menggunakan Numeric. Secara terperinci
dapat dilihat pada tabel 2 sebagai berikut:

Tabel 2. Hasil Observasi Sistem Penyimpanan Berkas Rekam Medis di UPTD


Puskesmas Kotanopan Tahun 2020
No Observasi Ya Tidak Keteranagan
UPTD Puskesmas Kotanopan Menggunakan
sistem peyimpanan Family Folder yaitu satu
Penyimpanan berkas rekam medis digunakan oleh satu
1 berdasarkan  keluarga tetapi belum terdapat tambahan kode
lokasi khusus untuk ayah, ibu, dan anak. Menggunakan
penyimpanan sesuai lokasi yaitu sentralis UPTD
Puskesmas Kotanopan Menggunakan sistem
Tinjauan Pelaksanaan Sistem Penyimpanan Rekam Medis… (Zulham Andi Ritonga)
18  e-ISSN:2597-7156 – p-ISSN: 2502-7786

peyimpanan Family Folder yaitu satu berkas


rekam medis digunakan oleh satu keluarga tetapi
belum terdapat tambahan kode khusus untuk
ayah, ibu, dan anak. Menggunakan penyimpanan
sesuai lokasi yaitu sentralisasiasi.
UPTD Puskesmas Kotanopan menggunakan
Penjajaran sistem penjajaran Stright Numerical Filing
2 berkas rekam  (SNF) yang mana berkas rekam medis dijajarkan
medis berdasarkan urutan langsung nomor rekam
medisnya pada rak penyimpanan.
Penomoran
Berkas rekam medis di UPTD Puskesmas
3 berkas rekam 
menggunakan sistem penomoran Numeric.
medis

Prosedur Penyimpanan Berkas RM


Hasil observasi yang dilakukan oleh peneliti menunjukkan bahwa pengambilan dan
penyimpanan berkas RM di ruang penyimpanan hanya petugas rekam medis, sedangkan
pengembalian berkas rekam medis bisa dilakukan selain petugas rekam medis. Secara
terperinci dilihat pada tabel 3 dibawah ini:

Tabel 3. Hasil Observasi Prosedur Penyimpanan Berkas Rekam Medis di UPTD


Puskesmas Kotanopan Tahun 2020
No Observasi Ya Tidak Keterangan
Pengambilan berkas rekam Ruang penyimpanan rekam
1 medis dilakukan selain  medis sudah dilindungi dari akses
petugas yang tidak berhak.
Kadang berkas rekam medis
Pengembalian berkas
2  dikembalikan oleh perawat dari
dilakukan selain petugas
poli.
Penyimpanan berkas rekam Yang berhak menyimpan berkas
3 medis dilakukan selain  rekam medis hanya petugas
petugas rekam medis.

Fasilitas Penyimpanan Berkas RM


Berdasarakan hasil observasi bahwa di ruang penyimpanan terdapat Map Berkas RM,
Tangga, dan Rak penyimpanan, sedangkan Tracer dan Buku Ekspedisi tidak tersedia.
Secara terperinci dilihat pada tabel 4 berikut ini:

Tabel 4. Hasil Observasi Fasilitas Penyimpanan Berkas Rekam Medis di UPTD


Puskesmas Kotanopan Tahun 2020
No Observasi Ya Tidak Keterangan
1 Tracer  Tidak Menggunakan Tracer
2 Buku Ekspedisi  Tidak meggunakan Buku Ekspedisi
3 MapBerkas RM  Menggunakan Map
4 Tangga  Menggunakan Tangga
5 Rak Penyimpanan  Mengunakan Rak Penyimpanan

Jurnal Ilmiah Perekam dan Informasi Kesehatan Imelda, Vol. 6, No. 1, Februari 2021:14-22
Jurnal Ilmiah Perekam dan Informasi Kesehatan Imelda  19
Hasil Wawancara
Pertanyaan 1, Bagaimana sistem penyimpanan berkas RMpada UPTD Puskesmas
Kotanopan?
Menurut saya sistem penyimpanan berkas RM disini belum sesuai pada standar yang
berlaku, karena masih sering kehilangan status (informan 1).
Sistem penyimpanan RM sudah rapi dan tertata di tiap rak (informan 2).
Sebetulnya saya kurang faham tentang rekam medis ini, jadi menurut saya sudah bagus
(informan 3).
Sesuai dengan hasil wawancara dengan informan menjelaskan bahwa sistem
penyimpanan RM di UPTD Puskesmas Kotanopan belum sesuai dengan SOP dan
Akreditasi Puskesmas.

