279-Article Text-1975-1-10-20220531
279-Article Text-1975-1-10-20220531
279-Article Text-1975-1-10-20220531
ABSTRACT
Cardiovascular system nursing care and Acutely Decompensated Heart Failure (ADHF) cases increase
every year accompanied by an increase in life expectancy. Cardiovascular system disorders nursing care
with energy conservation theory approach developed by Myra Levine. On average, patients with
cardiovascular disorders experience shortness of breath during activities and chest pain. A balance of
energy input and output is required to avoid excessive fatigue. The main focus of care is acute cardiac
care. This case study aims to provide nursing care for ADHF patients with Myra Levine's energy
conservation theory approach. This research design uses a descriptive case study approach. The sample in
this study was a 20 years old patient diagnosed with Acutely Decompensated Heart Failure (ADHF) in
National Cardiovascular Center Harapan Kita Jakarta. Applying nursing care in ADHF patients with
Myra Levine's energy conservation theory approach obtained conservation priority Tropichognosis:
Activity intolerance; and priority structural integrity: decreased cardiac output. The priority hypothesis of
nursing care results in ADHF patients with Myra Levine's energy conservation theory approach obtaining
a practical heat pump. Acute cardiac care is the priority intervention applied in nursing care for ADHF
patients with Myra Levine’s energy conservation approach. The final result of nursing care for ADHF
patients with the energy conservation theory approach of Myra Levine was found that patients were able to
conserve the problem of decreasing cardiac output. Myra Levine's theory of energy conservation is
suitable for the application of treating patients with cardiovascular disorders, where patients with heart
problems and energy disorders are the main focus of patients.
Keywords: Acutely Decompensated Heart Failure (ADHF); Myra Levine; energy conservation theory
ABSTRAK
Asuhan keperawatan sistem kardiovaskuler serta kasus ADHF meningkat setiap tahunnya diiringi dengan
peningkatan usia harapan hidup. Asuhan keperawatan gangguan system kardiovaskuler dengan pendekatan
teori konservasi energi yang dikembangkan Myra Levine. Pasien yang mengalami gangguan
kardiovaskuler rata-rata mengalami keluhan sesak saat beraktivitas dan nyeri dada. Keseimbangan input
dan output energi diperlukan untuk menghindari kelelahan berlebihan. Fokus perawatan utama adalah
perawatan jantung akut. Tujuan studi kasus ini adalah melakukan asuhan keperawatan pada pasien ADHF
dengan pendekatan teori konservasi energi Myra Levine. Desain penelitian ini menggunakan desain
deskriptif pendekatan studi kasus. Sampel dalam penelitian ini adalah 1 pasien berusia 20 tahun
Fakrul Ardiansyah, et. all | Penerapan Konservasi Energi Myra Levine Pasien Acutely
Decompensated Heart Failure (ADHF)
terdiagnosis Acutely Decompensated Heart Failure (ADHF) di Rumah Sakit Pusat Jantung Pembuluh
Darah Harapan Kita Jakarta. Hasil penerapan asuhan keperawatan pada pasien ADHF dengan pendekatan
teori konservasi energi Myra Levine didapatkan Tropichognosis prioritas konservasi: Intoleransi aktivitas;
dan prioritas integritas structural: penurunan curah jantung. Hasil prioritas hipotesis asuhan keperawatan
pada pasien ADHF dengan pendekatan teori konservasi energy myar levine didapatkan pompa jantung
efektif. Intervensi prioritas yang diterapkan dalam asuhan keperawatan pada pasien ADHF dengan
pendekatan konservasi energy myra Levine adalah perawatan jantung akut. Hasil akhir asuhan keperawatan
pada pasien ADHF dengan pendekatan teori konservasi energy myra Levine didapatkan pasien mampu
melakukan konservasi terhadap masalah penurunan curah jantung. Teori konservasi energy Myra Levine
cocok untuk aplikasi asuhan keperawatan pasien gangguan system kardiovaskuler, dimana pasien pasien
gangguan curah jantung dan gannguan energi sebagai fokus utama pasien.