Pertanyaan 2, Jelaskan bagaimana prosedur penyimpanan RM pada UPTD


Puskesmas Kotanopan?
Prosedurnya ya kalo ada pasien yang datang berobat atau sudah mendaftar, berkas
statusnya langsung diambil dan di serahkan ke poli, tetapi tetap berpedoman dengan SOP
yang berlaku (informan 1)
Saya langsung ambil saja statusnya berdasarkan no rm yang dikasih dan mengantarnya ke
poli tujuan (informan 4)
Sesuai dengan hasil wawancara dengan informan prosedur penyimpanan rekam medis
sudah sesuai dengan SOP yang berlaku di UPTD Puskesmas Kotanopan.

Pertanyaan 3, Apakah berkas rekam medis selalu dikembalikan ke ruang


penyimpanan pada saat akhir jam kerja atau pasien rawat inap pulang?
Ya, kalau berkas rawat jalan setiap akhir jam kerja pasti diantar perawat poli lagi balik ke
sini, kadang kalau tidak dikembalikan kami akan menjemputnya (informan 1).
Sesuai dengan hasil wawancara dengan informan pengembalian berkas rekam medis
selalu seuai dengan prosedur atau SOP yang ada di UPTD Puskesmas Kotanopan.

Pertanyaan 4, Siapa saja yang dapat mengakses berkas di ruang penyimpanan rekam
medis?
Yang dapat mengakses atau mengambil berkas RM di ruang penyimpanan hanya petugas
filling/ penyimpanan saja, saya selalu tegas akan hal itu karena menyangkut kerahasiaan
data pasien” (Informan I).
Sesuai dengan hasil wawancara dengan informan yang dapat mengakses berkas di
ruang penyimpanan hanya petugas rekam medis saja.

Pertanyaan 5, Apa saja alat bantu yang dipergunakan saat mencari berkas rekam
medis?
Sejauh ini kami masih menggunakan cara manual dalam mencari berkas di rak (informan
3).
Apabila berkas status tidak ada di rak kami akan membuat berkas yang baru (informan 2).
Sesuai dengan hasil wawancaradengan informan tidak ada alat bantu yang
dipergunakan saat mencari berkas rekam medis, seharusnya harus ada Tracer dan Buku
ekspedisi.

Pertanyaan 6, Apa saja fasilitas yang ada untuk mendukung pelaksanaan


penyimpanan berkas RM pada UPTD Puskesmas Kotanopan?
Tangga, untuk mengambil status yang di rak tinggi (informan 4).
Ruangan, rak, map status, (informan 3).

Tinjauan Pelaksanaan Sistem Penyimpanan Rekam Medis… (Zulham Andi Ritonga)


20  e-ISSN:2597-7156 – p-ISSN: 2502-7786

Berdasarkan hasil wawancara dengan infoman fasilitas yang ada untuk mendukung
pelaksanaan penyimpanan rekam medis adalah tangga, rak, dan map berkas rekam medis.

Pertanyaan 7, Apa saja kendala yang anda alami saat mencari berkas rekam medis?
Kalau memang berkasnya ada di rak tidak ada kendala dalam mencarinya, tapi kadang
ada juga berkas lama yang hilang akibatnya kami harus membuat yang baru (informan 1).
Ketinggian raknya kadang menyusahkan pengambilan status (informan 4).
Kendalanya kadang tempat status pasien tidak tepat peletakannya (informan 3).
Berdasarkan hasil wawancara dengan informan adapun masalah yang dialami oleh
petugas adalah sering terjadi kehilangan berkas rekam medis/missfile saat mencari berkas
rekam medis.