Kata Kunci: Acutely Decompensated Heart Failure (ADHF); Myra Levine; Teori Konservasi Energi
43
Fakrul Ardiansyah, et. all | Penerapan Konservasi Energi Myra Levine Pasien Acutely
Decompensated Heart Failure (ADHF)
adalah perawatan jantung akut. Teori model Studi kasus yang dilakukan melalui
konservasi ini dapat diterapkan dalam proses data primer dengan wawancara dan
asuhan keperawatan dengan tujuan individu pemeriksaan fisik, selain itu, data sekunder
mampu melakukan konservasi dengan dari rekam medis pasien. Penulis
energi yang ada. Intervensi keperawatan dan menggunakan pendekatan teori model
partisipasi pasien sebagai upaya konseptual konservasi Myra Estrin Levine.
mempertahankan sistem interaksi individu Teori ini digunakan selama melakukan
dengan lingkungan melalui energi yang ada asuhan keperawatan pada pasien dengan
untuk mencapai keadaan sehat dan sejahtera gangguan sistem kardiovaskuler.
(Alligood, 2014; Fawcett, 2006).
Penulis mengangkat kasus utama HASIL DAN PEMBAHASAN
ADHF dengan pertimbangan pendalaman Penerapan Teori Konservasi Levine
melakukan asuhan keperawatan sistem 1. Tantangan Lingkungan Internal
kardiovaskuler serta kasus ADHF meningkat Sdr. A usia 20 tahun, laki-laki, Berat
setiap tahunnya diiringi dengan peningkatan Badan: 67 Kg, Tinggi Badan:160 cm, Indeks
usia harapan hidup. Kasus ADHF ini sebagai Massa Tubuh: 26,17 (berat badan lebih).
salah satu masalah di dunia pada 3 dekade Sdr. A didiagnosis ADHF+ MR (Mitral
terakhir. Prevalensi kejadiannya ± 3 juta Regurgitasi) severe+TR (Tricuspid
dalam setahun di Amerika, kejadian di Regurgitasi severe (Fraksi Ejeksi 23%) e.c
Amerika diprediksi terjadi peningkatan 46% Rheumatic Heart Disease (RHD) + atrial
pada 2012-2030. Selain itu, estimasi fibrilasi. Pasien memiliki riwayat rawat inap
penderita ADHF di Eropa adalah 15 juta per 21 hari dengan diagnosa medis yang sama,
tahun dengan klinis disfungsi ventrikel kiri kedua kaki bengkak dan kencing sedikit,
asimptomatik. Prediksi peningkatan kejadian dada berdebar-debar.
ADHF ini menyebabkan peningkatan biaya Pasien mengeluh sesak napas
perawatan sebesar 37 juta dollar Amerika memberat sejak 3 hari sebelum MRS, tidur
(Eisen, 2016). Penyebab utama peningkatan dengan 3 bantal, sering terbangun malam
kasus ADHF dikaitkan dengan usia tua, hari karena sesak napas, kencing keluar
paska infark miokard dengan disfungsi hanya 600cc/24 jam selama 3 hari walau
ventrikel kiri, dan aritmia mengancam jiwa minum sudah ditakar 1.500cc/24 jam dan
pada pasien disfungsi ventrikel kiri kronik minum obat teratur (Furosemid 2x40
(Siswanto et al., 2020). miligram peroral, spironolakton 1x25
miligram peroral, Phenoxymethyl Penicillin
METODE PENELITIAN 2x250 miligram peroral, ramipril 1x10
Desain penelitian ini menggunakan miligram peroral, Hidroklorotiazid 1x1,25
desain deskriptif pendekatan studi kasus. miligram peroral, notisil 1x3 mg peroral,
Sampel dalam penelitian ini adalah 1 pasien, concor 1x2,5 miligram peroral). Ibu pasien
sdr. A usia 20 tahun, laki-laki, terdiagnosis mengatakan bahwa pasien memiliki riwayat
Acutely Decompensated Heart Failure sering batuk pilek saat usia dibawah 1 tahun,
(ADHF). Penulis melakukan proses asuhan berobat kedokter namun obat tidak pernah
keperawatan di Rumah Sakit Pusat Jantung diminumkan semua jika pasien sudah
Harapan Kita Jakarta selama 30 hari pada membaik.