3.2 Pembahasan
Sistem Penyimpanan Berkas RM
Sesuai dengan hasil observasi dan wawancara penyimpanan berkas RM pada UPTD
Puskesmas Kotanopan menggunan sistem penyimpanan Family Folder, dikelola secara
Sentralisasi menggunakan sistem penjajaran Straight Numerical Filling (SNF) serta
menggunakan kode wilayah, penomoran berkas rekam medis menggunakan Numeric.
Menurut pendapat (Budi, 2011), bahwa jenis sistem penjajaran yang sesuai dengan
family folder adalah sistem penjajaran Terminal Digit Filing (TDF) yang dikelola secara
sentralisasi. Adapun hasil dari observasi dan wawancara di UPTD Puskesmas Kotanopan
masih menggunakan sistem penjajaran Straight Numerical Filling (SNF) yang berakibat
terjadinya pertukaran nomor urut berkas rekam medis (missfile).
Dari uraian diatas peneliti dapat menyimpulkan bahwa sistem penyimpanan berkas
RM pada UPTD Puskesmas Kotanopan menggunan Straight Numerical Filing tetapi
kebanyakan fasilitas kesehatan banyak menggunakan sistem Terminal Digit Filling (TDF)
dikarenakan mempunyai kelebihan dalam pencarian berkas selanjutnya sistem
penyimpanan menggunakan family folder akan tetapi secara teoritis menggunakan numeric
dan alfanumeric.

Posedur Penyimpanan Berkas RM


Berdasarkan observasi dan wawancara pengembalian berkas RM pada UPTD
Puskesmas Kotanopan selalu dilakukan diakhir jam kerja pada pasien rawat jalan dan
setelah pasien pulang pada pasien rawat inap, sesuaidengan teori (Riyanto, 2012) pada
peminjaman semestinya membuat ketentuan berapa jangka lama waktu untuk 1 RM
diizinkan tidak terdapat pada rak penyimpanan. Semestinya setiap dokumen RM kembali
pada setiap akhir hari kerja.
Pengembalian yang tidak sesuai dengan ketentuan dapat mengakibatkan missfile pada
sistem penyimpanan, dan petugas filling pada keesokan harinya menjadi kewalahan karena
harus menyusun berkas yang harus dikembalikan dan juga petugas filing harus mencari
berkas pasien yang berobat saat itu. Sehingga akan terjadi penumpakan pasien pada
pendaftaran.

Fasilitas Penyimpanan Berkas RM


Sesuai dengan observasi dan wawancara fasilitas pada ruangan penyimpanan dijumpai
Tangga, Rak, dan Map berkas RM sedangkan Tracer dan Buku Ekspedisi belum ada
dikarenakan kurangnya pemahaman dan latar belakang pendidikan petugas RM pada
UPTD Puskesmas Kotanopan yang tidak berlatarkan dari pendidikan perekam medis dan
informasi kesehatan, hal ini tidak sesuai dengan teori pengambilan berkas (Rustiyanto &

Jurnal Ilmiah Perekam dan Informasi Kesehatan Imelda, Vol. 6, No. 1, Februari 2021:14-22
Jurnal Ilmiah Perekam dan Informasi Kesehatan Imelda  21
Rahayu, 2011) yang berakibat missfile karena petugas tidak tau berkas RM itu berada di
poli mana.
4. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil dari pembahasan penelitian yang berjudul Tinjauan Pelaksanaan
Sistem Penyimpanan RM. Berdasarkan Akreditasi di UPTD Puskesmas Kotanopan dapat
ditarik kesimpulan sebagai berikut:
1. Petugas RM pada UPTD Puskesmas Kotanopan belum ada yang berkualifikasi
pendidikan Perekam Medis dan Informasi Kesehatan.
2. Sistem penyimpanan yang dilakukan pada UPTD Puskesmas Kotanopan
menggunakan family folder, penjajaran BRM menggunakan Straight Numerical
Filing (SNF).
3. Prosedur pengambilan berkas RM sudah dilindungi dari akses yang tidak berhak atau
selain petugas rekam medis.
4. Prosedur pengembalian berkas RM selalu dipulangakan pada akhir jam kerja atau
pada saat pasien rawat inap pulang.
5. Fasilitas penyimpanan di UPTD Puskesmas Kotanopan belum menggunakan treacer
untuk pengganti sementara pengambilan berkas rekam medis, dan juga belum
menggunakan buku ekspedisi untuk peminjaman dan pemulangan berkas rekam
medis.