kasus ini dimulai dari Instalasi gawat
darurat, ruang perawatan, intensif cardiac 2. Tantangan Lingkungan Eksternal
care unit, bedah dewasa dan ruang rawat Pasien memiliki riwayat tidak patuh
paska bedah. menakar air minum selama 1 minggu pada
44
Fakrul Ardiansyah, et. all | Penerapan Konservasi Energi Myra Levine Pasien Acutely
Decompensated Heart Failure (ADHF)
musim kemarau, pasien minum >1.500ml/24 akut, duduk. Kebersihan diri: perawatan diri
jam sehingga pasien dirawat dengan keluhan dibantu oleh perawat selama fase akut.
sesak napas dan kedua kaki bengkak.
4. Integritas struktural
3. Konservasi energi Kondisi umum tampak lelah, tekanan
Pasien mengatakan sesak napas bila darah: 110/63 mmHg, Mean Atrial Pressure:
posisi tidur terlentang, pasien lebih nyaman 79 mmHg, Nadi 118x/menit ireguler,
posisi fowler atau duduk. Keluhan dada frekuensi napas= 20x/menit reguler, suhu
berdebar kadang muncul tiba-tiba. Pasien 36,60C, saturasi oksigen: 97% (room air).
pernah rawat inap 4x dengan keluhan yang Tekanan darah ketika duduk: 90/60 mmHg,
sama. Pasien mengeluh nyeri-nyeri sendi nadi ketika pasien duduk (nadi: 142x/menit
tulang belakang, dan leher dalam 1 bulan ireguler).
terakhir, skala 3/10, nyeri muncul kadang- Pemeriksaan head to toe: Kepala:
kadang. dalam batas normal; Leher: Jugularis Vena
Pasien mengatakan cepat lelah sampai Pressure 5+4 cmH2O, pulsasi arteri karotis
keringat dingin dan basah saat istirahat dan terlihat; Jantung : Capillary Refile Time <2
berjalan ke kamar mandi, kencing, mandi, detik, denyutan point of maximal terlihat,
Buang Air Besar dibantu orang tua karena palpasi di point of maximal di Intercostae
pasien tidak mampu ke kamar mandi. Sterna Line VI anterior axila (terjadi
Pasien mengeluh nafsu makan pergeseran impuls apikal jantung ke lateral
menurun, perut terasa penuh jika makan, pada regurgitasi mitral yang berat), dan
makan habis ¾ porsi, frekuensi makan perkusi pekak pada batas jantung, S1 dan S2
3x/hari, bentuk makan lunak, pasien ireguler, pansistolik murmur di apeks; Paru:
menghindari makan daging, ayam, dan batuk kering, tidak ada dahak, pergerakan
bertekstur keras karena cepat lelah jika dada tidak tertinggal, bentuk dada normal
mengunyah yang keras. Urin output dari AP (anteroposterior), ekspansi paru
adalah 200cc/ jam setelah diberikan ekstra menurun, vokal fremitus kanan kiri menurun
injeksi lasix 40 mg Intra Vena. 1/3 basal paru, perkusi sonor pada paru
Pasien berbaring ditempat tidur apeks kiri dan kanan, rochi halus 1/3 basal
dengan posisi fowler, dan aktivitas dibantu paru kanan kiri; Abdomen: perut terasa
oleh perawat. Pasien napas spontan tanpa begah, perut cembung, bising usus bising
oksigen tambahan (saturasi oksigen 97%) usus 10x/menit, Palpasi: hepar teraba 3 jari
dan posisi semi fowler. Cairan: program (klinis hepatomegali).
cairan 1500 cc/24 jam, target balance cairan Perkusi: timpani, shifting dullnes (+)
-500cc s/d -1.000 per 24 jam. Buang Air pada inguinalis kanan dan kiri (posisi
Kecil: spontan ditampung urinal, produksi: duduk); Perkemihan: kencing spontan,
200cc/1 jam (setelah 1 jam diberikan ekstra ditampung dengan urinal, warna kuning
lasix 40 mg Intravena), warna kuning jernih. jernih, produksi 200cc/ (jam 20.00-21.00);
Bung Air Besar: 1x/hari. Istirahat tidur: Integumen: kontur baik, akral hangat;
pasien posisi semi fowler, dan fowler tempat Ekstremitas : Atas : akral hangat, rentang
tidur untuk mengurangi sesak. Aktivitas: gerak dalam batas normal, kekuatan otot
keluhan sesak bila berjalan ke kamar mandi, dalam batas normal, tidak ada edema;
dan saat istirahat, ada perubahan nadi > 20% ekstremitas bawah: akral hangat, kedua kaki
ketika duduk saat perawatan fase akut, edema grade II, rentang gerak dalam batas
pasien dibantu oleh perawat selama fase normal, kekuatan otot dalam batas normal.
45
Fakrul Ardiansyah, et. all | Penerapan Konservasi Energi Myra Levine Pasien Acutely
Decompensated Heart Failure (ADHF)
a. Konservasi energi
5. Konservasi integritas personal 1) Setelah dilakukan asuhan
Pasien mengatakan mengapa saya keperawatan selama 5x24 jam,
sering rawat inap berulang dengan keluhan pasien mampu toleransi aktivitas.
yang sama padahal saya sudah patuh dengan
aturan minum harian. Apakah saya bisa b. Integritas Struktural
sembuh. Klien menampakkan wajah sedih. 1) Setelah dilakukan asuhan
Pasien mengatakan sejak pertengahan tahun keperawatan selama 5x24 jam,
lalu tidak mengikuti perkuliahan karena pompa jantung efektif.
sakit, harapan pasien bisa segera sembuh 2) Setelah dilakukan asuhan
dan bisa berkuliah. keperawatan selama 3x24 jam,
volume cairan seimbang.
46
Fakrul Ardiansyah, et. all | Penerapan Konservasi Energi Myra Levine Pasien Acutely
Decompensated Heart Failure (ADHF)
47
Fakrul Ardiansyah, et. all | Penerapan Konservasi Energi Myra Levine Pasien Acutely
Decompensated Heart Failure (ADHF)
48
Fakrul Ardiansyah, et. all | Penerapan Konservasi Energi Myra Levine Pasien Acutely
Decompensated Heart Failure (ADHF)
49
Fakrul Ardiansyah, et. all | Penerapan Konservasi Energi Myra Levine Pasien Acutely
Decompensated Heart Failure (ADHF)
50
Fakrul Ardiansyah, et. all | Penerapan Konservasi Energi Myra Levine Pasien Acutely
Decompensated Heart Failure (ADHF)
(Krisnasari et al., 2021; Ponikowski, Piotr et menit. Efek samping hipotensi harus
al., 2016; Siswanto et al., 2020). diperhatikan pada pasien dengan fraksi
Sdr. A mengalami episode SVT, ejeksi rendah (Aehlert, 2017; Dowd, 2017;
Pasien diberikan lanoxin 0,5 mg IV ekstra Ponikowski, Piotr et al., 2016; Siswanto et
dan diberikan amiodaron 150 mg IV ekstra. al., 2020)
Tatalaksana awal dengan hemodinamik Pasien tidak diberikan adenosin karena
stabil melalui perangsangan vagus misalnya adenosin dapat merangsang kemoreseptor
pijat sinus karotis, manuver valsava, aorta yang bersifat simpatis yang
tersedak dan membasuh muka dengan air menyebabkan takikardi membahayakan.
dingin atau es. Terapi yang Pemberian adenosin pada kasus SVT perlu
direkomendasikan adalah verapamil, fasilitasi resusitasi (Aehlert, 2017; Dowd,
amiodaron dan adenosin (Hamilton et al., 2017; Ponikowski, Piotr et al., 2016).