REFERENCES

Budi, S Citra. 2011. Manajemen Unit Kerja Rekam Medis. Yogyakarta: Quantum Sinergis
Media.

Hatta, Gemala R. 2014. Pedoman Manajemen Informasi Kesehatan Disarana Pelayanan


Keseshatan. Jakarta: Universitas Indonesia (UI-Press).

Isgiyanto, Awal. 2009. Teknik Pengambilan Sampel. Yogyakarta: Mitra Medika.

Isminar, Hetty. 2015. Manajemen Unit Kerja. Yogyakarta: Deepublish.

Mamyoito, H. 2018. Tinjauan Sistem Penyimpanan Rekam Medik Menurut Akreditasi


Puskesmas di Puskesmas Sukaramai. KTI APIKES Imelda. Medan.

Menteri Kesehatan Republik Indonesia. 2004. Standart Akreditasi Puskesmas. Jakarta:


Kementerian Kesehatan.

Peraturan Menteri Kesehatan RI No.269 Tahun 2009. Tentang Rekam Medis.

Peraturan Menteri Kesehatan RI No.55 Tahun 2013. Tentang Penyelenggaraan Pekerja


Perekam Medis.

Peraturan Menteri Kesehatan RI No.75 Tahun 2014.Tentang Pusat Kesehatan Masyarakat.


Jakarta: Menteri Kesehatan Republik Indonesia.

Peraturan Menteri Kesehatan RI No.13 Tahun 2015. Tentang Penyelenggaraan Pelayanan


Kesehatan Lingkungan di Puskesmas.

Peraturan Menteri Kesehatan RI No.46 Tahun 2016. tentang Akreditasi Puskesmas, Klinik
Pratama, Tempat Praktik Mandiri Dokter, Dan Tempat Praktik Mandiri Dokter Gigi.
Tinjauan Pelaksanaan Sistem Penyimpanan Rekam Medis… (Zulham Andi Ritonga)
22  e-ISSN:2597-7156 – p-ISSN: 2502-7786

Notoatmojo S. 2015. Metodologi Penelitian Kesehatan. Yogyakarta: Rineka Cipta.

Rustiyanto E dan Rahayu W Ambar. 2004. Manajemen Filing Dokumen Rekam Medis dan
Informasi Kesehatan. Yogyakarta: Poltekkes Permata Indonesia.

Riyanto, Budi. 2012. Tinjauan Pelaksanaan Penyimpanan Dan Pengambilan Dokumen


Rekam Medis di Bidang Filing RSUD Kabupaten Karanganyar Tahun 2012. Rekam
Medis.Vol.6. No.2. Oktober 2012: 50-58.

Valentina. (2019). Tinjauan Sistem Penyimpanan Rekam Medis Menurut Standar


Akreditasi Puskesmas Di Puskesmas Sukaramai Tahun 2019. Jurnal Ilmiah Perekam
Dan Informasi Kesehatan Imelda, 4(1), 554–559.
https://jurnal.uimedan.ac.id/index.php/JIPIKI/article/view/76.

BIOGRAPHIES OF AUTHORS

Zulham Andi Ritonga, Gelar D3 dipeoleh dari AKPER Imelda Medan tamat tahun
2003, S1 dari Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara minat studi
Administrasi Kebijakan Kesehatan tamat pada tahun 2011, dan S2 dari Fakultas
Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara minat studi Administrasi Rumah
Sakit tamat tahun 2019. Saat ini staf pengajar di D-3 Perekam Medis dan Informasi
Kesehatan Universitas Imelda Medan.

Jurnal Ilmiah Perekam dan Informasi Kesehatan Imelda, Vol. 6, No. 1, Februari 2021:14-22

You might also like