2020; Krisnasari et al., 2021; Siswanto et al., Dampak lain pemberian adenosin adalah
2020). Pemberian terapi ekstra amiodaron 40% pasien SVT dengan adenosin
150 mg IV. Amiodaron merupakan deerivat mengalami flushing, sesak napas dan dada
benzofluran sebagai pengobatan aritmia terasa berat, dampak lainnya berupa
ventikular dimana obat lain tidak berespon (bradikardi transien, asistol, AV blok).
atau gagal. Pasien diawali dengan pemberian Penggunaan adenosin juga menyebabkan
lanoxin 0,5 mg IV dengan tujuan atrial fibrilasi sebesar 12% (Aehlert, 2017;
meningkatkan tonus vagus (parasimpatis) Eisen, 2016; Ponikowski, Piotr et al., 2016).
sehingga mampu kontrol laju ventrikel. Pasien tidak diberikan verapamil
Pemberian lanoxin tidak berespon sehingga sebagai antagonis kalsium. Pemberian
diberikan amiodaron (Hamilton et al., 2020) verapamil dapat menyebabkan vasodilatasi
Amiodaron sebagai analog hormon arteriol perifer dan memiliki efek inotropik
tiroid yang memperpanjang masa refrakter negatif. Efek inotropik negatif diikuti
efektif melalui blokade kanal kalium. dengan penurunan resistensi perifer
Amiodaron merupakan obat antiaritmia sehinggan curah jantung tidak mengalami
paling efektif efek teraputiknya pada semua perbaikan. Pemberian verapamil berisiko
jenis aritmia. Amiodaron tidak menurunkan pada disfungsi ventrikel kiri. Pasien sdr. A
kontraktilitas miokard sehingga aman untuk mengalami ADHF sehingga kontraindikasi
diberikan pada pasien gagal jantung (Dowd, untuk pemberian verapamil. Kontraindikasi
2017; Hamilton et al., 2020; Ponikowski, pemberian verapamil adalah pada pasien
Piotr et al., 2016). Penggunaan amiodaron gagal jantung tahap lanjut, AV blok derajat
memiliki efektivitas 60-80% sebagai 2 dan 3 tanpa pacu jantung, disfungsi nodus
antiaritmia pada kasus supraventrikuler SA, takikardia ventrikuler, syok
takikardia dibandingkan antiaritmia lainnya. kardiogenik, hipotensi, dan sindrom WPW
Dosis pemberian amiodaron (Dowd, 2017; Krisnasari et al., 2021;
direkomendasikan 800-1200 mg/hari selama Ponikowski, Piotr et al., 2016; Siswanto et
1-3 minggu. Dosis pemeliharaan 300 al., 2020).
mg/hari dan dititrasi sampai dosis paling Manajemen beban afterload dengan
kecil yang memberikan efek terapeutik. pemberian ACE inhibitor. ACE inhibitor
Pemberian intravena pada kondisi emergensi menurunkan afterload, menurunkan aktivitas
dosis inisial 15 mg/menit selama 10 menit, 1 saraf simpatis, menurunkan sekresi
mg/menit selama 6 jam dan 0,5 mg/menit aldosteron dan sekresi vasopresin.
dalam 18 jam. Pemberian dosis ekstra Pemberian ACE inhibitor dengan dosis awal
intravena dengan dosis 150 mg selama 10 3x6,25 mg seperti captopril, evaluasi ketat
51
Fakrul Ardiansyah, et. all | Penerapan Konservasi Energi Myra Levine Pasien Acutely
Decompensated Heart Failure (ADHF)
52
Fakrul Ardiansyah, et. all | Penerapan Konservasi Energi Myra Levine Pasien Acutely
Decompensated Heart Failure (ADHF)
53
Fakrul Ardiansyah, et. all | Penerapan Konservasi Energi Myra Levine Pasien Acutely
Decompensated Heart Failure (ADHF)
SIMPULAN 106a
1. Asuhan keperawatan pada pasien Arrigo, M., Parissis, J. T., Akiyama, E., &
ADHF dengan pendekatan teori Mebazaa, A. (2016). Understanding
konservasi energy Myra Levine acute heart failure : pathophysiology
didapatkan Tropichognosis konservasi and diagnosis. 18.
energi: Intoleransi aktivitas; dan https://doi.org/10.1093/eurheartj/suw04
integritas structural: penurunan curah 4
jantung, kelebihan volume cairan, dan Arrigo, M., & Rudiger, A. (2017). Acute
resiko ketidakseimbangan elektrolit heart failure : from patho- physiology
2. Berdasarkan hipotesis asuhan to optimal treatment. 20(10), 229–234.
keperawatan pada pasien ADHF dengan Banasik, Jacquelyn, L., & Copstead, L.-E.
pendekatan teori konservasi energy (2016). Pathophysiology (6th ed.).
myar Levine didapatkan pasien mampu Elsevier.
toleransi aktivitas, pompa jantung Butcher, H. K., Bulechek, G. M.,
efektif, volume cairan seimbang, dan Dochterman, J. M., & Wagner, C. M.
eletrolit seimbang. (2018). Nursing interventions
3. Intervensi yang diterapkan dalam classification (NIC) seventh edition.
asuhan keperawatan pada pasien ADHF Elsevier, 8 Pt 2, 1368.
dengan pendekatan konservasi energy Dowd, F. J. (2017). Antiarrhythmic Drugs.
myra Levine adalah perawatan jantung https://doi.org/10.1016/B978-0-323-
akut; pengaturan hemodinamik, 39307-2.00019-9
manajemen disritmia, manajemen Eisen, H. (2016). Heart Failure A
hipervolemia, manajemen elektrolit, Comprehensive Guide to
terapi aktivitas dan perawatan jantung Pathophysiology and Clinical Care.
rehabilitasi. Springer International Publishing.
4. Hasil evaluasi asuhan keperawatan pada Fawcett, J. C. F. a. (2006). Contemporary
pasien ADHF dengan pendekatan teori Nursing Knowledge Analysis and
konservasi energy myra Levine Evaluation of Nursing Models and
didapatakn pasien mampu melakukan Theories. In Clinical Kinesiology
konservasi terhadap masalah penurunan (Second). F.A. Davis Company.
curah jantung, keseimbangan cairan, Hamilton, D., Nandkeolyar, S., Lan, H.,
keseimbangan elektrolit, dan toleransi Desai, P., Evans, J., Hauschild, C.,
aktivitas. Choksi, D., Abudayyeh, I., Contractor,
T., & Hilliard, A. (2020). Amiodarone:
UCAPAN TERIMAKASIH A Comprehensive Guide for Clinicians.
Ucapan terimakasih ditujukan kepada American Journal of Cardiovascular
Direktur Poltekkes Kemenkes Pontianak, Drugs, 20(6), 549–558.
Direktur RS yang telah memberikan ijin https://doi.org/10.1007/s40256-020-
untuk kegiatan studi kasus. 00401-5
Herdman, H. T., Kamitsuru, S., & Takao
DAFTAR PUSTAKA Lopes, C. (2021). NANDA
Aehlert, B. (2017). ACLS Study Guide (5th International, Inc. nursing diagnoses :
ed.). Elsevier. definitions and classification.
Alligood, M. (2014). Nursing Theorists and Johnson, B. M. (2014). Nursing theory. In
Their Work (8th ed) (S. L. Missouri An Introduction to Theory and
(ed.); 8th ed.). Elsevier. Reasoning in Nursing: Fourth Edition.
https://doi.org/10.5172/conu.2007.24.1.
54
Fakrul Ardiansyah, et. all | Penerapan Konservasi Energi Myra Levine Pasien Acutely
Decompensated Heart Failure (ADHF)
55